PERKEMBANGAN IFRS
Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-
prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian
dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan
kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994,
Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia
dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan
interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar
akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan Sejak
tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk
menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar
akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk
menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa
standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun
2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses
revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April
2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006
dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan
diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS
pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008
jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar.
Upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat IASB melakukan percepatan
harmonisasi Standar Akuntansi Internasional khususnya IFRS yang dibuat oleh IASB dan FASB
(Badan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika Serikat).
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim
perusahaan untuk perioda-perioda yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan (comparable) sepanjang periode yang
disajikan
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
Program konvergensi DSAK selama tahun 2009 adalah sebanyak 12 Standar, yang
meliputi:
1. IFRS 2 Share-based payment
2. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
3. IAS 27 Consolidated and separate financial statements
4. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
5. IAS 28 Investments in associates
6. IFRS 7 Financial instruments: disclosures
7. IFRS 8 Operating segment
8. IAS 31 Interests in joint ventures
9. IAS 1 Presentation of financial
10. IAS 36 Impairment of assets
11. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent asset
12. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors
Program konvergensi DSAK selama tahun 2010 adalah sebanyak 17 Standar sebagai
berikut:
1. IAS 7 Cash flow statements
2. IAS 41 Agriculture
3. IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government assistance
4. IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies
5. IAS 24 Related party disclosures
6. IAS 38 Intangible Asset
7. IFRS 3 Business Combination
8. IFRS 4 Insurance Contract
9. IAS 33 Earnings per share
10. IAS 19 Employee Benefits
11. IAS 34 Interim financial reporting
12. IAS 10 Events after the Reporting Period
13. IAS 11 Construction Contracts
14. IAS 18 Revenue
15. IAS 12 Income Taxes
16. IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
17. IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plan
Banyaknya standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi
tantangan yang cukup berat bagi DSAK IAI periode 2009-2012. Implementasi program ini akan
dipersiapkan sebaik mungkin oleh IAI. Dukungan dari semua pihak agar proses konvergensi ini
dapat berjalan dengan baik tentunya sangat diharapkan.
Dan juga menambahkan bahwa tantangan konvergensi IFRS 2012 adalah kesiapan praktisi
akuntan manajemen, akuntan publik, akademisi, regulator serta profesi pendukung lainnya
seperti aktuaris dan penilai.
Akuntan Publik diharapkan dapat segera mengupdate pengetahuannya sehubungan
dengan perubahan SAK, mengupdate SPAP dan menyesuaikan pendekatan audit yang berbasis
IFRS. Akuntan Manajemen/Perusahaan dapat mengantisipasi dengan segera membentuk tim
sukses konvergensi IFRS yang bertugas mengupdate pengetahuan Akuntan Manajeman,
melakukan gap analysis dan menyusun road map konvergensi IFRS serta berkoordinasi dengan
proyek lainnya untuk optimalisasi sumber daya.
Akuntan Akademisi/Universitas diharapkan dapat membentuk tim sukses konvergensi
IFRS untuk mengupdate pengetahuan Akademisi, merevisi kurikulum dan
silabus serta melakukan berbagai penelitian yang terkait serta Memberikan
input/komentar terhadap ED dan Discussion Papers yang diterbitkan oleh DSAK maupun IASB.
Regulator perlu melakukan penyesuaian regulasi yang perlu terkait dengan pelaporan
keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan dan supervisi terhadap profesi
yang terkait dengan pelaporan keuanganseperti penilai dan aktuaris. Asosiasi Industri diharap
dapat menyusun Pedoman Akuntansi Industri yang sesuai dengan perkembangan SAK,
membentuk forum diskusi yang secara intensif membahas berbagai isu sehubungan dengan
dampak penerapan SAK dan secara proaktif memberikan input/komentar kepada DSAK IAI.
Program Kerja DSAK lainnya yaitu: Mencabut PSAK yang sudah tidak relevan karena
mengadopsi IFRS; Mencabut PSAK Industri; Mereformat PSAK yang telah diadopsi dari IFRS dan
diterbitkan sebelum 2009; Melakukan kodifikasi penomoran PSAK dan konsistensi penggunaan
istilah; Mengadopsi IFRIC dan SIC per 1 January 2009; Memberikan komentar dan masukan
untuk Exposure Draft dan Discussion Paper IASB; Aktif berpartisipasi dalam berbagai pertemuan
organisasi standard setter, pembuat standar regional/internasional; serta Menjalin kerjasama
lebih efektif dengan regulator, asosiasi industri dan universitas dalam rangka konvergensi IFRS.
