Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR LAYANAN PERLINDUNGAN GURU

Oleh

Amsori, SH. MH. MM

Ketua LKBH Guru Indonesia

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH

2017

1
A. Prosedur Layanan Perlindungan Guru

1. Deskripsi Singkat

Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila


dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUDNRI) Tahun 1945,
yang memiliki tujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil
dan sejahtera, aman, tentram, tertib dan menjamin kedudukan hukum yang
sama bagi warga masyarakat. Penegasan bahwa negara hukum adalah cita
hukum (recht idée) Indonesia yang secara normatif diatur dalam Pasal 1 ayat (3)
UUDNRI Tahun 1945 perubahan ke-tiga, yang menyebutkan bahwa : “Negara
Indonesia adalah Negara Hukum.” Ketentuan pasal tesebut merupakan
landasan konstitusional bahwa Negara Indonesia adalah negara yang
berdasarkan atas hukum, hukum ditempatkan sebagai satu-satunya aturan main
dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.

Negara menjamin hak konstitusional setiap orang untuk mendapatkan


pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
pengakuan yang sama dihadapan hukum sebagai sarana perlindungan hak
asasi manusia. Oleh karena itu negara bertanggung jawab terhadap pemberian
bantuan hukum bagi oran yang tidak mampu sebagai perwujudan akses
terhadap keadilan.

Sejarah panjang tentang perlindungan guru dan tenaga kependidikan di


Indonesia untuk pertama kali diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Penjabaran pelaksanaan perlindungan
hukum bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya telah dituangkan di dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1992 tentang
Tenaga Kependidikan. Di dalam peraturan Pemerintah ini, perlindungan
terhadap tenaga kependidikan dimaksud meliputi perlindungan untuk rasa aman,
perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja, dan perlindungan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.

Berkaitan perlindungan Guru, secara tegas Pasal 40 ayat (1) huruf d


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menyebutkan “Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual”. Sejalan dengan itu, Pasal 39 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan “Pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib
memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas”. Lebih
lanjut, Pasal 40 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru menyebutkan “Guru berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan
tugas dalam bentuk rasa aman dan jaminan keselamatan dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah, satuan pendidikan, Organisasi Profesi Guru, dan/atau
Masyarakat sesuai dengan kewenangan masing-masing”.

2
Dalam konteks peningkatan mutu Guru, selain aspek penghargaan dan
kesejahteraan, aspek perlindungan menjadi hal yang sangat penting. Dalam
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008, ranah perlindungan dimaksud meliputi perlindungan hukum,
perlindungan profesi, dan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta
perlindungan hak kekayaan intelektual.

Kebijakan perlindungan tenaga kependidikan menimbulkan adanya rasa


aman dan nyaman dalam menjalankan tugas profesinya yang dapat membentuk
karakter dan kepribadian yang secara kondusif dapat mendorong tenaga
kependidikan kreatif dan inovatif. Pada kenyataannya, kondisi ketidaknyamanan
masih terus dialami oleh sebagian tenaga kependidikan tanpa adanya sistem
perlindungan yang memadai.

Ketika menghadapi berbagai permasalahan hukum dalam melaksanakan


tugas dan fungsinya, sebagian tenaga kependidikan memilih menempuh
jalannya sendiri. Ada yang menerima realitas tersebut berjuang secara
perorangan, meminta bantuan organisasi bantuan hukum (OBH), meminta
bantuan hukum kepada organisasi profesinya, atau dinas pendidikan dan/atau
pihak lainnya. Fakta di lapangan menunjukkan banyak peristiwa hukum dapat
dicatat berkenaan dengan hak tenaga kependidikan yang seharusnya dilindungi
oleh Undang-undang, namun dalam kenyataan belum terwujud.

