EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Optimasi Proses Ekstraksi P-Kresol dari Tir Batu Bara Artifisial dalam
Tangki Berpengaduk dengan Pelarut Aseton-Air
Proses pirolisis untuk meningkatkan nilai kalori batubara yang ada di
Indonesia menghasilkan produk samping berwarna hitam kental dan berbau tajam
yang disebut dengan tir. Kurangnya proses pengolahan tir batu bara menjadikan
limbah tersebut menjadi sulit termanfaatkan. Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa tir batu bara ini mengandung banyak komponen senyawa organik baik
alifatis ataupun aromatis. Komponen terbesar penyusun tir batu bara adalah p-
kresol Untuk mengolah serta meningkatkan nilai ekonomi dari tir batubara, maka
dapat dilakukan dengan mengambil senyawa p-kresol dari tir batubara tersebut
dengan metode ekstraksi cair-cair. Bahan yang digunakan adalah larutan tir batu
bara artifisial, aseton dan aquades. Pada penelitian ini, p-kresol diekstrak dari
larutan tir batu bara artifisial dengan menggunakan solvent aseton-aquades dan
diluent kerosen, menghasilkan rafinat berupa kerosen yang sudah terekstrak p-
kresolnnya dan ekstrak berupa aseton yang sudah mengekstrak p-kresol. Pengaruh
suhu, kecepatan pengadukan, diameter tangki dan diameter pengaduk proses
o o
ektraksi p-kresol dipelajari pada kisaran suhu 30 C dan 40 C, kecepatan
pengadukan 210, 230, dan 250 rpm, diameter tangki 9 dan 10 cm, diameter
pengaduk 3,5 dan 4 cm, sedangkan volume pelarut dibuat tetap. Diantara variabel-
variabel dalam penelitian ini didapatkan kondisi terbaik p-kresol terekstrak yaitu
o
pada suhu 40 C, diameter tangki 10 cm, diameter pengaduk 3,5 cm dan kecepatan
putar pengaduk 250 rpm yaitu 8,9678% v/v pada menit ke-25.Semakin besar
kecepatan putaran pengaduk, suhu ekstraksi dan diameter tangki maka semakin
besar konsentrasi p-kresol yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton.
Semakin besar diameter pengaduk maka semakin kecil konsentrasi p-kresol yang
terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton (http://ejournal-
unisma.net/ojs/index.php/prosiding/article/view/1110).
Ekstraksi Dioksin dalam Limbah Buangan Industri Pulp dan Kertas
Menggunakan Pelarut N-Heksan
Dioksin adalah senyawa yang terdapat dalam air limbah buangan industri
pulp dan kertas yang dapat membahayakan lingkungan hidup dan kesehatan
manusia karena bersifat racun yang dapat mematikan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana proses ekstraksi dapat digunakan untuk
memisahkan dioksin dalam limbah air buangan industri pulp dan kertas dengan
meninjau perbandingan pelarut terhadap umpan (S/F), kecepatan pengadukan dan
waktu ekstraksi terhadap hasil ekstraksi. Penelitian ini menggunakan ekstraktor
tangki berpengaduk dan soklet untuk memisahkan fasa ekstrak dan fasa rafinat
(mixer-settler extractor). Sistem yang digunakan adalah air dan dioksin (limbah
sintetik) sebagai umpan dan n-heksan sebagai pelarut, dalam hal ini dapat
diartikan bahwa air sebagai diluent dan n-heksan sebagai solvent. Pada penelitian
ini dipelajari pengaruh S/F, waktu ekstraksi dan kecepatan pengadukan terhadap
proses ekstraksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses ekstraksi dengan
pelarut n-heksan dapat digunakan untuk memisahkan dioksin dari air limbah
o
buangan industri pulp dan kertas. Kondisi operasi terbaik pada 30 C, 1 atm
adalah perbandingan pelarut-umpan (S/F) sebesar 0,6 dengan waktu ekstrak 40
menit dan kecepatan pengadukan (N) 350 rpm. Pada kondisi tersebut 0,231
gmol/ml dioksin dapat dipisahkan dari larutan yang mengandung 5 ml dioksin
dalam 95 ml air, atau ekivalen dengan 79% penyisihan
(https://www.researchgate.net/publication/291774860_Ekstraksi_Dioksin_dalam_
Limbah_Buangan_Industri_Pulp_dan_Kertas_menggunakan_Pelarut_N-Heksan).