Anda di halaman 1dari 35

Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan

BAPPELITBANGDA

3.1 Aspek Geografi dan Demografi


3.1.1 Karakteristik dan Lokasi Wilayah
Kota Pasuruan dengan wilayah seluas 35,29 Km² atau 0,07 persen dari luas
wilayah Jawa Timur, berlokasi di pesisir pantai utara Pulau Jawa, tepatnya di sisi
Selat Madura. Secara astronomis terletak antara 112˚45ˊ-112˚55ˊ Bujur Timur dan
7˚35ˊ-7˚45ˊ Lintang Selatan. Wilayah Kopta Pasuruan berbatasan dengan
Kbupaten Pasuruan, yakni Kecamatan Kraton di sebelah barat, Kecamatan
Pohjenterek dan Kecamatan Gondangwetan di sebelah selatan dan Kecamatan
Rejoso di sebelah timur, sementara sisi utara, berhadapan langsung dengan Selat
Madura.
Secara administrasif, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
18 Tahun 2013 tentang Buku Induk Kode Wilayah, Kota Pasuruan terdiri atas 4
kecamatan dan 34 kelurahan. Sebelumnya, wilayah Kota Pasuruan terdiri atas 3
Kecamatan dengan 34 kelurahan. Atas dasar pertimbangan dinamika kebutuhan
pembangunan daerah dan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, bahwa dengan prasayarat tertentu, wilayah kota
terdiri atas minimal 4 kecamatan; maka Pemerintah Kota bersama DPRD Kota
Pasuruan merasa perlu untuk mengkaji pemekaran kecamatan di Kota Pasuruan.

Tabel 3.1 Jumlah dan Luas Kelurahan Menurut Kecamatan di Kota Pasuruan Tahun
2015

Laporan Akhir III-1


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Jumlah
Luas Wilayah
No Kecamatan/Kelurahan Rukun Rukun
(km2)
Warga Tetangga
I Kecamatan Purworejo
1 Kelurahan Purworejo 1,05 8 57
2 Kelurahan Purutrejo 1,15 6 36
3 Kelurahan Tembokrejo 1,03 7 38
4 Kelurahan Wirogunan 0,61 7 23
5 Kelurahan Kebonagung 0,86 8 44
6 Kelurahan Pohjentrek 1,90 5 44
7 Kelurahan Sekargadung 1,51 7 37
II Kecamatan Gadingrejo
1 Kelurahan Petahunan 0,97 5 26
2 Kelurahan Randusari 0,34 8 25
3 Kelurahan Karangketug 1,88 6 31
4 Kelurahan Bukir 0,66 8 26
5 Kelurahan Gadingrejo 1,33 5 28
6 Kelurahan Sebani 0,87 6 20
7 Kelurahan Krapyakrejo 1,74 7 30
8 Kelurahan Gentong 0,69 8 25
III Kecamatan Bugulkidul
1 Kelurahan Kepel 2,54 6 20
2 Kelurahan Tapa'an 1,15 4 15
3 Kelurahan Bugul Kidul 0,95 6 44
4 Kelurahan Krampyangan 0,55 2 14
5 Kelurahan Bakalan 1,78 9 27
6 Kelurahan Blandongan 3,97 7 25
IV Kecamatan Panggungrejo
1 KelurahanKandangsapi 0,46 2 14
2 Kelurahan Tamba'an 0,36 5 24
3 Kelurahan Mandaranrejo 0,58 5 23
4 Kelurahan Bugul Lor 0,96 8 45
5 Kelurahan Trajeng 1,13 11 31
6 Kelurahan Karanganyar 0,56 7 41
7 Kelurahan Bangilan 0,17 4 15
8 Kelurahan Panggungrejo 1,99 5 14
9 Kelurahan Pekucen 0,80 3 14
10 Kelurahan Ngemplakrejo 9 37
11 Kelurahan Mayangan 0,28 5 16
12 Kelurahan Petamanan 0,42 7 24
13 Kelurahan Kebonsari 0,80 12 44
Sumber : RTRW Kota Pasuruan 2011-2031

Secara topografi, sebagaimana wilayah pesisir pada umumnya, Kota


Pasuruan merupakan wilayah datar, dengan ketinggian daratan rata-rata ±4 m di
atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kota Pasuruan memiliki tingkat

Laporan Akhir III-2


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

kemiringan antara 0-1persen, yang melandai dari selatan ke utara; di sebelah


utara terdapat bagian yang agak cekung sehingga pembuangan airnya lambat.
Proses pembentukan tanah di Kota Pasuruan didominasi oleh proses
sedimentasi yang dihasilkan oleh tiga sungai yang melintas di Kota Pasuruan,
yakni: Sungai Gembong, Sungai Petung dan Sungai Welang. Tanah tersebut dikenal
dengan tanah aluvial, yaitu tanah yang berasal dari pengendapan atau sedimentasi
aliran air permukaan. Lokasi pembentukan tanah aluvial umumnya terjadi di
daerah yang berbatasan dengan garis pantai dan lahan yang berada di sekitar
muara sungai. Tanah hasil sedimentasi tersebut, sebagian besar dimanfaatkan
sebagai areal tambak dan mangrove.

Gambar 3.1 Peta Wilayah Administrasi Kota Pasuruan

Sumber : RTRW Kota Pasuruan 2011-2031

Secara hidrologi, wilayah Kota Pasuruan hanya terdiri atas air permukaan,
yakni sungai. Sebagai wilayah pesisir, wilayah Kota Pasuruan menjadi lintasan
ataupun muara sungai besar yang berhulu di Kabupaten tetangga. Terdapat tiga
sungai besar yang melintas di wilayah Kota Pasuruan, yakni: Sungai Welang, Sungai
Petung dan Sungai Gembong. Ketiga sungai tersebut berfungsi sebagai drainase
alam yang bermuara di selat Madura, berkarakter melandai, sehingga seringkali
mengalami sedimentasi, terutama di saat musim hujan.

Laporan Akhir III-3


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Kondisi Iklim Kota Pasuruan secara umum termasuk iklim tropis yang
mengenal 2 (dua) perubahan putaran musim, yaitu musim Kemarau (Mei-
Oktober) dan musim Penghujan (Nopember-sampai sekitar bulan April). Iklim Kota
Pasuruan termasuk tipe D.2 (agak kering), dengan rata-rata curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 273 mm per bulan. Musim kemarau (≤100
mm/bulan) selama 7 bulan, musim penghujan (≥200 mm/bulan) selama 5
bulan.Jika ditinjau dari kondisi suhu udara, suhu udara rata-rata di Kota Pasuruan
minimum 28 derajat celsius dan maksimum 32 derajat celsius. Kecepatan angin
rata-rata maksimum mencapai 30 knots dan minimum 12 knot, dengan arah angin
dari utara–timur.
Pola penggunaan tutupan lahan di Kota Pasuruan terbagi dua, yakni:
kawasan lindung dengan luas mencapai 100,59 ha atau 2,75 persen dari luas total
dan kawasan budidaya dengan luas mencapai 3557,29 ha atau 97,25 persen dari
luas total. Kawasan lindung terdiri atas hutan mangrove dan sungai, sementara
kawasan budidaya terdiri atas 11 jenis penggunaan, sebagaimana terperinci pada
tabel 3.3.
Tabel 3.2 Pola Guna Lhan Eksisting di Kota Pasuruan Tahun 2015
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase
I Kawasan Konservasi 100,59 2,75%
1 Hutan Bakau 73,03 2,00%
2 Sungai 27,56 0,75%
II Kawasan Budidaya 3.557,29 97,25%
1 Permukiman 1.083,98 29,63%
2 Fasilitas Umum 52,21 1,43%
3 Perdagangan dan Jasa 52,66 1,44%
4 Perkantoran 33,78 0,92%
5 Industri dan Pergudangan 134,65 3,68%
6 Kawasan Militer 6,55 0,18%
7 Ruang Terbuka Hijau 73,36 2,01%
8 Sawah 1.310,88 35,84%
9 Tegalan/Ladang 202,07 5,52%
10 Tambak/Empang 605,38 16,55%
11 Prasarana Transportasi 1,77 0,05%
Jumlah 3.657,88 100,00%
Sumber : Foto citra satelit, diolah

