Anda di halaman 1dari 3

Uji Diagnostik Terbaru

Pemeriksaan penunjang diagnostic demam tifoid semakin berkembang dan ada kebutuhan untuk tes
diagnostik yang dilakukan sebisa mungkin cepat dan andal sebagai alternatif uji Widal. Kemajuan
terbaru termasuk tes IDL Tubex® dilaporkan dapat mendeteksi antibodi IgM O9 dari pasien dalam
beberapa menit. Uji serologis cepat lainnya, Typhidot®, membutuhkan waktu tiga jam untuk tdapat
memberikan hasil dan diinterpretasikan. Typhidot® dikembangkan di Malaysia untuk mendeteksi
antibodi IgM dan IgG spesifik terhadap antigen S. typhi. Versi yang lebih baru dari tes ini, Typhidot-
M®, baru-baru ini dikembangkan untuk mendeteksi antibodi IgM tertentu saja. Uji dipstick yang
dikembangkan di Belanda didasarkan pada pengikatan antibodi IgM spesifik S. typhi pada sampel
antigen lipopolisakarida (LPS) S. typhi dan pewarnaan antibodi terikat oleh antibodi IgM yang
dikonjugasikan ke zat warna.

IDL TUBEX
Tes Tubex merupakan salah satu tes yang sederhana dilakukan karena pada prinsipnya hanya
dilakukan satu tahap dan cepat karena membutuhkan waktu sekitar 2 menit. Spesifisitas yang tinggi
pada tes ini karena mendeteksi antibodi terhadap satu antigen hanya pada S. typhi. Antigen O9 yang
digunakan dalam tes ini sangat spesifik karena epitop imunodominannya adalah gula dideoksiheksosa
yang sangat spesifik terhadap badan bakteri S. typhi Antigen ini didapatkan di Salmonella serogroup
D tapi tidak di mikroorganisme lainnya. Adapun antigen yang mirip dengan antigen tersebut adalah
antigen tyvelose yang ditemukan pada Trichinella spiralis namun antibodi terhadap kedua antigen ini
tidak bereaksi silang satu sama lain. Hasil positif yang diberikan oleh Tubex® selalu menunjukkan
adanya infeksi Salmonella, walaupun tes tersebut tidak dapat memberi tahu kelompok D Salmonella
mana yang bertanggung jawab. Infeksi yang disebabkan oleh serotipe lain, termasuk S. paratyphi A,
memberikan hasil negatif.

Paket uji meliputi: 1) set tabung berbentuk V yang dirancang khusus agar memungkinkan diambil
enam sampel per set untuk diperiksa secara bersamaan; 2) reagen A, terdiri dari partikel magnetik
yang dilapisi dengan S. typhi LPS; 3) reagen B, terdiri dari partikel lateks berwarna biru dilapisi
dengan antibodi monoklonal yang spesifik untuk antigen O9. Reagen stabil selama lebih dari satu
tahun pada suhu 4°C, dan setidaknya beberapa minggu pada suhu kamar.

Setetes serum uji dicampur selama sekitar satu menit dengan setetes reagen A di dalam tabung. Dua
tetes reagen B kemudian ditambahkan dan isinya dicampur secara menyeluruh selama 1-2 menit.
Tabung kemudian ditempatkan pada tempatnya. Hasilnya, bisa langsung dibaca atau beberapa jam
kemudian karena didasarkan pada warna campuran reaksi. Berbagai warna yang melibatkan berbagai
proporsi warna kemerahan atau kebiruan menunjukkan hasil yang diharapkan oleh karena interpretasi
atai positif tidaknya suatu tes ini bergantung pada derajat warna. Warna merah menunjukkan negatif
sementara peningkatan warna kebiruan menunjukkan hasil positif.

PRINSIP KERJA sebagai berikut. Jika serum negatif untuk antibodi O9, partikel indikator yang
dilapisi antibodi terikat pada manik-manik magnetik berlapis antigen. Saat magnet diterapkan, partikel
magnetik menempel ke bagian bawah tabung bersamaan dengan partikel indikator biru yang terkait
dengannya. Akibatnya warna latar belakang tertinggal di solusinya. Warna latar belakang ini
sebenarnya dimanfaatkan untuk menyamarkan warna sampel sera haemolysed. Jika, di sisi lain, serum
pasien mengandung antibodi O9, ini mengikat partikel magnetik dan mencegah partikel indikator
tidak mengikatnya. Partikel indikator tetap tersuspensi dan warna larutan yang dihasilkan adalah biru.
Tubex® belum dievaluasi secara ekstensif namun beberapa percobaan sedang direncanakan. Dalam
studi pendahuluan yang melibatkan tes sera, tes dilakukan lebih baik daripada tes Widal baik
sensitivitas dan spesifisitas (24).
TES TYPHIDOT
Tes ini menggunakan antigen untuk mendeteksi antibodi spesifik IgM dan IgG pada S. typhi (25). Tes
ini telah dilakukan dan dievaluasi secara klinis secara multinasional dengan nilai diagnostic masing-
masing riset (26, 27, 28). Tes ini menawarkan kesederhanaan, kecepatan, spesifisitas (75%), ekonomi,
diagnosis dini, sensitivitas (95%) dan nilai prediksi negatif dan positif yang tinggi. Deteksi IgM
menunjukkan demam tifoid pada fase awal infeksi, sementara deteksi IgG dan IgM menunjukkan tifus
akut pada fase tengah infeksi. Di daerah endemisitas tinggi dimana tingkat penularan tipus tinggi,
deteksi IgG spesifik meningkat, karena IgG dapat bertahan lebih dari dua tahun setelah infeksi tifoid
(29) deteksi IgG spesifik tidak dapat membedakan antara kasus akut dan fase pemulihan. Yang dapat
memberikan hasil positif palsu akibat infeksi sebelumnya dapat terjadi. Di sisi lain, IgG positif juga
dapat terjadi jika terjadi reinfeksi. Dalam kasus reinfeksi ada respon imun sekunder dengan
peningkatan IgG yang signifikan terhadap IgM, Untuk meningkatkan akurasi diagnostik dalam situasi
ini, uji Typhidot® yang telah dimodifikasi dengan menonaktifkan IgG dalam sampel serum. Deteksi
IgM spesifik dalam tiga jam menunjukkan infeksi tifoid akut. Evaluasi Typhidot® dan Typhidot-M®
dalam rangkaian klinis menunjukkan bahwa kinerjanya lebih baik daripada tes Widal dan metode
kultur (30).

