Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

PENURUNAN KESADARAN e.c


STROKE HEMORRAGIK

Oleh :
Putri Rara Imas Balerna Pratiwi Silam , S.Ked
NIM: FAA 110 030

Pembimbing :
dr. Erlina Sigai Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF


ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF
RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UNPAR
PALANGKARAYA
SEPTEMBER
2015
LAPORAN KASUS
STASE ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF

IDENTITAS MAHASISWA & DOKTER ICU :

Nama Mahasiswa : PUTRI RARA IMAS BALERNA PRATIWI

NIM : FAA 110 030

Nama & tanda tangan


DOKTER ICU :

dr.Handia Sinseng (..........................................)

Nama Dokter Konsulen Pemeriksa :

(dr. Erlina Sigai Sp.An)


LAPORAN KASUS STASE ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF
IDENTITAS PASIEN :

Nama pasien : Ny. J


Umur : 48 tahun /50 kg
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Masuk dengan indikasi : - Penurunan Kesadaran ec. Stroke Hemoragik
- Hipertensi Emergency

Pasien masuk RSUD dr Doris Sylvanus pada tanggal 07/09/2015 pukul 21.45 WIB.
Pasien rujukan RSUD Pangkalanbun dengan penurunan kesadaran dan hipertensi emergency.
Pasien awalnya beraktivitas seperti biasa kemudian tidur lalu tidak sadarkan diri. Pasien tidak
ada riwayat trauma terjatuh sebelumnya. Pada saat di RS Pangkalanbun pasien ada muntah.
Muntah sebanyak ± 500 cc berisi makanan, darah (-).Pasien menggeluh tidak bisa
menggerakan tangan dan kaki sebelah kiri. Pasien sebelumnya mengeluhkan sakit kepala
sebelumnya 3 hari sebelum masuk RSUD Pangkalanbun. Riwayat Hipertensi (+) tidak
terkontrol, riwayat diabetes (-), riwayat penyakit jantung (-). GCS E2M2V3. Dari hasil CT
scan kepala ditemukan ICH Basal Ganglia volume ± 35 cc dengan perifocal Edema MLS 0,9
cc. Pasien didiagnosa dengan Stroke Hemoragik dan Hipertensi Emergency
FOLLOW UP HARI PERTAMA
Pemeriksaan Fisik (08/09/2015 pukul 02.00 WIB)
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Stupor GCS: 6 (E1M4V1)
Tanda Vital : TD : 150/110 mmHg( MAP 123)
DN : 77 x/m reguler, teraba lemah
RR : 20x/ m SpO2 : 99%
T : 37,60C

Kepala : CA (-/-), SI(-/-)


Pupil isokor (+/+) Refleks cahaya langsung (-/-)
Leher : KGB tidak teraba membesar, JVP 5+2 mmHg
Paru-paru : Simetris, retraksi (-), ketertinggalan gerak (-)
sonor (+/+)
vesikuler +/+, ronki +/+, Wheezing -/-
Cor : Bunyi jantung S1-S2 reguler, Mur-mur (-), Gallop (-)
Abdomen : Datar, Bising Usus (+) meningkat, timpani, hepatosplenomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas, CRT >2 dtk, edem (-)
Kekuatan motorik sulit dinilai

Balance cairan
Input
Parenteral/ 6 jam
Enteral
Jenis Jumlah
- -Manitol 565 ml
- Asering
Total : 565 ml

Output/ 24 jam Jumlah


Urine 1100 ml
IWL 600 ml
Total 1700 ml
Balance cairan/6 jam -1135 /6 jam
Urine output 3 cc/kgBB/jam
Pemeriksaan laboratorium Tanggal 5 September 2015
Parameter Hasil Nilai Normal
Leukosit 13.900 / ul 4.000 – 10.000 /uL
Hb 10,6 g/dl 11 – 16 gr/dL
Hematokrit 35,1 % 37 – 54 %
LED 15 mm 0-15
Diff. Count
Basofil - % 0-1
Eosinofil 1% 1-2
Stab 5% 2-6
Segmen 81 % 50-70
Limfosit 10 % 20-40
Monosit 3% 2-8
Gula darah 133 mg/dl < 200mg/dL
SGOT 36 u/l < 37 U/L
SGPT 19 u/l < 42 U/L
Ureum 33 mg/dl 10-50 mg/dl
Kreatinin 0,7 mg/dl 0,5 – 0,9 mg/dl
Tanggal 7 September 2015
Parameter Hasil Nilai Normal
Leukosit 11.040 / ul 4.000 – 10.000 /uL
Eritrosit 5.030.000/ul 3.500.000 – 5.500.000 /uL
Hb 9,9 g/dl 11 – 16 gr/dL
Hematokrit 31,7 % 37 – 54 %
Trombosit 249.000 /ul 150.000 – 400.000 /uL
Gula darah 129 mg/dl < 200mg/dL
Creatinin 1,48 mg/dl 0,17-1,5 mg/dl
SGOT - < 37 U/L
SGPT - < 42 U/L
HbSAg - (-) negatif

