Anda di halaman 1dari 28

Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan percobaan


Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan kali ini adalah:
 Untuk mengetahui harga K ( konstanta pegas )
 Untuk mengetahui pengaruh viskositas fluida terhadap harga redaman
(damping system) C
 Untuk mengetahui pengaruh variasi pegas – redaman K (l k) dan C (lc)
terhadap perilaku system (respon)

1.2. Dasar teori


1.2.1. Persamaan Gerak – Frekuensi Natural
Sistem berisolasi yang paling sederhana terdiri dari massa dan
pegas seperti ditunjukkan dalam gambar 1. Pegas yang menunjang massa
dianggap mempunyai massa yang dapat diabaikan dan kekakuan k dalam
Newton per meter simpangan. Sistem mempunyai satu derajat kebebasan
karena geraknya digambarkan oleh koordinat tunggal x.
Bila digerakkan isolasi akan terjadi pada frekuensi natural ωn yang
merupakan milik (property) sistem. Kita sekarang mengamati beberapa
konsep dasar yang dihubungkan dengan satu derajat kebebasan.
Hukum Newton kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak
sistem. Seperti ditunjukkan dalam gambar 1. perubahan bentuk pegas pada
posisi kesetimbangan statik dalam Δ, dan gaya pegas kΔ adalah sama
dengan gaya gravitasi w yang bekerja pada pegas m ;
kΔ = w.mg....................................................................................(1)
Dengan mengukur simpangan x dari posisi kesetimbangan statik,
maka gaya – gaya yang bekerja pada m adalah k (Δ + x ) dan w. Dengan x
yang dipilih positif dalam arah kebawah, semua besaran gaya, kecapatan
dan percepatan juga positif dalam arah ke bawah.

Jurusan Teknik Mesin 1


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Gambar. 1
Sistem pegas massa dan diagram benda bebas

Sekarang hukum Newton kedua untuk gerak diterapkan pada massa m.


mx = ΣF = w k( Δ + x )

dan karena k = w, diperoleh


mx  kx ...................................................................................( 2 )
Jelaslah bahwa posisi kesetimbangan statik sebagai kesetimbangan
acuan untuk x mengeliminasi w, gaya yang disebabkan gravitasi, dan gaya
pegas statik k dari persamaan gerak hingga gaya resultante pada m adalah
gaya pegas karena simpangan x saja.

Dengan mendefinisikan frekuensi pribadi angular n sebagai :


k
ωn² = ......................................................................................( 3 )
m
Persamaan ( 2 ) dapat ditulis sebagai :
x + ωn² x = 0 ........................................................................... ( 4 )

Dan dengan membandingkan persamaan x = - ² x disimpulkan


bahwa gerak adalah harmonik. Persamaan (4), suatu persamaan diferensial
linier orde kedua yang homogen, mempunyai solusi umum sebagai berikut
:
x = A sin n t  B cos n t......................................................... ( 5 )
dengan A dan B adalah kedua konstanta yang perlu. Konstanta – konstanta
ini dihitung dari kondisi awal x ( 0 ) dan x ( 0 ), dan persamaan ( 5 ) dapat
ditunjukkan menjadi :

Jurusan Teknik Mesin 2


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

x (0)
x = sin ωn t + x ( 0 ) cos ωn t...........................................
n
(6)
Periodik natural osilasi dibentuk dari ωn τ = 2π, atau
m
  2 ..................................................................................( 7 )
k

dan frekuensi natural adalah


1 m
fn  ...............................................................................( 8 )
2 k

