ABSTRAK
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan yaitu Populasi dan Sampel
penelitian deskriptif. yaitu penelitian Populasi adalah keseluruhan
yang bertujuan menggambarkan keadaan subjek penelitian (Arikunto, 1998).
/ status fenomena (Arikunto, 1998). Dalam penelitian ini populasinya adalah
Variabel dalam penelitian ini seluruh mahasiswa FIK UNPAD program
adalah (1) Sikap mahasiswa terhadap A angkatan 2003-2006 yang sedang
mata kuliah yang dipelajari di FIK (2) menjalani pendidikan akademik. Adapun
Minat mahasiswa untuk menjadi perawat. jumlah populasinya adalah sebanyak 374
(3) Motivasi berprestasi mahasiswa orang. Sedangkan jumlah sampel yang
diambil adalah 182 orang.
Dari 182 orang tersebut, jika koefisien reliabilitasnya yaitu ada di
dilihat berdasarkan IPK yaitu maka sekitar 0,9.
jumlah sample untuk tiap rentang IPK Analisa Data
yaitu: IPK dengan predikat memuaskan Sebelum dianalisa, data terlebih
sebanyak 56 mahasiswa; IPK dengan dahulu diedit untuk mengecek
predikat sangat memuaskan sebanyak kelengkapan jawaban dari responden.
121 mahasiswa; dan IPK dengan predikat Kemudian dilakukan koding sebag ai
cum laude sebanyak 5 mahasiswa. berikut
Pengambilan sampel pada SS S E TS STS
penelitian ini adalah menggunakan teknik Pernyataan + 5 4 3 2 1
Simple Random Sampling Pernyataan - 1 2 3 4 5
Teknik pengumpulan data yang Kemudian dilakukan deskriptif data
digunakan untuk mendapatkan data dengan skor T, dan untuk variable sikap
menggunakan angket dengan skala sebagai berikut:
bertingkat (skala likert) Favourabel (+) bila skor total ≥ skor T
Uji instrument yang dilakukan Unfavourabel (-) bila skor total < skor T
yaitu untuk uji validitas deng
an Sedangkan untuk variabel minat dan
menggunakan tekhnik korelasi item total motivasi deskriptifnya adalah sebagai
terkoreksi dan dinyatakan valid, dengan berikut:
koefisien validitasnya yaitu ≥ 0,3. Tinggi (+) bila skor total ≥ skor T
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan Rendah (-) bila skor total < skor T
dengan menggunakan pendekatan Terakhir dihitung distribusi
konsistensi internal Rumus Alpha. frekuensi untuk setiap kategor
i.
Instrumen dinyatakan reliabel dengan
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a) Sikap Mahasiswa Program A FIK Unpad terhadap Mata Kuliah yang Dipelajari di
FIK
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sikap Mahasiswa Program A FIK Unpad
terhadap Mata Kuliah yang Dipelajari di FIK, 2007
Sikap Mahasiswa terhadap
Frekuensi Persentase
Mata Kuliah
Favourable 91 50,0%
Unfavourable 91 50,0%
Jumlah 182 100,0%
Tinggi 97 53,3%
Rendah 85 46,7%
Jumlah 182 100,0%
Tinggi 60 49.5%
Rendah 61 50.5%
Jumlah 121 100,0%
Tinggi 3 60%
Rendah 2 40%
Jumlah 5 100,0%
4. Pembahasan sebaik-baiknya, atau kurangnya buku
Sikap Mahasiswa terhadap Mata sumber pribadi karena tidak ada niat
Kuliah yang Dipelajari di FIK untuk membeli buku atau terbentur
Jika dilihat berdasarkan dengan keadaan ekonomi yang kurang
perbedaan rentang IPK yang diperolah mendukung.
