Anda di halaman 1dari 9

Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

MODUL 10

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

(AASHTO T-87-74)

(ASTM D-128-68)

1. Dasar Teori
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan
volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah kemampuan
agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh
permukaan kering ( SSD = Saturated Surface Dry )
Berat jenis (Specific Gravity) agregat berbeda satu sama lainnya, tergantung
jenis dari batuan, susunan mineral, struktur butiran, dan porositas batuannya. berat
jenis absolut (absolut Specific Gravity) adalah perbandingan antara suatu masa
yang masip dengan berat air murni pada volume yang sama dan suhu tertentu.
Pada umunya agregat mengandung pori-pori, sehingga bila ingin mendefinisikan
Berat jenis (Specific Gravity) agregat harus dikaitkan dengan hal ini, oleh karena
itu Berat jenis (Specific Gravity) agregat dikenal dengan:
a. Berat jenis curah atau kering (Bulk Specific Gravity) adalah perbandingan
antara berat agregat kering dengan air suling yang isinya sama dengan isi
agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu
b. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) adalah perbandingan antara berat
agregat kering jenuh permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama
dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu
c. Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity) adalah perbandingan antara
berat agregat kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat
dalam keadaan kering pada suhu tertentu
d. Penyerapan air (Water Absorption) adalah perbandingan antara berat air yang
dapat diserap terhadap berat agregat kering, dinyatakan dalam persen.
Rumus untuk menghitung berat jenis adalah sebagai berikut :

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

1. Berat uji jenis kering (Bulk Specific Gravity)


𝐵
BJ = 𝐵+𝐵 𝑘−𝐵
𝑠 𝑡

2. Berat jenis kering permukaan (SSD)


𝐵
BJ SSD = 𝐵+𝐵 𝑠−𝐵
𝑠 𝑡

3. Berat uji semu (Apparent Specific Gravity)


𝐵
BJ semu = 𝐵+𝐵 𝑘−𝐵
𝑘 𝑡

4. Penyerapan Air
(𝐵𝑠 −𝐵𝑘 )
Penyerapan = 𝑥100%
𝐵𝑘

5. Berat jenis efektif


(𝐵𝐽 + 𝐵𝐽 𝑠𝑒𝑚𝑢)⁄
BJ efektif = 2
Keterangan :
B = berat piknometer + air
Bk = berat contoh kering
Bs = berat contoh kondisi SSD
Bt = berat piknometer + contoh + air

2. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (Bulk), berat jenis
kering permukaan jenuh (Saturated Surface Dry =SSD), berat jenis semu
(Apparent) dari agregat halus.

3. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

1. Piknometer
Digunakan sebagai wadah benda uji yang akan diuji berat jenisnya

Gambar 3. Piknometer
2. Penumbuk
Digunakan untuk memadatkan pasir dalam kerucut pancung (cone) untuk
menguji apakah pasir/agregat halus tersebut sudah dalam keadaan SSD

Gambar 3. Penumbuk
3. Kerucut pancung (cone)
Digunakan sebagai cetakan untuk mengetahui apakah agregat halus/pasir
sudah dalam keadaan SSD atau belum

Gambar 3. Kerucut Pancung (cone)

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

4. Saringan No.4
Digunakan untuk memisahkan agregat halus yang lolos saringan no.4 untuk
digunakan dalam pengujian

Gambar 3. Saringan No.4


5. Timbangan digital
Digunakan untuk menimbang berat benda uji yang akan digunakan

Gambar 3. Timbangan Digital


6. Pelat kaca
Digunakan sebagai alas saat melakukan pengujian untuk menentukan agregat
halus dalam keadaan SSD

Gambar 3. Pelat Kaca

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

7. Sekop
Digunakan untuk mengambil agregat halus

Gambar 3. Sekop

8. Oven
Digunakan untuk mengeringkan agregat yang digunakan

Gambar 3. Oven
9. Wadah
Digunakan sebagai tempat/wadah agregat yang diuji

Gambar 3. Wadah

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

4. Bahan
Bahan yang digunakan adalah :
1. Agregat halus yang lolos saringan No.4 dan sudah dalam keadaan jenuh
permukaan kering (SSD) sebanyak 500 gram.

