Ajie D
Ajie D
Disusun Oleh :
1
Abstrak
2
Pendahuluan
Di era globalisasi saat ini perusahaan saling bersaing dalam menjual produk atau jasa
yang mereka tawarkan kepada konsumen, adapun cara yang mereka terapkan agar menekan
harga produksi sehingga dapat menjual produk dan jasa serendah mungkin agar dapat
bersaing dengan perusahaan lain. Terdapat beberapa metode dalam penentuan harga pokok
produksi yaitu metode akuntansi tradisional dan metode aktivity based costing. Perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing—ABC) merupakan metode untuk
menemukan biaya yang akurat. Sementara ABC merupakan inovasi yang relatif baru dalam
akuntansi biaya, ABC dapat digunakan secara cepat oleh perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri dan dalam organisasi pemerintahan dan nirlaba. (Bloker : Hal 206)
Manfaat utama perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang telah dialami banyak
perusahaan di antaranya adalah:
1. Pengukuran profitabilitas yang lebih baik.
2. Pengambilan keputusan yang lebih baik.
3. Perbaikan proses.
4. Estimasi biaya.
5. Biaya dari kapasitas yang tidak digunakan.
Masing-masing dari manfaat tersebut dapat berkontribusi secara signifikan kepada
kompetisi perusahaan dengan membantu perusahaan mengambil keputusan yang lebih baik
serta mengimplementasikan strateginya.
3
Isi
4
Judul PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM
UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI
(Studi pada PT. Indonesia Pet Bottle Pandaan Pasuruan)
Tahun 2014
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu “suatu
metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwapada masa
sekarang”(Nazir ,2005:54). Peneliti ini menggunakan pendekatan studi
kasus adalah penelitian tentang subjek penelitian yang berkenaan
dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas
(Maxfield dalam Nazir, 2005 :57).
Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini,
yaitu:
1) Melakukan perhitungan harga pokok produksi dengn
menggunakan metode akuntansi biaya tradisional
2) Melakukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan
Activity Based Costing (ABC) System, dengan cara:
a. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas
Dalam mengidentifikasi biaya pada aktivitas, perusahaan perlu
mengelompokkan semua biaya aktivitas menurut bagaimana
aktivitas tersebut mengkonsumsi sumber daya.
b. Membebankan biaya sumber daya pada aktivitas
Metode Activity Based Costing (ABC) System menggunakan
pemicu biaya untuk membebankan biaya sumber daya pada
aktivitas, karena aktivitas merupakaan pemicu timbulnya biaya
dari sumber daya yang digunakan dalam operasional
perusahaan.
c. Membebankan biaya aktivitas pada produk
Pembebanan biaya aktivitas pada produk atau jasa dilakukan
dengan dua langkah yaitu:
1. Menghitung tarif kelompok (pool rate) adalah tarif biaya
dihitung berdasarkan pembagian antara jumlah biaya
5
aktivitas masingmasing kelompok cost pool dengan
costdriver.
2. Pembebanan biaya aktivitas ke produk
Hasil Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan
perhitungan dan perbandingan sistem akuntansi biaya tradisional
dengan Activity Based Costing (ABC) System. Botol mengalami
undercosted atau pembebanan biaya produk terlalu rendah sebesar Rp
942.506.718,68, sedangkan untuk produk gelas plastik mengalami
overcosted atau pembebanan biaya terlau tinggi Rp 903.929.466,33. PT.
Indonesia Pet Bottle Pandaan diharapkan mengganti sistem akuntansi
biaya tradisional dengan sistem ABC dalam menentukan harga pokok
produksi karena informasi pada sistem ini lebih akurat untuk membantu
manajemen dalam proses pengambilan keputusan.
6
Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian ini adalah Hotel
Selecta beralamat di Jalan Gajahmada, Desa Tulungrejo, Kecamatan
Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.
Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini, antara lain:
1. Menghitung harga pokok sewa kamar pada Hotel Selecta.
2. Melakukan perhitungan harga pokok sewa kamar hotel berdasarkan
Activity Based Costing System (ABC System)
Melakukan perbandingan yang didapat anatara harga pokok sewa
kamar menurut Hotel Selecta dengan perhitungan harga pokok sewa
kamar menggunakan Activity Based Costing System (ABC System).
