Anda di halaman 1dari 28

1

1. JUDUL: ANALISIS VARIAN BIAYA PRODUKSI KECAP WIE SIN

PADA PERUSAHAAN PABRIK KECAP WIE SIN

2. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pada umumnya tujuan perusahaan didirikan adalah mencari

keuntungan sesuai dengan yang di rencanakan. Dari keuntungan tersebut

diharapkan mampu menjalankan aktivitas untuk mempertahankan dan

menjamin kelangsungan hidup usahanya ke arah yang lebih maju di masa

yang akan datang. Untuk mencapai tujuan tersebut pimpinan perusahaan

dituntut untuk mengkoordinasikan dan mengorganisir serta mengawasi

kegiatan-kegiatan operasional yang ada pada perusahaan, seperti kegiatan

produksi, personalia, keuangan dan pemasaran. Bagian-bagian operasional

mempunyai kaitan yang erat satu dengan yang lainnya sehingga dalam

pengambilan keputusan pada salah satu kegiatan operasional akan

berpengaruh pada kegiatan-kegiatan yang lainnya. Adapun kegiatan

operasional yang memegang peranan cukup penting di samping kegiatan

operasional yang lainnya adalah kegiatan produksi, sebab adanya barang

yang akan dijual tergantung dari kegiatan produksi yang dilakukan

perusahaan yang bersangkutan.

Agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar dan mencapai

tingkat produksi yang optimal maka sebelumnya perlu disusun suatu

perencanaan produksi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di

masa yang akan datang. Rencana akan memberikan arah kegiatan yang
2

dilakukan untuk mencapai tujuan. Anggaran merupakan salah satu bentuk

dari berbagai rencana yang akan disusun. Anggaran produksi merupakan alat

untuk merencanakan, mengkoordinir kegiatan-kegiatan produksi dan

mengontrol kegiatan-kegiatan tersebut.

Perencanaan produksi haruslah disusun berdasarkan penjualan yang

telah dicapai maupun yang diinginkan pada masa yang akan datang. Melalui

perencanaan produksi perusahaan dapat menentukan berapa jumlah barang

yang akan diproduksi, berapa kuantitas bahan baku dan biaya yang

diperlukan, berapa biaya tenaga kerja, dan input-input lainnya yang harus

digunakan. Dengan menetapkan beberapa hal penting dalam perencanaan

tersebut, maka keseluruhan biaya produksi yang akan dikeluarkan akan bisa

dikendalikan dan ini dapat mempengaruhi penetapan harga sekaligus

penjualan serta keuntungan yang akan diraih perusahaan.

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya produksi ini

dibagi menjadi : Biaya Bahan Baku (BBB), Biaya Tenaga Kerja Langsung

(BTKL), dan Biaya Overhead Pabrik (BOP). (Mulyadi, 2014 : 14). Dalam

proses produksi tidak semua pengorbanan dapat dikategorikan sebagai

biaya. Ada pengorbanan yang seharusnya tidak terjadi dan dapat dihindari,

hal inilah yang disebut dengan pemborosan. Pengorbanan baru dapat

dikatakan biaya apabila digunakan untuk membiayai produksi yang

dilakukan secara rasional pada perbandingan kuantitatif produksi yang


3

dihasilkan perusahaan sehingga tidak menimbulkan kapasitas lebih yang

merupakan pengorbanan yang bersifat pemborosan.

Untuk mengantisipasi pemborosan tersebut, maka diperlukan suatu

alat pengendalian biaya yang berfungsi sebagai alat ukur kegiatan

operasional, membantu dalam perencanaan dan pengendalian operasi serta

keputusan yang diambil oleh manajer. Dalam rangka mempermudah

pengawasan, pengendalian dan perencanaan biaya produksi yang ada,

peranan akuntansi biaya menjadi sangat penting. Akuntansi biaya akan

mengolah data yang ada serta memberikan kemungkinan-kemungkinan

untuk membandingkan hasil yang akan dicapai dengan standar yang akan di

tetapkan, sehingga dapat dipakai sebagai pengendali biaya dan alat untuk

menilai prestasi pelaksanaan (Implementation Performance).

Biaya standar tersebut dihitung dan ditetapkan berdasarkan

pengalaman masa lalu dan data yang diperoleh melalui riset yang akan

dipakai dalam mengukur dan mengawasi fluktuasi-fluktuasi yang terjadi.

