Anda di halaman 1dari 11

I.

Master Formula
Ekstrak etanol daun prasman konsentrasi 50, 100, 150, 200, 250 mg/L
II. Rancangan formula
Tiap 30 gram deka cream mengandung :
Ekstrak daun prasman 0,025 %
Asam stearat 5 %
TEA 2 %
Setil alkohol 2 %
Propilenglikol 15 %
Metil paraben 0,18 %
Propil paraben 0,02 %
Tokoferol 0,001 %
Aquadest ad 100 %

III. Alasan penambahan bahan


A. ZAT AKTIF

Indikasi : Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sumber antioksidan


alami yaitu tanaman prasman dari suku Asteraceae. Menurut
Dalimartha (1999), daun prasman merupakan salah satu
tanaman yang terdapat dibagian timur Indonesia dan diduga
mengandung senyawa antioksidan. Secara empiris rebusan
daun prasman sering digunakan sebagai obat herbal dalam
penyembuhan penyakit peluruh kencing, penambah nafsu
makan, pereda demam, penghenti perdarahan, obat batuk,
anti tumor, dan miom. Menurut Chairul dan Sutaryo (1996),
daun prasman mengandung senyawa flavonoid dan polifenol.

Dosis :-

Kelarutan : serbuk daun prasman dapat diekstraksi dengan


menggunakan etanol 60 %, 80 %, 96 %.,ekstrak daun
prasman larut dalam aquadest.
B. Zat tambahan
1. Asam stearat (sebagai emulgator )
Pada formulasi topikal asam stearat digunakan sebagai agen
pengemulsi dan solubilisasi pada sediaan ointment dan krim dengan
konsentrasi 1%-20%. Dalam formulasi topikal, asam stearat digunakan
sebagai pengemulsi dan pelarut agen sebagai emulsifying agent yaitu
bahan yang dapat membentuk emulsi dengan cara menurunkan tegangan
antar muka antara minyak dalam air (o/w) atau air dalam minyak (w/o),
yang mana kedua zat tersebut tidak dapat bercampur satu sama lain. (Rowe
dkk, 2009).

Penggunaan emulgator anionik yaitu trietanolamin dan asam stearat,


mengingat bahwa krim yang dibuat ditujukan untuk penggunaan luar.
asam stearat akan membentuk krim yang stabil jika digabungkan dengan
trietanolamin, Hasil pengujian efek penghambatan radikal bebas sediaan
krim memperlihatkan bahwa krim yang dibuat dengan emulgator anionik
memberikan % penghambatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
krim yang menggunakan emulgator nonionik (Hamzah dkk, 2014).
2. Triethanolamin
Triethanolamine (TEA) digunakan sebagai agen pembasa dan dapat
juga digunakan sebagai agen pengemulsi, yang dapat digunakan sebagai
agen pengemulsi untuk menghasilkan sediaan yang halus, emulsi minyak
dalam air yang stabil. konsentrasi yang biasanya digunakan untuk
emulsifikasi adalah 2-4% v/v dari trietanolamina dan 2-5 kali dari asam
lemak. Triethanolamin merupakan emulgator yang berfungsi menurunkan
tegangan permukaan kedua cairan tersebut sehingga bersifat sebagai
surfaktan (Rowe dkk, 2009).
Emulgator dengan konsentrasi 2% adalah jumlah yang cukup dalam
suatu formula, walaupun konsentrasi yang lebih kecil tetapi dapat
memberikan hasil yang lebih baik. Jika konsentrasi emulgator lebih dari
5%, maka emulgator akan menjadi bagian utama dari formula dan hal ini
bukanlah tujuan dari pengunaan emulgator (Martin, 1971).
3. Setil alkohol
Dalam lotion, krim, dan salep setil alkohol digunakan sebagai
emolien, karena daya serapnya dan sifat pengemulsi. Hal ini
meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur, dan meningkatkan
konsistensi. Sifat emolien adalah karena penyerapan dan retensi cetyl
alkohol dalam epidermis, di mana ia melumasi dan melembutkan kulit
sementara menyampaikan karakteristik 'Beludru' tekstur sebagai bahan
emolien dengan konsentrasi 2%-5%.
Dalam emulsi minyak dalam air, setil alkohol dilaporkan
meningkatkan stabilitas dengan menggabungkan dengan zat pengemulsi
yang larut dalam air. Setil alkohol stabil dengan adanya asam, alkali,
cahaya, dan udara; tidak menjadi tengik. Ini harus disimpan di sebuah
sumur tertutup wadah di tempat yang sejuk dan kering. (Rowe dkk, 2009).
4. Propilenglikol

Pada sediaan topikal propilenglikol sebagai humectant digunakan

pada konsentrasi 15 %, sebagai pengawet pada sediaan solutions dan

semisolids memiliki rentang konsentrasi 15-30 % (Rowe dkk, 2009).

Alasan penggunaan bahan berdasarkan penelitian propilenglikol sebagai

humektan Mekanisme kerjanya mampu menahan penyerapan air untuk

masuk ke dalam kulit agar mampu menghidrasi stratum korneum

dibanding dengan gliserin.

