Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang
Dewasa ini banyak orang yang salah mengartikan profesi seorang arsitek.
Arsitek hanya dipandang sebagai seorang perancang bangunan saja. perancanga
bangunan yang berarti merancang dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya
untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi
estetika, budaya dan social. Namun pada kenyataannya definisi tersebut kurang tepat
dibandingkan dengan ruang lingkup pekerjaan seorang arsitek yang sebenarnya.
Karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangatlah luas mulai dari lingkup interior,
lingkup bangunan, lingkup lingkungan skala bangunan, kota dan regional sert aspek
aspek pendukung lain seperti social, budaya, ekonomi dan seluruh aspek yang
bersangkutan dengan projek yang dikerjaan seorang arsitek. Arsitek sebagai salah satu
tenaga ahli, mempunyai kedudukan dan peranan yang penting dalam pelaksanaan
suatu proyek. Keterlibatan seorang arsitek dimulai dari tahap penyusunan program
perancangan, tahap konsep dan pengembangan konsep, tahap pengembangan desain
(design development), dari mulai mendapatkan proyek hingga pada tahap pelaksanaan
dan pengawasan konstruksi sampai pada tahap pemeliharaan, pengoperasian hingga
pada evaluasi pascahuni.
Tak hanya itu seorang arsitek juga garus memiliki pengetahuan mengenai
management suatu proyek dalam administrasi perusahaan. Hal ini bertujuan sebagai
bekal arsitek kelak dalalm upaya membangun biro konsultannya sendiri maupun bekerja
sama dengan biro atau perusahaan lain dalam urusan mengatur administrasi serta
keuangan perusahaan.
Untuk bisa “survive” dalam dunia pekerjan seorang arsitek tidak hanya berbekal
ilmu teori-teori saja seperti pada bangku kuliah melainkan juga harus berbekal soft-skill
dan hard-skill dalam dunia pekerjaan. Seorang mahasiswa tidak bisa hanya melakukan
“system kupu-kupu” yakni kuliah-pulang-kuliah-pulang saja. Rugi bila fenomena ini
banyak terjadi karena sebagian besar perusahaan tidak mencari calon pekerja pasif di
semasa kuliahnnya, mereka mencari pengalaman. Karena pada dasarnya tidak semua

1
materi yang diberikan pada bangku perkuliahan sesuai dengan kondisi lapangan yang
ada.
Kerja praktek inilah yang menjembatani mahasiswa agar mampu bertahan dalam
mengarungi langkah awal pertempuran dalam upaya mencari pekerjaan. Kerja praktek
merupakan suatu bentuk training bagi mahasiswa untuk merasakan pengalaman terjun
langsung ke lapangan, bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya. Setidaknya
mahasiswa arsitek sudah berupaya untuk melakukan pengenakan terlebih dahulu dan
akan lebih mengetahui sejauh mana tingkat kesiapan untuk benar-benar bisa terjun di
dalam lapangan kerja dan bisa menjadi parameter pemilihan bidang khusus yang akan
dipilih sebagai profesi di kemudian hari. Mata kuliah Kerja Praktek ini merupakan mata
kuliah yang wajib diambil bagi mahasiswa yang memiliki kesaradaran tinggi akan
pentingnya mempersiapkan diri sebelum benar-benar terjn didalam dunia pekerjaan.
Dalam silabus terdapat dua jenis kerja praktek yaitu kerja praktek perencanaan (KP A)
dan kerja praktek pelaksanaan (KP B). Dari kedua jenis kerja praktek ini, mahasiswa
sama-sama diajarkan mengenai bagaimana pekerjaan seorang arsitek di dunia nyata
mulai dari mendesain sampai dengan pengaplikasian desain. Dengan bobot sks yang
berjumlah 2 ini diharapkan mahasiswa sudah memiliki kesiapan dan mengerti akan visi
dan misinya kelak setelah lulus dari kancah perkuliaan.
DekaroBe merupakan sebuah Konsultan Teknik yang tergabung dalam Ikatan
Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) bergerak dalam bidang Perencanaan Teknik
turut ambil bagian dalam peningkatan Pembangunan Nasional.Perusahaan ini lebih
memfokuskan pada perencanaan suatu proyek. DekaroBe adalah tempat penulis
melakukan kerja praktek dimana penulis bisa belajar, berpraktek secara langsung, dan
menambah pengalaman yang berkaitan dengan dunia kerja profesional.

.2 Tujuan dan Sasaran

Mata kuliah kerja praktek ini bertujuan diantaranya :

1. Memberikan gambaran dunia kerja yang sebenarnya kepada mahasiswa sebagai


bekal untuk kemudian hari di dalam memasuki dunia pekerjaan.
2. Untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang tidak didapat
langsung dalam perkuliahan.
3. Memperoleh pengalaman, pengamatan dan pengenalan visual secara langsung
mengenai kondisi yang ada di lapangan dan tempat kerja.