Ukuran dari penyimpangan dari apa yang ditetapkan dalam standar

dilakukan berdasarkan standar perkiraan varians. Dari hasil perbandingan

antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya (aktual), dapat

diketahui jumlah penyimpangannya. Apabila biaya produksi aktual melebihi

biaya produksi yang telah distandarkan, maka akan terjadi varians yang

tidak menguntungkan (Unfavorable). Sebaliknya, jika terjadi biaya produksi

yang distandarkan lebih besar dari biaya produksi aktual, maka varians

tersebut menguntungkan (Favorable). Apabila terjadi varians yang tidak


4

menguntungkan pada perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas

dari kegiatan produksi dan kinerja perusahaan yang tidak baik, sehingga

diperlukan ketelitian dan ketepatan di dalam standar produksi.

Pabrik Kecap Wie Sin di Ampenan merupakan salah satu perusahaan

yang produksinya bersifat massa, artinya aktivitas perusahaan tersebut

bersifat rutin dan berulang-ulang. Jenis produk yang dihasilkan oleh

perusahaan ini antara lain : Kecap Manis, Kecap Asin dan Tauco. Dalam

menentukan harga pokok produksi perusahaan menggunakan harga pokok

standar, sehingga bahan yang diperlukan, tenaga yang digunakan maupun

biaya overhead, disiapkan sebelum proses produksi dilaksanakan. PT.

Tegel/Genteng Murni Ampenan selalu merencanakan peningkatan produksi

untuk tahun-tahun berikutnya dari produksi yang telah dicapai perusahaan.

Tabel 1 berikut ini menunjukkan jumlah produksi yang direncanakan dan

jumlah produksi yang dicapai oleh PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan

Tahun 2007 sampai Tahun 2008.

TABEL 1. Jenis Produk, Produksi Yang Direncanakan dan Produksi Yang


Dapat Dicapai oleh PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan Tahun
2007-2008.

Tahun Jenis Produk Produksi Yang Produksi Yang Dapat


Direncanakan Dicapai
(Unit) (Unit)
2007 Paving Block 330.000 324.850
Genteng Beton 115.000 113.700
Tegel 112.500 110.950

Total 557.500 549.500


5

2008 Paving Block 325.000 354.350


Genteng Beton 120.000 124.250
Tegel 112.000 105.490

Total 557.000 584.090


Sumber : Data Primer diolah

Pada tabel di atas secara total pada tahun 2007 produksi yang

direncanakan lebih besar dari yang tercapai, sebaliknya pada tahun 2008

perusahaan merencanakan peningkatan produksi untuk setiap unit yang

dicapaianya, untuk jenis produk Paving Block dan Genteng Beton terjadi

peningkatan produksi yang cukup tinggi di mana peningkatan ini disebabkan

oleh permintaan Paving Block dan Genteng Beton oleh konsumen lebih

tinggi dari tahun sebelumnya, sedangkan untuk produk Tegel perusahaan juga

berusaha meningkatkan produksinya walaupun tidak tercapai dari yang

direncanakan.

Dalam rangka mempermudah perencanaan, pengawasan dan

pengendalian biaya produksi maka PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan

menggunakan biaya standar sebagai pedoman dalam proses produksi.

PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan belum sepenuhnya mampu

menerapkan standar-standar yang diterapkan, hal ini mengakibatkan

timbulnya varians biaya produksi antara yang distandarkan dengan biaya

yang susungguhnya terjadi. Mengingat pentingnya penetapan standar biaya

produksi dalam suatu proses produksi, maka hendaknya varians yang terjadi

dapat ditekan sekecil mungkin.


6

Informasi mengenai besarnya produksi yang dapat direalisasikan,

biaya produksi standar dan aktual yang dikeluarkan selama proses produksi

pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL 2. Jenis Produk, Biaya Produksi Standar dan Biaya Produksi Aktual
Pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan Tahun 2007

No. Jenis Produk Jenis Biaya Biaya Standar Biaya Aktual


(Rp) (Rp)
1. Paving Block BBB 254.821.000 276.772.000
BTKL 26.400.000 25.988.000
BOP 16.977.000 17.792.034

Total 298.198.000 320.552.034

2. Genteng Beton BBB 255.494.000 261.965.000


BTKL 10.925.000 10.801.500
BOP 14.992.000 15.985.000

Total 281.411.000 288.751.500

3. Tegel BBB 90.183.230 95.474.500


BTKL 9.562.500 9.430.750
BOP 6.711.366 7.211.750

Total 106.457.096 112.117.000

Jumlah Total 686.066.096 721.420.534


Sumber : Data Primer diolah

TABEL 3. Jenis Produk, Biaya Produksi Standar dan Biaya Produksi Aktual
Pada PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan Tahun 2008