Besaran – besaran ini dapat dinyatakan dalam penyimpangan statik


 dengan mengamati persamaan ( 1 ), kΔ = mg. Jadi persamaan ( 8 ) dapat
dinyatakan dalam penyimpangan statik Δ sebagai :
1 g
fn  ........................................................…....................( 9 )
2 

dan frekuensi natural sistem dengan satu derajat kebebasan ditentukan


secara unik oleh penyimpangan statik Δ.
Satuan yang digunakan dalam persamaan diatas harus konsisten.
Misalnya bila g diberikan dalam inch/s², maka Δ harus dalam inch.
Dengan menggunakan g = 9,81 m/ s², Δ harus dalam meter. Namun lebih
mudah menggunakan Δ dalam mm, Δm = Δmm x 10-3, dalam hal ini
persamaan ( 9 ) menjadi :
1 9,81 15,76
fn   ................................................( 10 )
2  mm  10 3
 mm

1.2.2. Getaran bebas teredam karena kekentalan


Bila sistem linier dengan satu derajat kebebasan dirangsang, maka
responnya akan tergantung pada jenis rancangan dan redaman yang ada.
Bentuk persamaan geraknya pada umumnya adalah :
..
m x + Fd + kx = F ( t ) .............................................................

( 11 )
dengan F ( t ) perangsang dan Fd gaya redaman. Walaupun gambaran gaya
redaman sebenarnya sulit, dapat diasumsikan model – model redaman
ideal yang sering menghasilkan perkiraan respons yang memuaskan. Dari

Jurusan Teknik Mesin 3


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

model – model ini, gaya redaman karena kekentalan, yang sebanding


dengan kecepatan, dan dinyatakan oleh persamaan :
Fd = cx ......................................................................................( 12 )
Dengan c adalah konstanta redaman secara simbolik gaya ini
dinyatakan oleh peredam seperti pada gambar 2. Dari diagram benda bebas
persamaan geraknya dapat ditulis sebagai :
m x + cx + kx = F ( t ) ...........................................................( 13 )
Solusi persamaan diatas ada dua macam F(t) = 0, maka diperoleh
persamaan diferensial homogen yang solusinya sesuai dengan getaran
teredam bebas. Dengan F(t)  0, diperoleh solusi khusus yang disebabkan
karena rangsangan tanpa tergantung pada solusi homogen. Mula – mula
akan diperiksa persamaan homogen yang memberi pengertian tentang
peranan redaman. Dengan persamaan homogen :
m x + cx + kx = 0 ..................................................................( 14 )
maka pendekatan yang biasa adalah memisalkan solusi dengan betuk
x = est.........................................................................................( 15 )

Gambar. 2
Sistem pegas massa – redaman dan diagram benda bebas

Dengan s adalah konstanta. Dengan mensubtitusikan kedalam


persamaan diferensial, diperoleh :
(ms 2  cs  k )e st  0

yang dipenuhi untuk semua nilai t, bila :


c K
s2  s   0 .............................…......................................(16 )
m m

Jurusan Teknik Mesin 4


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Persamaan ( 16 ), Yang dikenal sebagai persamaan karakteristik,


mempunyai dua akar
2
c  c  k
s1, 2       ......................................................( 17 )
2m  2m  m

Jadi solusi umum persamaan gerak diberikan oleh persamaan


X  Ae S 1t  Be S 2t .....................................................................( 18 )
Dengan A dan B adalah konstanta yang harus dihitung dari kondisi
awal x(0) dan x(0).
Persamaan ( 17 ) yang disubtitusikan kedalam persamaan ( 18 )
menghasilkan :
x  e ( c / 2 m ) t 
 Ae
( c / 2 m ) 2  k / mt
 Be ( c / 2 m ) 2  k / mt 
 .........................( 19 )
 

Suku pertama e  ( c / 2 m ) t adalah fungsi waktu yang meluruh


(decaying) secara eksponensial. Tetapi sifat suku – suku didalam kurung
tergantung pada nilai numeric dibawah akar yaitu apakah positif , nol atau
negatif.
Bila suku redaman ( c/2m)² lebih besar dari k/m, maka eksponen
pada persamaan diatas merupakan bilangan rill dan getaran tidak mungkin.
Keadaan ini disebut teredam ( overdamped ).
Bila suku redaman ( c/2m)² kurang dari k/m, maka eksponen

menjadi bilangan khayal,  i k / m  ( c / 2 m) 2 t . Karena


2 2
k / m ( c / 2 m )2 t k  c  k  c 
e  cos   t  i sin   t
m  2m  m  2m 

maka suku – suku persamaan ( 19 ) dalam kurung adalah berisolasi.