2
4. Sebagai sarana pelatihan dalam hal team work dengan rekan-rekan profesi lainnya.
5. Untuk menyiapkan tenaga kerja yang ahli dan siap pakai dalam masyarakat dan
wiraswastawan dalam bidang perencanaan

Sasaran dari mata kuliah kerja praktek ini yaitu :


1. Perusahan Konsltan Arsitek CV. Dekarobe untuk mendapatkan ilmu mengenai
bagaimana arsitek bekerja di lapangan dan di dalam studio

.3 Batasan dan Lingkup Pembahasan

 Waktu pelaksanaan kerja praktek ini adalah pada tanggal 6 Februari 2017 dan
berakhir pada 10 Maret 2017.
 Praktikan melakukan kerja praktek ini di PT DekaroBe. Lokasi tempat kerja
praktek ini bertempat di Jalan Gisiksari Raya No, 12 Barusari, Kota Semarang,
Jawa Tengah 50174.
 Selain bekerja di kantornya, praktikan juga ikut turun ke lapangan untuk melihat
keadaan di proyek redesain Kantor Pos di Rembang dan Pati.
 Project-project yang dikerjakan oleh praktikan adalah :
1. Survei lapangan
2. Pembuatan data eksisting
3. Pembuatan draft gambar kerja eksisting
4. Pembuatan gambar kerja perencanaan

.4 Metode Pengumpulan Data

Di dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis melakukan teknik pengumpulan
data melalui ;
1. Studi literatur
Untuk mengetahui dan memahami mengenai proyek yang akan penulis kerjakan.
2. Wawancara
Untuk memperkuat pemahaman akan proyek yang dikerjakan.
3. Survei lapangan
Survei lapangan diadakan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana kondisi di
lapangan dalam pelaksanaan konsep desain

3
4. Sketsa
Dari hasil sketsa ini sangat diperlukan dalam proses teknik pengumpulan data
berupa data eksisting yang kemudian di satukan membentuk draft.

.5 Sistematika Penulisan
 Bab I, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang pemilihan
perusahaan tempat kerja praktek, maksud serta tujuan dan 4 permasalahan
secara umum beserta teknik pengumpulan data yang digunakan.
 Bab II berisi 2 hal yaitu pengenalan perusahaan tempat kerja praktek yang
meliputi lokasi perusahaan, sejarah singkat dan profil perusahaan, struktur
organisasi perusahaan dan deskripsi pekerjaan, dan referensi proyek-proyek
yang telah dikerjakan oleh perusahaan dan yang berisi pengenalan lapangan
yang meliputi gambaran dan data umum proyek sampai pada tahap penyerahan
akhir proyek dan masa pemeliharaan proyek.
 Bab III, pembahasan mengenai pelaksanaan dan hasil kerja praktek.
 Bab IV, merupakan proses dalam pemilihan bahan-bahan dan material dalam
bangunan.
 Bab V, merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dari penulis.

4
BAB II

TEORI YANG TERKAIT DENGAN KERJA PRAKTEK

2.1 Konsultan Perencana

2.1.1 Pengertian Kondultan Perencana

Konsultan perencana ialah pihak yang dipercaya oleh pemilik proyek untuk
melaksanakan proses desain. Perencana dapat menuangkan ide atau gagasan dari
owner ke dalam gambar kerja serta perhitungan ataupun perkiraan yang terjadi pada
tahap desain.

Konsultan memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus untuk melengkapi


pengetahuan dan keterampilan arsitek. Arsitek harus dapat mengkoordinasi dan
mengawasi semua aspek proses perancangan. Hampir semua konsultan memakai jasa
rekayasa struktural, mekanikal, elektrikal, sanitasi dan sipil. Konsultan juga memakai
jasa-jasa tertentu sesuai dengan kegiatan projek tersebut. Secara garis besar
perencana dapat:

 Bertindak sebagai perencana serta perancang tapak dan bangunan


 Bertindak sebagai pengawas projek

2.1.2 Klasifikasi Konsultan Perencana

1. Konsultan swasta
Badan usaha ini didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
modal sendiri. Atas keuntungan perusahaan tersebut maka dikenakan pajak
oleh pemerintah. Pendiri badan tersebut tidaklah mesti seorang ahli teknik
melainkan dapat juga seorang awam yang memiliki modal. Dalam hal
demikian ini ia menjalin kerja sama dengan beberapa ahli teknik.

5
2. Konsultan pemerintah

Adalah konsultan perencana milik pemerintah yang di dalamnya bergabung


beberapa arsitek dan ahli teknik lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah.
Berdasarkan atas pelayanannya, maka konsultan perencana dibedakan atas
2 macam, yaitu :

a. Konsultan perencana murni


Konsultan yang demikian disebut murni karena kegiatannya hanya
terbatas pada perencanaan dan perancangan semata. Adapun
pelaksanaannya diserahkan kepada pihak yang lain.

b. Konsultan perencana campuran


Konsultan jenis ini melakukan tugas dwi fungsi yaitu sebagai perencana
dan sebagai pelaksana. Atau paling tidak terlibat dalam proses
pelaksanaannya.

2.1.3 Tugas dan Wewenang Konsultan Perencana

Tugas dan Wewenang dari Konsultan atau Perencana:

1. Mengkaji kebenaran dokumen kontrak sesuai dengan biaya waktu dan mutu.
2. Melakukan pengawasan dan mengendalikan pekerjaan sesuai dengan dokumen
kontrak antara lain: rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), gambar desain dan
detail-detail, rencana anggaran biaya, serta jadual.
3. Wajib melaporkan jalannya pekerjaan kepada pemilik dan menjaga kepentingan-
kepentingan pemilik akan kemungkinan yang merugikan akibat kesalahan atau
ketidaksempurnaan pelaksanaan.
4. Membuat laporan bulanan yang menyangkut aspek realisasi biaya dan kemajuan
pekerjaan.
5. Keputusan yang diambil oleh direksi lapangan sesuai dengan isi dan maksud dari
dokumen kontrak.
6. Memeriksa gambar-gambar pelaksanaan dan contoh yang perlu dipersiapkan
oleh kontraktor.

