Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR INTERNAL YANG BERKONTRIBUSI

TERHADAP PENCAPAIAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF


PADA MAHASISWA PROGRAM A FIK UNPAD
Oleh : Dr. H. Udin Nadziruddin, Drs., SKM., Raini Diah Susanti, S. Kp, Dhestirati E.A.

ABSTRAK

Dalam pendidikan keperawatan, prestasi belajar mahasiswa sangat penting untuk


menilai tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan dalam
kurikulum pendidikan keperawatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran
factor internal yang berkontribusi terhadap pencapaian IPK pada mahasiswa program A
FIK UNPAD.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian de skriptif.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling, yang diambil dari
mahasiswa FIK UNPAD program A angkatan 2003, 2004, 2005 dan 2006, sebanyak 182
orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa memilik i sikap
favourable terhadap mata kuliah yang dipelajari di FIK, sedangkan sebagiannya lagi
memiliki sikap unfavourable. Gambaran minat mahasiswa untuk menjadi perawat dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki minat yang rendah untuk menjadi
perawat, sedangkan hampir setengahnya memiliki minat yang tinggi. Gambaran mengenai
motivasi mahasiswa untuk berprestasi diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar
mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi dalam mencapai Indeks Prestasi Kumulatif yang
tinggi, sedangkan hampir setengahnya memiliki motivasi yang rendah.
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Padjadjaran dapat lebih memotivasi peserta didik untuk lebih mencintai keperawatan,
ehingga akhirnya mereka termotivasi untuk mencapai prestasi tinggi. Upaya yang bisa
dilakukan baik itu melalui pendidik, TPBK maupun melalui BEM.