5. Propil paraben

Propil paraben adalah salah satu pengawet yang sering yang

digunakan dalam kosmetik. berkhasiat sebagai pengawet dengan

konsentrasi 0,01% – 0,6% (Rowe dkk, 2009). Propil paraben merupakan

pengawet yang secara luas digunakan dan kombinasi dengan paraben lain
dapat meningkatkan efektivitasnya terhadap mikroorganisme (Martini,

2011).

6. Metil paraben

Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet anti mikroba

dalam kosmetik ini dapat di gunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan

paraben lain atau dengan agen antimikroba lainnya. Paraben efektif

selama rentan pH luas dan memiliki spektrum yang luas sebagai

antimikroba. Penggunaan pada sediaan topikal adalah 0,02%-0,3% dan

jika digunakan bersama propil paraben maka metil paraben 0,18% dan

propil paraben 0,02% (Rowe dkk, 2009).

7. Tokoferol

Merupakan antuioksidan sejati, Konsentrasi α-tokoferol pada

sediaan topikal yaitu 0,05 % (Depkes RI, 1979).

8. Aquadest

akuades berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan

tidak mempunyai rasa. Akuades perlu disimpan dalam wadah yang

tertutup baik, serta digunakan sebagai pelarut (Depkes RI, 1979).


IV. Uraian Bahan
1. Daun prasman
a. Klasifikasi :
Kingdom : Plantarum
Divisio : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Orde : Asteroles
Famili : Asteraceae
Genus : Eupotorium
Species : Eupotorium triplinerue (Dalimrtha, 1999 : 107)
b. Morfologi
Daun prasman merupakan tumbuhan liar berupa rerumputan yang
biasa dipakai untuk tanaman pagar. Dimana daun prasman ini memiliki
batang dan tangkai bercabang-bercabang berukuran kecil, memiliki betuk
daun bergerigi, ujung dan runcing dan (ocutus) berwarna hijau berdaun
tunggal.
c. Kandungan dan khasiat
Pada pengujian fitokimia, golongan senyawa yang terdeteksi pada
daun prasman yaitu senyawa fenolik, flavonoid, Alkaloid, dan tanin (Hamzah
dkk, 2014). Secara empiris rebusan daun prasman sering digunakan sebagai
obat herbal dalam penyembuhan penyakit peluruh kencing, penambah nafsu
makan, pereda demam, penghenti perdarahan, obat batuk, selain itu daun
prasman juga berkhasiat sebagai antioksidan (Dalimartha,1999).
2. Asam stearat (Exicipient 6th,, 2009 :494)
Nama resmi : ACIDUM STEARICUM
Rumus Molekul : C18H36O2
Pemerian : berupa zat padat keras mengkilat menunjukkan
susunan hablur, putih atau kuning pucat mirip
lemak lilin.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20
bagian etanol(95%) P, dalam 2 bagian kloroform
P, dan dalam 3 bagian eter.
Kegunaan : sebagai emulgator konsentrasi (1-20 %)
Inkompabilitas : inkompatibel dengan hampir semua loham
hidroksida dan zat pengoksidasi.
Stabilitas : zat stabil, harus disimpan dalam wadah tertutup

3. Triethanolamin (Exicipient 6th,, 2009 :663)


Nama resmi : TRIETHANOLAMIN
Rumus Molekul : (C6H15NO3)