Laporan Akhir III-4


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

3.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah


Karakteristik geografis wilayah Kota Pasuruan yang didominasi oleh
kawasan pesisir, turut mempengaruhi potensi primernya. Aktivitas ekonomi
primer di Kota Pasuruan yang menonjol adalah perikanan tangkap di pesisir utara
dan pertanian padi di sisi selatan. Aktivitas ekonomi sekunder dan tersier di Kota
Pasuruan, dipengaruhi oleh karakteristik sebagai wilayah perkotaan. Aktivitas
ekonomi sekunder yang menonjol adalah perindustrian dan perdagangan. Dalam
10 tahun terkhir, sektor perumahan dan permukiman cukup menggeliat sebagai
sektor yang prospektif.
Data pola guna lahan menunjukkan bahwa sebagian besar kawasan
budidaya digunakan untuk permukiman (29,63 persen); sawah, tegalan dan ladang
(41,36persen) serta industri, perdagangan dan jasa (6,04persen). Hal yang patut
dicermati adalah cukup tingginya laju alih fungsi lahan pertanian ke industri,
perdagangan dan jasa, yang terjadi di Kota Pasuruan dalam 5 tahun terakhir.
Sehingga, patut diduga dalam perkembangannya ke depan, penggunaan lahan
akan didominasi oleh kawasan permukiman serta kawasan industri, perdagangan
dan jasa.
Selain didasari fakta laju alih fungsi lahan, dugaan tersebut juga didasari
dengan kontribusi sektoral terhadap pembentukan produk domestik regional
bruto (PDRB) Kota Pasuruan. Dalam 5 tahun terkahir, pembentukan PDRB Kota
Pasuruan didominasi oleh aktivitas sektor-sektor ekonomi sekunder dan tersier,
seperti: perdagangan, sektor jasa dan sektor industri; sebagaimana tersaji dalam
tabel 3.4.
Tabel 3.3 Distribusi Persentase PDRB ADHB Menurut Pengelompokan Sektor Ekonomi
Kota Pasuruan Tahun 2011-2015
No Sektor 2011 2012 2013 2014 2015
1 Primer 2,92 2,89 2,78 2,73 2,62
2 Sekunder 27,79 27,56 27,29 27,55 27,59
3 Tersier 69,29 69,55 69,93 69,71 69,79
Sumber : BPS Kota Pasuruan, diolah

Laporan Akhir III-5


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Dalam hal penyediaan lapangan kerja, ketiga sektor tersebut juga


memberikan kontribusi yang cukup besar. Terlebih, sebagian besar industri di Kota
Pasuruan memiliki tipe produksi padat karya dan berjumlah cukup banyak dengan
skala usaha kecil sampai menengah yang tersebar di rumah tangga-rumah tangga.
Dengan karakteristik usaha seperti itu, wajar apabila keberadaan industri,
terutama kerajinan, dan 2 sektor lainnya menyimpan potensi untuk menunjang
pengembangan Kota Pasuruan ke depan.
Tabel 3.4 Distribusi Lapangan Kerja Per Sektor Ekonomi Kota Pasuruan Tahun 2011-
2014
No Sektor 2011 2012 2013 2014
1 Pertanian 5,58 5,33 5,30 5,23
2 Pertambangan dan Penggalian 0,19 0,36 0,40 0,38
3 Industri 26,64 24,72 24,70 25,86
4 Listrik, Gas dan Air 0,55 0,67 0,70 0,71
5 Konstruksi 3,66 4,06 4,10 5,97
6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 26,26 29,67 29,70 30,76
7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 6,85 4,94 4,90 5,92
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan
8 2,98 4,32 4,30 4,38
Jasa Perusahaan
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 27,28 25,95 25,90 26,76
Jumlah 100 100 100 100
Sumber : BPS Kota Pasuruan, diolah

Karakteristik geografis, dan sosial-ekonomi tersebut di atas, menjadi


pertimbangan yang signifikan dalam pengembangan potensi wilayah Kota
Pasuruan, yang meliputi aspek: perikanan, pertanian, perindustrian, perdagangan,
perumahan, dan pariwisata.
Terdapat 7 kelurahan di Kota Pasuruan yang salah satu sisi wilayahnya
berhadapan dengan pantai utara Pulau Jawa, yakni: Kelurahan Gadingrejo,
Kelurahan Tambaan, Keluarahan Ngemplakrejo, Kelurahan Mandaranrejo,
Kelurahan Panggungrejo, Kelurahan Kepel dan Kelurahan Blandongan. Sebagian
penduduk di wilayah tersebut bermatapencaharian sebagai nelayan perikanan
tangkap maupun pembudidaya perikanan payau.
Pengembangan wilayah juga mencakup rencana pembangunan ekowisata
mangrove, di pesisir sisi timur, tepatnya di Kelurahan Kepel dan Kelurahan
Blandongan. Untuk kepentingan konservasi lingkungan, maka sebagian wilayah

Laporan Akhir III-6


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

pantai di pesisir Kota Pasuruan yang membentang dari barat ke timur, ditetapkan
oleh Pemerintah Kota sebagai kawasan hutan mangrove. Konsep pembangunan
ekowisata dirancang untuk menyatukan aspek wisata dengan pendidikan
kelestarian lingkungan, khususnya bagi anak usia sekolah. Selain itu, keberadaan
ekowisata mangrove juga mampu mendongkrak potensi ekonomi di sekitarnya,
khususnya produk olahan yang berasal dari perikanan laut dan komoditas
sejenisnya.
Selain aktivitas ekonomi di sektor primer, Kota Pasuruan juga menyimpan
potensi di sektor sekunder, yang utama adalah industri pengolahan kayu dan
industri logam. Di luar sektor tersebut, juga terselip sektor industri olahan
makanan dan minuman. Selain itu juga, Kota Pasuruan memiliki sejarah cukup
panjang dalam sektor industri mebel dan logam. Sebagian usaha di sektor
dimaksud adalah usaha yang dilakukan secara turun-temurun.
Walaupun tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Pasuruan, industri
kerajinan rumah tangga (IKRT) mebel terkonsentrasi pada beberapa lokasi utama,
yakni: Kelurahan Krapyakrejo, Kelurahan Randusari, Kelurahan Sebani, Kelurahan
Bukir dan Kelurahan Petahunan. Sementara IKRT logam sebagian terkonsentrasi di
Kelurahan Mayangan dan Kelurahan Trajeng. Potensi IKRT mebel dan logam dalam
penyediaan lapangan kerja yang cukup besar, menjadi salah satu pertimbangan
Pemerintah Kota untuk mengembangkannya. Tabel 3.8 menunjukkan kinerja IKRT
mebel dan logam Kota Pasuruan Tahun 2011–2015.

Tabel 3.5 Kinerja Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu & Hasil Hutan dan
Sub Sektor Industri Logam Kota PasuruanTahun 2011–2015

Laporan Akhir III-7


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

No. Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015


Nilai PDRB (Rp juta)
- Sub sektor
pengolahan kayu dan 490.418 530.359 582.376 657.421 658.241
1
hasil hutan
- Sub sektor industri
92.042 101.533 111.469 122.085 127.753
logam
Jumlah pelaku usaha
(unit)
- Sub sektor
2 pengolahan kayu dan 745 742
749 757 773
hasil hutan
- Sub sektor industri
42 47 49 49 49
logam
Omset usaha (Rp juta)
- Sub sektor
pengolahan kayu dan 903.195 904.445 936.514 1.068.340 1.072.352
3
hasil hutan
- Sub sektor industri
333.709 339.709 333.709 350.395 349.236
logam
Sumber: BPS dan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan,
diolah

Terkait dengan pengembangan wilayah, Pemerintah Kota menyusun


peraturan zonasi dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota, yang
mendukungpengembangan IKRT mebel dan logam, khususnya dari aspek
penataan ruang. Keberadaan peraturan zonasi ini penting, mengingat sebagian
besar IKRT mebel dan logam di Kota Pasuruan berada di kawasan permukiman
penduduk. Melalui peraturan zonasi, diharapkan mampu menyelaraskan
peruntukan ruang bagi aktivitas industri dengan permukiman.
Sektor perdagangan merupakan salah satu kontributor utama dalam
pembentukan PDRB Kota Pasuruan, yang masih potensial untuk dikembangkan.
Hal ini tidak lepas dari keberadaan 6 pasar tradisional di wilayah Kota Pasuruan.
Tabel 3.9 merincikan kinerja 6 pasar tardisional di Kota Pasuruan. Rencana
pengembangan pasar tradisional yang sudah ada, akan diarahkan pada
peningkatan kelayakan sarana prasarana perniagaan di dalam pasar. Kondisi ini
diharapkan akan meningkatkan kenyamanan pedagang dengan pembeli dalam
bertransaksi di pasar tradisional.
Tabel 3.6 Kinerja Pasar Tradisional di Kota PasuruanTahun 2011–2015

Laporan Akhir III-8


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

No Pasar 2011 2012 2013 2014 2015


Jumlah sarana
1
perniagaan
- Los (unit) 1.351 1.167 1.269 2.287 2.287
- Kios (unit) 405 476 367 1.089 1.1089
- Toko (unit) 260 263 304 458 458
Jumlah pedagang
2 2.497 3.592 2.585 6.669 6.712
(orang)
3 Nilai retribusi (Rp juta) 1.238 1.396 1.915 1.901 1.923
Sumber: Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Pasuruan, diolah

