Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN ELEKTIF ORTODONSIA

(STATUS PEMERIKSAAN
DAN PERAWATAN ORTHODONTI)

NOMOR MODEL :
01

NAMA PASIEN : AISYAH HUMAIRAH


OPERATOR : AFIF R. THABRANI
NIM : 04121004044
PEMBIMBING : drg. ARYA PRASETYA B, Sp.Ort

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

1
STATUS PEMERIKSAAN
DAN PERAWATAN ORTHODONTI

Operator : Afif R. Thabrani


NIM : 04121004044
Pembimbing : drg. Arya Prasetya B, Sp.Ort
No. Kartu :
No. Model :1

I. IDENTITAS
Nama pasien : Aisyah Humairah
Umur : 21 Tahun 5 Bulan
Suku : Arab
Jenis kelamin : Perempuan
Status Kawin : Belum menikah
Alamat : Jl. Dr. M. Isa Lorong Gubah No. 60, RT. 21, Rw. 05,
Kelurahan Duku, Kecamatan IT II, Palembang.
Telepon : 081994913794
Pekerjaan : Mahasiswi
Rujukan dari :-
Nama Ayah : Rusdi Hasan
Suku : Arab
Umur : 51 Tahun
Pekerjaan orang tua : Wiraswasta
Nama Ibu : Fatimah
Suku : Arab
Umur : 49 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat orang tua : Jl. Dr. M. Isa Lorong Gubah No. 60, RT. 21, Rw. 05,
Kelurahan Duku, Kecamatan IT II, Palembang.

2
II. WAKTU PERAWATAN
Pendaftaran : Tgl. 24 November 2015
Pencetakan : Tgl. 24 November 2015
Pemasangan alat : Tgl. -
Retainer : Tgl. -

III. PEMERIKSAAN KLINIS


A. Pemeriksaan Subjektif ( Anamnesis )
a. Keluhan Utama:
Pasien datang ke RSKGM dengan keluhan makanan yang dikunyah tidak
halus sejak ± 10 tahun yang lalu, Pasien merasa hal tersebut membuatnya
tidak percaya diri sehingga pasien ingin giginya dirapikan.

 Riwayat Kesehatan :
 Kelahiran : Normal
 Urutan kelahiran : Anak Ke – 1 dari 3 anak
 Nutrisi : ASI 1 tahun, susu botol 1 tahun
 Penyakit berat yang pernah diderita : -
 Kelainan Kongenital :-
 Lain-lain :-

Keterangan : Dari riwayat kesehatan pasien maka dapat disimpulkan bahwa riwayat
kesehatan baik dan tidak ada penyakit berat yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan gigi.

b. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan gigi geligi :


a. Gigi Desidui :
Pertumbuhan gigi susu berlangsung baik dan tidak ada riwayat rampan
karies

3
b. Gigi Bercampur :
Gigi susu yang goyang dicabut sendiri oleh orang tua./l

c. Gigi Permanen:
Gigi-gigi anterior bawah berjejal. Gigi molar atas belakang dicabut.

Kesimpulan : riwayat pada gigi permanen mempunyai kontribusi


menyebabkan gigi malposisi.

 Kebiasaan Buruk (berkaitan dengan keluhan pasien): Tidak ada


 Riwayat Keluarga (berkaitan dengan keluhan pasien): ada
Kelainan rahang dan gigi pada:
 Ayah : Susunan gigi tidak rapi dan hubungan rahangnya orthognati.
 Ibu : Susunan gigi tidak rapi dan hubungan rahangnya orthognati.
 Saudara : Gigi rahang bawah susunan tidak rapi dan hubungan
rahangnya orthognati.
Keterangan: Dari riwayat keluarga, maka didapat tanda-tanda genetik yang
berkaitan dengan keluhan pasien.

B. Pemeriksaan Objektif
1. Umum :
 Jasmani : Baik, Ket : pasien datang dalam keadaan sehat
 Mental : Baik, Ket : pasien kooperatif saat komunikasi
 Status gizi : Normal
Tinggi badan (TB) : 152 cm
Berat badan(BB) : 38 kg
Indeks masa tubuh (IMT) = BB( kg ) = __38__ = 16,44 (Kurus)
TB² (m) (1,52)²

4
1. Lokal
a. Ekstra Oral
Wajah Depan
 Bentuk kepala : Dolicocephalic (panjang,sempit)
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠𝑢𝑝𝑟𝑎𝑚𝑎𝑠𝑡𝑜𝑖𝑑𝑒𝑢𝑠)
Indeks kepala = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑔𝑙𝑎𝑏𝑒𝑙𝑙𝑎−𝑜𝑐𝑐𝑖𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙) 𝑥 100
11
=14,5 𝑥 100
= 75,86

