Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Bisnis
Panduan Penyusunan Rencana Pengembangan Bisnis
PANDUAN PRAKTIS
PENYUSUNAN
RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS
Dirangkum dan disusun oleh:
Agung Wibowo
Pujo Basuki
Untuk kepentingan
Pelatihan Keahlian
“Penyusunan Rencana Pengembangan Usaha/Bisnis”
PMI CABANG SE‐PROVINSI ACEH
PALANG MERAH INDONESIA PROVINSI ACEH
Banda Aceh, 12‐17 Desember 2009
1
BAGIAN PERTAMA
Format Rencana Pengembangan Usaha
Lembaran Judul :
• Nama Usaha:
• Alamat:
• No Telephon:
• Alamat email
• Kontak person:
Ringkasan Eksekutif
Daftar Isi
Bagian Satu: Gambaran Umum Bidang Usaha
A. Deskripsi Usaha
B. Produk / Jasa
C. Analisis Pasar
D. Rencana Pemasaran
E. Persaingan
F. Pengelolaan dan Operasi Usaha
G. Personel
H. Pinjaman dan Investasi
Bagian Dua: Data Keuangan
A. Proyeksi Keuangan
B. Perhitungan Laba Rugi (Income Statement)
C. Arus Kas (Cashflow)
D. Neraca Keuangan (Balance Sheet)
E. Asumsi Proyeksi Keuangan
F. Analisis Break Even Point
G. Sumber Dana dan Alokasi Penggunaan Dana
Bagian Tiga: Kesimpulan
Bagian Empat : Dokumen‐dokumen Pendukung
• Laporan Keuangan Organisasi
• Laporan audit
• Surat‐surat referensi
• Gambar‐gambar atau diagram tempat usaha
• Foto
• Dll.
2
BAGIAN KEDUA
Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif adalah versi paling ringkas dari seluruh Rencana Pengembangan Bisnis (RPB), dan
ditempatkan di bagian depan dokumen anda. Ringkasan tersebut harus mencakup sebagian besar – tapi
bukan seluruh‐ rencana. Biasanya tiap topic diciutkan menjadi satu atau dua paragraph. Seseorang yang
membaca ringkasan tersebut seharusnya sudah bisa memahami gagasan umum rencana usaha/bisnis
anda, alasan anda memilih usaha/bisnis tersebut, keunikan, serta berapa besar pertumbuhan yang
hendak dicapai.
Walaupun Ringkasan Eksekutif seharusnya hanya terdiri dari 1 (satu) halaman, akan tetapi ia
merupakan bagian tersulit untuk ditulis. Sebagian besar pebisnis lebih mudah menuliskan rencana
bisnisnya dalam berlembar‐lembar kertas. Kunci sukses menuliskan RPB adalah mengetahui informasi
mana yang benar‐benar penting dan mana yang tidak. Gunakan pulpen merah dalam menyunting
naskah, kemudian tinggalkan bagian yang betul‐betul penting. Jika anda bekerja sungguh‐sungguh, maka
anda akan menghasilkan satu halaman yang mampu menggambarkan seluruh gagasan secara ringkas
dan meyakinkan. Semakin pendek sebuah ringkasan eksekutif , semakin bagus.
Jika anda mempunyai RPB yang hanya terdiri dari 20‐30 halaman, itu berarti bahwa anda telah mampu
membuat RPB yang ringkas. Namun mengapa kita masih memerlukan sebuah ringkasan eksekutif:
1. Setipis apapun RPB anda, namun selalu saja ada donor atau debitur yang sibuk dan tidak
mempunyai cukup waktu untuk membaca semua isi dokumen RPB. Terlebih jika mereka
dihadapkan pada setumpukan proposal, maka membaca secara cermat dalam waktu 5(lima)
menit tentu lebih mereka sukai, daripada menghabiskan waktu 30 menit untuk membaca
seluruh dokumen. Bila proposal usaha/bisnis anda adalah satu‐satunya yang tidak menyertakan
ringkasan eksekutif, maka kemungkinan besar proposal anda tidak akan dibaca.
2. Ringkasan eksekutif membantu membangun langkah yang akan diikuti oleh sisa dokumen.
Ringkasan eksekutif mempersiapkan pembaca untuk masuk ke bagian inti dokumen, bisa juga
dikatakan bahwa ringkasan eksekutif adalah pembangkit selera pembaca untuk membaca apa
yang ada dalam bagian berikutnya.
Tanpa ringkasan eksekutif sebuah RPB menjadi tidak lengkap. Donor atau debitur mengharapkan ulasan
anda, mereka juga mengharapkan penjelasan singkat atas judul RPB yang anda pilih dalam keterbatasan
waktu.
Merangkum dokumen setebal 20‐30 halaman tidaklah mudah, karena anda membutuhkan semua
pengetahuan berkaitan dengan usaha/bisnis yang akan anda jalankan. Intinya, anda harus menuturkan
bisnis anda sejelas mungkin. Berikut adalah paragraph pokok yang bisa dijadikan acuan dalam
menuliskan ringkasan eksekutif:
• Visi : pernyataan satu kalimat berkenaan dengan mimpi yang miliki berkenaan dengan
usaha/bisnis ini.
• Misi: pernyataan satu kalimat yang menyatakan tujuan utama usaha/bisnis anda. Beberapa RPB
menggabungkan visi dan misi menjadi satu bagian, namun yang lain memisahkannya agar
menjadi lebih jelas.
3
• Peluang: bagian ini mempresentasikan peluang pasar yang telah teridentifikasi, meliputi pasar
sasaran, besaran pasar, pertumbuhan pasar, perusahaan lain yang juga mengejar kesempatan
ini.
• Strategi Pasar: menjelaskan tentang bagaimana perusahaan anda mengejar peluang tersebut.
Bagian ini biasanya berisi tentang produk yang akan anda tawarkan, strategi penjualan,
distribusi pemasaran untuk produk dimaksud.
• Strategi Bisnis: jelaskan model bisnis dan penerimaan usaha/bisnis. Jelaskan tentang bagaimana
anda akan mendapatkan uang, dan bagaimana anda bisa meninggalkan pesaing. Kunci dari
bagain ini adalah bagaimana anda menjelaskan KEUNIKAN usaha/bisnis anda. Keunikan
usaha/bisnis anda seharusnya yang menjadi alasan donor/investor/debitur menanamkan
modalnya kepada usaha/bisnis anda, bukan pihak lain. Identifikasikan keunikan yang anda miliki
dalam RPB dan tarik perhatian ke arah tersebut.
• Target Keuangan: terdapat dua pendapat yang berbeda tentang hal ini. Pendapat pertama
menyatakan bahwa angka (data terinci keuangan) harus dimasukkan, sementara yang lain
(kelompok yang berorientasi pada pemasaran) menyatakan bahwa peluang lebih penting untuk
dimasukkan dalam ringkasan eksekutif. Meskipun demikian, tidak ada salahnya
mempresentasikan angka. Mempresentasikan target keuangan (penerimaan dan laba) untuk
beberapa tahun kedepan akan membantu pembaca/donor/investor/debitur untuk mengetahui
arah usaha/bisnis anda.
Meskipun Ringkasan Eksekutif akan diletakkan di bagian depan RPB, namun lebih baik menulisnya
belakangan, agar anda memahami gambaran rinci dari RPB sebelumnya.
4
BAGIAN KETIGA
Gambaran Umum Bidang Usaha
PERTANYAAN‐PERTANYAAN DASAR
A. DESKRIPSI USAHA
Bagian ini memberikan gambaran tentang informasi‐informasi kunci berdasarkan pada informasi‐
informasi rinci pada halaman selanjutnya. Berikan gambaran umum yang bisa menggambarkan pikiran‐
pikiran pokok dari Rencana Pengembangan Usaha anda..
Pertanyaan Dasar:
1. Apakah jenis usaha yang akan anda lakukan
2. Apakah status dari usaha anda? Baru Mulai, Pengembangan atau Pengambilalihan?
3. Apakah bentuk usaha anda? CV, Kemitraan, Koperasi, PT, dll.
4. Apakah produk yang dihasilkan oleh usaha anda?
5. Siapakah yang akan jadi konsumen usaha anda?
Pertanyaan tambahan untuk jenis usaha yang Baru Mulai:
1. Bagaimana anda bisa berhasil dalam menjalankan usaha ini?
2. Pengalaman apa yang anda miliki berkaitan dengan usaha ini?
3. Apakah keunikan atau kekhususan dari usaha ini?
4. Bagaimana usaha yang akan anda jalankan ini bisa berhasil?
Pertanyaan tambahan untuk usaha hasil dari pengambilalihan
1. Kapan usaha ini didirikan?
2. Siapakah pendiri dari usaha ini?
3. Bagaimana cara penentuan harga?
4. Bagaimana kondisi keuangan dan kecenderungan keuangan perusahaan ini?
5. Bagaimana Tim Manajemen anda bisa membuat usaha ini lebih menguntungkan
B. PRODUK DAN JASA
Jelaskan produk yang anda tawarkan, termasuk rincian fitur produk dan penjelasan tentang keunikan
teknologi atau proses produksi yang digunakan. Namun jangan hanya sampai disini, dan jangan terlalu
fokus pada persoalan teknologi. Anda juga harus menjelaskan manfaat dari produk yang anda tawarkan
dan alasan konsumen mau membeli produk anda.