2. Relevansi

Sepanjang berkaitan dengan hak tenaga kependidikan atas beberapa


dimensi perlindungan yakni; perlindungan hukum, perlindungan profesi, dan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta perlindungan hak
kekayaan intelektual, sampai sekarang belum ada rumusan komprehensif
mengenai kebijakan serta acuan kerja perlindungan bagi mereka. Atas dasar
itu, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan memandang perlu merumuskan Pedoman
Perlindungan tenaga kependidikan sebagai kebijakan dan acuan kerja yang
memungkinkan terwujudnya perlindungan hukum bagi tenaga kependidikan.

3. Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir pokok bahasan pedoman ini, guru dan tenaga kependidikan
diharapkan mampu:
a. Mendefinisikan perlindungan hukum;
b. Menerangkan pengertian perlindungan hukum beserta dasar hukum;
c. Menjelaskan objek dari perlindungan hukum;
d. Menguraikan tugas dan fungsi dari tenaga kependidikan terhadap
perlindungan hukum sehinga jelas kedudukan profesi tenaga kependidikan;
e. Berpartisipasi aktif dalam menganalisa kasus hukum, mengevaluasi
pentingnya perlindungan hukum bagi tenaga kependidikan serta memahami
prosedur layanan dalam perlindungan hokum

3
4. Uraian Materi

a. Batasan Perlindungan Hukum

Berdasarkan Pasal 39 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang


Guru dan Dosen, menyebutkan bahwa Pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan
perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas. Jenis perlindungan yang
diberikan kepada tenaga kependidikan meliputi perlindungan hukum,
perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Adapun jenis-jenis perlindungan hukum meliputi perlindungan yang
diberikan kepada tenaga kependidikan sebagai akibat tindakan semena-mena
dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau
pihak lain, berupa:
a. tindak kekerasan;
b. ancaman fisik dan/atau psikologis;
c. perlakuan diskriminatif;
d. intimidasi; dan
e. perlakuan tidak adil.

b. Bentuk Perlindungan Hukum

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang


Bantuan Hukum, menyebutkan bahwa Bantuan Hukum diberikan kepada
Penerima Bantuan Hukum yang menghadapi masalah hukum, yang meliputi
masalah hukum keperdataan, pidana, dan tata usaha negara baik litigasi
maupun nonlitigasi. Tindakan bantuan hukum tersebut meliputi menjalankan
kuasa, mendampingi, mewakili, membela dan/atau melakukan tindakan hukum
lain untuk kepentingan hukum Penerima Bantuan Hukum.
Upaya perlindungan guru dan tenaga kependidikan dapat dilakukan
dengan 2 (dua) bentuk, yakni dengan cara advokasi nonlitigasi dan advokasi
litigasi. Advokasi nonlitigasi adalah bantuan hukum dalam bentuk pembelaan di
luar pengadilan yang diberikan dalam upaya memberikan perlindungan
dan/atau penyelesaian permasalahan hukum yang dialami pendidik dan tenaga
kependidikan. Perlindungan dengan cara advokasi nonlitigasi terdiri atas
penyuluhan hukum, konsultasi hukum, investigasi perkara baik secara elektronik
maupun nonelektronik, penelitian hukum, mediasi, negosiasi, pemberdayaan
masyarakat, pendampingan diluar pengadilan dan/atau drafting dokumen
hukum.
Sedangkan Advokasi litigasi adalah bantuan hukum dalam bentuk
pembelaan di dalam pengadilan yang meliputi pendampingan, pemberian data,
dan kesaksian yang diberikan dalam upaya memberikan perlindungan dan/atau
penyelesaian permasalahan hukum yang dialami pendidik dan tenaga
kependidikan.

4
c. Prosedur Layanan

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang


Bantuan Hukum, Untuk memperoleh Bantuan Hukum, pemohon Bantuan Hukum
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. mengajukan permohonan secara tertulis yang berisi sekurang-kurangnya
identitas pemohon dan uraian singkat mengenai pokok persoalan yang
dimohonkan Bantuan Hukum;
b. menyerahkan dokumen yang berkenaan dengan perkara; dan
c. melampirkan surat keterangan miskin dari lurah, kepala desa, atau pejabat
yang setingkat di tempat tinggal pemohon Bantuan Hukum.
d. dalam hal pemohon Bantuan Hukum tidak mampu menyusun permohonan
secara tertulis, permohonan dapat diajukan secara lisan.