No. Jenis Produk Jenis Biaya Biaya Standar Biaya Aktual


(Rp) (Rp)
1. Paving Block BBB 287.380.000 304.320.000
BTKL 26.000.000 28.348.000
BOP 19.250.000 20.906.000

Total 332.630.000 353.574.000

2. Genteng Beton BBB 281.009.000 291.342.750


BTKL 11.400.000 11.832.250
BOP 16.118.000 16.950.000

Total 308.527.000 320.125.000


7

3. Tegel BBB 93.991.590 90.483.850


BTKL 9.520.000 8.966.650
BOP 7.360.000 7.311.500

Total 110.871.590 106.762.000

Jumlah Total 752.028.590 780.461.000


Sumber : Data primer diolah

Dari tabel di atas terlihat selama tahun 2007-2008 terjadi varians

biaya yaitu biaya produksi aktual lebih besar daripada biaya yang

distandarkan pada setiap unit produksinya. Pada tahun 2008 terjadi

peningkatan produksi pada dua jenis produk yang disebabkan oleh

permintaan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya sehingga biaya produksi

perusahaan tersebut meningkat.

Data di atas juga menunjukkan bahwa terjadi varians biaya yang tidak

menguntungkan pada perusahaan PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan

tersebut terjadi dalam jumlah yang cukup besar selama tahun 2007-2008

yang terjadi pada ke tiga unit produksinya yaitu pada Paving Block, Genteng

Beton dan Tegel.

3. Identifikasi Masalah

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxx
8

4. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya varians biaya

produksi standar dengan biaya produksi sesunguhnya pada Pabrik

Kecap Wie Sin?

2. Apakah varians biaya produksi yang distandarkan dengan biaya

produksi yang sesungguhnya tersebut masih dapat ditolerir atau

tidak ?

5. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

varians biaya produksi yang distandarkan dengan biaya produksi

sesungguhnya terjadi pada Pabrik Kecap Wie Sin.

2. Untuk mengetahui apakah total varians tersebut masih bisa ditolerir

atau tidak.

6. Manfaat Penelitian

1. Secara Akademik, merupakan salah satu syarat untuk mencapai

kebulatan studi strata satu (S1) pada Program Reguler Fakultas

Ekonomi Universitas Mataram.


9

2. Secara Teoritis ilmiah hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan bagi penerapan ilmu ekonomi, khususnya

manajemen keuangan.

3. Secara Praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi Pabrik Kecap Wie Sin

Ampenan dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan

efisiensi kinerja operasional perusahaan.

7. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Sudiartha (2002) dengan

judul “Analisis Selisih Biaya Produksi Standar dengan Aktual Pada

Perusahaan Penggergajian dan Pengolahan kayu CV. Electronik di Sumbawa

Besar”. Permasalahan yang diangkat adalah faktor-faktor apakah yang

menyebabkan terjadinya varians biaya produksi standar dengan produksi

sesungguhnya dan apakah total biaya produksi standar dengan biaya produksi

aktual tersebut masih bisa ditolerir atau tidak.

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah deskriptif dengan metode

penelitian studi kasus. Tekhnik yang digunakan adalah wawancara dan

dokumentasi sedangkan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif

dengan sumber data yaitu data primer. Metode analisis yang digunakan

adalah analisis selisih biaya produksi dengan model analisa empat analisis.

Untuk mengukur besarnya penyimpangan yang terjadi digunakan alat analisis

standar kesalahan estimasi (standar error of estimate).


10

Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab terjadinya

varians biaya pada perusahaan penggergajian dan pengolahan kayu CV.

Electronik ada lima faktor yaitu : faktor harga bahan baku, kuantitas

penggunaan bahan baku, jam kerja tenaga kerja langsung, pengeluaran biaya

overhead pabrik dan kapasitas produksi. Varians yang menguntungkan terjadi

pada penggunaan bahan baku kayu jati, di mana dalam satu meter kubik kayu

jati dapat menghasilkan lebih banyak parquet block bila dibandingkan

dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Selisih yang merugikan terjadi

karena kenaikan harga bahan baku, penggunaan jam kerja yang melebihi

standar, pengeluaran biaya overhead yang lebih banyak, dan kapasitas

produksi yang tidak tercapai.

