Anda di halaman 1dari 16

*****About Me*****

*****Sekilas Info Fisioterapi*****


*****Tibbun Nabawi*****
*****Buku Tamu*****

RSS Entri | Comments RSS

Cari
Selamat Datang
Selamat Datang

Homepage Ibnu Hasyim


? Grab this Headline Animator

Desember 2007
S S R K J S M
Jan �
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31
Arsip
Juli 2010
Maret 2010
Februari 2010
Januari 2010
November 2009
Oktober 2009
Juli 2009
Juni 2009
Mei 2009
Maret 2009
Januari 2009
November 2008
April 2008
Maret 2008
Februari 2008
Januari 2008
Desember 2007
Kategori
about baby about fisioterapi Artikel Fisioterapi Artikel Kesehatan autisme Bell's
Palsy Cerebral Palsy Fisiopedi Fisioterapi geriatri Fisioterapi pada fraktur
Fisioterapi pada muskuloskeletal Fisioterapi pada saraf tepi Fisioterapi pada
stroke frozen shoulder Ibu Hamil Mekanisme Neuromuscular Neuron Motor Perifer Nyeri
Pemeriksaan Keseimbangan Post Operasi sindrom asperger Sport Injury tension
headache Terapi Latihan Tidak terkategori Tips
User Online
geovisite
geovisite
Negara Pengunjung

Statistik Blog
309,230 hits
Komentar dan Jawaban
alrisblog di Definisi Autisme
VERY YONATA di Penatalaksanaan fisioterapi pa�
VERY YONATA di Penatalaksanaan fisioterapi pa�
haris sufeby di Fisioterapi pada frozen should�
Penatalaksanaan fisioterapi pada stroke kondisi akut by S.Rujito,AMF
Posted on 15 Desember, 2007 by binhasyim
stroke_hem_web.jpgstroke_isc_web.jpg
Anatomi Fungsional
a. Kortek Cerebri
homunculi.jpg
Kortek cerebri yang mengatur fungsi motoris terletak pada sulcus
presentralis.Sulcus presentralis berjalan ke anterior sejajar dengan sulkus
sentralis.Sulkus presentralis terbagi lagi menjadi sulkus presentralis superior dan
sulkus inferior.Sulkus frontalis superor dan inferior berasal dari sulkus
presentralis menuju kearah depan dan bawah serta membagi permukaan lateral lobus
frontalis menjadi tiga gyrus yang sejajar yaitu : gyrus frontalis superior, medius,
dan inferior.Pada lobus frontalis terdapat area motorik untuk gerakan volunteer
,area ini terbagi lagi yaitu baca selengkapnya�. untuk kaki, ankle, lutut, pinggul,
badan, siku,wrist, angan, leher, muka, lidah , lariynx, yang bekerja dari atas
kebawah.Area � area ini berhubungan dengan motor cranial dan AHC, secara menyilang
kesamping yang berlawanan didaerah kortiko spinal track.Lobus parietalis terdapat
area sensorik, sensasi kinestetik terjadi akibat adanya impuls yang ditimbulkan
oleh perangsangan propioseptor diotot, tendon, dan sendi secara tidak disadari
namun sampai saraf pusat, bila mana ada kerusakan maka rehabilitasinya sangat
sulit.Lobus oksipitalis disini terdapat area penglihatan, informasi yang diterima
mata tidak akan diproses diotak bila area ini mengalami kerusakan. Kerusakan pada
area ini akan berakibat berkurangnya pendengaran atau hilang sama sekali.Berkaitan
dengan gangguan motorik pada stroke maka penulis menambahkan bagian kortek cerebri
yang dapat dipergunakan sebagai dasar referensi bagi lokalisasi proses fisiologis
dan patologis dengan memakai angka � angka yang dibuat oleh Broadman dengan
memberikan label � label pada masing � masing daerah yang dianggap berbeda dalam
kortek cerebri.Pada lobus frontalis daerah tersebut telah terbagi menjadi beberapa
area diantaranya area 4 terletak pada gyrus presentralis dan lobus precentralis
merupakan daerah motorik yang utama.Area 6 terletak pada gyrus frontalis superior
dan medial merupakan bagian sirkuit ekstrapiramidal dan premotor.Area 8 terletak
pada gyrus frontalis superior dan medial berhubungan dengan pergerakan mata dan
perubahan pupil.Area 9, 10, 11, 12 daerah asosiasi frontalis.
b.Traktus pyramidalis dan exstrapyramidalis
Di dalam perjalanannya implus motorik dibagi menjadi dua bagian, yaitu upper motor
neuron yang menghantarkan implus dari pusat motorik di cortex cerebri sampai batas
synapsis cornu anterior medulla spinalis dan lower motor neuron yang menghantarkan
implus dari cornu anterior medulla spinalis sampai ke otot.Dalam pembahasan upper
motor neuron ini akan penulis singgung tentang tractus pyramidalis, tractus
extrapyramidalis serta stimulasi tractus pyramidalis dan tractus
extrapyramidalis.1) Tractus pyramidalis Adalah serabut � serabut saraf
motoris central yang tergabung dalam suatu berkas yang berfungsi menjalarkan implus
motorik yang disadari.Tractus ini membentuk pyramidal pada mendulla oblongata dan
karena itu dinamakan system pyramidal turun dari kapsula interna daeri cortex
cerebri. Kira �kira 80 % serabut � serabut ini menyilang garis tengah dalam
decussatio pyramidium untuk membentuk tractus corticospinalis lateralis, sisanya
turun sebagai tractus corticospinalis anterior.2) Tractus extrapyramidalis
Sistem tractus extrapyramidalis dapat dianggap suatu system fungsional dengan tiga
lapisan integrasi, yaitu cortical, striatal (basal ganglia) dan tegmental
(mesensephalon). Fungsi utama dari extrapyramidalis berhubungan dengan gerak yang
berkaitan, pengaturan sikap dan integrasi otonom.(Chusid.1993)3) Stimulasi
dari tractus pyramidalis dan extrapyramidalisSistem pyramidalis dan
extrapyramidalis menurut John Chas pada tahun 1975, bekerja bersama � sama untuk
memberikan pola gerakkan yang berupa gerak sinergis yang benar dan reaksi postural.
Ada beberapa teori yang menjelaskan terjadinya gerakan volunter, yaitu (1)
permulaan keinginan/ide untuk bergerak, (2) stimulasi dari motoneuron, (3)
perubahan atau kotrol inhibisi dari antagonis, (4) aktifitas dari sinergis dan otot
fiksator, (5) penyesuaian postur dan perubahan pola postur untuk membuat gerakan
yang diinginkan.Pada pyramidalis berfungsi pada awal gerakan yang disusun dalam
area centrocephal.Jika tractus ini bekerja sendirian tanpa bantuan dari
system extrapiramidalis, maka gerakan yang dihasilkan akan cenderung menjadi
gerakan yang tidak beraturan. Dapat dikatakan bahwa tractus
pyramidalis akan membentuk suatu gerakan yang berarti, sedangkan tractus
extrapyramidalis berpengaruh pada kumpulan motoneuron untuk
membuat gerakan yang diinginkan tanpa melibatkan aktifitas yang tidak diinginkan.
2. Vaskularisasi otak
Penelitian kebutuhan vital jaringan otak akan oksigen dapat dicerminkan dengan
melakukan percobaan dengan menggunakan kucing, para peneliti menemukan lesi
permanen yang berat didalam cortex kucing setelah sirkulasi darah otaknya
dihentikan hampir selama 3 menit.Diperkirakan bahwa metabolisme otak menggunakan
kira � kira 18% dari total konsumsi oksigen oleh tubuh.Pada manusia, dalam suatu
saat mungkin otak mengandung kira � kira 7 ml total oksigen, yang dengan kecepatan
pemakainan normal akan habis kira � kira 10 detik, oleh karena itu tidaklah
mengherankan kalau masa hidup jaringan SSP yang menghadapi kekurangan oksigen cukup
singkat (Chusid, 1993).Berat otak hanya 2,5 % dari berat badan seluruhnya namun
otak merupakan organ yang paling banyak menerima darah dari jantung yaitu 20 %
dari seluruh darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuh (Lumantobing, 2001).
Pengaliran darah ke otak dilakukan oleh dua pembuluh arteri utama yaitu sepasang
arteri karotis interna yang mengalir sekitar 70% dari keseluruhan jumlah darah otak
dan sepasang arteri vertebralis yang memberikan 30% sisanya. Arteri karotis
bercabang menjadi arteri cerebri anterior dan arteri cerebri media yang memperdarai
daerah depan hemisfer cerebri, pada bagian belakang otak dan di bagian otak dibalik
lobus temporalis. Kedua bagian otak terakir ini memperoleh darah dari arteri
cerebri posterior yang berasal dari arteri vertebralis (Chusid, 1993).Peredaran
darah otak dipengaruhi oleh beberapa faktor : (1) Tekanan darah dikepala (perbedaan
antara tekanan arterial dan venosa pada daerah setinggi otak), tekanan darah arteri
yang penting dan menentukan rata �rata 70 mmHg, dan dibawah tekananan ini akan
terjadi pengurangan sirkulasi darah yang serius (2) Resistensi cerebrovasculer:
Resistensi aliran darah arteri melewati otak dipengaruhi oleh : (a)Tekanan liquor
cerebrospinalis intracranial, peningkatan resistensi terhadap aliran darah terjadi
sejajar dengan meningginya tekanan liquor cerebrospinalis, pada tekanan diatas 500
mm air, terjadi suatu restriksi sirkulasi yang ringan sampai berat (b)Viskositas
darah : Sirkulasi dapat menurun lebih dari 50 % pada polycythemia, suatu
peningkatan yang nyata didalam sirkulasi darah otak dapat terjadi pada anemia berat
(c) Keadaan pembuluh darah cerebral, terutama arteriole : Pada keadaan patologis,
blok ganglion stelata dapat mengalami kegagalan untuk mempengaruhi aliran darah
otak (Chusid,1993)
3. Etiologi
Dilihat dari etiologi stroke dapat dibagi dalam golongan besar yaitu
stroke haemoragik (perdarahan) dan stroke non haemoragik (infark ishkemia).
Etiologi yang akan penulis bahas disini adalah stroke non haemoragik saja.
Stroke non haemoragik, sangat erat hubungannya dengan atherosclerosis. Kata
atherosclerosis digunakan bagi sekelompok kelainan yang mengakibatkan menebalnya
serta mengurangnya kelenturan (elasitis) dinding pembuluh darah arteri.
Terdapat 3 jenis atherosclerosis, yaitu:
(1) atherosclerosis (ditandai oleh pembentukan ateromata (plaque intima) fokal,
(2) sclerosis Monckeberg (ditandai oleh pengapuran pada tunika media pembuluh darah
arteria);
(3) atherosclerosis dengan ditandai oleh proliferasi fibro � muscular atau
penebalan endotel dinding arteri berukuran kecil dan arteriol . (Lumantobing
2003).