1 PSAK 1 IAS 1
Penyajian Laporan Keuangan Presentation of Financial Statement
2 PSAK 2 IAS 7
Laporan Arus Kas Statement of Cash Flow
3 PSAK 3 IAS 34
Laporan Keuangan Interim Interim Financial Reporting
4 PSAK 4 IAS 27
Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Consolidated and Separated Financial
Keuangan Tersendiri Statement
5 PSAK 5 IFRS 8
Segen Operasi Segment Reporting
6 PSAK 7 IAS 24
Pengungkapan Pihak-pihak yang Berelasi Related Party Disclosures
7 PSAK 12 IAS 31
Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama
Interest in Joint Ventures
8 PSAK 15 IAS 28
Investasi Pada Entitas Asosiasi Investment in Associates
9 PSAK 19 IAS 38
Aset Tak Berwujud Intangible Assets
10 PSAK 22 IFRS 3
Kombinasi Bisnis Business Combination
11 PSAK 23 IAS 18
Pendapatan Revenue
12 PSAK 25 IAS 8
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Accounting Policies, Change in Accounting
Akuntansi & Kesalahan Estimated and Errors
13 PSAK 48 IAS 36
Penurunan Nilai Aset Impairment of Assets
14 PSAK 57 IAS 37
Provisi, Liabilitas Kontijensi & Aset Kontijensi Provisions, Contingent Liabilities
15 PSAK 58 IFRS 5
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual & Non-current Assets Held for sale and
Operasi yang Dihentikan Discontinued Operations
1 ISAK 7 SIC 12
Konsoliasi Entitas Bertujuan Khusus Consolidation – Special Purposes Entities
2 ISAK 9 IFRIC 1
Perubahan Atas Liabilitas Purna Operasi, Change in Existing Decommissioning,
Liabilitas Restorasi & Liabilitas Serupa Restoration and Similar Liabilities
3 ISAK 10 IFRIC 13
Program Loyalitas Pelanggan Customer Loyalty Programs
4 ISAK 11 IFRIC 17
Distribusi Aset Non Kas Kepada Pemilik Distributions of Non-Cash Assets to Owners
5 ISAK 12 SIC 13
Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Jointly Controlled Entities – Non Monetary
Nonmoneter oleh Venturer Contributions by Venturers
6 ISAK 14 SIC 32
Aset Tak Berwujud: Biaya Situs Web Intangible Assets – Web Site Costs
1 PSAK 8 IAS 10
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca Event After Balance Sheet Date
2 PSAK 10 IAS 21
Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing The Effect of Change in Foreign Exchange
Rates
3 PSAK 34 IAS 11
Akuntansi Kontrak Konstruksi Construction Contact
4 PSAK 46 IAS 12
Akuntansi Pajak Penghasilan Income Taxes
5 PSAK 24 IAS 19
Imbalan Kerja Employee Benefit
6 PSAK 18 IAS 26
Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Accounting and Reporting by Retirement
Purnakarya Benefit Plans
7 PSAK 56 IAS 33
Laba per Saham Earnings per Share
8 PSAK 53 IFRS 2
Pembayaran Berbasis Saham Share-based payment
9 PSAK 28 IFRS 4
Akuntansi Akuntansi Kerugian Insurance Contract
10 PSAK 36
Akuntansi Akuntansi Jiwa
11 PSAK 29 IFRS 6
Akuntansi Minyak dan Gas Bumi Exploration for and Evaluation of Mineral
Resources
1 ISAK 13 IFRIC 16
Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Hedges of Net Investment in a Foreign
Usaha Luar Negeri Operation
2 ED ISAK 16 IFRIC 12
Perjanjian Konsesi Jasa Service Concession Arrangements
3 ED ISAK 15 IFRIC 14
PSAK 24 – Batas Aset Imbalan Pasti, IAS 19 – The Limit on a Defined benefit
Persyaratan Pendanaan Minimum dan Asset, Minimum Funding Requirement and
Interaksinya their Interaction
4 ED ISAK 17 IFRIC 10
Laporan keuangan Interim dan penurunan Interim Financial Reporting and Impairment
Nilai
PSAK akan dicabut, dikaji dan direvisi berlaku efektif per 1 Januari 2012
No PSAK Ref
4 PSAK 44 Aktivitas pengembangan Real Estat Masih dikaji, kemungkinan diganti IFRIC 15
PSAK IFRS
43 Standart (PSAK) 37 Standart
8 Syari’ah Standart 8 IFRS
11 Interpretation (ISAK) 29 IAS
4 Tecnical Bulletins 27 Interpretations
1 SAK ETAP (Entitas Tanpa 16 IFRIC Interpretation
Akuntabilitas Publik/UKM)
11 SIC
Di Indonesia juga masih terdapat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang masih
mengacu pada PSAK lama. Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK ke IFRS akan
menyusul perubahan pada SAP.
Tidak semua standar IFRS tersebut diatas dicontek habis dan dirubah menjadi PSAK, itulah
mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit gambaran saja
untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel berikut:
Perbedaan Adaption Convergence Full Adoption
Arti harafiah Adaptasi/Penyelarasan
Pertemuan pada suatu Adopsi/pemakaian
titik
Standart Membuat standar yang Membuat standar Mentranslet standar
akuntansi benar benar baru baru dengan lama menjadi
mempertimbangkan standar baru
keadaan yang berlaku
Contoh negara Indonesia sebelum IFRS Indonesia setelah Australia, Hongkong
2012
IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, Saya mencatat tiga
perbedaan mendasar, yaitu:
1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair Value
based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan
berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi
perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh
perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu
aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu
laporan keuangan.
2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah menjadi
Prinsiple Based.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai
contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap material
dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk
mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan Akuntan /
Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan.
3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang
dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal.
Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan (disclosures) penting dan
signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal benar-benar
dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Government_Auditing_Standards
http://lindha1309.blogspot.com/2011/11/international-financial-reporting.html
http://akuntansibisnis.wordpress.com/2011/01/06/perkembangan-konvergensi-psak-ke-ifrs/