6
7. Wajib melakukan peninjauan ke lapangan untuk memeriksa kesesuaian
pelaksanaan dengan gambar kerja, RKS dan segala perubahan yang ada dalam
dokumen kontrak.
8. Wajib memberitahukan perbaikan bila terdapat ketidak sesuaian pelaksanaan
dengan dokumen kontrak. Memeriksa contoh bahan bangunan yang dibutuhkan
dalam pelaksaan projek tersebut.
9. Membuat laporan bulanan yang menyangkut aspek realisasi biaya dan progres.
10. Memeriksa contoh bahan yang diserahkan oleh pemborongn agar bahan yang
dipakai dengan bahan yang dipakai sesuai

2.2 Deskripsi Proyek

2.2.1 Pengertian Proyek

Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada


titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat lintas fungsi
organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari berbagai profesi dan
organisasi. Setiap proyek adalah unik, bahkan tidak ada dua proyek yang persis sama.
Dipohusodo (1995) menyatakan bahwa suatu proyek merupakan upaya yang
mengerahkan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan,
sasaran dan harapan penting tertentu serta harus diselesaikan dalam jangka waktu
terbatas sesuai dengan kesepakatan.
Proyek adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untu
menjadikan/mewujudkan sasaran-sasaran (goals) proyek dalam kurun waktu tertentu
yang kemudian berakhir (PT. PP, 2003).
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaita
untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi ) dalam batasan waktu, biaya dan
mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man
(manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode
pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu).

2.2.2 Macam-macam Proyek

a. Proyek Pra Desain

Merupakan penetapan garis-garis besar rencana proyek, meliputi

7
 Rekruitment konsultan (MK, perencana) untuk menterjemahkan kebutuhan
pemilik, membuat TOR, survey, feasibility study kelayakan proyek, pemilihan
desain, schematic design, program dan budget, financing. Disini merupakan
tahap pengelolaan (briefing), studi, evaluasi dan program yang mencakup hal-hal
teknis ekonomis, lingkungan, dll

Hasil dari tahap ini adalah

 Laporan survey
 Studi kelayakan
 Program dan bugdet
 TOR (Term Of Reference)
 Master plan

Study Kelayakan (Feasibility Study)

Tujuan dari tahap ini untuk meyakinkan Pemilik proyek bahwa proyek konstruksi
yang diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek perencanaan dan
perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek
lingkungannya.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap studi kelayakan ini adalah :

 Menyusun rancangan proyek secara kasar dan mengestimasi biaya yang


diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
 Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan,
baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun manfaat tidak langsung
(fungsi sosial)
 Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial.
 Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut
dilaksanakan.

8
Tahap Penjelasan (Briefing)

Tujuan dari tahap penjelasan adalah untuk memungkinkan pemilik proyek


menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga konsultan perencana
dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya
yang diperlukan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

 Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
 Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, dan persyaratan mutu.
 Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan
implikasinya, serta rencana pelaksanaan
 Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu yang menggambarkan denah dan
batas-batas proyek.

c. Proyek Tahap Desain

Tahap perancangan meliputi dua sub tahap yaitu :

 tahap Pra-Desain (Preliminary Design) dan


 tahap pengembangan Desain (Development Design) / Detail Desain (Detail
Design).

Preliminary Design (Pra Rancangan)

Yang mencakup kriteria desain, skematik desain, proses diagram blok plan,
rencana tapak, potongan, denah, gambar situasi/site plan tata ruang, estimasi cost.

Design Development (Pengembangan Rancangan)

9
Merupakan tahap pengembangan dari pra rancangan yang sudah dibuat dan
perhitungan-perhitungan yang lebih detail, mencakup :

 Perhitungan-perhitungan detail (struktural maupun non struktural) secara terperinci


 Gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur, mekanal, dsb)
 Outline specification (garis besar)
 Estimasi cost untuk konstruksi secara terperinci

Desain Akhir Dan Penyiapan Dokumen Pelaksanaan (Final Design &


Construction Documen)

Merupakan tahap akhir dari perencanaan dan persiapan untuk tahap pelelangan,
mencakup :

 Gambar-gambar detail, untuk seluruh bagian pekerjaan


 Detail spesifikasi
 Bill of quantity (daftar volume)
 Estimasi biaya konstruksi (secara terperinci)
 Syarat-syarat umum administrasi dan peraturan umum (dokumen lelang)

Tujuan dari tahap ini adalah :

 Untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan,


metoda konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik
proyek dan pihak berwenang yang terlibat.
 Untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar
rencana dan spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen tender.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perancangan (design) ini


adalah :

 Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penjelasan akhir.


 Memeriksa masalah teknis

10
 Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari Pemilik proyek
 Mempersiapkan rancangan skema (pra-desain) termasuk taksiran biayanya,
rancangan terinci (detail desain), gambar kerja, spesifikasi, jadwal, daftar volume,
taksiran baiaya akhir, dan program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal
waktu.

c. Proyek Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procuremnt/Tender)

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk Kontraktor sebagai


pelaksanan atau sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang melaksanakan
konstruksi di lapangan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah :

Pr akualif ikasi

Seringkali dalam tahap pelelangan diadakan beberapa prosedur agar


kontraktor yang berpengalaman dan berkompeten saja yang diperbolehkan ikut
serta dalam pelelangan. Prosedur ini dikenal sebagai babak prakualifikasi yang
meliputi pemeriksaan sumber daya keuangan, manajerial dan fisik kontraktor
yang potensial, dan pengalamannya pada proyek serupa, serta integritras
perusahaan. Untuk proyek-proyek milik emerintah, Kontraktor yang memenuhi
persyaratan biasanya dimasukkan ke dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM)

DO KUM EN KO NTR AK

Dokumen kontrak sendiri didefinisikan sebagai dokumen legal yang


menguraikan tugas dan tangjung jawab pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

11
Dokumen kontrak akan ada setelah terjadi ikatan kerjasama antara dua pihak
atau lebih. Sebelum hal itu terjadi terdapat proses pengadaan atau proses
pelelangan dimana diperlukan Dokumen lelang atau dokumen tender.

d. Proyek Tahap Pelaksanaan (Construction)

Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan


yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dan sudah dirancang oleh Konsuktan
Perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan
kualitas yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan semua operasional di
lapangan.