Manifestasi Klinis atherosclerosis bermacam � macam.Kerusakan dapat terjadi melalui


mekanisme sebagai berikut :
(1) Lumen arteri menyempit dan menyebabkan berkurangnya aliran darah.
(2) Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis atau perdarahan pada
ateroma.
(3) Merupakan tempat untuk terjadinya thrombus dan kemudian dapat melepaskan
kepingan thrombus (embolus).
(4) menyebabkan dinding pembuluh menjadi lemah dan terjadi aneurisma yang kemudian
dapat robek (Lumantobing, 2003).
Faktor yang mempengaruhi aliran darah diotak diantaranya :
(1) keadaan arteri, arteri dapat menyempit oleh proses atherosclerosis atau
tersumbat oleh thrombus atau embolus
(2) keadaan darah, keadaan darah dapat mempengaruhi aliran darah dan suplai
oksigen.Darah bertambah kental, penigkatan vikositas darah, peningkatan hematokrit
(misalnya pada penyakit polisitemia) dapat melambatkan aliran darah.Pada anemia
berat suplai oksigen dapat pula menurun.
(3) kelainan jantung, bila denyut jantung tidak teratur dan tidak efisien
(misalnya pada fibrilasi, blok jantung) maka curahnya akan menurun dan
mengakibatkan aliran darah diotak mengurang (iskemia).Jantung yang sakit dapat pula
melepaskan embolus yang kemudian tersangkut dipembuluh darah/arteri otak dan
mengakibatkan iskemia (Aliah, dkk.2000)
Berdasarkan jenis infark srtoke non haemoragik dapat dikelompokkan menjadi : (1)
transient ischemik attack (TIA), serangan stroke sementara yang berlangsung kurang
dari 24 jam. (2) reversible ischemic neurologic defisit (RIND) gejala neurologis
akan menghilang antara lebih dari 24 jam sampai dengan 21 hari .(3) progresive
stroke atau stroke in evolution; kelainan atau defisit neurologis berlangsung
bertahap dari ringan sampai menjadi berat (4) completed stroke; kelainan neurologis
sudah menetap, dan tidak berkembang lagi (Iskandar, 2002)Stroke iskemik berdasarkan
penyebabnya menurut klasifikasi The National Institute of Neurological Disorders
Stroke Part III (NINDS III),dibagi menjadi 4 golongan yaitu (1) Aterotrombotik;
erat hubungannya dengan platelet, trombosis (2)cardioemboli (3) lakunar (4)
penyebab lain yang menyebabkan hipotensi. (Iskandar, 2002).
Adapun faktor-faktor resiko lain yang menjadikan seseorang untuk
mudah terserang stroke diantaranya :
a. Umur Lebih tua lebih mungkin untuk mengidap �stroke�.
b. Diabetes militus. Orang-orang yang diberi insulin, lebih banyak untuk
mengidap �stroke� dari pada mereka yang tidak mempergunakan insulin. Diabetes
militus merupakan faktor resiko untuk stroke, namun tidak sekuat hipertensi bagi
seseorang berusia 60 tahun dengan tekanan sistole 135 mmHg, probalitas
(kemungkinan) untuk mendapat stroke iskhemic dalam jangka waktu 8 tahun adalah
8/1000. bila disamping itu ia menderita diabetes mellitus, probalitas meningkat
menjadi 17/1000. Bila tekanan sistole 180 mmHg, probalitasnya ialah 30/1000, dengan
diabetes militus probabilitasnya meningkat menjadi 59/1000 (dua kali lipat).
(Lumbantobing, 2003)
c. Faktor Keturunan Orang-orang yang mempunyai faktor keturunan untuk
mengembangkan ateroma (aterogenik).Dalam kelompok ini tergolong orang-orang dengan
hiperlipidemia dan hiperurikasidemia. (Sidharta, 1999)
d. Kelainan jantung Baik orang muda maupun tua kedua-duanya mempuyai faktor
resiko besar untuk mengidap �stroke� bila mereka mempuyai penyakit jantung.
Beberapa jenis kelainan jantung dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan stroke.
Gagal jantung kongestif dan penyakit jantung koroner mempunyai peranan penting
dalam terjadinya stroke. Penyakit jantung, baik miokardial (otot), maupun yang
valvular(katup), meningkatkan resiko terhadap stroke. Pembesaran serambi, pembesara
bilik kiri, kelainan elektrokardiogram (EKG), semua ini mempertinggi risiko
mendapatakan stroke. Risiko mendapatkan stroke menjadi 3 kali lebih besar pada
mereka dengan kelainan gelombang R (pada EKG) dan 2 kali lebih besar dengan
kelainan gelombang ST-T, dibanding mereka tanpa kelainan tersebut. Penderita dengan
kelainan serambi mempunyai risiko untuk stroke 8,5 kali lebih besar ketimbang
mereka tanpa kelainan fibrilasi serambi.(Lumbantobing, 2003)
e. Merokok
Efek merokok terhadap �stroke� tidak begitu nyata dibanding terhadap �coronary
heart disease�.
f. Obat pencegah kehamilan Obat anti hamil merupakan faktor resiko bagi
wanita.(Sidharta, 1999).
2. Patologi
Secara patologi suatu infark dapat dibagi dalam : (1) trombosis serebri (2) emboli
serebri (3) artheritis sebagai akibat dari lues/arteritis temporalis.Iskemik otak
adalah kelainan gangguan suplai darah ke otak yang membahayakan fungsi saraf tanpa
memberi perubahan yang menetap.Infark pada otak timbul karena iskemia otak yang
lama dan parah dengan perubahan fungsi dan struktur otak yang ireversible.Gangguan
aliran darah otak akan timbul perbedaan daerah jaringan otak: (1) pada daerah yang
mengalami hipoksia akan timbul edema sel otak dan bila berlangsung lebih lama,
kemungkinan besar akan terjadi infark.(2) daerah sekitar infark timbul daerah
penumbra iskemik dimana sel masih hidup tetapi tidak berfungsi.(3) daerah diluar
penumbra akan timbul edema lokal atau hiperemis berarti sel masih hidup dn
berfungsi.Orang normal mempunyai suatu sistem autoregulasi arteri serebral. Bila
tekanan darah sistemik meningkat, pembuluh serebral menjadi vasospasme
(vasokonstriksi).Sebaliknya, bila tekanan darah sistemik menurun, pembuluh serebral
akan menjadi vasodilatasi. Dengan demikian, aliran darah ke otak tetap konstan.
Walaupun terjadi penurunan tekanan darah sistemik sampai 50 mmHg, autoregulasi
arteri serebral masih mampu memelihara aliran darah ke otak tetap normal. Batas
atas tekanan darah sistemik yang masih dapat ditanggulangi oleh autoregulasi ialah
200 mmHg untuk tekanan sistolik dan 110-120 mmHg untuk tekanan diastolik. Ketika
tekanan darah sistemik meningkat, pembuluh serebral akan berkonstriksi. Derajat
konstriksi tergantung pada peningkatan tekanan darah. Bila tekanan darah meningkat
cukup tinggi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, akan menyebabkan
hialinisasi pada lapisan otot pembuluh serebral. Akibatnya, diameter lumen pembuluh
darah tersebut akan menjadi tetap. Hal ini berbahaya karena pembuluh serebral tidak
