Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FISIKA

“Pemanasan Global”

Disusun oleh :

Hatif Muhammad Fawwaz (12)

SMA 1 KUDUS

Tahun Pelajaran 2016 / 2017

Jl. Pramuka No. 41 Telp (0291)431368 Kode Pos 59319

Website : www.sma1kudus.sch.id

Email : sma1kudus@yahoo.co.id
A. Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global atau yang sering juga disebut global warming adalah peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi yang disebabkan oleh beberapa faktor
penyebab. kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca Pemanasan Global akan diikuti
dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia
sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami
musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

B. Penyebab Pemanasan Global


Pemanasan global ini terjadi karena beberapa hal berikut:
1. Boros Listrik
Penggunan listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan tentu prilaku manusia bijak.
Semua orang menginginkan hal tersebut bisa di lakukan oleh setiap individu. Tapi,
ternyata untuk hemat dalam penggunaan listrik bukanlah pekerjaan yang mudah bagi
sebagian besar orang. Akibatnya, hal ini sebagai penyumbang pemanasan global terjadi.
Himbaun atau kampanye hemat listrik (save energy) sudah banyak di lakukan, tapi tetap
saja banyak rumah yang boros dalam pemakaian listrik.
2. Halaman Rumah tanpa pepohonan
Tumbuhan hijau atau pepohonan bisa membuat udara menjadi sejuk dan menetralkan
suhu udara sehingga bisa di simpulkan bahwa pohon (tumbuhan) bisa mengatasi suhu
panas yang tinggi. Jika memang benar demikian, maka selayaknya setiap rumah mau
menanam pohon di pekarangan rumahnya. Tapi hal ini juga tidak dilakukan oleh banyak
rumah, apakah lagi rumah di perkotaan yang lebih memilih membangun gedung daripada
menanam pepohonan hijau. Kalau setiap pekarangan atau halaman rumah tidak ada pohon,
maka wajarlah yang namanya pemanasan global itu terjadi.
3. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Ketika energi ini
tiba permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas yang menghangatkan Bumi.
Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembai sisanya.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah
gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang
yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi.
Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi
terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan
semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang
terperangkap di bawahnya.
Salah satu dari banyaknya pemanasan global terjadi karena model rumah atau gedung
dengan konsep rumah kaca. Sehingga dari rumah kaca memantulkan cahaya ke udara,
bukan menyerap sinar matahari. Jika satu atau dua rumah saja maka tidak terlalu
berdampak. Namun yang terjadi bukan saja rumah, gedung -gedung pencakar langit pun
memakai konsep bangunan kaca. Jika yang terjadi demikian, maka pemanasan global
adalah “prestasi” yang di hasilkan dari banyak rumah dan gedung yang
bermodelkan kaca.
4. Bahan Bakan Kenderaan
Bahan bakan dari kendaran selain mengganggu bagi kesehatan manusia, juga bisa
memberikan bertambahnya pemasanasan global dari polusi udara yang di hasilkan. Kita
ketahui, jumlah kendaraan terus bertambah, tidak ada pengurangan. Pengguna sepeda
motor dari tahun ketahun terus meningkat penggunanya. Begitu juga dengan pengendara
mobil tidak mau kalah. Sementara sepeda motor dan mobil yang lama tidak di musnahkan
atau tetap di biarkan beredar.
5. Polusi asap dari industri Pabrik
Dengan alasan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia, maka banyak
pabrik industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak lain dan tidak bukan untuk
mensejahterakan rakyat. Supaya bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja. Jika
pernyataan di atas benar, maka wajar jika kita mendapatkannya, ya mendapatkan rasa
panasnya bumi karena banyak polusi asap dari pabrik industri. Ini memang dilema, di satu
sisi untuk kepentingan rakyat, tapi di sisi lain mengorbankan eksistensi bumi.
6. Pembakaran Hutan dan ilegal loging
Apakah Anda tahun berapa hektar jumlah hutan Indonesia? Dan sudah berapa
berkurang akibat pembakaran hutan dan ilegal loging? Sumber mangatakan bahwa sekitar
50 % pemanasan global disebabkan oleh CO2, dimana emisi CO2 disebabkan oleh
penggunaan bahan bakarfosil dan kerusakan/pembakaran hutan.
Hutan memiliki banyak fungsi, di samping bisa mencegah terjadinya banjir, hutan