Kata kunci: faktor, internal, mahasiswa, IPK


1. Latar Belakang
. Dalam rangka meningkatkan Indeks prestasi kumulatif merupakan
mutu pendidikan keperawatan, Fakultas angka yang menunjukkan prestasi atau
Ilmu Keperawatan Universitas kemajuan belajar mahasiswa secara
Padjadjaran telah mengembangkan diri kumulatif mulai dari semester pertama
secara terus menerus untuk meningkatkan sampai dengan semester paling akhir
kemampuan profesional (PUPP, 2006). yang telah ditempuh (PUPP UNPAD,
Fakultas Ilmu Keperawatan merupakan 2005). Adapun predikat kelulus
an
institusi pendidikan formal ya
ng program sarjana dalam PUPP UNPAD
mendidik peserta didik agar menjadi yaitu (1) IPK 2,00-2,75 dengan predikat
tenaga profesional di bidang keperawatan memuaskan; (2) IPK 2,75-3,50 dengan
atau merupakan pintu gerbang yang predikat sangat memuaskan; (3) IPK
mengantar seorang “Ners” untuk siap 3,51-4,00 dengan predikat dengan pujian
menjadi tenaga profesional dal
am (cum laude). Penetapan predikat
memasuki dunia kerja keperawatan. kelulusan dengan pujian (cum laude) ini
Untuk mengetahui keberhasilan dilakukan dengan memperhatikan masa
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas studi maksimum, yaitu masa stu
di
Padjadjaran sebagai institusi pendidikan minimum ditambah satu tahun.
profesional maka diantaranya perlu Khusus untuk FIK sendiri,
dilakukan penilaian prestasi akademik sebenarnya untuk penilaian kompetensi
mahasiswa selama menempuh masa seseorang yang tidak kalah penting yaitu
pendidikan. Syah (2006) mengemukakan adalah keterampilan. Namun, sampai saat
bahwa prestasi akademik mahasiswa ini sistem evaluasi di FIK baik itu untuk
adalah prestasi akademik dalam mata unsur skill, knowledge maupun behaviour
kuliah tertentu yang relatif ebrsifat masih dituangkan dalam bentuk IPK.
permanen setelah melalui proses belajar Oleh karena itu penting sekali untuk
dalam jangka waktu tertentu. dapat mencapai IPK seoptimal mungkin.
Pada tingkat perguruan tinggi, Untuk pencapaian prestasi
penilaian prestasi akademik dinyatakan akademik tersebut, Syah (2006)
dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). menyatakan bahwa ada beberapa faktor
yang mempengaruhi yaitu faktor internal, berkontribusi terhadap pencapa
ian
faktor eksternal dan faktor pendekatan prestasi .
belajar. Faktor internal terdiri dari aspek Sikap menjadi amat penting untuk
fisik dan psikologis (bakat, sikap, minat, diketahui karena menurut Attkinson
motivasi dan intelegensi); Fak
tor dalam Widayatun (1999) sikap
eksternal terdiri dari lingkungan sosial mempunyai fungsi instrumental, dimana
dan lingkungan non sosial; Fak
tor apabila objek sikap dapat membantu
pendekatan belajar terdiri dari pendekatan individu mencapai tujuan, maka individu
belajar tinggi, sedang dan rendah. akan bersikap positif yang pada akhirnya
Salah satu faktor penting dalam akan mempermudah pencapaian prestasi
pencapaian prestasi adalah faktor internal, akademik. Salah satu hal yang harus
karena, Lunandi (1993) menyatakan disikapi oleh peserta didik adalah mata
bahwa sumber terkaya untuk bahan kuliah yang harus dipelajari di Fakultas
belajar adalah dalam diri send
iri. Ilmu Keperawatan, karena nilai yang
Sehingga bisa dikatakan bahwa faktor diraih dalam mata kuliah merupakan
internal adalah modal dasar bagi peserta salah satu parameter dalam menentukan
didik dalam berprestasi. Berdasarkan prestasi akademik Dengan demikian akan
informasi yang diperoleh dari artikel terlihat perilaku peserta didik dalam
Ratna Megawangi yang berjudul mencapai prestasi. Faktor lain yaitu minat
’Pendidikan Berbasis Karakter’ bahwa peserta didik, yang dalam hal ini adalah
seseorang yang bisa lulus ke perguruan minat untuk menjadi perawat da
n
tinggi IQnya berada diatas 120. Informasi motivasi peserta didik untuk berprestasi.
ini didukung oleh penelitian para ahli Minat dan motivasi menjadi suatu
yang menyebutkan bahwa faktor dominan hal yang penting karena Widayatun
yang menentukan prestasi seseorang (1999) menyatakan bahwa minat dan
adalah intelegensi (Widayatun, 1999). motivasi adalah faktor yang tu
rut
Oleh karena itu penting untuk mengetahui mempengaruhi sikap, sehingga ketika
bagaimana faktor internal lainnya yaitu minat dan motivasi peserta didik tinggi,
sikap, minat dan motivasi mahasiswa maka akan mendorong sikap positif
peserta didik. Sedangkan bila melihat
fenomena sekarang, ternyata banyak dari 24 mahasiswa menyatakan bahwa
mahasiswa FIK yang tidak begit
u kuliah di FIK adalah pilihan pertama; 13
berminat untuk menjadi perawat, oleh dari 24 menyatakan bahwa kuliah di FIK
karena itu ini akan sangat berpengaruh adalah pilihan kedua; 3 orang memilih
terhadap motivasi peserta didik untuk kuliah di FIK sebagai pilihan ketiga.
meraih prestasi. Padahal, bila melihat Kemudian dari segi pelanggaran yang
prospek kerja ke depan, seorang lulusan dilakukan, 14 orang menyatakan pernah
Fakultas Ilmu Keperawatan mempunyai bolos kuliah dengan alasan yan
g
prospek yang cukup menjanjikan. Karena, sebenarnya tidak mengharuskan untuk
lulusan FIK UNPAD selain bisa menjadi bolos, dan 12 mahasiswa menyatakan
perawat, juga bisa melanjutkan jenjang sering terlambat masuk kuliah. Bahkan,
karier ke dunia pendidikan yaitu dengan hanya 2 orang yang menyatakan bahwa
menjadi dosen. menjadi perawat adalah cita-cita sejak
Dari hasil studi pendahuluan yang kecil.
dilakukan oleh peneliti, diper
oleh Sedangkan untuk angka kelulusan
informasi dari Sub Bagian Akademik se-Unpad pada tahun ajaran 2005/2006
(SBA) bahwa ketika FIK UNPAD berdiri pada fakultas eksakta yaitu: IPK 2,00-
yaitu tahun 1994 sampai tahun 1998, 2,49 sebanyak 31 orang; IPK 2,5-2,99
hanya ada dua orang mahasiswa yang sebanyak 728 orang; IPK 3,0
-3,49
lulus dengan predikat cum laude yaitu sebanyak 1229 orang; dan IPK >3,5
satu orang dari program A dan satu orang sebanyak 95 orang (Profil UNPAD,
dari program B. Namun, sejak at hun 2006). Dari data tersebut, tampak bahwa
1999, ketika sistem FIK UNPAD dari 95 orang yang lulus dengan predikat
menerapkan sistem baru, dimana program Cum Laude tidak ada mahasiswa FIK satu
akademik dipisah dengan progra
m pun yang termasuk di dalamnya.
profesi, untuk program akademik tidak Adapun gambaran IPK yang
pernah ada mahasiswa FIK UNPAD yang didapat dari mahasiswa FIK UNPAD
lulus dengan predikat cum laude. Selain program A angkatan 2006 sampai
itu, dari hasil wawancara dengan 24 orang angkatan 2003 adalah sebagai berikut: (1)
mahasiswa FIK diperoleh data bahwa 8 angkatan 2006: IPK dengan predikat
memuaskan sebanyak 30,4%; IPK dengan Melihat kondisi IPK yang seperti
predikat sangat memuaskan sebanyak itu, sedikit mengkhawatirkan, karena
62,2%; dan IPK dengan predikat dengan untuk passing grade masuk FIK sendiri
pujian (cum laude) sebanyak 5,9%; (2) cukup tinggi. Berdasarkan hasi
l
angkatan 2005: IPK dengan predikat wawancara dengan Pembantu Dekan I
memuaskan sebanyak 37,6%; IPK dengan Bidang Akademik menyatakan bahwa
predikat sangat memuaskan sebanyak passing grade FIK adalah di atas 700.
57,1%; dan IPK dengan predikat dengan Jika dilihat dalam lingkup yang lebih
pujian (cum laude) sebanyak 1,8%; (3) besar yaitu dalam lingkup se-Unpad,
angkatan 2004: IPK dengan predikat maka FIK berada di urutan ke-5. Adapun
memuaskan sebanyak 30,7%; IPK dengan rata-rata studi mahasiswa FIK adalah 4,5
predikat sangat memuaskan sebanyak tahun, dengan faktor penghambat adalah
69,3%; dan IPK dengan predikat dengan skripsi yang belum selesai dan IPK yang
pujian (cum laude) tidak ada; (4) minimal lulus adalah 2,6 sebag
ai
angkatan 2003: IPK dengan predikat prasyarat untuk bisa melanjutkan ke
memuaskan sebanyak 33,1%; IPK dengan profesi. Oleh karena itu, dari segi
predikat sangat memuaskan sebanyak intelegensi mahasiswa FIK tidak kalah
65,5%; dan IPK dengan predikat dengan dengan mahasiswa di fakultas lain.
pujian (cum laude) tidak ada seorang pun.