oleh mahasiswa program A FIK Unpad, Hal lain juga bisa karena
ternyata terlihat tidak ada pola tertentu kurangnya reinforcement, karena kita
seperti semakin favourable terhadap mata memiliki pola sikap dan perilaku tertentu
kuliah yang dipelajari semakin tinggi IPK dikarenakan mendapat reinforcement dari
yang diperoleh. Padahal, menurut Syah lingkungan sekitar kita untuk sikap dan
(2006) menyatakan bahwa jika seseorang perilaku tersebut (Azwar, 1995). Oleh
mempunyai sikap yang positif maka akan karena itu, pendidik perlu memberikan
mempermudah pencapaian IPK. Tapi reinforcement pada mahasiswanya
walaupun demikian seperti yang telah sehingga mahasiswa dituntut untuk selalu
dikemukakan oleh Attkinson bahwa sikap bisa memahami setiap mata kuliah yang
itu mempunyai fungsi instrumental, maka dipelajari di FIK, agar nantin
ya
kita dapat melihat bahwa mahasiswa mahasiswa menyadari sendiri bahwa
yang mempunyai sikap favourable yang memahami setiap mata kuliah adalah
lebih besar mempunyai IPK yang tinggi, suatu kebutuhan. Namun, bukan dalam
walaupun hal ini berlaku juga untuk yang artian kebutuhan hanya untuk mendapat
mempunyai IPK yang rendah. Oleh nilai yang tinggi saja, tapi benar-benar
karena itu, tampak tidak ada kaitan antara kebutuhan untuk memahami mata kuliah
sikap terhadap mata kuliah dengan IPK agar kedepannya bisa mengamalkan
yang diperoleh oleh mahasiswa. setiap ilmu yang didapat.
Sikap yang kurang mendukung Kemungkinan lain yang
terhadap mata kuliah yang dipelajari di menyebabkan sikap mahasiswa kurang
FIK mungkin dipengaruhi oleh faktor favourabel adalah karena mahasiswa
lain seperti kurang efektifnya waktu sendiri merasa bahwa mata kuliah yang
belajar mahasiswa itu sendiri, yang tidak diajarkan di FIK sangat banyak dan luas,
bisa memanfaatkan waktu luang dengan sehingga dengan tidak efektifn
ya
mahasiswa mengalokasikan waktu maka terhadap sesuatu. Dampaknya,
mereka merasa bahwa tugas yang mahasiswa kurang berpartisipasi dalam
diberikan oleh dosen mata kuliah hanya aktivitas belajar, perhatian menjadi
menambah beban studi yang harus kurang ketika proses belajar mengajar
mereka pikul. serta semangat belajar menjadi turun.
Minat Mahasiswa untuk Menjadi Untuk minat berdasarkan rentang
Perawat IPK diperoleh gambaran bahwa yang
Minat adalah kecenderungan dan mempunyai IPK dengan predikat cum
kegairahan yang tinggi atau keinginan laude, semuanya mempunyai minat yang
yang besar terhadap sesuatu hal atau tinggi untuk menjadi perawat. Hal ini
aktifitas. Menurut Reber (1988) dalam berarti sesuai dengan apa yang telah
Syah (2006), minat kurang populer dalam dinyatakan oleh Dalyono (1997) dalam
psikologi karena ketergantungannya yang Djamarah (2002) bahwa minat yang
banyak pada faktor-faktor internal tinggi cenderung mendorong seseorang
lainnya seperti: pemusatan perhatian, untuk meraih prestasi yang optimal.
keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Penyebab masih banyaknya
Tapi, meskipun kurang populer, minat mahasiswa yang memiliki minat yang
tetap diakui dapat mempengaruhi proses rendah untuk menjadi perawat bisa
dan hasil belajar peserta didi
k. karena banyak hal. Diantaranya yaitu
Sebagaimana yang diungkapkan oleh karena profesi perawat tidak
Dalyono (1997) dalam Djamarah (2002) diperkenalkan sejak kecil, sebagian besar
bahwa minat yang besar terhadap sesuatu lebih dikenalkan bahwa profesi kesehatan
maka cenderung akan menghasilkan itu peran dokter lah yang menonjol dan
prestasi yang tinggi, begitupu
n penting. Oleh karena itu, bany
ak
sebaliknya jika minat terhadap sesuatu itu mahasiswa yang dulunya sama sekali
rendah, maka cenderung akan tidak berminat untuk menjadi perawat,
menghasilkan prestasi yang rendah juga. tapi untuk menjadi dokter. Mereka
Tidak banyak yang bisa diharapkan untuk akhirnya menjadikan perawat sebagai
menghasilkan prestasi belajar yang baik pilihan kedua jika tidak bisa masuk ke
dari seseorang yang tidak berminat fakultas kedokteran. .Padahal, jika
melihat ke depan, dalam hal ini adalah peserta didik, seperti: dalam setiap
prospek kerja perawat lulusan sarjana penyampaian materi pendidik selalu
keperawatan bisa dibilang cuku
p memberikan informasi mengenai
menjanjikan. Karena, selain lapangan hubungan antara materi kuliah yang
kerja yang sangat banyak, yang tidak diberikan dengan materi kuliah yang lalu
hanya mencakup pelayanan saja tapi juga atau menjelaskan kegunannya
dunia pendidikan, juga karena perawat mempelajari materi tersebut bagi masa
lulusan sarjana keperawatan jumlahnya depan peserta didik nanti, ser
ta
masih sangat minim di pelayanan. Oleh menggunakan berbagai metode mengajar.