Pemerian : cairan kental tidak berwarna hingga kuning pucat,bau


mirip amoniak higroskopik
Kelarutan : bercampur dengan aseton, dalam benzene 1 : 24, larut
dalam kloroform, bercampur dengan etanol.
Kegunaan : sebagai emulgator konsentrasi (1-20 %)
Inkompabilitas : akan bereaksi dengan asam mineral m,enjadi
bentuk garam kristal
Stabilitas : TEA dapat berubah menjadi warna coklat dengan paparan
udara dan cahaya.
4. Setil alkohol (Exicipient 6th,, 2009 :156)
Nama resmi : CETYL ALKOHOL
Rumus Molekul : C16H3O
Pemerian : Serpihan putih atau granul seperti lilin, berminyak
memiliki bau dan rasa yang khas.
Kelarutan : mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutannya
meningkat dengan peningkatan temperature serta tidak larut dalam air.
Kegunaan : sebagai emolien
Inkompabilitas : tidak kompatibel dengan oksidator kuat, setil
alkohol bekerja untuk menurunkan titik leleh ibuprofen yang hasil dalam
lecenderungannya selama proses lapisan film ibuprofen kristal.
Stabilitas :setil alkohol stabil dengan adanya asam,alkali ,cahaya dau
udara sehingga tidak menjadi tengik.
5. Propilenglikol (Exicipient 6th,, 2009 :407)
Nama resmi : PROPILENGLYCOLUM
Rumus Molekul : (C3H8O2)
Pemerian : cairan kental,jernih, tidak berwarna,tidak
berwarna,rasa khas,praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air,dengan aseton, dan dengan
kloroform, larut dalam eter, dan dalam beberapa minyak esesnsial,tetapi
tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
Kegunaan : sebagai humektan(15%)
Inkompabilitas : inkompatibel dengan pengoksidasi kuat seperti
pottasium permanganat
Stabilitas : dalam suhu yang sejuk, propilenglikol stabil dalam wadah
tertutup,propilenglikol stabil secara kimia ketika dicampur dengan etanol.
6. Metil paraben (Exicipient 6th,, 2009 :551)
Nama resmi : METHYL PARABENUM
Rumus Molekul : C8H8O3
Pemerian : serbuk hablur putih, hampir tidak berbau,tidak
mempunyai rasa,kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan : sukar larut dalam air,larut dalam air panas.
Kegunaan : antimikroba/pengawet
Inkompabilitas : aktivitas antimikroba metil paraben dan paraben
lainnya sangat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik,sepertin
polysorbat 80, sebagai akibat dari miselasi. Namun propilenglikol telah
terbukti mempotensi aktivitas antimikroba dari paraben dengan adanya
surfaktan nonionik antara metil paraben dan polisorbat.
7. propill paraben (Exicipient 6th,, 2009 :713)
Nama resmi : PROPILYS PARABENUM
Rumus Molekul : C10H13O3
Pemerian : serbuk hablur puith, tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol
(95%), dalam 3 bagian aseton, dalam 140 bagian gliserol dan dalam 40
bagian minyak lemak.
Kegunaan : antimikroba/pengawet
Inkompabilitas : reaksi oksidasi seperti pottasium permanganate

8. α-tokoferol (Exicipient 6th,, 2009 :31)


Nama resmi : Α-TOKOFEROL
Rumus Molekul : C29H50O2
Pemerian : cairan berminyak kental, jernih, tidak berwarna, atau
coklat kekuningan,tidak berbau dan tidak berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseton,
etanol, eter, dan minyak nabati
Kegunaan : antioksidan
Stabilitas : tokoferol teroksidasi karena adanya oksigen atmosfer secara
perlahan dan dipercepat oleh adanya garam besi.

9. Aquadest ( FI Edisi III. Hal.96)


Nama resmi : AQUA DESTILATA
Rumus Molekul : H2O
Pemerian : cairan jernih, tidak berbau,tidak berwarna dan tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseton,
etanol, eter, dan minyak nabati
Kegunaan : pelarut
Stabilitas : stabil pada wadah tertutup baik.
V. PERHITUNGAN BAHAN
0,0025
1. Ekstrak daun prasman 0,0025% = x 50 = 0,00125 gram
100
15
2. propileglikol 15% = 100 x 50 = 7,5 gram
5
3. Asam Stearat 5% = 100 x 50 = 2,5 gram
2
4. TEA 2% = 100 x 50 = 1 gram
2
5. setil alkohol = x 50 = 1 gram
100
0,18
6. Metil Paraben = x 50 = 0,09 gram
100
0,02
7. Propil paraben = x 50 = 0,01 gram
100
0,005
8. tokoferol = x 50 = 0,0025 gram
100

9. Aquadest = 50 – (0,00125 + 7,5 + 2,5 + 0,09 +


0,01+0,0025) = 39,8 ml

VI. CARA KERJA

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Ditimbang masing masing-masing bahan, ekstrak daun prasman 0,00125

gram, propilenglikol 7,5 gram, asam stearat 2,5 gram, setil alkohol 1

gram, TEA 1 gram, metil paraben 0,09 gram, propil paraben 0,01 gram,

tokoferol 0,0025 gram dan akuadest ad 50 gram.

3. Dibuat fase minyak dengan melebur asam stearat, cetyl Alkohol, propil

paraben, pada suhu 70 oC diatas penangas air (wadah A)

4. Dibuat fase air dengan meleburkan metil paraben dalam air panas pada

suhu 70 oC, tambahkan propilenglikol, TEA, kemudian dipanaskan diatas

penangas air sampai suhu 70 oC (wadah B)


5. Dicampur fase minyak dan fase air gerus didalam lumpang hingga

terbentuk masa krim dan sampai homogen..

6. Kemudian tambahkan tokoferol dan dimasukkan kedalam wadah


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1979, Farmakope Indonesia, Edisi ketiga, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia, Jakarta.

Dhalimartha setiawan.1999. I atlas tumbuhan obat jilid I. Jakarta : Trubus


Agriwidya.vc

Departemen Kesehatan RI. 2014. FarmakopeIndonesia, Edisi V. Jakarta :


Depkes RI

Hamzah, N., Ismail, I., and Saudi, A.D. 2014, Jurnal Kesehatan, Pengaruh
Emulgator Terhadap Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol
Kelopak Bunga Rosella (hibiscus sabdariffa Linn), 12: 776-385.

Rowe, R C., Sheskey, P.J., Queen,M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical


Excipients, sixth edition, Pharmacheutical Press, London.

Anda mungkin juga menyukai