Anda di halaman 1dari 16

Anggota Kelompok:

Adityanto Budi Prastyo - 11238026 – Akuntansi

Karina Oktaviany - 11238023 – Akuntansi

Yesi Nur Ulaifah - 11238022 – Akuntansi

PERKEMBANGAN IFRS

1. Sekilas tentang IFRS


PSAK secara bertahap telah berubah mengikuti Standart Pelaporan Keuangan International
(International Financial Reporting Standart/IFRS) dan Standart Akuntansi International
(International Accounting Standart/IAS) mulai tahun 2008 s.d sekarang.
Sebelum membahas lebih detail tentang perkembangan di indonesia, tentu kita akan
bertanya mengapa di indonesia harus melakukan konveregensi IFRS ?? Untuk pertanyaan
tersebut, tentu tidak lepas dari kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya
informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di indonesia disamping itu
Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah indonesia sebagai anggota G20
forum (G-20 adalah kelompok 20 ekonomi utama yang terdiri dari 19 negara plus Uni Eropa),
hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 secara
prinsip-prinsip G20 yang di canangkan sebagai berikut :
1. Strengthening Transparency and Accountability
2. Endhancing Sound Regulation
3. Promoting integrity in financial markets
4. Reinforcing international cooperation
5. Reforming internationalfinancial institutions
Pada bulan Desember 2008, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan
konvergensi PSAK ke IFRS secara penuh pada tahun 2012. Sejak tahun 2009, Dewan Standar
Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) melaksanakan program kerja terkait
dengan proses konvergensi tersebut sampai dengan tahun 2011.
Ditargetkan bahwa pada tahun 2012, seluruh PSAK tidak memiliki beda material dengan
IFRS yang berlaku per 1 Januari 2009. Setelah tahun 2012, PSAK akan di-update secara terus-
menerus seiring adanya perubahan pada IFRS. Bukan hanya mengadopsi IFRS yang sudah terbit,
DSAK-IAI juga bertekad untuk berperan aktif dalam pengembangan standar akuntansi dunia.
International Financial Reporting Standards (IFRS) memang merupakan kesepakatan
global standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan badan-badan internasional di
dunia. Popularitas IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kesepakatan
G-20 di Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan bahwa otoritas
yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan standar global pada Juni
2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di antara negara-negara anggota G-20.
Terlepas dari trend pengadopsian IFRS tersebut, adalah suatu keharusan bagi kita untuk
mempertanyakan secara kritis, apa sesungguhnya hakikat dari konvergensi. Melalui partisipasi
global, IFRS memang diharapkan menjadi standar akuntansi berbasis teori dan prinsip yang
memiliki kualitas tinggi. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh dunia juga akan
mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam pelaporan keuangan.
Yang paling diuntungkan sudah jelas, investor dan kreditor trans-nasional serta badan-badan
internasional.
Tapi apakah konvergensi ke IFRS tidak menimbulkan masalah di tingkat domestik masing-
masing negara? Belum lama ini otoritas keuangan dan pasar modal AS memunculkan isu
kedaulatan regulasi. Beberapa negara lainnya juga mengkhawatirkan pengaruh IASB yang
semakin dominan.

