Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“STROKE”

OLEH :
Kelompok 1

Ardiansyah Putra 1705149010003


Annisa Khaidir 1705149010002
Senci Napeli W. 1705149010048
Refika Rahmi 1705149010038
Yolanda Putri. D 1705149010054

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes YARSI SUMATERA BARAT
BUKITTINGGI
2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

Pokok Bahasan : Penyakit neurologi


Sub Pokok Bahasan : Stroke
Sasaran : Keluarga dan klien dengan stroke
Tempat : Ruang neurologi, RSAM Bukittinggi
Tanggal/Jam : Sabtu, 25 November / 11.00 WIB
I. LATAR BELAKANG
Penyakit stroke merupakan penyebab kematian yang banyak menyerang masyarakat,
kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan dianggota badannya dan akan
menimbulkan kecacatan yang dapat membebani seumur hidup tapi juga mendekati dengan
kematian si pasien. Penyakit stroke juga penyakit yang ditimbulkan akibat aliran darah
yang tidak lancar. Ketidaklancaran aliran darah ini bisa terjadi karena dua hal, yaitu
adanya sumbatan dalam pembuluh darah atau pembuluh darah yang pecah. WHO
mendefenisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang
diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak. Stroke menduduki urutan ketiga
penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker.
Di Indonesia, belum ada data epidemiologis stroke yang lengkap, tetapi proporsi
penderita stroke dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Hal ini terlibat dari laporan
survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI diberbagai rumah sakit di 27 provinsi di
Indonesia. Hasil survei itu menunjukkan terjadinya peningkatan antara 1984 sampai 1986,
dari 0,72 per 100 penderita pada 1984 menjadi 0,89 per 100 penderita pada 1986. Biaya
yang dikeluarkan untuk pengobatan stroke dan kehilangan mata pencaharian sangat tinggi.
Di Amerika Serikat, pada 1981 pernah dihitung biaya yang dikeluarkan untuk perawatan
pasien stroke, yaitu sebanyak 7 milyar dolar dan pada 1996 meningkat menjadi 40 mil yar
dolar. Biaya tersebut terdiri dari direct costs ( biaya rumah sakit, dokter, dan rehabilitasi)
sebanyak 27 milyar dolar dan indirect costs ( kehilangan produktivitas ) sebanyak 13
milyar dolar. American Heart Association memperkirakan total biaya menjadi 51 milyar
dolar pada 1999. Stroke merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan kematian,
kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Karena itu, perlu usaha pencegahan
untuk terjadi stroke.

II. TUJUAN
A. Tujuan umum :
Setelah dilakukan penyuluhan tentang stroke diharapkan pasien dan keluarga
mampu mengerti, memahami tentang stroke
B. Tujuan khusus :
1) Klien dan keluarga mengetahui tentang pengertian dari penyakit stroke.
2) Klien dan keluarga mengetahui penyebab dari penyakit stroke.
3) Klien dan keluarga mengetahui tentang factor resiko terjadinya stroke
4) Klien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala dari stroke.
5) Klien dan keluarga mampu menyebutkan pencegahan dari Stroke.
6) Klien dan keluarga mampu Menyebutkan cara perawatan pasien stroke
7) Klien dan keluarga mampu Menyebutkan tentang rehabilitasi pasca stroke
III. SASARAN DAN TARGET
Pada penyuluhan ini yang menjadi sasarannya adalah seluruh pengunjung ruang
neurologi RSAM, adapun target pada penyuluhan ini adalah keluarga dan pasien
dengan riwayat penyakit stroke.
IV. JADWAL KEGIATAN
a. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Penyuluhan ini akan dilakukan di ruang rawat neurologi RSAM Bukittinggi
b. Lama Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Kegiatan penyuluhan akan dilaksanakan selama 30 menit
c. Waktu Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan akan dilaksanakan pada tanggal 25 November
2017 pada pukul 11.00 WIB
V. MEDIA
a.
Banner
b.
Leaflet
VI. METODE
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Tanya jawab

VII. PENGORGANISASIAN
a. Moderator : Yolanda Putri. D
b. Penyaji : Senci Napeli Wulandari
c. Observer : Refika Rahmi
d. Fasilitator : Ardiansyah Putra
Annisa Khaidir