Bagi kebanyakan usaha/bisnis, produk/jasa yang dihasilkan atau ditawarkan tidak benar‐benar unik.
Bila usaha/bisnis anda termasuk dalam golongan yang unik, pakailah kelebihan ini dalam membuat
rencana untuk menghadapi persaingan. Bila produk anda tidak unik, anda harus menemukan cara untuk
memposisikan produk atau jasa anda dalam pikiran konsumen dan membedakannya dalam situasi
5
persaingan. Memposisikan produk (positioning) adalah proses untuk membangun citra anda (produk
anda) dengan target atau konsumen (misal: kualitas tertinggi, harga terendah, pilihan lebih banyak,
pelayanan terbaik, pengiriman lebih cepat, dll)
Pertanyaan Dasar:
1. Produk/jasa apa yang akan anda jual?
2. Apakah fitur dan manfaat dari produk/jasa yang anda jual?
3. Posisi apa yang anda punyai (atau yang ingin anda punyai) di pasar?
4. Apakah yang membuat produk anda unik dan diinginkan?
5. Bagaimana produk/jasa anda bisa berbeda dalam situasi persaingan?
6. Mengapa konsumen mau membeli produk/jasa dari anda? Mengapa bukan dari yang lain.
C. ANALISIS PASAR
Analisis pasar penting dalam membangun usaha/bisnis maupun menjalankan usaha/bisnis yang sudah
ada sebagai dasar untuk membuat rencana pemasaran dan membantu dalam membuat justifikasi
perkiraan penjualan (sales forecast). Usaha/bisnis yang sedang berjalan sangat bergantung pada kinerja
usaha masa lalu sebagai indikator kinerja usaha/bisnis dimasa mendatang. Usaha/bisnis baru
mempunyai tantangan lebih besar, karena lebih tergantung pada riset pasar yang menggunakan data
dari perpustakaan, asosiasi dagang, data statistic, survey, observasi dari para pesaing, dll. Dalam semua
kasus, pastikan analisis pasar anda sesuai dengan kebutuhan untuk membangun kekuatan (viability)
usaha/bisnis dan memberikan pembenaran bagi perkiraan penjualan (sales forecast).
Pertanyaan untuk Usaha/Bisnis berjalan:
1. Siapakah pelanggan anda sekarang? (daftar pelanggan terbesar, buat kategorisasi)
2. Apakah yang mereka beli dari anda?
3. Mengapa mereka membeli dari anda(harga?, kualitas?, reputasi?)
Pertanyaan dasar:
1. Siapakah pembeli produk anda atau jenis produk anda? (karakter geographis, demographis,
psikographis)
2. Berapa ukuran pasar? Apakah pasar berkembang?
3. Berapa kemampuan anda memenuhi kebutuhan pasar? Apakah pemenuhan pasar tersebut
berubah seiring waktu? Bagaimana bisa terjadi?
4. Bagaimana gambaran umum pelaku usaha/bisnis dalam bidang ini?
5. Apakah ada segmen pasar yang tak terlayani dalam situasi persaingan ini?
6. Apakah segmen yang kurang terlayani ini memberikan peluang?
Tabel Analisis Pasar
SEGMEN KARAKTERISTIK SEGMEN POSISI USAHA
KEBUTUHAN PRODUK PESAING
PASAR PASAR TERHADAP PESAING
6
D. RENCANA PEMASARAN (Marketing Plan)
d.1. Diferensiasi
Untuk mencapai keunggulan kompetitif, suatu jenis usaha harus mencoba untuk mengidentifikasi cara‐
cara spesifik yang dapat memperbedakan produk yang dihasilkannya. Tindakan untuk merancang satu
set perbedaan ini disebut dengan diferensiasi. Tindakan ini berguna untuk membedakan penawaran
perusahaan dari penawaran asing. Terdapat 5 (lima) dimensi diferensiasi
Differensiasi Produk: Diferensiasi produk menyerupai sebuah garis. Di ujung yang satu kita
menemukan produk yang sangat terstandarisasi, sehingga hanya memungkinkan sedikit variasi (ikan Æ
rendah lemak); dan di ujung yang lain adalah produk dengan diferensiasi tinggi (kerajinan dll).
Pembeda produk utama adalah:
• Keistimewaan Æ karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk.
• Kualitas kinerja Æ mengacu pada tingkat di mana karakteristik tersebut beroperasi.
• Kualitas kesesuaian Æ semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi tertentu.
• Daya tahan Æ suatu ukuran usia operasi
• Keandalan
• Mudah diperbaiki
Hal yang perlu diperhatikan adalah: tidak semua merek adalah berharga; tidak setiap perbedaan adalah
suatu pembeda. Suatu perbedaan perlu dibuat bila memenuhi kriteria sebagai berikut:
• Penting Æ memberikan manfaat bernilai tinggi bagi pembeli.
• Unik Æ tidak ditawarkan perusahaan lain.
• Unggul Æ dibandingkan cara lain untuk mendapatkan manfaat yang sama.
• Dapat dikomunikasikan dan terlihat jelas oleh pembeli.
• Mendahului pensaing lain
• Terjangkau (harga) oleh pembeli.
• Tetap memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Diferensiasi Pelayanan: Selain mendiferensiasikan produk fisik, perusahaan juga dapat
mendiferensiasikan pelayanannya. Jika produk fisik tidak mudah dideferensiasikan, kunci keberhasilan
dalam keberhasilan terletak pada penambahan pelayanan yang menambah nilai serta meningkatkan
kualitasnya. Pembedaan pelayanan utama adalah: kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan,
pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan, dll.
Diferensiasi Personil: Menjadi kunci utama keberhasilan bagi perusahaan yang bergerak di
bidang jasa; tetapi tidak berarti dapat diabaikan untuk bidang lainnya. Meliputi kemampuan,
kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap, dan komunikatif.
Diferensiasi Saluran: Perusahaan dapat mencapai diferensiasi melalui cara membentuk saluran
distribusi, terutama jangkauan, keahlian dan kinerja saluran‐saluran tersebut.
7
Diferensiasi Citra: Bahkan jika penawaran yang bersaing kelihatan sama, pembeli mungkin memberikan
tanggapan yang berbeda pada perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut telah memiliki citra
yang lebih kuat. Perbedaan identitas dengan citra: identitas adalah usaha yang diarahkan perusahaan
untuk memposisikan diri dan produknya. Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau
produknya. Pembangunan citra dapat dilakukan dengan lambang/logo, media tertulis dan audiovisual,
suasana, dll.
d.2. Market Share
Suatu perusahaan akan menempati satu dari enam posisi kompetitif di pasaran (Arthur D. Little), yaitu:
1. Dominan: Perusahaan ini mengendalikan tindakan pesaing lain dan memiliki banyak pilihan
strategi.
2. Kuat (Strong): Perusahaan ini dapat melakukan tindakan sendiri tanpa membahayakan posisi
jangka panjangnya, serta dapat mempertahankannya apapun tindakan pesaing mereka.
3. Menguntungkan: Perusahaan ini memiliki kekuatan yang dapat dieksploitasi dan peluang yang
lebih dari rata‐rata untuk meningkatkan posisinya.
4. Bertahan: Perusahaan ini berada pada tingkat yang cukup memuaskan untuk tetap berada
dalam bisnis, tetapi keberadaanya di bawah tekanan perusahaan dominan dan memilii peluang
kurang dari rata‐rata untuk meningkatkan posisinya.
5. Lemah: Perusahaan ini memiliki kinerja yang tidak memuaskan namun masih ada peluang untuk
perbaikan. Perusahaan ini harus berubah atau keluar.
6. Tidak layak: Perusahaan ini tidak memiliki kinerja yang memuaskan dan tidak ada peluang untuk
perbaikan.
Menurut peran yang dimainkan dalam pasar sasaran, perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Pemimpin pasar: Memiliki pangsa pasar terbesar dengan menguasai 40% pangsa pasar. Strategi
kunci adalah bagaimana memperluas, mempertahankan, dan memperpanjang kepemimpinan
pasarnya.
• Penantang pasar: Perusahaan peringkat kedua yang berjuang keras meningkatkan pangsa
pasarnya (30%). Strateginya adalah mencari serangan kunci yang tersedia untuk merebut
pangsa pasar dari pemimpin pasar.
• Pengikut Pasar: perusahaan tingkat berikutnya yang mau mempertahankan pangsa pasarnya
dan tidak membuat gejolak. (20%) Strateginya adalah bagaimana dapat berkinerja secara
menguntungkan tanpa menyerang para pemimpin pasar.