2. Sejarah dalam Menerapkan IFRS


Kenapa Indonesia harus beralih ke IFRS (International Financial Reporting Standard)? Apa
sebenarnya yang dimaksud dengan IFRS? Selama ini, dunia mengenal beberapa standar
akuntansi. Amerika Serikat, misalnya, yang skala perekonomiannya terbesar di dunia, masih
memakai US GAAP (Unites Stated General Accepted Accounting Principles), juga FASB (Financial
Accounting Standard Board). Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris,
menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard
Board (IASB). Indonesia setelah berkiblat ke Belanda, belakangan menggunakan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-
mula PSAK IAI berkiblat ke AS, dan nanti mulai 2012 beralih ke IFRS.
Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar
modal. perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu cepat
dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar
pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan
informasi ke seluruh dunia.
Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan atau bahkan miliaran investasi
dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan
mereka tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan
sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal
atau lembaga yang memiliki agency problem.
Di tiap kawasan, penyusunan standar akuntansi selalu melalui tahapan-tahapan yang cukup
panjang. Di AS, misalnya, pada awalnya standar akuntansi ditentukan oleh masing-masing
manajemen perusahaan dengan pertimbangan yang membutuhkan standar tersebut memang
pihak manajemen. Era berganti, standar kemudian ditentukan kalangan profesi yang tergabung
dalam asosiasi. Pertimbangannya, pihak profesilah yang bertugas menyusun dan mengaudit
laporan keuangan. Barulah, yang mutakhir, yang diacu adalah US GAAP yang dibuat oleh
FASB. Saat ini, terdapat dua kekuatan besar di bidang standar akuntansi, yaitu US-GAAP dan
IFRS yang sebelumnya dikenal sebagai International Accounting Standard Committee (IASC).
IASC dibentuk pada 1973 oleh badan-badan atau asosiasi-asosiasi profesi dari negara-
negara Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko, Belanda, dan Inggris. Komite ini
kemudian menyepakati standar akuntansi internasional yang dikenal sebagai IAS. Inilah yang
menjadi cikal bakal munculnya IFRS. Agency Problem adalah masalah jarak antara Principle dan
agent yang dalam relasi membutuhkan jembatan antara pemilik dan buruh atau pekerja yang
disebut agency relation, yaitu informasi. Informasi adalah berupa laporan tentang aset,
resources, dan lainnya yang berhubungan dengan keadaan perusahaan yang dibuat oleh agent
dan diserahkan kepada principles (pemilik). Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga hubungan
baik antara principles dan agent disebut agency cost. Fenomena inilah yang kemudian
mendorong International Accounting Standard Boards (IASB) melakukan percepatan
harmonisasi standar akuntansi internasional melalui apa yang disebut IFRS.
Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International Accounting Standard
Committee (IASC) mendorong IAS sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama dilakukan
Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa menandatangani
kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (Badan Pengawas Pasar
Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti Generally Accepted Government Auditing
Standards (GAGAS). P
Pada 1998 jumlah anggota IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara.
Akhirnya, pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana
Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan
dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC.
Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAGAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-
prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung
jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB dan SIC
mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan konvergensi standar
akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk menjadikan kedua standar tersebut menjadi
compatible.
Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun
standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan
27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan
keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang
tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki partner dari Uni
Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain
selain menerapkan IFRS.
Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan
suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar
yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut
sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan
(bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan
mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan
cara semua elemen di dalam perusahaan.

Perkembangan Standart Akuntansi di Indonesia :

Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-
prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian
dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan
kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994,
Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia
dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan
interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar
akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan Sejak
tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk
menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar
akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk
menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa
standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun
2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara
berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses
revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April
2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006
dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan
diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS
pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008
jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar.

3. Pengertian Konvergensi IFRS


Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) adalah kumpulan dari standar akuntansi
yang dikembangkan oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang menjadi standar
global untuk penyusunan laporan keuangan perusahaan publik.
Terdiri dari 15 anggota dari sembilan negara, termasuk Amerika Serikat. The IASB mulai
beroperasi pada tahun 2001 ketika ia menggantikan Komite Standar Akuntansi Internasional.
Hal ini didanai oleh kontribusi dari perusahaan-perusahaan akuntansi yang besar, lembaga-
lembaga keuangan swasta dan perusahaan-perusahaan industri, pusat dan bank pembangunan,
rezim pendanaan nasional, dan internasional lainnya serta organisasi profesional di seluruh
dunia. Sementara AICPA adalah anggota pendiri Komite Standar Akuntansi Internasional, para
pendahulu IASB organisasi, tidak berafiliasi dengan IASB. IASB tidak sponsor yang mendukung
maupun yang sumber daya AICPA's IFRS website (www.IFRS.com).
Sekitar 117 negara memerlukan izin atau terdaftar domestik IFRS untuk perusahaan,
termasuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Uni Eropa. Negara-negara lain, termasuk
Kanada dan India, diharapkan untuk transisi ke IFRS pada tahun 2011. Meksiko berencana
untuk mengadopsi IFRS untuk semua perusahaan yang terdaftar mulai tahun 2012. Beberapa
memperkirakan bahwa jumlah negara-negara yang memerlukan atau menerima IFRS bisa
tumbuh hingga 150 dalam beberapa tahun mendatang. Jepang telah memperkenalkan sebuah
peta jalan untuk adopsi itu akan memutuskan pada tahun 2012 (dengan adopsi direncanakan
untuk 2016). Negara-negara lain masih memiliki rencana untuk berkumpul (menghilangkan
perbedaan signifikan) standar nasional mereka dengan IFRS.
Banyak orang percaya bahwa penerimaan IFRS di Amerika Serikat oleh SEC untuk
perusahaan publik adalah niscaya. Selama bertahun-tahun, SEC telah menyatakan dukungannya
untuk seperangkat inti standar akuntansi yang dapat berfungsi sebagai kerangka kerja untuk
pelaporan keuangan dalam penawaran lintas batas, dan telah mendukung upaya dari Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (FASB) dan IASB untuk mengembangkan suatu set umum
berkualitas tinggi standar global. November 14, 2008, SEC mengeluarkan komentar publik peta
jalan yang mengusulkan transisi bertahap untuk wajib adopsi IFRS oleh perusahaan publik AS.
Pada tahun 2009, krisis keuangan di SEC memfokuskan kembali prioritas lain. Namun,
belakangan pernyataan dari pejabat SEC, termasuk kepala akuntan James Kroeker,
menunjukkan bahwa Komisi akan memberikan kejelasan pada niat untuk IFRS pada akhir tahun.
Selain itu, rancangan SEC Lima Tahun Rencana Strategis termasuk komitmen untuk standar
global.