Parameter Hasil Nilai Normal


Natrium (Na) 145 mmol/L 135 – 148 mmol/L
Kalium (K) 3,7 mmol/L 3,5 -5,3 mmol/L
Chlorida (Cl) - 98 – 106 mmol/L
Calsium (Ca) 1,2 mmol/L 0,98 – 1,2 mmol/L

Diagnosis: - Stroke Hemoragik


- Hipertensi Stage II
TERAPI MEDIKAMENTOSA

NO Jenis terapi medikamentosa Efek farmakologi


1. Inf. Tutofusin : Kalbamin : D10 % 20 Tutofusin mengandung cairan air dan elektrolit.
tpm Komposisi/ L Na 100 meq , K 18 meq, Ca 4 meq,
Mg 6 mg, Cl 90 meq, acetate 38 meq, sorbitol 50
g.
Kalbamin merupakan nutrisi parenteral dengan
endogeneus formula pada keadaan stress metabolik
dengan osmolaritas 800 mOsm/L
Cairan Infus D 10% mengandung larutan
anhydrous glukosa dengan osmolaritas 555
mOsm/l
2. Inf. Manitol 5 x 125 ml Manitol menembus sawar darah otak, mencegah
edema otak, dan memiliki efek diuresis.
Osmolaritas 1098 mOsm/L
3. Inj. Cefotaxime 3 x 1 gr (IV) Antibiotik golongan sefalosporin generasi 3
mekanisme kerja menghambat sintesis
mukopeptida pada dinding sel bakteri. Cefotaxime
memiliki stabilitas yang tinggi terhadap Beta
Laktamase yang dihasilkan oleh bakteri gram
negatif dan gram positif
4. Inj. Neurobion 1x 1 amp ( 3cc) (IV) Kombinasi vitamin neurotropik (B1,B6, B12) yang
dapat memperbaiki sel neuron
5. Inj. Mecobalamin 2 x 500 μg/ml (IV) Mecobalamin meningkatkan metabolisme asam
nukleat, protein, dan lemak. Bekerja sebagai
koenzim dalam sintesa methionin, terlibat dalam
sintesis thyamide pada deoxyuridine, mempercepat
sintesis DNA, dan RNA, mempercepat sintesis
lecthin dan sel-sel neuron, mempercepat maturasi
dan diferensiasi eritroblast.
6. Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV) Citicoline meningkatkan aktivitas pembentukan
dari retikular dalam otak khususnya aktivitas
sistem retikuler asending yang berhubungan
dengan proses kesadaran, meningkatkan aktivitas
sistem piramidal dan memperbaiki paralisis
motorik dan aliran oksigen dan metabolisme
serebral
7. Inj. Lanzoprazole 2 x 30 mg (IV) Lanzoprazole merupakan penghambat pompa
proton yang bekerja menekan sekresi lambung
secara spesifik dengan menghambat H+K+ATP-
ase dari sel-sel parietal mukosa lambung
8. Inj Asam Tranexamat 3 x 500 mg Asam traneksamat memiliki aktivitas
(IV) antiplasminik, aktivitas hemostatis dengan
mencegah degradasi fibrin, pemecahan trombosit
dan kerapuhan vaskular, dan pemecahan faktor
koagulasi, serta memiliki aktivitas anti alergi dan
peradangan dengan cara menghambat produksi
kinin dan senyawa peptida aktif yang berperan
dalam proses inflamasi dan reaksi alergi
9. Inj. Metamizole 3 x 1 gr (IV) Metamizole merupakan suatu derivat
metansulfonat aminopirin. Pengaruhnya terhadap
susunan saraf pusat dan perifer menghambat
pembentukan prostaglandin
10 Inf. Paracetamol 4 x 100 ml/ jam Paracetamol merupakan golongan non-opioid
dengan onset analgesik dan antipiretik yang cepat
(onset 5-10 menit) lama kerja 4-6 jam dan di
eliminasi melalui hati serta memiliki efek
morphine sparing effect.
11. SP. Nicardipine 30 mg dalam Nacl Nicardipine memiliki aktivitas vasodilatasi
0,9% dosis 0,6 mg  2,5 cc/ jam koroner, menghasilkan peningkatan aliran darah
koroner dan penurunan resistensi perifer sehingga
mengurangi preload, afterload,

