SKALA UKUR
A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui & mampu membaca besarnya hasil pengukuran dengan
menggunakan alat ukur analog (Ampere Meter, Volt Meter dan Frekuensi Meter).
B. Teori
1. Skala ukur dengan nilai skala maksimum yang berbeda akan mempunyai nilai skala
yang berbeda.
2. Cara menentukan nilai tiap skala ukur dapat digunakan rumus sebagai berikut :
a. Ambil salah satu rentang ukur, misalnya dari 0 ke 10.
b. Hitung jumlah skala pada rentang tersebut.
Gambar I.2 Skala Ukur pada Ampere Meter, Volt Meter dan Frekuensi Meter
D. Langkah Kerja
1. Lakukan pengamatan secara cermat dengan beberapa kali pengulangan.
2. Catat nilai rentang dan jumlah skala dari setiap alat ukur.
3. Hitung skala ukur sesuai data dan rumus yang ada.
E. Tabel Praktikum
Tabel I.1 Tabel Pengamatan alat ukur Ampere Meter
1
No. Alat Ukur Nilai Rentang Jumlah Skala Skala Ukur
1. Ampere Meter ke-1 2-0=2 5 2 : 5 = 0,4
2. Ampere Meter ke-2 20 - 10 = 10 5 10 : 5 = 2
3. Ampere Meter ke-3 5- 0= 5 10 5 : 10 = 0,5
F. Kesimpulan
1. dari hasil pengamatan pada beberapa alat ukur analog (Ampere Meter, Volt Meter dan
Frekuensi Meter), dapat disimpulkan bahwa setiap alat ukur memiliki skala ukur yang
berbeda.
2. Nilai skala ukur digunakan untuk membaca suatu hasil pengukuran dengan benar,
semakin besar nilai skala ukur maka semakin rendah ketelitian alat ukur tersebut.
JOB II
MEGGER
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur Megger.
2. Mahasiswa mampu mengukur tahanan isolasi pada kawat instalasi listrik 1 fasa,
transformator dan motor listrik dengan alat ukur Megger.
3. Untuk mengetahui arus bocor yang terdapat pada peralatan listrik.
B. Teori
Insulasi jaringan yang buruk dapat mengakibatkan terjadinya arus bocor dan akan
menimbulkan percikan api yang bisa mengakibatkan kebakaran. Pengetesan dilakukan
dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan line atau fasa dengan netral dan line dengan
ground. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk pengetesan dengan tegangan 500
VDC adalah 0,5 Mega Ohm, sedangkan dengan tegangan 1000 VDC adalah 1 Mega Ohm.
2
C. Alat dan Bahan
1. Megger Analog
2. Transformator 250 Volt
3. Motor Listrik 3 Fasa
4. Rangkaian Instalasi Listrik 1 Fasa
Gambar II.1 Megger Analog, Transformator 250 V dan Motor Listrik 3 Fasa
3
U-V ; U-Body
V-W ; V-Body
W-U ; W-Body
b. Tekan tombol pada Megger pada setiap hubungan, lalu baca Nilai Tahanan Isolasi
dari setiap Lilitan Primer dan Lilitan Sekunder pada Transformator 250 V tersebut.
E. Tabel Praktikum
Tabel II.1 Tabel Nilai Tahanan Isolasi pada Instalasi Listrik 1 Fasa
Tabel II.2 Tabel Nilai Tahanan Isolasi pada Motor Listrik 3 Fasa
1 220 V 0V 1000
2 220 V 24 V 1000
3 220 V 50 V 700
5 0V 0V 1000
6 0V 24 V 1000
7 0V 50 V 900
8 0V Body 250
F. Kesimpulan
4
1. Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, peralatan listrik tersebut peralatan diatas
memiliki nilai isolasi yang baik karena nilai tahanan isolasinya diatas 0,38 MΩ dan
0,22 MΩ.
2. Semakin besar nilai tahanan isolasi, maka semakin baik instalasi/peralatan listrik.
3. Jika nilai tahanan isolasi sama dengan nol (R.Isolasi = 0), maka hubungan pengkawatan
instalasi atau peralatan listrik tersebut jelek dan dapat menyebabkan hubung singkat.
JOB III
5
PENGUKURAN PENTANAHAN
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur Megger Tanah atau Earth Tester.