4. Tujuan Mengkonvergensi IFRS


IFRS (International Financial Reporting Standar) yang akan digunakan sebagai standar
akuntansi secara Internasional dan diterapkan atau digunakan oleh setiap Negara yang
bertujuan untuk mengharmonisasikan standar akuntansi Internasional. Saat ini pembuatan dari
SAK (Standar Akuntansi Keuangan) mengacu pada FASB (Financial Accounting Standads Board)
yang berada di Amerika Serikat, karena kiblat dari ilmu akuntansi yang ada di Indonesia saat ini
berada di Amerika Serikat. Jadi selama ini standar akuntansi di Indonesia tidak jauh berbeda
isinya dengan yang digunakan oleh Amerika. Sedangkan pada tahun 2011 akan dilakukan
keseragaman terhadap standar Akuntansi di seluruh dunia, yaitu menggunakan standar
akuntansi IFRS(International Financial Reporting Standar). Mau tidak mau Indonesia harus
mengikuti perubahan yang akan dilakukan dunia yaitu mengganti standar akuntansi yang
digunakan dengan standar akuntansi dunia. Oleh sebab itu, peran dari I.A.I sangat dibutuhkan
setipa perusahaan dan pemerintah untuk melakukan perubahan standar akuntansi di
Indonesia.
IFRS adalah standar akuntansi secara Internasional dan akan diterapakan oleh setiap
Negara pada tahun 2011. Sedangkan FASB (Financial Accounting Standards Board) adalah
lembaga swasta yang bertanggung jawab untuk membentuk standar akuntansi yang akan
diterapkan di Ameika Serikat dan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) adalah atandar akuntansi
yang digunakan olh Indonesia dan lembaga ang ditunjuk untuk menentukan dan bertanggung
jawab terhadap standar akuntansi di Indonesia ialah I.A.I (Ikatan Akuntansi Indonesia). Setiap
perusahaan harus membuat Laporan Keuangan yang berguna untuk menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan tersebut dalam jangka waktu tertentu yang mengacu pada standar
akuntansi yang digunakan oleh setiap Negara tersebut.

Upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat IASB melakukan percepatan
harmonisasi Standar Akuntansi Internasional khususnya IFRS yang dibuat oleh IASB dan FASB
(Badan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika Serikat).
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim
perusahaan untuk perioda-perioda yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan (comparable) sepanjang periode yang
disajikan
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna

5. Perkembangan Konvergensi PSAK ke IFRS


Sesuai dengan roadmap konvergensi PSAK ke IFRS (International Financial Reporting
Standart) maka saat ini Indonesia telah memasuki tahap persiapan akhir (2011) setelah
sebelumnya melalui tahap adopsi (2008 – 2010). Hanya setahun saja IAI (Ikatan Akuntan
Indonesia) menargetkan tahap persiapan akhir ini, karena setelah itu resmi per 1 Januari 2012
Indonesia menerapkan IFRS.
Berikut konvergensi PSAK ke IFRS yang direncanakan Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(DSAK) IAI:

Tahap Adopsi (2008-2010) Tahap Persiapan Akhir Tahap


(2008-2010) Implementasi (2008-2010)
Adopsi seluruh IFRS ke Penyelesaian persiapan Penerapan PSAK berbasis
PSAK Infrastruktur yang IFRS secara bertahap
diperlukan
Persiapan infrastruktur Penerapan secara bertahap Evaluasi dampak
yang diperlukan beberapa PSAK berbasis penerapan PSAK secara
IFRS komprehensif
Evaluasi dan kelola dampak
adopsi terhadap PSAK yang
berlaku

6. Program & Sasaran Konvergensi IFRS


Dua puluh Sembilan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) masuk dalam program
konvergensi IFRS yang dicanangkan DSAK(Dewan Standar Akuntansi Keuangan) IAI tahun 2009
dan 2010.
“Sasaran konvergensi IFRS yang telah dicanangkan IAI pada tahun 2012 adalah merevisi
PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun
2011/2012,” demikian disampaikan Ketua DSAK IAI Rosita Uli Sinaga pada Public Hearing
Eksposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan, di Jakarta Kamis 20
Agustus 2009 lalu.

Program konvergensi DSAK selama tahun 2009 adalah sebanyak 12 Standar, yang
meliputi:
1. IFRS 2 Share-based payment
2. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
3. IAS 27 Consolidated and separate financial statements
4. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
5. IAS 28 Investments in associates
6. IFRS 7 Financial instruments: disclosures
7. IFRS 8 Operating segment
8. IAS 31 Interests in joint ventures
9. IAS 1 Presentation of financial
10. IAS 36 Impairment of assets
11. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent asset
12. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors

Program konvergensi DSAK selama tahun 2010 adalah sebanyak 17 Standar sebagai
berikut:
1. IAS 7 Cash flow statements
2. IAS 41 Agriculture
3. IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government assistance
4. IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies
5. IAS 24 Related party disclosures
6. IAS 38 Intangible Asset
7. IFRS 3 Business Combination
8. IFRS 4 Insurance Contract
9. IAS 33 Earnings per share
10. IAS 19 Employee Benefits
11. IAS 34 Interim financial reporting
12. IAS 10 Events after the Reporting Period
13. IAS 11 Construction Contracts
14. IAS 18 Revenue
15. IAS 12 Income Taxes
16. IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
17. IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plan

Banyaknya standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi
tantangan yang cukup berat bagi DSAK IAI periode 2009-2012. Implementasi program ini akan
dipersiapkan sebaik mungkin oleh IAI. Dukungan dari semua pihak agar proses konvergensi ini
dapat berjalan dengan baik tentunya sangat diharapkan.
Dan juga menambahkan bahwa tantangan konvergensi IFRS 2012 adalah kesiapan praktisi
akuntan manajemen, akuntan publik, akademisi, regulator serta profesi pendukung lainnya
seperti aktuaris dan penilai.
Akuntan Publik diharapkan dapat segera mengupdate pengetahuannya sehubungan
dengan perubahan SAK, mengupdate SPAP dan menyesuaikan pendekatan audit yang berbasis
IFRS. Akuntan Manajemen/Perusahaan dapat mengantisipasi dengan segera membentuk tim
sukses konvergensi IFRS yang bertugas mengupdate pengetahuan Akuntan Manajeman,
melakukan gap analysis dan menyusun road map konvergensi IFRS serta berkoordinasi dengan
proyek lainnya untuk optimalisasi sumber daya.
Akuntan Akademisi/Universitas diharapkan dapat membentuk tim sukses konvergensi
IFRS untuk mengupdate pengetahuan Akademisi, merevisi kurikulum dan
silabus serta melakukan berbagai penelitian yang terkait serta Memberikan
input/komentar terhadap ED dan Discussion Papers yang diterbitkan oleh DSAK maupun IASB.
Regulator perlu melakukan penyesuaian regulasi yang perlu terkait dengan pelaporan
keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan dan supervisi terhadap profesi
yang terkait dengan pelaporan keuanganseperti penilai dan aktuaris. Asosiasi Industri diharap
dapat menyusun Pedoman Akuntansi Industri yang sesuai dengan perkembangan SAK,
membentuk forum diskusi yang secara intensif membahas berbagai isu sehubungan dengan
dampak penerapan SAK dan secara proaktif memberikan input/komentar kepada DSAK IAI.
Program Kerja DSAK lainnya yaitu: Mencabut PSAK yang sudah tidak relevan karena
mengadopsi IFRS; Mencabut PSAK Industri; Mereformat PSAK yang telah diadopsi dari IFRS dan
diterbitkan sebelum 2009; Melakukan kodifikasi penomoran PSAK dan konsistensi penggunaan
istilah; Mengadopsi IFRIC dan SIC per 1 January 2009; Memberikan komentar dan masukan
untuk Exposure Draft dan Discussion Paper IASB; Aktif berpartisipasi dalam berbagai pertemuan
organisasi standard setter, pembuat standar regional/internasional; serta Menjalin kerjasama
lebih efektif dengan regulator, asosiasi industri dan universitas dalam rangka konvergensi IFRS.

