Anda di halaman 1dari 17

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Jalan Strategis Di Kabupaten Raja Ampat

Lokasi : Distrik Waisai – Kab. Raja Ampat

Waktu Pelaksanaan : 5 (Lima) Bulan Kalender

A. Pendahuluan
Secara umum konstruksi perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur yang
bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan pengikatnya
yang jalannya biasa juga disebut jalan rabat/rigid beton. Jalan rabat/rigid beton biasanya
digunakan untuk ruas jalan untuk melayani beban lalu-lintas yang berat dan padat. Selain itu
karena biaya pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan nihil walaupun biaya awalnya lebih
tinggi dibandingkan dengan jalan aspal yang selalu memerlukan pemeliharaan rutin,
pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan (tentunya ini akan memakan biaya yang tidak
sedikit pula), sangatlah tepat menggunakan jenis jalan ini.
Pada paket pekerjaan Pembangunan Jalan Strategis Di Kabupaten Raja Ampat dikerjakan
dengan jangka waktu 5 (lima) Bulan kalender tahun anggaran 2018 ini terletak di Distrik Waisai
Kabupaten Raja Ampat.Pembangunan jalan beton ini dilakukan dengan menggunakan metode
dan peralatan beton yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan tetap mengikuti
petunjuk dan persyaratan teknis pelaksanaan pembangunan jalan beton yang telah ditetapkan.
B. Struktur Organisasi Proyek dan Tugas Utama Personil
1.) Struktur Organisasi

Manajer Lapangan

Pelaksana Lapangan K3 Konstruksi

Asisten Pelaksana Juru Ukur

2.) Tugas dan Tanggung Jawab


- Manajer Lapangan
 Manajer Lapangan adalah team leader dan sebagai penanggungjawab di lapangan.
Manajer lapangan berpendidikan minimal S1 Teknik Sipil dengan pengalaman
minimal 8 tahun serta memiliki SKA Manajemen Proyek / SKA Manajemen
Konstruksi dan juga SKA Ahli Muda Pelaksana Jalan
 Melakukan koordinasi dan supervisi internal team kontraktor untuk seluruh
pekerjaan, baik pekerjaan di lapangan maupun pekerjaan analisa / kantor.
 Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada seluruh anggota team sesuai dengan
pembagian tugas menurut keahlian masing-masing.
 Melakukan fungsi mekanisme kerja eksternal yang menyangkut tindakan diskusi atau
rapat dengan pihak Direksi selanjutnya meneruskan kembali kepada semua anggota
team.
 Membuat pedoman dan catatan pelaksanaan yang akan digunakan seluruh anggota
team dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan.
 Menjalankan tugas keseluruhan secara terus menerus dan koordinatif.
- Pelaksana Lapangan
 Pelaksana Lapangan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah minimal S1 Teknik
Sipil dengan pengalaman min 5 tahun serta memiliki SKA Ahli Muda Pelaksana
Jalan
 Bertugas untuk membantu Site Manager dalam melakukan pelaksanaan dan
pengawasan pekerjaan di lapangan dalam segala aspek ketelitiannya.
 Melakukan pendetailan desain serta pengelolaan data mengenai pengukuran yang
dilaksanakan di lapangan terutama mengenai kondisi yang berhubungan dengan
ketopografian
 Bertanggungjawab kepada Manager Lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang ada di lapangan.

- Asisten Pelaksana
 Asisten Pelaksana Lapangan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah minimal S1
Teknik Sipil dengan pengalaman min 5 tahun serta memiliki SKA Ahli Muda
Pelaksana Jalan
 Bertugas untuk membantu Pelaksana Lapangan dalam melakukan pelaksanaan dan
pengawasan pekerjaan di lapangan dalam segala aspek ketelitiannya.
 Melakukan pendetailan desain serta pengelolaan data mengenai pengukuran yang
dilaksanakan di lapangan terutama mengenai kondisi yang berhubungan dengan
ketopografian
 Bertanggungjawab kepada Pelaksana Lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang ada di lapangan.