• Perelung pasar: Perusahaan yang mengambil/melayani segmen pasar kecil yang tidak terlayani
oleh perusahaan yang lebih besar. Strateginya mencari peluang dan strategi sisa.
d.3. Strategi Pengikut Pasar
Banyak perusahaan peringkat yang lebih suka mengikuti daripada menantang pemimpin pasar. Jika
perusahaan kedua tidak dapat meluncurkan serangan mendahului –dalam bentuk inovasi atau
terobosan yang berarti‐ mungkin lebih baik ia mengikuti dari pada menyerang pemimpin pasar.
Pola meniru dengan sadar sudah umum. Kebanyakan perusahaan tidak mau mencuri pelanggan
perusahaan pemimpin pasar karena hanya akan menjadi peningkatan pangsa jangka pendek dan
8
memancing serangan balik. Sebaliknya mereka umumnya mereka memberikan penawaran yang serupa
kepada pasar dengan mengikuti pemimpin pasar.
Tetapi bukan berarti pengikut pasar tidak memiliki strategi. Pengikut pasar harus tahu cara
mempertahankan pelanggan yang ada dan memenangkan pelanggan baru dengan cara mencoba
menonjolkan keunggulannya. Ia juga harus memasuki pasar baru begitu terbuka.
Mengikuti bukan berarti pasif. Ada 4 strategi:
• Pemalsu: Pemalsu menduplikasi dan menjual di pasar gelap atau penyalur yang buruk
reputasinya. Terjadi terutama di Asia.
• Pengklon: Mengikuti produk, disribusi dan iklan pemimpin. Produk dan kemasan mirip dengan
pemimpin dengan merk yang sedikit berbeda.
• Peniru: mencontek beberapa hal dari pemimpin namun masih mempertahankan diferensiasi
dalam hal kemasan, iklan, harga dan lain‐lain. Pemimpin tidak peduli dengan peniru asal tidak
menyerang mereka secara agresif. Peniru bahkan membantu pemimpin menghindari tuduhan
monopoli.
• Pengadaptasi: mengambil produk pemimpin dan mengadaptasi atau memperbaikinya, bahkan
mungkin menjualnya pada pasar yang berbeda untuk menghindari konfrontasi langsung.
Namun sering pengadaptasi menjadi penantang di masa depan.
d.4. Strategi Perelung Pasar
Alternatif dari menjadi pengikut di pasar besar adalah menjadi pemimpin di pasar kecil atau relung
pasar. Pencari relung memiliki tiga tugas, yaitu menciptakan relung, mengembangkan relung, dan
melindungi relung agar tidak dimasuki pesaing lain.
Perelung harus sungguh‐sungguh tahu kebutuhan pelanggannya agar memiliki nilai tambah yang tinggi
terhadap produknya. Dengan demikian perelung mendapatkan margin yang tinggi sementara pemasar
massal mendapatkan volume tinggi.
Agar dapat mengenali dan melayani pelanggan dengan baik, Perelung pasar biasanya mengkhususkan
diri terhadap beberapa segi, yaitu: spesialisasi pemakai akhir, sp vertikal, sp ukuran pelanggan, sp
pelangagn tertentu, sp geografis, sp produk atau lini produk, sp ciri produk, sp pesanan, sp mutu/harga,
sp pelayanan, sp. Saluran.
d.5. Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran oleh Philip Kotler dan Gary Amstrong (1997) didefinisikan sebagai berikut: Suatu
analisis, perencanaan, implementasi,dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli untuk
mencapai tujuan obyektif organisasi.
Ada lima konsep yang melandasi aktivitas pemasaran (Kotler, 1996), yaitu konsep produksi, konsep
produk, konsep penjualan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran berwawasan sosial.
1. Konsep produksi percaya bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan harganya
terjangkau. Oleh sebab itu manajemen harus berusaha keras untuk memperbaiki produksi dan
9
efisiensi distribusi. Konsep produksi merupakan falsafah yang bermanfaat dalam dua tipe situasi.
Situasi pertama terjadi kalau permintaan akan suatu produk lebih daripada penawaran. Disini
sebaiknya manajemen mencari jalan untuk meningkatkan produksi. Situasi kedua kalau biaya
produk terlalu tinggi dan perbaikan produktivitas diperlukan untuk menurunkannya.
2. Konsep produk yaitu bahwa konsumen akan menyukai produk yang mempunyai mutu terbaik,
kinerja terbaik, dan sifat paling inovatif. Suatu organisasi harus mencurahkan energi untuk terus
menerus melakukan perbaikan produk.
3. Konsep penjualan adalah percaya bahwa konsumen tidak akan membeli produk organisasi
dalam jumlah cukup kecuali diadakan usaha penjualan dan promosi berskala besar. Konsep
penjualan mempunyai perspektif dari dalam ke luar. Konsep ini dimulai dengan pabrik, fokus
pada produk perusahaan yang sudah ada, dan melakukan penjualan dan promosi besar‐besaran
untuk memperoleh penjualan yang mampu mendatangkan laba. Konsep ini memusatkan
perhatian penuh pada penaklukan pelanggan dan mendapat penjualan jangka pendek dengan
sedikit perhatian mengenai siapa yang membeli dan mengapa.
4. Konsep pemasaran yakin bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih
efektif dan efisien daripada pesaing. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke
dalam. Konsep ini fokus kepada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas
pemasaran yang mempengaruhi pelanggan, dan memperoleh laba dengan menciptakan
hubungan jangka panjang dengan pelanggan berdasarkan pada nilai bagi dan kepuasan
pelanggan.
5. Konsep pemasaran yang berwawasan sosial yaitu gagasan bahwa organisasi harus menentukan
kebutuhan, keinginan, dan minat pasar sasaran dan menyerahkan kepuasan yang didambakan
itu secara lebih efektif dan efisien daripada para pesaing dengan cara yang bersifat memelihara
atau memperbaiki kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Konsep pemasaran ini melihat
kemungkinan konflik antara keinginan jangka pendek konsep dan kesejahteraan jangka panjang
konsumen. Konsep ini juga menuntut agar para pemasar menyeimbangkan tiga pertimbangan
ketika menetapkan kebijakan pemasaran mereka, yaitu laba perusahaan, keinginan konsumen
dan kepentingan masyarakat.
Untuk dapat memuaskan kebutuhan konsumennya setiap organisasi melakukannya dengan berbagai
cara yang berbeda‐beda. Hal ini disebabkan karena perbedaan pada falsafah/konsep yang mendasari
organisasi tersebut. Salah satu dari konsep tersebut adalah konsep pemasaran. Konsep pemasaran
dimulai dari pelanggan sasaran perusahaan dan kebutuhan serta keinginan mereka. Perusahaan
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan mempengaruhi kepuasan
konsumen. Perusahaan mencapai keuntungan dengan menciptakan dan mempertahankan kepuasan
konsumen. Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat menunjang berhasilnya bisnis yang
dilakukan. Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran tersebut disusun dengan memasukan tiga elemen
pokok yaitu:
1. Orientasi konsumen/pasar/pembeli.
2. Volume penjualan yang menguntungkan.
3. Koordinasi dan intergrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan.
Jadi dapat dikatakan bahwa konsep ini merupakan orientasi manajemen yang beranggapan bahwa tugas
pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan penilaian dari pasar yang menjadi
10
sasaran dan menyesuaikan kegiatan perusahaan sedemikian rupa agar dapat menawarkan kepuasan
yang diinginkan pasarnya secara lebih efisien dan efektif daripada pesaingnya. Dengan demikian
perusahaan akan mendapatkan laba melalui konsumen.
d.6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Dalam menghadapi pasar sasarannya perusahaan memiliki seperangkat alat‐alat pemasaran yang sangat
berperan untuk memperoleh dampak maximum terhadap pasar. Alat‐alat pemasaran tersebut
terangkum dalam bauran pemasaran perusahaan. Secara definitif dikatakan oleh Philip Kotler (82:1997)
bahwa: Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.
Alat pemasaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal sebagai
4P yaitu: produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion). Keempat variabel
tersebut dapat dikombinasikan dan saling berkaitan satu sama lain sehingga keputusan di satu bagian
akan mempengaruhi tindakan dibagian lain, sebagaimana halnya konsep system.
Pengambilan keputusan di bidang pemasaran hampir selalu berkaitan erat dengan variabel‐variabel
bauran pemasaran, oleh karena itu bauran pemasaran sangat penting dan dapat dipakai sebagai alat
pemasaran praktis. Tekanan utama dari marketing adalah pasar, karena pada akhirnya produk yang
ditawarkan oleh perusahaan diarahkan kepasar tersebut. Kebutuhan pasar tersebut dipakai sebagai
dasar untuk menentukan macam produknya, demikian pula keadaan pasar terhadap berbagai macam
alternatif harga, promosi dan distribusi. Semakin besar usaha‐usaha yang dikeluarkan dalam bauran
pemasaran untuk penawaran yang ada, akan semakin besar pula penjualannya. Semakin banyak biaya
periklanan, kunjungan penjualan, semakin rendah tingkat harga dan semakin tinggi tingkat kualitasnya,
maka akan semakin besar volume penjualannya.