VIII. SETTING TEMPAT

keterangan :
: Penyaji

: Fasilitator

: Observer

: Keluarga Pasien

IX. LANGKAH KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Tahap Kegiatan perawat Kegiatan audience Media


kegiatan
Pembukaan  Membuka kegiatan dengan mengucap  Menjawab Ceramah
(5 menit) salam salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dan manfaat dari  Memperhatikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan
Penyajian  Menyebutkan tentang pengertian stroke  Memperhatikan Ceramah
(15 menit )  Menyebutkan tentang penyebab stroke dan
dan
 Menyebutkan tentang factor resiko
mendengarkan Powerpoint
terjadinya stroke  Memberi
 Menyebutkan tentang tanda dan gejala pertanyaan
stroke tentang hal-hal
 Menyebutkan tentang pencegahan stroke yang belum
 Menyebutkan cara perawatan pasien dimengerti yang
stroke berhubungan
 Menyebutkan tentang rehabilitasi pasca dengan materi
stroke yang
disampaikan
Penutup (10  Menanyakan pada audience tentang  Menjawab Tanya
menit) materi yang telah diberikan dan pertanyaan Jawab &
reinforcement kepada audience yang Leaflet
telah menjawab pertanyaan
 Memberi kesimpulan, terimakasih atas
peran serta audience
 Mengucapkan salam
 Penutup

X. EVALUASI PROSES
1. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
b. Menyiapkan satuan acara penyuluhan
c. Menyiapkan tempat
d. Menyiapkan lebar balik/ banner
e. Menyiapkan leaflet
2. Standart Proses
Keluarga pasien dapat bekerja sama saat dilakukan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Klien dan keluarga dapat menyebutkan tentang pengertian dari penyakit stroke.
b. Klien dan keluarga dapat menyebutkan penyebab dari penyakit stroke.
c. Klien dan keluarga dapat menyebutkan tentang factor resiko terjadinya stroke
d. Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanda dan gejala dari stroke.
e. Klien dan keluarga dapat menyebutkan pencegahan dari Stroke.
f. Klien dan keluarga dapat menyebutkan cara perawatan pasien stroke
g. Klien dan keluarga dapat menyebutkan tentang rehabilitasi pasca stroke
MATERI PENYULUHAN
STROKE

1. Pengertian
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan
karena terjadinya gangguan peredaran darah otak yang dan bisa terjadi pada siapa saja
dan kapan saja dengan gejala-gejala berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir,
daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan lain hingga menyebabkan kematian (Muttaqin,
2008:234).
2. Penyebab
a. Perdarahan Intraserebral
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak, hal ini terjadi karena aterosklerosis,
aneurisma, dan hipertensi. Keadaan ini pada umumnya terjadi pada usia di atas 50
tahun akibat pecahnya pembuluh darah arteri otak.
b. Trombosis serebri
Terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi
jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan kongesti disekitarnya. Trombosis
biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Terjadi karena
penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah. Trombosis serebri ini
disebabkan karena adanya:
 Aterosklerostis: mengerasnya/berkurangnya kelenturan dan elastisitas dinding
pembuluh darah
 Hiperkoagulasi: darah yang bertambah kental yang akan menyebabkan
viskositas/ hematokrit meningkat sehingga dapat melambatkan aliran darah
cerebral
 Arteritis: radang pada arteri
c. Emboli
Dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluhan darah otak oleh bekuan
darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal dari thrombus di jantung yang
terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri. Keadaan-keadaan yang dapat
menimbulkan emboli:

 Penyakit jantung reumatik


 Infark miokardium
 Fibrilasi dan keadaan aritmia : dapat membentuk gumpalan-gumpalan kecil
yang dapat menyebabkan emboli cerebri
 Endokarditis : menyebabkan gangguan pada endocardium

3. Faktor resiko
Faktor Resiko yang Dapat Faktor Resiko yang Tidak Dapat
dimodifikasi dimodifikasi

- Tekanan darah tinggi - Usia tua


- Merokok - Jenis kelamin (banyak terjadi
- Diabetes Mellitus
pada laki-laki)
- Aterosklerosis
- Herediter/genetik
- Atrial fibrilasi
- Riwayat stroke atau serangan
- Penyakit jantung lain
- Transient ischemic attack jantung sebelumnya
- Anemia bulan sabit
- Kolesterol tinggi
- Obesitas
- Intake alkohol yang tinggi
- Penggunaan obat-obatan ilegal

