PENDAHULUAN
Leukoplakia merupakan salah satu kelainan yang terjadi di mukosa rongga mulut.
Meskipun leukoplakia tidak termasuk dalam jenis tumor, lesi ini sering meluas sehingga
menjadi suatu lesi pre-cancer. Leukoplakia merupakan suatu istilah lama yang digunakan
untuk menunjukkan adanya suatu bercak putih atau plak yang tidak normal yang terdapat
pada membran mukosa. Pendapat lain mengatakan bahwa leukoplakia hanya merupakan
suatu bercak putih yang terdapat pada membran mukosa dan sukar untuk dihilangkan atau
terkelupas.
Faktor-faktor yang berperan adalah iritasi kimia melalui tembakau atau faktor mekanis
melalui pemasangan gigi palsu yang tidak baik, alkohol dan infeksi CandidaY3 terkena iritan
terus-menerus (penggemar pizza panas) dan Human Papiloma Virus sero tipe 16. Karena
gambaran klinisnya berupa suatu plak putih pada permukaan membrana mukosa dan
leukoplakia oral lebih sering terjadi pada pria, maka penggolongannya sering diabaikan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah,
selain itu dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
khususnya bagi penyusun dan umumya bagi pambaca.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
WHO (1978) medefinisikan leukoplakia sebagai lesi putih keratosis berupa bercak atau
plak pada mukosa mulut yang tidak dapat diangkat dari mukosa mulut dengan cara usapan
atau kikisan dan secara klinis maupun histopatologis berbeda dengan penyakit lain di dalam
mulut.1
Pada seminar WHO 1983, leukoplakia didefinisikan sebagai plak atau bercak putih yang
tidak mempunyai ciri khas secara klinis atau patologis seperti penyakit lain dan tidak dapat
dihubungkan dengan suatu penyebab fisik atau kimia kecuali penggunaan tembakau. 1
2.2 Komplikasi
Leukoplakia oral adalah lesi yang menyajikan sebagai 'patch yang putih' di mukosa
mulut. Dokter gigi mungkin menduga terjadinya leukoplakia pada pemeriksaan; Namun, pada
saat biopsi kemungkinan akan diambil untuk menyingkirkan penyebab lain, seperti kanker
mulut. Selama biopsi, sepotong kecil jaringan dari lesi akan dihapus untuk diperiksa di
laboratorium. Seorang agen mati rasa akan digunakan sehingga pasien tidak akan merasa
sakit. Leukoplakia biasanya tidak berbahaya, dan lesi biasanya jelas dalam beberapa minggu
atau bulan setelah sumber iritasi dihapus.2
Termasuk dari komplikasi leukoplakia ialah kanker mulut. Dimana beberapa dari
leukoplakia akan berujung ke kanker. Leukoplakia merupakan gejala awal dimana gejala
awal dari suatu kanker mulut. Sedangkan dampak dari penyakit ini berupa rasa tidak nyaman
dimulut terutama ketika sedang memakan makanan yang asam.3
2
2.3 Gejala
Leukoplakia adalah penyakit pada regio oral (mulut) yang telah dijelaskan sebelumnya
baik definisi maupun penyebabnya. Penyakit ini perlu diketahui ciri-ciri apa saja yang
menyertainya. Hal ini perlu diketahui agar masyarakat awam mampu membedakan, apakah
kondisi oralnya mengalami leukoplakia atau tidak.
Leukoplakia ini sering dialami oleh orang-orang yang sering menggunakan rokok. Hal
ini disebabkan oleh kehadiran rokok yang menjadi salah satu penyebab penyakit leukoplakia.
Leukoplakia bukanlah penyakit yang serius, bukan kanker oral, akan tetapi dapat menjadi
penyakit yang serius. Leukoplakia sering menjadi tanda adanya kanker pada regio oral.4
Leukoplakia memiliki penampilan yang beragam, ada gejala yang ditunjukkan pada
bagian langit-langit mulut, mukosa pipi, bahkan lidah. Leukoplakia ini sendiri memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
a. Warna
Leukoplakia biasanya berupa perbedaan warna pada daerah yang terkena. Perubahan
warna tersebut berupa adanya sebidang wilayah kecil yang berwarna putih atau
keabuan. Tanda ini biasanya tidak dapat hilang walaupun digosok atau dibersihkan.