Pada bagian ini masukkan hal‐hal penting atau rincian rencana pemasaran. Komponen dasar Rencana
Pemasaran meliputi:
1. Apa yang anda jual? (manfaat apa yang anda berikan dan posisi atau citra apa yang anda punyai)
2. Siapakah yang membutuhkan barang/jasa yang anda jual? (identifikasi target pasar)
3. Bagaimana cara anda bisa mencapai target pasar dan memotivasi mereka untuk membeli?
(Buatlah strategi produk, harga, dan promosi)
Strategi Produk (Product Strategies):
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Macam produk terdiri dari tiga ciri, yaitu:
1. Berciri fisik, misal mobil.
2. Berciri jasa layanan misal: hotel.
3. Berciri ide, misal: layanan jasa konsultasi.
Sedangkan tingkatan produk ada tiga macam, yaitu:
1. Inti produk berupa jasa layanan dan manfaat.
2. Wujud produk berupa mutu, model, ciri, kemasan dan nama merk.
3. Tambahan produk berupa instalasi/pemasangan, penyerahan dan kredit garansi/ jamuan serta
jasa pelayanan purna jual.
11
Dalam mencari strategi pemasaran untuk tiap produk, pemasaran mengembangkan beberapa susunan
klasifikasi produk yang didasarkan pada karakteristik produk. Produk dapat diklasifikasikan dalam tiga
kelompok menurut daya tahan atau kemampuan ujudnya:
1. Barang tidak tahan lama adalah barang berujud yang dikonsumsi dengan satu atau beberapa kali
pemakaian.
2. Barang tahan lama adalah barang berujud yang biasanya digunakan untuk waktu yang lama.
3. Jasa adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk individual, penjual menghadapi masalah
pemberian merek. Merek dapat menambah nilai produk dan karena itu merupakan aspek intrinsic
dalam strategi produk. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semuanya
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual
serta untuk membedakan dari produk dan jasa pesaing. Nama merek adalah bagian dari merek yang
dapat dilafalkan atau diucapkan. Tanda merek adalah bagian dari merek yang dapat dikenali tetapi tidak
dapat dilafalkan seperti simbol, desain atau semacamnya. Merek dagang adalah merek atau bagian dari
merek yang mendapat perlindungan hukum karena mampu memperoleh hak secara eksklusif. Sebuah
merek dagang melindungi hak eksklusif penjual untuk menggunakan nama merek dan atau tanda merek.
Pengembangan kemasan yang efektif untuk suatu produk membutuhkan pertimbangan yang matang.
Tugas pertama adalah menetapkan konsep pengemasan yaitu ketetapan mengenai apa dan bagaimana
seharusnya kemasan produk. Apakah fungsi utama kemasan sebagai pelindung produk untuk
memperkenalkan mutu tertentu produk atau perusahaan atau untuk sesuatu yang lain. Keputusan harus
diambil mengenai unsur desain kemasan lebih lanjut. Misalnya apakah akan digunakan banyak atau
sedikit tulisan. Apakah akan dibuat dari kertas kaca atau kertas biasa. Apakah berupa bungkus plastic
atau yang berlapis mengkilat dan seterusnya. Berbagai unsur pengemasan harus dibuat agar serasi dan
sesuai dengan keputusan mengenai harga, iklan dan unsur pemasaran lainnya.
Setelah pengemasan dirancang, selanjutnya harus dilakukan beberapa pengujian. Pengujian teknik
dilakukan untuk menjamin kondisi kemasan adalah normal. Pengujian visual dimaksudkan
untuk menjamin para dealer menemukan kemasan yang menarik dan mudah menanganinya. Pengujian
konsumen untuk menjamin adanya tanggapan baik dari konsumen.
Hal lain yang mempunyai kaitan erat dengan pengemasan dan merek adalah pemberian/penentuan
label. Secara definitif dapat dikatakan bahwa label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa
keterangan (kata‐kata) tentang barang tersebut atau penjualnya. Jadi sebuah label mungkin merupakan
bagian dari pengemasan atau merupakan etiket yang tertempel secara langsung pada sebuah barang.
Label digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Label merek adalah label yang semata‐mata sebagai merek.
2. Label kualitas adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu barang. Label
ini dinyatakan dengan tulisan atau kata‐kata.
3. Label deskriptif disebut juga label informative merupakan label yang menggambarkan tentang
cara penggunaan, susunan, pemeliharaan dan atau hasil kerja dari suatu barang.
Pertanyaan dasar:
1. Bagaimana produk akan dikemas?
12
2. Berapa luas proses produksi?
3. Produk baru apakah yang akan anda perkenalkan?
4. Posisi atau citra apa yang akan anda kembangkan atau perkuat?
Strategi Harga (Pricing Strategis):
Secara sederhana definisi harga adalah pencerminan dari nilai. Dalam teori ekonomi, harga, nilai dan
faedah merupakan istilah‐istilah yang saling berhubungan. Faedah adalah atribut barang yang dapat
memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif tentang kemampuan
barang agar dapat menarik dalam pertukaran. Karena perekonomian kita bukan merupakan system
barter maka untuk mengadakan pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu barang kita menggunakan
uang. Jadi harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya.
Biasanya seorang penjual menetapkan harga berdasarkan kombinasi barang secara fisik ditambah
beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Dalam hal ini harga merupakan cara bagi
seorang penjual untuk membedakan penawarannya dari para pesaing hingga penetapan harga dapat
dipertimbangkan sebagai bagian dari fungsi deferensiasi barang dalam pemasaran.
Strategi penetapan harga sangat mempengaruhi tingkat penjualan suatu produk. Oleh karena itu dalam
strategi penetapan harga perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Harga produk cukup kompetitif.
2. Sistem pemberian discount.
3. Sistem pembayaran.
Didalam penetapan harga, penjual dapat menentukan metode penetapan harga berdasarkan taksiran
permintaan dan fungsi biaya dari pesaing. Harga tersebut berada diantara titik tertinggi untuk
menghasilkan laba dan titik terendah untuk menarik permintaan. Dalam penetapan harga, ada tiga
pertimbangan, yaitu:
1. Untuk produk convenien yaitu barang‐barang konsumen yang biasanya dibeli berulang kali,
mudah diperoleh dengan pengorbanan usaha yang paling minimum. Metode penetapan harga
untuk produk tersebut adalah berdasarkan pertimbangan biaya produk.
2. Untuk produk shopping/ belanjaan yaitu barang‐barang yang oleh pembeli dibandingkan atas
dasar kesesuaian, kualitas, harga dan style sebelum calon pembeli memutuskan untuk membeli.
Metode penetapan harga untuk produk tersebut adalah berdasarkan pertimbangan harga
bersaing.
3. Untuk produk spesial yaitu barang‐barang yang berciri istimewa dalam kualitas, pelayanan dan
diberikan atau karena keadaan yang khas dan bukan karena harga. Metode penetapan harga
untuk produk tersebut adalah berdasarkan pertimbangan harga persepsi.
Pertanyaan dasar:
1. Apa strategi harga yang akan anda pakai (Premium, harga murah harian, sering harga obral,
sama dengan harga pesaing, dll)
2. Bagaimana anda akan membandingkannya dalam persaingan, dan bagaimana tanggapan
mereka?
3. Mengapa konsumen berkenan dengan harga yang anda tawarkan?
4. Apakah kebijakan perkreditan anda?
13
5. Apakah ada sesuatu dalam usaha/bisnis anda yang akan mengganggu anda yang berasal dari
persaingan harga?
6. Apakah anda bisa membuat nilai tambah dan bersaing dalam hal issue dari pada harga?
Strategi Promosi (Promotional Strategies):
Promosi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
kebaikan produknya, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk
membeli produk tersebut. Inti promosi adalah komunikasi. Hal‐hal yang perlu diperhatikan agar
komunikasi berjalan efektif adalah sebagai berikut:
1. Apa yang akan disampaikan? Merupakan isi pesan yang akan disampaikan.
2. Kepada siapa akan disampaikan? Merupakan sasaran komunikasi/komunikan/khalayak.
3. Siapa yang akan menyampaikan? Merupakan komunikator yang akan menyampaikan
4. Bagaimana cara menyampaikan? Merupakan media apa yang akan dipakai.
5. Kapan disampaikan? Merupakan waktu dari kegiatan komunikasi.
Kemampuan suatu perusahaan mengelola promosi dengan biaya yang relative kecil sangat
mempengaruhi tingkat penjualan suatu produk. Promosi yang dilakukan adalah pengenalan produk
secara efektif dan menembus langsung konsumen atau pelanggan dan calon pelanggan. Apabila produk
yang dipasarkan sangat spesifik dan segmen pasarnya adalah pasar tertentu maka promosi yang effisien
dan efektif dilakukan dengan cara:
1. Seminar produk kepada konsumen dan calon konsumen.
2. Presentasi produk kepada konsumen dan calon konsumen.
3. Pengenalan produk melalui mass media.
4. Memberikan hadiah langsung berupa souvenir, yang ada identitas produk yang dipasarkan.
Pertanyaan dasar:
1. Siapakah target pasar anda?
2. Bagaimana anda meraih target pasar? (Media apa yang akan anda gunakan)
3. Bagaimana anda akan memotivasi mereka untuk membeli produk yang anda tawarkan? (Pesan
apa yang akan ditekankan?)