Perencanaan dan pengendalian proyek secara umum meliputi :

 Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan


 Perencanaan dan pengendalian organisasai lapangan
 Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
 Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material

Sedangkan koordinasi seluruh operasi di lapangan meliputi :

 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk bangunan


sementara maupun bangunan permanen, serta semua fasilitas dan
perlengkapan yang terpasanag.
 Mengkoordinasikan para Sub-Kontraktor
 Penyeliaan umum.

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk gedung berbeda dengan


pekerjaan konstruksi jalan atau konstruksi bendungan, pelabuhan dsb. Pada
pekerjaan konstruksi, 4 target yang harus dicapai kontraktor :

 Selesai dengan mutu/kualitas paling tidak sama dengan yang ditentukan


dalam spec/perencanaan
 Selesai dengan waktu lebih kecil atau sama dengan waktu perencanaan

12
 Selesai dengan biaya paling tidak sama dengan biaya yang direncanakan
 Selesai dengan tidak menimbulkan dampak lingkungan (sosial, fisik, dan
administratif)
 Pemeriksaan lab/testing
 Penyerahan pertama
 Masa pemeliharaan
 Penyerahan kedua.

2.2.3 Cara Mendapatkan Proyek


a. Proyek Pemerintah
Terdapat beberapa jenis proyek pemerintah yaitu proyek pengadaan, proyek
lelang/seleksi, proyek umum, proyek lelang terbatas, proyek penunjukan
langsung dan proyek sayembara.

b. Proyek Swasta
Proyek swasta biasanya dapat diperoleh oleh divi pemasaran khusus melalui
penawaran, pendekatan personal, promosi/publish di media cetak maupun
online, system kepercayaan dari relasi (penunjukan langsung) dan
sayembara.

2.3 Teori Yang Terkait

2.3.1 Pola Penempatan Masa Bangunan

Pola merupakan suatu yang mengungkapkan skema organisasi


struktural mendasar yang mencangkup suatu penataletakan masa, baik itu
bangunan maupun lingkungan, yang menciptaan suatu hubungan keseimbnagan
dan keselarasan. Untuk jenis pola masa dapat dibagi menjadi beberapa yaitu
(Yadnya, 2012):

a. Monolit (Tunggal)

 Dimensi bangunan besar dan tinggi.

13
 Hubungan kegiatan sangat kompak.
 Cocok dikembangkan pada tapak pada tapak dengan luas tanah terbatas
 Cocok dikembangkan pada tapak yang relatif datar.
 Kesan formal.

2.3.2 Sirkulasi

a. Definisi Sirkulasi

Sirkulasi adalah tali yang terlihat dan menghubungkan ruang-ruang dalam suatu
bangunan atau tali yang menghubungkan deretan ruang dalam dan ruang luar secara
bersama-sama (D.K. Chink, 1973).

b. Jenis-jenis Sirkulasi

Logi Tofani (2011) dalam laporan tugas akhirnya, menyebutkan pada dasarnya
sirkulasi dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya, yaitu:

Sirkulasi Manusia: Pergerakan manusia akan mempengaruhi sistem sirkulasi


dalam tapak. Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau plaza yang membentuk
hubungan erat dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu diperhatikan,
antara lain lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu jalan, dan fasilitas
penyeberangan (Hari, 2009). Selain itu ada beberapa ciri dari sirkulasi manusia, yakni:
1) kelonggaran dan flaxsibel dalam bergerak, 2) berkecepatan rendah, dan 3) sesuai
dengan skala manusia (Tofani, 2011).

Sirkulasi Kendaraan: Aditya Hari (2008) mengungkapkan bahwa secara hierarki


sirkulasi kendaraan dapat dibagi menjadi 2 jalur, yakni antara lain: 1) jalur distribusi, jalur
untuk gerak perpindahan lokasi (jalur cepat), dan 2) jalur akses, jalur yang melayani
hubungan jalan dengan pintu masuk bangunan.

Sirkulasi Barang: Sirkulsi barang umumnya disatukan atau menumpang pada


sistem sirkulasi lainnya. Namun, pada perancangan tapak dengan fungsi tertentu sistem
sirkulasi barang menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Contoh sitem sirkulasi
barang secara hovizontal dan vertikal adalah lift barang, conveyor belt, jalur troli, dan
lain-lain (Rahmah, 2010).

Sistem sirkulasi memiliki dua tujuan, diantaranya yakni (Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):

14
Mempunyai maksud tertentu dan berorientasi ke tempat tujuan, lebih bersifat
langsung. Pemakai mengharapkan bahwa perjalanan dalam system ini akan lebih
singkat dan cepat dengan jarak seminimal mungkin.

Bersifat rekreasi dengan waktu tidak menjadi batasan. Kenyamanan dan


kenikmatan lebih diutamakan.

Ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam merancang suatu sistem
sirkulasi pada bangunan yaitu (Tofani, 2011):

 Aspek-aspek estetis yang dapat menimbulkan aspek emosional.