2. Mahasiswa mampu mengukur tahanan pentanahan kerangka kubikel dan pentanahan
kabel dengan menggunakan Megger Tanah atau Earth Tester.
3. Mahasiswa dapat menganalisis pengukuran Megger Tanah atau Earth Tester.
B. Teori
Pentanahan adalah suatu usaha untuk mengadakan hubungan sistem dengan tanah
(bumi) menggunakan penghantar dan elektroda tanah. Fungsi pentanahan, yaitu :
1. Pengadaan hubungan dengan tanah untuk suatu titik penghantar arus dari suatu
sistem.
2. Pengadaan hubungan dengan tanah untuk bangunan yang tidak membawa arus dari
sistem.
3. Pengaman terhadap kemungkinan arus bocor dari sistem instalasi listrik dan
pengaman terhadap kemungkinan sambaran petir.
4. Perbaikan bus dan saluran penghantar netral.
C. Alat dan Bahan
1. Satu Set Earth tester
2. Besi 150 cm (2 buah)
3. Martil
4. Kabel NYA
5. Tang
6. Helm sebagai peralatan pengaman diri
7. Alat Tulis
6
5. Pasang kabel merah pada besi pendek pertama, kabel kuning pada besi pendek kedua
dan kabel hijau pada besi yang panjangnya 150 cm. Kemudian hubungkan pada Earth
Tester sesuai dengan warna kabel.
6. Ukur dengan skala 2000 Ω dan lihat berapa nilai tahanan tanah pada Earth Tester.
7. Ulangi pengukuran dengan menambah kedalaman besi 1 (Panjang = 150 cm), yaitu
dengan kedalaman 50 cm, 75 cm, 100 cm dan 125 cm. Lihat nilai tahanan tanahnya.
8. Paralelkan besi 1 dengan besi 2 (Panjang = 150 cm), dengan jarak ± 2 meter.
9. Kemudian lakukan pengukuran dengan cara serupa di atas, lihat nilai tahanan tanahnya
pada Earth Tester. Masukkan data hasil pengukuran ke dalam tabel praktikum.
E. Tabel Praktikum
Tabel III.1 Tabel Nilai Tahanan Tanah dengan Earth Tester
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran tahanan tanah di lapangan Nilai Tahanan Tanah dengan Earth
Tester di atas, dapat kami analisa bahwa semakin dalam pemasangan besi (elektroda) maka
nilai resistansi tanah semakin kesil. Jika nilai resistansi tanah masih besar, maka dapat
diperkecil dengan memparalelkan antara besi 1 dan besi 2 (panjang 150 cm). Sebaliknya,
semakin dangkal pemasangan besi maka nilai tahanan tanah semakin besar.
7
JOB IV
LUX METER
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur Lux Meter.
2. Mahasiswa mampu menggambarkan grafik pengukuran intensitas cahaya lampu.
3. Mahasiswa mengetahui karakteristik dari suatu lampu pada sistem penerangan.
B. Teori
Lux Meter adalah alat untuk mengukur tingkat intensitas cahaya suatu ruangan dan
bekerja dengan sensor cahaya. Dengan Lux Meter kita dapat menghemat ketika akan memilih
8
lampu dan sebagai acuan yang tepat untuk mengganti lampu yang terlalu terang atau terlalu
redup. Lux adalah terminologi untuk menyatakan jumlah sinar yang diterima oleh sebuah
objek seluas 3 kaki persegi pada jarak 1 yard oleh sebuah sumber sinar dengan daya 1 watt.
9
F. Kesimpulan
1. Semakin jauh jarak lux meter dari lampu maka semakin kecil nilai intensitas cahaya
yang ditunjukkan. Artinya, semakin besar atau jauh jarak suatu ruangan dari lampu
maka semakin kecil nilai Lux pada lampu.
2. Daya pada lampu akan mempengaruhi nilai lux. Semakin besar daya lampu maka
semakin besar nilai lux lampu.
3. Pemakaian lampu pada suatu ruangan harus disesuaikan dengan luas ruangan, jangan
sampai nilai lux terlalu kecil sehingga ruangan menjadi redup. Begitu sebaliknya, nilai
lux jangan terlalu besar sehingga ruangan menjadi terlalu terang karena pemakaian
energi listrik menjadi boros.
