Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM ADMINISTRASI KOREA SELATAN

Dosen Pengampu : Sugiyono, S.Sos, M.Si

Disusun oleh :
Radha Amalia Rezki NPM. 16.12.0173

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)


MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN
PROGRAM STUDI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
BANJARBARU
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah sistem adminitrasi Negara Korea Selatan.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Banjarbaru, Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i


Daftar isi ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat..................................................................... 2
BAB II SAN (SISTEM ADMINISTRASI NEGARA) KOREA SELATAN
A. Sistem Administrasi Negara Korea Selatan ................................. 3
B. Secara Silang Budaya ................................................................. 5
BAB III PERBANDINGAN SAN INDONESIA DAN SAN KOREA SELATAN . 9
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Munculnya bangsa korea dapat dijelaskan berdasarkan asal usul
kebudayaan, klasifikasi menurut waktu, maupun kelompok masyarakat yang
bermukim di wilayah Korea. Katagori lain adalah dari system ekonomi dan
politik yang terjadi di Negara Korea. Dengan sudut pandang pendekatan
sejarah,maka awal mula terjadinya peristiwa sejarah dapat diamati sebagai
keadaan historis yang terjadi melalui proses dinamika sejarah yang
memerlukan waktu yang lama.
Dalam hubungannya dengan asal usul adanya bangsa Korea yang
dipengaruhi oleh situasi alamiah dan berlanjut pada situasi kerajaan, tahap-
tahap perkembangannya dapat dilihat sebagai berikut. Suku bangsa Korea
berasal dari suku bangsa Nomad yang bermigrasi di barat laut daratan Cina
menuju ke Semenanjung Korea. Kedatangan mereka bertujuan untuk
mengubah kehidupannya dari kehidupan yang nomaden menjadi kehidupan
yang menetap. Selanjutnya mereka mengembangkan kehidupan pertanian.
Disamping itu, mereka juga mengembangkan kebudayaan.
Nenek moyang bangsa Korea mempunyai kebudayaan yang
mempunyai banyak pengaruh dari kebudayaan Cina, meskipun kebudayaan
India dan agama Hindu juga disebarluaskan di Korea. Akan tetapi, karena
letak Korea yang lebih dekat dengan daratan Cina, maka kerajaan-kerajaan
Kuno di Semenanjung Korea lebih dipengaruhi oleh kebudayaan Cina.
Ketika pemerintahan Jepang berkuasa di Korea, kekejaman kaum
Imperialis Jepang menimbulkan Bangsa Korea baik yang ada di dalam
maupun yang ada di luar negeri melancarkan serangannya terhadap
Jepang. Pada saat Perang Dunia I berakhir tahun 1918, di Hawai AS, Partai
Pemuda Korea ( Sinhan Chongyyondang) mengutus Rhee Syngman ke
Konferensi Damai Versailles di Prancis untuk berbicara mengenai
Kemerdekaan Korea di hadapan Masyarakat Internasional. Demikian pula, di
dalam negeri aliran Donghak Modern (Chondogyo) juga melancarkan
gerakan kemerdekaan. Gerakan kemerdekaan bangsa Korea mencapai
puncaknya pada pemakaman Raja Gojong yang terkenal dengan gerakan 1

1
Maret. Dan pada akhirnya gerakan itu berhasil memproklamirkan
kemerdekaannya pada tanggal 15 Agustus 1945.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Administrasi Negara Korea Selatan ?
2. Apa saja perbandingan Sistem Adminitrasi Negara Korea Selatan dan
Indonesia ?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a. Untuk mengetahui sistem adminitrasi negara Korea Selatan.
b. Untuk mengetahi perbandingan Sistem Adminitrasi Negara Korea
Selatan dan Indonesia.
2. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah dapat digunakan sebagai
tambahan wawasan pengetahuan umum, khususnya tentang bentuk
Sistem-Sistem Adminitrasi Negara.