Penelitian yang dilakukan oleh Prihati (2006), dalam Analisa Varians

Biaya Produksi pada Perusahaan Mebel “Sumbawa Unit Desain” di Labuhan

Badas Sumbawa Besar yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya varians biaya produksi standar dengan biaya

produksi aktual dan untuk mengetahui total selisih tersebut masih bisa di

tolerir atau tidak.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

penelitian kausal-komparatif, sedangkan metode pengumpulan datanya

adalah metode kasus, alat analisis data yang digunakan yaitu analisis varians

dan analisis statistik, kemudian membandingkan biaya produksi standar

dengan produksi aktual untuk mengetahui apakah terjadi varians yang

merugikan atau menguntungkan bagi perusahaan.


11

Dari hasil penelitian ini didapat bahwa biaya produksi aktual lebih

besar dibandingkan dengan biaya produksi standar, maka perusahaan

mengalami selisih yang merugikan walaupun tingkat kerugian masih dapat

ditolerir.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Widiastuti (2002), dalam

Analisis Varians Biaya Produksi pada Perusahaan Makanan Ringan “ABC” di

Peraya Lombok Tengah. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui

faktor-faktor terjadinya varians biaya produksi yang tidak menguntungkan

dan apakah varians tersebut dapat ditolerir.

Untuk menjawab permasalahan yang ada pada perusahaan makanan

ringan “ABC” digunakan alat analisis yaitu analisis varians yaitu dengan

membandingkan biaya produksi standar dengan biaya produksi aktual,

sedangkan untuk menentukan apakah varians yang terjadi dapat ditolerir atau

tidak, dilakukan analisa dengan menentukan besarnya tingkat kesalahan

estimasi dan membandingkan varians yang terjadi dengan batas toleransi

yang ditetapkan pada tingkat keyakian 95%.

Hasil penelitian menunjukkan varians yang tidak menguntungkan

pada kedua jenis produk, baik untuk harga bahan, pemakaian bahan, efisiensi

upah, pengeluaran BOP, dan kapasitas BOP (kecuali efisiensi BOP terjadi

varians yang menguntungkan dan tarif upah tidak terjadi varians). Sedangkan

dengan membandingkan antara varians yang terjadi ditolerir. dengan batas

toleransi masing-masing menunjukkan bahwa varians tersebut dapat


12

Dari ketiga penelitian yang telah dilakukan di atas dengan penelitian

ini yaitu sama-sama memiliki kesamaan tujuan serta alat analisis yang sama,

yaitu menggunakan analisa varians biaya pengukuran besarnya

penyimpangan dengan kesalahan estimasi (standar error of estimate) dan

untuk pengukuran rentang beban aktual yang dapat diterima menggunakan

interval keyakinan (tp).

Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu

terletak pada objek penelitian dan tahun pengamatan (periode pengamatan)

sehingga faktor-faktor yang banyak menyebabkan varians dapat ditunjukkan

dengan lebih jelas.

8. Tinjauan Teoritis

A. Pengertian Biaya

Henry Simamora (1999: 36) menjelaskan pengertian biaya dan istilah

beban yang sering digunakan dalam akuntansi sebagai berikut: Biaya (cost)

adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang

diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau dimasa mendatang bagi

organisasi. Disebut setara kas (cash equivalent) karena sumber sumber non

kas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. Sedangkan

beban (expense) adalah biaya terpakai (expired cost). Menurut Mulyadi

(2002: 8): “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai

tujuan tertentu.”
13

Dengan demikian, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis

yang diukur dengan satuan uang, untuk memperoleh barang atau jasa yang

diharapkan memberikan manfaat saat ini maupun akan datang. Pengorbanan

sumber ekonomis tersebut bisa merupakan biaya historis dan biaya masa

yang akan datang. Sedangkan dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai

pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva atau secara tidak

langsung untuk memperoleh penghasilan, disebut dengan harga pokok.

B. Penggolongan biaya

Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya sehingga

suatu perusahaan dapat beroperasi secara efektif dan efesien. Dengan demikian

dalam pencatatan dan penggolongan biaya harus selalu diperhatikan untuk tujuan

apa manajemen memerlukan informasi biaya.

Oleh karena itu, ada beberapa macam cara penggolongan biaya yaitu :

1. Penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran.


2. Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan.
3. Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai.
4. Penggolongan biaya sesuai dengan tingkah lakunya terhadap volume
kegiatan.
5. Penggolongan biaya atas dasar waktu. (Mulyadi, 2014: 13)

C. Biaya Produksi

Menurut Mulyadi, (2014 : 14) “Biaya Produksi merupakan biaya-biaya

yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual.

Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya
14

bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik

yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.

D. Biaya Standar

Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan

jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu-satuan produk

atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi,

efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu (Mulyadi 2014 : 387).