karena itu, keberadaannya san
gat Sehingga peserta didik bisa menjadi lebih
dibutuhkan. tertarik untuk menjadi perawat.
Faktor lain yang bisa Motivasi Berprestasi
menyebabkan rendahnya minat Seseorang dengan motivasi
mahasiswa untuk menjadi perawat adalah berprestasi tinggi menurut Herman
karena profesi perawat mempunyai tugas (1967) memiliki keinginan dan usaha
dan kewajiban yang sangat banyak dan lebih tinggi dalam meraih prestasi.,
luas. Oleh karena itu, butuh keuletan sebaliknya orang dengan motivasi
untuk bisa menjadi perawat yang handal berprestasi yang rendah cenderung
dan professional. Tak jarang, untuk kurang memiliki usaha dalam meraih
mengikuti perkembangan keperawatan prestasi. .
mahasiswa harus mengikuti beberapa Motivasi berprestasi mahasiswa
seminar atau membaca buku tentang berdasarkan rentang IPK yang diperoleh
keperawatan. Hal ini bisa menj
adi ternyata didapat bahwa yang mempunyai
hambatan bagi mahasiswa terutama IPK dengan predikat cum laude
dalam hal ekonomi yang mengharuskan mempunyai motivasi yang tinggi
.
mahasiswa mengeluarkan uang yang Dengan demikian sesuai dengan apa yang
tidak sedikit. dikemukakan oleh Syah (2006)
Hal ini perlu menjadi perhatian menyatakan bahwa motivasi berprestasi
bagi pendidik untuk selalu menumbuhkan yang tinggi cenderung akan
dan mengembangkan minat pada diri menghasilkan prestasi yang optimal.
Sesuai dengan teori yang diambil merupakan pengaruh dari orang lain atau
dari Mc Clelland (1953) bahwa untuk lingkungan, salah satu contohnya adalah
mencapai tujuan berprestasi yang telah penghargaan (Purwanto, 1998)
ditetapkan individu mendapat hambatan Faktor lain yang bis
a
baik hambatan dalam diri indiv
idu mempengaruhi motivasi mahasiswa
maupun hambatan yang datangnya dari adalah karena minat untuk menjadi
luar individu. perawat yang dimana sebagian besar
Menurut Herman (1967) bahwa mahasiswa mempunyai minat yang
setiap orang memiliki rasa cemas dan rendah untuk menjadi perawat. Didukung
rasa cemas itu akan muncul apabila dengan sikap yang sebagian bes
ar
individu dihadapkan pada situasi yang unfavourabel terhadap mata kuliah yang
menuntut kemampuannya. Ada dua dipelajari di FIK. Kedua hal ni i bisa
macam kecemasan, pertama facilitating mempengaruhi motivasi mahasiswa
anxiety yaitu kecemasan yang sifatnya untuk mencapai prestasi yang tinggi yaitu
menunjang aktivitas belajar, sehingga bisa menurunkan motivasi mahasiswa
dengan adanya kecemasan orang akan tersebut.