ADVIS LAINNYA
NO ADVIS TUJUAN
1. Suction berkala Untuk membebaskan jalan napas pasien dari
lendir, menghindari terjadinya aspirasi
2. Balance cairan Untuk mengetahui keseimbangan cairan
tubuh pasien sesuai target terapi.
3. Oral hygiene Untuk menjaga kebersihan mulut pasien
agar tidak menambah sumber infeksi pasien
4. Head up 30⁰ Untuk mencegah obstruksi vena di leher
5. Nebulizer dengan Untuk membantu melancarkan jalan nafas
Physiological Zouth 5 cc/ 6 pasien dan mengencerkan sekret pada
jam saluran nafas
6. Transfusi PRC 1 kolf Untuk menaikan kadar Hb
7. Pro Cito Craniotomy
evakuasi ICH apabila : Craniotomy dilakukan untuk mencegah
a. GCS menurun > 2 penekanan intra kranial yang bisa
poin menyebabkan kematian pada pasien.
b. Pupil anisokor D/S
-
8. Miring kanan- kiri / 2 jam Untuk mobilisasi rutin pasien mencegah
terjadinya dekubitus
FOLLOW UP HARI KEDUA
Pemeriksaan Fisik (09/09/2015 pukul 07.00 WIB)
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Somnolen GCS: 8 (E1M5V2)
Tanda Vital : TD : 152/104 mmHg( MAP 120)
DN : 110 x/m reguler, teraba lemah
RR : 23x/ m SpO2 : 99%
T : 36,1 0C
Kepala : CA (-/-), SI(-/-)
Pupil isokor (+/+) Refleks cahaya langsung (-/-)
Leher : KGB tidak teraba membesar, JVP 5+2 mmHg
Paru-paru : Simetris, retraksi (-), ketertinggalan gerak (-)
sonor (+/+)
vesikuler +/+, ronki +/+, Wheezing -/-
Cor : Bunyi jantung S1-S2 reguller, Mur-mur (-), Gallop (-)
Abdomen : Datar, Bising Usus (+) normal, timpani, hepatosplenomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas, CRT >2 dtk, edem (-)

Balance cairan
Input
Parenteral/ 24 jam
Enteral
Jenis Jumlah
Susu 4 x -Manitol 3180 ml
150 cc - Tutofusin
-Kalbamin
- D 10%

Total : 3180 ml

Output/ 24 jam Jumlah


Urine 600 ml
IWL 600 ml
Total 1200 ml
Balance cairan/6 jam + 1980 /24 jam
Urine output 0,41 cc/kgBB/jam
HASIL LABORATORIUM
Tanggal 09 September 2015

Parameter Hasil Nilai Normal


Leukosit 11.010 / ul 4.000 – 10.000 /uL
Eritrosit 5.710.000/ul 3.500.000 – 5.500.000 /uL
Hb 12,2 g/dl 11 – 16 gr/dL
Hematokrit 37,5 % 37 – 54 %
Trombosit 243.000 /ul 150.000 – 400.000 /uL
Gula darah sewaktu 107 mg/dl < 200mg/dL
Creatinin 2,13 mg/dl 0,17-1,5 mg/dl
Ureum 74 mg/dl 21 -53

Parameter Hasil Nilai Normal


Natrium (Na) 137 mmol/L 135 – 148 mmol/L
Kalium (K) 4,2 mmol/L 3,5 -5,3 mmol/L
Chlorida (Cl) - 98 – 106 mmol/L
Calsium (Ca) 1,05 mmol/L 0,98 – 1,2 mmol/L