Kata-kata biaya yang seharusnya dikeluarkan mengandung arti bahwa

biaya yang ditentukan dimuka merupakan pedoman di dalam pengeluaran biaya

yang sesungguhnya. Jika biaya yang sesungguhnya menyimpang dari biaya

standar, maka yang dianggap benar adalah biaya standar, sepanjang asumsi-

asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah. Untuk menentukan berapa

biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkansatu-satuan produk atau

satu-satuan jasa, harus diadakan penyelidikan lebih dahulu mengenai kegiatan

produksi atau penyerahan jasa yang paling efisien (Mulyadi 2014 : 388).

F. Manfaat Biaya Standar

Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen beberapa

biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu sehingga

memungkinkan mereka lakukan pengurungan biaya dengan cara perbaikan

metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lain (Mulyadi, 2014 : 388).
15

Pemakaian sistem harga pokok standar memberikan manfaat kepada

perusahaan untuk (Abdul Halim, 1995:270) :

1. Perencanaan dan penyusunan anggaran


2. Pengambilan keputusan tentang harga jual produk, strategi pengembangan
produk dan lain sebagainya.
3. Pengendalian biaya
4. Menilai hasil pelaksanaan
5. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya
6. Menerapkan Manajemen By Objective (MBO)
7. Membedakan biaya yang telah dikeluarkan ke produksi selesai, persediaan
produk dalam proses dan lain sebagainya
8. Menekan biaya administrasi
9. Menyajikan laporan biaya dengan cepat

Dengan penetapan sistem dan prosedur biaya standar, dapat di proyeksikan

biaya yang diharapkan terjadi dimasa yang akan datang. Usaha manajemen

difokuskan kearah pengendalian dalam arti bagaimana agar operasi perusahaan

dapat mempedomani standar yang ditetapkan.

9. Varians

Pada umumnya suatu perusahaan sebelum memulai kegiatan produksinya

terlebih dahulu menyusun suatu standar atau budget secara menyeluruh. Dalam

penyusunan standar telah dilakukan analisa dan berbagai pertimbangan terhadap

semua faktor yang akan mempengaruhi proses produksi di masa mendatang.

Walaupun demikian bukan jaminan dalam pelaksanaannya dapat sesuai dengan

apa yang seharusnya terjadi. Sebab dalam proses produksi akan dipengaruhi oleh

situasi dan kondisi perusahaan pada proses produksi berlangsung, sehingga sering

terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap anggaran dan bahkan standar yang

telah disusun oleh perusahaan.


16

Pengertian selisih biaya menurut Matz dan Usry (1990 : 209) “selisih

adalah perbedaan yang terjadi antara biaya standar dengan biaya yang

sebenarnya”.

Sedangkan menurut Mas’ud (1985 : 113), penyimpangan atau selisih

diberi batasan sebagai berikut :

Selisih adalah perbedaan antara biaya menurut standar (budget) dengan


biaya yang sesungguhnya terjadi, sebab-sebab terjadinya selisih tersebut bagi
manajemen perlu diketahui selisih dengan menganalisa selisih yang terjadi, karena
selisih merupakan petunjuk adanya ketidak efisienan, ketidak tepatannya dari
pelaksanaan atau sebaliknya yaitu tidak tepatnya standar.

Dari uraian di atas, penting artinya bagi perusahaan untuk menganalisa

lebih lanjut adanya penyimpangan atau selisih. Biaya standar dan varians

merupakan suatu alat bantu agar manajemen menerima informasi mengenai

keefektifan upaya produksi maupun mengenai para penyedia. Varians merupakan

tolak ukur guna mengukur kewajaran standar, memungkinkan pimpinan untuk

mengubah arah usaha dan membuat penyesuaian yang tepat. Jadi varians

bukanlah sekedar perhitungan saja melainkan merupakan batu loncatan bagi

analisis, penyelidikan dan tindakan.

A. Varians Biaya Bahan Baku

Varians bahan baku terdiri dari dua jenis :

1. Varians harga bahan baku

Varians harga bahan baku merupakan fungsi perbedaan antara standar

harga dengan harga sebenarnya. (Rony, 1990 : 229)


17

Varians harga bahan baku dapat digunakan oleh perusahaan untuk menilai

prestasi bagian pembelian disamping untuk mengukur akibat kenaikan

atau penurunan harga bahan baku terhadap laba yang diperoleh.