4. Berapa biaya dan jangka waktu pelaksanaan Rencana Pemasaran?
Strategi Lokasi (Locational Strategies):
Suatu komoditas dikatakan sebagai produk apabila ia berada di tempat pada saat dibutuhkan oleh
konsumen. Untuk itu perusahaan melakukan fungsi distribusi agar produk menjadi wujud yang
sebenarnya. Banyak perusahaan yang tidak dapat mencapai target pasar disebabkan karena tidak
mampu mengelola dengan baik saluran distribusi. Kebanyakan produsen bekerjasama dengan perantara
pemasaran untuk menyalurkan produk‐produk mereka ke pasar. Mereka membentuk saluran
pemasaran (saluran distribusi).
Menurut Kotler, saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat
dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Perantara
pemasaran merupakan hal yang penting karena ditinjau dari azas manfaat distribusi, pemasaran akan
meningkatkan nilai produk. Azas manfaat tersebut meliputi hal‐hal sebagai berikut:
14
1. Nilai Waktu: Menyediakan komoditas secara terus menerus sepanjang waktu. Dengan demikian
tercipta stabilitas harga secara tidak langsung.
2. Nilai Tempat: Sentral produsen pertanian di desa menjual ke pusat konsumsi di kota atau dari
kawasan industri kekawasan konsumsi.
3. Nilai Bentuk: Merubah barang dari tak berwujud menjadi berwujud, dari satuan besar ke satuan
kecil.
4. Nilai Kepemilikan: Dari produsen ke perantara pemasaran dan terus ke konsumen. Pada
distribusi lain produsen ingin mendelegasikan sebagian pekerjaannya kepada perantara. Sebagai
balas jasa perantara harus memperoleh keuntungan yang wajar dari produsen.
Saluran pemasaran terdiri dari beberapa tingkatan. Setiap perantara yang melakukan usaha
menyalurkan barang ke pembeli akhir membentuk tingkatan saluran. Panjangnya saluran dapat
digambarkan menggunakan jumlah tingkatan perantara sebagai berikut:
1. Saluran Nol Tingkat (saluran pemasaran langsung) Saluran pemasaran ini terdiri dari seorang
produsen yang menjual langsung kepada konsumen. Tiga cara penting dalam penjualan
langsung adalah penjualan dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos dan penjualan lewat toko
perusahaan.
2. Saluran Satu Tingkat mempunyai satu perantara. Dalam pasar konsumen, perantara sekaligus
merupakan pengecer.
3. Saluran Dua Tingkat mempunyai dua perantara. Dalam pasar konsumen mereka merupakan
grosir atau merupakan pedagang besar dan pengecer.
4. Saluran Tiga Tingkat mempunyai tiga perantara. Dalam pasar konsumen mereka merupakan
grosir, pemborong dan pengecer.
Dalam menentukan saluran distribusi, ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan oleh perusahaan:
1. Menganalisis produk.
2. Menentukan sifat dan luasnya pasar.
3. Meninjau penyalur yang ada.
4. Analisis biaya dan laba.
5. Kerjasama dan memotivasi penyalur.
6. Mengevaluasi penyalur.
Biaya pembelian atau sewa lokasi dengan pergerakan konsumen yang lebih besar biasanya lebih mahal,
namun biaya iklan untuk menarik minat konsumen lebih murah. Hal ini berlaku khususnya untuk usaha
eceran (retail) dimana jumlah orang yang melintas dan aksesibilitas menjadi persoalan kritis.
Pertanyaan dasar:
1. Dimanakah alamat usaha/bisnis anda?
2. Milik sendiri atau sewa? Bila menyewa, apakah isi perjanjiannya?
3. Apakah memerlukan modifikasi atau renovasi? Berapa biayanya?
4. Jelaskan tentang kondisi property disekitar usaha/bisnis anda?
5. Mengapa tempat ini menjadi lokasi yang bagus untuk usaha/bisnis anda?
Untuk Mail Order, Telemarketing, Manufacturing, Consulting atau bentuk usaha sejenis dimana
konsumen tidak perlu hadir secara fisik ke alamat usaha/bisnis, diperlukan lebih sedikit rincian lokasi.
Modifikasi bagian lokasi agar sesuai dengan situasi usaha/bisnis anda. Dalam beberapa kasus, sebuah
15
lokasi yang bagus mungkin disebabkan oleh dekat dengan supplier, jalur transportasi atau usaha/bisnis
komplemen yang juga bisa menarik minat Target Pasar anda.
E. PERSAINGAN (Competition)
“Siapakah pesaing anda?”. Ini adalah pertanyaan pertama yang akan diajukan oleh investor atau donor
anda. Secara alami, usaha/bisnis adalah soal persaingan, dan hanya sedikit usaha/bisnis yang benar‐
benar baru. Bilamana tidak ada pesaing, anda tetap harus berhati‐hati,karena barangkali tidak ada pasar
untuk produk anda. Bila anda akan membuka warung internet di tempat anda, maka pesaing anda akan
menambahkannya dengan menyediakan makanan, minuman, play station, atau hal‐hal lain untuk
menarik pengunjung.
Pertanyaan dasar:
1. Siapakah (yang akan menjadi) pesaing‐pesaing utama anda? Buatlah daftar.
2. Bagaimana cara anda menjalankan usaha/bisnis anda agar lebih baik daripada para pesaing?
3. Bagaimana pesaing anda beroperasi? Berapa tingkat penjualan dan keuntungan yang mereka
peroleh?
4. (Bila merupakan usaha/bisnis baru) Bagaimana pesaing anda akan menanggapi?
Analisis Pesaing
KATEGORI KEKUATAN KEMUNGKINAN STRATEGI KONSEKUENSI
KELEMAHAN UTAMA
PESAING KOMPARATIF DISAINGI MENYAINGI STRATEGI KITA
F. PENGELOLAAN DAN OPERASI
Manajemen Usaha
Manajemen Usaha adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian
atas pemanfaatan sumber daya perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara efektif
dan efisien sesuai dengan misi dan visi perusahaan. Efektif adalah mencapai sasaran yang diinginkan
atau melaksanakan suatu kegiatan dimana tujuan dari kegiatan tersebut tercapai. Efisien adalah
melaksanakan suatu kegiatan dengan cara yang paling tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan kegiatan
tersebut. Misi adalah jawaban mengapa perusahaan didirikan, untuk apa perusahaan ada, dlam bidang
apa perusahaan bergerak, dan dalam batas‐batas wilayah mana perusahaan akan beroperasi. Visi adalah
mimpi perusahaan ke depan. Akan menjadi apa perusahaan di masa yang akan datang, bagaimana, dan
kapan perusahaan dapat mencapai mimpi dan cita‐citanya.
Sebuah perusahaan adalah juga sebuah organisasi, yang dimaksudkan dengan organisasi adalah
kumpulan orang, yang mempunyai kepentingan yang sama, yang bekerjasama secara terstruktur untuk
16
mencapai tujuan bersama. Jadi perusahaan adalah suatu organisasi, lembaga, badan usaha yang
kelangsungan hidupnya tergantung kepada kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa,
memasarkannya, serta memperoleh keuntungan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki
dalam mencapai tujuan perusahaan.
Sumberdaya perusahaan mencakup hal‐hal berikut ini:
• Modal uang yang dimiliki
• Manusia, baik pemilik maupun pegawai
• Mesin alat produksi
• Kemampuan manajemen yang dimiliki
• Bahan‐bahan atau alat‐alat untuk produksi
• Waktu yang dimiliki perusahaan untuk melaksanakan proses produksi
• Informasi yang dimiliki perusahaan, terutama informasi mengenai konsumen, pesaing, dan
peluang pasar yang ada
Fungsi‐fungsi dalam perusahaan meliputi:
• Fungsi produksi, yaitu bagian dari perusahaan yang memfokuskan kegiatannya pada
pelaksanaan produksi atau pada proses merubah input menjadi output;
• Fungsi keuangan, yaitu bagian dari perusahaan yang memfokuskan kegiatannya dalam
mengelola dana perusahaan, merencanakan sumber dan penggunaan dana perusahaan, dan
mengalokasikan dana perusahaan secara optimal.
• Fungsi sumber daya manusia, yaitu bagian dari perusahaan yang memfokuskan kegiatannya
dalam merencanakan, mengelola, dan mengalokasikan sumber daya manusia yang ada di
perusahaan.
• Fungsi pemasaran, yaitu bagian dari perusahaan yang memfokuskan kegiatannya dalam proses
mengenali kebutuhan konsumen, menganali produk yang dibutuhkan, menentukan harga
produk, mengelola pendistribusian, dan mengkomunikasikannya kepada pelanggan
Fungsi‐fungsi manajemen dalam perusahaan meliputi:
• Fungsi Perencanaan: Perencanaan adalah suatu proses menentukan tindakan di masa yang
akan datang berdasarkan data dan keadaan saat ini (sekarang). Jadi, rencana berorientasi ke
masa yang akan datang. Berdasarkan jangka waktunya, rencana dibagi tiga, yaitu (1) Rencana
jangka pendek, adalah rencana sampai satu tahun ke depan, (2) Rencana jangka menengah,
adalah rencana dari satu tahun sampai tiga tahun ke depan, dan (3) Rencanca jangka panjang,
rencana lebih dari tiga sampai lima tahun ke depan.