juga bisa mereduksi suhu panas bumi yang cendrung meningkat. Tapi apa yang terjadi jika
hutan sebagai warisan nenek moyang di bakar dan di tebang oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab?
Dalam mencegah pembakaran hutan dan ilegal loging, peran pemerintah harus serius
dalam menanganinya , karena sudah banyak terjadi dan terus terjadi beberapa bulan lalu di
provinsi Riau.
7. Usia Bumi Yang sudah tua
Planet bumi yang sudah mencapai usia 4,6 miliar tahun menjadi penyebab juga.
Artinya sudah sangat tua. Ibarat manusia jika sudah tua, pasti banyak penyakit yang
mudah menyerang. Begitu juga bumi. Penyakit yang diderita bumi hari ini adalah
pemanasan global dan hujan asam serta banyak lagi yang lain.
Nah, yang menjadi pertanyaan adalah apakah karena bumi sudah tua, lalu pemasanan
global tidak bisa di atasi? Jika ada solusi, bagaimana cara mengatasi pemanasan global
yang terjadi ? Anda bisa baca di sini untuk jawaban dari pertanyaan tersebut.
8. Bocornya lapisan ozon
Sinar matahai yang memancar kebumi tidak langsung sampai kebumi, karena ada
laipsan ozon yang melakukan filter terlebih dahulu. Hal itu jika memang lapisan ozon
memang masih normal. Yang terjadi sekarang ini adalah lapisan ozon sudah menipis
bahkan ada yang bilang sudah bocor.
Sebuah sumber mengatakan bahwa: “Berdasarkan pemantauan menggunakan
instrumen Total Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) pada satelit Nimbus 7 dan Meteor
3, kerusakan ini telah menimbulkan sebuah lubang yang dikenal sebagai lubang ozon di
kedua kutub
9. Minimnya ruang terbuka hijau
Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Jakarta, Nirwono Yoga, menilai sejauh ini
belum ada lonjakan persentase yang berarti terhadap jumlah ruang terbuka hijau (RTH)
yang ada di Jakarta, sebagaimana di lansir dari media online _http://koran-jakarta.com.
Upaya pemerintah di setiap daerah sangat minim untuk membangun ruang terbuka
hijau. Hal ini bisa di lihat dengan susah sekali kita menemukannya. Walau sekarang ada
beberapa kota seperti Bandung dan Surabaya yang sedang menggalakkan. Maka hal itu
bisa di jadikan contoh bagi kota-kota lain.
10. Jumlah kendaraan terus bertambah
Hal ini sudah di bahas di atas, tapi ini hal ini harus mendapat sikap dari pemerintah
dengan mengeluarkan kebijakan dalam kendaraan bermotor. Misal dengan keluarnya
kendaraan terbaru, maka kendaraan tahun lama bisa di cabut atau di daur ulang atau
apalah. Yang penting jumlah kendaraan bermotor bisa berkurang, bukan malah
bertambah.
Terjadi saat ini adalah jumlah kendaraan bermotor bertambah, namun tidak di barengi
dengan infrasrtuktur jalan, sehingga bukan hanya polusi udara yang berdampak kepada
pemanasan global terjadi, kemacetan pun selalu menghiasi jalan.
Demikianlah beberapa hal yang menjadi 10 Penyebab dari Pemanasan Global (Global
Warming).
11. Efek Umpan Balik
Proses umpan balik yang terjadi mempengaruhi penyebab pemanasan global. Sebagai
contoh adalah pada proses penguapan air. Pada kasus pemansan akibat bertambahnya gas-
gas rumah kaca seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan menyebabkan lebih banyaknya
air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca,
pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya
suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar
bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan
kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak
menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara
perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya
(albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair
dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan
atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan
memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan
menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan
menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku
(permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu,
es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat,
hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga
membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon
yang rendah.
12. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, penggunaan pupuk kimia dunia untuk
pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300
kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan
bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam tanah dapat
mencemari sumber-sumber air minum kita.