Keadaan ini disebut kurang teredam ( underdamped ).
Sebagai batas gerak berisolasi dan gerak tanpa berisolasi
didefinisikan redaman kritis sebagai nilai c yang mereduksi nilai dibawah
tanda akar (radikal) menjadi nol.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap tiga keadaan itu
dengan lebih teliti, dengan menggunakan besaran – besaran yang dipakai
dalam praktek dan dimulai dari redaman kritis.

Jurusan Teknik Mesin 5


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Redaman kritis, untuk redaman C c , radikal dalam persamaan


( 19 ) adalah :
2
 Cc  k
     n2 atauC 2  2m km  2m n ............................( 20 )
 2m  m

Nilai suatu redaman biasanya dinyatakan dalam redaman kritis


oleh rasio nondimensional
C
  ......................................................................................( 21 )
Cc

yang disebut rasio redaman, dengan mengingat bahwa,


C C
  c  n
2m 2m
akar persamaan ( 17 ), dinyatakan dalam  sehingga persamaan ( 17 )
menjadi :
 
s1, 2      2  1  n ............................................................( 22 )

dan ketiga keadaan redaman yang dibahas diatas sekarang tergantung pada
apakah  lebih besar dari, kurang dari, atau sama dengan satu.
Gambar ( 3 ) menunjukkan persamaan ( 22 ) yang digambar pada
bidang kompleks dengan  sepanjang sumbu harizontal. Bila  = 0,
persamaan ( 22 ) menjadi s1, 2 /ωn = ± I sehingga akar pada sumbu
khayal menunjukka keadaan tanpa redaman. Untuk 0 ≤ ξ ≤ 1, persamaan

s1, 2
(22) ditulis kembali menjadi :    i 1 2
n

Gambar. 3
Pertambahan nilai 

Jurusan Teknik Mesin 6


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Jadi akar – akar s1 dan s 2 adalah titik – titik yang kompleks


konjugasi pada busur lingkaran yang konvergen dititik s1,2 / ωn = - 1,0
pada gambar 3. Bila  bertambah sebelum satu maka akar – akar terpisah
sepanjang sumbu horizontal dan tetap merupakan bilangan nyata/rill.
Dengan mengingat diagram ini, solusi yang diberikan oleh persamaan ( 2 )
akan diperiksa.
Gerak berisolasi ξ < 1,0 keadaan kurang teredam. Dengan
mensubtitusikan persamaan ( 22 ) keadaaan ( 18 ), solusi umum menjadi :
e n t  
i 1 2 n t i 1 2 n t
x =  Ae  Be  .........................................
 

( 23 )
Persamaan diatas juga dapat ditulis menjadi seperti salah satu dari
bentuk berikut :
x n

= X c t sin 1   2 n t    .................................................
( 24 )

= e  t C1 sin 1   2 n t  C 2 cos 1   2 n t
n
 ....................

( 25 )
dengan konstanta – konstanta X ,φ , atau C1 , C 2 ditentukan dari kondisi
awal.
Dengan kondisi awal x ( 0 ) dan x ( 0 ), dapat ditunjukkan bahwa
persamaan ( 25 ) menjadi :
 
 nt  x(0)   n x (0) 
x c  sin 1   2
 n t  x ( 0) cos 1    t
n  ...
n 1   2

 
( 26 )
Persamaan ini menunjukkan bahwa frekuensi getaran teredam
adalah sama dengan :
2
d    n 1   2 .............................................................( 27 )
d

Jurusan Teknik Mesin 7


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Gambar 4.
Getaran teredam  < 1,0
Gerak teredam kritis ξ = 1,0. Untuk ξ = 1, diperoleh akar ganda
s1 = s 2 = ωn , dan kedua suku persamaan ( 18 ) bergabung hingga

membentuk suku tunggal


 n t
x  ( A  B )e   n t  C e ..........................................................( 28 )

yang kurang dalam jumlah konstanta yang dibutuhkan untuk memenuhiu


kondisi awal x ( 0 ) dan x ( 0 ) dapat dicari dari persamaan ( 26 ) dengan
mengambil   1.

x  e nt   x(0)   n x(0)t  x(0) ..............................................