Hasil Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara metode yang
diterapkan oleh Hotel Selecta dengan ABC System terjadi selisih harga
lebih rendah (undercosting) untuk enam tipe kamar yaitu tipe Family,
Deluxe, Superior, Executive, Suite, dan Exclusive yang masing-masing
selisihnya yaitu Rp 225.007,15, Rp 218.510,72, Rp 292.523,33, Rp
66.426,15, Rp 250.638,78, dan Rp 132.460,68. Sedangkan dua tipe
kamar mempunyai selisih harga lebih tinggi (overcosting) yaitu tipe
Cottage I dan Cottage VII dengan selisih sebesar Rp 857.601,79 dan Rp
171.568,28.
7
ataupun status dari subjek, yang kemudian dari sifat-sifat khas tersebut
akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum”. Pendapat lain
dikemukakan oleh Indriantoro (2000:26) “Penelitian studi kasus
merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan
dengan latar belakang & kondisi saat ini dari subyek yang diteliti serta
interaksi dengan lingkungan”. Tujuan dari penelitian deskriptif dengan
metode studi kasus ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Pelaksanaannya tidak terbatas hanya sampai pengumpulan data, tetapi
juga meliputi analisa dan intrepetasi tentang arti dari data itu. Fokus
penelitian meliputi:
a. Tarif rawat inap pada Rumah Sakit Islam
Godanglegi
Seluruh biaya dan aktivitas yang berkaitan dengan jasa rawat inap.
1. Pengidentifikasian biaya sumber daya dan aktivitas yang terjadi
pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi
2. Pembebanan sumber daya dan aktivitas
3. Pembebanan biaya aktivitas ke obyek biaya
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam melakukan analisis data
meliputi
a. Melakukan analisis tarif rawat inap rumah sakit saat ini.
b. Menetapkan metode biaya berdasarkan activity based costing
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi biaya dan aktivitas. Langkah pertama dalam
merancang sistem activity based costing, adalah melakukan
analisis aktivitas untuk mengidentifikasi biaya dan aktivitas
perusahaan.
2. Membebankan biaya berdasarkan aktivitas. Activity based
costing menggunakan penggerak biaya untuk membebankan
biaya ke aktivitas.
3. Membebankan biaya aktivitas pada objek biaya. Langkah
terakhir adalah membebankan biaya aktivitas atau tempat
8
penampungan biaya aktivitas pada output berdasarkan
penggerak biaya konsumsi aktivitas yang tepat. Output adalah
objek biaya dari aktivitas yang dilakukan perusahaan atau
organisasi. Langkahlangkahnya ialah sebagai berikut:
a) Menentukan kelompok biaya homogen
(homogenous cost pool)
b) Menghitug tarif tiap-tiap kelompok biaya, yaitu dengan
membagi jumlah biaya dari kelompok biaya dengan cost
driver dari tiap kelompok biaya tersebut.
c) Membebankan biaya overhead pada masing-masing produk
dengan cara mengalikan tarif kelompok biaya dengan unit
cost driver yang dikonsumsi produk.
c. Dengan melakukan langkah pada point b maka dapat diketahui tarif
rawat inap dengan metode Activity Based Costing secara akurat.
Membandingkan tarif rawat inap Rumah Sakit bedasarkan metode
activity based costing dengan tarif rawat inap pada Tahun 2012.
Hasil Hasil dari penghitungan harga pokok rawat inap pada Rumah Sakit
Islam Gondanglegi Malang dengan menggunakan activity based costing
system didapatkan selisih tarif yang lebih rendah untuk Kelas Anggrek
Rp 47.223,07, Kelas Melati Rp 13.640,39, Kelas I Rp 19.302,88, Kelas
II Rp 9.517,08, sedangkan tarif yang lebih tinggi terjadi pada Kelas III
dengan selisih Rp 33.444,87, dan Kelas Anak Rp 28.931,72.
9
Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa XYZ Hotel sudah
menggunakan data cost per unit dalam penentuan tarif dan hanya
mengalokasikan ke 1 (satu) cost driver. Dengan menggunakan metode
ABC system biaya pada masing-masing aktivitas dibebankan pada
banyak cost driver. ABC system telah mampu mengalokasikan biaya
aktivitas secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.