2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan yaitu Populasi dan Sampel
penelitian deskriptif. yaitu penelitian Populasi adalah keseluruhan
yang bertujuan menggambarkan keadaan subjek penelitian (Arikunto, 1998).
/ status fenomena (Arikunto, 1998). Dalam penelitian ini populasinya adalah
Variabel dalam penelitian ini seluruh mahasiswa FIK UNPAD program
adalah (1) Sikap mahasiswa terhadap A angkatan 2003-2006 yang sedang
mata kuliah yang dipelajari di FIK (2) menjalani pendidikan akademik. Adapun
Minat mahasiswa untuk menjadi perawat. jumlah populasinya adalah sebanyak 374
(3) Motivasi berprestasi mahasiswa orang. Sedangkan jumlah sampel yang
diambil adalah 182 orang.
Dari 182 orang tersebut, jika koefisien reliabilitasnya yaitu ada di
dilihat berdasarkan IPK yaitu maka sekitar 0,9.
jumlah sample untuk tiap rentang IPK Analisa Data
yaitu: IPK dengan predikat memuaskan Sebelum dianalisa, data terlebih
sebanyak 56 mahasiswa; IPK dengan dahulu diedit untuk mengecek
predikat sangat memuaskan sebanyak kelengkapan jawaban dari responden.
121 mahasiswa; dan IPK dengan predikat Kemudian dilakukan koding sebag ai
cum laude sebanyak 5 mahasiswa. berikut
Pengambilan sampel pada SS S E TS STS
penelitian ini adalah menggunakan teknik Pernyataan + 5 4 3 2 1
Simple Random Sampling Pernyataan - 1 2 3 4 5
Teknik pengumpulan data yang Kemudian dilakukan deskriptif data
digunakan untuk mendapatkan data dengan skor T, dan untuk variable sikap
menggunakan angket dengan skala sebagai berikut:
bertingkat (skala likert) Favourabel (+) bila skor total ≥ skor T
Uji instrument yang dilakukan Unfavourabel (-) bila skor total < skor T
yaitu untuk uji validitas deng
an Sedangkan untuk variabel minat dan
menggunakan tekhnik korelasi item total motivasi deskriptifnya adalah sebagai
terkoreksi dan dinyatakan valid, dengan berikut:
koefisien validitasnya yaitu ≥ 0,3. Tinggi (+) bila skor total ≥ skor T
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan Rendah (-) bila skor total < skor T
dengan menggunakan pendekatan Terakhir dihitung distribusi
konsistensi internal Rumus Alpha. frekuensi untuk setiap kategor
i.
Instrumen dinyatakan reliabel dengan
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a) Sikap Mahasiswa Program A FIK Unpad terhadap Mata Kuliah yang Dipelajari di
FIK
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sikap Mahasiswa Program A FIK Unpad
terhadap Mata Kuliah yang Dipelajari di FIK, 2007
Sikap Mahasiswa terhadap
Frekuensi Persentase
Mata Kuliah
Favourable 91 50,0%
Unfavourable 91 50,0%
Jumlah 182 100,0%