 Perencanaan yang lebih baik pada tingkat keamanannya.
 Kesan estetis pertama yang diperoleh pada daerah sirkulasi banyak
berpengaruh terhadap banguna secara keseluruhan.
 Pencapaian ke dalam meyebabkan penerimaan bangunan secara keseluruhan
akan menarik, menyenangkan dan mengejutkan.
 Pola sirkulasi yang tidak efisien tidak hanya mempertimbangkan ukuran, ruang,
skala monumental, terbuka dan indah secara visual. tetapi pola sirkulasi harus
jelas tanpa penambahan tanda-tanda pengarah orang berjalan.
 Pencapaian ke dalam hall yang luas dan menarik dengan melalui sebuah pintu
yang tinggi kemudian ke dalam koridor selasar yang bagus akan mengakibatkan
nilai bangunan secara keseluruhan menjadi menarik,menyenangkan dan
mengejutkan.

Ada 3 jenis sirkulasi penghubung ruang,

1. Melewati Ruang

15
Gambar : Sirkulasi melewati ruang

Sumber : http://sadonoarchitect.blogspot.co.id/2010/03/jenis-sirkulasi-penghubung-
ruang.html

· Integritas ruang dipertahankan


· Konfigurasi Jalan luwes
· Untuk menghubungkan jalan utama dengan ruang dapat digunakan ruang perantara

2. Menembus Ruang

Gambar : Sirkulasi menembus ruang

Sumber : http://sadonoarchitect.blogspot.co.id/2010/03/jenis-sirkulasi-penghubung-
ruang.html

16
· Sirkulasi dapat menembus sebuah ruang menerus sumbunya, miring atau sepanjang
sisinya
· Dalam memotong sebuah ruang, sirkulsi membentuk
wilayah-wilayah tertentu untuk aktifitas dan gerak dalam ruang
tersebut

3. Berakhir dalam Ruang

Gambar : Sirkulasi berakhir dalam ruang

Sumber : http://sadonoarchitect.blogspot.co.id/2010/03/jenis-sirkulasi-penghubung-
ruang.html

· Lokasi ruang menentukan arah sirkulasi


· Hubungan ini digunakan untuk memasuki ruang secara fungsional atau ingin juga
melambangkan ruang-ruang yang penting

PolaSirkulasi
Linier: Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang. Jalan
dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, bercabang-cabang,
atau membentuk putaran (loop). Ciri-ciri pola sirkulasi linier, antara lain (Sofyan, 2010 ;
Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):

17
Gambar : pola sirkulasi linier

Sumber : http://sadonoarchitect.blogspot.co.id/2010/03/jenis-sirkulasi-penghubung-
ruang.html

 Sirkulasi pergerakan padat bila panjang jalan tak terbatas dan hubungan aktifitas
kurang efisien.
 Gerakan hanya 2 arah dan memiliki arah yang jelas.
 Cocok untuk sirkulasi terbatas.
 Perkembangan pembangunan sepanjang jalan.
 Mengarahkan sirkulasi pada titik pusat.

2.3.3 Ruang Luar

Ruang adalah suatu wadah yang tidak nyata akan tetapi dapat dirasakan oleh manusia.
Perasaan persepsi masing-masing individu melalui penglihatanya penciumanya pendengaran
dan penafsirannya. Untuk menyatakan bentuk dunianya, manusia menciptakan ruang tersendiri
dengan dasar fungsi dan keindahan yang disebut Ruang Arsitektur. Ruang Arsitektur
menyangkut (Prabawasari, 2008 ; Hutagalung, 2010):

b. Ruang Dalam

Ruang dalam dibatasi oleh tiga bidang, yaitu alas atau lantal, dinding, dan langit-langit
atau atap. Perlu diingat bahwa dalam beberapa hal, ruang dalam sulit untuk dibedakan tiga

18
bidang pembatas yang terjadi, misalnya pada konstruksi shell karena dinding dan atap menjadi
satu.

c. Ruang Luar

Ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang alas dan dindingnya,
sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak terbatas. Sebagai lingkungan luar buatan manusia,
yang mempunyai arti dan maksud tertentu dan sebagain bagian dari alam Arsitektur tanpa Atap,
tetapi dibatasi oleh dua bidang lantai dan dinding atau ruang yang terjadi dengan menggunakan
dua elemen pembatas. Hal ini menyebabkan bahwa lantai dan dinding menjadi elemen penting
di dalam merencanakan ruang luar (Prabawasari, 2008).

d. Terjadinya Ruang Luar

Ruang Hidup

Pengertian dari ruang hidup adalah bentuk yang benar dalam hubungannya dengan
ruang-ruang yang bermutu untuk berkomposisi dengan struktur yang direncanakan dengan baik.
Harus ada hubungannya dengan karakter, massa dan fungsi dari struktur-struktur seperti itu.

Ruang Mati

Ruang mati (death space) dapat disimpulkan sebagai kebalikan daripada ruang hidup,
yaitu Ruang yang terbentuk dengan tidak direncanakan, tidak terlingkup dan tidak dapat
digunakan dengan baik. (ruang yang terbentuk tidak dengan disengaja atau ruang yang tersisa).
Ruang mati bila kita iihat merupakan ruang yang terbuang percuma. Ruang tersebut tanggung
bila digunakan untuk suatu kegiatan. Sebab terjadinya tidak direncanakan (Prabawasari, 2008).

Ruang mati dapat pula terjadi karena adanya ruang yang terbentuk antara 2 atau lebih
bangunan, yang tidak direncanakan khusus sebagai ruang terbuka. Masalah ruang mati ini dapat
dipecahkan atau diubah menjadi ruang hidup bila dalam suatu perencanaan tapak, bangunan-
bangunan ditentukan letaknya dengan sebalk-baiknya, dengan memperhatikan fungsi dan
keseimbangan serta segi estetis (Prabawasari, 2008).