10
Nama Peneliti Nasikhatun Najah
Kharis Raharjo
Rita Andini
Judul PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
DALAM MENENTUKAN TARIF JASA RAWAT INAP
(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum RA. KARTINI Kabupaten
Jepara)
Tahun 2016
Metode Penelitian Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yaitu
analisis yang menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi dan
variabel yang timbul pada objek penelitian, berdasarkan apa yang
terjadi. Kemudian membandingkannya dengan kondisi, situasi ataupun
variabel yang diterapkan oleh objek penelitian, sehingga nantinya dapat
dijadikan sebagai dasar dalam penetapan tarif untuk jasa rawat inap
kamar pada RSU RA. Kartini Kabupaten Jepara.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum (RSU) RA.
KartiniKabupaten Jepara yang berlokasi di Jl. K. H. Wahid Hasyim No.
175, Bapangan Jepara, Jawa Tengah.
Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data berupa angka-angka laporan keuangan
rumah sakit khususnya laporan laba rugi.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari objek penelitian
dalam bentuk informasi baik secara lisan maupun tulisan.
Sumber Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil penelitian lapangan dengan
melalui wawancara langsung dengan pihak manajemen RSU RA.
Kartini Jepara.
11
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil data dokumentasi dari berbagai
informasi tertulis mengenai situasi dan kondisi perusahaan maupun
berdasarkan dokumen-dokumen perusahaaan yang berkaitan
dengan penelitian ini.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kali ini instrumen penelitian dapat menjadi alat bantu
yang digunakan dalam pengumpulan data. Teknik pengumpulan data
adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan jenis
data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan
mengumpulkan bahan-bahan dari landasan teori dari berbagai
literatur, referensi dan hasil penelitian yang berhubungan
dengan obyek penelitian. Tujuannya adalah untuk memperoleh
pengetahuan dan wawasan yang menjadi dasar untuk melakukan
penganalisis dan menunjang pembahasan masalah dalam
penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian yang
dilakukan dengan meninjau langsung tempat yang menjadi
objek penelitian. Penelitian tersebut dilaksanakan dengan cara
sebagai berikut:
a. Observasi Peneliti melakukan observasi secara langsung ke
lokasi penelitian dan melakukan dokumentasi yang
dianggap penting, untuk mengamati situasi dan kondisi saat
ini yang berkaitan dengan tarif jasa rawat inap pada RSU
RA. Kartini Jepara.
b. Wawancara Sebelum melakukan wawancara peneliti
terlebih dahulu mengumpulkan data dan dokumen yang
dibutuhkan dengan cara mengajukan pertanyaanpertanyaan
seputar penelitian kepada informan atau orang yang ahli di
bidangnya, yaitu dengan manajer dan bagian keuangan
12
dengan tujuan mendapatkan informasi dan data yang
dibutuhkan. Wawancara dilakukan dengan proses tanya
jawab secara langsung.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data-data
atau dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan
penelitian yang akan dilakukan.
13
kecil untuk Kelas VIP A sebesar Rp. 147.354,06, dan VIP B sebesar
Rp. 139.736,68. Terjadinya selisih harga dikarenakan pada metode
Activity Based Costing, pembebanan biaya overhead pada masing-
masing produk. Pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead
pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver
saja, yaitu jumlah hari rawat inap pasien sehingga dalam perhitungan
harga pokok tidak memperoleh hasil yang tepat. Akibatnya cenderung
terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada
metode ABC, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan
pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode ABC, telah mampu
mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat
berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas, yaitu: jumlah hari
rawat inap, jumlah pasien dan luas ruang per kelas sehingga
perhitungan harga pokok dan harga jual jasa lebih tepat dan akurat.