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sikap Mahasiswa Program A FIK Unpad yang


mempunyai IPK dengan predikat memuaskan terhadap Mata Kuliah
yang Dipelajari di FIK, 2007
Sikap Mahasiswa terhadap
Frekuensi Persentase
Mata Kuliah
Favourable 31 55.4%
Unfavourable 25 44.6%
Jumlah 56 100,0%

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Sikap Mahasiswa Program A FIK Unpad yang


mempunyai IPK dengan predikat sangat memuaskan terhadap Mata
Kuliah yang Dipelajari di FIK, 2007
Sikap Mahasiswa terhadap Mata
Frekuensi Persentase
Kuliah
Favourable 57 47.2%
Unfavourable 64 52.8%
Jumlah 121 100,0%

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Sikap Mahasiswa Program A FIK Unpad yang


mempunyai IPK dengan predikat cum laude terhadap Mata Kuliah
yang Dipelajari di FIK, 2007
Sikap Mahasiswa terhadap Mata
Frekuensi Persentase
Kuliah
Favourable 3 60%
Unfavourable 2 40%
Jumlah 5 100,0%
b) Minat Mahasiswa Program A FIK Unpad untuk Menjadi Perawat
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Minat Mahasiswa Program A FIK Unpad
untuk menjadi Perawat, 2007
Minat Mahasiswa untuk menjadi
Frekuensi Persentase
Perawat
Tinggi 87 47,8%
Rendah 95 52,2%
Jumlah 182 100,0%