C. Dampak Pemanasan Global


Di bawah ini adalah beberapa dampak dari pemanasan global:
1. Kekeringan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim Inggris menemukan
bahwa pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar dalam 100 tahun ke depan.
Skala kekeringan begitu besar hingga mencakup setengah dari total lahan yang kita miliki
saat ini. Palmer Drought Severity Index (PDSI) menyatakan bahwa persentase global daerah
kering telah meningkat sebesar 1,74% antara tahun 1950 dan 2008. Kekeringan tentu saja
akan memicu kegagalan panen yang akan berdampak fatal bagi populasi dunia.
2. Wabah
Perubahan iklim akan menyebabkan lonjakan epidemi sejumlah penyakit. Berbagai
virus umumnya tidak dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Namun, dengan kenaikan
suhu akibat perubahan iklim, virus yang tadinya hanya mampu berkembang dalam iklim
tropis kemudian menyebar ke daerah lain. Korea Institite of Health and Social Affairs
(KIHASA) menyatakan bahwa “Dalam kasus ekstrim, 1 derajat kenaikan suhu akan
mengakibatkan kenaikan 6 persen dalam penyebaran penyakit.
3. Banjir
Pemanasan global yang mampu memicu banjir tampaknya berlawanan dengan logika.
Namun kenyataannya perubahan iklim menyebabkan perubahan pola cuaca di seluruh
dunia. Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir besar yang
menimpa berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
memperingatkan bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat dalam abad ini.
4. Pencairan es di kutub
Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara dan daerah Antartika
(Kutub Selatan). Suhu di daerah ini telah meningkat sekitar dua sampai tiga kali lipat. Es di
kutub memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Jika es mencair,
pulau-pulau yang berada di bawah permukaan laut akan terancam bahaya. Kota-kota seperti
Shanghai dan negara kepulauan Maladewa adalah beberapa tempat yang akan terpapar
risiko tertinggi dalam skenario seperti itu.
Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, hal ini
menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan
juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama sekitar Greenland.
Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan di daerah
pantai. Beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan laut akan sangat berpengaruh pada
ekosistem pantai, contohnya akan menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.
5. Kabut asap (smog)
Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi kabut asap di
atmosfer mengalami peningkatan. Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan
menyebabkan penyakit dan kematian. Kabut asap juga mengintensifkan gelombang panas
yang tentu saja dapat berdampak buruk bagi kehidupan.
6. Kebakaran hutan
Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memastikan
apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran
hutan. Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan infrastruktur. Akibat
kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca juga
akan meningkat yang pada akhirnya memperparah pemanasan global (global warming)

7. Iklim Mulai Tidak Stabil


Telah diperkirakan oleh para ilmuwan, daerah bagian utara dari belahan Bumi Utara
akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya di Bumi. Hal ini berakibat akan mencairnya
gunung-gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan
tersebut. . Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan
semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1
persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain
itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang
berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan
menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang
sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
8. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-
spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan
pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat
berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