Menjamurnya toko modern dalam 5 tahun terakhir, menjadi perhatian


tersendiri bagi Pemerintah Kota, utamanya dalam hal kebijakan pengembangan
pasar tradisional di Kota Pasuruan. Dengan memperhatikan asas kemerataan
akses untuk berusaha, Pemerintah Kota memberlakukan Peraturan Daerah
tentang penataan toko modern dan pasar tradisional, dengan tujuan utama untuk
menjaga persaingan usaha yang sehat antara toko modern dengan pasar
tradisional.
Untuk itu sebagai bagian dari rencana pengembangan pasar tradisional,
maka salah satu upaya yang dilakukan adalahpenataan lokasi toko modern.
Penataan lokasi ini disinkronkan dengan rencana tata ruang, beserta rencana
detailnya. Pengaturan dalam dokumen rencana tata ruang inilah yang akan
dijadikan sebagai salah satu pertimbangan pemberian izin pendirian toko modern
di Kota Pasuruan.
Dalam upaya membangun pusat-pusat pertumbuhan baru, Pemerintah
Kota menyusun rencana pembangunan pasar di Kecamatan Bugul Kidul.
Mengingat dari 6 pasar tradisional yang ada, tidak satu pun yang berlokasi di
Kecamatan Bugul Kidul. Untuk memperpendek jarak jangkau layanan pasar,
khususnya bagi masyarakat di Kecamatan Bugul Kidul, maka Pemerintah Kota
merencanakanpembangun pasar tradisional.
Permintaan kebutuhan perumahan di Kota Pasuruan cenderung meningkat
dalam 10 tahun terakahir. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan pabrik-pabrik di
Kabupaten Pasuruan, dengan sejumlah besar karyawannya, yang menjadi pasar
potensial bagi perumahan-perumahan di Kota Pasuruan. Ketersediaan fasilitas

Laporan Akhir III-9


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

pendidikan, kesehatan, serta perniagaan, antara lain, menjadi faktor penarik bagi
penduduk untuk tinggal di Kota Pasuruan. Sampai dengan tahun 2015. Sebagian
besar perumahan di Kota Pasuruan masuk kategori sederhana sampai menengah,
dengan luas tanah mayoritas antara 70–120 m² dan luas bangunan standar antara
36–55 m².
Pada tahun-tahun yang akan datang, diperkirakan kebutuhan perumahan
terus meningkat. Untuk mengantisipasi hal ini, maka dalam rencana pola ruang
dialokasikan kawasan rencana permukiman yang antara lain diperuntukkan bagi
pembangunan perumahan. Gambar 3.2 menunjukkan rencana pola ruang.
Kawasan permukiman eksisting dinotasikan dengan warna krem, dan kawasan
rencana permukiman dinotasikan dengan warna merah muda.
Gambar 3.2 Rencana Pola Ruang Kota Pasuruan Tahun 2011–2031

Sumber: RTRW Kota Pasuruan 2011 – 2031

Peningkatan jumlah perumahan ini belum diimbangi dengan cakupan


layanan prasarana, sarana dan utilitas (PSU). Untuk itu, Pemerintah Kota
menyusun rencana peningkatan kapasitas layanan PSU, utamanya mengenai
permakaman, persampahan ataupun saluran air dan drainase.

Laporan Akhir III-10


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Sebagaimana umumnya karakteristik masyarakat pesisir utara Pulau Jawa,


masyarakat Kota Pasuruan juga dikenal religius. Karakter ini tidak lepas dari
keberadaan ulama-ulama besar yang menetap dan mengabdi di Kota Pasuruan.
Mereka membentuk majelis taklim hingga membangun pondok pesantren sebagai
instrumen untuk membangun religiusitas masyarakat. KH Abdul Hamid adalah
salah satu ulama Kota Pasuruan yang cukup dikenal, bahkan makamnya seringkali
dikunjungi oleh peziarah, baik dari dalam maupun luar Kota Pasuruan.
Makam KH Abdul Hamid terletak di belakang Masjid Al-Anwar, tepat di
depan alun-alun Kota Pasuruan. Pemerintah Kota telah membangun Parkir Wisata
yang utamanya ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan para peziarah,
khususnya bagi mereka yang berkunjung dalam rombongan. Rencana
pengembangan wisata ziarah makam KH Abdul Hamid diintegrasikan dengan
pengembangan kawasan cagar budaya di permukiman sekitar Masjid Al-Anwar.
Mengingat, cukup banyak terdapat bangunan kuno di sekitar masjid yang
keberadaannya turut mewarnai perjalanan sejarah Kota Pasuruan.
Gambar 3.3 Rencana Kawasan Strategis Ekonomi Kota Pasuruan
Tahun 2011–2031

Sumber: RTRW Kota Pasuruan 2011 – 2031

Laporan Akhir III-11


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Potensi ekonomi Kota Pasuruan tersebut di atas, mendasari penyusunan


rencana kawasan strategis ekonomi Kota Pasuruan yang dituangkan dalam RTRW
Kota Pasuruan 2011–2031. Pengaturan dalam tata ruang bertujuan untuk
mendukung pengembangan potensi-potensi ekonomi tersebut, khususnya dalam
aspek pemanfaatan ruang sedemikian rupa dengan meminimalkan risiko
penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
3.1.3 Wilayah Rawan Bencana
Sebagaimana wilayah pesisir pada umumnya, bencana alam yang
berpotensi mengancam Kota Pasuruan adalah banjir. Kondisi hidrologi, topografi
dan tingkat kelerengan wilayah Kota Pasuruan merupakan faktor “given”
berkontribusi terhadap terjadinya bencana banjir. Artinya, karakteristik wilayah
Kota Pasuruan yang menjadi hilir dan muara sungai, serta tingkat kelerengan yang
relatif melandai (0-1%) dengan cekungan beberapa di beberapa titik; merupakan
faktor yang bersifat sebagai ketetapan (given).
Gambar 3.4 Peta Wilayah Rawan Bencana Banjir di Kota Pasuruan Tahun 2011–2031

Sumber: RTRW Kota Pasuruan 2011-2031

Laporan Akhir III-12


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Kawasan rawan banjir sebagaian besar berada di sekitar aliran sungai.


Umumnya, banjir terjadi sebagai akibat luapan air sungai, baik disebabkan karena
hujan deras di wilayah Kota Pasuruan ataupun hujan deras yang terjadi di daerah
hulu sungai. Gambar 3.4 menunjukkan kelurahan-kelurahan yang rentan
mengalami banjir, terlihat pola linear mengikuti alur sungai.
Kesiap-siagaan dan ketanggapan masyarakat terhadap bencana,
diharapkan meningkat dengan terpetakannya wilayah rawan bencana.Di samping
itu, kondisi ini harus mendorong pemerintah segera mengintegrasikan dan
mengarusutamakan aspek mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan kawasan
rawan bencana ke dalam program-program pembangunan daerah. Pemerintah
daerah harus mampu menelaah dan menjalankan manajemen risiko bencana
(disaster risk management). Oleh karena itu, untuk melindungi dan melestarikan
lingkungan, maka orientasi pembangunan daerah harus memperhatikan aspek
lingkungan dengan pembangun pro enviroment/pro lingkungan, sehingga
mendorong terciptanya sustainability development di Kota Pasuruan.

3.1.4 Demografi
3.1.4.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kota Pasuruan berkecenderungan fluktuatif dalam
beberapa tahun terakhir. Terdapat beberapa faktor penyebab perubahan laju
pertumbuhan penduduk, yakni: kelahiran, kematian, migrasi keluar ataupun
migrasi masuk. Laju pertumbuhan penduduk dalam 5 tahun terakhir, sebagaimana
tersaji pada grafik 3.1, relatif fluktuatif. Dalam 10 tahun terakhir, laju
pertumbuhan penduduk tertinggi tercatat pada tahun 2008 (3,7%) dan terendah
tahun 2013 (-2,4%).
Grafik 3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2011–2015

4.00%
2.70%
2.29%
2.00% 0.92%
1.60%
0.00%

-2.00% 2011 2012 2013 2014 2015


-2.41%
-4.00%

Laporan Akhir III-13


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pasuruan, diolah

Tabel 3.7 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota PasuruanTahun 2011–2015
No Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah penduduk (jiwa) 206.151 208.042 203.019 208.498 211.844
- Laki-Laki 103.053 104.043 101.804 104.600 106.230
- Perempuan 103.097 103.999 101.215 103.898 105.614
2 Laju pertumbuhan (%) 2,29 0,92 -2,41 2,70 1,60
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pasuruan, diolah

Kota Pasuruan sebagai suatu wilayah, ditempati oleh sekelompok individu


yang menetap untuk suatu waktu tertentu, atau disebut juga sebagai penduduk.
Jumlah penduduk Kota Pasuruan Tahun 2015 sebesar 211.844 jiwa, yang berarti
mengalami peningkatan sebesar 1,60% dari jumlah penduduk tahun 2014 sebesar
208.498 jiwa. Apabila dilihat dari data Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) selama
2011–2015, maka rata-rata pertumbuhan penduduk mencapai 0,86% per tahun.
Jumlah penduduk per kecamatan di Kota Pasuruan tahun 2011–2015 beserta
tingkat pertumbuhan dan sebarannya, tersaji pada tabel 3.11.
Tabel 3.8 Jumlah, Sebaran dan Pertumbuhan Penduduk Kota Pasuruan Menurut
Kecamatan Tahun 2011–2015
No Kecamatan/Kota 2011 2012 2013 2014 2015
1 Purworejo 73.441 58.228 58.326 59.001 60.274
2 Bugulkidul 64.236 30.814 31.093 30.815 31.370
3 Gadingrejo 69.060 45.682 45.926 46.258 47.082
4 Panggungrejo - 73.598 72.985 72.424 73.118
5 Kota Pasuruan 206.151 208.042 203.019 208.498 211.844
6 Pertumbuhan 2,29 0,92 -2,41 2,70 1,60
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pasuruan, diolah

Data pada tabel 3.12 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 persebaran
penduduk relatif memusat di Kecamatan Panggungrejo sebesar 34,74. Kemudian
diikuti Kecamatan Purworejo sebesar 28,30%. Kemudian diikuti oleh Kecamatan
Gadingrejo dengan rata-rata sebesar 37,0% dan Kecamatan Bugul Kidul dengan
rata-rata sebesar 22,19%. Tabel 3.12 merincikan kepadatan penduduk di Kota
Pasuruan menurut kecamatan tahun 2015.