dapat berdilatasi atau berkonstriksi dengan leluasa untuk mengatasi fluktuasi dari
tekanan darah sistemik. Bila terjadi penurunan tekanan darah sistemik maka tekanan
perfusi ke jaringan otak tidak adekuat. Hal ini akan mengakibatkan iskemik
serebral. Sebaliknya, bila terjadi kenaikan tekanan darah sistemik maka tekanan
perfusi pada dinding kapiler menjadi tinggi. Akibatnya, terjadi hiperemia, edema,
dan kemungkinan perdarahan pada otak (Hariyono, 2003 ).
3. Tanda dan gejala klinis
Gejala neuorologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah diotak bergantung
pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya.Gejala utama stroke
iskemik akibat trombosis serebri adalah timbulnya deficit neurologic secara
mendadak/sub, didahului gejala prodormal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun
pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun.Komplikasi cacat akibat stroke
berdasarkan gangguan neurology fokal otak dapat berupa: (1) gangguan motoris:
kelemahan atau kelumpuhan separo anggota gerak, kekakuan pada satu extremitas atau
separo tubuh, mulut dan atau bibir mencong, lidah mencong, pelo, melihat dobel
(diplopi), kelopak mata sulit di buka (ptosis), gerakan tak terkendali (chorea /
atetosis), kejang�kejang (seizer), tersedak (aspirasi), tidak keluar suara
(disfoni/afoni)(2) gangguan sensoris: gangguan perasaan (deficit sensoris),
kesemutan (parestesi), rasa tebal � tebal (hipertesi), tidak bisa membedakan rabaan
(anestesi), pendengaran terganggu (tinnitus/deafness), penglihatan terganggu
(gangguan visus) (3) gangguan bicara: sulit berbahasa (disfasia), tidak bisa bicara
(afasia motorik), tidak bisa memahami bicara orang (afasia sensorik), tidak dapat
mengerti apa yang dilihat (visual agnosia), tidak dapat menulis (agrafia),
kepandaian mundur (predemensia), tidak dapat berhitung (acalculia), pelupa
(demensia) (5) gangguan psikiatris : mudah menangis (force crying), mudah tertawa
(force laughing), depresi, bingung, gangguan otonom, keringat, seksual, sindroma
menggerutu (7) gangguan kongnitif : yaitu pasien mengalami kesulitan untuk
mengorganisasikan informasi secara efisien dan terarah, dan juga paisen mengalami
kesulitan dalam mengingat perintah yang diberikan kepadanya (Soetedjo, 2004).
4. Komplikasi
Dari sudut pandang fisioterapi, komplikasi yang akan muncul bila kondisi stroke ini
tidak ditangani dengan baik adalah sebagai berikut : (1) penurunan LGS, hal ini
bisa disebabkan oleh ketidakaktifan, kelumpuhan, posisi yang tidak baik, serta
mobilisasi yang kurang memadai khususnya pada stadium flaccid. (2) subluksasi sendi
bahu, terjadi karena kelayuhan otot rotator sendi bahu pada kondisi flaccid dapat
menimbulkan nyeri, oedema, penguluran kapsul sendi (3) kontraktur hal ini terjadi
karena program latihan terlambat dan atau tidak teratur, adanya spastisitas yang
berat, oedema tangan (4) shoulder hand syndrome hal ini bisa terjadi adanya posisi
yang tidak benar, tidak ada penyanggaan pada waktu duduk atau berdiri, kurangnya
latihan LGS secara efektif (5) efek tirah baring lama hal ini bisa disebabkan
karena posisi tidur yang kurang tepat, tidak adanya mobilisasi dini.
5. Prognosis
Prognosis jangka panjang suatu deficit neurologic pada stadium recovery mempunyai
prognosis yang cukup baik. Tetapi hal ini sangat tergantung dari usaha rehabilitasi
pada pasien. Pada umumnya, penyembuhan pada penderita stroke tidak dapat terjadi
secara sempurna, melainkan cacat sisa. Meskipun demikian dengan usaha-usaha
rehabilitasi yang dimulai sedini mungkin dan secara intensif pada fase akut dapat
mengembangkan penderita pada aktifitas sehari-hari. Sekitar 30%-40% penderita
stroke dapat disembuhkan secara sempurna bila ditangani dalam jangka waktu 6 jam
atau kurang dari itu, agar pasien tidak menglami kecacatan, tapi sebagian penderita
serangan stroke baru datang ke rumah sakit setelah 48 jam terjadinya serangan
(Sutarto, 2003) .Dilihat dari tingkat kesadaran akibat stroke haemoragik : (1)
sadar 16 % meninggal (2) somnolen 39 % mati (3) yang stupor 71 %(4) koma, maka 100
% meninggal (Aliah, dkk 2000). Dilihat dari jenis kelamin dan usia, laki � laki
lebih banyak 61% yang meninggal dari perempuan 41 % dan usia 70 tahun atau lebih
angka kematian meningkat tajam.(Aliah, dkk 2000).Di lihat dari prognosis fungsional
stroke (1) 75 % mampu merawat diri secara mandiri dengan bantuan minimal (2) 75 %
mampu melakukan ambulasi baik dengan atau tanpa alat bantu secara mandiri (3)
hampir semuanya mengendalikan BAB dan BAK (4) hanya 10 % mengalami disabilitas/�bed
ridden�(Indriastuti, 2004).Dilihat dari status keluaran rumah sakit menurut Misbach
pada tahun 1990 yang dikutip oleh Soetedjo pada tahun 2003 (1). Hidup membaik :
59,9% (2) Mati : 23,3% (3) Hidup tak membaik : 1,6 % (4) Hidup Memburuk : 4,3 % (5)
Hidup status tidak tercatat : 5,1 % (6) Tidak diketahui : 9,7 %.
6. Diagnosis banding
Berdasarkan gejala � gejala yang ada maka diagnosis banding adalah perbedaan
antara stroke non hemoragik sebab trombosis atau emboli, stroke hemoragik dan tumor
pada otak. Hal ini bisa dibedakan dari onset/awitannya, pada stroke yang non
hemoragik awal mula terjadi kelumpuhan biasanya saat istirahat / pasien tidak
melakukan aktifitas, nyeri kepala sifatnya ringan atau sangat ringan, tidak
ditemukan adanya kejang atau muntah saat serangan terjadi serta penurunan
kesadarannya bersifat ringan atau sangat ringan sedangkan pada stroke yang
disebabkan pendarahan terjadi saat penderita beraktifitas, pasien mengalami nyeri
kepala yang hebat, adanya kejang atau muntah saat serangan terjadi, penurunan
kesadarannya bersifat sangat nyata, penderita biasanya hipertensi dengan tiba �
tiba terjatuh karena terserang kelumpuhan tubuh sesisi secara serentak, biasanya
adanya emosi (marah � marah) yang mendahului sebelum serangan.Pada tumor otak
dengan gejala defisit neurologi sangat lambat bahkan sampai berbulan � bulan,
pasien mengalami nyeri kepala yang hebat pada saat beraktifitas yang menyebabkan
peninggian liquor cerebrospinalis intracranial, seperti membungkuk, mengejan, atau
excercaise dan nyeri kepala menurun apabila tidak beraktifitas, keadaan mudah lesu,
gangguan daya ingat dan penurunan kesadaran.