( 29 )
Gambar 5 menunjukkan tiga jenis respons dengan simpangan awal
x (0). Bagian – bagian yang bergerak pada banyak meter dan instrumen
adalah teredam untuk mencegah penyimpangan yang melampaui batas
osilasi.

Jurusan Teknik Mesin 8


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Gambar 5.
Gerak teredam kritis  = 1,0

1.2.3. Penurunan logaritmik


Salah satu cara untuk menentukan jumlah redaman yang ada dalam
system dengan cara mengukur laju peluruhan osilasi bebas. Makin besar
redamannya, makin besar laju peluruhannya.
Suatu getaran teredam yang dinyatakan oleh persamaan (24) yaitu :


x  Xe n t sin 1   2  n t   
yang ditunjukkan secara grafik pada gambar ( 6 ) disini dengan
menggunakan istilah pengurangan logaritmik ( logaritmic decrement )
yang didefinisikan sebagai logaritma natural dan rasio dua amplitudo yang
berurutan. Jadi pengurangan logaritmik menjadi :

x1 e nt1 sin 1   2nt1  


  ln ln n.(t  .d )
 
 
.........( 25 )
x2 e 1
sin 1  n (t1  d )  
dan nilai –nilai dari sinusnya adalah sama, bila waktu ditambah dengan
periode redaman  d, mak hubungan diatas menjadi :

e .nt1
  ln  .n ( t1  .d )
 ln e .n .d  .n .d ...............................( 26 )
e

Gambar.6

Jurusan Teknik Mesin 9


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Laju peluruhan osilasi yang diukur dengan pengurangan logaritmik

dengan mensubtitusikan periode redaman  d = 2 / n 1  2 , maka


pengurangan logaritmik diatas menjadi :
2
 .................................................................................( 27 )
1 2

yang merupakan persamaan yang eksak bila  kecil, 1 2  1 , dan


diperoleh persamaan pendekatan :
  2

Gambar dibawah ini menunjukkan diagram nilai – nilai  yang eksak


maupun pendekatannya sebagai fungsi 

Gambar 7.
Pengurangan logaritmik sebagai fungsi 

Jurusan Teknik Mesin 10


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

1.3. Langkah Percobaan


Percobaan kekakuan pegas:
1. Pasang pegas pada tempatnya
2. Ukur dan catat panjang pegas mula – mula tanpa pembebanan
3. Pasang beban F (buah timbangan) pada pegas, untuk harga beban N: 10
N; 12,5 N; 15 N; 17,5 N; 18,5 N (ambil harga g = 10 m/s2)
4. Catat perpindahan (displacement) pegas pada tiap perubahan beban
Percobaan redaman:
1. Siapkan peralatan, pasang ball point & kertas grafik pada tempatnya
2. Pasang pegas dan redaman dengan fluida pelumas mesran MS-40 pada
tempatnya dan ukur posisi masing – masing lc = 0,2 m dan lk = 0,4 m
3. Hidupkan motor pemutar kertas grafik
4. Berikan simpangan pada ujung poros sebesar X = 30 mm kemudian
lepaskan
5. Ukur X1 dan X2 dari grafik yang diperoleh
6. Lakukan langkah 2 dengan merubah lk = 0,6 m
7. Lakukan langkah 3,4, dan 5
8. Lakukan langkah 2 dengan merubah lc = 0,4 m dan lk = 0,6 m
9. Lakukan langkah 3,4, dan 5
10. Ulangi langkah 2 sampai dengan 9 dengan merubah fluida peredam
minyak tanah
1.4. Gambar sederhana alat percobaan.