Diagnosis: - Stroke Hemoragik


- Hipertensi stage II
- Insuf Renal

TERAPI MEDIKAMENTOSA
Tanggal 9 September 2015
NO Jenis terapi medikamentosa Efek farmakologi
1. Inf. Tutofusin : Kalbamin : D10 % 20 Tutofusin mengandung cairan air dan elektrolit.
tpm Komposisi/ L Na 100 meq , K 18 meq, Ca 4 meq,
Mg 6 mg, Cl 90 meq, acetate 38 meq, sorbitol 50
g.
Kalbamin merupakan nutrisi parenteral dengan
endogeneus formula pada keadaan stress
metabolik dengan osmolaritas 800 mOsm/L
Cairan Infus D 10% mengandung larutan
anhydrous glukosa dengan osmolaritas 555
mOsm/l
2. Inf. Renxamin 500 cc / 24 jam Meningkatkan status protein dan nutrisi pada
pasien dengan gangguan ginjal
3. Inf. Manitol 5 x 125 ml Manitol menembus sawar darah otak, mencegah
edema otak, dan memiliki efek diuresis.
Osmolaritas 1098 mOsm/L
4. Inj. Cefotaxime 3 x 1 gr (IV) Antibiotik golongan sefalosporin generasi 3
mekanisme kerja menghambat sintesis
mukopeptida pada dinding sel bakteri.
Cefotaxime memiliki stabilitas yang tinggi
terhadap Beta Laktamase yang dihasilkan oleh
bakteri gram negatif dan gram positif
5 Inj. Neurobion 1x 1 amp ( 3cc) (IV) Kombinasi vitamin neurotropik (B1,B6, B12)
yang dapat memperbaiki sel neuron
.6. Inj. Mecobalamin 2 x 500 μg/ml (IV) Mecobalamin meningkatkan metabolisme asam
nukleat, protein, dan lemak. Bekerja sebagai
koenzim dalam sintesa methionin, terlibat dalam
sintesis thyamide pada deoxyuridine,
mempercepat sintesis DNA, dan RNA,
mempercepat sintesis lecthin dan sel-sel neuron,
mempercepat maturasi dan diferensiasi
eritroblast.
7 Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV) Citicoline meningkatkan aktivitas pembentukan
dari retikular dalam otak khususnya aktivitas
sistem retikuler asending yang berhubungan
dengan proses kesadaran, meningkatkan aktivitas
sistem piramidal dan memperbaiki paralisis
motorik dan aliran oksigen dan metabolisme
serebral
8 Inj. Lanzoprazole 2 x 30 mg (IV) Lanzoprazole merupakan penghambat pompa
proton yang bekerja menekan sekresi lambung
secara spesifik dengan menghambat H+K+ATP-
ase dari sel-sel parietal mukosa lambung
9 Inj Asam Tranexamat 3 x 500 mg (IV) Asam traneksamat memiliki aktivitas
antiplasminik, aktivitas hemostatis dengan
mencegah degradasi fibrin, pemecahan trombosit
dan kerapuhan vaskular, dan pemecahan faktor
koagulasi, serta memiliki aktivitas anti alergi dan
peradangan dengan cara menghambat produksi
kinin dan senyawa peptida aktif yang berperan
dalam proses inflamasi dan reaksi alergi
10 Inj. Metamizole 3 x 1 gr (IV) Metamizole merupakan suatu derivat
metansulfonat aminopirin. Pengaruhnya terhadap
susunan saraf pusat dan perifer menghambat
pembentukan prostaglandin
11 Inf. Paracetamol 4 x 100 ml/ jam Paracetamol merupakan golongan non-opioid
dengan onset analgesik dan antipiretik yang cepat
(onset 5-10 menit) lama kerja 4-6 jam dan di
eliminasi melalui hati serta memiliki efek
morphine sparing effect.
12 SP. Nicardipine 30 mg dalam Nacl Nicardipine memiliki aktivitas vasodilatasi
0,9% dosis 0,6 mg  2,5 cc/ jam koroner, menghasilkan peningkatan aliran darah
koroner dan penurunan resistensi perifer
sehingga mengurangi preload, afterload,
13 Ketocid 3 x 1 tab (NGT) Membantu memenuhi kebutuhan asam amino
dengan kandungan nitrogen yang rendah.