Laporan Akhir III-14


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Tabel 3.9 Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Kota Pasuruan Menurut KecamatanTahun


2015
Luas Area Penduduk Kepadatan
No Kecamatan Penduduk
Km2 % Jumlah %
(org/km2)
1 Purworejo 8,08 22,90 59,001 28.30 7,302.10
2 Bugulkidul 11,11 31,48 30,815 14.78 2,773.63
3 Gadingrejo 8,27 23,43 46,258 22.19 5,593.47
4 Panggungrejo 7,83 22,19 72,424 34.74 9,249.55
Total 35,29 100,00 208.498 100,00
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pasuruan, diolah

Berdasarkan data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga


Berencana, jumlah keluarga di Kota Pasuruan pada tahun 2015 sebanyak 51.241
keluarga, dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 1,54 anggota per
keluarga. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun 2014, sebesar 51.241
keluarga, dengan rata-rata anggota keluarga sebanyak 1,51 anggota per keluarga.
Struktur usia penduduk Kota Pasuruan bertipe muda, artinya usia
penduduk Kota Pasuruan didominasi oleh kelompok penduduk usia muda.
Penduduk kelompok usia muda ini terbagi atas dua, yakni: penduduk usia muda
yang bukan angkatan kerja dan penduduk usia muda yang masuk angkatan kerja.
Tabel 3.13 merincikan struktur usia penduduk Kota Pasuruan tahun 2011–2015.
Tabel 3.10 Struktur Usia Penduduk Kota PasuruanTahun 2011–2015
No Kelompok 2011 2012 2013 2014 2015
1 0 – 5 tahun 14.557 12.732 12.725 13.617 14.341
2 6– 10 tahun 18.501 18.137 17.801 17.627 17.877
3 11 – 15 tahun 18.299 18.414 19.075 18.467 18.075
4 15 – 19 tahun 17.533 17.378 17.651 17.499 17.908
5 20 – 24 tahun 16.383 16.186 16.517 16.523 17.062
6 25 – 29 tahun 19.833 18.836 17.763 16.793 16.322
7 30 – 34 tahun 19.009 19.427 19.836 19.273 19.088
8 35 – 39 tahun 17.102 17.042 17.270 17.453 17.677
9 40 – 44 tahun 15.304 15.519 15.797 15.617 15.879
10 45 – 49 tahun 14.088 14.085 14.313 14.519 14.448
11 50 – 54 tahun 8.352 11.828 12.001 12.682 13.132
12 55 – 59 tahun 6.170 9.139 9.448 10.055 10.716
13 60 – 64 tahun 5.704 8.835 7.202 7.091 7.345
14 65+ tahun 15.902 10.764 10.931 7.201 11.974
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pasuruan, diolah

3.1.4.2 Ketenagakerjaan

Laporan Akhir III-15


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Dalam perspektif ketenagakerjaan, penduduk dibagi menjadi dua


kelompok besar, yaitu: penduduk usia kerja dan bukan usia kerja. Penduduk usia
kerja, 15 tahun ke atas, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu penduduk yang masuk
dalam kelompok angkatan kerja dan penduduk bukan angkatan kerja. Tabel 3.14
menunjukkan perkembangan angkatan kerja menurut kelompok umur.
Tabel 3.11 Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Kota Pasuruan Tahun 2011-2015
No Kelompok 2011 2012 2013 2014 2015
1 15 - 19 Tahun 17.533 17.378 17.651 17.499 17.908
2 20 - 24 Tahun 16.383 16.186 16.517 16.523 17.062
3 25 - 29 Tahun 19.833 18.836 17.763 16.793 16.322
4 30 - 34 Tahun 19.009 19.427 19.836 19.273 19.088
5 35 - 39 Tahun 17.102 17.042 17.270 17.453 17.677
6 40 - 44 Tahun 15.304 15.519 15.797 15.617 15.879
7 45 - 49 Tahun 14.088 14.085 14.313 14.519 14.448
8 50 - 54 Tahun 8.352 11.828 12.001 12.682 13.132
9 55 - 59 Tahun 6.170 9.139 9.448 10.055 10.716
10 60 - 64 Tahun 5.704 8.835 7.202 7.091 7.345
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pasuruan, diolah

Ukuran keberhasilan atau kegagalan pembangunan bidang


ketenagakerjaan yang seringkali digunakan adalah indikator tingkat pengangguran
terbuka atau TPT, yang merupakan perbandingan antara jumlah penganggur
terhadap jumlah angkatan kerja. Perkembangan indikator kinerja ketenagakerjaan
Kota Pasuruan tersaji pada tabel 3.15.
Tabel 3.12 Indikator Ketenagakerjaan Kota Pasuruan Tahun 2013–2015
2013 2014 2015
N
Indikator Lk+P Lk+P Lk+P
o Lk Pr Lk Pr Lk Pr
r r r
1 Bukan
18,7 43,9 19,0 41,6 32,2 19,1 42,4
angkatan 30,71 31,54
9 3 9 3 2 1 0
kerja (%)
Sekolah (%) 8,78 6,61 7,67 8,98 7,11 7,10 8,99 7,09 7,11
Mengurus
34,9 34,9 21,1 32,9
rumah tangga 4,32 19,95 4,51 4,52 20,32
0 8 8 9
(%)
Lain-lain (%) 5,69 2,41 4,89 5,93 2,07 3,94 5,60 2,32 3,99
2 Angkatan 83,1 56,0 83,0 57,7 67,7 83,0 56,0
69,29 68,32
kerja (%) 2 7 3 2 8 7 1
77,3 54,3 76,4 56,6 64,8 77,3 54,3
Bekerja (%) 65,59 65,12
6 5 5 4 5 8 1
Penganggura
5,77 1,72 3,70 6,82 1,21 2,93 5,69 1,70 3,21
n (%)

Laporan Akhir III-16


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

2013 2014 2015


N
Indikator Lk+P Lk+P Lk+P
o Lk Pr Lk Pr Lk Pr
r r r
3 Tingkat
penganggura 6,94 3,07 5,34 7,31 2,91 6,09 6,96 3,05 6,11
n terbuka
4 Tingkat
partisipasi 83,1 56,0 83,0 57,7 67,7 83,1 56,0
69,29 68,23
angkatan 2 7 3 2 8 4 1
kerja
Sumber: BPS Kota Pasuruan,diolah

Pembangunan ketenagakerjaan direpresentasikan dengan angkatan kerja


dan kesempatan kerja. Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan
kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja
harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja.
Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.
Dalam ilmu ekonomi, kesempatan kerja berarti peluang atau keadaan yang
menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang
bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh
pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-
masing.Kesempatan Kerja (demand for labour)adalah suatu keadaan yang
menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh para
pencari kerja).Dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai
permintaan atas tenaga kerja. Grafik 3.11 menyajikan perkembangan jumlah
angkatan kerja dan pekerja.
Grafik 3.2 Proporsi Angkatan Kerja dan Pekerja Kota Pasuruan Tahun 2012–2015

70 69.29
68 68.32
67.97 67.78
66 65.59
65.12
64 65.02 64.85

62
2012 2013 2014 2015

Angkatan kerja Bekerja


Sumber: BPS Kota Pasuruan, diolah

Laporan Akhir III-17


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Proporsi angkatan kerja mengalami peningkatan dari 67,97% tahun 2012,


meningkat menjadi 69,29% tahun 2013 dan turun menjadi 67,78% tahun 2014.
Kondisi ini perlu diantisipasi dengan penyediaan lapangan kerja yang cukup, untuk
menyerap angkatan kerja. Pada tahun 2012, dari 67,97% penduduk yang masuk
angkatan kerja, hanya 65,02% yang terserap lapangan kerja. Kondisinya sedikit
menurun di tahun 2013, yang mana dari 69,29% penduduk yang masuk angkatan
kerja, hanya 65,59% yang terserap lapangan kerja. Pada tahun 2014, dari 67,78%
penduduk yang masuk angkatan kerja, hanya 64,85% yang terserap lapangan
kerja. Sementara di tahun 2015, dari 68,32% penduduk yang masuk angkatan
kerja, terdapat bagian sebesar 65,12% yang terserap lapangan kerja.