 Bentuk wajah : Hyper-euryprosop (pendek,lebar)


𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝑔𝑛𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛)
Indeks Muka = 𝑥 100
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑤𝑎𝑗𝑎ℎ (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑧𝑖𝑔𝑜𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘 )
7,5
= 10 𝑥 100
= 75

 Simetri : simetris
 Proporsi : normal
 Tonus Otot Mastikasi : normal
 Tonus otot bibir : normal
 Posisi bibir istirahat : tertutup
 Profil wajah samping : cembung (convex)

b. Intra Oral
Jaringan Lunak
 Gingiva : Normal / Tidak normal
 Mukosa : Normal / Tidak normal
 Lidah : Normal / Tidak normal
 Tonsil : Normal / Tidak normal
 Palatum : Tinggi / Normal / Rendah
 Frenulum :Fren. Labii Superior: Tinggi / Normal / Rendah
Fren. Labii Inferior : Tinggi / Normal / Rendah
Fren. Labii Lingualis: Tinggi / Normal / Rendah
 Hygiene mulut : OHI-S : 0,33 (baik)

5
Gigi-Gigi
Pemeriksaan gigi :
- Gigi 26 dicabut

K T K MP X K
V IV III II I I II III IV V
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
V IV III II I I II III IV V
T
K K T MP MP MP MP MP MP K
K

Keterangan :
K : Karies R : Radiks T : Tambalan
I : Inlay X : Telah dicabut P : Persistensi
Im : Impaksi J : Jaket O : Belum Erupsi
Ag : Agenesis B : Bridge En : Prwtn endodontik

 Analisa Fungsi
Penelanan : Normal / Tidak normal
Bicara : Lidah normal / Lidah terletak di antara gigi
Penutupan mulut : Normal / Tidak normal
Pernapasan : Mulut tertutup / Mulut terbuka
Senyum : Gusi terlihat / Normal
Kelainan TMJ : Tidak ada kelainan

6
IV. ANALISIS FOTOGRAFI
A. Analisa Foto Wajah

Hair line

Glabela

Subnasal

Menton

Tampak Depan

Glabella

Lip Contour Atas


Lip Contour Bawah
Pogonion

Tampak Samping

7
Analisis fotografi menurut Graber (1972) :
 Simetris
simetri wajah dapat dianalisis dengan membagi wajah menjadi dua
dengan menggunakan garis tengah simetris wajah melalui titik glabella,
puncak hidung, titik tengah bibir dan titik tengah dagu.
 Proporsi : normal
Wajah dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu : bagian atas (dari batas
garis rambut ke titik glabella), bagian tengah (dari titik glabella ke titik
subnasal), dan bagian bawah (dari titik subnasal ke titik menton).
Proporsi dikatakan normal apabila didapat perbandingannya 1/3 bagian
atas, 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian bawah.
 Garis orbita kanan kiri – garis mulut : sejajar
 Profil muka: cembung
Untuk menentukan profil muka digunakan 4 titik anatomis yaitu
glabella (di tengah-tengah antara alis kanan dan kiri), lip contour atas
(titik terdepan dari bibir atas), lip contour bawah (titik terdepan dari
bibir bawah), pogonion (titik terdepan dari dagu, pada symphisis
mandibula). Pada pasien ini profil muka cembung karena titik
pertemuan lip contour atas dan lip contour bawah berada di depan garis
glabella- pogonion.
Kesimpulan : dari analisis fotografi didapat bahwa pasien memiliki wajah yang
simetris, proporsi wajah normal, garis orbita kanan dan kiri sejajar, dan memiliki
profil muka cembung.

8
B. Analisa Model Studi
1. Rahang Atas
 Arah Sagital
 Inklinasi gigi insisivus: Normal
 Arah Transversal
 Midline segaris
 24 = palatoversi;
 27 = migrasi
 Arah Vertikal
- Infra versi : Tidak ada
- Supra versi : Tidak ada

2. Rahang Bawah
i) Arah Sagital
- Inklinasi gigi insisivus : Normal
- Kurva Spee : Normal

ii) ArahTransversal :
- 32 = distolabiotorsiversi;
- 34 = mesiolabioversi;
- 35 = mesiolinguoversi;
- 41,42 = distolabioversi;
- 43 = linguoversi

iii) Arah Vertikal :