2
BAB II
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KOREA SELATAN

A. Secara Kronologis
Korea Selatan adalah negara Republik. Sistem pemerintahan yang
dianut adalah sistem pemerintahan Presidensial campuran. Seperti pada
negara demokrasi lainnya, Korea Selatan membagi pemerintahannya dalam
tiga bagian, yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif. Lembaga eksekutif
dipegang oleh presiden yang dipilih oleh rakyat secara langsung untuk masa
jabatan 5 tahun dan hanya untuk satu periode saja (tidak dapat dipilih
kembali). Presiden bertanggung jawab dalam menentukan semua kebijakan
penting pemerintahan. Presiden melakukan fungsi eksekutif melalui kabinet
yang dinamakan Dewan Negara (State Council). Berdasarkan UUD 1987,
kedudukan Presiden selain sebagai Kepala Negara sekaligus juga sebagai
Kepala Pemerintahan serta Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata.
Perdana menteri adalah pembantu eksekutif utama presiden. Presiden
menunjuk perdana menteri dengan persetujuan legislatif atau Majelis
Nasional, sedangkan Wakil Perdana Menteri ditunjuk / diangkat oleh
Presiden dengan rekomendasi Perdana Menteri. Lembaga legislatif
dipegang oleh Dewan Perwakilan yang menjabat selama 4 tahun. Presiden
mengepalai Dewan Negara dan menunjuk anggotanya dengan rekomendasi
dari perdana menteri. Dewan ini harus terdiri dari minimal 15 dan tidak lebih
dari 30 menteri pemerintahan, termasuk perdana menteri. Perdana menteri
dan anggota Dewan Negara mempunyai hak untuk membimbing menteri
administratif, membuat kebijakan utama nasional dan menyuarakan
pendapat di rapat Majelis Nasional. Perdana Menteri mempunyai fungsi
mewakili tugas-tugas Presiden bilamana berhalangan dan bertugas
membantu Presiden serta mengarahkan para menteri kabinet sesuai
petunjuk Presiden. Perdana Menteri juga dapat memberikan rekomendasi
kepada Presiden dalam pengangkatan menteri dalam kabinet.
Dalam hal sistem Perwakilan / Parlemen, Korea Selatan menerapkan
sistem satu kamar (Unikameral) dalam sistem perwakilannya. Negara yang
menggunakan sistem satu kamar seringkali adalah negara kesatuan yang
kecil dan homogen dan menganggap sebuah majelis tinggi atau kamar
kedua tidak perlu. Dukungan terhadap sistem satu kamar ini didasarkan

3
pada pemikiran bahwa apabila majelis tingginya demokratis, hal itu semata-
mata mencerminkan majelis rendah yang juga demokratis. Di korea selatan
tidak dikenal adanya dua badan terpisah seperti adanya DPR atau tinggi dan
Senat, ataupun majelis Tinggi atau Majelis rendah. Di dalam lembaga
legislatif tidak ada yang dianggap tinggi atau rendah. Hanya ada satu dewan
yang mewakili rakyat dalam parlemen di korea selatan. Majelis Nasional
(MN) merupakan badan pemegang kekuasaan legislatif satu-satunya di
Korea Selatan, sesuai dengan sistem satu kamar (unikameral) yang
dijalankannya. Majelis Nasional dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 orang
Wakil Ketua yang dipilih oleh para anggota Majelis Nasional. Sesuai dengan
UUD 1987, anggota Majelis Nasional tidak boleh kurang dari 200 orang.
Sejak terbentuknya Republik Korea tahun 1948, Majelis Nasional yang
sedang berjalan saat ini adalah yang ke-18 sebagai hasil Pemilu tanggal 9
April 2008 yang terdiri dari 299 kursi. Pemilu untuk memilih anggota Majelis
Nasional diadakan setiap 4 tahun sekali di seluruh 266 daerah pemilihan
(electoral district), ditambah dengan 46 kursi tambahan (additional seat)
yang dibagikan kepada partai politik dalam proporsi suara yang diperoleh.
Dari 299 kursi parlemen tersebut, sebanyak 245 kursi diperebutkan melalui
pemilihan langsung (direct voting) di seluruh daerah pemilihan. Sedangkan
54 kursi yang tersisa diperebutkan melalui sistem perwakilan secara
proporsional. Pemilih dapat memberikan dua suara, satu untuk calon dari
daerah pemilihan mereka dan satu lagi untuk partai politik yang dipilihnya.
Pengadilan konstitusional menjadi lembaga tertinggi pemegang
kekuasaan yudikatif yang terdiri atas 9 hakim yang direkomendasikan oleh
presiden dan dewan perwakilan. Hakim akan menjabat selama enam tahun
dan usianya tidak boleh melebihi 65 tahun pada saat terpilih. Pengadilan
Agung (Supreme Court) di Korea terdiri dari 14 Jaksa (termasuk kepala
jaksa). Di bawah Pengadilan Agung adalah 5 pengadilan tinggi yang
berlokasi di Kwangju, Busan, Daegu, Daejeon dan Seoul. Pengadilan
wilayah, terletak di kota-kota besar, mempunyai hak hukum atas kasus sipil
dan kriminal pertama. Pengadilan konstitusi bertugas mengkaji hukum
konstitusi (bila diminta oleh pengadilan), hal tentang impeachment dan
pembubaran partai politik. Sedangkan Mahkamah Agung (MA) merupakan
lembaga peradilan tertinggi. MA dipimpin oleh seorang Ketua (Chief Justice
of the Supreme Court) yang diangkat oleh Presiden dengan persetujuan MN.