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Minat untuk menjadi Perawat pada Mahasiswa


Program A FIK Unpad yang mempunyai IPK dengan predikat
memuaskan, 2007
Minat Mahasiswa untuk menjadi
Frekuensi Persentase
Perawat
Tinggi 25 44.6%
Rendah 31 55.4%
Jumlah 56 100,0%

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Minat untuk menjadi Perawat pada Mahasiswa


Program A FIK Unpad yang mempunyai IPK dengan predikat sangat
memuaskan, 2007
Minat Mahasiswa untuk menjadi
Frekuensi Persentase
Perawat
Tinggi 57 47.2%
Rendah 64 52.8%
Jumlah 121 100,0%

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Minat untuk menjadi Perawat pada Mahasiswa


Program A FIK Unpad yang mempunyai IPK dengan predikat cum
laude, 2007
Minat Mahasiswa untuk menjadi
Frekuensi Persentase
Perawat
Tinggi 5 100%
Rendah 0 0%
Jumlah 5 100,0%
c) Motivasi Berprestasi Mahasiswa Program A FIK Unpad
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Mahasiswa Program A FIK
Unpad yang berkontribusi terhadap pencapaian Indeks Prestasi
Kumulatif, 2007
Motivasi Berprestasi Frekuensi Persentase

Tinggi 97 53,3%
Rendah 85 46,7%
Jumlah 182 100,0%

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Mahasiswa Program A


FIK Unpad dengan predikat memuaskan yang berkontribusi
terhadap pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif, 2007
Motivasi Berprestasi Frekuensi Persentase
Tinggi 34 60.8%
Rendah 22 39.2%
Jumlah 56 100,0%

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Mahasiswa Program A


FIK Unpad dengan predikat sangat memuaskan yang berkontribusi
terhadap pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif, 2007
Motivasi Berprestasi Frekuensi Persentase

Tinggi 60 49.5%
Rendah 61 50.5%
Jumlah 121 100,0%

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Mahasiswa Program A


FIK Unpad dengan predikat cum laude yang berkontribusi terhadap
pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif, 2007
Motivasi Berprestasi Frekuensi Persentase