Dalam diagnosa berdasarkan hasil laboratorium demam tifoid, metode yang digunakan sebagai
standar baku emas dilihat dari sensitivitas, spesifisitas dan nilai prediksi positif maupun negatif harus
mendekati 100%. Studi evaluasi telah menunjukkan bahwa Typhidot-M® lebih unggul daripada
metode kultur (28). Meskipun kultur tetap standar emas tidak dapat menandingi sensitivitas Typhidot-
M® (> 93%), nilai prediksi negatif dan kecepatan (28). Typhidot-M® dapat menggantikan tes Widal
bila digunakan bersamaan dengan metode kultur untuk diagnosis demam tifoid yang cepat dan akurat.
Nilai prediktif negatif yang tinggi dari tes ini menunjukkan bahwa Typhidot-M® akan berguna di
daerah dengan endemisitas tinggi

IgM DIPSTICK

Uji dipstick IgM tipus dirancang untuk serodiagnosis demam tifoid melalui deteksi antibodi IgM
spesifik S. typhi dalam sampel serum atau keseluruhan darah. Pengujian terdiri dari dipstik, reagen
deteksi non-enzimatik yang terliofilisasi, cairan untuk menyusun kembali reagen pendeteksi, cairan
untuk membasahi strip uji dipstick sebelum diinkubasi dengan pereaksi dan reagen pendeteksi, dan
tabung reaksi. Komponen-komponen tersebut stabil selama dua tahun jika disimpan di kisaran suhu 4-
25°C di tempat yang kering dan terlindungi dari paparan langsung sinar matahari. Uji ini didasarkan
pada pengikatan antibodi IgM spesifik S. typhi ke antigen LPS S. typhi dan pewarnaan terhadap
antibodi yang terikat oleh antibodi IgM yang dikonjugasikan ke partikel pewarna. Strip tes putih
dipstick berisi antigen yang tidak bergerak dalam garis yang berbeda. Strip ini juga memiliki garis
kontrol dengan antibodi IgM.

Pengujian dilakukan dengan menginkubasi strip uji yang telah dibasahi dalam campuran reagen serum
dan reagen pendeteksi, serum diencerkan pada 1:50 dalam reagen pendeteksi. Specimen darah utuh
dapat diuji pada pengenceran 1:25 dengan reagen pendeteksi. Masa inkubasi sekitar tiga jam pada
suhu kamar. Saat inkubasi selesai, test strip dibilas secara menyeluruh dengan air lalu dibiarkan
mengering. Hasilnya dibaca dengan inspeksi visual strip uji untuk pewarnaan antigen dan garis
kontrol. Hasil tes dinilai negatif jika tidak ada pewarnaan antigen yang terjadi dan dinilai 1+, 2+, 3+
atau 4+ jika ada pewarnaan yang lemah, sedang kuat atau sangat kuat seperti yang ditunjukkan
dengan perbandingan dengan strip referensi berwarna. Garis kontrol harus terwarnai.

Evaluasi uji dipstick dalam penelitian berbasis laboratorium di Indonesia (31, 32), Kenya (33),
Vietnam (33) dan Mesir (34) telah menunjukkan hasil yang konsisten. Studi ini menunjukkan
sensitivitas 65% sampai 77% untuk sampel yang dikumpulkan pada saat konsultasi pertama dari
pasien yang dikonfirmasi dengan kultur dan spesifisitas 95% sampai 100%. Hasil penelitian melalui
metode kultur dan serologis dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya waktu pengumpulan
sampel dan penggunaan antibiotik sebelum konsultasi dan pengumpulan sampel. Dalam sebuah
penelitian yang dilakukan di Makassar, Indonesia, sensitivitas metode kultur darah diperkirakan 66%,
dan uji dipstik dihitung untuk gabungan kelompok pasien yang dikonfirmasi metode kultur positif dan
kultur negatif dengan diagnosis klinis tifoid dengan sensitivitas 48%. Sensitivitas berkisar antara 29%
untuk sampel yang dikumpulkan selama minggu pertama penyakit sampai 96% untuk sampel yang
dikumpulkan pada tahap selanjutnya. Pengujian pada sampel yang di follow up menunjukkan
terjadinya serokonversi pada sebagian besar pasien tifoid dipstik-negatif.

Tes dipstick memberikan alternatif tes penunjang diagnosis yang cepat dan sederhana untuk diagnosis
demam tifoid, terutama pada situasi di mana fasilitas kultur tidak tersedia. Pengujian dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan tanpa pelatihan formal dan peralatan khusus tidak diperlukan. Listrik tidak
diperlukan, karena komponennya bisa disimpan tanpa pendinginan. Hasil uji dipstick dapat diperoleh
pada hari itu juga saat pasien datang. Hal ini membuat pengobatan dapat sesegera mungkin. Antibodi
spesifik biasanya hanya muncul seminggu setelah timbulnya gejala dan tanda.

Anda mungkin juga menyukai