4
Masa jabatan Ketua MA adalah 6 tahun dan tidak dapat dipilih kembali. Para
Hakim Agung juga diangkat oleh Presiden atas usul Ketua MA dan dengan
persetujuan MN. Para Hakim Agung mempunyai masa jabatan 6 tahun dan
dapat dipilih kembali.

B. Secara Silang Budaya


1. Sistem Organisasi
Dalam sistem administrasi keorganisasian atau yang dapat
dikatakan dalam hal pemerintahan, Korea Selatan telah unggul karena
menerapkan sistem pemerintahan berbasis teknologi di semua aspek
pemerintahannya baik itu di bidang pendidikan, keuangan, pertahanan,
hingga kesejahteraan masyarakat, layanan e-Government Korea Selatan
yang mendukung kecepatan proses administrasi antar departemen
sehingga semua masyarakat dapat memproses berbagai permintaan
layanan yang diinginkan hanya dengan memeriksa semua jaringan tanpa
mengharuskan masyarakat mengajukan dokumen-dokumen yang
diperlukan.
Pemerintah Korea Selatan juga memiliki sistem yang
mengintegrasikan semua sistem kedalam dua pusat data, dan
menyajikan layanan-layanan administrasi yang anti gangguan yang
dioperasikan oleh tenaga kerja dengan keahlian yang unggul untuk
menjamin keteraksesan semua layanan e-Government tanpa pernah
terputus. Kehandalan dan keamanan informasi yang maju menjamin
kemampuan monitor yang real time terhadap kesalahan sistem dan
keamanan, sistem disaster recovery, dan sistem cadangan real time.
Tidak hanya itu, pemerintah Korea Selatan juga memfasilitasi rakyatnya
untuk ikut serta dalam pembuatan kebijakan publik, atau menyampaikan
kritik dan saran mereka tentang pengelolaan administratif serta
pembuatan kebijakan secara online hanya dengan mengunjungi situs
yang sudah disediakan, yakni e-people window. Situs inilah yang akan
menampung dan menerima segala saran atau masukan serta kritikan
dari masyarakat untuk pemerintah. Selain itu terdapat pula Single
Window for Business Support, meyediakan sebuah informasi yang luas
dan layanan untuk mendukung semua aktivitas bisnis perusahaan