Tinggi 3 60%
Rendah 2 40%
Jumlah 5 100,0%
4. Pembahasan sebaik-baiknya, atau kurangnya buku
Sikap Mahasiswa terhadap Mata sumber pribadi karena tidak ada niat
Kuliah yang Dipelajari di FIK untuk membeli buku atau terbentur
Jika dilihat berdasarkan dengan keadaan ekonomi yang kurang
perbedaan rentang IPK yang diperolah mendukung.
oleh mahasiswa program A FIK Unpad, Hal lain juga bisa karena
ternyata terlihat tidak ada pola tertentu kurangnya reinforcement, karena kita
seperti semakin favourable terhadap mata memiliki pola sikap dan perilaku tertentu
kuliah yang dipelajari semakin tinggi IPK dikarenakan mendapat reinforcement dari
yang diperoleh. Padahal, menurut Syah lingkungan sekitar kita untuk sikap dan
(2006) menyatakan bahwa jika seseorang perilaku tersebut (Azwar, 1995). Oleh
mempunyai sikap yang positif maka akan karena itu, pendidik perlu memberikan
mempermudah pencapaian IPK. Tapi reinforcement pada mahasiswanya
walaupun demikian seperti yang telah sehingga mahasiswa dituntut untuk selalu
dikemukakan oleh Attkinson bahwa sikap bisa memahami setiap mata kuliah yang
itu mempunyai fungsi instrumental, maka dipelajari di FIK, agar nantin
ya
kita dapat melihat bahwa mahasiswa mahasiswa menyadari sendiri bahwa
yang mempunyai sikap favourable yang memahami setiap mata kuliah adalah
lebih besar mempunyai IPK yang tinggi, suatu kebutuhan. Namun, bukan dalam
walaupun hal ini berlaku juga untuk yang artian kebutuhan hanya untuk mendapat
mempunyai IPK yang rendah. Oleh nilai yang tinggi saja, tapi benar-benar
karena itu, tampak tidak ada kaitan antara kebutuhan untuk memahami mata kuliah
sikap terhadap mata kuliah dengan IPK agar kedepannya bisa mengamalkan
yang diperoleh oleh mahasiswa. setiap ilmu yang didapat.
Sikap yang kurang mendukung Kemungkinan lain yang
terhadap mata kuliah yang dipelajari di menyebabkan sikap mahasiswa kurang
FIK mungkin dipengaruhi oleh faktor favourabel adalah karena mahasiswa
lain seperti kurang efektifnya waktu sendiri merasa bahwa mata kuliah yang
belajar mahasiswa itu sendiri, yang tidak diajarkan di FIK sangat banyak dan luas,
bisa memanfaatkan waktu luang dengan sehingga dengan tidak efektifn
ya
mahasiswa mengalokasikan waktu maka terhadap sesuatu. Dampaknya,
mereka merasa bahwa tugas yang mahasiswa kurang berpartisipasi dalam
diberikan oleh dosen mata kuliah hanya aktivitas belajar, perhatian menjadi
menambah beban studi yang harus kurang ketika proses belajar mengajar
mereka pikul. serta semangat belajar menjadi turun.
Minat Mahasiswa untuk Menjadi Untuk minat berdasarkan rentang
Perawat IPK diperoleh gambaran bahwa yang
Minat adalah kecenderungan dan mempunyai IPK dengan predikat cum
kegairahan yang tinggi atau keinginan laude, semuanya mempunyai minat yang
yang besar terhadap sesuatu hal atau tinggi untuk menjadi perawat. Hal ini
aktifitas. Menurut Reber (1988) dalam berarti sesuai dengan apa yang telah
Syah (2006), minat kurang populer dalam dinyatakan oleh Dalyono (1997) dalam
psikologi karena ketergantungannya yang Djamarah (2002) bahwa minat yang
banyak pada faktor-faktor internal tinggi cenderung mendorong seseorang
lainnya seperti: pemusatan perhatian, untuk meraih prestasi yang optimal.
keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Penyebab masih banyaknya
Tapi, meskipun kurang populer, minat mahasiswa yang memiliki minat yang
tetap diakui dapat mempengaruhi proses rendah untuk menjadi perawat bisa
dan hasil belajar peserta didi
k. karena banyak hal. Diantaranya yaitu
Sebagaimana yang diungkapkan oleh karena profesi perawat tidak
Dalyono (1997) dalam Djamarah (2002) diperkenalkan sejak kecil, sebagian besar
bahwa minat yang besar terhadap sesuatu lebih dikenalkan bahwa profesi kesehatan
maka cenderung akan menghasilkan itu peran dokter lah yang menonjol dan
prestasi yang tinggi, begitupu
n penting. Oleh karena itu, bany
ak
sebaliknya jika minat terhadap sesuatu itu mahasiswa yang dulunya sama sekali
