264 448 1 SM
264 448 1 SM
TINJAUAN PUSTAKA
Erfen G. Suwangto
ABSTRACT
A cerebral or brain aneurysm is a cerebrovascular disorder in which weakness Departemen Etika, Fakultas
in the wall of a cerebral artery or vein causes a localized dilatation or balloon- Kedokteran Universitas Katolik
ing of the blood vessel. There are many clinical considerations that should be Indonesia Atma Jaya. Jl. Pluit Raya
made in choosing the best treatment. Currently there are two treatment options No. 2, Jakarta Utara 14440.
for ruptured brain aneurysms: surgical clipping or endovascular coiling. These
two methods have their own benefits and risks. In addition, unruptured brain
aneurysms treatment even needs more difficult clinical considerations. Experi-
enced clinician with their experienced skills and good clinical considerations
should be combined in choosing the best cerebral aneurism treatment.
Key words: cerebral aneurysm, clinical considerations, the best treatment
PENDAHULUAN Aneurisma dapat terjadi di seluruh pembuluh darah
tubuh kita. Apabila aneurisma terjadi pada pembuluh
Aneurisma serebral (aneurisma otak) adalah kelemah-
darah di dada, beberapa gejalanya adalah rasa sakit
an pada dinding pembuluh darah otak, baik pembuluh
di dada, batuk yang menetap, dan kesulitan untuk me-
darah nadi maupun pembuluh darah balik (tunika me-
nelan. Pada perokok sering terjadi aneurisma pada
dia dan tunika intima dari arteri maupun vena) yang
pembuluh darah di lutut, yang menimbulkan gejala
menyebabkan penggelembungan pembuluh darah
seperti tertusuk-tusuk di belakang lutut.1
otak tersebut secara terlokalisir.1
Apabila aneurisma ini terjadi pada pembuluh darah di
Pembuluh darah nadi (arteri) normal memiliki 3
dasar tengkorak, gejalanya dapat berupa sakit kepala
lapis-an,2 yakni (1) tunika intima (lapisan terdalam yang hebat, berdenyut, dapat disertai atau tidak di-sertai
yang merupakan lapisan endotelial); (2) tunika dengan muntah. Komplikasi aneurisma otak da-pat
media (ter-diri dari otot polos); dan (3) tunika menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak
adventisia (terdiri dari jaringan ikat).
sehingga terjadi pendarahan subaraknoid, intraserebral,
Dinding kantung aneurisma terdiri dari tunika intima subdural, infark serebri, atau hidrosefalus.1
dan tunika adventisia. Sedangkan tunika media
Lokasi aneurisma biasanya terjadi pada pembuluh
ber-akhir pada daerah pertemuan kantung
darah nadi (arteri) di dasar otak, yaitu di bagian
aneurisma de-ngan pembuluh darah induk. Tunika
depan Sirkulus Wilisi (kira-kira 85%) yang memberi
intima biasanya normal walau di bawahnya sering
suplai darah ke daerah depan dan tengah otak. 1
terjadi proliferasi sel. Namun, membran elastik di
Pertama, arteri serebri anterior dan komunikans
dalam tunika intima, berkurang jumlahnya atau
anterior (30–35%). Kedua, percabangan arteri
bahkan tidak ada. Sedang-kan tunika adventisia
karotis interna dan arteri komunikans posterior (30–
pada aneurisma biasanya terinfiltrasi oleh sel-sel
35%). Ketiga, percabangan arteri serebri media
radang seperti limfosit dan fagosit.2
(20%). Keempat, arteri vertebro-basilaris (15%).
Kantung aneurisma sendiri sering berisi sisa-sisa be-
Aneurisma yang terjadi pada bagian belakang pem-
kuan darah (trombotik) dan pembuluh darah induk dari
kantung aneurisma seringkali mengalami buluh darah otak, biasanya disebabkan oleh trauma.1