PENDAHULUAN
1. Fisiografi Regional
Gambar Fisiografi bagian tengah dari timur Pulau Jawa (Van Bemmelen, 1949)
D. Formasi Kabuh
Formasi Kabuh terletak selaras di atas Formasi Pucangan.
Formasi ini terdiri dari batupasir dengan material non vulkanik
antara lain kuarsa, berstruktur silangsiur dengan sisipan
konglomerat dan tuff, mengandung fosil Moluska air tawar dan
fosil – fosil vertebrata berumur Plistosen Tengah, merupakan
endapan sungai teranyam yang dicirikan oleh intensifnya struktur
silangsiur tipe palung, banyak mengandung fragmen berukuran
kerikil. Di bagian bawah yang berbatasan dengan Formasi
Pucangan dijumpai grenzbank. Menurut Van Bemmelen (1972)
di bagian barat Zona Kendeng (daerah Sangiran), formasi ini
diawali lapisan konglomerat gampingan dengan fragmen andesit,
batugamping konkresi, batugamping Globigerina, kuarsa, augit,
hornblende, feldspar dan fosil Globigerina. Kemudian
dilanjutkan dengan pembentukan batupasir tuffaan berstruktur
silangsiur dan berlapis mengandung fragmen berukuran kecil
yang berwarna putih sampai cokelat kekuningan.
E. Formasi Notopuro
Terletak tidak selaras di atas Formasi Kabuh. Litologi
penyusunnya terdiri dari breksi lahar berseling dengan batupasir
tufaan dan konglomerat vulkanik. Makin ke atas, sisipan
batupasir tufaan makin banyak. Juga terdapat sisipan atau lensa –
lensa breksi vulkanik dengan fragmen kerakal, terdiri dari andesit
dan batuapung, yuang merupakan ciri khas Formasi Notopuro.
Formasi ini pada umumnya merupakan endapan lahar yang
terbentuk pada lingkungan darat, berumur Plistosen Akhir dengan
ketebalan mencapai lebih dari 240 meter.
F. Formasi Undak Bengawan Solo
Endapan ini terdiri dari konglomerat polimik dengan
fragmen batugamping, napal dan andesit di samping batupasir
yang mengandung fosil-fosil vertebrata, di daerah Brangkal dan
Sangiran, endapan undak tersingkap baik sebagai konglomerat
dan batupasir andesit yang agak terkonsolidasi dan menumpang
di atas bidang erosi pada Formasi Kabuh maupun Notopuro.
3. Struktur Geologi Regional
Gambar batu lempung biru pada bagian bawah, dan lempung hitam di bagian atas
1) Tabel strike/dip
1 N 155 ° E/ 8 ° SW
N 172 ° E/ 12 ° SW
2 N 108 ° E/ 16 ° SW
3 N 145 ° E/ 14 ° SW
4 N 120 ° E/ 8 ° SW
5 N 136 ° E/ 11 ° SW
6 N 142 ° E/ 15 ° SW
7 N 75 ° E/ 18 ° SE
8 N 60 ° E/ 5 ° SE
9 N 53 ° E/ 3° SE
10 N 115 ° E/ 10 ° SW
11 N 115 ° E/ 7 ° SW
12 N 153 ° E/ 12 ° SW
13 N 154 ° E/ 7 ° SW
14 N 126 ° E/ 9 ° SW
15 N 114 ° E/ 30 ° SW
16 N 121 ° E/ 2 ° SW
17 N 122 ° E/ 7 ° SW
18 N 116 ° E/ 16 ° SW
19 N 336 ° E/ 19 ° NE
20 N 127 ° E/ 10 ° SW
2) Tabel Turus Dip Direction
No Kuadran Interval Turus
1 I 0-9
2 10-19
3 20-29
4 30-39
5 40-49
6 50-59
7 60-69 1
8 70-79
9 80-90
10 II 91-100
11 101-110
12 111-120
13 121-130
14 131-140
15 141-150 2
16 151-160
17 161-170 1
18 171-180
19 III 181-190
20 191-200 1
21 201-210 5
22 211-220 4
23 221-230 1
24 231-240 2
25 241-250 3
26 251-260
27 261-270
28 IV 271-280
29 281-290
30 291-300
31 301-310
32 311-320
33 321-330
34 331-340
35 241-350
36 251-360
BAB IV
2. Formasi Pucangan
Pada kala Pleistosen awal, sekitar 1,7 juta tahun yang lalu,
Sangiran telah menjadi daratan, terutama oleh karena adanya aktivitas gunung
api aktif yang terus mengisi laut dangkal dengan materialyang
dikeluarkannya. Hutan bakau bergeser lebih utara, tetapi di sekitar Sangiran
masih terdapat daerah-daerah rawa belakang (backswamp) yang
meninggalkan endapan lempung hitam pada formasi Pucangan.