Struktur dan ruang yang dihubungkan sebaiknya direncanakan dan diperkembangkan


bersama-sama sebagai suatu sperpaduan yang mengandung arti kepadatan dan kekosongan
kekosongan (soild and void).

19
e. Ruang Terbuka

Ruang Terbuka pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung
kegiatan aktivitas tertentu dari masyarakat baik secara individu atau secara berkelompok.
Bentuk dari ruang terbuka ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.
Batasan Pola Ruang Umum terbuka adalah (Prabawasari, 2008):

 Bentuk dasar daripada ruang terbuka di luar bangunan.


 Dapat digunakan oieh publik (setiap orang).
 Memberi kesempatan untuk macam-macam kegiatan

Contoh ruang terbuka adalah jalan, pedestrian, taman, plaza, lapangan terbang,
lapangan olah raga.

f. Ruang Terbuka Ditinjau dari Kegiatannya.

Ruang terbuka Aktif adalah ruang terbuka yang mengundang unsur-unsur kegiatan di
dalamnya, antara lain: bermain, olah raga, upacara, berkomunikasi dan berjalanejalan. Ruang ini
dapat berupa: Piaza, lapangan olah raga, tempat bermain, penghijauan di tepi sungai sebagai
tempat rekreasi dan lain lain (Prabawasati, 2008 ; Belia, 2010).

Ruang Terbuka Pasif adalah ruang terbuka yang didaiamnya tidak mengandung kegiatan
manusia, antara lain berupa penghijauan atau taman sebagai sumber pengudaraan lingkungan,
penghijauan sebagai jarak terhadap rel kereta api dan lain lain (Prabawasati, 2008 ; Belia, 2010).

g. Ruang Terbuka Ditinjau dari Bentuknya.

Menurut Rob Meyer (dalam Prabawasari, 2008:9), ruang terbuka (Urban Space)
secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

Berbentuk memanjang: Umumnya hanya mempunyai batas-batas pada sisi-sisinya,


contohnya: jalanan, sungai dan lain-lain.

Berbentuk mencuat: Yang dimaksud dengan bentuk mencuat adatah ruang


terbuka ini mempunyai batas-batas di sekelilingnya, contohnya lapangan, bundaran dan
lain-lain.

h. Ruang Terbuka Ditinjau dari Sifatnya.

Berdasarkan sifatnya ada 2 (dua) jenis ruang terbuka, yaitu (Prabawasati, 2008 ;
Belia, 2010):

20
Ruang Terbuka Lingkungan adalah ruang terbuka yang terdapat pada suatu
lingkungan dan sifatnya umum. Adapun tata penyusunan ruang- ruang terbuka dan
ruangeruang tertutupnya akan mempengaruhi keserasian lingkungan.

Ruang Terbuka Bangunan adalah ruang terbuka oieh dinding bangunan dan
lantai halaman bangunan. Ruang terbuka ini bersifat umum atau pribadi sesuai dengan
fungsi bangunannya. Pada dasarnya fungsi dari Ruang terbuka dapat kita Iihat dari 2
(dua) sisil yaitu baik dari kegunaannya sendiri maupun fungsinya secara ekologis
(berkaitan dengan lingkungannya).

i. Ruang Luar Menurut Kesan Fisiknya.

Ruang Positif.

Merupakan suatu ruang terbuka yang diolah dengan perletakkan massa


bangunan atau obyek tertentu melingkupinya akan bersifat positif. Biasanya terkandung
kepentingan dan kehendak manusia. Ruang positif sama dengan ruang hidup.

Ruang Negatif.

Merupakan ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi dengan jelas dan
bersifat negatif. Biasanya terjadi secara spontan tanpa kegiatan tertentu. Setiap ruang
yang tidak direncanakan, tidak dimaksudkan untuk kegunaan manusia merupakan
Ruang Negatif. Ruang negatif sama dengan ruang mati.

21
BAB III

PROSES KERJA PRAKTEK

3.1 Proses Kerja Praktek

3.1.1 Proses Mendapatkan Kerja Praktek

Gambar : Kantor CV. Dekarobe

Informasi mengenai lokasi kerja praktek CV. DeKaroBe didapatkan dari salah
satu alumni Unika Soegijapranata. Langkah yang saya lakukan adalah dengan datang ke kantor
dan mengajukan langsung pada pemilik perusahaan. Setelah melakukan komunikasi langsung
selanjutnya saya meakukan prosedur dengan mengajukan surat resmi sebagai tanda bukti
mengikuti kerja praktek pada perusahaan tersebut. Saya bisa langsung menjalankan masa
kerja praktek saya di hari esoknya dengan ketentuan menjalani peraturan seperti karyawan
lainnya.

3.2 Proses Pelaksanaan

Pada hari pertama pelaksanaan kerja praktek saya diberikan pengarahan oleh
chief architect mengenai posisi saya dan proyek apa yang akan saya kerjakan. Beliau
penjelaskan bahwa posisi saya adalah sebagai mahasiswa internship dan berada

22
dibawah pengawasan arsitek perancangan. Jika membutuhkan informasi lebih lanjut
saya dianjurkan untuk bertanya kepada arsitek perancang hingga mengerti betul
mengenai proyek yang saya kerjakan.

Saya diberikan tanggung jawab menggarap proyek Redesain Kantor Pos yang
berlokasi di Pati, Jawa Tengah. Sebuhungan dengan waktu magang saya yang sudah
ditentukan oleh kampus adalah sebulan maka chief architect menjelaskan kepada saya
mengenai tahapan-tahapan perancanan terlebih dahulu, beliau pun menjelaskan karena
masa magang yang hanya sebulan tidak memungkinkan untuk menyelesaikan proyek ini
maka saya difokuskan pada tahap awal yakni dari survey lokasi hingga gambar pra
desain. Apabila memungkinkan adanya sisa waktu didalam masa magang maka saya
diperbolehkan melanjutkan hingga rancanan desain baru dengan bekerja sama dengan
arsitek perancang.

