Anda di halaman 1dari 5

Negosiasi

Keamanan internasional dapat tercapai melalui manajemen konflik, dan manajemen konflik
tersebut terpenuhi melalui seluruhnya oleh negosiasi. Bukan perangkat militer yang mahal
lah yang mampu menjamin kemananan suatu negara dan penduduknya, melainkan diplomasi
yang diasosiasikan dengan penggunaan dan ketidakpenggunaannya (perangkat militer).
(Zartman, 2008)

Pengertian

Adam Watson (1982) mengkarakteristikkan hubungan diplomasi sebagai negosiasi-negosiasi


antarkesatuan politik yang mana keduanya diketahui bersifat independen. Itu artinya sesuai
dengan pernyataan G.R. Berridge bahwa kegiatan dalam hubungan internasional lebih kepada
negosiasi ketimbang paksaaan, propaganda, atau permasalahan hukum atau melalui berbagai
alat-alat perdamaian yang nantinya secara langsung dan tak langsung mengarah dalam
kegiatan negosiasi.

Dalam jurnal yang berjudul The Nature of Negotiation juga dijelaskan bahwa terdapat
perbedaan antara negosiasi dan bargaining. Bargaining mendeskripsikan iklim kompetitif,
situasi win-lose, flea market, dan semacamnya. Sementara dalam term negosiasi lebih kepada
situasi win-win.

Macam-Macam Negosiasi

Secara umum, berdasarkan berlangsungnya proses negosiasi ada dua macam negosiasi:

1. Negosiasi kooperatif merupakan jenis negosiasi dimana konflik dapat diminimalisir


dan seluruh gagasan yang ada difokuskan pada tujuan untuk mencapai solusi yang
terbaik bagi semuanya. Sifat dari negosiasi ini anatar lain: membuka informasi seluas-
luasnya, mempertimbangkan sejumlah alternatif, fleksibel, membantu pihak lainnya
dalam menyampaikan gagasan, dan keputusan bersifat win-win solution.
2. Negosiasi kompetitif merupakan negosiasi di mana terjadi suasana tidak ramah sebab
masing-masing pihak berusaha mendapatkan tawaran yang lebih baik dari lainnya.
Oleh karenanya dalam situasi negosiasi tersebut diperlukan seni dalam menyatakan
penawaran terbuka serta keterampilan dalam mendiginkan situasi konflik serta
bersikap tegas dalam menjaga posisi pengendali.

Namun dalam prakteknya, hampir semua negosiasi yang terjadi merupakan kombinasi dari
dua macam negosiasi di atas.

Kondisi Alamiah Negosiasi

Negosiasi terjadi dengan beberapa alasan, diantaranya: (1) untuk membuat persetujuan
mengenai bagaimana berbagai atau menentukan sumber daya yang terbatas, seperti tanah,
properti, atau waktu; (2) untuk menciptakan ‘sesuatu yang baru’ yang mana suatu partai tidak
mampu menciptakannya seorang diri; (3) untuk menyelesaikan masalah atau pertikaian
antarpartai.

Terkadang orang gagal bernegosiasi karena mereka tidak menyadari bahwa ia berada di
lingkungan negosiasi. Mereka akan kehilangan kesempatan untuk meraih tujuan, kebutuhan
atau penyelesaian masalah mereka selembut yang mereka inginkan. Oleh karena itu perlu kita
ketahui beberapa karakteristik situasi negosiasi pada umumnya:

1. Terdapat dua atau lebih partai (bisa berupa individu, grup, atau organisasi) sebab
negosiasi dimengerti sebagai sebuah proses antarindividu, grup, atau organisasi.
2. Terdapat konflik kepentingan dan hasrat antara dua atau lebih partai (keinganan satu
partai bukan kepentingan yang sama pentingnya bagi partai lainnya) dan mereka
harus mencari jalan untuk memecahkannya.
3. Partai-partai tersebut bernegosiasi karena pilihan. Mereka berpendapat bahwa mereka
akan mendapatkan persetujuan yang lebih baik melalui negosiasi ketimbang dengan
mudahnya menerima apa yang pihak lain berikan padanya secara sukarela.
4. Saat bernegosiasi semua mengharapkan proses give and take sebagaimana fundamen
dari definisi negosiasi itu sendiri.
5. Masing-masing partai lebih memilih jalan negosiasi dan mencari persetujuan
ketimbang pertarungan terbuka.
6. Negosiasi yang baik adalah yang meliputi manajemen resolusi tangible dan intangible.
Tangible merupakan resolusi berdasarkan harga atau bentuk dari persetujuan itu
sendiri. Sedangkan resolusi intangible adalah resolusi yang meliputi faktor-faktor
yang terletak pada motivasi phisologikal yang secara langsung atau tak langsung
mempengaruhi perilaku partai selama jalannya negosiasi.

Kendati sebagian besar manajemen konflik menemukan resolusinya melalui negosiasi,


terdapat beberapa situasi partai menhindari adanya proses negosiasi (J.V. Levinson, Smith,
dan Wilson, 1999):

1. When you’d lose the farm. Kondisi yang mengancam partai untuk kehilangan
segalanya.
2. When you’re sold out. Ketika mengalami suatu kesulitan dalam bernegosiasi.
3. When the demands are unethical. Ketika pihak lawan meminta dukungan pada
sesuatu yang ilegal, tidak etis, dan tidak bermoral. Ini demi menjaga reputasi.
4. When you don’t have time. Ketika seorang penegosiasi mengalami tekanan waktu ia
akan bertidak jauh lebih tidak bijaksana ketimbang biasana.
5. When they act in bad faith. Menghentikan negosiasi ketika lawan menunjukkan etiket
buruk dan tidak dapat dipercaya.
6. When waiting would improve your position. Ketika menunggu memberi kemungkinan
untuk meningkatkan posisi.
7. When you’re not prepared. Saat tidak siap bernegosiasi akan lebih baik jika telah siap.