belajar dengan hasil yang lebih baik. Namun yang perlu jadi perhatian
Yang kedua debilitating anxiety yaitu adalah ada tidaknya motivasi berprestasi
kecemasan yang bersifat menghambat pada diri peserta didik cukup
aktivitas belajar sehingga dengan adanya mempengaruhi kemampuan intelektual
kecemasan ini orang akan belajar dengan peserta didik agar dapat berfungsi secara
hasil yang kurang baik. optimal (Djamarah, 2002). Sehingga
Selain itu, sesuai dengan teori penting bagi pendidik untuk berupaya
motivasi, bahwa motivasi itu ada dua meningkatkan motivasi peserta didiknya,
jenis, yaitu motivasi intrinsik dan seperti: menciptakan suasana kelas yang
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik kompetitif dengan cara menimbulkan
berasal dari dalam individu itu sendiri perasaan puas terhadap hasil belajar yang
seperti perasaan menyenangi materi dan dicapai, meskipun hasil belajar yang
kebutuhannya akan materi tersebut. dicapai itu kurang memuaskan,
Motivasi ekstrinsik berasal dari luar yang membiasakan peserta didik
mengemukakan pendapatnya dalam suatu Hermans, H. 1987. Motivatie en
Prestatie. Amsterdam: Zeitlinger
diskusi atau meningkatkan ego
(terjemahan)
involvement yaitu menumbuhkan Hilgard, dkk. 1983. Introduction to
Psychology. New York: Bruce
kesadaran kepada mahasiswa aga
r
Jovanovich, Inc.
merasakan pentingnya tugas dan Hurlock, E. 1980. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan
menerimanya sebagai tantangan sehingga
Sepanjang Kehidupan. Jakarta:
peserta didik akan bekerja keras demi Erlangga
Kapplan & Saccuzo. 1993. Pshycological
mendapatkan prestasi yang tinggi.
Testing principle, Aplication and
Issue. California: Brooks/Cole
Publishing Company
DAFTAR PUSTAKA
Lunandi, A. G. 1993. Pendidikan Orang
Dewasa. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian
Makmun, A. S. 2000. Psikologi
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Kependidikan Perangkat
Rineka Cipta
Pengajaran Model. Bandung: PT.
Azwar, S. 1995. Sikap Manusia Teori dan
Remaja Rosda Karya
Pengukurannya. Yogyakarta:
Mc. Clelland, D. C. 1953. The
Pustaka Pelajar Offset
Achievement Motive. New York:
Balibang Depdiknas. 2007. UU Sisdiknas.
Appelton Century Crof
Melalui
Megawangi, Ratna. (tanpa tahun).
http://www.depdiknas.com/UU
Pendidikan Berbasis Karakter.
Sisdiknas.htm diakses tanggal 23
Melalui
Februari 2007
http://www.xl.co.id/files/indonesia_
Brockopp, RNC. 2000. Dasar-dasar Riset
berprestasi/presentasi_Ratna_Mega
Keperawatan. Jakarta: EGC
wangi.pdf diakses tanggal 27
Danim, S. 2003. Riset Keperawatan.
Februari 2007
Jakarta: EGC
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi
Depdikbud, 1997. Evaluasi Pendidikan.
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Jakarta
Rineka Cipta
Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar.
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan
Jakarta: Rineka Cipta
metodologi Penelitian Ilmu
Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad, 2006.
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Altruistik. Bandung
Medika
Gage & Berlinger, D. C. 1979.
Potter dan Perry. 2005. Fundamental
Educational Psychology. Chicago:
Keperawatan. Jakarta: EGC
College Publishing Co.
Purwanto, 1998. Psikologi Pendidikan.
Hamalik, O. 1991. Manajemen Belajar di
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Perguruan Tinggi Pendekatan
Rakhmat. 2001. Metode Penelitian
Sistem SKS. Bandung: Sinar Baru
Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosda karya
Subana. 2001. Dasar-dasar Penelitian
Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia
Sugiyono, 2003. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta
Suliha, Uha.,dkk. 2001. Pendidikan
Kesehatan dalam Keperawatan.
Jakarta: EGC
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk
Keperawatan. Jakarta: EGC
Syah, M. 2006. Psikologi Pendidikan
Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Thontowi. Ahmad. 1996. Psikologi
Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Universitas Padjadjaran. 2006. Pedoman
Umum Penyelenggaraan
Pendidikan. Bandung
Widayatun, Tri Rusmi. 1999. Ilmu
Perilaku M. A 104. Jakarta: CV.
Sagung Seto
_________. 2001. Reliabilitas dan
Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset
_________. 2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
_________. 2004. Panduan Penyusunan
Skripsi Program Sarjana. Bandung