23
BAB IV

LAPORAN KERJA PAKTEK

4.1 Pemahaman Perusahaan yang Diikuti

Gambar : Kantor CV. Dekarobe


CV. Dekarobe adalah sebuah perusahaan konsultan arsitek yang focus pada
desain dan redesain Kantor Pos. CV Dekarobe ini berlokasi di Jalan Gisiksari Raya
No. 12, Barusari, Semarang. Perusahaan ini sekarang sedang menggarap Proyek
redesain Kantor Pos yang berlokasi di kota Pati.

Gambar : Kantor Pos Pati


Sumber : Dokumen pribadi

Sebagian besar proyek yang ditangani merupakan proyek dari pemerintah.

24
Gambar : Struktur organisasi perusahaan
Sumber : dokumen pribadi

Gambar diatas merupakan struktur organisasi perusahaan di CV. Dekarobe dan


posisi saya terletak sebagai mahasiswa internship yang digambarkan pada kotak
diagram yang berwarna merah. Posisi saya dibawah arsitek perencana sehingga
dalam mengerjakan tugas lebih banyak berdiskusi dengan mereka.
4.2 Pemahaman terhadap Proyek Yang Diikuti
4.2.1 Proses Mendapatkan Proyek
Proyek di dapatkan melalui penunjukan langsung. Berikut adalah skema proses
mendpatkan proyek.

Penunjukan langsung dilakukan oleh Kepala Kantor Regional Jateng dan DIY POS
Indonesia yang kemudian mengeluarkan Pagu Anggaran berdasarkan peraturan Gubernur
Jateng. Kemudian pihak konsultan memasukkan penawaran sesuaii tanggal di KAK (Kerangka
Acuan Kerja). Setelah memasukkan penawaran terjadilah proses negosiasi. Dalam proses
negosiasi ini Kepala Regional menghasilkan berita acara negosiasi dari harga perencanaan Rp.
38.668.000,00 menjadi 34.928.000,00. Kemudian pihak konsultan membuat surat kesanggupan.
Setelah itu keluarlah Surat Perintah Kerja dari Kantor Pos

25
Kemudian proses perencanaan sudah bisa dilaksanakan. Setelah proses perencanaan
selesai kemudian berlanjut anwizing. Untuk menuju kedalam pelaksanaan kepada kontraktor,
dibuat berita acara serah terima berupa gambar DED, gambar 3D, RAB dan Spesifikasi teknis.
yang diserahkan secara langsung oleh arsitek konsultan ke pihak kontraktor. Kemudian masuk
kedalam proses pelelangan. Dalam proses pelelagan ini memungkinkan kontraktor menawar
harga RAB. Setelah proses pelelangan kemudian Uitzel yakni menentukan titik awal untuk
pelaksanaan pekerjaan konstruksi oleh kontraktor, konsultan, pengawas dan owner.

Berlanjut pada proses pengawasan berkala oleh konsultan dimana biasanya dilakukan
disetiap penarikan termin. Setelah itu menyusun laporan perancangan yang selanjutnya
diserahkan kepada owner

Berikut merupakan skema dari proses mendapatkan proyek hingga pelaksanaan :

Skema 1 – Organisasi Proyek tahap awal


Sumber : Dokumen Pribadi

26
Skema 1 – Organisasi Proyek tahap perencanaan hingga pelaksanaan
Sumber : Dokumen Pribadi

27
4.2.1 Proses Perancangan

Di dalam proyek ini penulis mendapatkan pemahaman dalam rencana redesain


bangunan Kantor Pos. Bahwa proyek redesain tidak semudah dari namanya saja.
Dalam tahap perencanaan, teori yang biasanya diajarkan di kampus di dalam
pelaksanaannya seperti menjalan teori perancangan dengan pendekatan yang berbeda
karena disini eksisting sudah ada dan bangunan tersebut sebagian besar memiiki
kendala. Itulah alasan utama mengapa terdapat proyek redesain dan juga sekaligus
tujuan proyek redesain itu sendiri.

4.2.2 Tahap – Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan dalam proyek redesain diantaranya :

1. Survei lokasi
Langkah awal ketika bergabung di dalam perusahaan adalah
pemapaparan jenis pryek yang akan saya kerjakan selama proses magang.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah survey lokasi. Sebelumnya saya
sudah ditunjukkan foto-foto dokumentasi dari lokasi proyek yang akan saya
kerjakan, tetpi foto dokumentasi saja tidak cukup untuk bisa memahami
kondidi eksisting bangunan. Oleh sebab itu chief architect mengajak saya
untuk survey lokasi.
Hal yang saya lakukan di lapangan adalah melakuan pengukuran denah
eksisting dan menggambar sketsa untuk permasalahan-permasalahan
bangunan yang ada.

Gambar : Kantor Pos Pati

28
Gambar : Kantor Pos Pati, vestibule

Gambar : Kantor Pos Pati, R. Kerja

Gambar : Kantor Pos Pati, akses mobil

29
Selama survei juga mendata eksisting dengan sketsa-sketsa gambar, disamping
itu juga sketch ini memudahkan bagi arsitek perencana dalam mengingat-ingat
ruang apa saja dan lepetakan-peletakannya serta besaran dari ruang-rang yang
ada.