rendah, maka cenderung akan tidak berminat untuk menjadi perawat,
menghasilkan prestasi yang rendah juga. tapi untuk menjadi dokter. Mereka
Tidak banyak yang bisa diharapkan untuk akhirnya menjadikan perawat sebagai
menghasilkan prestasi belajar yang baik pilihan kedua jika tidak bisa masuk ke
dari seseorang yang tidak berminat fakultas kedokteran. .Padahal, jika
melihat ke depan, dalam hal ini adalah peserta didik, seperti: dalam setiap
prospek kerja perawat lulusan sarjana penyampaian materi pendidik selalu
keperawatan bisa dibilang cuku
p memberikan informasi mengenai
menjanjikan. Karena, selain lapangan hubungan antara materi kuliah yang
kerja yang sangat banyak, yang tidak diberikan dengan materi kuliah yang lalu
hanya mencakup pelayanan saja tapi juga atau menjelaskan kegunannya
dunia pendidikan, juga karena perawat mempelajari materi tersebut bagi masa
lulusan sarjana keperawatan jumlahnya depan peserta didik nanti, ser
ta
masih sangat minim di pelayanan. Oleh menggunakan berbagai metode mengajar.
karena itu, keberadaannya san
gat Sehingga peserta didik bisa menjadi lebih
dibutuhkan. tertarik untuk menjadi perawat.
Faktor lain yang bisa Motivasi Berprestasi
menyebabkan rendahnya minat Seseorang dengan motivasi
mahasiswa untuk menjadi perawat adalah berprestasi tinggi menurut Herman
karena profesi perawat mempunyai tugas (1967) memiliki keinginan dan usaha
dan kewajiban yang sangat banyak dan lebih tinggi dalam meraih prestasi.,
luas. Oleh karena itu, butuh keuletan sebaliknya orang dengan motivasi
untuk bisa menjadi perawat yang handal berprestasi yang rendah cenderung
dan professional. Tak jarang, untuk kurang memiliki usaha dalam meraih
mengikuti perkembangan keperawatan prestasi. .
mahasiswa harus mengikuti beberapa Motivasi berprestasi mahasiswa
seminar atau membaca buku tentang berdasarkan rentang IPK yang diperoleh
keperawatan. Hal ini bisa menj
adi ternyata didapat bahwa yang mempunyai
hambatan bagi mahasiswa terutama IPK dengan predikat cum laude
dalam hal ekonomi yang mengharuskan mempunyai motivasi yang tinggi
.
mahasiswa mengeluarkan uang yang Dengan demikian sesuai dengan apa yang
tidak sedikit. dikemukakan oleh Syah (2006)
Hal ini perlu menjadi perhatian menyatakan bahwa motivasi berprestasi
bagi pendidik untuk selalu menumbuhkan yang tinggi cenderung akan
dan mengembangkan minat pada diri menghasilkan prestasi yang optimal.
Sesuai dengan teori yang diambil merupakan pengaruh dari orang lain atau
dari Mc Clelland (1953) bahwa untuk lingkungan, salah satu contohnya adalah
mencapai tujuan berprestasi yang telah penghargaan (Purwanto, 1998)
ditetapkan individu mendapat hambatan Faktor lain yang bis
a
baik hambatan dalam diri indiv
idu mempengaruhi motivasi mahasiswa
maupun hambatan yang datangnya dari adalah karena minat untuk menjadi
luar individu. perawat yang dimana sebagian besar
Menurut Herman (1967) bahwa mahasiswa mempunyai minat yang
setiap orang memiliki rasa cemas dan rendah untuk menjadi perawat. Didukung
rasa cemas itu akan muncul apabila dengan sikap yang sebagian bes
ar
individu dihadapkan pada situasi yang unfavourabel terhadap mata kuliah yang
menuntut kemampuannya. Ada dua dipelajari di FIK. Kedua hal ni i bisa
macam kecemasan, pertama facilitating mempengaruhi motivasi mahasiswa
anxiety yaitu kecemasan yang sifatnya untuk mencapai prestasi yang tinggi yaitu
menunjang aktivitas belajar, sehingga bisa menurunkan motivasi mahasiswa
dengan adanya kecemasan orang akan tersebut.
belajar dengan hasil yang lebih baik. Namun yang perlu jadi perhatian
Yang kedua debilitating anxiety yaitu adalah ada tidaknya motivasi berprestasi
kecemasan yang bersifat menghambat pada diri peserta didik cukup
aktivitas belajar sehingga dengan adanya mempengaruhi kemampuan intelektual
kecemasan ini orang akan belajar dengan peserta didik agar dapat berfungsi secara
hasil yang kurang baik. optimal (Djamarah, 2002). Sehingga