D. Solusi Mengurangi Pemanasan Global


Berikut ini adalah solusi untuk mengatasi pemanasan global:
1. Program menanam pohon
Apakah selama ini gerakan menanam pohon sudah di lakukan? Saya pikir sudah,
kampanye pun sudah di lakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan besar pun
sudah mengalokasikan dana Corporate Social Responsibiliy (CSR)-nya untuk menanam
pohon. Tidak sampai di situ saja, banyak gerakan organisasi masyarakat yang gemar
menggalakan menaman pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi pohon gratis
untuk di tanam setiap rumah. Tapi saya tetap sepakat bahwa menanam pohon adalah satu
cara untuk mencegah pemanasan global. Hanya saja, perlu lebih baik lagi dalam
perencanaan dan pelaksanaannya.
Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya.1 Jadi,
dalam waktu 40 tahun, pohon dapat menyerap 240 kg CO2. United Nations Environment
Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas
rumah kaca.3 Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila
mereka ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan
dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar
Anda. Pembabatan hutan juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan
seukuran 1 lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak?
Bila Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 akre pohon
per tahunnya.
2. Jadilah vegetarian
Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan
ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka
mencerna makanan mereka.1 Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan
produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan
seluruh transportasi di dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s Long
Shadow”,2 2006 dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia
(310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2).
Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan
“Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per
tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya
menyumbang 190 kg CO2.3 Saat ini, jumlah penduduk dunia sekitar 6,7 miliar orang. Bila
5 miliar orang di antaranya adalah pemakan daging, coba Anda hitung berapa CO2 yang
dihasilkan setiap tahunnya? Luar biasa, bukan? Tidak mengherankan bila ahli iklim
terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk berhenti makan daging
untuk mengerem pemanasan global.
3. Cerdas dalam berkendara
Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan
cerdas sudah di contohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda yang di
tata dengan rapi. Ya, banyak negara maju menggunakan sepeda untuk berpergian, seperti ke
kantor atau ke sekolah. Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya,
tapi belum mendapat respon yang baik dari pemerintah. Seharunya pemereintah membuat
jalan khusus penaik sepeda, tapi tidak.
Selain itu, transportasi massal juga sebagai berkendara dengan cerdas, hal ini bisa
mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita naiki.
Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa menghemat polusi dan juga bisa
meminimalisir kemacetan.
Tapi jika Anda punya kantor atau sekolah yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki,
maka itu lebih baik di lakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama –
sama kita ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang di keluarkan dari bahan
bakar kendaraan bermotor. Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk
rapat, atau pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan
yang menggunakan bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar
dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu,
Anda bisa memilih kereta api daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat
menyumbang 3-5% gas rumah kaca.
4. Kurangi Bangunan Rumah Kaca
Banyaknya bangunan rumah kaca membuat suhu panas bisa meningkat beberapa
derajat celcius. Oleh sebab itu, harus di kurangi, harus ada kebijakan pemerintah yang tegas
tentang pembangunan gedung-gedung yang mencoba mencakar langit (walau tida bisa).
Lalu apakah sudah ada kebijakan pemerintah tentang pengurangan pembangunan
gedung atau rumah kaca? Untuk hal in saya tidak ada mendapatkan, kalau pun ada seperti
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) hanya formalitas saja. Ini terbukti dengan terus
dan terus tumbuh gedung-gedung di bangun.
Aspirasi ini harus terus di sampaikan, kalau bisa pemerintah memberikan denda
kepada pengembang properti (developer) yang membangun rumah tanpa menganalisa
tentang dampak lingkungan dalam proyek mereka.
5. Hemat Listrik
Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah
bijaknya untuk membiasakan hemat listrik. Seperti di rumah, ketika siang hari mematikan
alat listrik yang tidak digunakan lagi.
Memang harus massal di lakukan, bukan hanya oleh peorangan saja. Sangat
disayangkan masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala di siang hari. Dalam
hal ini pemerintah belum menjadi contoh bagi masyarakat. Tapi tidak salah jika kita mulai
dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga dan seterusnya. Mudah- mudahan generasi masa
depan bisa cerdas dan hemat dalam penggunaaan listrik.
6. Saluran Ventilasi rumah yang cukup
Jika Anda mau mencegah pemansan global masuk kerumah, maka yang Anda lakukan
selain memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi di rumah. Supaya angin bisa
masuk kedalam rumah dan memberikan kesejukan. Dan supaya angin tetap banyak masuk
kerumah Anda, maka jangan lupa Anda menanam pohon di pekarangan rumah Anda.

7. Jangan tebang pohon sembarangan (ilegal loging)


Ini yang masih sulit untuk di lakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun
berapa hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus. Tidak
terhitung lagi kerugian negara karena hutan yang habis di bakar oleh oknum tidak
bertanggung jawab. Anda bisa bayangkan butuh berapa lama untuk menunggu pohon untuk
tinggi? Ya, butuh bertahun – tahun, bahkan puluhan tahun.
Yang anehnya, tindakan ilegal loging tersebut juga di dukung oleh oknum aparat
negara. Jadi para perlaku dengan bebas bertindak perbuatan tidak bermoral itu.Bagi pohon
yang di jalanan banyak hidup segan mati tak mau, karena tidak di rawat dengan baik,
apatah lagi di musim pemilu, banyak pohon yang di paku dengan sembarangan. Kampanye
tentang menolak dan menentang ilegal loging atau menolak penebangan pohon sembaranga
harus terus di galakkan. Ini demi kemaslahatan bersama, jangan hanya karena kepentingan
seelompok orang, membuat masalah bagi bangsa dan negara.
Cara lain yang dapat digunakan adalah:
a. Pisahkan sampah kertas, plastik, kalenga agar dapat didaur ulang
b. Daur ulang sampah organic
c. Jemur pakaian anda di bawah sinar matahari
d. Gunakan kipas angin
e. Beli makanan yang mengandung unsur organic
f. Kurangi belanja

Anda mungkin juga menyukai