Gambar : Sketsa denah ruang Kantor Pos Pati

30
Gambar : Sketsa denah bagian depan.

Sketsa in mendetailkan untuk membuat façade eksisting sehingga digambar


terpisah untuk memudahkan dalam pemindahan ke dalam gambar kerja soft
drawing.

Gambar : Sketsa area parkir

31
Perlunya menganalisis area parkir motor ini karena dalam rencana desain akan
digunakan sebagai akses jalan yang dilalui mobil dan sekitarnya akan dijadikan
loket bagi lansia untuk mengambil pensiunan.

Gambar : Sketsa ukuran-ukuran jendela dan pintu

32
Gambar : Sketsa ukuran-ukuran jendela dan pintu

2. Pembuatan data eksisting


Setelah survey lokasi selanjutnya adalah membuat data eksisisting. Ini untuk
menetahui sejauh mana permasalahan – permasalahan yang ada untuk dibuat
desain baru.

33
Gambar : data eksisting Atap
Penggambaran data ekssting atap ini untuk memperjelas bentuk awal atap
seperti apa dan sudah mengalami kerusakan seberapa parah. Terlihat pada
bagian penutup atap genteng tanah liat dan dicampur dengan penutup seng. Hal
ini dikarenakan dibawah lapisan seng tersebut merupakan ruang kluis yang
tertutup dak. Sehingga agar dak tidak mudah rusak kemudian ditutup dengan
seng.
Kemudian terlihat lagi bahwa rangka atap yang terbuat dari kayu sudah
mengalami pelapukan yang cukyp parah, sehingga data ini akan memperkuat
urgency perubahan yang harus dilakukan pertama kali pada redesain Kantor Pos
ini.

34
Gambar : data eksisting rangka atap

3. Pembuatan gambar kerja pradesain


Gambar kerja pradesain ini berdasarkan data eksisting shingga sebagai dasar
gambar dalam melakukan perubahan-perubahan untuk desain baru. (gambar
terlampir)
4. Pembuatan gambar kerja rencana perubahan.
Desain baru yang sudah dituangkan menjadi gambar kerja yang nantinya akan
menjadi panutan kontraktor dalam hal pelaksanaan. (gambar terlampir)

35
Denah awal

Denah Perubahan

Dalam perencanaan perubahan ide berasal dari chief architect dan saya langsung
pada penggambaran menuju soft drawing. Perubahan ruang disarkan pada

36
aktivitas pada masing-masing ruang dan memperhitungnya privasi untuk ruang-
ruang yang bersifat privat.

4.3 Hal-hal khusus selama Kerja Praktek


Selama terjung langsung di lapangan tentu tak luput dari permasalahan-
permasalahan yang dihadapi. Maslaah yang penulis hadapi adalah ditemukan
sebuah data yang masih kurang valid yakni jarak akses jalan menuju site dalam
apakah terdapat kemiringan atau tidak. Karena hal ini sangat berpengaruh dalam
gambar pra desain dan tentunya akan memberikan pengaruh lebih besar lagi
apabila tidak segera ditindak lanjuti dengan melakukan survey ulang.

37
Gambar : Sketsa situasi yang harus diukur ulang

Yang di dalam kolom merah adalah jarak yang pada awal pertama survey masih
ragu-ragu. Kemudian dilakukan survei yang kedua kali dan didapatkan angka
tersebut. Pada kotak merah adalah jarak akses yang akan dilalui truk pengangkut
barang karena area tersebut akan dikhususkan untuk truk pengangkut barang
tersebut. Jika tidak dilakukan pengukuran ulang akan menyulitkan untuk mendesain
perubahan karena menentukan keputusan perlu tidaknya mengepras taman yang
berasa pada sudut bangunan tersebut.
Hal ini juga didukung dengan perhitungan dimensi truk. Perhitungan panjang dan
tinggi truk akan menentukan desain dari lebar akses dan ketinggian atap desain
baru tersebut.

38
Gambar : Sketsa dimensi truk pengangkut barang

Sedangkan yang didalam kolom biru adalah akses yang dilewati mobil
pengunjung maupun karyawan menuju dalam site. Memang tidak akan dilakukan
perubahan dalam akses ini akan tetapi jarak ukuran ini penting juga sebagai data
eksisting dalam penggambaran gambar pra desain.
Kesulitan lain juga dihadapi dalam menentukan bentuk asli atap bangunan
kantor pos ini. Karena keterbatasan infrastruktur sehingga harus dilakukan secara
manual dalam menentukan bentuk asli atap tersebut. Langkah dilakukan dengan
melihat atap dari arah bawah dan menentukan titik-titik kemiringan atap dan
memanjat sisi banguanan yang memungkinkan untuk dipanjat.

Gambar : Atap yang sudah lendut karena rangka atap sudah lapuk

39
BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan yang di dapat dari hasil laporan ini adalah pentingnya Kerja Praktek
untuk mahasiswa menghadapi dunia pekerjaan. Sehingga mahasiswa sudah
diperkenalkan terlebih dahulu mengenai apa saja yang harus dikerjakan untuk menjadi
seorang arsitek konsultan. Dan didalam dunia kerja tentunya akan menemui berbagai
macam masalah yang harus diselesaikan demi kelancaran dan kesuksesan proyek yang
sedang dikerjakan.

40
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilmusipil.com/konsultan-perencana-proyek

http://www.pengadaan.web.id/2016/02/tugas-dan-wewenang-konsultan-perencana-
dalam-proyek-konstruksi.html

http://sadonoarchitect.blogspot.co.id/2010/03/jenis-sirkulasi-penghubung-ruang.html

http://anggasvara.blogspot.co.id/2014/06/bab-i-pendahuluan-1.html

41
LAMPIRAN

42

Anda mungkin juga menyukai