- Infra versi : Tidak ada
- Supra versi : Tidak ada

9
Lebar Mesiodistal Gigi ( mm )
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
Gigi Kanan Kiri Normal Ket Kanan Kiri Normal Ket
1 7,6 7,7 7.40-9.75 N 4,4 4,9 4.97-6.60 N
2 6,4 6,1 6.05-8.10 N 5,5 5,8 5.45-6.85 N
3 7,1 7,6 7.05-9.32 N 6,8 6,7 6.15-8.15 N
4 6,8 6,8 6.75-9.00 N 6,6 6,7 6.35-8.75 N
5 6,1 6,2 6.00-8.10 N 6,9 6,8 6.80-9.55 N
6 9,7 - 9.95-12.10 N 10,6 10,7 10.62-13.05 N

Kesimpulan : ukuran lebar mesio distal semua gigi – gigi di rahang atas dan
rahang bawah berada dalam ukuran normal.
Model Dalam Keadaan Oklusi
Arah Sagital
Overjet : 11 : 2,7 mm 21 : 3,2 mm
41 31
Relasi Kaninus : Kanan : I Kiri : I
Relasi M1 permanen : Kanan : I Kiri : -
Arah Transversal
Garis Median : Segaris / Tidak Segaris
Arah Vertikal
Overbite : 11 : 2,7 mm 21 : 2,5 mm
41 31
Open bite : Tidak Ada

10
C. Skema Gigi-Gigi Dari Oklusal
 Rahang Atas

Malposisi:
24 = palatoversi;
27 = migrasi

 Rahang Bawah

Malposisi :

32 = distolabiotorsiversi;
34 = mesiolabioversi;
35 = mesiolinguoversi;
41,42 = distolabioversi;
43 = linguoversi

11
Skema Gigi-Gigi Dalam Keadaan Oklusi
 Arah Anterior

Midline :
RA
Midline segaris : Midline gigi
rahang atas segaris dengan
midline wajah

RB
Midline segaris : Midline gigi
rahang bawah segaris dengan
midline wajah
 Arah Kanan
 Relasi Kaninus : klas 1
 Relasi Molar : klas I
 Overjet 11 : 2,7 mm
41
 Overbite 11 : 2,7 mm
41
 Relasi Molar Kanan ( 16 ) : klas 1
46

 Arah Kiri
 Relasi Kaninus : klas 1
 Relasi Molar : -
 Overjet 21 : 3,2 mm
31
 Overbite 21 : 2,5 mm
31
 Relasi Molar Kiri ( 26 ) : -
36

12
D. Perhitungan
Metode Pont RA
 Jumlah mesio distal 12 11 21 22 : 27,8 mm
 Jarak P1-P1 Pengukuran = 34,4 mm
 Jarak P1-P1 Penghitungan = Σmd I X 100
80
27,8  100

80
= 34,75
 Diskrepansi = 0,35 mm kontraksi / distraksi

 Jarak M1-M1 Pengukuran = 48,2 mm


 Jarak M1-M1 Penghitungan = Σmd I X 100
64
27,8  100

64
= 43,43
Diskrepansi = 4,77 mm kontraksi / distraksi

 Keterangan :
 Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter P ( metode Pont )
mengalami penyempitan ruang sebesar 0,35 mm. Termasuk dalam
kategori derajat ringan ( mild degree ) .
 Pertumbuhan lengkung gigi pada regio inter M ( metode Pont )
mengalami pelebaran ruang sebesar 4,77 mm. Termasuk dalam kategori
derajat ringan ( mild degree ).

13
Metode Howes RA
 Jarak inter tonjol P1-P1 : 37,0 mm
 Jumlah mesio distal M1-M1 : 78,1 mm
 Inter P1 : jarak inter tonjol P1-P1X 100 %
Σ Md M1-M1
37,0
= X 100%
78,1
= 47,37 %
 Keterangan : karena jarak inter P1 sebesar 47,37% yang menyatakan inter
P1 lebih besar dari 43 %, maka lengkung gigi dapat
menampung gigi-gigi dalam lengkungnya secara teratur.

 Jarak inter fossa canina : 43,4 mm


 Inter fossa canina = jarak inter fossacanina X 100 %
Σ Md M1-M1
43,4
= X 100%
78,1
= 55,56 %

 Keterangan: karena jarak inter fossa canina sebesar 55,56 % yang


menyatakan inter fossa canina lebih besar dari 44 %, maka
lengkung basal dapat menampung gigi-gigi dalam
lengkungnya secara teratur.

14
Metode KORKHAUS
 ∑ Insisivus rahang atas = 27,8 mm
 Jarak antara 2 gigi insisivus satu maksila ke titik tengah garis interpremolar
pada model gigi = 17,5 mm
 Tabel KORKHAUS = 16,5 mm
 Diskrepansi = 1 mm
 Keterangan: Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anteriorposterior
mengalami protraksi.