Berikut perkembangan konvergensi PSAK ke IFRS sampai dengan saat ini:

PSAK/ISAK yang berlaku efektif 2008 -2010


No PSAK/ISAK Ref Issued Effective Date

1 PSAK 13 Properti Investasi IAS 40 2007 1-Jan-08

2 PSAK 16 Aset Tetap IAS 16 2007 1-Jan-08

3 PSAK 30 Sewa IAS 17 2007 1-Jan-08

4 PSAK 14 Persediaan IAS 2 2008 1-Jan-09

5 PSAK 26 Biaya Pinjaman IAS 23 2008 1-Jan-10

6 PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian IAS 32 2006 1-Jan-10


dan Pengungkapan

7 PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan IAS 39 2006 1-Jan-10


dan Pengukuran

8 ISAK 8 Penentuan Apakah Suatu Perjanjian IFRIC 4 2007 Sep-10


Mengandung Suatu Sewa dan Pembahasan
Lebih Lanjut Ketentuan Transisi
PPSAK (Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)/ISAK yang berlaku efektif 2008 -
2010
No PSAK/ISAK Issued Effective Date

1 PPSAK Pencabutan: 2009 1-Jan-10


No.1 PSAK 32: Akuntansi Kehutanan
PSAK 35: Akuntansi Pendapatan Jasa
Telekomunikasi
PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol

2 PPSAK Pencabutan: 2009 1-Jan-10


No.2 PSAK 41: Akuntansi Waran
PSAK 43: Akuntansi Anjak Piutang

3 PPSAK Pencabutan: 2009 1-Jan-10


No.3 PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang
Piutang Bermasalah

4 PPSAK Pencabutan: 2009 1-Jan-10


No.4 PSAK 31: Akuntansi Perbankan
PSAK 43: Akuntansi Perusahaan Efek

5 PPSAK Pencabutan: 2009 1-Jan-10


No.5 ISAK 06: Interpretasi atas Par.12 dan 16 PSAK
55 (1999) Tentang Instrumen Derivatif
Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing

PSAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2011


No PSAK Ref

1 PSAK 1 IAS 1
Penyajian Laporan Keuangan Presentation of Financial Statement

2 PSAK 2 IAS 7
Laporan Arus Kas Statement of Cash Flow

3 PSAK 3 IAS 34
Laporan Keuangan Interim Interim Financial Reporting
4 PSAK 4 IAS 27
Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Consolidated and Separated Financial
Keuangan Tersendiri Statement

5 PSAK 5 IFRS 8
Segen Operasi Segment Reporting

6 PSAK 7 IAS 24
Pengungkapan Pihak-pihak yang Berelasi Related Party Disclosures

7 PSAK 12 IAS 31
Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama
Interest in Joint Ventures

8 PSAK 15 IAS 28
Investasi Pada Entitas Asosiasi Investment in Associates

9 PSAK 19 IAS 38
Aset Tak Berwujud Intangible Assets

10 PSAK 22 IFRS 3
Kombinasi Bisnis Business Combination

11 PSAK 23 IAS 18
Pendapatan Revenue

12 PSAK 25 IAS 8
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Accounting Policies, Change in Accounting
Akuntansi & Kesalahan Estimated and Errors