Adapun penyebab selisih harga bahan baku antara lain :

a. Fluktuasi harga pasar yang bersangkutan.


b. Kontrak dan jangka waktu pembelian yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan.
c. Pembelian dari suplier yang lokasinya lebih menguntungkan atau tidak
menguntungkan.
d. Kegagalan didalam memanfaatkan kesempatan potongan pembelian
atau ketidaktepatan jumlah potongan pembelian yang diharapkan.
e. Tambahan pembayaran harga bahan baku adanya pembelian khusus
yang harus dilakukan.
f. Pembelian dalam jumlah yang ekonomis atau tidak ekonomis.
g. Faktor-faktor internal yang mengakibatkan harus dilakukan pembelian
bahan yang mendadak (rush puchases).(Supriyono, 1989 : 104)

2. Varian kuantitas bahan baku

Manfaat dari analisis varians kuantitas bahan baku ini adalah untuk

menilai prestasi departemen produksi atau pabrik dan mengukur pengaruh

akibat efisiensi pemakaian bahan baku terhadap laba yang diperoleh

perusahaan.

Adapun faktor varians kuantitas bahan baku adalah :

a. Perubahan dari rancangan produk, mesin, peralatan, atau metode


pengolahan produk yang belum dinyatakan dalam standar.
b. Pemakaian bahan baku subsitusi yang menguntungkan atau merugikan.
c. Selisih dari bahan baku yang mengakibatkan kuantitas yang dipakai
lebih besar atau lebih kecil dibanding standar.
d. Kerugian bahan baku karena rusak atau susut yang disebabkan
karyawan terlatih, tidak diawasi, teledor, atau bekerja tidak
memuaskan baik di pabrik maupun di gudang bahan.
e. Pengawasan yang terlalu kaku.
f. Kurangnya peralatan atau mesin.
g. Kegagalan di dalam mengatur mesin dan peralatan dalam kondisi yang
baik. ( Supriyono, 1989 : 106 )
18

B. Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung

Varians biaya tenaga kerja langsung adalah selisih biaya yang disebabkan

oleh adanya perbedaan antara biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya dengan

biaya tenaga kerja langsung standar.

Varians tenaga kerja langsung terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Selisih tarif upah langsung.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya selisih tarif upah langsung


sebagai berikut :
a. Telah digunakan tenaga kerja langsung dengan golongan tarif upah
yang berbeda dengan standar untuk pekerjaan tertentu.
b. Telah dibayar upah dengan tarif lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan tarif upah standar selama kegiatan musiman atau
kegiatan darurat.
c. Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai dengan tarif standar.
d. Adanya kenaikan pangkat atau penurunan pangkat karyawan yang
mengakibatkan perubahan tarif upah.
e. Pembayaran tambahan atas upah karena peraturan upah minimum yang
dikeluarkan oleh pemerintah. (Supriyono, 1989 : 108)

2. Selisih efisiensi upah

Faktor yang menyebabkan terjadinya selisih efisiensi upah sebagai berikut:


a. Pabrik atau departemen produksi telah bekerja dengan efisien atau
tidak disebabkan karena pengawasan terhadap tenaga kerja secara baik
atau kurang baik.
b. Telah digunakan bahan yang kualitasnya lebih baik atau lebih jelek
dibandingkan dengan standar sehingga memerlukan waktu (jam)
pengerjaan yang lebih pendek atau lebih panjang.
c. Kurangnya koordinasi dengan departemen produksi lain atau
departemen pembantu. (Supriyono, 1989 :109)

C. Varians Biaya Overhead Pabrik


19

Menurut Mulyadi, (1986 : 349) selisih (varians) biaya overhead pabrik

terdiri dari tiga jenis yaitu :

1. Selisih pengeluaran
Faktor yang menyebabkan selisih pengeluaran antara lain
a. Penggunaan mutu bahan baku yang keliru
b. Penggunaan mutu tenaga kerja yang keliru
c. Kegagalan dalam memperoleh syarat pembelian bahan yang
menguntungkan
d. Perubahan dalam harga pasar
2. Selisih efisiensi
Faktor yang menyebabkan terjadinya selisih efisiensi antara lain :
a. Pemborosan pemakaian bahan baku
b. Pekerjaan tenaga kerja yang tidak efisiensi
c. Kegagalan dalam mengurangi bahan baku dan jasa, dalam hubunganya
dengan tingkat output yang dihasilkan
3. Selisih kapasitas
Faktor yang menyebabkan terjadinya selisih kapasitas antara lain :
a. Berkurangnya permintaan konsumen
b. Fluktuasi hari dalam kalender
c. Kelebihan kapasitas produksi
20

13. Kerangka Konseptual

Gambar 1 : Kerangka Konseptual Penelitian

Perencanaan Produksi

Tindakan Korektif
Biaya Bahan Baku
Biaya Biaya Tenaga Kerja Biaya
Standar Langsung Aktual
Biaya Overhead Pabrik

Varians

Faktor-Faktor
Penyebab Varians

PT. Tegel/Genteng Murni ampenan melakukan perencanaan produksi

sebelum proses produksi dilaksanakan. Kegiatan produksi akan berjalan dengan

lancar apabila sebelumnya dibuat perencanaan produksi tentang kegiatan-kegiatan

yang dilakukan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan.

