Anda di halaman 1dari 12

11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Instrumentasi merupakan suatu alat yang sangat penting dalam suatu sistem
pengukuran yang salah satunya pengukuran besarnya tinggi permukaan cairan dan
padatan, alat ini harus dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan
instrumentasi di pabrik. Alat instrumentasi ini merupakan salah satu faktor yang
menentukan hasil produksi, dimana alat instrumentasi yang mengukur, mengontrol,
mendeteksi, menganalisa, baik secara manual maupun secara otomatis. Diferensial
transmitter elektrik merupakan salah satu dari instrumentasi proses control yang
terdapat pada suatu pabrik.

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap


suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada
kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda
yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur ketinggian dengan batasan ketinggian
tertentu dinamakan dengan level. Pengukuran permukaan (level) adalah yang
berkaitan dengan keterpasangan terhadap peralatan proses yang berbentuk kolom
seperti : Tangki, Drum, Tabung Silinder.

1.2 Metode Pengukuran

Ada dua cara utama untuk mengukur ketinggian permukaan (level, yaitu:

Pengukuran secara langsung, yang antara lain prinsip bola pelampung dan
konduktivitas

Pengukuran tidak langsung yang antara lain, menggunakan prinsip pengukuran


tahanan absolute, diagfrahma, system gelembung udara, tekanan differensial,
manometer air raksa dan lain sebagainya.
11

Untuk menentukan tinggi permukaan atau level permukaan zat padat, dapat juga
dipergunakan cara :

1. Listrik.

2. Isotop.

3. Ultrasonik.

1.3 Metode Ultrasonik

Metode pengukuran level yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
pengukuran ketinggian permukaan dengan menggunakan gelombang ultrasonic
atau gelombang suara lainnya, yang memiliki prinsip kerja yang sama. Suatu
sumber gelombang ultrasonic diletakkan pada bagian atas suatu vessel/tangki.
Gelombang ultasonik ini akan merambat dan terpantul kembali ketika mengenai
batas/interface dua fluida yang berbeda. Waktu tempuh yang digunakan oleh
gelombang ultrasonic tersebut dapat dikonvesikan untuk mengetahui atau
mengukur level fluida.
11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah


besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini
didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat
dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu.
Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang
ultrasonik (bunyi ultrasonik).

Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat


tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh telinga manusia.
Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumba-lumba.
Bunyi ultrasonik nisa merambat melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi
ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas bunyi
ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi ultrasonik akan
diserap oleh tekstil dan busa. Adapun bagian-bagiannya :

1. Pemancar Ultrasonik (Transmitter)


Pemancar Ultrasonik ini berupa rangkaian yang memancarkan sinyal
sinusoidal berfrekuensi di atas 20 KHz menggunakan sebuah transducer
transmitter ultrasonik

Rangkaian Pemancar Gelombang Ultrasonik


11

2. Penerima Ultrasonik (Receiver)


Penerima Ultrasonik ini akan menerima sinyal ultrasonik yang
dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan karakteristik frekuensi yang
sesuai. Sinyal yang diterima tersebut akan melalui proses filterisasi frekuensi
dengan menggunakan rangkaian band pass filter (penyaring pelewat pita),
dengan nilai frekuensi yang dilewatkan telah ditentukan. Kemudian sinyal
keluarannya akan dikuatkan dan dilewatkan ke rangkaian komparator
(pembanding) dengan tegangan referensi ditentukan berdasarkan tegangan
keluaran penguat pada saat jarak antara sensor kendaraan mini dengan
sekat/dinding pembatas mencapai jarak minimum untuk berbelok arah. Dapat
dianggap keluaran komparator pada kondisi ini adalah high (logika ‘1’)
sedangkan jarak yang lebih jauh adalahlow (logika’0’). Logika-logika biner ini
kemudian diteruskan ke rangkaian pengendali (mikrokontroler).

Rangkaian Penerima Gelombang Ultrasonik

Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan ini harus memenuhi


persyaratan-persyaratan:
1. Linieritas

Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus linier.

2. Tidak tergantung temperature


11

Keluaran inverter tidak boleh tergantung pada temperatur disekelilingnya, kecuali


sensor suhu.

3. Kepekaan Kepekaan

Sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai masukan yang ada dapat
diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup besar.

4. Waktu tanggapan

Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk mencapai
nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara mendadak. Sensor harus
dapat
berubah cepat bila nilai masukan pada sistem tempat sensor tersebut berubah.

Ada 6 tipe isyarat sensor, yaitu:

1. Mechanical, contoh: panjang, luas, mass flow, gaya, torque, tekanan, kecepatan,
percepatan, panjang gel acoustic, dll

2. Thermal, contoh: temperature, panas, entropy, heat flow

3. Electrical, contoh: tegangan, arus, muatan, resistance, frekuensi, dll

4. Magnetic, contoh: intensitas medan, flux density, dll

5. Radiant, contoh: intensitas, panjang gelombang, polarisasi, dll

6. Chemical, contoh: komposisi, konsentrasi, pH, kecepatan reaksi, dll

2.2 Jenis-jenis Sensor Ultrasonik

a. Sensor Ultrasonik PING

Sensor ini memiliki frekuensi 40KHz, di produksi oleh parallax dan


biasanya digunakan untuk kontes robot cerdas. Kelebihan sensor ini adalah hanya
membutuhkan 1 sinyal (SIG) selain 5V dan Ground. Sensor ini mendeteksi jarak
11

dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik 40Khz selama 200 mikro sekon
kemudian mendeteksi pantulannya.

Sensor ini memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan control dari


microcontroller. Spesifikasi sensor ultrasonik PING:1 Kisaran pengukuran 3 cm –
3 m2. Input trigger – positive TTL pulse, 2 us min, 5 us tipikal3. Echo hold off 750
us dari of trigger pulse4. Delay before next measurement 200 us5. Brust indikator
LED menampilkan aktivitas sensor gelombang ini melalui udara dengan kecepatan
344 m/s kemudian mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor.

Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan
gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan
membuat output low pada pin SIG. Lebar pulsa High (tIN) akan sesuai dengan lama
waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan obyek. Maka jarak
yang diukur ialah [(tIN s x 344 m/s) : 2] meter. Sistem minimal mikrokontroller
ATMega 8535 dan software basic stamp Editor diperlukan untuk memprogram
mikrokontroller dan mencoba sensor ini.

Keluaran dari pin SIG ini yang dihubungkan ke salah satu port di kit
mikrokontroller. Berikut contoh aplikasi sensor PING pada mikrokontroler BS2,
dimana pin SIG terhubung ke pa pin7, dan memberikan catu daya 5V dan ground.
fungsi SIG OUT untuk mentrigger ping, sedangkan fungsi SIG IN digunakan untuk
mengukur pulsa yang sesuai dengan jarak dari objek target.

Instalasi Sensor Ultrasonic Ping

Sensor ultrasonic ping akan bekerja jika mendapat suplay tegangan sebesar 5 V DC.
Dimana tegangan 5 V DC dihubungkan dengan konektor Vcc dan ground pada
sensor. Untuk konektor SIG dapat dihubungkan dengan mikrokontroler. Konektor
SIG adalah sebagai control sensor ini dalam pendeteksian objek sekaligus
pembacaan jarak objek dengan sensor ini. Progamer dapat mensetting sensor ini
dengan jarak yang telah ditentukan sesuai dengan ring deteksi dari sensor ultrasonic
ping ini sesuai dengan kebutuhan penggunaan dari sensor tersebut. Ketika sensor
disetting jaraknya maka dengan jarak yang telah ditentukanlah sensor akan bekerja
11

dalam pendeteksian objek. Kisaran jarak yang dapat di baca sensor ultrasonic ping
ini adalah 3 cm sampai 3 m.Selain range jarak antara 3 cm sampai 3 m yang mampu
dideteksi oleh sensor ultrasonik ping, sudut pancaran dari sensor jarak ultrasonic
ping adalah dari 0 derajat sampai dengan 30 derajat.

Gambar 1.2 Sensor PING

b. Sensor Ultrasonik Devantech SRF04

Sensor jarak merupakan sensor yang wajib ada pada robot terkini. Devantech
SRF04 adalah salah satu sensor jarak yang paling banyak digunakan pada kontes
robot di indonesia selain ping Devantech. SRF04 ultrasonik range finder
memberikan informasi jarak dari kisaran 3 cm – 3 m. Harga sensor ini tidak lebih
dari Rp 360.000,00. Anda juga dapat membeli SRF05 yang harganya lebih murah
dibandingkan SRF04 dengan kualitas yang tidak jauh berbeda.

Kit ini sangat mudah untuk dirangkai dan membutuhkan sumber daya yang kecil
sekali, yang sangat ideal untuk aplikasi mobil robot pencari jarak ini bekerja dengan
cara memancarkan pulsa suara dengan kecepatan suara ( 0,9 ft/milidetik ).
11

c. Sensor Ultrasonik HC-SR04

Sensor ini merupakan sensor ultrasonik siap pakai, satu alat yang berfungsi sebagai
pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat ini bisa digunakan
untuk mengukur jarak benda dari 2cm - 4m dengan akurasi 3mm. Alat ini memiliki
4 pin, pin Vcc, Gnd, Trigger, dan Echo. Pin Vcc untuk listrik positif dan Gnd untuk
ground-nya. Pin Trigger untuk trigger keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo
untuk menangkap sinyal pantul dari benda.

Gambar 1.4 sensor ultrasonik HC-SR04

Cara menggunakan alat ini yaitu: ketika kita memberikan tegangan positif pada pin
Trigger selama 10uS, maka sensor akan mengirimkan 8 step sinyal ultrasonik
dengan frekuensi 40kHz. Selanjutnya, sinyal akan diterima pada pin Echo. Untuk
mengukur jarak benda yang memantulkan sinyal tersebut, maka selisih waktu
ketika mengirim dan menerima sinyal digunakan untuk menentukan jarak benda
tersebut. Rumus untuk menghitungnya sudah saya sampaikan di atas.

Berikut adalah visualisasi dari sinyal yang dikirimkan oleh sensor HC-SR04.

Gambar 1.5 sistem pewaktu pada sensor HC-SR04


11

2.3 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik

Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah


alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini
akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika
sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan
menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah
gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali
gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor,
kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan
waktu gelombang pantul diterima.

Gambar cara kerja sensor ultrasonik dengan transmitter dan receiver (atas), sensor
ultrasonik dengan single sensor yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver

Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut:


Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan dengan
durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk mengukur
jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah 40kHz. Sinyal
yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan
sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut akan
dipantulkan oleh benda tersebut. Setelah gelombang pantulan sampai di alat
11

penerima, maka sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak benda
tersebut. Jarak benda dihitung berdasarkan rumus :

S = 340. t/2

dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul),
dan t adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu
ketika gelombang pantul diterima receiver.

2.4 Aplikasi Sensor Ultrasonik

Dalam bidang kesehatan, gelombang ultrasonik bisa digunakan untuk melihat


organ-organ dalam tubuh manusia seperti untuk mendeteksi tumor, liver, otak dan
menghancurkan batu ginjal. Gelombang ultrasonik juga dimanfaatkan pada alat
USG (ultrasonografi) yang biasa digunakan oleh dokter kandungan.

Dalam bidang industri, gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi


keretakan pada logam, meratakan campuran besi dan timah, meratakan campuran
susu agar homogen, mensterilkan makanan yang diawetkan dalam kaleng, dan
membersihkan benda benda yang sangat halus. Gelombang ultrasonik juga bisa
digunakan untuk mendeteksi keberadaan mineral maupun minyak bumi yang
tersimpan di dalam perut bumi.

Dalam bidang pertahanan, gelombang ultrasonik digunakan sebagai radar atau


navigasi, di darat maupun di dalam air. Gelombang ultrasonik digunakan oleh kapal
pemburu untuk mengetahui keberadaan kapal selam, dipasang pada kapal selam
untuk mengetahui keberadaan kapal yang berada di atas permukaan air, mengukur
kedalaman palung laut, mendeteksi ranjau, dan menentukan puosisi sekelompok
ikan.
11

BAB III

PENUTUP

2.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas adalah :

1. Sebuah Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip


pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu
objek tertentu di depannya, frekuensi kerjanya pada daerah diatas gelombang
suara dari 40 KHz hingga 400 KHz.

2. Sensor ultrasonic bekerja dengan cara memantulkan sinyal berfrekuensi diatas


20 khz yang kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan
kecepatan berkisar 340 m/s. kemudian akan dipantulkan dan akan diterima
kembali oleh bagian penerima ultrasonic. Dan akan diproses untuk menentukan
jarak dengan rumus S = 340.t/2

3. Sensor Defantech SRF-04 bekerja dengan cara memancarkan sinyal ultrasonik


sesaat dan menghasilkan pulsa output yang sesuai dengan waktu pantul sinyal
ultrasonik sesaat kembali menuju sensor.
11

DAFTAR PUSTAKA

Supiyanto. 2006 . Fisika untuk SMA / MA kelas XII . Jakarta : PT Phibeta Aneka
Gama

Purwanto, Budi. 2009. Fisika SMA Jilid 3Teori dan Implementasinya . Solo : PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

http://atmelmikrokontroler.wordpress.com/2009/06/24/prinsip-kerja-
rangkaian-sensor-ultrasonik/ (diakses pada 25 Oktober 2016)

http://muslimahelektro.blogspot.com/2010/03/sensor-jarak-menggunakan-
sensor-ultra.html (diakses pada 25 Oktober 2016)

http://fahmizaleeits.wordpress.com/2010/10/30/sensor-jarak-srf04/ (diakses
pada 25 Oktober 2016)

Anda mungkin juga menyukai