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menggunakan Volt Meter.
2. Mahasiswa dapat mengukur tegangan dengan menggunakan Volt Meter.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tingkat error dari sekelompok alat ukur Volt Meter.
B. Teori
Volt Meter adalah alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian
listrik. Volt Meter terdiri dari tiga buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah
bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar sebagai
anoda dan lempengan tengah sebagai katoda. Ukuran tabung tersebut pada umumnya sekitar
15 x 10 cm (tinggi x diameter).
10
Gambar V.1 AVO Meter dan Transformator 220 Volt
D. Cara Kerja
1. Siapkan 10 set AVO Meter analog.
2. Kalibrasikan masing-masing AVO Meter Analog tersebut.
3. Hubungkan terminal dengan stop kontak AC 220 V.
4. Ukur dengan AVO Meter Digital terlebih dahulu, kemudian catat nilai tegangannya
pada tabel praktikum.
5. Selanjutnya ukur dengan 10 AVO Meter analog (skala 250 dan 1000) secara bergantian.
Volt Meter
E. Tabel Praktikum
Diketahui : XA = AVO Meter Analaog ; Xd = AVO Meter Digital
Tabel V.1 Hasil Pengukuran AVO Meter dengan Sumber Tegangan 220 Volt
Volt Meter XA Volt Meter XA
(Skala 250) (Skala 1000)
1 219 1 220
11
2 218 2 220
3 210 3 205
4 227 4 220
5 224 5 185
6 167 6 140
7 210 7 220
8 210 8 220
9 219 9 222
10 220 10 220
2072 2124
F. Perhitungan Nilai Error AVO Meter
G. Skala 250
Jadi,
H. Skala 1000
Jadi,
I. Kesimpulan
1. Alat ukur yang memiliki kualitas yang baik dan pengukuran yang akurat adalah alat
ukur yang memiliki tingkat error yang rendah.
2. Semakin besar skala ukur maka semakin tinggi tingkat errornya. Begitu sebaliknya,
semakin kecil skala ukur maka semakin rendah tingkat errornya.
12
JOB VI
A. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengaruh faktor kerja pada sistem daya listrik.
2. Mahasiswa mengetahui jenis Kapasitor yang digunakan untuk perbaikan faktor kerja.
3. Mahasiswa mengetahui faktor kerja (COS ) sebelum dan sesudah dipasang kapasitor.
4. Mahasiswa mengetahui kegunaan dari Kapasitor.
B. Teori
Kondensator (Capasitor) merupakan alat yang dapat menyimpan energi di dalam
medan listrik dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Satuan kondensator disebut Farad, ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867).
Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai
hingga saat ini.
Gambar VI.1 Hioki clamp On.P.HI Tester, Cos Meter dan Kapasitor.
13
Gambar VI.2 Papan Instalasi Listrik 1 Fasa, Kwh Meter dan Lampu TL
D. Cara Kerja
1. Siapkan papan rangkaian yang telah dirangkai sebelumnya.
2. Pasang lampu TL 40 W tanpa menggunakan kapasitor.
3. Hubungkan kabel dari KWH ke terminal kabel.
4. Hubungkan terminal dengan stop kontak AC 220 V.
5. Lihat nilai faktor kerja (cos ) pada cos meter dan nilai tegangan, arus dan daya pada
Hioki clamp On.P.HI Tester, kemudian catat hasilnya pada tabel praktikum.
6. Kemudian pasang kapasitor yang telah ditentukan dan catat hasilnya.
14
Gambar VI.4 Pemasangan Cos ke Sumber Tegangan
E. Tabel Praktikum
1. Sebelum dipasang kapasitor
Cos 0,558
= 56,68o
Jadi,
Px = VI sin
= 219,7 x 0,29 x sin 56,68o
Px = 52,48 VAR
2. 107,7 VAR
220,7 V 0,59 A 0,558 0,073 KW 0,128 KVA
= 25,57o
Jadi,
Px = VI sin
= 219,3 x 0,18 x sin 25,57o
Px = 17,03 VAR
15
1. 219,3 V 0,18 A 0,902
0,902 KW 0,039 KVA 17,03 VAR
2. 30,03 VAR
219,3 V 0,35 A 0,35 0,071 KW 0,078 KVA
F. Kesimpulan
1. Pemasangan kapasitor pada lampu TL dapat memperbaiki faktor kerja (Cos .
2. Bila faktor kerja mendekati satu, maka pemakaian daya akan berkurang atau bisa
dikatakan dapat menghemat penggunaan energi listrik.