Tentunya pemeriksaan dengan CT-scan akan lebih mudah diketahui adakah infark pada
otak, adanya trombosis, emboli maupun tumor, disamping itu pemeriksaan sekunder
lain, seperti pemeriksaan laboratorium juga mendukung.
B. Deskripsi Problematika Fisioterapi
Disini masalah yang dibahas adalah problematik pada hemiparese akibat
stroke non hemorhagik pada stadium flaccid ditemukan adanya gangguan � gangguan
berupa (1) Imparment atau gangguan setingkat jaringan yaitu adanya gangguan fungsi
paru akibat tirah baring yang lama, berupa penurunan kapasitas vital, penurunan
ventilasi volunter maksimal, perubahan regional dalam ventilasi/perfusi, gangguan
mekanisme batuk, penurunan ekspansi thorak, hipostatik pneumonia, pada stadium akut
ditandai dengan pasien mengalami lumpuh separo anggota tubuhnya oleh karena adanya
gangguan tonus berupa penurunan tonus otot/flaccid maupun reflek tendo, potensial
terjadi oedem pada ekstremitas sisi sakit, dekubitus, dan kontraktur, adanya
gangguan pola gerak atau kontrol motorik, gangguan koordinasi gerakan (2) Funtional
limitation gangguan aktifitas fungsional yaitu menurunnya kemampuan untuk
menggerakkan anggota tubuh misalnya tangan dan tungkai untuk aktifitas
fungsionalnya misalnya aktifitas tangan untuk makan, minum, menyisir rambut, gosok
gigi, mengambil sesuatu akan terganggu, sedangkan aktifitas tungkai misalnya
jongkok berdiri dalam buang air besar, gerakan menendang, dan termasuk gangguan
transfer dan ambulasi (3) Disability yaitu ketidakmampuan dalam hal melakukan
aktifitas yang bersifat sosial kemasyarakatan misalnya pergi bekerja bakti, pergi
dengan berjalan ke pengajian di masjid, pergi main kerumah tetangga dekat, pergi
bekerja ke kantor dan sampai pada tingkat kecacatan.
C. Teknologi Intervensi Fisioterapi
Pada sub bab ini penuls akan membahas teknologi fisioterapi yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas, teori � teori pendukung terhadap aplikasi
teknologi fisioterapi dan efek fisiologis teknologi fisioterapi pada hemiparese
dextra oleh karena stroke non haemorhagik. Terapi pada masing � masing fase tidak
terpisah melainkan merupakan suatu kesatuan, terapi fase flaccid merupakan
persiapan terapi pada fase spastik.
Modalitas Fisioterapi yang digunakan untuk menangani kondisi stroke stadium akut
atau flaccid ini, bertujuan untuk;
(1) mencegah komplikasi pada fungsi paru akibat tirah baring yang lama.
(2) menghambat spastisitas, pola sinergis ketika ada peningkatan tonus.
(3) mengurangi oedem pada anggota gerak atas dan bawah sisi sakit .
(4) merangsang timbulnya tonus kearah normal, pola gerak dan koordinasi gerak.
(5) meningkatkan kemampuan aktifitas fungsional. Pelaksanaan terapi dilakukan pada
ruang ICU dan bangsal rawat inap.
Adapun teknik yang digunakan oleh penulis disini diantaranya :
1). Passive breathing excercise
Karena sudah satu minggu pasien mengalami serangan stroke.Dan saat ini sebagian
besar waktunya digunakan untuk tiduran oleh pasien. Istirahat yang cukup lama dibed
dan inaktifitas akan menurunkan metabolisme secara umum .Hal ini mengakibatkan
penurunan kapasitas fungsional pada sistim tubuh yang komplek, dengan manifestasi
klinis berupa sindrom imobilisasi (Saleem dan Vallbona).
Pada pasien yang menderita defisit neurologis efek imobilisasi berakibat pada
penurunan kapasitas fungsional. Hal ini menyebabkan membutuhkan waktu yang lama
untuk mengembalikan potensi fungsi maksimal yang dimiliki pasien. Manifestasi
klinik sindrom imobilisasi salah satunya pada sistem respirasi yang berupa :
(a) penurunan kapasitas vital
(b) penurunan ventilasi volunter maksimal
(c) perubahan regional dalam ventilasi/perfusi
(d) gangguan mekanisme batuk.
2). Positioning
Setiap posisi atau gerak dari pasien harus selalu berada dalam lingkup pola
penyembuhan atau berlawanan dengan pola spastisitas yang timbul kemudian, posisi
dan latihan gerak dalam pola penyembuhan harus sejak dini dilaksanakan.Pengaturan
posisi yang benar dengan posisi anatomis, ini bermanfaat untuk menghambat pola
sinergis dan spastisitas ketika adanya peningkatan tonus. Posisi tidur terlentang,
posisi bahu dan lengan diletakkan diatas bantal sehingga bahu sedikit terdorong ke
depan (protaksi) karena pada paisen stroke cenderung untuk terjadi retraksi
bahu.Posisi bantal diletakkan dibawah tungkai bawah dengan maksud agar panggul
tidak jatuh kebelakang dan tungkai tidak eksternal rotasi. Posisi miring kesisi
sehat berfungsi agar tidak terjadi dekubitus dan untuk mencegah komplikasi fungsi
paru akibat tirah baring yang lama karena karena sangkar thorak terfiksir dalam
posisi ekspirasi, dengan posisi bahu protaksi dan lengan lurus didepan
bantal.Posisi miring kesisi sakit, dengan posisi bahu terdorong kedepan dan tidak
tertindih akan memberikan rasa berat badan pada sisi lumpuh.Pengaturan posisi
elevasi pada ekstremitas bawah dan ekstremitas atas berguna untuk menurunkan oedem
dengan menganut prinsip gravitasi dengan postural drainage lewat pembuluh darah dan
limfe.Pengaturan posisi furniture pasien disisi lumpuh dengan tujuan (1) rotasi
kepala yang diikuti mata paisen secara otomatis kearah benda yang terletak dimeja
menimbulkan suatu kebiasaan untuk meluruskan lengan yang sakit dalam pola
penyembuhan (2) berat badan bergeser kerah sisi tubuh terutama sendi panggul,
merangsang kesadaran akan sisi yang paralisis (3) gerakan memutar bahu terhadap
panggul merupakan gerakan penting dalam mencegah spastisitas.
3). Stimulasi taktil terhadap kulit, otot, persendian dengan tehnik � tehnik:
tapping, swiping, aproksimasi.
Stimulasi taktil pada prinsipnya harus menimbulkan kontraksi otot, sehingga akan
merangsang golgi tendon dan muscle spindle.Impuls yang berasal dari gelondong otot
dan organ tendon dikirim oleh serat konduksi yang paling kaya bermyelin yaitu serat
Ia.Impuls propioseptif lain yang berasal dari reseptor fasia, sendi dan jaringan
ikat yang lebih dalam, berjalan dalam serat yang kurang bermyelin.Ketukan, swiping,
tapping dan aproksimasi akan merangsang propioseptor pada kulit dan persendian,
gelondong otot akan bereaksi dengan dikirimnya impuls ke motoneuron anterior,
perangsangan neuron ini menyebabkan peningkatan kontraksi secara singkat.