14
“Data yang telah dikumpulkan oleh para peneliti, data yang
diterbitkan dalam jurnal statistic lainnya, dan informasi yang
tersedia dari sumber publikasi atau non publikasi entah di dalam
atau luar organisasi, semua dapat berguna bagi peneliti.” Data
sekunder meliputi :
a. Data umum
Yaitu data mengenai gambaran perusahaan secara umum,
antara lain:
1. Sejarah dan gambaran umum Hotel Pandanaran
Semarang
2. Struktur organisasi
3. Deskripsi pekerjaan sesuai struktur organisasi
b. Data khusus
Data khusus meliputi:
1. Harga sewa kamar hotel / tipe kamar
2. Fasilitas kamar hotel / tipe kamar
3. Penggunaan listrik untuk setiap tipe kamar
4. Penggunaan air untuk setiap tipe kamar
5. Luas lantai untuk setiap tipe kamar
6. Jumlah kamar masing-masing tipe kamar
7. Jumlah hunian / tamu yang datang untuk setiap tipe
kamar
8. Harga perolehan setiap tipe kamar
9. Nilai ekonomis setiap tipe kamar
10. Nilai ekonomis fasilitas hotel setiap tipe kamar
11. Metode penyusutan yang di gunakan perusahaan.
12. Jangka waktu penyusutan
13. Room service tiap tipe kamar
Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang didapat dari data primer dan dan
sekunder Hotel Pandanaran Semarang.
15
1. Responden, data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung
dengan pihak manajemen Hotel Pandanaran mengenai data yang
dibutuhkan. Data yang diperoleh adalah yang berkaitan dengan
pokok permasalahan dalam penulisan Tugas Akhir/Skripsi ini
khususnya harga sewa kamar Hotel Pandanaran.
2. Dokumen, data yang diperlukan baik bersifat umum maupun
khusus dalam penelitian ini diambil langsung dari objek
penelitian, yaitu berasal dari informasi yang diberikan oleh
bagian manajemen, bagian akuntansi, bagian personalia, bagian
umum dan pemeliharaan hotel serta publikasi artikel akuntansi,
seperti : jurnal akuntansi dan buku yang menunjang penelitian.
16
Analisis data adalah merupakan kegiatan mengolah data yang telah
terkumpul kemudian dapat memberikan interprestasi pada hasil-hasil
tersebut. Kegiatan dalam analisis data meliputi : pengelompokan data
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji
permasalahan yang diajukan. Penelitian ini menggunakan beberapa
metode, yaitu :
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu dilakukan untuk mengetahui dan menjadi
mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam
suatu situasi (Uma Sekaran, 2009).
Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan antara tarif tarif
Activity Based Costing pricing dan harga kamar hotel memberi hasil
harga lebih besar untuk kamar Grand Deluxe dan Eksekutif dengan
harga kamar hotel. Hasil yang lebih kecil didapat di ruang Superior
Deluxe and Suite. Itu karena overhead dari biaya pemuatan pada
masing-masing produk. Dengan Activity Based Costing, biaya
overhead pada setiap produk dibebankan ke cost driver. Ini
menghasilkan biaya kegiatan yang dapat dialokasikan ke setiap ruangan
berdasarkan aktivitasnya secara tepat
17
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Tropica Cocoprima yang
beralamat di Jl. Balai Kota No.12 Manado (Kantor Pusat) dan di desa
Lelema Kec Tumpaan (Pabrik). Sedangkan jadwal penelitian ini
dilaksanakan selama bulan Mei 2013.
Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data kualitatif yang digunakan berupa gambaran umum PT.
Tropica Cocoprima, sejarah berdirinya perusahaan,
perkembangan perusahaan, lokasi perusahaan, struktur
organisasi, dan lain sebagainya.
b. Sedangkan data kuantitatif yang digunakan adalah data produksi
PT. Tropica Cocoprima tahun 2011, data pemakaian bahan baku
PT. Tropica Cocoprima tahun 2011, data Biaya Tenaga Kerja
Langsung PT. Tropica Cocoprima tahun 2011, data Biaya
Overhead Pabrik PT. Tropica Cocoprima tahun 2011, data
mengenai jumlah karyawan, jumlah jam kerja, jam mesin, dan
luas daerah pabrik yang digunakan untuk proses produksi.
2. Sumber Data
a. Data Primer, berupa data yang diperoleh penulis secara
langsung dari perusahaan yang merupakan objek penelitian
yang dilaksanakan melalui wawancara.
b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam
bentuk dokumentasi seperti sejarah berdirinya perusahaan,
struktur organisasi, kegiatan perusahaan, dan data kelengkapan
lainnya.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tahap-tahap
sebagai berikut.
1. Teknik Wawancara
2. Teknik Dokumentasi
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
18
1. Melakukan perhitungan harga pokok produksi dengan sistem
tradisional.