Terkadang, Leukoplakia dapat menunjukkan warna merah atau warna gelap yang
mengarah pada erithroplakia, di mana kondisi ini menunjukkan gejala pada precancer
(kanker)
b. Tekstur
Tekstur dari leukoplakia pada wilayah yang terkena biasanya tidak beraturan dan
rata.Tidak ada pembengkakan atau jorokan ke dalam di wilayah Leukoplakia.
c. Struktur
Pada leukoplakia ini, biasanya area leukoplakia akan mengalami penebalan dan
pengerasan. Contohnya, adanya leukoplakia pada dinding pipi bagian dalam, akan
terasa lebih keras dan tebal.
d. Rasa Sakit
3
Leukoplakia ditandai dengan bidang putih atau keabuan yang dominan. Biasanya
tanda ini disertai dengan adanya rasa sakit pada daerah lesi. Rasa sakit ini biasanya
berlangsung sampai dengan 2 minggu tanpa adanya penyembuhan sendiri. Bila hal ini
terjadi, penderita akan lebih baik mengunjungi dokter gigi.
e. Jaringan
Secara mikroskopis, akan ada perubahan menetap dari jaringan yang terkena
leukoplakia. Sebagai contoh, perubahan struktur epitel pada leukoplakia.
Leukoplakia dengan klasifikasi yang disebut Hairy Leukoplakia dapat terjadi pada
orang-orang yang sistem imunya lemah atau mereka yang sedang dalam pengobatan.
Leukoplakia ini perlu diketahui ciri-cirinha karena sering di anggap sariawan oleh orang
awam.5
4
2.4 Gejala Klinis
Leukoplakia ditandai dengan adanya lesi putih yang tidak dapat dihapus yang sering
ditemukan pada daerah alveolar, mukosa lidah, bibir, palatum, daerah dasar mulut, gingival,
mukosa lipatan bukal, serta mandibular alveolar ridge. Ukuran lesi pada leukoplakia dapat
bervariasi dari beberapa milimeter hingga beberapa centimeter. Menurut tampilan klinis nya
leukoplakia dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu homogen dan non-homogen
Leukoplakia homogen secara umum seperti plak putih dengan permukaan yang datar
dan halus
Leukoplakia non-homogen berupa lesi putih yang disertai merah (eritroplakia),
permukaanya tidak rata dan keriput
Penampilan klinis dari leukoplakia dapat berubah dari waktu ke waktu. Beberapa lesi
pada leukoplakia homogen dapat membesar atau berubah menjadi leukoplakia non-homogen.
Sebagian besar dari leukoplakia akan tetap stabil atau mengalami penyembuhan sementara
beberapa leukoplakia dapat mengalami transformasi menuju karsinomatosa.9,10
2.5 Etiologi
Faktor lokal
Penggunaan tembakau
Penggunaan tembakau menempati urutan tertinggi sebagai faktor yang mendorong
terjadinya leukoplakia. Division of Oral Medicine and Dentistry, Brigham and
Women’s Hospital, menyebutkan bahwa lebih dari 80% pasien penderita leukoplakia
memiliki catatan sebagai pengguna tembakau. Dalam penggunaan tembakau, baik
secara smokeless tobacco maupun smoking tobacco, berbagai unsur kimia yang
terdapat dalam tembakau akan dilepaskan ke dalam rongga mulut pengguna. Di antara
unsur-unsur kimia tersebut ada yang bekerja sebagai iritan lokal yang berkenaan
dengan perubahan pada mukosa rongga mulut. Dalam penggunaan tembakau secara
smoking tobacco, panas yang dihasilkan juga merupakan faktor risiko yang tak kalah
5
penting. Paparan terhadap panas dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada
mukosa rongga mulut.7
Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan iritasi
mukosa rongga mulut.7
Iritasi kronis
Iritasi berkelanjutan yang hebat juga dapat memicu terjadinya leukoplakia apabila
mampu menginduksi permukaan epithelium untuk memproduksi keratin. Iritasi ini
bisa disebabkan oleh adanya maloklusi, permukaan gigi yang kasar, pemasangan gigi
palsu yang salah, penambalan gigi yang tidak tepat, makanan yang panas pedas, dan
lain-lain.7
Oral hygiene
Kegagalan menjaga kebersihan rongga mulut berkaitan dengan meningkatnya
perkembangan leukoplakia.8
Faktor sistemik
Penyakit sistemik
Penyakit sistemik yang berhubungan dengan leukoplakia antara lain kandidiasis,
sifilis, anemia sidrofenik, xerostomia.7
Bahan-bahan yang memiliki sifat karsinogenik yang diberikan secara sistemik
Bahan-bahan ini dapat berupa obat-obatan.7
Defisiensi vitamin
Defisiensi vitamin A, B9, dan B12 meningkatkan risiko terjadinya leukoplakia.