13 PSAK 48 IAS 36
Penurunan Nilai Aset Impairment of Assets

14 PSAK 57 IAS 37
Provisi, Liabilitas Kontijensi & Aset Kontijensi Provisions, Contingent Liabilities

15 PSAK 58 IFRS 5
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual & Non-current Assets Held for sale and
Operasi yang Dihentikan Discontinued Operations

ISAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2011


No ISAK Ref

1 ISAK 7 SIC 12
Konsoliasi Entitas Bertujuan Khusus Consolidation – Special Purposes Entities

2 ISAK 9 IFRIC 1
Perubahan Atas Liabilitas Purna Operasi, Change in Existing Decommissioning,
Liabilitas Restorasi & Liabilitas Serupa Restoration and Similar Liabilities

3 ISAK 10 IFRIC 13
Program Loyalitas Pelanggan Customer Loyalty Programs

4 ISAK 11 IFRIC 17
Distribusi Aset Non Kas Kepada Pemilik Distributions of Non-Cash Assets to Owners

5 ISAK 12 SIC 13
Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Jointly Controlled Entities – Non Monetary
Nonmoneter oleh Venturer Contributions by Venturers

6 ISAK 14 SIC 32
Aset Tak Berwujud: Biaya Situs Web Intangible Assets – Web Site Costs

PSAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2012


No PSAK Ref

1 PSAK 8 IAS 10
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca Event After Balance Sheet Date

2 PSAK 10 IAS 21
Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing The Effect of Change in Foreign Exchange
Rates

3 PSAK 34 IAS 11
Akuntansi Kontrak Konstruksi Construction Contact

4 PSAK 46 IAS 12
Akuntansi Pajak Penghasilan Income Taxes

5 PSAK 24 IAS 19
Imbalan Kerja Employee Benefit
6 PSAK 18 IAS 26
Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Accounting and Reporting by Retirement
Purnakarya Benefit Plans

7 PSAK 56 IAS 33
Laba per Saham Earnings per Share

8 PSAK 53 IFRS 2
Pembayaran Berbasis Saham Share-based payment

9 PSAK 28 IFRS 4
Akuntansi Akuntansi Kerugian Insurance Contract

10 PSAK 36
Akuntansi Akuntansi Jiwa

11 PSAK 29 IFRS 6
Akuntansi Minyak dan Gas Bumi Exploration for and Evaluation of Mineral
Resources

12 New PSAK (ED PSAK 60) IFRS 7


Financial Instrument: Disclosure

13 New PSAK (ED PSAK 61) IAS 20


Accounting for Government Grants and
Disclosure of Government Grant

14 New PSAK (ED PSAK 63) IAS 29


Financial Reporting in Hyper Inflationary

15 New PSAK IAS 41


Agriculture

ISAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2012


No PSAK Ref

1 ISAK 13 IFRIC 16
Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Hedges of Net Investment in a Foreign
Usaha Luar Negeri Operation

2 ED ISAK 16 IFRIC 12
Perjanjian Konsesi Jasa Service Concession Arrangements

3 ED ISAK 15 IFRIC 14
PSAK 24 – Batas Aset Imbalan Pasti, IAS 19 – The Limit on a Defined benefit
Persyaratan Pendanaan Minimum dan Asset, Minimum Funding Requirement and
Interaksinya their Interaction

4 ED ISAK 17 IFRIC 10
Laporan keuangan Interim dan penurunan Interim Financial Reporting and Impairment
Nilai

PSAK akan dicabut, dikaji dan direvisi berlaku efektif per 1 Januari 2012
No PSAK Ref