2. Melakukan perhitungan harga pokok produksi dengan Metode
Activity Based Costing.
3. Melakukan perbandingan antara perhitungan harga pokok produksi
perusahaan dengan sistem tradisional dengan Metode Activity Based
Costing.
Hasil Hasil analisis menunjukkan perhitungan harga pokok produksi dengan
metode ABC menunjukkan kondisi undercost untuk produk tepung
kelapa biasa dan kondisi overcost untuk tepung kelapa halus. Hal ini
disebabkan perhitungan harga pokok produksi dengan sistem
tradisional hanya menggunakan satu cost driver yaitu jumlah unit
produksi sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik sedangkan
metode ABC menggunakan lebih dari satu cost driver. Penggunaan
banyak cost driver dalam perhitungan dasar pembebanan biaya
overhead pabrik disesuaikan dengan PT. Tropica Cocoprima yang
memiliki banyak aktivitas selama proses produksi. Menggunakan
metode ABC, perhitungan harga pokok produksi akan lebih tepat.
19
Alasan pemilihan PR. Cemara Mas Sidoarjo sebagai tempat penelitian
adalah masih digunakannya model konvensional yang hanya berfokus
pada pengelolaan biaya dan kurangnya perhatian untuk
mengidentifikasi setiap aktivitas yang terjadi. Tahun-ketahun
perkembangan produksi rokok di PR. Cemara Mas semakin pesat yang
membuat aktivitas tersebut semakin kompleks.
Hasil Berikut hasil penelitian yang dapat disimpulkan peneliti, diharapkan
dapat menjadi pertimbangan dalam pembuatan keputusan dalam
penentuan harga pokok produksi pada PR. Cemara Mas Sidoarjo,
bahwa:
1. PR. Cemara Mas merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi rokok yang memiliki anggaranbiaya tidak
langsung (overhead) sebesar Rp49.807.208.736 (tabel no. 6).
Anggaran jumlah produksi per batang pada tahun 2012 sebanyak
292.440.000 (tabel no. 8). Sehingga mendapatkan perhitungan
biaya per unit perusahaan dalam satuan Ball (tabel no.14) untuk
Dana Super sebesar Rp564.457per Ball dan Fit Mild sebesar
Rp439.395per Ball.
2. Dalam perhitungan biaya menggunakan metode ABC system atau
Activity Based CostingSystem yang dimana dari proses
identifikasi biaya produksi tidak langsung objek penelitian hingga
proses perhitungan HPP (Harga Pokok Produksi) menggunakan
ABC system dari tahap sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi Aktivitas, Pusat Aktivitas dan cost driver
terdapat pada aktivitas produksi tidak langsung yaitu untuk
cost driver unit produksi adalah pemakaian bahan
pembantu,ongkos rajang, cetak dan potong pita,potong
grenjeng, pemakaian pita cukai, ongkos angkut bahan. Cost
driver untuk jumlah pegawai adalah gaji mandor pabrik.
Cost driver untuk jam tanaga kerja langsung adalah
penyusutan aktiva tetap,pajak bumi dan bangunan pabrik,
listrik pabrik, beban asuransi pabrik, pemeliharaan mesin
dan peralatan.
20
b. Mengidentifikasi banyaknya kegiatan per cost driver pada
tabel no 17, untuk unit produksi totalnya adalah 292.440.000
(batang), untuk jumlah pegawai totalnya sebesar 470 (orang
pegawai), untuk jam tenaga kerja langsung totalnya sebesar
3.588 (jam).
c. Menentukan tarif per-unit hingga pembebanan biaya tidak
langsung ke produk (halaman 67) terdapat bahwa produk
Dana Super memiliki biaya tidak langsung sebesar Rp
17.608.627.281 sedangkan Fit Mild memiliki biaya tidak
langsung sebesar Rp. 32.260.041.823.
Dari perhitungan biaya antara perusahaan dengan perhitungan ABC
system terdapat selisih dari keduanya. Pada selisih perusahaan dengan
ABC system yaitu untuk Dana Super sebesar Rp 44.279.646 yang
mengalami undercosted
atau perhitungan biaya yang dibebankan oleh perusahaan terlalu rendah
dari ABC system, untuk Fit Mild sebesar Rp 17.180.722 juga
mengalami undercostedatau perhitungan biaya yang dibebankan oleh
perusahaan terlalu rendah dari ABC system.