• Fungsi Pengorganisasian: Dalam fungsi ini, manajemen melakukan organisasi dan koordinasi
agar sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat ditempatkan dengan tepat dan sesuai serta
optimal dalam mencapai tujuan perusahaan.
• Fungsi Pelaksanaan: dalam fungsi pelaksanaan, manajemen harus dapat melakukan koordinasi
antar fungsi perusahaan agar menghasilkan sinergi optimal. Semua fungsi dan bagian harus
saling mendukung agar semua rencana yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan
sebaik‐baiknya dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
• Fungsi Pengendalian dan Evaluasi: dalam fungsi ini, manajemen harus mampu melakukan
pengendalian dan evaluasi agar mampu mengenali kemajuan dan kelemahan proses produksi
dan pemasaran sehingga bisa meningkatkan kualitas.
17
Berhubung persoalan manajemen sering menjadi penyebab utama kegagalan sebuah usaha/bisnis,
maka sangat penting untuk mempertimbangkan kualifikasi dan struktur manajemen usaha/bisnis.
Catatan tentang latar belakang personel perlu dimasukkan sebagai lampiran. Bila usaha/bisnis anda
akan diawaki sedikit orang dan akan menggantungkan pada para professional dari luar, maka buatlah
daftar tentang orang‐orang tersebut berikut kualifikasinya.
Pertanyaan dasar:
1. Pengalaman apa yang dimiliki Tim Manajemen tentang pengelolaan usaha/bisnis?
2. Apakah fungsi‐fungsi penting yang harus ada dalam menjalankan usaha/bisnis?
3. Siapa yang bertanggung jawab untuk masing‐masing fungsi?
4. Siapa melapor kepada siapa?
5. Berapa tingkat gaji?
6. Apakah tersedia sumber‐sumber manajemen dari luar?
7. Bagaimana produk/jasa anda akan diproduksi? (jelaskan proses produksinya, teknologi yang
digunakan, dan hubungan dengan suplier kunci?
G. PERSONEL
Kesuksesan dari banyak perusahaan tergantung pada kemampuan mereka untuk merekrut, melatih, dan
mempertahankan pegawai yang berkualitas. Biaya yang anda perlukan dalam rencana anda tergantung
pada jumlah dan jenis pegawai yang diperlukan.
Pertanyaan dasar:
1. Berapa jumlah personel yang diperlukan saat ini? Dimasa datang?
2. Ketrampilan apa yang harus mereka punyai? Pelatihan apa yang akan anda sediakan?
3. Apakah orang‐orang yang anda perlukan tersedia?
4. Apakah kompensasi yang disediakan untuk mereka? Adakah tunjangan‐tunjangan lain?
Analisis Tenaga Kerja
JENIS DETAIL TUGAS / KETRAMPILAN YANG JUMLAH TENAGA
SUPERVISOR
PEKERJAAN TANGGUNG JAWAB DIBUTUHKAN KERJA
18
H. PENGGUNAAN DAN DAMPAK PINJAMAN DAN INVESTASI
Bagian ini penting apakah dana yang anda peroleh berasal pinjaman, investasi luar atau investasi dari
anda sendiri. Bagian ini bisa dilengkapi setelah Bab Dua selesai.
Pertanyaan dasar:
1. Berapa investasi total yang diperlukan?
2. Pinjaman atau investasi tersebut akan digunakan untuk apa?
3. Bagaimana pinjaman atau investasi tersebut bisa membuat usaha/bisnis anda lebih
menguntungkan?
4. Kapan pinjaman‐pinjaman anda akan dikembalikan?
5. Berapa tingkat penyusutan yang anda tetapkan?.
19
BAGIAN KEEMPAT
Analisa Keuangan
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan baik untuk
membiayai opersi keuangan sehari‐hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam bentuk aktiva
tetap. Pengeluaran kas dalam suatu usaha atau bisnis dapat bersifat terus menerus (pembelian bahan
mentah, upah buruh, gaji, dsb.), akan tetapi ada juga pengeluaran kas yang bersifat tidak kontinyu
(pembayaran bunga, deviden, pajak penghasilan/laba, pembayaran angsuran perusahaan, pembelian
aktiva tetap yang tidak terpakai, dsb).
Penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan berlangsung terus selama perusahaan hidup.
Demikianlah, aliran kas bagaikan darah yang mengalir terus‐menerus dalam tubuh perusahaan yang
memungkinkan perusahaan hidup. Kelebihan dari aliran kas masuk terhadap aliran kas keluar,
merupakan salso kas yang akan tertahan dalam perusahaan. Besarnya saldo kas, bisa menjadi ukuran
untung atau ruginya perusahaan.
BARANG DALAM
PROSES
Penyusutan
Upah buruh
BARANG JADI
Biaya administrasi,
penjualan
UPAH, BAHAN MENTAH
AKTIVA TETAP
ADMINISTRASI
+ PIUTANG
PENJUALAN Penjualan tunai
Pengumpulan pembelian
Pembelian A T kredit
Penjualan A T
IPinjaman investasi
UTANG KAS PEMILIK
IPembayaran Pengambilan
utang kembali
20
A. Rencana Alokasi Pembiayaan Usaha
Semua usaha memerlukan dana untuk membeli bahan dan membayar jasa yang diperlukan sebagai
invsetasi/modal untuk dapat beroperasi
Jenis‐jenis investasi dan penggunaannya dibedakan sebagai berikut:
1. Investasi Modal: Semua biaya yang digunakan untuk pembelian perlengkapan untuk
menghasilkan pemasukan dan yang mempunyai masa penggunaan dan manfaat yang lama
(lebih dari satu tahun). Secara sederhana dapat dikatakan sebagai uang yang digunakan untuk
membayar aset mati atau aset modal.
2. Modal Kerja : Semua biaya yang dipergunakan untuk menghasilkan pemasukan yang memiliki
manfaat jangka pendek (kurang dari satu tahun). Termasuk disini adalah:
a. Biaya operasional (misalnya biaya untuk pembelian bahan‐bahan untuk pembuatan kue)
dan,
i. Biaya Variabel (modal kerja) – pengeluaran untuk barang‐barang yang diperlukan
untuk produksi, jumlahnya tergantung pada volume penjualan atau produksi. Ada
yang menganggap pengeluaran ini sebagai biaya produksi.
ii. Biaya Tetap‐ merupakan pengeluaran yang harus dilakukan baik dengan ada atau
tidaknya penjualan atau produksi dan penyusutan aset usaha.
b. Biaya non‐operasional (misalnya biaya untuk promosi seperti selebaran dan penyusutan
aset)
a.1. Biaya Investasi Modal (Peralatan)
Peralatan atau perlengkapan usaha apa saja yang diperlukan? Yang dimaksud disini adalah perlengkapan
atau peralatan yang tidak habis pakai atau dapat bertahan atau dapat digunakan berulang‐ulang dalam
jangka waktu tertentu. Berapa harga beli perlengkapan atau peralatan dimaksud? Masukan dalam
bentuk tabel seperti format di bawah ini.
Jumlah yang Subtotal
Nama Peralatan atau Harga @ Rp
No Spesifikasi Teknis Diperlukan Harga
Perlengkapan
A B C=AxB
1
2
3
...
dst
Total
a.2. Biaya Tetap (Biaya Tidak Langsung)
Yang dimaksud biaya tetap adalah biaya operasional yang pengeluarannya harus dilakukan secara
reguler baik ada atau tidaknya penjualan atau produksi dan penyusutan aset usaha. Biaya ini tidak
tergantung pada jumlah produksi dan penjualan. Hitunglah kebutuhan biaya ini untuk periode tertentu,
biasanya perminggu atau perbulan. Sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.
21
Kuantitas Harga Jumlah
No Items Biaya
A B C=AxB
Total
a.3. Biaya Tidak Tetap atau Biaya Variabel (Biaya Langsung)
Biaya ini sering disebut biaya modal kerja atau biaya produksi. Merupakan pengeluaran untuk
pembelian barang‐barang yang diperlukan untuk proses produksi, jumlahnya tergantung pada volume
penjualan atau produksi. Hitunglah kebutuhan biaya ini untuk satu periode produksi. Sajikan dalam
bentuk tabel di bawah ini.
Periode Produksi: ...........
Kuantitas Harga Jumlah
No Items Bahan Baku dan Pendukung
A B C=AxB
a.4. Biaya Non Operasional
Merupakan biaya yang tidak dibutuhkan untuk operasional langsung atau biaya opsional. Tetapi sangat
berperan dalam pencapaian tujuan. Contoh; biaya promosi. Perkirakan kebutuhan biaya ini untuk
periode tertentu. Sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.