c k

lc

lk

Jurusan Teknik Mesin 11


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

BAB II
ANALISA DATA HASIL PRAKTIKUM

2.1. Data pengamatan kekakuan pegas 1

No. Gaya F Lo L1 x = L1-L0 F


k
x
(N) (cm) (cm) (cm)
(N/m)

1. 10 0,1614 0,17055 0,00915 1092,806

2. 12,5 0,1614 0,17281 0,01142 1094,571


3. 15 0,1614 0,1751 0,0137 1086,957
4. 17,5 0,1614 0,1778 0,0161 1067,073

5. 20 0,1614 0,18 0,0186 1057,269

/ N = 1037,831 N/m
N
K = Σ KI
Ki
i=1

dimana N = jumlah pengamatan

2.2. Data pengamatan kekakuan pegas 2

Jurusan Teknik Mesin 12


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

No. Gaya F Lo L1 x = L1-L0 F


k
x
(N) (cm) (cm) (cm)
(N/m)
1. 10 0,16525 0,1707 0,00545 1834,862

2. 12,5 0,16525 0,1803 0,01505 830,565


3. 15 0,16525 0,185 0,01525 983,607
4. 17,5 0,16525 0,18905 0,0238 735,294

5. 20 0,16525 0,1901 0,02485 804,829

/ N = 1037,831 N/m
N
K = Σ KI
Ki
i=1

dimana N = jumlah pengamatan

PEGAS 1
2.3. Menghitung harga C ( koefisien peredaman )untuk tiap – tiap fluida
redaman
a ) Fluida peredam SAE ( MS – 40 ) Lc =0,2 ; Lk = 0,6
Data :
Lc = 0,2 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 3,5 cm = 0,035 m
X 2 = 1,15 cm = 0,0115 m
L 0 = 1,25 kg
m = 0,58 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran
yaitu 5 mm dari tepi kertas )

X1
 δ = ln X
2

 0,035 
= ln  
 0,0115 

Jurusan Teknik Mesin 13


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

= 1,113

δ
 ξ=
4π 2

1,113
= ( 4).(3,14) 2

= 0,02

= 0,16

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1083,353).(0,6)
= 1(0,58).(0,1614)

= 144,33 dt-1
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 144,33 ).( 0,16 )
= 26,79 N.s/m

K = 1083,383 N/m

b ) Fluida peredam SAE ( MS – 40 ) Lc =0,9 ; Lk = 0,6


Data :
Lc = 0,9 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 3,5 cm = 0,035
X 2 = 0,15 cm = 0,0015 m
m = 0,58 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran
yaitu 5 mm dari tepi kertas )

Jurusan Teknik Mesin 14


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

X1
 δ = ln X
2

 0,035 
= ln  
 0,0015 

= 3,14

δ
 ξ=
4π 2

3,14
= ( 4).(3,14) 2

= 0,029

= 0,28

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1083,353).(0,6)
= 1(0,58).(0,1614)

= 144,33 dt-1

 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 144,33 ).( 0,28 )
= 46,88 N.s/m

 K = 1083,353 N/m

c ) Fluida peredam SAE ( MS - 40 ) Lc =0,6 ; Lk = 0,6


Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 2,1 cm = 0,021 m

Jurusan Teknik Mesin 15


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

X 2 = 0,1 cm = 0,001 m
m =0,58 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran
yaitu 5 mm dari tepi kertas )

X1
 δ = ln X
2

 0,021 
= ln  
 0,001 

= 3,04

δ
 ξ=
4π 2

3,04
= ( 4).(3,14) 2

= 0,27

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1083,353).(0,6)
= (0,58).(0,16)

= 144,33 dt-1
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 144,33 ).( 0,25 )
= 41,19 N.s/m