5
seperti layanan informasi sipil, informasi kebijakan, dan layanan-layanan
lainnya.
Korea Selatan juga memiliki system yang bernama On-Nara
Business Process Systems (BPS) adalah sebuah sistem manajemen
bisnis baru yang mampu meningkatkan efisiensi dan transparansi
administrasi sebab sistem menangani, merekam dan mengelola dengan
mekanisme terstandarisasi pada semua prosedur online bisnis
pemerintah. Pada sistem ini semua proses yang dilakukan oleh
pemerintah diklasifikasikan berdasarkan; fungsi dan tujuan, kemajuan
proses dan kinerja yang secara sistematis dirunut hingga ke unit kerja
yang paling dasar. Pembuatan dokumen dan prosedur-prosedur bisnis
distandarisasi dan proses pembuatan keputusan direkam untuk
menjamin akuntabilitas dan transparansi administrasi publik.
2. Sistem Administrasi Kepegawaian
Sejak reformasi bergulir tahun 1998, segera dirasakan adanya
perubahan yang signifikan. Seleksi dan rekrutmen PNS dilakukan secara
sentralistis oleh MOPAS (Ministry of Public Administration and Security)
untuk menjamin adanya standar nasional yang berat. Pendidikan tidak
lagi menjadi syarat penempatan seorang pelamar dalam tingkat jabatan
tertentu, namun yang menentukan posisi seseorang adalah kelulusan
pada ujian tingkat tertentu. Contoh konkrit adalah mantan Presiden Kim
Dae-jung yang merupakan pengacara hebat meskipun tidak memiliki
dasar pendidikan formal bidang hukum. Kenaikan ke jenjang pangkat
yang lebih tinggi juga ditempuh melalui ujian yang sangat berat, dan
tidak dikenal kenaikan pangkat secara otomatis (berkala 4 tahunan)
seperti di Indonesia.
Dengan demikian, prinsip competency-based benar-benar telah
diterapkan dalam sistem birokrasi di Korea Selatan. Untuk menghindari
kecenderungan kolusi, maka sistem rotasi/mutasi lebih dipercepat untuk
jabatan tertentu. Dalam hal ini, rata-rata perpindahan antar jabatan di
Korea adalah 14 bulan, sementara di Indonesia belum ada standar ideal,
sehingga banyak kasus seseorang menduduki jabatan terlalu lama (lebih
dari 10 tahun), namun ada kalanya terlalu pendek (dibawah 1 tahun).

6
Perubahan yang signifikan lainnya adalah sistem evaluasi yang
menggunakan metode 360 derajat. Dengan metode ini, bukan hanya
pimpinan yang mengevaluasi bawahan, namun dapat terjadi sebaliknya.
Kriteria yang digunakan tidak lagi yang bersifat sangat subyektif dan sulit
terukur seperti kesetiaan, kejujuran, prakarsa, kerjasama, dan
sebagainya, melainkan kompetensi (competency), perilaku (attitude), dan
kinerja (performance). Konsekuensi dari sistem evaluasi seperti ini,
remunerasi yang diterima seorang pegawai akan sangat berbeda dengan
pegawai lainnya, tergantung dari unjuk kerja atau prestasi nyata yang
dihasilkan. Hal ini sekaligus memacu persaingan dan hasrat untuk terus
berkembang (need for achievement) antar pegawai.
3. Sistem Administrasi Keuangan
Korea Selatan muncul sebagai kekuatan ekonomi utama dan
masuk dalam jajaran 11 negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Pertumbuhan ekonomi yang cepat sejak wala tahun 1960-an
dikarenakan faktor pemilihan strategi industrialisasi yang berorientasi
pada pertumbuhan, industri, dan ekspor. Pemerintah Korea Selatan juga
meluncurkan empat langkah strategis meliputi reformasi sektor keuangan
(restrukturisasi dan privatisasi lembaga keuangan), reformasi korporasi,
reformasi di bidang tenaga kerja (kebijakan ketenagakerjaan antara
pengusaha, pemerintah, dan buruh), dan reformasi di bidang pertahanan
(menjaga stabilitas dalam negeri) (Soekro, 2008:65).
Pilihan terpenting yang dimiliki Korea Selatan kemudian adalah
penekanan pada mobilisasi secara efisien dan pengandalan pada
sumber daya domestik, serta penekanan kebijakan eksternal pada
promosi perdagangan luar negeri. Orientasi pertumbuhan Korea Selatan
dilandasi oleh kebutuhan mendesak untuk menyaingi Korea Utara pada
tahun 1960-an, dan juga untuk memotong lingkaran setan penangguran
dan kemiskinan melalui upaya moderenisasi. Kemiskinan sumber daya
alam Korea Selatan mengharuskannya untuk lebih berorientasi pada
industri yang sesuai dengan kebutuhan negara berkembang untuk
secara terus menerus mentransformasi struktur produksinya. Kebijakan
ekonomi Korea Selatan ini dirancang dalam suatu konteks ekonomi
global sehingga dapat memperkuat posisi daya saing internasional.