1 PSAK 21 Ekuitas Akan dicabut

2 PSAK 27 Akuntansi Koperasi Akan dicabut

3 PSAK 38 Restrukturisasi Entitas Sepengendali Masih dikaji

4 PSAK 44 Aktivitas pengembangan Real Estat Masih dikaji, kemungkinan diganti IFRIC 15

5 PSAK 51 Kuasi Reorganisasi Masih dikaji

6 PSAK 45 Akuntansi Entitas Nirlaba Direvisi

7 PSAK 47 Akuntansi Tanah Masih dikaji

8 PSAK 39 Akuntansi Kerjasama Operasi Masih dikaji

7. Keuntungan dan Kelemahan dari Mengkonvergensi IFRS


Dengan mengadopsi IFRS, suatu bisnis dapat menyajikan laporan keuangan dengan dasar
yang sama sebagai pesaing asing, membuat perbandingan lebih mudah. Selain itu, perusahaan
dengan anak perusahaan di negara-negara yang memerlukan atau mengizinkan IFRS mungkin
dapat menggunakan salah satu bahasa akuntansi perusahaan-lebar.. Perusahaan-perusahaan
juga mungkin perlu mengkonversi ke IFRS jika mereka adalah anak perusahaan dari sebuah
perusahaan asing yang harus menggunakan IFRS, atau jika mereka memiliki investor asing yang
harus menggunakan IFRS.. Perusahaan juga dapat merasakan manfaat dengan menggunakan
IFRS jika mereka ingin meningkatkan modal di luar negeri.
Walaupun sebuah keyakinan oleh beberapa keniscayaan penerimaan global IFRS, yang
lain percaya bahwa US GAAP adalah standar emas, dan bahwa sesuatu akan hilang dengan
penerimaan penuh IFRS. Selanjutnya, emiten AS tertentu tanpa pelanggan atau operasi yang
signifikan di luar Amerika Serikat IFRS mungkin menolak karena mereka mungkin tidak memiliki
pasar IFRS insentif untuk menyiapkan laporan keuangan. Mereka mungkin percaya bahwa biaya
yang signifikan terkait dengan mengadopsi IFRS lebih besar daripada manfaatnya.

8. Perbedaan antara Konvergensi dan Adopsi


Adopsi akan berarti bahwa SEC menetapkan jadwal tertentu ketika perusahaan publik
yang terdaftar akan diperlukan untuk menggunakan IFRS sebagai yang dikeluarkan oleh IASB.
Konvergensi berarti bahwa AS FASB dan IASB akan terus bekerja sama untuk
mengembangkan kualitas tinggi, kompatibel standar akuntansi dari waktu ke waktu. Lebih
konvergensi akan membuat adopsi lebih mudah dan lebih murah dan mungkin bahkan
membuat adopsi IFRS yang tidak perlu. Pendukung adopsi, namun, percaya bahwa konvergensi
saja tidak akan pernah menghilangkan semua perbedaan antara dua set standar.

9. Perbandingan PSAK dengan IFRS


Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan IFRS,
dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas sebagai berikut:

PSAK IFRS
43 Standart (PSAK) 37 Standart
8 Syari’ah Standart 8 IFRS
11 Interpretation (ISAK) 29 IAS
4 Tecnical Bulletins 27 Interpretations
1 SAK ETAP (Entitas Tanpa 16 IFRIC Interpretation
Akuntabilitas Publik/UKM)
11 SIC

Di Indonesia juga masih terdapat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang masih
mengacu pada PSAK lama. Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK ke IFRS akan
menyusul perubahan pada SAP.
Tidak semua standar IFRS tersebut diatas dicontek habis dan dirubah menjadi PSAK, itulah
mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit gambaran saja
untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel berikut:
Perbedaan Adaption Convergence Full Adoption
Arti harafiah Adaptasi/Penyelarasan
Pertemuan pada suatu Adopsi/pemakaian
titik
Standart Membuat standar yang Membuat standar Mentranslet standar
akuntansi benar benar baru baru dengan lama menjadi
mempertimbangkan standar baru
keadaan yang berlaku
Contoh negara Indonesia sebelum IFRS Indonesia setelah Australia, Hongkong
2012

IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, Saya mencatat tiga
perbedaan mendasar, yaitu:
1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair Value
based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan
berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi
perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh
perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu
aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu
laporan keuangan.
2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah menjadi
Prinsiple Based.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai
contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap material
dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk
mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan Akuntan /
Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan.
3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang
dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal.
Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan (disclosures) penting dan
signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal benar-benar
dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/Government_Auditing_Standards

http://lindha1309.blogspot.com/2011/11/international-financial-reporting.html

http://akuntansibisnis.wordpress.com/2011/01/06/perkembangan-konvergensi-psak-ke-ifrs/

Anda mungkin juga menyukai