Defisiensi vitamin A dapat meningkatkan metaplasia dan keratinisasi dari susunan
epitel. Pasien penderita leukoplakia menunjukkan level vitamin A serum yang rendah.
Adapun defisiensi vitamin B kompleks menyebabkan kerentanan untuk teriritasi
meningkat.7
2.6 Pengobatan
6
keratinization menjadi daerah epithelium keratinization dan juga metaplasia dari
secretory columnar epithelium menjadi keratinizing squamous epithelium.11
Medical treatment dapat dilakukan apabila leukoplakia berlangsung bersamaan
dengan adanya infeksi jamur, yang disebut candida. Pada kasus ini, medical treatment
dengan pemberian obat anti jamur dapat digunakan untuk menghilangkan infeksi di
dalam bercak putih.11,12
Surgical treatment untuk pasien leukoplakia dapat menurunkan risiko terjadinya
kanker mulut dengan cara menghilangkan sel-sel abnormal. Leukoplakia patch dapat
dihilangkan dengan menggunakan beberapa teknik seperti menggunakan scalpel, laser
atau cryotheraphy.11,12,13
Pengobatan - pengobatan diatas dapat berlangsung dengan baik apabila faktor yang
mendukung terjadinya kasus leukoplakia dihentikan, seperti berhenti merokok, berhenti atau
mengurangi konsumsi alkohol, dan menjaga kebersihan rongga mulut pasien. 11,12
7
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leukoplakia didefinisikan sebagai plak atau bercak putih yang tidak mempunyai ciri
khas secara klinis atau patologis seperti penyakit lain dan tidak dapat dihubungkan dengan
suatu penyebab fisik atau kimia kecuali penggunaan tembakau. Sementara secara
histopatologis, Etiologi leukoplakia dapat dibagi menjadi faktor local dan faktor sistemik.
Faktor local biasanya berhubungan dengan iritasi kronis (misalnya infeksi bakteri), oral
hygiene yang buruk, kebiasan merokok dan minum alcohol. Faktor sistemik yang
memengaruhi munculnya leukoplakia meliputi adanya penyakit sistemik misalnya
kandidiasis, sifilis, anemia sidrofenik, xerostomia, konsumsi obat-obatan, dan defisiensi
vitamin.
Leukoplakia memiliki penampilan yang beragam, ada gejala yang ditunjukkan pada
bagian langit-langit mulut, mukosa pipi, bahkan lidah. Leukoplakia biasanya tidak berbahaya,
dan lesi biasanya jelas dalam beberapa minggu atau bulan setelah sumber iritasi dihapus.
Termasuk dari komplikasi leukoplakia ialah kanker mulut. Dimana beberapa dari leukoplakia
akan berujung ke kanker. Kasus Leukoplakia dapat diobati secara conservative treatment,
medical treatment, surgical treatment.
3.2 Saran
Tindakan perawatan lanjutan setelah jaringan dibuang amat diperlukan karena sering
terjadi kambuhan. Biasanya dilakukan secara rutin selama tiga tahun setelah pembuangan
jaringan. Untuk mencegah leukoplakia dapat dilakukan dengan tidak merokok, tidak
mengkonsumsi alkohol, memakan buah dan sayuran segar, memperbaiki higiene mulut,
memperbaiki maloklusi dan memperbaiki gigi tiruan yang letaknya kurang baik.
8
Daftar Pustaka