 K = 1083,353 N/m

d ) Fluida peredam SAE ( MS – 40 ) Lc =0,6 ; Lk = 0,2


Data :
Lc = 0,6 m

Jurusan Teknik Mesin 16


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

Lk = 0,2 m
X 1 = 2,85 cm = 0,0285 m
X 2 = 0,25 cm = 0,0025 m
m = 0,58 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran
yaitu 5 mm dari tepi kertas )

X 
 δ = ln  X 1 
 2

 0,0285 
= ln  
 0,0025 

= 2,43

δ
 ξ=
4π 2

2,43
= ( 4).(3,14) 2

= 0,061

= 0,24
3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1083,353).(0,2)
= (0,58).(0,1614)

= 83,33 dt-1

 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 83,33 ).( 0,24 )
= 23,2 N.s/m

K = 1083,353 N/m

Jurusan Teknik Mesin 17


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

e ) Fluida peredam SAE ( MS – 40 ) Lc =0,6 ; Lk = 0,4


Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,4 m
X 1 = 0,75 cm = 0,0075 m
X 2 = 0,5 cm = 0,0005 m
m = 0,58 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran
yaitu 5 mm dari tepi kertas )

X 
 δ = ln  X 1 
 2

 0,0075 
= ln  
 0,0005 

= 5,01


 ξ=
4 2

5,01
= ( 4).(3,14) 2

= 0,126

= 0,35

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1083,353).(0,4)
= (0,58).(0,1614)

= 117,84 dt-1

 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 117,84 ).( 0,35 )
= 47,84 N.s/m

Jurusan Teknik Mesin 18


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

 K = 1083,353 N/m

f ) Fluida peredam SAE ( MS - 40 ) Lc =0,6 ; Lk = 0,6


Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 2,8 cm = 0,028 m
X 2 = 0,05 cm = 0,005 m
m = 0,58 kg ( beban yang diberikan untuk mencari titik ideal getaran
yaitu 5 mm dari tepi kertas )

X 
 δ = ln  X 1 
 2

 0,028 
= ln  
 0,005 

= 5,6


 ξ=
4 2

5,6
= ( 4).(3,14) 2

= 0,14

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1083,353).(0,6)
= (0,58).(0,1614)

Jurusan Teknik Mesin 19


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

= 144,33 dt-1

 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 144,33 ).( 0,14 )
= 23,44 N.s/m

 K = 1083,353 N/m

PEGAS 2

a ) Fluida peredam SAE ( MS – 40 ) Lc =0,2 ; Lk = 0,6


Data :
Lc = 0,2 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 2,75 cm = 0,0275 m
X 2 = 0,2 cm = 0,002 m
L 0 = 0,16525 kg
m = 0,58 kg
K = 0,16525
X1
 δ = ln X
2

 0,02275 
= ln  
 0,002 

= 2,62

δ
 ξ=
4π 2

2,62
= ( 4).(3,14) 2

= 0,066

= 0,25

Jurusan Teknik Mesin 20


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1037,831).(0,6)
= (0,58).(0,1652)

= 139,63 dt-1

 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 139,63 ).( 0,25 )
= 40,49 N s/m

 K = 1037,831 N/m
b ) Fluida peredam SAE ( MS – 40 ) Lc =0,4 ; Lk = 0,6
Data :
Lc = 0,4 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 2,8 cm = 0,028 m
X 2 = 1 cm = 0,01 m
L 0 = 0,16525
m = 0,58 kg
K = 1037,831

X1
 δ = ln X
2

 0,028 
= ln  
 0,01 

= 1,02

δ
 ξ=
4π 2

Jurusan Teknik Mesin 21


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

1,02
= ( 4).(3,14) 2

= 0,025

= 0,15

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1037,831).(0,6)
= (0,58).(0,1652)

= 139,63 dt-1
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 139,63 ).( 0,15 )
= 24,29 N.s/m

 K = 1037,83 N/m
c ) Fluida peredam SAE ( MS - 40 ) Lc =0,6 ; Lk = 0,6
Data :
Lc a= 0,6 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 2,1 cm = 0,021 m
X 2 = 0,6 cm = 0,006 m
K = 1037,831
L 0 = 0,16525
m = 0,58 kg