ADVIS LAINNYA
NO ADVIS TUJUAN
1. Diet Sonde Susu 4 x Untuk diet enteral pasien bertahap agar
150 cc melatih kerja lambung
2. Suction berkala Untuk membebaskan jalan napas pasien dari
lendir, menghindari terjadinya aspirasi
3. Balance cairan Untuk mengetahui keseimbangan cairan
tubuh pasien sesuai target terapi.
4. Oral hygiene Untuk menjaga kebersihan mulut pasien
agar tidak menambah sumber infeksi pasien
5. Head up 30⁰ Untuk mencegah obstruksi vena di leher

6. Nebulizer dengan Untuk membantu melancarkan jalan nafas


Physiological Zouth 5 pasien dan mengencerkan sekret pada
cc/ 6 jam saluran nafas
7. Pro Cito Craniotomy
evakuasi ICH apabila : Craniotomy dilakukan untuk mencegah
c. GCS menurun penekanan intra kranial yang bisa
> 2 poin menyebabkan kematian pada pasien.
d. Pupil anisokor
D/S
-
8. Miring kanan- kiri / 2 Untuk mobilisasi rutin pasien mencegah
jam terjadinya dekubitus
9. Kompres agresif bila Untuk Membantu menurunkan suhu tubuh
suhu > 37,8 ⁰ C pasien
FOLLOW UP HARI KETIGA
Pemeriksaan Fisik (10/09/2015 pukul 07.00 WIB)
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Apatis GCS: 13 (E4M6V3)
Tanda Vital : TD : 150/90 mmHg( MAP 110)
DN : 80 x/m reguler, teraba lemah
RR : 21x/ m SpO2 : 99%
T : 36,1 0C
Kepala : CA (-/-), SI(-/-)
Pupil isokor (+/+) Refleks cahaya langsung (-/-)
Leher : KGB tidak teraba membesar, JVP 5+2 mmHg
Paru-paru : Simetris, retraksi (-), ketertinggalan gerak (-)
sonor (+/+)
vesikuler +/+, ronki +/+, Wheezing -/-
Cor : Bunyi jantung S1-S2 reguler, Mur-mur (-), Gallop (-)
Abdomen : Datar, Bising Usus (+) normal, timpani, hepatosplenomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas, CRT >2 dtk, edem (-)

Balance cairan
Input
Parenteral/ 24 jam
Enteral
Jenis Jumlah
Susu 4 x -Manitol 2722 ml
200 cc - Tutofusin
-Kalbamin
- D 10%
- Renxamin

Total : 2722 ml

Output/ 24 jam Jumlah


Urine 750 ml
IWL 600 ml
Total 1350 ml
Balance cairan/6 jam + 1372 /24 jam
Urine output 0,5 cc/kgBB/jam
HASIL LABORATORIUM
Tanggal 10 September 2015

Parameter Hasil Nilai Normal


Gula darah sewaktu 186 mg/dl < 200mg/dL
Creatinin 2,63 mg/dl 0,17-1,5 mg/dl
Ureum 168 mg/dl 21 -53

Parameter Hasil Nilai Normal


Natrium (Na) 138 mmol/L 135 – 148 mmol/L
Kalium (K) 3,6 mmol/L 3,5 -5,3 mmol/L
Chlorida (Cl) - 98 – 106 mmol/L
Calsium (Ca) 1,13 mmol/L 0,98 – 1,2 mmol/L
Diagnosis: - Stroke Hemoragik
- Hipertensi stage II
- Insuf Renal