7
Sejak krisis keuangan melanda Asia pada 1997, Korea Selatan
telah mengalami kemajuan berarti dalam mereformasi sektor ekonomi
dan keuangan, meski sejumlah “pekerjaan rumah” masih tetap perlu
digarap, khususnya di sektor publik, BUMN, dan pasar tenaga kerja.
Ekonomi Korea telah tumbuh kembali dengan kuat ditandai dengan
ekspor yang besar rata-rata meningkat 10% per-tahun.
4. Sistem Administrasi Pemerintahan Daerah
Dari segi administrasi daerah, Korea Selatan dibagi ke dalam 9
propinsi dan 7 kota dengan status setara provinsi. Kesembilan provinsi
tersebut adalah Gyeonggi, Gangwon, Chungcheong Utara dan Selatan,
Gyeongsang Utara dan Selatan Jeolla Utara dan Selatan serta Jeju.
Ketujuh kota tersebut adalah Incheon, Kwangju, Busan, Daegu, Daejeon,
Seoul dan Ulsan. Gubernur provinsi dan walikota dipilih oleh rakyat setiap
4 tahun sekali. Dengan adanya UU otonomi daerah tanggal 6 april 1988,
pemerintahan Korea selatan tidak terpusat, dimana hubungan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki masing-masing
pembagian tugas administrasi. Korea selatan menerapkan sistem distrik.
Secara singkat, dalam sistem distrik, sebuah daerah pemilihan hanya bisa
memiliki seorang wakil terpilih. artinya, dalam sistem distrik, akan terjadi
situasi di mana calon yang mendapatkan suara terbanyak akan mewakili
daerah pemilihan tersebut, dan hanya dia yang mewakili daerah
pemilihan tersebut, meskipun selisih suara dengan peringkat dua hanya
satu suara.

8
BAB III
PERBANDINGAN SAN INDONESIA DAN SAN KOREA SELATAN

Perbandingan Administrasi Negara Indonesia dan Korea Selatan


No. Istilah Indonesia Korea Selatan
Pembanding
1. Sistem Administrasi Sistem pemerintahan yang Sistem pemerintahannya
Organisasi dianut presidensial, namun Presidensial Campuran. Masa
dalam prakteknya sistem jabatan presiden 5 tahun dan
pemerintahan yang berjalan di hanya untuk satu periode.
Indonesia adalah sistem Perdana menteri adalah
pemerintahan yang merupakan pembantu eksekutif utama
perpaduan antara sistem presiden. Presiden menunjuk
pemerintahan presidensial perdana menteri dengan
dengan sistem pemerintahan persetujuan legislatif atau
parlementer. Sistem Majelis Nasional, sedangkan
organisasinya terdiri dari Wakil Perdana Menteri ditunjuk
lembaga-lembaga yang / diangkat oleh Presiden
mengatur serta mengurus dengan rekomendasi Perdana
urusan negara. Lembaga- Menteri. Lembaga legislatif
lembaga tersebut diantaranya dipegang oleh Dewan
MPR, Presidem, dan Wakil Perwakilan yang menjabat
Presiden, DPR, DPD, KPU, selama 4 tahun. Presiden
Bank Sentral, BPK, dan mengepalai Dewan Negara
sebagainya. dan menunjuk anggotanya
dengan rekomendasi dari
perdana menteri. Dewan ini
harus terdiri dari minimal 15
dan tidak lebih dari 30 menteri
pemerintahan, termasuk
perdana menteri. Perdana
menteri dan anggota Dewan
Negara mempunyai hak untuk
membimbing menteri
administratif, membuat