Peran Negosiasi

Negosiasi memiliki peranan dalam tiga aksi: diawal, ketika konflik mulai menjadi isu atau
masalah, yakni untuk menghindarinya menjadi lebig buruk; kedua, ketika langkah awal gagal
negosiasi menawarkan solusi dan resolusi; dan ketiga, saat krisis (ketika langkah satu dan dua
gagal) negosiasi akan membawa eskalasi (dinamika konflik, suatu usaha untuk menang dalam
sebuah kontes yang mana berada dalam posisi yang tidak menyenangkan) dan violence
menuju akhir. Di sini negosiasi akan menentukan bentuk outcome bersama apakah suatu
partai memenangkan atau semua partai lainnya berhenti dalam usahanya untuk menang.
Maka dapat disimpulkan bahwa negosiasi adalah proses mengkombinasikan posisi-posisi
divergen/ berkonflik melalui komunikasi ke dalam sebuah join decision. (Zartman, 2008)
Analisis

Saya setuju dengan pernyataan Adam Watson (1982) yang mengkarakteristikkan hubungan
diplomasi sebagai negosiasi-negosiasi antarkesatuan politik yang mana keduanya
diketahui bersifat independen. Karena pada dasarnya kegiatan dalam hubungan internasional
lebih kepada negosiasi ketimbang paksaaan, propaganda, atau permasalahan hukum dan
bagaimanapun juga, penggunaan berbagai alat-alat untuk perdamaian nantinya juga, secara
langsung atau tidak langsung, tetap akan mengarah dalam kegiatan negosiasi itu sendiri.
Kemudian melalui negosiasi akan ditentukan bentuk outcome bersama apakah suatu partai
memenangkan atau semua partai lainnya berhenti dalam usahanya untuk menang. Maka dapat
disimpulkan bahwa negosiasi adalah proses mengkombinasikan posisi-posisi divergen/
berkonflik melalui komunikasi ke dalam sebuah join decision. (Zartman, 2008)

Tanggapan adalah komentar tehadap sesuatu (bacaan, pidato, dsb). Tanggapan ada yang bersifat
positif dan ada juga bersifat negarif. Tanggapan positif cenderung bersifat optimis dan santun,
Contoh:
Tidak dapat dipungkiri bahwa peran guru dalam mendidik siswa menjadi salah satu ukuran
keberhasilan pendidikan di sekolah. Sistem pendidikan yang baik selalu menempatkan guru sebagai
“kurikulum berjalan”. Artinya guru tidak hanya dituntut dapat menyampaikan materi saja tetapi juga
menjadi sumber inspirasi, pedoman bersikap sosial, dan bertingkah laku. Guru menjadi hidden
curriculum yang tidak pernah kehabisan akal dan cara untuk menjadi siswa.
(Rustamaji: Guru yang Menggairahkan, 2007)

Tanggapan positif:
1. Meskipun peran guru dalam mendidik siswa sangat penting, hendaknya kita tidak selalu
bergantung pada guru.
2. Selain menjadi sumber inspirasi, guru harus bisa memberikan teladan yang baik dalam setiap
tindakannya.

Tanggapan negatif:
1. Karena guru adalah manusia biasa, jadi jangan terlalu berharap banyak kepadanya.
2. Sudah bukan eranya lagi jika guru dianggap sebagai “kurikulum berjalan”.

Pengertian Komunikasi verbal dan


nonverbal beserta contoh dan
slogan produk
June 1, 2013

1. Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang


disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral).
Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau
keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan,
komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang
disampaikan.
contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media,
contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal
melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan
komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media
surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.

2. Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati porsi penting. Banyak
komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan
komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal,
orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam
persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.
Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk
lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan saat
menerima pesan.

Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah,
sandi, symbol-simbol, pakaian sergam, warna dan intonasi suara.

contoh :

a.Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.

b.Gerakantubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi
wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan
suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan
atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan,

c.Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara.
Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara,
kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.

d.Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal.
Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi
suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu
tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).

CONTOH SLOGAN SUATU PRODUK :

ULTRA MILK
Banyak dikalangan modern seperti saat ini, berbagai jenis merk susu telah berkembang. akan
tetapi eksistensi ultra milk tetap menjadi nomor 1 dari para pelanggan. sebab memang sudah
membawa nama sejak dulu ultra milk senantiasa menemani setiap saat seperti sarapan dan
untuk beraktifitas.

Slogan : “Apapun sarapannya, soal susu.. ultra juaranya”

Alasan menggunakan slogan demikian adalah dilihat dari segi pengguna para konsumen
sebagian tentunya setiap sarapan selalu ditemani dengan segelas susu. sehingga, peluangnya
selalu berada ketika seseorang saat sarapan atau memulai aktifitas dipagi hari dengan
meminum susu. dengan demikian, susu ultra mengeluarkan slogan demikian agar masyarakat
selalu ingat untuk masalah susu, ya pasti ultra juaranya.

dengan jenis beragam rasa yang tidak dimiliki oleh semua jenis susu lainnya, ultra milk tetap
menjadi nomor satu diantara para pelanggan indonesia.

Anda mungkin juga menyukai