X1
 δ = ln X
2

 0,021 
= ln  
 0,006 

= 1,25

Jurusan Teknik Mesin 22


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

δ
 ξ=
4π 2

1,25
= ( 4).(3,14) 2

= 0,031

= 0,17

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1037,831).(0,6)
= (0,58).(0,1652)

= 139,63 dt-1

 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 139,63 ).( 0,17 )
= 27,53 N.s/m

 K = 1037,831 N/m
d ) Fluida peredam SAE ( Minyak Tanah ) Lc =0,6 ; Lk = 0,2
Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,2 m
X 1 = 2,75cm = 0,0075 m
X 2 = 0,15 cm = 0,0015 m
L 0 = 0,1652
K = 1037,831
m = 0,58 kg

X 
 δ = ln  X 1 
 2

Jurusan Teknik Mesin 23


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

 0,075 
= ln  
 0,0015 

= 1,609

δ
 ξ=
4π 2

1,609
= ( 4).(3,14) 2

= 0,2 dt

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1037,831).(0,2)
= (0,58).(0,1652)

= 80,79 dt-1
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 80,79 ).( 0,2 )
= 18,74 N.s/m

 K = 1037,831 N/m
e ) Fluida peredam SAE ( Minyak Tanah ) Lc =0,6 ; Lk = 0,4
Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,4 m
X 1 = 1,95 cm = 0,0195 m
X 2 = 0,05cm = 0,0005 m
L 0 = 0,1652
m = 0.58 kg

X 
 δ = ln  X 1 
 2

Jurusan Teknik Mesin 24


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

 0,0195 
= ln  
 0,0005 

= 5,96


 ξ=
4 2

5,96
= ( 4).(3,14) 2

= 0,38

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1037,831).(0,4)
= (0,58).(0,1652)

= 114,01 dt-1
 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 114,01 ).( 0,38 )
= 50,25 N.s/m

 K = 1037,831 N/m
f ) Fluida peredam SAE ( Minyak Tanah ) Lc =0,6 ; Lk = 0,6
Data :
Lc = 0,6 m
Lk = 0,6 m
X 1 = 2,15 cm = 0,0215 m
X 2 = 0,15 cm = 0,0015 m
L 0 = 0,1652
m = 0,58 kg
K = 1037,831

Jurusan Teknik Mesin 25


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

X 
 δ = ln  X 1 
 2

 0,0215 
= ln  
 0,0015 

= 2,6


 ξ=
4 2

2,6
= ( 4).(3,14) 2

= 0,25

3k .Lk
 ωn = m.L0

3.(1037,831).(0,6)
= (0,58).(0,1652)

= 139,63 dt-1

 C = 2m.ωn.ξ
= ( 2 ).( 0,58 ).( 139,63 ).( 0,25 )
= 40,49 N.s/m

 K = 1037,83 N/m

Jurusan Teknik Mesin 26


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum ini adalah:


1. Viskositas fluida mempengaruhi harga redaman C. Makin besar harga
viskositas maka harga redaman akan semakin besar atau dengan kata lain
semakin baik efek redamannya.
2. Variasi posisi pegas dan redaman sangat mempengaruhi perilaku system
(respon). Untuk posisi yang berbeda akan menghasilkan harga redaman
yang berbeda.

Jurusan Teknik Mesin 27


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Laporan Praktikum Kinematika dan Dinamika

DAFTAR PUSTAKA

1. Laboratorium kinematika dan dinamika, Buku petunjuk praktikum


kinematika dan dinamika, Jurusan teknik mesin Fakultas teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 2003
2. William W. Seto, Ir. Darwin Sebayang, Getaran mekanis versi SI,
Erlangga, 1985
3. William T. Thomson, Teori Getaran dan Penerapan edisi ke 2,
Erlangga,1988

Jurusan Teknik Mesin 28


Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Anda mungkin juga menyukai