TERAPI MEDIKAMENTOSA
Tanggal 10 September 2015
NO Jenis terapi medikamentosa Efek farmakologi
1. Inf. Tutofusin : Kalbamin : D10 % 20 Tutofusin mengandung cairan air dan elektrolit.
tpm Komposisi/ L Na 100 meq , K 18 meq, Ca 4 meq,
Mg 6 mg, Cl 90 meq, acetate 38 meq, sorbitol 50
g.
Kalbamin merupakan nutrisi parenteral dengan
endogeneus formula pada keadaan stress metabolik
dengan osmolaritas 800 mOsm/L
Cairan Infus D 10% mengandung larutan
anhydrous glukosa dengan osmolaritas 555
mOsm/l
2. Inf. Renxamin 500 cc / 24 jam Meningkatkan status protein dan nutrisi pada
pasien dengan gangguan ginjal
3. Inf. Manitol 5 x 125 ml Manitol menembus sawar darah otak, mencegah
edema otak, dan memiliki efek diuresis.
Osmolaritas 1098 mOsm/L
4. Inj. Cefotaxime 3 x 1 gr (IV) Antibiotik golongan sefalosporin generasi 3
mekanisme kerja menghambat sintesis
mukopeptida pada dinding sel bakteri. Cefotaxime
memiliki stabilitas yang tinggi terhadap Beta
Laktamase yang dihasilkan oleh bakteri gram
negatif dan gram positif
5 Inj. Neurobion 1x 1 amp ( 3cc) (IV) Kombinasi vitamin neurotropik (B1,B6, B12) yang
dapat memperbaiki sel neuron
.6. Inj. Mecobalamin 2 x 500 μg/ml (IV) Mecobalamin meningkatkan metabolisme asam
nukleat, protein, dan lemak. Bekerja sebagai
koenzim dalam sintesa methionin, terlibat dalam
sintesis thyamide pada deoxyuridine, mempercepat
sintesis DNA, dan RNA, mempercepat sintesis
lecthin dan sel-sel neuron, mempercepat maturasi
dan diferensiasi eritroblast.
7 Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV) Citicoline meningkatkan aktivitas pembentukan
dari retikular dalam otak khususnya aktivitas
sistem retikuler asending yang berhubungan
dengan proses kesadaran, meningkatkan aktivitas
sistem piramidal dan memperbaiki paralisis
motorik dan aliran oksigen dan metabolisme
serebral
8 Inj. Lanzoprazole 2 x 30 mg (IV) Lanzoprazole merupakan penghambat pompa
proton yang bekerja menekan sekresi lambung
secara spesifik dengan menghambat H+K+ATP-
ase dari sel-sel parietal mukosa lambung
9 Inj Asam Tranexamat 3 x 500 mg Asam traneksamat memiliki aktivitas
(IV) antiplasminik, aktivitas hemostatis dengan
mencegah degradasi fibrin, pemecahan trombosit
dan kerapuhan vaskular, dan pemecahan faktor
koagulasi, serta memiliki aktivitas anti alergi dan
peradangan dengan cara menghambat produksi
kinin dan senyawa peptida aktif yang berperan
dalam proses inflamasi dan reaksi alergi
10 Inj. Metamizole 3 x 1 gr (IV) Metamizole merupakan suatu derivat
metansulfonat aminopirin. Pengaruhnya terhadap
susunan saraf pusat dan perifer menghambat
pembentukan prostaglandin
11 Inf. Paracetamol 4 x 100 ml/ jam Paracetamol merupakan golongan non-opioid
dengan onset analgesik dan antipiretik yang cepat
(onset 5-10 menit) lama kerja 4-6 jam dan di
eliminasi melalui hati serta memiliki efek
morphine sparing effect.
12 SP. Nicardipine 30 mg dalam Nacl Nicardipine memiliki aktivitas vasodilatasi
0,9% dosis 0,6 mg  2,5 cc/ jam koroner, menghasilkan peningkatan aliran darah
koroner dan penurunan resistensi perifer sehingga
mengurangi preload, afterload,
13 Ketocid 3 x 2 tab (NGT) Membantu memenuhi kebutuhan asam amino
dengan kandungan nitrogen yang rendah.
14 Inj. Dexametasone 3x 5 mg (IV) Deksametasone merupakan obat anti inflamasi dan
anti alergi. Golongan glukokortikoid mempunyai
efek sedikit menahan sodium. Waktu paruh plasma
3-4 jam Mencapai kadar puncak 1-2 jam.
Metabolisme di hati dan eksresi melalui urin.
15 Bisolvon Syr 3 x 10 cc (NGT) Merupakan kombinasi sekretolitik yakni
bromhexine dengan suatu ekspektoran ,
guaiaphenesin. Bekerja menghancurkan sekret
pada saluran pernafasan dengan menghancurkan
serat-serat mukoprotein pada sputum sehingga
mudah dikeluarkan.

ADVIS LAINNYA
NO ADVIS TUJUAN
1. Diet Sonde Susu 4 x 150 cc Untuk diet enteral pasien bertahap agar
melatih kerja lambung
2. Suction berkala Untuk membebaskan jalan napas pasien dari
lendir, menghindari terjadinya aspirasi
3. Balance cairan Untuk mengetahui keseimbangan cairan
tubuh pasien sesuai target terapi.
4. Oral hygiene Untuk menjaga kebersihan mulut pasien
agar tidak menambah sumber infeksi pasien
5. Head up 30⁰ Untuk mencegah obstruksi vena di leher