Selain itu, sesuai dengan teori penting bagi pendidik untuk berupaya
motivasi, bahwa motivasi itu ada dua meningkatkan motivasi peserta didiknya,
jenis, yaitu motivasi intrinsik dan seperti: menciptakan suasana kelas yang
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik kompetitif dengan cara menimbulkan
berasal dari dalam individu itu sendiri perasaan puas terhadap hasil belajar yang
seperti perasaan menyenangi materi dan dicapai, meskipun hasil belajar yang
kebutuhannya akan materi tersebut. dicapai itu kurang memuaskan,
Motivasi ekstrinsik berasal dari luar yang membiasakan peserta didik
mengemukakan pendapatnya dalam suatu Hermans, H. 1987. Motivatie en
Prestatie. Amsterdam: Zeitlinger
diskusi atau meningkatkan ego
(terjemahan)
involvement yaitu menumbuhkan Hilgard, dkk. 1983. Introduction to
Psychology. New York: Bruce
kesadaran kepada mahasiswa aga
r
Jovanovich, Inc.
merasakan pentingnya tugas dan Hurlock, E. 1980. Psikologi
Perkembangan Suatu Pendekatan
menerimanya sebagai tantangan sehingga
Sepanjang Kehidupan. Jakarta:
peserta didik akan bekerja keras demi Erlangga
Kapplan & Saccuzo. 1993. Pshycological
mendapatkan prestasi yang tinggi.
Testing principle, Aplication and
Issue. California: Brooks/Cole
Publishing Company
DAFTAR PUSTAKA
Lunandi, A. G. 1993. Pendidikan Orang
Dewasa. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian
Makmun, A. S. 2000. Psikologi
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Kependidikan Perangkat
Rineka Cipta
Pengajaran Model. Bandung: PT.
Azwar, S. 1995. Sikap Manusia Teori dan
Remaja Rosda Karya
Pengukurannya. Yogyakarta:
Mc. Clelland, D. C. 1953. The
Pustaka Pelajar Offset
Achievement Motive. New York:
Balibang Depdiknas. 2007. UU Sisdiknas.
Appelton Century Crof
Melalui
Megawangi, Ratna. (tanpa tahun).
http://www.depdiknas.com/UU
Pendidikan Berbasis Karakter.
Sisdiknas.htm diakses tanggal 23
Melalui
Februari 2007
http://www.xl.co.id/files/indonesia_
Brockopp, RNC. 2000. Dasar-dasar Riset
berprestasi/presentasi_Ratna_Mega
Keperawatan. Jakarta: EGC
wangi.pdf diakses tanggal 27
Danim, S. 2003. Riset Keperawatan.
Februari 2007
Jakarta: EGC
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi
Depdikbud, 1997. Evaluasi Pendidikan.
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Jakarta
Rineka Cipta
Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar.
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan
Jakarta: Rineka Cipta
metodologi Penelitian Ilmu
Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad, 2006.
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Altruistik. Bandung
Medika
Gage & Berlinger, D. C. 1979.
Potter dan Perry. 2005. Fundamental
Educational Psychology. Chicago:
Keperawatan. Jakarta: EGC
College Publishing Co.
Purwanto, 1998. Psikologi Pendidikan.
Hamalik, O. 1991. Manajemen Belajar di
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Perguruan Tinggi Pendekatan
Rakhmat. 2001. Metode Penelitian
Sistem SKS. Bandung: Sinar Baru
Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosda karya
Subana. 2001. Dasar-dasar Penelitian
Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia
Sugiyono, 2003. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta
Suliha, Uha.,dkk. 2001. Pendidikan
Kesehatan dalam Keperawatan.
Jakarta: EGC
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk
Keperawatan. Jakarta: EGC
Syah, M. 2006. Psikologi Pendidikan
Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Thontowi. Ahmad. 1996. Psikologi
Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Universitas Padjadjaran. 2006. Pedoman
Umum Penyelenggaraan
Pendidikan. Bandung
Widayatun, Tri Rusmi. 1999. Ilmu
Perilaku M. A 104. Jakarta: CV.
Sagung Seto
_________. 2001. Reliabilitas dan
Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset
_________. 2003. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
_________. 2004. Panduan Penyusunan
Skripsi Program Sarjana. Bandung

Anda mungkin juga menyukai