Pada kala ini beberapa hewan besar telah menghuni pulau Jawa,
dan sejumlah fosil hewan besar tersebut terendapkan di lapisan Pucangan di
Sangiran. Hingga kini, telah ditemukan bukti berupa fosil manusia purba dan
penelitian-penelitian yang telah dilakukan berhasil menemukan keberadaan
alat-alat serpih batu berukuran kecilpada lapisan ini.
Pada umumnya lapisan Pucangan terdiri atas lempung hitam. Di
bawah lapisan ini terdapat lapisan perairan air tawar dan lahar gunung api.
Mungkin lapisan ini terbentuk saat Daerah Sangiran menjadi semacam laguna
atau hutan bakau. Dalam lapisan lempung hitam ini sering dijumpai lensa tuf
bukti letusan gunung api dan diatome dengan kandungan moluska. Dibagian
atas lapisan ini sering ditemukan lapisan konglomerat tersementasi atau
grenzbenk yang menunjukkan percampuran unsur laut dan darat.
Gambar batu diatome Gambar batu lempung abu-abu berfosil
Khjgjh
Gam
3. Formasi Kabuh
Pada 0.9-0.2 juta tahun lalu, Kawasan Sangiran telah menjadi
daratan, sementara kegiatan gunung api masih terus berlangsung pula. Batuan
yang telah dimuntahkan gunung api rupanya seringkali terbawa oleh aliran
air melalui Sangiran yang telah berkembang menjadi daerah sabana, padang
rumput dengan pohon-pohon yang agak jarang. Limpasan air yang membawa
batuan dan sisa-sisa hewan yang mengendap di Samgiran dan membentuk
lapisan Kabuh yang silang siur.
Di Sangiran, lapisan kabuh sangat dominan, danpada lapisan ini
banyak ditemukan fosil manusia purba Homo erectus. Lapisan ini didominasi
oleh endapan lahar yang dibawa oleh aliran sungai sehingga strukturnya
silang siur. Namun, ada lapisan yang menyiratkan endapan lahar pada danau.
4. Formasi Notopuro
Pada kala pleistosen akhir, sekitar 200.000-40.000 ribu tahun
lalu, aktivitas gunung api meningkat. Erupsi gunung api lebih sering terjadi
terutama Gunung Lawu disebelah selatan dan Gunung Merapi dan Merbabu
disebelah baratnya. Daerah Sangiran diperkirakan sebagai daerah yang sering
dilanda bencana akibat erupsi gunung api. Hal ini terbukti dari batuan pada
lapisan notopuro yang terdiri dari breksia, pasir, dan lahar yang cukup tebal.
Barangkali karena alasan itulah, tidak banyak manusia purba yang tinggal di
daerah ini. Di lapisan ini tidak ditemukan fosil manusia, meskipun ada
beberapa temuan alat bantu, mungkin mereka lebih memilih tinggal dan
berburu ke daerah yang lebih timur.
Formasi ini terdiri terutama oleh breksi dan lahar memberikan
petunjuk aktifnya kegiatan gunung api pada kala itu. Fosil hewan bertulang
belakang juga banyak ditemukan pada formasi ini, tetapi sejauh ini belum
pernah ditemukan fosil manusia purba.
1.) Didaerah Sangiran dapat kita ketahui bahwasanya ada empat formasi (litologi)
utama, yaitu : Formasi Kalibeng (2,4 juta tahun lalu), Formasi Pucangan (1,8
juta tahun lalu), Formasi Kabuh (730 ribu tahun lalu), Formasi Notopuro (300
ribu tahun lalu).
2.) Karakteristik dari setiap Formasi di sangiran yaitu:
a. Formasi Kalibeng (2,4 juta tahun lalu), pada saat ini Sangiran
merupakan laut dalam, litologinya yaitu lempung biru.
b. Formasi Pucangan (1,8 juta tahun lalu), pada saat ini terdapat bentang
rawa dibalik rapatnya hutan bakau, berseling dataran rendah berumput
yang dibelah sungai.
c. Formasi Kabuh (730 ribu tahun lalu), pada saat ini merupakan golden
age homo erectus dan fauna, merupakan masa open forest.
d. Formasi Notopuro (300 ribu tahun lalu), pada saat ini Daerah Sangiran
merupakan sebuah dataran yang kering dan tandus, ditengah kerapnya
letusan gunung api yang mengelilingi Daerah Sangiran.
3.) Sejarah manusia purba di Jawa, khususnya di Daerah Sangiran yaitu pada 3,5-
DAFTAR PUSTAKA