6. Nebulizer dengan Untuk membantu melancarkan jalan nafas


Physiological Zouth 5 cc/ 6 pasien dan mengencerkan sekret pada
jam saluran nafas
7. Pro Cito Craniotomy
evakuasi ICH apabila : Craniotomy dilakukan untuk mencegah
e. GCS menurun > 2 penekanan intra kranial yang bisa
poin menyebabkan kematian pada pasien.
f. Pupil anisokor D/S
-
8. Miring kanan- kiri / 2 jam Untuk mobilisasi rutin pasien mencegah
terjadinya dekubitus
9. Kompres agresif bila suhu > Untuk Membantu menurunkan suhu tubuh
37,8 ⁰ C pasien
FOLLOW UP HARI KEEMPAT
Pemeriksaan Fisik (11/09/2015 pukul 07.00 WIB)
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Apatis GCS: 13 (E4M6V3)
Tanda Vital : TD : 148/81 mmHg( MAP 103)
DN : 60 x/m reguler, teraba lemah
RR : 20x/ m SpO2 : 99%
T : 36,5 0C
Kepala : CA (-/-), SI(-/-)
Pupil isokor (+/+) Refleks cahaya langsung (-/-)
Leher : KGB tidak teraba membesar, JVP 5+2 mmHg
Paru-paru : Simetris, retraksi (-), ketertinggalan gerak (-)
sonor (+/+)
vesikuler +/+, ronki +/+, Wheezing -/-
Cor : Bunyi jantung S1-S2 reguler, Mur-mur (-), Gallop (-)
Abdomen : Datar, Bising Usus (+) normal, timpani, hepatosplenomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas, CRT >2 dtk, edem (-)

Balance cairan
Input
Parenteral/ 24 jam
Enteral
Jenis Jumlah
Susu 4 x -Manitol 2955 ml
200 cc - Tutofusin
-Kalbamin
- D 10%
- Renxamin

Total : 2955 ml

Output/ 24 jam Jumlah


Urine 2700 ml
IWL 600 ml
Total 3300 ml
Balance cairan/6 jam + 345 /24 jam
Urine output 1,8cc/kgBB/jam
Diagnosis: - Stroke Hemoragik
- Hipertensi stage II
- Insuf Renal