3.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat


Kondisi Kesejahteraan Masyarakat Kota Pasuruan dalam lima tahun
terakhir akan disajikan dalam tiga fokus utama, yaitu: fokus kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, fokus kesejahteraan sosial serta fokus seni budaya dan
olahraga.

3.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi


Sepanjang 2011–2015, pertumbuhan ekonomi Kota Pasuruanmemiliki
kecenderungan positif, sebagaimana tersaji pada tabel 3.16. Pada tahun 2013
PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp. 4.832 milyar, kemudian
meningkat menjadi Rp. 5.352milyar pada tahun 2014, dan kembali meningkat
menjadi Rp. 5.367 milyar pada tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi meningkat dari
6,31% pada tahun 2012 menjadi 6,49% pada tahun 2012, dan turun menjadi 5,71%
pada tahun 2013. Pada tahun 2015, meningkat sedikit menjadi 5,93%.
Tabel 3.13 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota PasuruanTahun 2011–2015
No Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015
1 PDRB ADHB (Rp milyar) 3.988 4.394 4.832 5.352 5.367
2 PDRB ADHK (Rp milyar) 3.810 4.051 4.314 4.560 4.576
Pertumbuhan ekonomi Kota Pasuruan
3 6,28 6,31 6,49 5,71 5,93
(%)
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa
4 6,44 6,64 6,08 5,86 -
Timur (%)

Laporan Akhir III-18


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Sumber: BPS Kota Pasuruan, diolah

Dua sektor ekonomi utama Kota Pasuruan mengalami kecenderungan yang


berbeda, sepanjang 2011–2015. Sektor industri pengolahan mengalami fluktuasi
sebelum akhirnya bertumbuh positif, yakni berturut-turut dari 5,36% pada tahun
2011, dan turun menjadi 3,47% pada tahun 2012, kemudian naik menjadi 4,51%
pada tahun 2013, dan kembali naik menjadi 5,37% pada tahun 2014. Sektor
perdagangan mengalami juga mengalami fluktuasi dengan tren negatif,
sebagaimana tersaji pada grafik 3.2.
Grafik 3.3 Laju Pertumbuhan Sektor Industri dan PerdaganganKota PasuruanTahun
2011–2015

10
8
7.02 6.39 5.45 5.47
5 5.36 5.37 5.39
4.51
3.47
0
2011 2012 2013 2014 2015
Industri pengolahan Perdagangan
Sumber: BPS Kota Pasuruan, diolah

Pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha, didominasi oleh sektor-


sektor jasa, sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan, sebagaimana
tersaji pada Tabel 3.17 Sektor-sektor utama yang mencatatkan pertumbuhan
PDRB dominan, masing-masing adalah: (1) sektor penyediaan akomodasi dan
makan minum, (2) sektor jasa keuangan, (3) sektor jasa kesehatan, (4) sektor jasa
pendidikan, (5) sektor jasa lainnya, (6) sektor jasa perusahaan, (7) sektor
perdagangan besar dan eceran, serta (8) sektor industri pengolahan.
Tabel 3.14 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku
Menurut Lapangan Usaha di Kota PasuruanTahun 2011–2015
No. Sektor Ekonomi 2011 2012 2013 2014 2015
1 Pertanian 6,80 8,89 5,90 9,08 8,87
2 Pertambangan dan penggalian -0,35 0,23 2,17 4,43 3,73
3 Industri pengolahan 10,28 8,85 8,95 11,76 11,96

Laporan Akhir III-19


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

No. Sektor Ekonomi 2011 2012 2013 2014 2015


4 Pengadaan listrik, gas dan air bersih 2,75 2,27 -4,15 3,64 3,21
Pengadaan air, pengolahan sampah dan
5 5,21 4,84 2,64 3,94 3,32
limbah
6 Kontruksi 11,72 11,00 9,15 12,46 12,51
7 Perdagangan besar dan eceran 14,59 10,85 9,45 9,33 9,41
8 Transportasi dan pergudangan 7,32 7,54 12,22 13,60 13,65
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 14,26 16,41 18,04 20,02 21,09
10 Informasi dan komunikasi 7,93 8,91 10,01 7,38 7,41
11 Jasa keuangan 13,38 16,20 14,92 12,43 12,54
12 Real estat 8,22 6,46 8,49 5,80 5,85
13 Jasa perusahaan 10,47 11,56 10,36 9,15 9,16
14 Administrasi pemerintahan 9,83 9,48 4,18 3,69 5,64
15 Jasa pendidikan 10,39 12,44 12,66 13,34 13,76
16 Jasa kesehatan 14,58 8,00 10,59 11,50 11,78
17 Jasa lainnya 6,91 2,41 9,06 15,20 14,29
Sumber: BPS Kota Pasuruan, diolah

Apabila dilihat dari perspektif kontribusi sektoral terhadap pembentukan


PDRB, sebagaimana tersaji pada Tabel 3.18, terlihat bahwa terdapat berberapa
sektor dominan, yakni: (1) sektor perdagangan besar dan eceran, (2)
sektorindustri pengolahan, (3) sektorjasa informasi dan komunikasi, (4) sektorjasa
keuangan, dan (5) sektor jasa kontruksi.
Tabel 3.15 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Kota Pasuruan Tahun 2011–2015
No. Sektor Ekonomi 2011 2012 2013 2014 2015
1 Pertanian 2,88 2,84 2,74 2,70 2,68
2 Pertambangan dan penggalian 0,05 0,04 0,04 0,04 0,04
3 Industri pengolahan 21,30 21,05 20,85 21,04 22,01
4 Pengadaan listrik, gas dan air bersih 0,08 0,08 0,07 0,06 0,07
5 Pengadaan air, pengolahan sampah & limbah 0,31 0,30 0,28 0,26 0,26
6 Kontruksi 6,10 6,14 6,10 6,19 6,16
7 Perdagangan besar dan eceran 28,28 28,46 28,32 27,96 28,65
8 Transportasi dan pergudangan 5,57 5,44 5,55 5,69 5,86
9 Penyediaan akomodasi dan makan minum 3,90 4,12 4,42 4,79 4,98
10 Informasi dan komunikasi 8,08 7,99 7,99 7,75 7,86
11 Jasa keuangan 6,77 7,14 7,46 7,58 7,92
12 Real estat 2,94 2,84 2,80 2,67 2,34
13 Jasa perusahaan 0,59 0,59 0,60 0,59 0,49
14 Administrasi pemerintahan 5,13 5,09 4,83 4,52 4,23
15 Jasa pendidikan 3,98 4,06 4,16 4,26 4,29
16 Jasa kesehatan 0,90 0,88 0,89 0,89 0,86
17 Jasa lainnya 3,15 2,93 2,90 3,02 1,30
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS Kota Pasuruan, diolah

Laporan Akhir III-20


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Nilai PDRB ADHB dibagi dengan jumlah penduduk akan diperoleh


pendapatan per kapita per tahun. Grafik 3.3 menunjukkan perkembangan
pendapatan per kapita ADHB. Perkembangan pendapatan per kapita (Rp
ribu/org/tahun), menujukkan kecenderungan yang positif, yakni dari Rp.
25.131,39 pada tahun 2013 meningkat menjadi Rp.27.687,61 pada tahun 2014,
dan meningkat lagi menjadi Rp.28.756,00 pada tahun 2015.
Grafik 3.4 Pendapatan Per Kapita (Rp ribu/org/tahun) Kota Pasuruan Tahun 2011–
2015

40,000.00
30,000.00
27,687.61 28,756.00
20,000.00 21,171.08 25,131.39
23,104.67
10,000.00
-
2011 2012 2013 2014 2015
Sumber: BPS Kota Pasuruan, diolah

Unsur lain yang layak dipertimbangkan dalam perekonomian wilayah


adalah besarnya laju inflasi, yakni ukuran yang menunjukkan kecenderungan
kenaikan harga-harga barang secara umum. Sepanjang 2014, inflasi menunjukkan
gejala fluktuatif, yang cenderung meningkat pada akhir tahun. Grafik 3.4
menunjukkan inflasi Kota Pasuruan menurut bulan tahun 2014. Pada bulan Januari
inflasi berada pada poin 1.00, dan berfluktuasi dengan poin terendah adalah -0.26
atau deflasi pada bulan April dan tertinggi dicapai pada poin 0.83 pada bulan Juli.
Selanjutnya kembali berfluktuasi dan mencapai titik tertinggi pada bulan
Desember sebesar 2.63.
Grafik 3.5 Inflasi Kota Pasuruan Menurut Bulan Tahun 2014

Laporan Akhir III-21


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

3.00 2.63
2.00 1.86
1.00 1.00 0.83
0.39 0.34
0.05 0.53
- (0.03) 0.04 0.25
jan feb mar apr(0.26)
mei jun jul ags sep okt nov des
(1.00)