4. Tanda dan Gejala


Menurut Hudak dan Gallo dalam buku keperawatn Kritis (1996: 258-260), yaitu:
1. Lobus Frontal
a. Deficit Kognitif : kehilangan memori, rentang perhatian singkat, peningkatan
distraktibilitas (mudah buyar), penilaian buruk, tidak mampu menghitung,
memberi alasan atau berpikir abstrak.
b. Deficit Motorik : hemiparese, hemiplegia, distria (kerusakan otot-otot bicara),
disfagia (kerusakan otot-otot menelan).
c. Deficit aktivitas mental dan psikologi antara lain : labilitas emosional, kehilangan
kontrol diri dan hambatan soaial, penurunan toleransi terhadap stres, ketakutan,
permusuhan frustasi, marah, kekacuan mental dan keputusasaan, menarik diri,
isolasi, depresi.
2. Lobus Parietal
a. Dominan :
1) Defisit sensori antara lain defisit visual (jaras visual terpotong sebagian besar
pada hemisfer serebri), hilangnya respon terhadap sensasi superfisial (sentuhan,
nyeri, tekanan, panas dan dingin), hilangnya respon terhadap proprioresepsi
(pengetahuan tentang posisi bagian tubuh).
2) Defisit bahasa/komunikasi
Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-pola bicara yang
dapat dipahami)
 Afasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan)
 Afasia global (tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkat)
 Aleksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang dituliskan)
 Agrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-ide dalam tulisan).
b. Non Dominan
Defisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan tepat dan menginterpretasi
diri/lingkungan) antara lain:
1) Gangguan skem/maksud tubuh (amnesia atau menyangkal terhadap ekstremitas
yang mengalami paralise)
2) Disorientasi (waktu, tempat dan orang)
3) Apraksia (kehilangan kemampuan untuk mengguanakan obyak-obyak dengan
tepat)
4) Agnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan melalui indra)
5) Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan
6) Kerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempat
7) Disorientasi kanan kiri
3. Lobus Occipital: deficit lapang penglihatan penurunan ketajaman penglihatan, diplopia
(penglihatan ganda), buta.
4. Lobus Temporal : defisit pendengaran, gangguan keseimbangan tubuh.

5. Pencegahan Stroke
a. Kontrol tekanan darah secara teratur
b. Menghentikan merokok
c. Mengurangi konsumsi kolesterol
d. Mempertahankan kadar gula normal
e. Latihan fisik (senam) secara teratur

6. Rehabilitasi Pasca Stroke


Rehabilitasi sebenarnya dimulai di rumah sakit sesegera mungkin setelah stroke. Pada
pasien yang stabil, rehabilitasi dapat dimulai dalam waktu dua hari setelah stroke telah
terjadi, dan harus dilanjutkan sebagai diperlukan setelah keluar dari rumah sakit. Lamanya
rehabilitasi stroke tergantung pada tingkat keparahan dan komplikasi stroke. Sementara
beberapa penderita stroke dapat cepat sembuh, sedangkan ada beberapa penderita stroke yang
membutuhkan waktu jangka panjang untuk rehabilitasi stroke, mungkin berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, setelah mendapat serangan stroke. Menurut WHO, tujuan Rehabilitasi
penderita stroke adalah:
 Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang terganggu.
 Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpesonal dan aktivitas
sosial.
 Dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Pemilihan jenis terapi yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi pasien dan apa yang
dibutuhkan supaya pasien dapat mandiri. Rehabilitasi tidak dapat menyembuhkan efek-efek
yang ditimbulkan akibat serangan stroke, namun dapat membantu penderita untuk
mengoptimalkan fungsi tubuhnya.
Tim rehabilitasi medis, yang terdiri dari dokter spesialis rehabilitasi medis, perawat,
fisioterapis, terapis wicara, terapis okupasi, dokter spesialis gizi dan psikiater, akan
melakukan pengkajian dan menentukan perencanaan terapi yang sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan pasien.
Terapi dimulai secara bertahap, yaitu berlatih mulai dari duduk, berdiri, dan berjalan sendiri.
Pasien juga dilatih melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, buang air,
berpakaian dan berdandan.
Beberapa latihan yang dapat diberikan kepada pasien stroke sebagai berikut:
1. Program latihan di tempat tidur
2. Program latihan duduk
3. Program latihan berdiri dan berjalan
4. Program latihan keseimbangan dan berdiri
5. Terapi Wicara
Perawatan bersama dengan Tim Rehabilitasi sejak awal bertujuan sebagai berikut:
 Pada fase awal (akut) terutama adalah pencegahan komplikasi yang ditimbulkan
akibat tirah baring (bedrest ) lama, seperti :
o Mencegah ulkus dekubitus (luka daerah yang punggung/pantat yang selalu
mendapat tekanan saat tidur)
o Mencegah penumpukan sputum (dahak) untuk mencegah infeksi saluran
pernapasan
o Mencegah kekakuan sendi
o Mencegah atrofi otot (pengecilan massa otot)
o Mencegah hipotensi ortostatik, osteoporosis dll.
 Pada fase lanjut (rehabilitasi)
o Meminimalkan gejala sisa (sequelae) dan kecacatan akibat stroke
o Memaksimalkan kemandirian dalam perawatan diri dan aktivitas sehari-hari
o Kembali ke pekerjaan (back to work) sehingga diharapkan dapat berperan
aktif dalam kehidupan seperti sedia kala

Daftar Pustaka

Henger, Barbara R. (2003). Asuhan Keperawatan : Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan. EGC:Jakarta
Hudak, C.M. Gallo, B.M. (1996). Keperawatan Kritis. Pendekatan holistic Edisi VI
volume II. EGC:Jakarta
Mansjoer, dkk. (2000).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapius
Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. salemba medika: jakarta.

Anda mungkin juga menyukai