TERAPI MEDIKAMENTOSA
Tanggal 11 September 2015

NO Jenis terapi medikamentosa Efek farmakologi


1. Inf. Tutofusin : Kalbamin : D10 % Tutofusin mengandung cairan air dan elektrolit.
20 tpm Komposisi/ L Na 100 meq , K 18 meq, Ca 4 meq,
Mg 6 mg, Cl 90 meq, acetate 38 meq, sorbitol 50 g.
Kalbamin merupakan nutrisi parenteral dengan
endogeneus formula pada keadaan stress metabolik
dengan osmolaritas 800 mOsm/L
Cairan Infus D 10% mengandung larutan anhydrous
glukosa dengan osmolaritas 555 mOsm/l
2. Inf. Renxamin 500 cc / 24 jam Meningkatkan status protein dan nutrisi pada pasien
dengan gangguan ginjal
3. Inf. Manitol 5 x 125 ml Manitol menembus sawar darah otak, mencegah
edema otak, dan memiliki efek diuresis. Osmolaritas
1098 mOsm/L
4. Inj. Cefotaxime 3 x 1 gr (IV) Antibiotik golongan sefalosporin generasi 3
mekanisme kerja menghambat sintesis mukopeptida
pada dinding sel bakteri. Cefotaxime memiliki
stabilitas yang tinggi terhadap Beta Laktamase yang
dihasilkan oleh bakteri gram negatif dan gram
positif
5 Inj. Neurobion 1x 1 amp ( 3cc) (IV) Kombinasi vitamin neurotropik (B1,B6, B12) yang
dapat memperbaiki sel neuron
.6. Inj. Mecobalamin 2 x 500 μg/ml Mecobalamin meningkatkan metabolisme asam
(IV) nukleat, protein, dan lemak. Bekerja sebagai
koenzim dalam sintesa methionin, terlibat dalam
sintesis thyamide pada deoxyuridine, mempercepat
sintesis DNA, dan RNA, mempercepat sintesis
lecthin dan sel-sel neuron, mempercepat maturasi
dan diferensiasi eritroblast.
7 Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV) Citicoline meningkatkan aktivitas pembentukan dari
retikular dalam otak khususnya aktivitas sistem
retikuler asending yang berhubungan dengan proses
kesadaran, meningkatkan aktivitas sistem piramidal
dan memperbaiki paralisis motorik dan aliran
oksigen dan metabolisme serebral
8 Inj. Lanzoprazole 2 x 30 mg (IV) Lanzoprazole merupakan penghambat pompa proton
yang bekerja menekan sekresi lambung secara
spesifik dengan menghambat H+K+ATP-ase dari
sel-sel parietal mukosa lambung
9 Inj Asam Tranexamat 3 x 500 mg Asam traneksamat memiliki aktivitas antiplasminik,
(IV) aktivitas hemostatis dengan mencegah degradasi
fibrin, pemecahan trombosit dan kerapuhan
vaskular, dan pemecahan faktor koagulasi, serta
memiliki aktivitas anti alergi dan peradangan
dengan cara menghambat produksi kinin dan
senyawa peptida aktif yang berperan dalam proses
inflamasi dan reaksi alergi
10 Inj. Metamizole 3 x 1 gr (IV) Metamizole merupakan suatu derivat metansulfonat
aminopirin. Pengaruhnya terhadap susunan saraf
pusat dan perifer menghambat pembentukan
prostaglandin
11 Inf. Paracetamol 4 x 100 ml/ jam Paracetamol merupakan golongan non-opioid
dengan onset analgesik dan antipiretik yang cepat
(onset 5-10 menit) lama kerja 4-6 jam dan di
eliminasi melalui hati serta memiliki efek morphine
sparing effect.
12 SP. Nicardipine 30 mg dalam Nacl Nicardipine memiliki aktivitas vasodilatasi koroner,
0,9% dosis 0,6 mg  2,5 cc/ jam menghasilkan peningkatan aliran darah koroner dan
penurunan resistensi perifer sehingga mengurangi
preload, afterload,
13 Ketocid 3 x 2 tab (NGT) Membantu memenuhi kebutuhan asam amino
dengan kandungan nitrogen yang rendah.
14 Inj. Dexametasone 3x 5 mg (IV) Deksametasone merupakan obat anti inflamasi dan
anti alergi. Golongan glukokortikoid mempunyai
efek sedikit menahan sodium. Waktu paruh plasma
3-4 jam Mencapai kadar puncak 1-2 jam.
Metabolisme di hati dan eksresi melalui urin.
15 Bisolvon Syr 3 x 10 cc (NGT) Merupakan kombinasi sekretolitik yakni
bromhexine dengan suatu ekspektoran ,
guaiaphenesin. Bekerja menghancurkan sekret pada
saluran pernafasan dengan menghancurkan serat-
serat mukoprotein pada sputum sehingga mudah
dikeluarkan.
ADVIS LAINNYA
NO ADVIS TUJUAN
1. Diet Sonde Susu 4 x 150 cc Untuk diet enteral pasien bertahap agar
melatih kerja lambung
2. Suction berkala Untuk membebaskan jalan napas pasien dari
lendir, menghindari terjadinya aspirasi
3. Balance cairan Untuk mengetahui keseimbangan cairan
tubuh pasien sesuai target terapi.
4. Oral hygiene Untuk menjaga kebersihan mulut pasien
agar tidak menambah sumber infeksi pasien
5. Head up 30⁰ Untuk mencegah obstruksi vena di leher

6. Nebulizer dengan Untuk membantu melancarkan jalan nafas


Physiological Zouth 5 cc/ 6 pasien dan mengencerkan sekret pada
jam saluran nafas
7. Pro Cito Craniotomy
evakuasi ICH apabila : Craniotomy dilakukan untuk mencegah
g. GCS menurun > 2 penekanan intra kranial yang bisa
poin menyebabkan kematian pada pasien.
h. Pupil anisokor D/S
-
8. Miring kanan- kiri / 2 jam Untuk mobilisasi rutin pasien mencegah
terjadinya dekubitus
9. Kompres agresif bila suhu > Untuk Membantu menurunkan suhu tubuh
37,8 ⁰ C pasien
DISKUSI

1. Berapa nilai Osmolaritas plasma normal tubuh manusia ?


 275 -295 mOsm/kg
2. Syarat pemberian nutrisi parenteral ?
 Pasien dengan sumbatan saluran cerna tersumbat
 Pasien dengan saluran cerna terlalu pendek
 Gangguan saluran cerna oleh proses radang
 Kesadaran rendah
 Post operasi berat

Anda mungkin juga menyukai