Sumber: BPS Kota Pasuruan, diolah

Tingkat inflasi menurut kelompok pengeluaran, didominasi oleh kelompok


bahan makanan dan kelompok perumahan, dibandingkan 8 kelompok
pengeluaran yang ada. Inflasi kelompok bahan makanan mengalami fluktuasi
dengan titik terendah -0.80 atau mengalami deflasi pada bulan April, dan titik
tertinggi tercatat pada poin 2.63 di bulan Desember. Hal yang sama juga ditemui
pada pola inflasi kelompok pengeluaran perumahan, dengan titik terendah pada -
0.29 pada bulan Februari dan tertinggi pada 2.95 pada bulan Januari. Tabel 3.19
merincikan inflasi bulanan menurut kelompok pengeluaran.
Tabel 3.16 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran Kota PasuruanTahun 2014
Kelompok Bulan
No
Pengeluaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Umum 1.00 -0.03 0.05 -0.26 0.39 0.53 0.83 0.34 0.04 0.25 1.86 2.63
2 Bahan makanan 1.61 -0.24 -0.05 -0.80 -1.96 0.76 1.16 0.82 -0.59 0.19 2.61 4.61
3 Mamin dan Rokok -0.10 0.49 0.73 -0.17 2.06 1.34 -0.70 0.35 1.09 0.26 0.50 1.58
4 Perumahan 2.95 -0.29 0.24 0.03 3.02 0.03 0.28 0.00 0.05 1.54 0.02 2.90
5 Sandang 0.50 0.07 0.12 -0.46 0.04 -0.07 4.87 0.25 -0.13 -0.72 -0.01 0.98
6 Kesehatan 0.38 0.11 0.86 -0.06 0.10 2.13 3.24 -0.08 0.01 -0.05 0.01 1.79
7 Pend, Rekr & OR 0.03 -0.06 0.13 0.08 0.19 0.07 0.51 0.07 0.07 0.23 0.01 0.56
8 Trans, Kom & Keu 0.09 0.02 -0.13 0.00 -0.02 0.00 0.59 0.26 0.00 -0.51 5.86 2.30
Sumber: BPS Kota Pasuruan, diolah

Lebih jauh, pada kelompok pengeluaran bahan makanan, cabe rawit


menjadi komoditas yang paling sering mengalami lonjalan kenaikan dan
penurunan harga, dan disusul dengan cabai merah. Penurunan harga atau deflasi
terendah untuk cabai rawit terjadi pada bulan Juni dengan -46.69%, kenaikan
harga tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 141.52%. Cabai merah
mengalami lonjakan harga terendah pada bulan september sebesar 15.99% pada
tertinggi pada bulan November sebesar 154.07%. Grafik 3.5 menunjukkan

Laporan Akhir III-22


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

persentase perubahan harga bulanan untuk komoditas cabai rawit dan cabai
merah.
Grafik 3.6 Persentase Perubahan Harga Komoditas Cabai Rawit dan Cabai Merah di
Kota PasuruanTahun 2014

200.00
154.07
150.00 141.52
100.00
72.04 37.17 48.2 37.71
50.00 14.72 15.99
39.82 31.62 37.83
- 10.12
(50.00) jan feb mar apr mei jun (46.69)
jul ags sep (38.82)
okt nov des
(38.76)
(100.00)
cabai rawit cabai merah

Sumber: BPS Kota Pasuruan, diolah

Sepanjang tahun 2011–2014, angka kemiskinan Kemiskinan Kota Pasuruan


cenderung menurun, dengan laju yang variatif. Berdasarkan data Pada tahun 2011
jumlah rumah tangga miskin tercatat sebesar 15.700 jiwa, menurun menjadi
15.000 jiwa pada tahun 2012, menurun kembali menjadi 14.600 jiwa pada tahun
2013 dan memiliki angka yang stagnan, yaitu 14.600 jiwa pada tahun 2014.
Berdasarkan angka sementara hasil pemutakhiran basis data terpadu, jumlah
penduduk miskin pada tahun 2015, tercatat sebesar 15.941 jiwa. Grafik 3.6
menyajikan tingkat kemiskinan di Kota Pasuruan.
Grafik 3.7 Tingkat Kemiskinan di Kota PasuruanTahun 2011–2015

8.50
8.40
8.00 7.88
7.57 7.57
7.50 7.42
7.00
6.50
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: BPS Kota Pasuruan, diolah

Garis kemiskinan Kota Pasuruan mengalami peningkatan, yang berarti


menunjukkan bahwa standar kesejahteraan masyarakat mengalami peningkatan

Laporan Akhir III-23


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Garis kemiskinan tahun 2012 adalah sebesar Rp.292.241,- per kapita per bulan dan
meningkat menjadi Rp.316.862 per kapita per bulan pada tahun 2013 dan pada
tahun 2014 stagnan pada angka Rp.316.862.
Tingkat kesenjangan dalam penduduk miskin dapat diketahui dengan
indeks keparahan dan indeks kedalaman kemiskinan. Indeks keparahan
kemiskinan adalah ukuran untuk mengetahui ketimpangan pengeluaran di antara
penduduk miskin. Pada tahun 2014, indeks keparahan kemiskinan Kota Pasuruan
tercatat sebesar 0,26 (Jawa Timur sebesar 0,33). Indeks kedalaman kemiskinan
adalah ukuran untuk mengetahui kesenjangan pengeluaran rata-rata penduduk
miskin dengan garis kemiskinan. Pada tahun 2014, indeks kedalaman kemiskinan
Kota Pasuruan tercatat sebesar 1,17 (Jawa Timur sebesar 1,42).
Perbandingan antara jumlah kasus kriminalitas yang tertangani dengan
jumlah penduduk total, menunjukkan angka kriminalitas yang tertangani. Angka
ini merupakan ukuran proporsi kasus kriminalitas yang dapat ditangani untuk
setiap 1.000 penduduk. Rincian data dan angka kriminalitas yang tertangani,
disajikan pada Tabel 3.20. Angka kriminalitas yang tertangani menunjukkan
kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun sebagaimana terlihat pada grafik
3.7.
Grafik 3.8 Angka Kriminalitas yang Tertangani di Kota Pasuruan Tahun 2011–2015

2.50
2.00 2.09
1.98 2.07
1.50
1.00 1.06 1.08
0.50
-
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: Bakesbang Kota Pasuruan, diolah

Tabel 3.17 Angka Kriminalitas Yang Tertangani di Kota Pasuruan Tahun 2011–2015
No Indikator/Data Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
Angka kriminalitas yang per 1.000
1 1.06 1.08 1.98 2.07 2.09
tertangani penduduk

Laporan Akhir III-24


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

No Indikator/Data Satuan 2011 2012 2013 2014 2015


Jumlah kriminalitas
2 Kasus 219 225 401 432 443
yang tertangani
3 Jumlah penduduk Jiwa 206.151 208,042 203.019 208.498 211,844
Sumber: Bakesbang Kota Pasuruan, diolah

3.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial


3.2.2.1 Pendidikan
Salah satu esensi dari pendidikan adalah untuk memberantas buta huruf,
sebab kemampuan membaca dan menulis atau literasi adalah awal dari upaya
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, khususnya dari sisi pendidikan. Oleh
karena itu dalam indeks pembangunan manusia atau human development index,
angka melek huruf menempati posisi yang tertinggi pembobotannya.
Kelompok usia yang disasar oleh pencapaian indikator melek huruf adalah
penduduk dengan usia 15 tahun ke atas, mengingat penduduk pada kelompok ini
dikenal sebagai kelompok usia produktif. Tabel 3.21 merincikan angka melek huruf
di Kota Pasuruan.
Tabel 3.18 Angka Melek Huruf Kota Pasuruan Tahun 2011–2015
No Data / Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah penduduk usia
1 diatas 15 tahun yang bisa 89.800 87.769 132.698 132.698 132.698
membaca dan menulis
Jumlah penduduk usia 15
2 93.120 93.510 136.703 136.703 136.707
tahun keatas
Angka melek huruf
3 96,43 93,86 97,07 97,07 97,07
(persen)
4 Angka buta huruf (persen) 3,57 6,14 2,93 2,93 2,93
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, diolah

Pada tahun 2014, angka melek huruf di Kota Pasuruan mencapai 97,07%
yang berarti melebihi target di RPJMD Kota Pasuruan 2010–2015, yakni sebesar
96.25%. Selayaknya wilayah perkotaan, aksesibilitas layanan pendidikan di Kota
Pasuruan cukup merata pada setiap wilayahnya. Salah satu indikasinya adalah
jumlah dan sebaran sekolah yang cukup merata dan dapat dijangkau oleh
penduduk usia sekolah.