21
Kesimpulan
Dari beberapa jurnal penelitian di atas bahwa penggunaan metode untuk penelitian
memilik kecenderungan yang sama yaitu penggunaan metode perbandingan antara metode
penentuan harga pokok berdasarkan metode akuntansi tradisional dengan metode aktivity
based costing sehingga mempermudah penelitian dalam membandingkan metode mana yang
lebih baik.
Berdasarkan data dari semua jurnal yang saya review, penelitian penentuan harga
pokok berdasarkan metode aktivity based costing yang telah dilakukan di perusahaan yang
berbasis manufaktur maupun perusahaan yang berbasis jasa dapat disimpulkan bahwa hasil
dari seluruh perhitungan penentuan harga pokok yang di bandingkan dengan metode akuntansi
tradisional menghasilkan perbandingan yang lebih menguntungkan bagi perusahaan jika
menggunakan metode aktivity based costing dibandingkan dengan menggunakan metode
akuntansi tradisional.
Saran
Menurut hasil dari analisis review beberapa jurnal, saya menyarankan untuk setiap
perusahaan dalam penentuan harga pokok dari produk mereka akan lebih baik jika
menggunakan metode aktivity based costing dikarenakan setiap biaya dibebankan kesetiap
aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan produksi sehingga pembekakan biaya dapat dilihat
dan diminimalisir dengan melihat aktivitas yang di lakukan.
22
Daftar Pustaka
Blocher, Stout dan Cokins. 2011. Manajemen Biaya. Yogyakarta: Salemba Empat
Carissa Vaudia Carmelita, Moch. Dzulkirom AR dan Zahroh Z.A. 2017. Analisis Activity
Based Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Guna Menentukan Harga Jual
Gula (Studi Kasus pada PT. PG. Kebon Agung Unit PG. Kebon Agung Kecamatan Pakisaji
Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.48 No.1
Agustina Nurul Pawiyataningrum, Nengah Sudjana dan Zahroh Z.A. 2014. Penerapan Activity
Based Costing (Abc) Systemuntuk Menentukan Harga Pokok Produksi (Studi Pada Pt.
Indonesia Pet Bottle Pandaan Pasuruan). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 10 No. 1
Ardi Helmy Maulana, Moch. Dzulkirom AR dan Dwiatmanto. 2016. Analisis Activity Based
Costing System (Abc System) Sebagai Dasar Menentukan Harga Pokok Kamar Hotel (Studi
Kasus Pada Hotel Selecta Kota Batu Tahun 2014). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 30 No. 1
Rizal Andriansyah, Siti Ragil Handayani dan Devi Farah Azizah. 2013. Penerapan Metode
Activity Based Costing Dalam Penetapan Tarif Rawat Inap Pada Rumah Sakit (Studi Pada
Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 4 No.1
Stefania Fatma. 2013. Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost
Kamar Hotel Pada XYZ Hotel. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis. Vol. 1 No.
2
Neni Jayanti dan Titik Mildawati. 2014. Penerapan Activity Based Costing Pada Tarif Jasa
Rawat Inap Rumah Sakit (Studi Pada Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya). Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi. Vol.3 No.9
23
Nasikhatun Najah, Kharis Raharjo dan Rita Andini. 2016. Penerapan Metode Activity Based
Costing System Dalam Menentukan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada Rumah Sakit
Umum Ra. Kartini Kabupaten Jepara). Journal Of Accounting. Vol.2 No.2
Octavian Surya Pratiwi. 2014. Analisis Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam
Menentukan Harga Sewa Kamar Hotel (Studi Kasus Pada Hotel Pandanaran Semarang).
http://eprints.dinus.ac.id/8487/ Diakses pada 23:38 (22 Desember 2017)
Gloria Stefanie Rotikan. 2013. Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan
Harga Pokok Produksi Pada Pt. Tropica Cocoprima. Jurnal Emba. Vol.1 No.3
Novan Setya Adinagoro, Suhadak dan Devi Farah Azizah. 2013. Penerapan Analisis Activity
Based Costing System (Abc System) Untuk Penetapan Harga Pokok Produksi Secara Akurat
(Studi Pada Pr. Cemara Mas Sidoarjo). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.4 No.1
24