V. ANALISIS RADIOGRAFI
 Jenis Foto : Panoramik

VI. DIAGNOSA ORTHODONTI


 Maloklusi Angle Kelas I dental tipe 1 dengan:
 Malposisi gigi individual:
 24 palatoversi;
 27 migrasi
 32 distolabiotorsiversi;
 34 mesiolabioversi;
 35 mesiolinguoversi;
 41,42 distolabioversi;
 43 linguoversi
 Overjet 11 : 2,7 mm, Overjet 21 : 3,2 mm
41 31

 Overbite 11 : 2,7 mm, Overbite 21 : 2,5 mm


41 31

 Relasi molar kanan 16 = kelas I, molar kiri 26 =


46 36
 Midline rahang atas : segaris
 Midline rahang bawah : segaris

15
VII. ETIOLOGI
1. Faktor umum: -
2. Faktor lokal: Pada periode gigi permanen, terdapat gigi pada rahang atas
dilakukan pencabutan sehingga posisi gigi-gigi permanen menempati
ruangan di luar lengkung ideal.

Determinansi Lengkung

Rahang atas:
Panjang lengkung ideal : Kanan : 45,2 mm, Kiri : 39,0 mm
∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan : 43,7 mm, Kiri : 34,4 mm
Diskrepansi : Kanan :+1,5 mm, Kiri : +4,6 mm

Rahang bawah:
Panjang lengkung ideal : Kanan : 41,4 mm, Kiri : 42,9 mm
∑ Mesio distal gigi I1-M1 : Kanan : 40,8 mm, Kiri : 41,6 mm
Diskrepansi : Kanan : +0,6 mm, Kiri : +1,3 mm
Overjet awal : 11 = 2,7 21 = 3,2 Overjet akhir : 11 = 2,7 mm 21 = 3,2 mm
41 31 41 31

16
VIII. RENCANA PERAWATAN
A. Tahap 1 (Mengoreksi malposisi gigi individual)
Rahang atas
- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 13-
23 untuk menjaga lengkung gigi.
- T spring dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada gigi 24 untuk
mendorong gigi ke arah bukal.
- Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 17 dan
27 sebagai retensi dan stabilisasi.

Rahang bawah
- Labial bow dibuat dari kawat diameter 0,7 mm dengan U loop dari 34-
44 untuk mempertahankan lengkung gigi ideal.
- Simple spring dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada gigi 32, 41, 42,
43 untuk mendorong gigi ke arah labial.
- T spring dibuat dari kawat diameter 0,6 mm pada gigi 34 dan 35 untuk
mendorong gigi ke arah bukal.
- Adam’s klamer dibuat dari kawat diameter 0,7 mm pada gigi 36 dan
46 sebagai retensi dan stabilisasi.

B. Tahap 2 (Penyesuaian Oklusi)


Pasien diinstruksikan untuk menggigit articulating paper berwarna biru
dalam posisi sentrik, kemudian pasien diinstruksikan untuk melakukan
gerakan mastikasi. Sesudah itu, dilakukan pemeriksaan tonjol-tonjol
oklusal dan sisi mesial gigi, apabila berwarna biru menandakan adanya
traumatik oklusi sehingga perlu dilakukan grinding pada gigi tersebut
sampai warna biru seimbang pada semua sisi insisal dan semua tonjol.

C. Tahap 3 (Pemakaian Retainer)


Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan lengkung gigi
yang telah terkoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung gigi

17
yang baru serta mencegah agar gigi-gigi tidak relaps. Alat terdiri dari
busur labial kawat stainless steel diameter 0,7 mm dan adam’s klamer
diameter 0,7 mm pada gigi molar kedua rahang atas dan gigi molar
pertama rahang bawah.

IX. SKETSA PESAWAT ORTODONTI

Rahang Atas
Tahap 1 Keterangan

Alat-alat yang digunakan :

1. Labial bow Ө 0,7 mm


2. T spring Ө 0,6 mm
3. Adam’s klamer Ө 0.7 mm

Rahang Bawah
Tahap 1 Keterangan

Alat-alat yang digunakan :

1. Labial bow Ө 0,7 mm


2. Simple spring Ө 0,6 mm
3. T spring Ө 0,6 mm
4. Adam’s klamer Ө 0.7
mm

18
IX. PROGNOSIS
A. Baik
Keterangan :
Prognosis baik karena berdasarkan motivasi dan sikap pasien yang positif.

Palembang, Desember 2015

Menyetujui,
Pembimbing Operator

drg. Arya Prasetya B., Sp.Ort Afif R. Thabrani


NIP.19740602200501101 NIM. 04121004044

19

Anda mungkin juga menyukai