JOB VII
A. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan pengukuran beban dengan Kwh meter 1 fasa.
B. Teori
Kwh meter merupakan suatu alat ukur yang banyak dipakai baik dilingkungan
perumahan. Perkantoran maupun industry.Alat ukur ini sudah mengalami perkembangan
dalam beberap tahun terakhir.Pada awalnya alat ukur ini digunakan untuk menghitung
pemakaian energy listrik.Namun seiring dengan perkembangan kini data yang diukur
teersebut dapat dikirim ke perusahaan yang bersangkutan.berikut rangkaian kwh meter 1 fasa.
16
7. Kabel
8. Test pen
9. Tang potong
D. Langkah Kerja
1. Siapkan papan rangkaian yang telah disusun sebelumnya.
2. Pasang Kwh Meter 1 fasa sesuai dengan skema berikut.
3. Hubungkan terminal kabel ke stop konta 220 V Hitung selama 15 Menit.
4. Hitung Jumlah putarannya.
E. Tabel Praktikum
F.Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa kita dapat semakin besar pembebanan
maka putaran piringan Kwh meter semakin cepat.sebaliknya jika beban kecil maka
putaran pun akan lambat.
17
JOB VIII
A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui tingka error pada sekelompok alat ukur ampere meter.
B. Teori
Ampere meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik.Ampere meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi
untuk mendeteksi arus pada rangkaian yang arusnya kecil.Sedangkan untuk arus yang besar
ditambahkan hambatan shunt.
Ampere meter bekerja sesuai dengan gaya Lorentz gaya magnetis.Arus yang mengalir
pada kumparan yang diselimuti medan magnet akan menimbulkan gaya Lorentz yang dapat
menggerakan jarum ampere meter.Semakin besar arus yanag mengalir maka semakin besar
simpangannya.
1 47
18
2 46
48
3 43
4 47
5 45
48
6 59
7 49
8 53
9 59
10 67
F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa nilai error dari sekelompok ampere
meter tersebut memiliki nilai error 7.3 % sehingga sekolompok alat ukur tersebut bisa
dikatakan kurang baik dan perlu dikalibrasi.
JOB IX
19
KALIBRASI OHM METER
A. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui tingkat error pada sekelompok alat ukur Ohm meter.
B. Teori
Ohm Meter adalah alat ukur hambatan listrik yaitu daya yang menahan mengalirnya
arus listrik dalam suatu konduktor.Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini
dinyatakan dalam ohm.Alat ohm meter ini menggunakan galvano meter untuk
mengukur besarnya arus listrik yang melewati suatu hambatan listrik. Yang kemudian
dikalibrasikan ke satuan ohm.
E. Tabel Praktikum
Skala 1
1 20
2 14 20
3 15
4 15
5 16 20
6 16
7 13
8 14
9 17
10 15
A = 15,5 M =20
Skala 10
20
No Ohm meter Uji Ohm meter Master
(ohm) (ohm)
1 20
2 19 20
3 19
4 19
5 18,5 20
6 18
7 17
8 17
9 19
10 18
A = 18,45 M =20
F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa nilai error dari sekelompok ohm meter
tersebut pada skala 1 nilai errornya sebesar 22,5 % dan untuk skala 10 nilai errornya
sebesar 7,75%.Maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran pada skala 10 lebih baik dari
pada pada skala 1 hal ini dapat dilihat dari selisih nilai ohm meter master dengan nilai
ohm meter uji.
21
JOB X
A. Tujuan
Mahasiswa mampu mengukur dengan Kwh meter 3 fasa.
Mahasiswa mengetahui pengaruh pembebanan pada Kwh Meter 3 fasa
B. Teori
Kwh Meter 3 fasa merupakan suatu alat ukur untuk menghitung pemakaian energy
listrik 3 fasa, biasanya alat ukur ini dipakai baik diperkantoran dan industry.berikut
gambar rangkaian pengukuran pada Kwh 3 fasa.
D. Langkah Kerja
8. Siapkan Papan rangkaian yang telah dirangkai sebelumnya.
9. Pasang lampu dan motor induksi 1 fasa.
10. Hubungkan tegangan dari trafo 3 fasa yang tersedia.
11. Hitung jumlah putaran selama 15 Menit, jika pada piringa belum mencapai
titik awal lanjutkan hitungan hingga pringan hitam mencapai titik awal.
E. Tabel Praktikum
Data Dari Nameplate Motor listrik
Daya = 2,2 kW
Frekuensi = 50 Hz
22
Cos = 0,8
V = 220 /380V
I = 9-5,2 A
Putaran = 1420 rpm
S = 0,96 VA
Hasil Pengukuran
Daya = 0,61 kW
Frekuensi 50 Hz
Cos = 0,63
V = 380 Volt
I = 2,5 A
S 0,96 VA
Putaran Kwh selama 15 Menit = 7,5 Putaran
F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa nilai error dari sekelompok ohm meter
tersebut pada skala 1 nilai errornya sebesar 22,5 % dan untuk skala 10 nilai errornya
sebesar 7,75%.Maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran pada skala 10 lebih baik dari
pada pada skala 1 hal ini dapat dilihat dari selisih nilai ohm meter master dengan nilai
ohm meter uji.
JOB XI
MERANCANG DAN MEMBUAT TRAFO 1 FASA
23
A. Tujuan
Mahasiswa dapat merancang dan membuat trafo satu fasa.
B. Teori
Transformator (atau yang lebih dikenal dengan nama trafo) adalah suatu alat
elektronik yang memindahkan energy dari satu sirkuit elektronik ke sirkuit lainnya
melalui induksi dari kumparan melalui inti besi. Biasanya dipakai untuk mengubah
tegangan listrik dari tinggi ke rendah dan berarti juga mengubah arus listrik dari rendah
ke tinggi atau disebut dengan trafo Step Down, tetapi ada juga trafo yang dapat mengubah
tegangan listrik dari teganganrendah ke tegangan listrik yang tinggi atau disebut dengan
Trafo Step Up.
3. Menghitung arus trafo yang akan dibuat dengan menggunakan rumus baku.
4. Mulai melilit dari rangkaian primer dan sekunder dengan kawat tembaga yang telah
ditentukan melalui perhitungan.
5. Bungkus kawat lilitan tersebut dengan kertas prespahn.
6. Pasang terminal lift dan solder ujung-ujung kawat primer dan sekunder.
7. Memasang inti besi E kedalam dudukan lilitan.
8. Memasang inti besi I ke sela-sela inti besi E.
9. Pasang rumah trafo.
10. Uji trafo dan isi table berikut.
E. Perancangan Trafo
Vout =…V
I out = …A
24
Daya Total = V x I watt
P=
q =axb
= 3.2 x 3
= 9.6
qef = 0.9 x q
= 0.9 x 9.6
= 8,64
P =
b =
Jumlah Lilitan
Primer
Ip =
Np =
5,21 lilitan/volt
a. 1,5 V
NS = 5,21 x 1,5 = 7,8 9 lilitan
b. 3 V
NS = 5,21 x 1,5 = 7,8 9 lilitan
c. 4,5 V
NS = 5,21 x 1,5 = 7,8 9 lilitan
d. 6 V
25
NS = 5,21 x 1,5 = 7,8 9 lilitan
e. 12 V
NS = 5,21 x 6 = 31,26 36 lilitan
Ukuran kawat
Is =
d = 1,13 x
d = 1,13 x A
d = 3,29
220 V 6,8
220 V 5
220 V 3,1
220 V 1.2
220 V 0
A. Tujuan
B. Teori
26
C. Alat dan bahan
D. Langkah Kerja
E. Hasil Percobaan
V (out)
V (in) I (in) Tidak Berbeban I (out) Cos φ
Berbeban
F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pengukuran uji trafo didapat hasil bahwa trafo mengalami drop
tegangan,tetapi tegangan yang dihasilkan masih berada diatas tegangan yang diharapkan
yaitu 12,7 volt dari 12 volt yang diharapkan.
27