Jumlah Satuan Harga Jumlah
No Items biaya
A B C=AxB
a.5. Biaya Penyusutan
Penyusutan adalah perhitungan yang menggunakan perhitungan nilai aset yang susut, misalnya
penyusutan dari nilai peralatan kerja, alat kerja dan kendaraan. Penyusutan bukan pengeluaran tunai
tetapi tetap dianggap sebagai biaya. Perhitungan biaya penyusutan hanya memperhitungkan nilai aset
yang susut yang mempunyai masa pakai panjang dan bernilai tinggi.
Secara sederhana, untuk menghitung penyusutan, masukan daftar nama dan harga peralatan peralatan
atau barang ke dalam tabel berikut. Perkirakan masa pakainya untuk masing‐masing item.
22
Perkiraan Masa
Harga (Rp) Pakai (berapa Penyusutan Nilai Sisa
No Nama Peralatan atau Barang
bulan)
A B C=A:B D=(CxB)‐A
1
2
...
dst
Jumlah Nilai Penyusutan (Rp)
B. Proyeksi Keuangan
b.1. Proyeksi Penjualan
Pada saat melakukan penelitian pasar, anda harus membuat perkiraan tentang jumlah barang yang
dapat anda jual kepada pelanggan. Pastikan angka‐angkanya realistis. Perkiraan penjualan dan
pendapatan/penghasilan adalah bagian paling penting dan paling sulit dalam membuat Rencana
Pengembangan Usaha/Bisnis. Kebanyakan orang cenderung membuat perkiraan berlebihan tentang
tingkat penjualan. Buatlah perkiraan yang wajar..dan ingat pada bulan‐bulan pertama biasanya
pendapatan penjualan pasti rendah.
Perkiraan Penjualan Barang
Harga Jumlah Produk Sisa Nilai Nilai Sisa
Produk Diproduksi Terjual Produk Penjualan Produk
No Item Produk Barang
A B C D=A‐B E=AxC F=AxD
Perkiraan Penjualan Jasa
Jumlah Layanan
No Item Produk Jasa Harga Total
Unit Waktu
23
b.2. Proyeksi/Perhitungan Laba Rugi (Income Statement)
Dalam membuat RPB, kita juga perlu mengetahui perkiraan laba/rugi dari usaha yang akan kita jalankan.
Anda perlu menghitung keuntungan usaha/bisnis anda. Keuntungan adalah pendapatan dari
penjualan/penghasilan dikurangi biaya untuk menjalankan usaha. Untuk setiap usaha baru, disarankan
anda membuat perkiraan keuntungan per bulan untuk jangka waktu setahun.
Proyeksi Laba/Rugi (Income Statement)
Gambaran Jumlah Dalam Rupiah
1. Perkiraan penjualan
a.
b.
c.
TOTAL PENJUALAN (TR)
2. Biaya (Pengeluaran)
a. Biaya tetap (tak langsung)
b. Biaya tidak tetap/variabel (tidak langsung)
c. Biaya non operasional
d. Biaya penyusutan
e. lain‐lain
TOTAL BIAYA (TC = total cost)
3. Sediaan
a. Sediaan Awal (S1)
b. Sediaan Akhir (S2)
HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) = TC + S1‐S2
LABA /RUGI SEBELUM PAJAK DAN ZAKAT = HPP ‐ TC
4. Pajak dan Zakat
a. Pajak (P)
b. Zakat (Z)
LABA/RUGI SETELAH PAJAK = Laba/rugi sebelum pajak – P‐Z
Note: Sediaan atau Stok adalah sisa produk yang belum terjual atau bahan baku yang masih dapat
dipergunakan untuk produksi di periode berikutnya. Sediaan akhir di bulan bersangkutan akan menjadi
sediaan awal di bulan berikutnya.
b.3. Proyeksi Arus Kas (Cash Flow)
Uang tunai ibarat pelumas yang membuat mesin usaha/bisnis dapat terus berjalan. Proyeksi arus kas
menunjukkan jumlah uang yang masuk dan keluar setiap bulan/tahun. Proyeksi arus kas membantu
anda agar tidak kehabisan uang pada saat manapun. Pada umumnya uang tunai diterima dan
dikeluarkan setiap hari.
Kesulitan dalam menyusun proyeksi arus kas, disebabkan oleh beberapa hal berikut:
• Beberapa penjualan mungkin mengandalkan kredit atau uang tunai yang baru akan masuk
beberapa bulan kemudian. Oleh karena itu perusahaan anda harus mempunyai kebijakan kredit.
• Beberapa biaya mungkin akan dibayar beberapa bulan berikutnya. Untuk usaha/bisnis baru hal
ini tidaklah mungkin.
24
• Beberapa biaya, ada dalam bentuk non‐tunai, seperti biaya penyusutan peralatan. Oleh karena
itu, biaya penyusutan jangan dimasukkan dalam dalam Proyeksi Arus Kas.
Periode Pra Periode Operasi
Keterangan
Operasi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Total Penjualan (IDR)
A. Arus Kas Masuk
1. Saldo kas awal
2. Penerimaan hasil penjualan
3. Pelunasan Piutang
4. Modal sendiri
5. kredit modal kerja
6. Kredit investasi
Total arus kas masuk
B. Arus Kas Keluar
1. Biaya investasi
2. Biaya sewa tempat
3. Biaya produksi
4. Biaya ADM & penjualan
5. Biaya bunga
6. Pajak
Total arus kas keluar
C. Sisa kas (A‐B)
Surplus (Defisit)
D. Sisa Kewajiban
1. Angsuran kredit investasi
2. Angsuran kredit modal kerja
Total kewajiban
E. Saldo Kas Akhir(C‐D)
b.4. Neraca Keuangan (Balance Sheet)
Dengan melihat neraca keuangan perusahaan, yaitu struktur kekayaan dan struktur modalnya, anda bisa
mengetahui kesehatan keuangan perusahaan anda. Kesehatan perusahaan bisa dilihat dari tiga aspek
yaitu likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
Likuiditas berhubungan dengan kemampuan usaha/bisnis untuk memenuhi kewajiban finansial yang
harus segera dipenuhi. Likuiditas juga diartikan sebagai:
• kemampuan perusahaan untuk menyediakan alat‐alat likuid sedemikian rupa sehingga bisa
memenuhi kewajiban finansiilnya saat ditagih.
• Perbandingan uang tunai dan aktiva lainnya yang bisa disamakan dengan uang tunai di satu
pihak dengan jumlah utang lancar dipihak lainnya
25
Likuiditas bisa dihitung dengan membandingkan aktiva lancar disatu pihak dengan utang lancar. Hasil
perbandingan ini biasa disebut sebagai ”current ratio” atau ”working capital ratio”. Atas dasar kehati‐
hatian, pedoman untuk current ratio yang baik adalah 200%
Solvabilitas adalah:
• kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansiilnya bilamana perusahaan
tersebut pada suatu saat dilikuidasi.
• Kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar semua utang‐utangnya (baik jangka panjang
maupun pendek.
Sebuah perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan
yang cukup untuk membayar semua utang‐utangnya.
Solvabilitas diukur dengan: Membandingkan jumlah aktiva (total assets) di satu pihak dengan jumlah
utang (jangka pendek maupun jangka panjang)
Perusahaan harus mengusahakan agar solvabilitasnya lebih dari 100%
Rentabilitas merupakan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
tersebut. Atau juga diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu
Rentabilitas = L x 100%
M
L = jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu
M = modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Proyeksi Neraca Keuangan (Balance Sheet)
Periode Pra Periode Operasi
Keterangan
Operasi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
A. Harta lancar
1. Kas
2. Piutang
3. Sediaan
Total harta lancer (1+2+3)
B. Sewa Dibayar di Muka
1. Sewa bangunan
2. ......
Total Sewa Dibayar di Muka
(TS=1+2)
Akumulasi penyusutan biaya sewa
(APS)
Nilai Buku Sewa Dibayar Dimuka
(TS‐APS)
26
C. Harta tetap
1. Tanah
2. Bangunan
3. Mesin peralatan
4. Inventaris kantor
5. Kendaraan
Total harta tetap (THT=1+2+3+4+5)
Akumulasi penyusutan (AP)
Nilai buku harta tetap (THT‐AP)
Total harta (A+B+C)
A. Hutang lancar
1. Hutang dagang
2. Kredit modal kerja
Total hutang lancar
B. Hutang jangka panjang
1. Kredit investasi
Total hutang jangka panjang
Total hutang (A+B)
C. Modal
1. Modal sendiri
2. Laba ditahan
3. Laba periode berjalan
Total modal
Total hutang dan modal
b.5. Asumsi‐asumsi Proyeksi Keuangan
Dalam membuat proyeksi keuangan anda membutuhkan asumsi‐asumsi yang rasional, sehingga hasil
proyeksinya mendekati kenyataan. Buatlah asumsi‐asumsi yang akan mempengaruhi proyeksi keuangan
usaha.
Contoh;
Suatu usaha mengelola bisnis Training Center. Maka asumsi yang dipakai adalah dengan memperkirakan
jumlah pemakaian ruangan dan peralatan yang didasarkan pada jumlah dan kapasitas ruangan.
Perhitungannya sebagai berikut;
Tersedia sebanyak empat ruangan pertemuan; 2 ruangan dengan kapasitas 10‐20 peserta dengan harga
sewa Rp 300.000,00 perhari dan 2 ruangan dengan kapasitas 25‐50 orang dengan harga sewa Rp
750.000,00 perhari.
27
Jangka waktu sewa selama 2 tahun, jumlah hari efektif perbulan 22 hari sehingga total harinya adalah
528 hari, dalam satu tahun 264 hari.
Bila total penjualan 40%, maka rincian perhitungannya adalah sebagai berikut:
Penjualan ruangan dengan kapasitas 10‐20 orang dalam satu tahun adalah Rp 300.000,00 x 2 ruangan x
264 hari x 40% sama dengan Rp 63,360,000.00
Penjualan ruangan dengan kapasitas 25‐50 orang adalah Rp 750.000,00 x 2 ruangan x 264 hari x 40%
sama dengan Rp 158,400,000.00
Dari asumsi diatas maka akan didapat:
Total penjualan pertahun = Rp 63,360,000.00 + 158,400,000.00
C. Analisis Break Even Point
Analisis Break Even Point (BEP), adalah suatu teknik analisa untukmempelajari hubungan antara biaya
tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Dalam perencanaan keuntungan, analisis BEP
termasuk dalam kategori ”profit planning approach” yang mendasarkan hubungan antara biaya (cost)
dan penghasilan penjualan (revenue).
Break Even Point adalah suatu indikator yang menunjukkan level penjualan seperti apa yang dibutuhkan
untuk mengimbangi seluruh biaya tetap pelaksanaan usaha/bisnis dan biaya variabel dari produksi.
Pencapaian break even point adalah indikasi pertama bahwa usaha bisa berjalan. Hal ini juga secara
umum disebut sebagai Return of Investment (RoI) atau pengembalian investasi.
Apabila suatu usaha/bisnis hanya mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul masalah
break even dalam usaha/bisnis tersebut. Masalah break even muncul bilamana suatu usaha selain
mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas akan
selalu berubah‐ubah sering dengan perubahan volume produksi, sedangkan besarnya biaya tetap tidak
mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi.
Termasuk dalam biaya variabel, adalah bahan mentah, upah buruh langsung, komisi penjualan,dll.
Sedangkan yang termasuk biaya tetap adalah depresiasi aktiva tetap, sewa, bunga utang, gaji pegawai,
gaji pimpinan, gaji staff riset, dan biaya kantor.
Penghasilan perusahaan setelah dikurangi biaya variabel merupakan bagian untuk menutupi biaya tetap
(contribution margin atau contribution to fixed cost). Suatu perusahaan dengan volume produksi
tertentu mengalami kerugian, karena penghasilan penjualan yang tersedia hanya bisa menutup biaya
variabel dan sebagian biaya tetap. Ini berarti bahwa bagian dari penghasilan perusahaan yang digunakan
untuk menutupi biaya tetap tidak mencukupi untuk menutupi biaya tetap:
1. Bila contribution margin lebih besar daripada biaya tetap, maka penghasilan penjualan
lebih besar daripada biaya total. Berarti perusahaan memperoleh untung.
2. Bila contribution margin lebih kecil daripada biaya tetap, maka penghasilan penjualan
lebih kecil daripada biaya total. Berarti perusahaan belum memperoleh keuntungan
(merugi).
28
3. Volume penjualan dimana penghasilannya sama dengan biaya totalnya dimana
perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian dinamakan
”break event point”.
4. Break Event Point juga tercapai pada situasi contribution margin sama dengan biaya
tetap.
BREAK EVENT POINT (BEP)
BIAYA TOTAL = PENGHASILAN
BIAYA TETAP = CONTRIBUTION MARGIN
UNTUNG atau RUGI = 0
(harga jual per unit x vol.produksi) ‐ {biaya tetap + (biaya variabel per unit x vol.produksi)} = 0
Contoh perhitungan:
Bila suatu usaha/bisnis bekerja dengan:
• biaya tetap =Rp 300.000,00
• biaya variabel per unit = Rp 40,00
• harga jual per unit = Rp 100,00
• kapasitas produksi maksimal 10.000 unit
Berapa volume produksi yang harus dicapai dan terjual agar tercapai break event point?
Perhitungan:
a. Perhitungan atas dasar unit produksi
(harga jual per unit x vol.produksi) ‐ {biaya tetap + (biaya variabel per unit x vol.produksi)} = 0
100X ‐ {300.000 + 40X} = 0
100X ‐300.000 + 40X = 0
100X‐40X = 300.000
60 X = 300.000
X = 300.000/60
X = 5.000
BEP akan tercapai ketika usaha/bisnis mampu memproduksi dan menjual 5.000 unit produk.
Atau
b. Perhitungan atas dasar sales
BEP akan tercapai ketika usaha/bisnis mampu mencapai penghasilan sebesar
= 5.000 unit x Rp 100,00
= Rp 500.000,00
c. Perhitungan Margin of Safety
Margin of safety adalah suatu angka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau
dianggarkan (budgeted sales) dengan penjualan pada break even point. Dengan kata lain margin of
safety juga menggambarkan batas jarak, dimana bila berkurangnya penjualan melampaui batas jarak
tersebut, maka perusahaan akan menderita kerugian.
29
MoS = Penjualan yang direncanakan – Penjualan pada break even point x 100%
Penjualan yang direncanakan
MoS = (kapasitas produksi maksimal x harga jual per unit) – penjualan pada BEP X 100%
(kapasitas produksi maksimal x harga jual per unit)
MoS = (10.000 X Rp 100,00) – Rp 500.000,00 x 100%
(10.000 X Rp 100,00)
= Rp 1.000.000,00 – Rp 500.000,00 x 100%
Rp 1.000.000,00
= 50%
Artinya kalau jumlah penjualan yang sebenarnya/nyata berkurang atau menyimpang lebih besar dari
50% (dari penjualan yang direncanakan)) maka usaha/bisnis akan mengalami kerugian.
Makin kecil MoS, maka makin besar kemungkinan usaha/bisnis mendekati kerugian dalam hal
penurunan jumlah penjualan nyata.
D. Analisis Return of Investment (RoI):
Return of Investment (RoI) adalah merupakan sebuah ukuran terhadap kemampuan investasi dalam
menghasilkan laba bersih
RoI = (Laba Bersih : Total Modal) x 100%
E. Sumber Dana dan Alokasi Penggunaan Dana
Untuk memperoleh dukungan pendanaan bagi usaha/bisnis anda, baik berupa hibah ataupun pinjaman,
maka anda perlu meyakinkan donor, investor, atau mitra kerja bahwa anda betul‐betul memerlukan
dana. Untuk itu, perhatikan hal‐hal berikut ini:
1. Aset yang akan anda beli dengan dana pinjaman/ hibah harus betul‐betul jelas.
2. Periksalah biaya‐biaya lain dan jenis‐jenis aset
3. Pembayaran kembali dana pinjaman, termasuk bunganya, didasarkan pada proyeksi keuntungan
kedepan.
4. Cantumkan jaminan, aset pribadi dan aset perusahaan
Pada umumnya, alasan penolakan aplikasi pinjaman adalah sebagai berikut:
1. Gagasan usaha anda dianggap terlalu beresiko
2. Anda tidak cukup mempunyai jaminan atau agunan.Pemberi pinjaman perlu diyakinkan bahwa
uang mereka dapat kembali apabila anda tidak dapat membayar cicilan pinjaman.
3. Alasan anda meminjam atau meminta dukungan tidak jelas atau tidak bisa diterima oleh donor,
investor atau calon mitra
4. Tidak menunjukkan keuntungan yang terukur.
5. Anda tidak tampak percaya diri, antusias, tidak berkomitmen, mempunyai informasi yang
berlebihan atau tidak realistis dalam tujuan usaha anda.
30
Tabel: Alokasi Penggunaan Dana
Jenis Biaya jan feb mar apr dst
Biaya operasional
‐ bahan baku dan
kemasan
‐ upah buruh
‐ biaya telepon
‐pemasaran dan promosi
dst....
Daftar Pustaka
.......Mulai Bisnis Anda; Petunjuk. Kantor Perburuhan Internasional 2003
.......Mulai Bisnis Anda; Latihan. Kantor Perburuhan Internasional 2003
……..Writing A Business Plan; Small Business Development Center, George Town University, ‐‐
Bambang Riyanto, Prof. Dr. Dasar‐dasar Pembelajaran Perusahaan. BPFE‐Yogyakarta 2008
Maretno, Etika Dewi; Siti Nurul Ngaini; Analisis Pengaruh Variabel Marketing Mix Terhadap Volume
Pembelian Sari Buah Mengkudu CV Morinda House Bogor; Kajian Bisnis dan Manajemen; Sinergi Edisi
Khusus Marketing, 2005
Miller, Michael 2005. Alpha Teach Yourself: Business Plans dalam 24 Jam. Prenada Media
31