5. Langkah-langkah Pembelajaran

Mekanisme perlindungan hukum bagi guru dan tenaga kependidikan,


khususnya proses bantuan hukum dalam bentuk pembelaan di dalam
pengadilan meliputi pendampingan, pemberian data, dan kesaksian.
a. Pendampingan
Pendampingan kepada tenaga kependidikan oleh kuasa hukum OBH mitra,
dan/atau kuasa hukum yang ditunjuk oleh pemerintah/pemerintah daerah/
masyarakat/ organisasi profesi/satuan pendidikan dilakukan mulai dari
proses penyelidikan, penyidikan, sampai proses persidangan.
b. Pemberian data
Pemberian data dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat,
organisasi profesi, dan satuan pendidikan dan pihak lain dalam bentuk data
pendukung atau dokumen yang diperlukan untuk meringankan dan
melindungi tenaga kependidikan dalam penyelidikan, penyidikan dan proses
persidangan.

c. Kesaksian
Kesaksian diberikan oleh pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat,
organisasi profesi, dan satuan pendidikan dan pihak lain yang diperlukan
untuk meringankan dan melindungi tenaga kependidikan dalam proses
persidangan.

6. Latihan dan Evaluasi

Guna memenuhi hasil yang maksimal, di bawah ini ada beberpa contoh
soal agar guru dan tenaga kependidikan bisa lebih memahami lebih jelas.
Kerjakan soal-soal latihan yang tersedia, dan gunakan materi pokok bahasan
yang ada dalam buku pedoman ini. Jawablah terlebih dahulu seluruh soal yang
ada. Kemudian cocokkan jawaban Anda dengan materi pokok bahasan yang
ada dalam buku pedoman ini.

5
Dengan cara demikian Anda dapat menilai sendiri apakah jawaban Anda
benar atau tidak menurut sumber jawaban tersebut. Hindarilah melihat sumber
jawaban terlebih dahulu, karena hal ini menolong Anda menguasai pokok
bahasan ini. Selamat mengerjakan...!

1. Bagaimana pengertian tentang Guru, Perlindungan Hukum dan Bantuan


Hukum? Jelaskan jawaban Anda dengan uraian singkat!
2. Sebutkan dan Jelaskan bentuk-bentuk perlindungan hukum ?
3. Sebutkan 2 (dua) macam bentuk yang digunakan dalam perlindungan
hukum? Jelaskan masing-masing metode yang anda ketahui!
4. Uraikan dengan jelaskan bagaimanakah prosedur pemberian bantuan
hukum?
5. Bagaimana langkah-langkah proses persidangan di pengadilan?

7. Penutup

Dalam rangka mewujudkan akses keadilan dan sebagai wujud tanggung


jawab negara, khususnya kepada Guru dan tenaga kependidikan di Indonesia.
Guru berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk
rasa aman dan jaminan keselamatan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah,
satuan pendidikan, Organisasi Profesi Guru, dan/atau Masyarakat sesuai
dengan kewenangan masing-masing Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011
tentang Bantuan Hukum sudah diimplementasikan. Bantuan hukum yang
dimaksud adalah jasa hukum yang diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum
secara cuma-cuma kepada Penerima Bantuan Hukum. Ada dua jenis bantuan
hukum menurut pedoman ini, yakni nonlitigasi dan litigasi, yang meliputi perkara
pidana, perdata dan tata usaha negara.
Semoga buku pedoman perlindungan hukum bagi guru dan tenaga
kependidikan ini dapat bermanfaat dalam pembangunan nasional di bidang
pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, serta
menguasai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Aamiin..

Anda mungkin juga menyukai