Rencana akan memberikan arah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

Biaya produksi disusun berdasarkan standar-standar yang telah ditentukan

meliputi standar biaya bahan baku, standar biaya tenaga kerja langsung dan
21

standar biaya overhead pabrik. Standar-standar ini nantinya akan digunakan

sebagai dasar untuk mengefaluasi aktifitas produksi.

Dalam proses produksi PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan kondisi

operasinya seringkali tidak sesuai dengan perkiraan pada saat rencana dibuat

terutama dalam hal biaya produksi, selisih (varians) sulit dihindarkan yaitu antara

biaya yang di standarkan dengan biaya aktual atau yang sesungguhnya terjadi.

Selisih-selisih biaya tersebut antara lain selisih biaya bahan baku, selisih biaya

tenaga kerja langsung dan selisih biaya overhead pabrik.

Pemeriksaan dan evaluasi analisa selisih biaya secara periodik sangat

diperlukan oleh PT. Tegel/Genteng Murni untuk dapat mengidentifikasikan faktor-

faktor penyebab terjadinya penyimpangan biaya, sehingga hasil dari analisa ini

merupakan umpan balik sebagai tindakan korektif terhadap standar-standar yang

digunakan sebagai kontrol dalam proses produksinya.

14. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal

komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan

hubungan sebab akibat dengan cara : berdasar atas pengamatan akibat yang ada,

mencari kembali factor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

(Suryabrata, 2003 : 84)

15. Lokasi Penelitian


22

Lokasi penelitian ini dilakukan pada perusahaan Pabrik Kecap Wie Sin.

Adapun alasan penulis memilih perusahaan Pabrik Kecap Wie Sin tersebut

adalah :

a. Situasi dan kondisi yang terjadi pada Pabrik Kecap Wie Sin sesuai dengan

masalah yang diteliti yaitu mengenai selisih (varian) biaya produksi.

b. Adanya kesediaan dari pimpinan Pabrik Kecap Wie Sin memberikan

keterangan-keterangan dan data yang diperlukan penulis dalam melakukan

penelitian ini.

16. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

studi kasus (Case Study) yaitu penelitian yang berkenaan pada suatu spesipik atau

khas dari seluruh personalitas (Nazir, 1983 : 64), sedangkan studi kasus penelitian

ini, penelitian yang mempelajari secara intensif mengenai Analisis Varians

Anggaran Biaya Produksi pada perusahaan PT. Tegel/Genteng Murni Ampenan.

17. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada

pimpinan perusahan.

2. Observasi yang digunakan adalah observasi pengamatan tidak langsung

yaitu dengan cara dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara

mencatat atau menyalin data yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan.
23

18. Jenis dan Sumber Data

A. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data kuantitatif, yaitu data yang diperlukan dalam penelitian

berupa angka-angka (besarnya dapat diukur) seperti jumlah atau

satuan tertentu. Data tersebut adalah biaya produksi standar, biaya

produksi sesungguhnya dan data lain yang relevan dalam penelitian

ini.

b. Data kualitatif, yaitu data dalam bentuk kalimat atau keterangan,

karena data ini tidak bisa dijelaskan dalam bentuk angka-angka

(besarnya tidak dapat diukur) seperti bagaimana proses

produksinya dan sejarah perusahaan.

B. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Sumber Primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung

dari perusahaan baik dari pimpinan perusahaan maupun dari para

karyawan, adapun jenis data tersebut adalah jumlah produksi, data

biaya produksi dan data lain yang mempunyai kaitan dengan

masalah yang diteliti.

b. Sumber Sekunder yaitu sumber data yang diperoleh berdasarkan

catatan-catatan lain, berupa literatur buku, bulletin atau jurnal.


24

Untuk mendukung keseluruhan penelitian yang dilakukan guna

memperkuat dan melandasi sumber primer yang didapat.

