“SINTESIS IODOFORM”
OLEH :
STIFA C 2015
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
C=C + Br – Br H-C-C-H
H H H H
METODE KERJA
IV.1.2 Perhitungan
a. Perhitungan hasil teoritis
Mol material = mol produk
g g
=
Mr I2 Mr CHI3
1g g
=
253,82 393,73
393,73
= gr
253,82
gr = 1,55 gram
b. Perhitungan hasil nyata
g = bobot kertas saring dan kristal – bobot kristal kering
g = 1,0300 g – 0,1979 g
g = 0,8321 g
c. Perhitungan % yield
Hasil nyata
% yield = x 100%
Hasil teoritis
0,8321 g
% yield = x 100%
1,55 g
% yield = 53,68%
IV.2 Reaksi
O O-
‖ OH
- ‖
H3C – C – C – H → H3C – C = C – H + I–I →
I I
H H
O I O- I
‖ I OH
- ‖ I
H3C – C – C – H → H3C – C = C + I–I →
I I
H H
O I O- I
‖ I OH
- ‖ I
H3C – C – C – I → H3C – C = C – I + I–I →
I
H
O I O- I
‖ I OH
- ‖ I
H3C – C – C – I → H3C – C – C – I →
I I I
I OH I
O I O
‖ I ‖
H3C – C + C – I → H3C – C – O – Na + CH3
I I
OH I
IV.3 Pembahasan
Iodoform merupakan senyawa yang dibentuk dari reaksi
antara iodin dengan etanol/aseton dan asetildehida dalam suasana
basa. Untuk membuat iodoform dari aseton digunakan reaksi
elektrofilik.
Pada percobaan sintesa iodoform ini dilakukan pembuatan
iodoform yang diperoleh dari hasil reaksi antara aseton dan iodium
dengan menggunakan NaOH sebagai pemberi suasana asam karena
reaksi halogenasi terjadi pada suasana basa.
Pada percobaan ini ditimbang 1 gram iod ditambah 10 ml
aseton dimasukkan ke dalam labu dasar datar. Penggunaan labu
dasar datar supaya dapat berdiri tanpa dipegang. Kemudian,
ditambahkan NaOH sedikit demi sedikit. Hal yang harus dihindari
ialah jangan sampai terlalu banyak menambahkan NaOH sebab, jika
NaOH yang berlebih dapat menyebabkan kristal terhidrolisis kembali.
Namun, apabila terjadi panas, segera dinginkan dengan lap basah
atau dengan mengalirkan air kran atau air es. Fungsi dari
penambahan NaOH adalah untuk menghasilkan kristal iodoform
berwarna kuning.
Setelah itu, diletakkan di atas wadah yang berisi es batu untuk
mempercepat terbentuknya kristal. Setelah terbentuk kristal, dengan
segera ditambahkan 25 ml aquadest. Penambahan segera 25 ml
aquadest setelah terbentuk kristal kuning maksudnya untuk
mengencerkan NaOH yang mungkin berlebih dan untuk mencegah
kecepatan terhidrolisisnya iodoform yang terbentuk. Kemudian kristal
dicuci sampai alkohol tidak bereaksi alkalis, atau bebas NaOH
karena sisa NaOH dikristal dapat menyebabkan penguraian iodoform
pada waktu kristalisasi dengan alkohol. Namun, pada percobaan ini
tidak dilakukan rekristalisasi. Hasil kristal kuning yang diperoleh dan
telah ditambahkan air segera disaring dengan menggunakan kertas
saring yang sebelumnya telah ditimbang terlebih dahulu. Setelah itu
kristal yang didapatkan dikeringkan dan ditimbang kembali untuk
mendapatkan bobot kristal yang didapatkan.
Adapun bobot kristal yang didapatkan dari percobaan yaitu
0,8321 g dan % yield yang didapatkan yaitu 53,68%.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu pembuatan
senyawa iodoform didasarkan pada reaksi halogenasi antara iodium
dengan aseton dengan penambahan NaOH sebagai katalisator dan %
yield yang didapatkan yaitu 53,68%.
V.2 Saran
V.2.1 Untuk Percobaan
Mungkin pada percobaan selanjutnya dapat dilakukan
sintesis lain selain selain iodoform seperti sintesis kloroform.
V.2.2 Untuk Laboratorium
Mungkin jumlah alat yang ada di laboratorium dapat ditambah
agar semua kelompok kebagian dan praktikum dapat berjalan
dengan lancar.
V.2.3 Untuk Asisten
Mungkin untuk kakak asisten agar lebih meluangkan waktu
untuk memeriksa laporan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, S. 1992. Pengantar kimia Organik dan Hayati. ITB: Bandung.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.
Estrela, C. dkk. 2005. Influence of Iodoform of Antimicrobial Potential of
Calcium Hydroxide. Journal of Applied Oral Science: Brazil.
Hiskia A. 1985. Ilmu Kimia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI:
Jakarta.
Huggins and Noble. 1926. The Crystal Strucuture of Iodoform. Stanfor
University: Amerika.
Irwandi, D. 2014. Experiment’s of Organic Chemistry. PT.IPA-FTIK Press:
Jakarta.
Pramita, P. 2013. Sintesis Iodoform. UI Press: Jakarta.
Singh, V dan Das, S. 2012. Iodoform: A Boon in Disguise. Open Journal
Of Stomatology: India.
Sunardi. 2006. 116 Unsur Kimia, Deskripsi dan Pemanfaatannya. Penerbit
Yrama Widya: Bandung.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. PT. Kalman Media Pustaka: Jakarta.
Wilbraham, A dan Matta, M. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.
ITB: Bandung.
LAMPIRAN