- Juru Ukur
Juru Ukur yang digunakan pada pekerjaan ini adalah minimal STM/SMK Teknik Sipil
dengan pengalaman min 3 tahun serta memiliki SKT Juru Ukur, dengan memiliki tugas
sebagai baerikut :

 Menerima tugas pengukuran dan pemetaan situasi secara teoristis


 Melakukan orientasi lapangan
 Menyiapkan alat ukur dan alat pemetaan
 Menyiapkan buku ukur, bahan dan alat untuk pembuatan bench mark seta patok
lapangan
 Mengukur kerangka horizontal dan vertikal
 Mengukur detail situasi
 Menghitung koordinat dan tinggi patok-patok ukur (Bench Mark) kerangka
horisontal dan vertical
 Memetakan Kerangka Horisontal –vertikal sesuai skala Peta
 Menghitung data ukuran situasi
 Menyempurnakan buku ukur (Pembuatan sketsa lapangan)
 Menggambar peta situasi, sesuai skala peta
 Menyusun Laporan

- Ahli K3 Konstruksi
Ahli K3 Konstruksi yang digunakan pada pekerjaan ini adalah minimal S1 Segala
Jurusan dengan pengalaman min 5 tahun serta memiliki SKA Ahli Muda K3 Konstruksi,
dengan memiliki tugas sebagai baerikut :

 Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3


Konstruksi
 Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
 Merencanakan dan menyusun program K3
 Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
 Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur
kerja dan instruksi kerja K3
 Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis
K3 konstruksi
 Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika
diperlukan
 Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat
C. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
1.) Pekerjaan Pendahuluan
Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, di adakan Rapat Pra Pelaksanaan
(Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi
Pekerjaan, Kontraktor, Konsultan untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun
yang non teknis dalam proyek ini, serta menyampaikan rencana mobilisasi alat,rencana
tempat pembangunan direksi keet, Barak Kerja serta Laboratorium.
Pembuatan Direksi keet bertujuan untuk kantor baik untuk direksi lapangan maupun
pengawas lapangan dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk kantor
maupun tempat rapat antara direksi lapangan, pengawas lapangan. Pembuatan Bangsal
kerja digunakan untuk menyimpan material agar terlindung dari hujan dan aman, serta
tempat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya teknis. Pembuatan
Laboratorium bertujuan untuk dapat mengetahui hasil pekerjaan maupun rencana
pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pembuatan Papan Nama
proyek dipasang ditempat yang dapat dilihat dengan jelas, berisikan Data pekerjaan
tersebut
Setelah semua disetujui dilakukan rekayasa lapangan guna melihat secara langsung
langkah- langkah yang akan dikerjakan, serta metode-metode yang digunakan.

2.) Uraian Pekerjaan


Adapun Uraian Pekerjaan sebagaiamana tercantum pada RAB adalah sebagai berikut :
I UMUM
1. Mobilisasi
2. Manajemen dan Keselamatan lalu Lintas
3. Pembuatan Mix Design Beton K-300 dan K-250 di Laboratorium

II PEKERJAAN GORONG-GORONG
1. Galian Tanah Pondasi
2. Timbunan kembali Galian Pondasi
3. Hamparan Pasir Bawah Pondasi, t = 5 cm
4. Pasangan batu kosong , t = 20 cm
5. Pasangan pondasi batu belah (1 Pc : 4 Psr)
6. Pekerjaan Bekisting :
a. - Pekerjaan Bekisting plat deucker
'- Bongkar Bekisting
b. - Pekerjaan Bekisting sloof
'- Bongkar Bekisting
c. - Pekerjaan Bekisting dinding pengaman
'- Bongkar Bekisting

III PEKERJAAN TANAH


1. Timbunan pilihan, sirtu (diukur dengan rod & plate), tebal 12 cm
2. Penyiapan badan jalan

IV STRUKTUR
1. Beton mutu tinggi K-300
2. Beton mutu sedang K-250 (Dinding pengaman jalan dan plat
deucker/sloof)
3. Baja tulangan U24 Polos
I. Umum
- Mobilisasi
Mobilisasi Peralatan pekerjaan yang terdiri dari :

PERALATAN
- Concrete Mixer 0,3 - 0,6 M³

- Dump Truck 3-4 M³

- Excavator 80 - 150 HP

- Vibrator Roller 5 - 8 T

- Water Tanker 3000 - 4500 Ltr

- Motor Grader

FASILITAS
- Base Camp
- Kantor dan fasilitas /perlengkapan
- Barak
- Bengkel
- Gudang dan lain-lain
- Laboratorium

Hendaknya ketika melakukan mobilisasi maupun demobilisasi,


berkordinasi dengan kepolisian setempat guna menghindarinya gangguan lalu
lintas.

- Manajemen Keselamatan Lalu Lintas


Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan
tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat
akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya. Agar dalam
pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan, maka
manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
 Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi
sesuai ketentuan.
 Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan
dan koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
 Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di
lapangan.
 Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya
secara tepat dan benar.
 Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan
mengarahkan arus lalu lintas.

Peralatan Keselamatan Lalu Lintas

 Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik


 Rambu peringatan
 Peralatan komunikasi dan lainnya

Tenaga yang terdiri dari:

 Pekerja
 Koordinator

Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya


agar lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-
rambu yang dipasang haruslah mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna
menghindari kecelakaan di malam hari.

- Pembuatan Mix Design Beton K-300 dan K-250 di Laboratorium

bertujuan untuk dapat mengetahui hasil pekerjaan maupun rencana pekerjaan


agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

II. Pekerjaan Gorong-gorong


- Galian tanah Pondasi
Menyiapkan lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank pada
area tanah asli yang akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat.
Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang mengacu
pada bowplank
Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk kerapian
dan kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam
gambar pelaksanaan atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk
mencapai daya dukung yang baik,dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk. Jika
galian melampaui batas kedalaman, maka harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan maksimum, Hasil galian yang dapat dipakai untuk
penimbunan harus diangkut langsung ke tempat yang sudah direncanakan dan
disetujui oleh Direksi.

Contoh Proses Galian

- Timbunan Kembali
Timbunan kembali bekas galian dimaksudkan untuk menutup kembali galian
yang ada. Setelah galian tertutup dilakukan pemadatan. Bagian-bagian yang yang
akan diurug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah urugan dalam
kondisi cukup baik, bebas dari sisa (rumput / akar-akar lain-lainnya). Pengurugan
dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 30cm setiap lapisan,
kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelumdilakukan pemadatan.
Semua urugan kembali dibawah atau disekitar
b a n g u n a n d a n pengerasan sesuai dengan gambar rencana
- Hamparan Pasir bawah pondasi, Pasangan Batu Kosong dan Pasangan Pondasi
Batu Belah.
Urugan pasir di bawah pondasi, Pas. batu kosong, dan Pas. batu belah (1Pc :
4Psr) . Material batu yang akan disupply adalah batu yang keras, padat dan tahan
terhadap udara dan air . Sebelum pasangan batu dikerjakan, batu dibasahi
seluruh permukaannya sehingga bisa melekat dengan material campuran untuk
melekatkan antara batu. pekerjaan dilaksanakan dengan tenaga manual, dengan
lokasi tersebut disepanjang jalan sesuai dengan Gambar Rencana yang telah
ditetapkan dan disetujui oleh direksi.
Urutan Kerja :
a) P e m a s a n g a n patok-patok profil dimensi bentuk
p a s a n g a n b a t u ya n g sesuai dengan kondisi lahan yang
akan dipasang pasangan batu dan sesuai dengan gambar pasangan
batu pada shop drawing
b) Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dengan ketebalan
sesuai dengan gambar. Kemudian disiram dengan air
secukupnya hingga jenuh
c) B a t u y a n g a k a n d i p a s a n g d i b e r s i h k a n d a n
d i b a s a h i s e l u r u h permukaannya.
d) Pasangan batu kosong (aanstamping) dipasang dengan
ketebalan sesuaigambar kerja kemudian diisi pasir dan disiram dengan air
sampai semua lubang batu karang penuh berisi pasir.
e) Semen / Pc, pasir dan air di campur kemudian diaduk menjadi pasangan dengan
menggunakan alat Concrete Mixer dengan adukan campuran 1PC : 5
Psr.
f) Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus
dilapisi adukan serta pasangan permukaan atasnya harus datar/rata dan
waterpass
g) P e k e r j a a n p e m a s a n g a n d i l a k u k a n o l e h t u k a n g b a t u
dengan j u m l a h tukang sesuai dengan pengerjaan harian
dilapangan serta dibantu oleh beberapa tenaga kerja. Penyelesaian
dan perapian dikerjakan setelah pemasangan selesai dilaksanakan
- Pekerjaan Bekisting
Adapun pelaksanaan pekerjaanya sebagai berikut :
1. Bekisting harus terbuat dari triplek ukuran 9 mm dan rangka yang kokoh
terbuat dari kayu keras, sama sekali tidak diijinkan memakai bambu sebagai
rangka bekisting.
2. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan - sambungan.
Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau adukan beton yang
mengalir keluar karena bocor.
3. permukaan dalam bekisting sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran
bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan.
4. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus
atas seijin Direksi/Pengawas.
5. Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas
terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak menolak dan
memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap bekisting yang
dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun ukuran –
ukurannya.

III. Pekerjaan Tanah


- Penyiapan Badan Jalan
Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan
pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai degan yang
ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan,
dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar.
- Timbunan Pilihan Sirtu (Diukur dengan Rod & Plate)
- Timbunan pilihan, adalah timbunan atau urugan yang digunakan untuk
pencapaian elevasi akhir yang disyaratkan dalam gambar perencanaan dengan
maksud khusus lainnya, untuk memperkecil gaya lateral tekanan tanah.
Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, tanah dasar yang sudah dibersihkan
harus dipadatkan terlebih dahulu dengan menggunakan alat mekanis khusus
(stamper) yang memiliki kemampuan maksimal & optimal untuk tercapainya
tingkat kepadatan yang sangat solid dari pekerjaan pemadatan yang
dimaksud. Material untuk pengurugan didapat dari jenis yang sudah disetujui
oleh Pengawas. Material dihampar dengan menggunakan motor grader, dan
penghamparan dibuat lapis demi lapis dengan ketebalan per-lapis maksimum
setinggi 15 cm, dipadatkan hingga mencapai angka 98% dari kepadatan
maksimum sesuai dengan test ASTM D 1556 (Sand Cone Methode).
- Excavator memuat material (pasir urug) kedalam dump truck di borrow
area kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan
- Excavator memuat material (pasir urug) kedalam dump truck di borrow
area kemudian diangkut kelokasi pekerjaan
- Tiba di lokasi pekerjaan, material (pasir urug) didumping dari dump
truck kemudian dilakukan penghamparan, penghamparan material
(pasir urug) dilakukan oleh pekerja dengan menggunakan motor grader
- Hamparan material (pasir urug) disiram air sebelum dilakukan
pemadatan, pemadatan dilakukan meggunakan vibro roller hingga
didapatkan kepadatan dengan tebal sesuai rencana.

IV. Pekerjaan Struktur


- Beton mutu tinggi K-300 dan K-250 (Plat Deucker)
Bahan :
- Semen
- Pasir Beton
- Agregat Kasar
Alat :
- Con Pan. Mixer
- Truck Mixer
- Water Tanker
- Alat Bantu
Adapun pelaksanaan pekerjaanya sebagai berikut :

- Bila tidak ditentukan lain, adukan beton harus dibuat dengan menggunakan
mesin pengaduk beton
- atau ready mix. Penentuan jenis dan ukuran beton molen harus sepengetahuan
Direksi. Permukaan bagian dalam molen harus selalu bersih, tidak
diperbolehkan ada kerak - kerak beton sisa adukan yang dibuat sebelumnya.
Campuran Adukan Beton

- Campuran adukan beton harus dibuat sesuai dengan Rencana Campuran Beton
yang sesuai
- dengan RKS. Sehubungan dengan hal itu, jumlah PC, bahan - bahan adukan dan
air untuk membuat adukan beton harus ditakar dengan alat - alat penakar yang
tertera dalam RKS.
Waktu Pengadukan
 Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran beton
adalah paling sedikit 1 1/2 menit untuk 1 m3 beton dihitung dari saat sesudah
semua bahan kecuali air, dimasukkan ke dalam molen.
 Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin lebih besar
dari l m3. Contoh : untuk 2 m3, waktu pengadukan adalah : 1 1/2 menit + 1
menit = 2 1/2 menit dan seterusnya.
 Kekentalan Adukan Beton
Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T15-1990-
03).
 Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.
 Untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah air yang
digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan cuaca atau
kelembapan bahan - bahan adukan.
Pengecoran Beton

 Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas.


 Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca buruk.
 Adukan beton yang tidak memenuhi syarat tidak boleh dipakai dan harus
dikeluarkan dari tempat pekerjaan.
 Pada waktu pengecoran, adukan beton tidak boleh dijatuhkan tinggi jatuh lebih
dari
1,5 m. Bila tinggi jatuh adukan beton lebih dari 1,5 m maka kerikil akan terpisah
dari adukan dan akan membentuk sarang - sarang kerikil yang berongga.
 Untuk pengecoran yang dalam/tinggi, dapat menggunakan saluran vertikal dan/
atau corong yang licin agar adukan beton yang melaluinya tetap homogen.
 Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah dicorkan,
tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah
datar.
 Bagian struktur yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis, tiap
lapis harus mempunyai tinggi yang merata/seragam dan tidak melebihi 100 cm,
harus dihindarkan terjadinya lapisan, yang tingginya tidak seragam dan
berbentuk miring. Pengecoran lapisan yang berikutnya harus dilakukan
 pada waktu lapisan sebelumnya masih lunak. Pemakaian conveyor belt untuk
mengangkut adukan beton harus seijin Direksi.
 Dalam cuaca panas, Rekanan harus melakukan langkah – langkah pengamanan
agar adukan beton tidak terlalu cepat mengering, misalnya dengan cara
melindunginya dari panas matahari secara langsung
Pembentukan Tekstur Permukaan
 Setelah dipadatkan, permukaan beton semen harus diratakan
 Beton yang masih plastis diberi tekstur permukaan dengan mendirikan burlap,
penyikatan dengan kawat dan pembuatan alur
 Menyikat melintang, cocok untuk lalulintas sedang atau tinggi, dapat dikerjakan
secara manual atau mekanis, penyikatan dilakukan secara melintang dan
kedalaman tekstur ± 1,5 mm
 Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton
 Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang - kurangnya selama 14
(empat belas) hari setelah dicor, dengan cara disirami air, atau ditutup dengan
karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang dapat dibenarkan.
 Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru dicor
dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton tersebut.
 Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir di permukaan
beton yang masih basah.
Gambar Pembentukan Tekstur Permukaan

Perlindungan Dari Air Hujan/Perawatan Beton


 Lembaran plastik dan baja sisi acuan atau papan kayu harus tersedia setiap saat
untuk melindungi permukaan dan sisi perkerasan beton yang baru dihampar, bila
terjadi hujan
 Bila hujan menerpa perkerasan beton yang baru dihampar belum mengeras,
tutup permukaan dengan lembaran plastik
 Tambahan air pada permukaan perkerasan akan menaikkan rasio air semen yang
berpotensi mengurangi durabilitas
Pembukaan Bekisting
 Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan normal
bekisting pelat hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28 hari.
 Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga statis tanpa getaran,
goncangan atau pukulan yang bisa merusak beton.

Quality Control
Pengujian Beton

 Test kubus
 Slump test
 Uji kuat tekan
 Uji kelenturan
- Baja Tulangan U24 polos
Baja tulangan U24 polos ini digunakan pada beton K-300 dan juga K-250 (plat
deucker)
Pada beton mutu tinggi K-300, baja tulangan U24 polos berfungsi sebagai dowel
dan tie bar.

Batang dowel secara manual dimasukkan ke dalam sendi konstruksi


(construction joint) pada tahap akhir pekerjaan. Sendi konstruksi (construction
joint) harus direncanakan sedemikian rupa untuk dapat mengurangi sendi
tambahan. Agar dapat mencegah korosi, batang dowel yang baik dilapisi dengan
stainless steel atau epoxy. batang dowel biasanya dimasukkan pada pertengahan
slab mendalam. Fungsi Dowel adalah Sebagai penyalur beban pada sambungan
yang dipasang dengan separuh panjang terikat dan separuh panjang dilumasi
atau dicat untuk memberi kebebasan bergeser.

1. Untuk menguatkan konstruksi badan jalan.


2. Untuk menghambat retakan yang terjadi di salah satu segmen agar tidak
menjalar
V. Sistem Pengendalian Mutu
Kualitas pekerjaan dari suatu proyek benar-benar dituntut dari masing-masing item pekerjaan.
Untuk itu pelaksana akan menyiapkan Laboraturium dilokasi pekerjaan atau base camp yang ada
dengan berbagai peralatan pengujian. Untuk menjamin mutu bahan dari hasil pekerjaan, pemeriksaan
pengujian akan dilakukan seperti sebagai berikut :
1. Pengujian Beton
 Test kubus
 Slump test
 Uji kuat tekan
 Uji kelenturan
 dll
2. Pengujian bahan Tanah
 CBR Laboraturium
 CBR Lapangan
 Kepadatan lapangan > Sand Cone
 Kepadatan Laboraturium > Proctor test
 Pemeriksaan Kadar air
 Pemeriksaan Berat Jenis
 Plastisitas Indeks, Batas-batas Atterberg

3. Pengujian Agregat
 Analisa saringan
 Berat Jenis
 Abrasi
 Dll FakFak, 2 Januari 2018

CV. HENGGI MATIRI

USMAN TIGTIGWERIA

Direktur

Anda mungkin juga menyukai