19. Prosedur Analisa

Untuk menguji data, dapat dilakukan pengujian dengan menghitung

analisa selisih biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik) dengan menggunakan model analisa selisih (varians).

1. Analisa Selisih Biaya Bahan Baku

a. Selisih Biaya Bahan Baku, selisih ini dihitung dengan rumus

sebagai berikut : (Mulyadi, 2014 : 396)

SH = (HSt – HS) x KS

Dimana :

SH = Selisih Harga

HSt = Harga Standar

HS = Harga Sesungguhnya

KSD = Kuantitas Sesungguhnya

b. Selisih Kuantitas Bahan Baku, selisih ini dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut : (Mulyadi, 2014 : 396)

SK = (KSt – KS) x HSt

Dimana :

SK = Selisih Kuantitas

KSt = Kuantitas Standar

KSD = Kuantitas Sesungguhnya


25

HSt = Harga Standar

2. Analisa Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung

a. Selisih Tarif Upah, selisih ini dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut : (Mulyadi, 2014 : 406)

STU = (TUSt – TUS) x JKS

Dimana :

STU = Selisih Tarif Upah

TUSt = Tarif Upah Standar

TUS = Tarif Upah Sesungguhnya

JKS = Jam Kerja Sesungguhnya

b. Selisih Efisiensi Upah, selisih ini dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut : (Mulyadi, 2014 : 407)

SEU = (JKSt – JKS) x TUSt

Dimana :

SEU = Selisih Efisiensi Upah

JKSt = Jam Kerja Standar

JKS = Jam Kerja Sesungguhnya

TUSt = Tarif Upah Standar

3. Analisa Selisih Biaya Overhead Pabrik

a. Analisis selisih pengeluaran, dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut (Mulyadi, 1986 : 347) :


26

Selisih pengeluaran = BOP sesungguhnya – (BOP variable

sesungguhnya + BOP tetap standar pada kapasitas sesungguhnya).

b. Analisis selisih kapasitas

Analisis selisih kapasitas = Tarif overhead tetap standar x ( kapasitas

normal – kapasitas sesungguhnya)

c. Analisis selisih efesiensi

Selisih efisiensi = Tarif overhead standar x (jam kerja standar – jam

kerja sesungguhnya).

Sedangkan untuk mengukur besarnya penyimpangan yang terjadi dan

rentang beban aktual yang ditolerir, maka dilakukan pengujian sebagai berikut:

Tahap pertama : Mengukur besarnya penyimpangan yang terjadi selama periode

2007-2008, alat analisis yang digunakan adalah standar

estimasi yang dapat diformulasikan sebagai berikut (Matz dan

Usry, 1990 : 87):

S′ =  Y  Y  
i i
2

n2

Di mana :
S′ = Penyimpangan yang terjadi

Y′i = Biaya produksi menurut standar

Yi = Biaya produksi yang sesungguhnya

n = Jumlah bulan
27

Tahap Kedua : Menghitung rentang aktual yang dapat diterima diatas atau

dibawah jumlah biaya produksi yang terjadi, dengan

menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95%, karena

kesalahan 5% dalm ilmu sosial bersifat umum, tidak terlalu

besar dan tidak terlalu kecil serta tingkat kesalahannya dapat

ditolerir. Beban yang terletak dalam batas-batas varians (di

antara batas tertinggi dan terendah) dapat diterima. Sedangkan

beban yang terletak di luar batas tertentu (di bawah batas

terendah atau batas tertinggi) tidak dapat diterima dan harus

diambil suatu tindakan perbaikan yang diperlukan. Formulasi

yang digunakan adalah (Matz dan Usry, 1990 : 87) :

( Xi  X ) 2
Y i  tp S′
1
1 
n  ( Xi  X )2
Di mana :

Y′i = Biaya produksi menurut standar

tp = Tingkat keyakinan yang diinginkan

S′ = Penyimpangan yang terjadi

n = Jumlah bulan

Xi = Jumlah unit

X = Jumlah unit rata-rata produksi

Untuk mengetahui ditolerir atau tidaknya total varians yang terjadi

digunakan pedoman sebagai berikut :


28

a. Apabila biaya senyatanya terletak di atas hasil perhitungan batas toleransi,

maka varians tersebut dapat ditolerir.

b. Apabila biaya senyatanya terletak antara batas bawah dan batas atas nilai

batas toleransi, maka varians tersebut masih dapat ditolerir.

c. Apabila biaya senyatanya berada di bawah batas-batas nilai batas toleransi

berarti terjadi varians yang menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai