PENDAHULUAN
sejumlah tantangan dari kehidupan dunia dan budaya modern. Oleh karena itu,
pengkajian dan pemahaman keislaman menjadi sangat urgen bagi umat islam.
dan rasional.
berbagai pendekatan yang harus digali dari berbagai disiplin ilmu untuk
batasan secara jelas mengenai pendekatan dalam mengkaji islam. Hal ini
1
B. Rumusan Masalah
ini adalah :
2
BAB II
PEMBAHASAN
macam pendekatan agar substansi dari agama itu mudah dipahami. Dalam
atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya
kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Oleh karena itu, tidak ada
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua
(Jakarta, Balai Pustaka, Cetakan 10, 1999), hlm. 50.
2
Dr. Armai Arief, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta,
Ciputat Pers), hlm. 99.
3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua
(Jakarta, Balai Pustaka, Cetakan 10, 1999), hlm. 129.
3
persoalaan apakah penelitian agama itu penelitian ilmu sosial, penelitian
berbagai hal dan masalah keislaman sehingga dapat dipahami secara utuh dan
semua orang dapat sampai pada hakikat agama. Disini dapat dilihat bahwa
kesanggupannya. Oleh karena itu, agama hanya merupakan hidayah Allah dan
kepadanya.4
bahwa Islam tidak hanya berwajah tunggal (single face), melainkan berwajah
plural (multiface). Hal ini diperlukan karena Islam sebagai agama tidak boleh
dipahami melalui pintu wahyunya belaka, tetapi juga perlu dipahami melalui
4
Abdullah, Taufik dan Karim, Rusli, Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar,
(Yogyakarta, Tiara Wacana Yogyakarta, 1990, Cet. 2), hlm. 92.
4
memperoleh pengaruh Islam tersebut. Dengan kata lain, memahami Islam
tidak berarti mencari kebenaran teologis atau filosofis, akan tetapi juga
mencari bagaimana Islam itu ada dalam kebudayaan dan sistem sosial dengan
Selama ini ada dua model kajian Islam yang dilakukan, pertama oleh
keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap yang paling
sendiri, komitmen, dan dedikasi yang tinggi serta penggunaan bahasa yang
bersifat subyektif adalah merupakan ciri yang melekat pada bentuk pemikiran
5
Eric J. Sharpe, Comparative Religion of History, (London: Duckworth, 1986), hlm. 313.
6
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 28.
7
Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta: UI Press, 1978), hlm. 32.
5
Sementara pendekatan kedua membahas berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku dari
dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari kejadian
ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang
terdapat dalam dunia idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis.
dalam kajian keislaman, di mana ketika umat Islam mengkaji hasil pemikiran
tataran metode penelitian ilmiah, lebih banyak bersandar pada emosi (intuisi)
daripada rasio. Sikap semacam inilah yang melahirkan aksi-aksi teror dan
Dalam kaitan itu, tidak dapat diragukan bahwa tinjauan yang paling
produktif dalam pengkajian islam telah diberikan oleh para sarjana filologi
dan sejarah. Jadi ada dua bentuk pendekatan yang saling berlawanan yaitu
(believer), dan yang kedua oleh orang lain (historian). Yang pertama
subjektif dengan menilai orang lain benar atau salah, karena melihatnya dari
8
Taufik Abdullah, Sejarah dan Masyarakat, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hlm. 1905.
9
M. Sa’id al-Asymawi, Min Wahyi al-Qalam, (Kairo: Dar al Ma’arif, 1997), hlm. 98-99.
6
Apabila ditinjau dari aspek kebudayaan, agama merupakan universal
kultural. Salah satu prinsip fungsional menyatakan bahwa segala sesuatu yang
tidak berfungsi pasti akan lenyap dengan sendirinya. Karenanya agama islam
dari dulu hingga sekarang dengan tangguh menyatakan eksistensinya. Hal ini
Kondisi umat islam saat ini harus berhadapan dengan dunia modern
yang serba praktis dan maju. Oleh karena itu, umat islam tidak boleh terjebak
kejayaan masa lalu yang terwujud dalam sejarah islam, sementara saat ini
islam masih silau menghadapi masa depannya. Umat islam memang berada
dalam suasana problematik. Jika sekarang umat islam masih berpegang teguh
sebagai ajaran yang mapan dan sempurna serta paten, berarti mereka
memiliki intelektual sebatas itu saja yang pada akhirnya akan menghadapi
agama islam yang merupakan warisan ajaran yang turun temurun agar mampu
7
beradaptasi dan menjawab tantangan serta tuntutan zaman dan dunia modern
dengan tetap berpegang teguh pada sumber ajaran islam yang murni dan asli,
islam agar tetap menjadi seorang muslim sejati yang hidup dan mampu
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya
bagi umat islam agar tetap menjadi seorang muslim sejati yang hidup dan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik dan Karim, Rusli. 1990. Metodologi Penelitian Agama Sebuah
Pengantar. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta.
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Pers.
Nata, Abuddin. 2003. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
10