9
kebijakan utama nasional dan
menyuarakan pendapat di
Rapat Majelis Nasional.
Perdana Menteri mempunyai
fungsi mewakili tugas-tugas
Presiden bilamana
berhalangan dan bertugas
membantu Presiden serta
mengarahkan para menteri
kabinet sesuai petunjuk
Presiden. Perdana Menteri
juga dapat memberikan
rekomendasi kepada Presiden
dalam pengangkatan menteri
dalam kabinet.
2. Sistem Administrasi Dalam hal rekrutmen PNS di Di Korea Selatan, baik di
Kepegawaian Indonesia masih berjalan lingkungan Pemerintah Pusat,
kurang transparan, kurang Propinsi dan Kota Metropolitan,
akuntabel, dan kurang penyelenggaraan rekrutmen
profesional. Hal ini ditandai PNS dilaksanakan secara
dengan masih adanya indikasi transparan, akuntabel,
KKN dalam penerimaan PNS profesional dan obyektif.
di Pemerintah Pusat Sistem meritokrasi dalam
(Departemen, Kementrian, manajemen kepegawaian di
Lembaga Negara) dan lingkungan Pemerintah Korea
Pemerintah Daerah (Propinsi Selatan sangat dijunjung tinggi
dan Kabupaten/Kota). kurang dimana siapa yang berprestasi,
transparan, kurang bermutu dan berkualitas,maka
akuntabel, dan kurang pasti/niscaya akan lulus
profesional. Hal ini ditandai menjadi PNS. Unsur koneksi,
dengan masih adanya indikasi jaringan, dan uang/materi tidak
KKN dalam penerimaan PNS akan
di Pemerintah Pusat berpengaruh apapun dalam
(Departemen, Kementrian, rekrutmen PNS di Korea
Lembaga Negara) dan Selatan tanpa adanya unsur

10
Pemerintah Daerah (Propinsi prestasi, mutu dan kualitas
dan Kabupaten/Kota). pegawai.

Saran :
1. Perlunya Pemerintah
Indonesia, dalam hal ini
Badan Kepegawaian
Negara, melakukan studi
banding/kunjungan kerja ke
Korea Selatan untuk
mempelajari apa yang telah
dilakukan oleh Pemerintah
Korea Selatan dalam
menyelenggarakan sistem
rekrutmen PNS.
2. Perlunya Badan
Kepegawaian Negara/BKN
mengundang Civil Service
Commission Korea Selatan
ke Indonesia untuk
melakukan diskusi, dialog,
tukar informasi, dan sharing
knowledge mengenai
reformasi sistem rekrutmen
PNS di Korea Selatan dan
Indonesia.
3. Perlunya komitmen,
keberanian, dan
keteladanan kepemimpinan
di Indonesia, khususnya
kepemimpinan para kepala
daerah, baik gubernur,
bupati, walikota agar
mampu menerapkan
punishment kepada setiap

11
oknum PNS yang
melakukan KKN dalam
rekrutmen PNS
sebagaimana yang
dilakukan oleh para
pemimpin daerah di Korea
Selatan.