Rangsangan pada muscle spindle dan golgi tendon akan diinformasikan melalui afferen
ke susunan saraf pusat sehingga akan mengkontribusikan fasiltas dan inhibisi
(gracanin).Rangsangan taktil yang diulang-ulang akan memberikan informasi ke
�supraspinal mechanisme� sehingga terjadi pola gerak yang terintegrai dan menjadi
gerakan-gerakan pola fungsional.
Stimulasi taktil melalui saraf motoris perifer melatih fungsi tangan �graps� dan
�release� serta dapat memberikan fasilitasi pada otot yang lemah dalam melakukan
gerakan .
4). Latihan gerak pasif dengan pola gerak propioceptive neuromusculer fasilitation
dengan tehnik rhytmical initiation .
PNF adalah kependekan dari propioceptive Neuromuscular Fasilitation. Dimana maksud
dari fasilitasi disini adalah membuat lebih mudah.Dengan demikian kita bisa
memberikan tindakan dengan efisien dengan selalu memperhatikan ketepatan dan fungsi
gerakan yang dilakukan pasien.Propiceptieve, dengan metode PNF maka akan semakin
diperkuat dan diintensifkan rangsangan � rangsangan spesifik melalui receptor yaitu
panca indra dan atau propioceptor.Neuromusculair, juga untuk meningkatkan respons
dari sistem neouromusculair.
Filosofi dari PNF adalah menangani atau mengobati pasien secara total dengan tujuan
mencapai fungsi-fungsi yang optimal dari pasien.PNF berlatar belakang atas konsep
sebagai berikut : bahwa kehidupan (dalam arti sempit) adalah sederetan reaksi atas
sederetan rangsangan � rangsangan yang diterimanya.Manusia dengan cara demikian
akan dapat mencapai bermacam � macam kemampuan motorik.Bila ada gangguan terhadap
mekanisme neuromusculair, berarti seseorang tidak dalam kondisi untuk siap bereaksi
terhadap rangsangan -rangsangan yang datang sehingga dia tidak mampu untuk
bereaksi kearah yang tepat seperti yang dikehendaki.Metode PNF berusaha memberikan
rangsangan � rangsangan yang sesuai dengan reaksi yang dikehendaki, yang pada
akhirnya akan dicapai kemampuan atau gerakan yang terkoordinasi.Lewat rangsangan �
rangsangan tadi fisioterapis berusaha untuk mengaktifkan lagi mekanisme yang latent
dan cadangan �cadangannya dengan tujuan utama untuk meningkatkan kemampuan
fungsional.Metode PNF menganut prinsip � prinsip (1) Ilmu proses tumbuh kembang,
perkembangan motoris berkembang dari cranial ke caudal dan dari proksimal ke
distal.Gerakan terkoordinasi pada orang dewasa berlangsung dari distal ke
proksimal.Gerakan selalu sebelumnya didahului dengan kontrol sikap (stabilisasi),
dimana stabilisasi akan menentukan kualitas dari gerakan (2) Prinsip
Neurofisiologis, Overflow principe; motoris impuls dapat diperkuat oleh motoris
impuls yang lain dari group otot yang lebih kuat yang dalam waktu bersamaan
berkontraksi, dimana otot �otot tersebut kira � kira mempunyai fungsi yang sama
(otot � otot synergis).overflow principe akan menimbulkan apa yang disebut
irradiatie atau summatie.Rangsangan saraf motoris mempunyai ambang rangsang
tertentu (semua atau tidak sama sekali).(3) Prinsip ilmu gerak, latihan � latihan
isometris ditujukan untuk memperbaiki sikap sedangkan latihan isotonis ditujukan
untuk memperbaiki gerakan.Gerakan tunggal murni tidak ada dalam kehidupan, otak
hanya mengenal aktifitas otot secara group bukan gerakan individual,setiap gerakan
terjadi dalam arah tiga dimensi.gerakan akan semakin kuat bila terjadi bersama �
sama dengnan gerakan total yang lain.Dengan dasar � dasar tersebut, metode PNF
menyusun latihan � latihan dalam gerakan � gerakan yang selalu melibatkan lebih
dari satu sendi dan mempunyai 3 komponen gerakan.Latihan akan lebih cepat berhasil
apabila pasien secara penuh mampu melakukan suatu gerakan dari pada bila hanya
melakukan sebagian saja.Hindarkan faktor � faktor yang menghambat latihan misal
latihan seharusnya tanpa menimbulkan rasa sakit, pengulangan � pengulangan yang
banyak dan bervariasi, sikap posisi awal akan memberikan hasil yang lebih baik,
aktifitas yang lama penting untuk meningkatkan kekuatan, koordinasi, kondisi dari
sistem neuromusculair.Tehnik � tehnik PNF adalah alat fasilitasi yang dipilih
dengan maksud yang spesifik, tehnik � tehnik tersebut mempunyai maksud (1)
mengajarkan pola gerak, menambah kekuatan otot (3) relaksasi (4) memperbaiki
koordinasi (5) memperbaiki gerak (6) mengajarkan kembali gerakan (7) menambah
stabilisasi.
5) Mobilisasi dini dengan latihan secara pasif dan aktif.
Pemulihan motorik ialah kembalinya fungsi motorik yang disebabkan oleh pemulihan
sistem saraf pada daerah otak yang terkena.Pemulihan motorik sangat bervariasi,
banyak diantara mereka yang mengalami pemulihan lengkap (recovery completely) namun
tidak sedikit pula yang harus berlatih keras guna memperoleh kembali kemampuan
fungsionalnya atau bahkan banyak diantaranya harus menjalani kehidupannya dengan
beberapa disabilitas.
Pemulihan motorik terjadi melalui dua mekanisme utama yaitu
(1) resolusi dari faktor � faktor lokal yang merusak dan ini biasanya merupakan
pemulihan spontan yang umumnya berlangsung antara 3 sampai dengan 6 bulan. Bahkan
proses ini bisa hanya dalam beberapa hari sampai beberapa minggu, proses ini
meliputi pengurangan oedem lokal, perbaikan sirkulasi darah lokal dan penyerapan
jaringan yang rusak
(2) Neuroplastisitas yang terjadi pada stadium lanjut, penderita stroke mempunyai
hubungan bermakna terhadap reorganisasi yang disebut �Neural Plasticity� dalam
proses perbaikan sistem sarafnya. penyembuhan saraf penderita stroke harus
ditangani secara menyeluruh sejak fase awal hingga fase penyembuhan salah satu
pendekatannya adalah pendekatan fisik (physical therapy). ( Purbo kuntono, 1997)
Proses perbaikan pada penderita stroke, pada fase awal perbaikan fungsional
neurologi berupa perbaikan lesi primer oleh penyerapan kembali oedema di otak dan
membaiknya sistem vaskularisasi.Dalam beberapa waktu kemudian berlanjut ke
perbaikan fungsi aksonal atau aktivasi sinaps yang tidak efektif.Pada penderita
stroke, perbaikan fungsi neuron berlangsung kurang lebih dalam waktu satu tahun.
Prediksi perbaikan ini sangat tergantung dari luasnya defisit neurologi awal,
perkembangan lesi, ukuran dan topis kelainan di otak, serta keadaan sebelumnya.
Keadaan ini juga dipengaruhi oleh usia nutrisi dan tindakan terapi (fisioterapi)
yang juga merupakan faktor yang menentukan dalam proses perbaikan.Kemampuan otak
untuk memodifikasi dan mereorganisasi fungsi dari fungsi yang mengalami
cendera\kerusakan disebut �neural plastisity�
Otak mempunyai kemampuan untuk beradaptasi, memperbaiki, mengatasi perubahan
lingkungan nya (bahaya-bahaya) melalui penyatuan neuronal kembali yang dikelompokan
menjadi :
(1) Sprouting ( Collateral Sprouting ) merupakan respon neuron daerah yang tidak
mengalami cendera dari sel-sel yang utuh ke daerah yang debervasi setelah ada
cendera.Perhatikan fungsi SSP dapat berlangsung beberapa bulan atau tahun setelah
cendera dan dapat terjadi secara luas di otak pada daerah setal nukleus,
hipokampus, dan sistem saraf tepi.
(2) Unmasking, dalam keadaan normal, banyak akson dan sinaps yang tidak aktif.
Apabila � Jalur Utama� mengalami kerusakan maka fungsinya akan diambil oleh akson
menurut wall dan kabath, jalur sinapsis mempunyai mekanisme homestatik, dimana
penurunan masukan akan menyebabkan naiknya eksitabilitas sinapsnya .
(3)Diachisia (Dissipation of diachisia) keadaan dimana terdapat hilangnya
kesinambungan fungsi atau adanya hambatan fungsi dari traktus-traktus sentral di
otak (Purbo kuntono, 1997 yang dikutip dari Meryl Roth Gesch M, 1992) .
Maka perbaikan fungsi pada penderita post stroke dapat dilakukan melalui dua cara :
(1) Latihan gerak atau mobilisasi dini untuk mempengaruhi fasilitas dan mendidik
kembali fungsi otot terhadap sisi anggota yang lesi (2) Latihan untuk mempengaruhi
gerak kompensasi sebagai pengganti daerah yang akan lesi.
Pada fase penyembuhan ini latihan sangat berpengaruh dalam derajat maupun kecepatan
perbaikan fungsi.Mobilisasi dengan latihan pasif dan latihan aktif sedini mungkin
yang dilakukan serta berulang-ulang akan menjadi gerak yang terkontrol atau
terkendali.
Iklan

Report this ad

Report this ad

Terkait
Fisioterapi
dalam "about fisioterapi"
Neuron Motor Perifer (bag.1)
dalam "Neuron Motor Perifer"
Bell's Palsy
dalam "Bell's Palsy"
Filed under: Fisioterapi pada stroke |
� Tips Mencegah Sakit Kepala Konsep Nyeri �
22 Tanggapan
dokteranissundari, on 25 Januari, 2008 at 4:03:28 p01 said:
Ada terapi yang disebut dengan terapi khelasi EDTA yang dapat membantu pemulihan
pasien stroke.
Salam.
Anis
JAWAB:
Terima kasih buat dokter anis yang udah mampir, dan Sukron atas informasinya, akan
saya pelajari InsyaALLOH.
Balas
zalfa, on 3 April, 2008 at 3:03:28 p04 said:
assalamualaikum�..
kalau boleh kirimin artikel2 kesehatanya dong.
saya sangat membutuhkannya untuk mencari inspirasi.
JAWAB:
Sedang cari inspirasi apaan nich?�boleh aja insyaALLOH.
Balas
mbah gendeng, on 29 Mei, 2008 at 12:03:28 p05 said:
wah kok hampir mirip seperti yg d jelasin dosenku y ?? makasih ni ud membantu cz
ntar lg mo ujian
JAWAB:
Terima Kasih telah mampir, semoga sukses ujiannya�
Balas
dr rudi, on 10 Juli, 2008 at 3:03:28 p07 said:
thx buat infonya..klo bole tw buku ap yah untuk fisioterapi pada stroke ini? atau
mungkin referensinya.. saya sangat membutuhkannya..terima kasih
JAWAB:
Terima kasih telah mampir dr rudi,semoga bermanfaat,maaf nich�.referensinya dari
banyak sumber jadi tidak bisa disebutin satu-satu.
Balas
nursaid, on 14 Agustus, 2008 at 3:03:28 p08 said:
ass.wr.wb. salam kenal buat kawan sejawat materi yang dipaparkan sangat tetap
berkarya terus wass.wr.wb
JAWAB:
Wa�alaikumussalam, salam kenal juga, semoga bermanfaat.
Balas
Shinta, on 22 Agustus, 2008 at 3:03:28 p08 said:
Makasih mas, artikelnya bagus. Tulis lagi dong tentang stroke. Aku lagi stase di
cvd nih. Wassalam
JAWAB:
Terima kasih mbak shinta, semoga bermanfaat.
Balas
ayaw_jeweltz, on 10 September, 2008 at 5:03:28 p09 said:
Hi!!!
mas, saya ayaw!!mahasiswa Fisioterapi yang lagi stres nyari judul untuk KTI saya!!!
Saya siy pengennya ttg Stroke, tapi udah banyak yg bikin di tahun2 sebelumnya!!!
Saya butuh bgt saran dari mas, ttg judul2 yang bagus untuk KtiI saya!!!
Terimakasih sebelumnya atas perhatiannya!!
JAWAB:
Hii juga mas�,gak usah bingung dan stress bikin KTI, kan baru KTI belum tesis???iya
kan� saran saya bikinlah KTI sesuai hati anda, kencenderungan anda senang dalam
menangani kasus apa?ex.FT A,B,C,D ato E, dan juga kalo bisa ilmu dari KTI itu
nantinya akan banyak membantu didalam lingkup kerja anda nanti, SELAMAT BEKERJA
SEMOGA SUKSES.
Balas
mitra, on 28 Oktober, 2008 at 4:03:28 p10 said:
kalo pasien yang menggunakan fasilitas rehabilitasi pasca stroke itu yang tingkat
keparahannya apa?
akut, sub-akut atau kronis?
JAWAB:
Lebih baik lakukan rehabilitasi pasca stroke dalam waktu 6 bulan pasca serangan
atau istilahnya Golden period agar recovery tercapai dengan baik.
Balas
hesty, on 29 Oktober, 2008 at 8:03:28 p10 said:
saya mahasiswi FT poltek..
trimakasi�
sukses sllu�
JAWAB:
Sama-sama, terima kasih, sukses selalu juga�
Balas
Enz, on 8 November, 2008 at 3:03:28 p11 said:
Trims inf�nya,mau nanya nih,knpa ps stroke srngnya mengeluh pegel,.gmn cr lthan
biar jari2 bs dgerakkan
JAWAB:
Sama-sama, karena adanya hemiplegia/lumpuh separo badan, menyebabkan peredaran
darah dan sistem saraf menjadi kurang baik, sehingga menyebabkan rasa pegal dengan
adanya penimbunan asam laktat, terlebih dahulu lakukan pasif exercise terus
berlanjut ke active exercise kemudian latihan transver dan ambulasi, semoga
bermanfaat.
Balas
devita_fkub 06, on 15 November, 2008 at 8:03:28 p11 said:
makasih infonya� ni aku lg dpt tugas neuro ttng stroke .
JAWAB:
Sama-sama,semoga bermanfaat.
Balas
yellowgalz, on 16 November, 2008 at 12:03:28 p11 said:
uhmm.. kebetulan nih lagi stase di bgn rehabilitasi medik, ada tugas dari konsulen
tentang penatalaksanaan pasien stroke trombosis bisa jd referensi� makasi..
JAWAB:
Sama-sama,semoga bermanfaat.
Balas
listy, on 2 Desember, 2008 at 6:03:28 p12 said:
th�x ya atas infonya ne sangat bermanfaat buat pengetahuan aku
JAWAB:
Sama-sama mbak listy semoga bermanfaat.
Balas
aa fadjar, on 9 Desember, 2008 at 9:03:28 p12 said:
asalamualaikum, saya seorang perawat yang setiap hari berhubungan dengan pasien
stroke, apabila pasien stroke yang sama sekali tidak bergerak atau tidak ada
kekuatan otot nya dan mengalami pendarahan pada batang otak ada harapan untuk
bergerak lagi ga kalau di terapi setiap hari ,, makasih ya
JAWAB:
Wa�alaikumussalam,InsyaAlloh ada perkembangan baik dengan latihan setiap hari
menggunakan teknik dan metoda yang benar, sebaiknya lakukan dalam 6 bulan pertama
setelah serangan (golden periode),terima kasih.
Balas
Zulkarnaen, on 4 Januari, 2009 at 2:03:28 p01 said:
Ass, wr ,wb,
Mas, Ayah saya terkena Sroke sekarang sudah 1 tahun, apakah bisa pulih kembali,
beliau lumpuh di sebelah kiri organ yang lainnya baik. untuk fisio terapi hanya
baru2 ini saja , karena di Bangka Fasilitas fisio terapi belum lengkap.
Terima Kasih atas Infonya.
Wa�alaikumussalam..
Waktu emas (golden periode) bagi penderita pasca serangan stroke adalah 6 bulan
pasca serangan, waktu ini dimaksimalkan untuk terapi agar target rehabilitasi mudah
tercapai yaitu beraktifitas mandiri, dan bagi penderita pasca serangan stroke
biasanya ada gejala sisa baik berupa kelumpuhan, mulut mencong, bicara pelo atau
yang lainnya, karena kerusakan pada saraf otak yang permanen akan sangat sulit
disembuhkan,untuk bapak mas zulkarnain kalo seandainya bapak bisa beraktifitas
mandiri walaupun ada gejala sisa kelumpuhan saya rasa itu sudah sangat
menggembirakan, lakukanlah terapi secara rutin.
Balas
jasmine, on 29 Januari, 2009 at 2:03:28 p01 said:
hai,infoX lngkap jg�mksh y slX kmrn Aq dpt tgz dri dsen ttg stroke kbtulan Aq
ngutip puX kmu�hehehe..nilaiX memuaskan���!!! proficiat dh bwt kmu�.
JAWAB:
Terima kasih semoga bermanfaat.
Balas
rosi, on 29 Januari, 2009 at 3:03:28 p01 said:
tolong berikan tulisan tentang mobilisasi dini (dari hari pertama serangan hingga
hari-hari berikutnya) untuk mencegah komplikasi akibat immobilisasi pada pasien
stroke. terimakasih.
JAWAB:
1). Passive breathing excercise
Istirahat yang cukup lama dibed dan inaktifitas akan menurunkan metabolisme secara
umum .Hal ini mengakibatkan penurunan kapasitas fungsional pada sistim tubuh yang
komplek, dengan manifestasi klinis berupa sindrom imobilisasi (Saleem dan
Vallbona).
Pada pasien yang menderita defisit neurologis efek imobilisasi berakibat pada
penurunan kapasitas fungsional. Hal ini menyebabkan membutuhkan waktu yang lama
untuk mengembalikan potensi fungsi maksimal yang dimiliki pasien. Manifestasi
klinik sindrom imobilisasi salah satunya pada sistem respirasi yang berupa :
(a) penurunan kapasitas vital
(b) penurunan ventilasi volunter maksimal
(c) perubahan regional dalam ventilasi/perfusi
(d) gangguan mekanisme batuk.
2). Positioning
Setiap posisi atau gerak dari pasien harus selalu berada dalam lingkup pola
penyembuhan atau berlawanan dengan pola spastisitas yang timbul kemudian, posisi
dan latihan gerak dalam pola penyembuhan harus sejak dini dilaksanakan.Pengaturan
posisi yang benar dengan posisi anatomis, ini bermanfaat untuk menghambat pola
sinergis dan spastisitas ketika adanya peningkatan tonus. Posisi tidur terlentang,
posisi bahu dan lengan diletakkan diatas bantal sehingga bahu sedikit terdorong ke
depan (protaksi) karena pada paisen stroke cenderung untuk terjadi retraksi
bahu.Posisi bantal diletakkan dibawah tungkai bawah dengan maksud agar panggul
tidak jatuh kebelakang dan tungkai tidak eksternal rotasi. Posisi miring kesisi
sehat berfungsi agar tidak terjadi dekubitus dan untuk mencegah komplikasi fungsi
paru akibat tirah baring yang lama karena karena sangkar thorak terfiksir dalam
posisi ekspirasi, dengan posisi bahu protaksi dan lengan lurus didepan
bantal.Posisi miring kesisi sakit, dengan posisi bahu terdorong kedepan dan tidak
tertindih akan memberikan rasa berat badan pada sisi lumpuh.Pengaturan posisi
elevasi pada ekstremitas bawah dan ekstremitas atas berguna untuk menurunkan oedem
dengan menganut prinsip gravitasi dengan postural drainage lewat pembuluh darah dan
limfe.Pengaturan posisi furniture pasien disisi lumpuh dengan tujuan (1) rotasi
kepala yang diikuti mata paisen secara otomatis kearah benda yang terletak dimeja
menimbulkan suatu kebiasaan untuk meluruskan lengan yang sakit dalam pola
penyembuhan (2) berat badan bergeser kerah sisi tubuh terutama sendi panggul,
merangsang kesadaran akan sisi yang paralisis (3) gerakan memutar bahu terhadap
panggul merupakan gerakan penting dalam mencegah spastisitas.
3). Stimulasi taktil terhadap kulit, otot, persendian dengan tehnik � tehnik:
tapping, swiping, aproksimasi.
Stimulasi taktil pada prinsipnya harus menimbulkan kontraksi otot, sehingga akan
merangsang golgi tendon dan muscle spindle.Impuls yang berasal dari gelondong otot
dan organ tendon dikirim oleh serat konduksi yang paling kaya bermyelin yaitu serat
Ia.Impuls propioseptif lain yang berasal dari reseptor fasia, sendi dan jaringan
ikat yang lebih dalam, berjalan dalam serat yang kurang bermyelin.Ketukan, swiping,
tapping dan aproksimasi akan merangsang propioseptor pada kulit dan persendian,
gelondong otot akan bereaksi dengan dikirimnya impuls ke motoneuron anterior,
perangsangan neuron ini menyebabkan peningkatan kontraksi secara singkat.
Rangsangan pada muscle spindle dan golgi tendon akan diinformasikan melalui afferen
ke susunan saraf pusat sehingga akan mengkontribusikan fasiltas dan inhibisi
(gracanin).Rangsangan taktil yang diulang-ulang akan memberikan informasi ke
�supraspinal mechanisme� sehingga terjadi pola gerak yang terintegrai dan menjadi
gerakan-gerakan pola fungsional.
Stimulasi taktil melalui saraf motoris perifer melatih fungsi tangan �graps� dan
�release� serta dapat memberikan fasilitasi pada otot yang lemah dalam melakukan
gerakan .
4). Latihan gerak pasif dengan pola gerak propioceptive neuromusculer fasilitation
dengan tehnik rhytmical initiation .
PNF adalah kependekan dari propioceptive Neuromuscular Fasilitation. Dimana maksud
dari fasilitasi disini adalah membuat lebih mudah.Dengan demikian kita bisa
memberikan tindakan dengan efisien dengan selalu memperhatikan ketepatan dan fungsi
gerakan yang dilakukan pasien.Propiceptieve, dengan metode PNF maka akan semakin
diperkuat dan diintensifkan rangsangan � rangsangan spesifik melalui receptor yaitu
panca indra dan atau propioceptor.Neuromusculair, juga untuk meningkatkan respons
dari sistem neouromusculair.
Filosofi dari PNF adalah menangani atau mengobati pasien secara total dengan tujuan
mencapai fungsi-fungsi yang optimal dari pasien.PNF berlatar belakang atas konsep
sebagai berikut : bahwa kehidupan (dalam arti sempit) adalah sederetan reaksi atas
sederetan rangsangan � rangsangan yang diterimanya.Manusia dengan cara demikian
akan dapat mencapai bermacam � macam kemampuan motorik.Bila ada gangguan terhadap
mekanisme neuromusculair, berarti seseorang tidak dalam kondisi untuk siap bereaksi
terhadap rangsangan -rangsangan yang datang sehingga dia tidak mampu untuk bereaksi
kearah yang tepat seperti yang dikehendaki.Metode PNF berusaha memberikan
rangsangan � rangsangan yang sesuai dengan reaksi yang dikehendaki, yang pada
akhirnya akan dicapai kemampuan atau gerakan yang terkoordinasi.Lewat rangsangan �
rangsangan tadi fisioterapis berusaha untuk mengaktifkan lagi mekanisme yang latent
dan cadangan �cadangannya dengan tujuan utama untuk meningkatkan kemampuan
fungsional.Metode PNF menganut prinsip � prinsip (1) Ilmu proses tumbuh kembang,
perkembangan motoris berkembang dari cranial ke caudal dan dari proksimal ke
distal.Gerakan terkoordinasi pada orang dewasa berlangsung dari distal ke
proksimal.Gerakan selalu sebelumnya didahului dengan kontrol sikap (stabilisasi),
dimana stabilisasi akan menentukan kualitas dari gerakan (2) Prinsip
Neurofisiologis, Overflow principe; motoris impuls dapat diperkuat oleh motoris
impuls yang lain dari group otot yang lebih kuat yang dalam waktu bersamaan
berkontraksi, dimana otot �otot tersebut kira � kira mempunyai fungsi yang sama
(otot � otot synergis).overflow principe akan menimbulkan apa yang disebut
irradiatie atau summatie.Rangsangan saraf motoris mempunyai ambang rangsang
tertentu (semua atau tidak sama sekali).(3) Prinsip ilmu gerak, latihan � latihan
isometris ditujukan untuk memperbaiki sikap sedangkan latihan isotonis ditujukan
untuk memperbaiki gerakan.Gerakan tunggal murni tidak ada dalam kehidupan, otak
hanya mengenal aktifitas otot secara group bukan gerakan individual,setiap gerakan
terjadi dalam arah tiga dimensi.gerakan akan semakin kuat bila terjadi bersama �
sama dengnan gerakan total yang lain.Dengan dasar � dasar tersebut, metode PNF
menyusun latihan � latihan dalam gerakan � gerakan yang selalu melibatkan lebih
dari satu sendi dan mempunyai 3 komponen gerakan.Latihan akan lebih cepat berhasil
apabila pasien secara penuh mampu melakukan suatu gerakan dari pada bila hanya
melakukan sebagian saja.Hindarkan faktor � faktor yang menghambat latihan misal
latihan seharusnya tanpa menimbulkan rasa sakit, pengulangan � pengulangan yang
banyak dan bervariasi, sikap posisi awal akan memberikan hasil yang lebih baik,
aktifitas yang lama penting untuk meningkatkan kekuatan, koordinasi, kondisi dari
sistem neuromusculair.Tehnik � tehnik PNF adalah alat fasilitasi yang dipilih
dengan maksud yang spesifik, tehnik � tehnik tersebut mempunyai maksud (1)
mengajarkan pola gerak, menambah kekuatan otot (3) relaksasi (4) memperbaiki
koordinasi (5) memperbaiki gerak (6) mengajarkan kembali gerakan (7) Menambah
stabilisasi.
5) Mobilisasi dini dengan latihan secara pasif dan aktif.
Balas
VERY YONATA, on 15 Maret, 2010 at 2:03:28 p03 said:
untk mobilisasi sebaiknya jangan terlalu tergesa-gesa terutama pada cva bleeding
perlu dilihat hasi; CT Scan ulangnya, sudah ada absprbsi belum. bila belum
sebaiknya tunda dulu karena bisa ,menyebabkan bleeding ulang. sekian infonya semoga
bermanfaat/
JAWAB:
Terima kasih masukan dan sarannya, semoga membawa manfaat.
Balas
VERY YONATA, on 15 Maret, 2010 at 2:03:28 p03 said:
mobilisasi yang saya meksud diatas adalah yang fungsional ke arah duduk-berdiri.
kalau untuk positioning (lain dengan mobilisasi) secepatnya intuk mencegah
komplikasi tirah baring. semoga bermanfaat
JAWAB:
Terima kasih, saran dan masukannya
ratna, on 30 Januari, 2009 at 1:03:28 p01 said:
asslkm, sy ft yg bekerja di RS dijkt, saat ini di RS sy sdh ada terapi stroke
dengan menggunakan hidroterapi, mohon dibantu apakah jenis exercise yg qt lakukan
sama seperti exercise didarat? trmksh
JAWAB:
Tentunya berbeda prinsip-prinsip latihan didarat dan diair.
Hukum Pascal
Hukum Pascal mengatakan bahwa:�tekanan pada suatu titik akan diteruskan kesemua
titik lain secara sama�.
Artinya bila tekanan pada suatu titik dalam zat cair ditambah dengan suatu harga,
maka tekanan semua titik di tempat lain pada zat cair yang sama akan bertambah
dengan harga yang sama pula.
Hukum Archimedes
Salah satu hukum hidrostatika yang lain adalah hukum archimedes yang mengatakan
bahwa:�Setiap benda yang berada dalam satu fluida maka benda itu akan mengalami
gaya keatas, yang disebut gaya apung, sebesar berat air yang dipindahkannya�.
Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hukum
newton juga.Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W maka resultan gaya =0 dan
benda melayang .
Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang
Bila FA<W maka benda akan terdorong kebawah dan tenggelam
Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa balok maka agar balok
berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil
dari pada volume balok.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan
perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang
dipindahkan harus sama dengan volume balok dan rapat massa cairan sama dengan rapat
rapat massa benda.
Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan
mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh
tenggelam.
Alat bantu therapy selain kolam renang yang memadai juga adanya pelampung, bisa
berupa bola karet, ban dalam mobil, atau gabus besar.
Metode Halliwick adalah:
Point 1 Mental Adjustment
Point 2 Disengage-ment
Point 3 Transversal Rotation Control (formally Vertical Rotation)
Point 4 Sagittal Rotation Control
Point 5 Longitudinal Rotation Control (formally Lateral Rotation)
Point 6 Combined Rotation Control
Point 7 Upthrust
Point 8 Balance in Stillness
Point 9 Turbulent Gliding
Point 10 Simple Progression and Basic Swimming Movement
Balas
hamdi alfin, on 25 Desember, 2009 at 3:03:28 p12 said:
makasi ka� bisa sy jdikan laporan klinik nihh ?? hahahah
JAWAB:
Ok�sama-sama semoga bermanfaat.
Balas
Ryan Hidayatullah, on 9 Januari, 2010 at 1:03:28 p01 said:
asslm,
salam kenal saya ryan hidayatullah mahasiswa Fisioterapi semester 3 akfis
muhammadiyah palembang�. saya ucapkan terimakasih atas artikelnya� saya mengunakan
arikelnya untuk laporan status kliniik dan makalah saya� kalo boleh bertanya,
stroke hemiparese fase recovery yang telah mengalami stoke selama 7 bulan. nah px
itu baik nya di terapi metode apa dan bagaimana??? saya mendapan pasien itu yang
sebelumnya sudah di terapi oleh fisioterapi lain selama 3 bulan, dan hingga saat
ini di fase recovery�. terimakasih banyak.
Balas
Tinggalkan Balasan

Ketikkan komentar di sini...

Artikel Terbaru
Pindah Rumah!
Definisi Autisme
Etiologi Autisme
Tanda dan Gejala Klinis Autisme
Screening Autisme
Kondisi Umum Autisme
Diagnosis Banding Autisme
Prognosis Autisme
Tes Keseimbangan berdiri (1)
Tes Keseimbangan berdiri (2)
Tes Keseimbangan berdiri (3)
Tes Keseimbangan berdiri (4)
Tes Keseimbangan berdiri (5)
Tes Keseimbangan berdiri (6)
Tes Keseimbangan berdiri (7)
Globalfisio Gallery
baby exercise in water-
baby exercise in water.
hydro 1
hydro 7
hydro 6
Lebih Banyak Foto
Meta
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Blog di WordPress.com. WP Designer.
Ikuti
:)

Anda mungkin juga menyukai

  • C 11
    C 11
    Dokumen3 halaman
    C 11
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 28
    N 28
    Dokumen2 halaman
    N 28
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • C 13
    C 13
    Dokumen2 halaman
    C 13
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • C 12
    C 12
    Dokumen1 halaman
    C 12
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 26
    N 26
    Dokumen2 halaman
    N 26
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • Ac 4
    Ac 4
    Dokumen23 halaman
    Ac 4
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • B 1
    B 1
    Dokumen9 halaman
    B 1
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen1 halaman
    4
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • Ac 9
    Ac 9
    Dokumen1 halaman
    Ac 9
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 31
    N 31
    Dokumen1 halaman
    N 31
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • Ac 9
    Ac 9
    Dokumen1 halaman
    Ac 9
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 25
    N 25
    Dokumen2 halaman
    N 25
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • MS4
    MS4
    Dokumen3 halaman
    MS4
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • Ac 6
    Ac 6
    Dokumen1 halaman
    Ac 6
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 30
    N 30
    Dokumen1 halaman
    N 30
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 29
    N 29
    Dokumen2 halaman
    N 29
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • Ac 9
    Ac 9
    Dokumen1 halaman
    Ac 9
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 24
    N 24
    Dokumen1 halaman
    N 24
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 22
    N 22
    Dokumen1 halaman
    N 22
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 15
    N 15
    Dokumen1 halaman
    N 15
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 27
    N 27
    Dokumen2 halaman
    N 27
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 23
    N 23
    Dokumen1 halaman
    N 23
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • MS4
    MS4
    Dokumen3 halaman
    MS4
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • MS3
    MS3
    Dokumen2 halaman
    MS3
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • MS3
    MS3
    Dokumen2 halaman
    MS3
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 12
    N 12
    Dokumen4 halaman
    N 12
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 11
    N 11
    Dokumen2 halaman
    N 11
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 4
    N 4
    Dokumen11 halaman
    N 4
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat
  • N 10
    N 10
    Dokumen2 halaman
    N 10
    Hamka Ham
    Belum ada peringkat