Gambar 3. Agregat Halus

5. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam praktikum ini adalah :
1. Melakukan pengujian pada agregat halus untuk menentukan keadaan jenuh
permukaan kering dengan cara :
a. Masukkan agregat halus yang akan diuji ke dalam cone dalam tiga lapis,
dimana pada masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 25 kali.
b. Setelah ditumbuk, cone diangkat secara perlahan-lahan
c. Lalu memeriksa bentuk agregat hasil cetakan setelah cone diangkat,
dikatakan dalam keadaan SSD apabila benda uji runtuh akan tetapi masih
dalam keadaan tercetak
2. Menentukan berat jenis dan penyerapan agregat halus
a. Menimbang berat agregat halus dalam keadaan SSD sebanyak 500 gram
b. Menimbang berat piknometer yang akan digunakan dalma pengujian
c. Tambahkan air ke dalam piknometer tersebut hingga 90% isi piknometer
lalu timbang beratnya
d. Setelah ditimbang, buang air yang ada di dalam piknometer
e. Masukkan agregat halus yang telah ditimbang ke dalam piknometer yang
digunakan

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

f. Setelah agregat halus ditambahkan ke dalam piknometer, tambahkan air


sampai penuh. Lalu tutup dan diguncang hingga tercampur merata dengan
agregat halus. Pastikan tidak ada gelembung udara di dalam
piknometernya
g. Lalu timbang berat piknometer+air+agregat halus
h. Setelah ditimbang, diamkan selama ±24 jam
i. Setelah didiamkan, keluarkan agregat halus dari dalam piknometer
tersebut, pastikan semua agregat halusnya dapat dikeluarkan semua
j. Setelah dikeluarkan, lalu tempatkan agregat tersebut lalu keringkan ke
dalam oven selama selama ±24 jam dengan suhu (110 ± 5) °C
k. Setelah dikeringkan, timbang berat agregat halus tersebut

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

6. Pelaporan
LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN
KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI (UNJANI)
No.Contoh : 19 Tanggal Praktikum : 4 Desember 2017
Kelompok : 19 Asisten Laboratorium : M. Sanjani
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
Data Hasil Praktikum
Berat Piknometer Bp 143,0 gram
Berat Contoh Kondisi
Bs 500,0 gram
SSD
Berat Piknometer +
Bt 931,3 gram
Contoh + Air
Berat Piknometer + Air B 660,2 gram

Berat Contoh Kering Bk 441,7 gram

Hasil Praktikum
Berat Uji (Bulk) 𝐵𝑘
1,93
𝐵 + 𝐵𝑠 − 𝐵𝑡
Berat Uji Kering 𝐵𝑠
Permukaan Kering 2,18
𝐵 + 𝐵𝑠 − 𝐵𝑡
Berat Uji Semu 𝐵𝑘
(Apparent) 2,59
𝐵 + 𝐵𝑘 − 𝐵𝑡
Penyerapan (Absorption) (𝐵𝑠 − 𝐵𝑘)
𝑥100% 13,2 %
𝐵𝑘
Berat Jenis Efektif (𝐵𝑢𝑙𝑘 + 𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡)⁄
2,26
2

7. Perhitungan
𝐵
1. Berat uji (Bulk) = 𝐵+ 𝐵𝑘−𝐵
𝑠 𝑡

441,7
= 660,2 + 500,0 −931,3 = 1,93
𝐵
2. Berat uji kering permukaan kering = 𝐵+ 𝐵𝑠−𝐵
𝑠 𝑡

500,0
= 660,2+500,0−931,3 = 2,18
𝐵
3. Berat uji semu (Apparent) = 𝐵+ 𝐵𝑘−𝐵
𝑘 𝑡

441,7
= 660,2 +441,7−931,3 = 2,59

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19


Praktikum Perkerasan Jalan Raya 2017

(𝐵𝑠 −𝐵𝑘)
4. Penyerapan (Absorption) = 𝑥100%
𝐵𝑘
500,0−441,7
= 𝑥100% = 13,2%
441,7

(𝐵𝑢𝑙𝑘 + 𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑡)⁄
5. Berat jenis efektif = 2
(1,93 + 2,69)⁄
= 2 = 2,26

8. Catatan
1. Saat pelaksanaan praktikum, agregat halus yang berada di dalam piknometer
yang sudah tercampur dengan air harus dikeluarkan. Karena agregat halus
yang berada di dalam piknometer sulit dikeluarkan, maka tambahkan air
untuk mendorong agregat keluar dari dalam piknometer.
2. Ketika mengeluarkan aregat dari dalam piknometer, dibutuhkan bantuan
menggunakan saringan no.200 untuk menyaring air agar tanah yang ada di
dalamnya tidak ikut terbuang.
3. Saat mengeringkan tanah dalam oven, terjadi uman error (mati listrik) selama
±4 jam yang menyebabkan suhu dalam oven turun sekitar 70℃. Maka proses
pengeringan pun tidak optimal.

9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan berat uji
(Bulk) sebesar 1,93. Berat uji kering permukaan kering sebesar 2,18. Berat uji
semu (Apparent) sebesar 2,59 serta penyerapan (Absorption) sebesar 13,2%.
Sehingga didapatkan pola berat jenis efektifnya sebesar 2,26.

Ipani Sukaratima (2411151166) Kelompok 19

Anda mungkin juga menyukai