Laporan Akhir III-25


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang


dihabiskan oleh penduduk untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang
pernah dijalani. Angka rata-rata lama sekolah (mean years school/MYS)
merupakan kombinasi antara partisipasi sekolah, jenjang pendidikan yang sedang
dijalani, kelas yang diduduki, dan pendidikan yang ditamatkan. MYS bersama
dengan angka melek huruf, merupakan salah satu variabel komposit indeks
pembangunan manusia.
Sepanjang 2011–2015, rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke
atas di Kota Pasuruan, meningkat dari 8,85 tahun pada tahun 2010 menjadi 9,07
tahun pada tahun 2013. Artinya, terjadi peningkatan kualitas penduduk, dari
setara kelas dua jenjang pendidikan SLTP ditahun 2010, meningkat menjadi setara
kelas satu pada jenjang pendidikan SLTA ditahun 2013. Grafik 3.8 menunjukkan
perkembangan angka rata-rata lama sekolah di Kota Pasuruan.
Pembangunan pendidikan di Kota Pasuruan, telah mencapai program
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun pada tahun 2013, yakni pada jenjang
pendidikan SD dan SMP. Ke depan, Pemerintah Kota merintis pencapaian program
wajib belajar 12 tahun.
Grafik 3.9 Angka Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) di Kota PasuruanTahun 2011–2015

9.2
9.13
9.1 9.07
9.11
9 9.05
8.96
8.9
8.8
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber: BPS Kota Pasuruan, diolah

Angka partisipasi kasar atau APK adalah perbandingan jumlah siswa pada
tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA sederajat, dibagi dengan jumlah penduduk
berusia 7 hingga 18 tahun (7-12 untuk SD sederajat, 13-15 untuk SLTP sederajat
dan 16-18 untuk SLTA sederajat), berapapun usianya yang sedang sekolah di

Laporan Akhir III-26


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang


berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu
tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk
mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang
pendidikan. Tabel 3.22 menyajikan data APK Kota Pasuruan untuk jenjang
pendidikan SD, SLTP dan SLTA.
Tabel 3.19 Angka Partisipasi Kasar Per Jenjang Pendidikan di Kota Pasuruan Tahun
2011–2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
SD sederajat
Jumlah siswa yang bersekolah di
21.889 21.848 21.387 21.565 21.954
jenjang pendidikan SD/MI
1
Jumlah penduduk kelompok usia 7-12
17.427 17.344 19.200 18.625 18.943
tahun
APK SD/MI 125,95 125,97 125,98 125,99 125,98
SMP sederajat
Jumlah siswa yang bersekolah di
10.958 10.874 10.567 11.255 11.386
jenjang pendidikan SMP/MTs
2
Jumlah penduduk kelompok usia 13-
11.267 11.184 11.503 12.039 12.286
15 tahun
APK SMP/MTs 97,86 97,88 97,91 98,32 98,35
SLTA sederajat
Jumlah siswa yang bersekolah di
12.208 12.443 11.942 12.692 12.812
jenjang pendidikan SMA/MA/SMK
3
Jumlah penduduk kelompok usia 16-
13.797 12.683 12.220 12.490 12.615
18 tahun
APK SMA/MA/SMK 98,09 98,11 98,26 98,89 98,54
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, diolah

Pada 5 tahun terakhir ini, APK SD di Kota Pasuruan di atas 100 persen.
Berdasarkan data ini, patut diduga bahwa banyak anak yang sekolah di SD
umurnya diluar 7-12 tahun, dan diduga masih kurang dari 7 tahun. Sementara APK
SLTP dan SLTA cenderung lebih rendah (<100), hal ini diduga sebagian anak
tamatan SD dan SLTP tidak melanjutkan kejenjang SLTP dan SLTA.
Untuk mengukur pencapaian pembangunan pendidikan di suatu
wilayah,dalam hal tingkat pendidikan yang ditamatkan, maka digunakan angka
pendidikan yang ditamatkan (APT). Selain itu, APT juga bermanfaat untuk
melakukan perencanaan penawaran tenaga kerja, terutama untuk melihat

Laporan Akhir III-27


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

kualifikasi pendidikan angkatan kerja di suatu wilayah. APT merupakan persentase


jumlah penduduk, baik yang masih sekolah ataupun tidak sekolah lagi, menurut
pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan.
Tabel 3.20 Angka Pendidikan yang Ditamatkan Kota Pasuruan Tahun 2011–2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Laki-laki
1 Tidak/belumsekolah 0,77 0,81 1,24 1,15 1,12
2 TidaktamatSD 15,34 17,56 19,4 20,59 20,64
3 SD 24,25 23,72 24,64 23,33 23,18
4 SLTP 18,55 18,49 17,58 17,87 17,91
5 SLTA 30,62 30,47 28,82 30,98 31,04
6 PT 10,48 8,95 8,32 6,07 6,11
7 Jumlah 100 100 100 100 100
Perempuan
1 Tidak/belumsekolah 5,16 4,50 5,23 4,38 4,32
2 TidaktamatSD 21,72 17,65 18,90 21,13 21,07
3 SD 26,77 26,19 25,39 26,11 26,06
4 SLTP 15,62 19,66 13,35 17,84 17,81
5 SLTA 21,03 22,95 27,08 22,50 22,66
6 PT 9,70 9,05 10,04 8,04 8,08
7 Jumlah 100 100 100 100 100
Laki-laki+ Perempuan
1 Tidak/belumsekolah 3,03 2,69 3,27 2,80 2,74
2 TidaktamatSD 18,62 17,6 19,15 20,87 20,34
3 SD 25,55 24,98 25,02 24,75 24,66
4 SLTP 17,04 19,09 15,42 17,86 17,91
5 SLTA 25,69 26,64 27,94 26,66 26,71
6 PT 10,08 9,00 9,20 7,07 7,64
7 Jumlah 100 100 100 100 100
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, diolah

Grafik 3.10 Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan


Oleh Penduduk Kota Pasuruan Usia 15 Tahun Ke Atas Tahun 2015

30

20

24.66 26.71
10 17.91
7.64
0
SD SLTP SLTA PT

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, diolah

Laporan Akhir III-28


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Berdasarkan data pada tabel 3.23 terlihat bahwa pada tahun 2015
penduduk Kota Pasuruan usia 15 tahun ke atas, sebagian besar adalah tamatan
SLTA yakni sebesar 26,71%, tamatan SLTP sebesar 17,91%, tamatan SD sebesar
24,66% dan tamatan PT sebesar 7,64%. Grafik 3.9 menyajikan persentase
pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk Kota Pasuruan usia 15 tahun
keatas.
Angka partisipasi murni atau APM pada suatu jenjang pendidikan dihitung
dengan membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang
bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan
jenjang sekolah tersebut. Sebagaimana APK, APM juga merupakan indikator daya
serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tabel 3.24 menyajikan
APM di Kota Pasuruan pada berbagai jenjang pendidikan.
Tabel 3.21 Angka Partisipasi Murni (APM) Pada Berbagai Jenjang Pendidikan Kota
Pasuruan
Tahun 2011–2015
No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1 APM SD 112,64 114,35 109,69 109,80 109,82
2 APM SMP 67,35 69,30 69,76 74,42 74,46
3 APM SMA 61,51 69,26 67,51 67,89 67,91
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pasuruan, diolah

3.2.2.2 Kriminalitas
Untuk data jumlah tindak pidana yang ada di Kota Pasuruan pada Tahun
2015 – 2016 mengalami peningkatan yang cukup tinggi berdasarkan jenis tindak
pidana yang dilakukan. Dimana pada tahun 2015 tindak pidana yang paling tinggi
adalah penipuan dengan 50 kejadian tetapi pada Tahun 2016 mengalami
peningkatan menjadi 110 kejadian, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
3.22. Sedangkan untuk persentase penyelesaian tindak pidana menurut data pada
Tahun 2015 – 2016 lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.23.
Tabel 3.22 Jumlah Tindak Pidana Menurut Kepolisian Resort di Kota Pasuruan, 2015 –
2016

Laporan Akhir III-29


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Kepolisian Polsek 2015 2016


Ketertiban Umum 0 0
Kebakaran 1 3
Kejahatan Mata Uang 0 1
Materai, Surat, Merk 0 3
Pembunuhan 0 1
Perjudian 0 62
Penganiayaan Berat 0 18
Penganiayaan Ringan 0 27
Pencurian dengan Kekerasan 0 25
Pencurian Biasa 0 26
Pencurian Berat 0 59
Pencurian Kendaraan
0 34
Bermotor
Perampasan 0 9
Penggelapan 14 45
Penipuan 50 110
Penadahan 2 2
Perusakan 0 2
Narkotika 25 89
Senjata Api, Peledak 1 5
Senjata Tajam 9 21
Unjuk Rasa 6 0
Sengketa Tanah 0 4
Lainnya 0 85
Sumber: Kepolisian Negara Republik Indonesia Kota Pasuruan

Tabel 3.23 Persentase Penyelesaian Tindak Pidana Menurut Kepolisian Resort di Kota
Pasuruan, Tahun 2015 – 2016

Laporan Akhir III-30


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Kepolisian Polsek 2015 2016


Ketertiban Umum 0 0
Kebakaran 100 67
Kejahatan Mata Uang 0 100
Materai, Surat, Merk 0 33
Pembunuhan 0 100
Perjudian 0 100
Penganiayaan Berat 0 83
Penganiayaan Ringan 0 89
Pencurian dengan Kekerasan 0 64
Pencurian Biasa 0 62
Pencurian Berat 0 73
Pencurian Kendaraan
0 62
Bermotor
Perampasan 0 78
Penggelapan 86 87
Penipuan 44 78
Penadahan 100 100
Perusakan 0 100
Narkotika 100 100
Senjata Api, Peledak 100 100
Senjata Tajam 100 100
Unjuk Rasa 100 0
Sengketa Tanah 0 0
Lainnya 0 74
Sumber: Kepolisian Negara Republik Indonesia Kota Pasuruan

3.2.2.3 Lingkungan
Di Kota Pasuruan banyaknya sampah menurut jenisnya, dari sampah
organik pada Tahun 2016 mencapai 71,33 sedangkan untuk sampah anorganik
pada Tahun 2016 mencapai 47,56. Untuk data lebih lengkapnya dari tahun 2011 –
2016 dapat dilihat pada tabel 3.24. Adapun sarana pengumpulan sampah berupa,
pick up, Truk sampah, Truk kotainer, kontainer, gerobak sampah, tempat
pembuangan sampah sementara dan tempat pemrosesan akhir, jumlah
ketersediaan sarana tersebut mulai dari Tahun 2014 – 2016 dapat dilihat pada
tabel 3.25. Sedangkan untuk jumlah perusahaan dan industri yang mempunyai
pengolahan limbah di Kota Pasuruan pada Tahun 2016 berdasarkan jenis
pengolahannya (Padat, Cair, Gas) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
3.26.
Tabel 3.24 Banyaknya Sampah Menurut Jenisnya di Kota Pasuruan, Tahun 2011 – 2016

Laporan Akhir III-31


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Tahun Sampah Organik Sampah Anorganik


2011 82.716 43.173
2012 90.240 39.219
2013 82.716 43.173
2014 62.4 41.6
2015 63.6 42.4
2016 71.33 47.56
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan

Tabel 3.25 Banyaknya Sarana Pengumpulan Sampah di Kota Pasuruan, Tahun 2014 –
2016
Tahun
Sarana
2014 2015 2016
Pick Up 2 2 2
Truk Sampah 7 7 7
Truk Kontainer 8 8 8
Kontainer 38 40 43
Gerobak Sampah 248 248 248
Tempat
Pembuangan 29 29 31
Sampah Sementara
Tempat
1 1 1
Pemrosesan Akhir
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan

Tabel 3.26 Banyaknya Perusahaan dan Industri yang Mempunyai Pengolahan Limbah
di Kota Pasuruan, Tahun 2016
Jenis Pengolahan Limbah
Uraian
Padat Cair Gas
Perusahaan 22 24 1
Industri 23 16 18
Kota Pasuruan 45 40 19
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Kota Pasuruan

Laporan Akhir III-32


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Contents
..................................................................................................................... 1
............................................................................................... 1
3.1 Aspek Geografi dan Demografi .................................................................... 1
3.1.1 Karakteristik dan Lokasi Wilayah ............................................................. 1
3.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah ............................................................. 5
3.1.3 Wilayah Rawan Bencana ........................................................................ 12
3.1.4 Demografi ............................................................................................... 13
3.1.4.1 Jumlah Penduduk ................................................................................ 13
3.1.4.2 Ketenagakerjaan ................................................................................. 15
3.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................................................. 18
3.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi .................................... 18
3.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial .................................................................... 25
3.2.2.1 Pendidikan .......................................................................................... 25
3.2.2.2 Kriminalitas ......................................................................................... 29
3.2.2.3 Lingkungan .......................................................................................... 31

Tabel 3.1 Jumlah dan Luas Kelurahan Menurut Kecamatan di Kota Pasuruan
Tahun 2015 ............................................................................................................. 1
Tabel 3.2 Pola Guna Lhan Eksisting di Kota Pasuruan Tahun 2015..................... 4
Tabel 3.3 Distribusi Persentase PDRB ADHB Menurut Pengelompokan Sektor
Ekonomi................................................................................................................... 5
Tabel 3.4 Distribusi Lapangan Kerja Per Sektor Ekonomi Kota Pasuruan Tahun
2011-2014 ............................................................................................................... 6
Tabel 3.5 Kinerja Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu & Hasil Hutan dan ....... 7
Tabel 3.6 Kinerja Pasar Tradisional di Kota PasuruanTahun 2011–2015 ........... 8
Tabel 3.7 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota PasuruanTahun 2011–
2015 ....................................................................................................................... 14
Tabel 3.8 Jumlah, Sebaran dan Pertumbuhan Penduduk Kota Pasuruan Menurut
Kecamatan Tahun 2011–2015 .............................................................................. 14
Tabel 3.9 Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Kota Pasuruan Menurut
KecamatanTahun 2015 ......................................................................................... 15
Tabel 3.10 Struktur Usia Penduduk Kota PasuruanTahun 2011–2015 ............... 15
Tabel 3.11 Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur Kota Pasuruan Tahun
2011-2015 ............................................................................................................. 16
Tabel 3.12 Indikator Ketenagakerjaan Kota Pasuruan Tahun 2013–2015.......... 16
Tabel 3.13 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota PasuruanTahun 2011–
2015 ....................................................................................................................... 18
Tabel 3.14 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku ....................................................................................................... 19

Laporan Akhir III-33


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Tabel 3.15 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku .................................................................................................................. 20
Tabel 3.16 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran Kota PasuruanTahun
2014 ....................................................................................................................... 22
Tabel 3.17 Angka Kriminalitas Yang Tertangani di Kota Pasuruan Tahun 2011–
2015 ....................................................................................................................... 24
Tabel 3.18 Angka Melek Huruf Kota Pasuruan Tahun 2011–2015 ..................... 25
Tabel 3.19 Angka Partisipasi Kasar Per Jenjang Pendidikan di Kota Pasuruan
Tahun 2011–2015 ................................................................................................. 27
Tabel 3.20 Angka Pendidikan yang Ditamatkan Kota Pasuruan Tahun 2011–2015
............................................................................................................................... 28
Tabel 3.21 Angka Partisipasi Murni (APM) Pada Berbagai Jenjang Pendidikan
Kota Pasuruan ...................................................................................................... 29
Tabel 3.22 Jumlah Tindak Pidana Menurut Kepolisian Resort di Kota Pasuruan,
2015 – 2016 ........................................................................................................... 29
Tabel 3.23 Persentase Penyelesaian Tindak Pidana Menurut Kepolisian Resort di
Kota Pasuruan, Tahun 2015 – 2016 ..................................................................... 30
Tabel 3.24 Banyaknya Sampah Menurut Jenisnya di Kota Pasuruan, Tahun 2011
– 2016 .................................................................................................................... 31
Tabel 3.25 Banyaknya Sarana Pengumpulan Sampah di Kota Pasuruan, Tahun
2014 – 2016 ........................................................................................................... 32
Tabel 3.26 Banyaknya Perusahaan dan Industri yang Mempunyai Pengolahan
Limbah di Kota Pasuruan, Tahun 2016 ................................................................ 32

Gambar 3.1 Peta Wilayah Administrasi Kota Pasuruan ........................................ 3


Gambar 3.2 Rencana Pola Ruang Kota Pasuruan Tahun 2011–2031 ................. 10
Gambar 3.3 Rencana Kawasan Strategis Ekonomi Kota Pasuruan ..................... 11
Gambar 3.4 Peta Wilayah Rawan Bencana Banjir di Kota Pasuruan Tahun 2011–
2031 ....................................................................................................................... 12

Grafik 3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2011–2015....... 13


Grafik 3.2 Proporsi Angkatan Kerja dan Pekerja Kota Pasuruan Tahun 2012–
2015 ....................................................................................................................... 17
Grafik 3.3 Laju Pertumbuhan Sektor Industri dan PerdaganganKota
PasuruanTahun 2011–2015 .................................................................................. 19
Grafik 3.4 Pendapatan Per Kapita (Rp ribu/org/tahun) Kota Pasuruan Tahun
2011–2015 ............................................................................................................. 21
Grafik 3.5 Inflasi Kota Pasuruan Menurut Bulan Tahun 2014 ............................ 21
Grafik 3.6 Persentase Perubahan Harga Komoditas Cabai Rawit dan Cabai
Merah di ................................................................................................................ 23
Grafik 3.7 Tingkat Kemiskinan di Kota PasuruanTahun 2011–2015 .................. 23
Grafik 3.8 Angka Kriminalitas yang Tertangani di Kota Pasuruan Tahun 2011–
2015 ....................................................................................................................... 24
Grafik 3.9 Angka Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) di Kota PasuruanTahun
2011–2015 ............................................................................................................. 26
Grafik 3.10 Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan .......................... 28

Laporan Akhir III-34


Kajian Pembangunan Depo Arsip Kota Pasuruan
BAPPELITBANGDA

Laporan Akhir III-35

Anda mungkin juga menyukai