3. Sistem Administrasi Ekonomi Indonesia saat ini Korea Selatan mengadopsi


Keuangan telah cukup stabil. Sistem sistem kedekatan antara sektor
penganggaran yang dipakai pemerintahan dan bisnis yang
Anggaran Berbasis Kinerja, termasuk juga kredit yang
dimana hal ini Meliputi : terarah, pembatasan impor,
1. Penyusunan RAPBN dan pensponsoran industri-
2. Pembahasan RUU APBN industri khusus. Pemerintah
3. Pelaksanaan UU APBN Korea Selatan mendorong
4. Pengawasan UU APBN impor bahan-bahan baku
5. Pertanggung jawaban mentah dan teknologi dengan
Anggaran Negara. mengorbankan barang
konsumtif serta mendorong
Bersumber dari : masyarakat untuk menabung
1. Pendapatan Asli Daerah dan melakukan investasi.
2. Dana Perimbangan Korea Selatan memiliki
3. Lain-lain pendapatan yang ekonomi pasar dan menempat
sah. urutan kelima belas
berdasarkan PDB. Sebagai
salah satu dari empat Macan
Asia Timur, Korea Selatan
telah mencapai rekor ekspor
impor yang memukau, nilai
ekspornya merupakan terbesar
kedelapan di dunia.
Sementara, nilai impornya
terbesar kesebelas

12
4. Sistem Undang - Undang yang Dengan adanya Undang -
Pemerintahan mengatur mengenai praktek Undang otonomi daerah
Daerah penyelenggaraan pemerintahan tanggal 6 april 1988,
daerah yaitu Undang-Undang pemerintahan Korea selatan
No. 32 Tahun 2004. Undang- tidak terpusat, dimana
Undang ini mengatur hal-hal hubungan antara pemerintah
tentang pembentukan daerah pusat dan pemerintah daerah
dan kawasan khusus, memiliki masing-masing
pembagian urusan pembagian tugas administrasi.
pemerintahan,penyelenggaraan Korea selatan menerapkan
pemerintahan, kepegawaian sistem distrik. Selain itu, dari
daerah, perda dan peraturan segi administrasi daerah,
kepala daerah, perencanaan Korea Selatan dibagi ke
pembangunan daerah, dalam 9 propinsi dan 7 kota
keuangan daerah, kerja sama dengan status setara provinsi.
dan penyelesaian perselisihan,
kawasan perkotaan, desa,
pembinaan dan pengawasan,
pertimbangan dalam kebijakan
otonomi daerah. Selain itu
dalam praktek
penyelenggaraan pemerintahan
daerah, dikenal tiga prinsip,
yaitu prinsip Desentralisasi,
Dekonsentrasi, dan Tugas
Perbantuan (Medebewind)

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bangsa Korea berkembang bersama dengan munculnya kerajaan-
kerajaan, datangnya kekuatan asing, perjuangan kemerdekaan rakyat
Korea, dan peristiwa-peristiwa modern yang membentuk kebudayaaan dan
aktivitas dalam masyarakat. Peranan raja-raja sangat penting dalam proses
pembentukan bangsa Korea, baik di bidang politik, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan. Kerajaan Go Choson merupakan kerajaan pertama yang
berdiri didasarkan pada bersatunya masyarakat klan. Setelah runtuhnya
Kerajaan Go Choson muncul beberapa kerajaan, salah satunya Kerajaan 3
Han yang berkembang menjadi beberapa kerjaan seperti Baekje, Silla, dan
Gaya.
Korea Selatan berdiri sebagai negara yang lebih maju dibanding
Korea Utara. Presiden pertama Korea Selatan adalah Rhee Syngman yang
memerintah secara diktator. Kediktatorannya berujung pada Revolusi 26
April 1960 yang berhasil menumbangkan pemerintahan pertama yang
kemudian diganti oleh pemerintahan di bawah Perdana Menteri Chang
Myon. Belum genap setahun pemerintahan ini jatuh akibat kudeta dari Park
Chung-Hee. Dalam pemerintahannya Park Chung-Hee melaksanakan
referendum nasional untuk memperpanjang masa pemerintahannya tetapi
justru menimbulkan banyak pertentangan yang berakhir pada terbunuhnya
Park Chung-Hee. Presiden selanjtnya adalah Chun Doo-Hwan yang bersifat
militeris tetapi dalam perjalanannya mengembangkan sistem demokrasi
murni. Demikian proses dinamika bangsa Korea dalam membentuk suatu
bangsa dan negara.

14

Anda mungkin juga menyukai