GENERAL ARRANGEMENT
Definisi : General arrangement dari suatu kapal dapat didefinisikan sebagai penentuan dari
ruangan-ruangan untuk segala kegiatan (fungsi) dan peralatan yang dibutuhkan yang diatur
sesuai dengan letak dan jalan untuk mencapai ruangan-ruangan tersebut.
Sehingga sebagai akibat dari batasan tersebut diatas, maka pada pembuatan suatu general
arrangement selalu ada empat langkah yang harus dikerjakan yakni menetapkan main-
spaces (ruangan-ruangan utama), menetapkan batas-batas dari setiap space (ruangan),
memilih dan menempatkan perlengkapan dan peralatan dalam batas-batas dari space
tersebut dan menyediakan jalan menuju ruangan-ruangan tersebut.
Problem dan approach. Langkah pertama dalam memecahkan problem general arrangement
adalah menetapkan lokasi dari main spaces dan batas-batasnya pada badan kapal dan
bangunan atas, yakni :
- Cargo spaces (ruangan muatan)
- Machinery spaces (ruangan mesin)
- Crew, passenger and associated spaces.
- Ruangan anak buah kapal dan penumpang
- Tangki-tangki
- Lain-lain.
Sebagaimana halnya pada pada problem lain, approach (pendekatan) pertama untuk suatu
pemecahan dari general arrengement harus didasarkan atas sejumlah informasi-informasi,
yang dalam hal ini adalah, informasi mengenai :
- Volume ruang muatan yang diperlukan, yang didasarkan atas jenis dan jumlah
muatan.
- Cara pembungkusan muatan dan system bongkar muat
- Volume ruangan mesin yang diperlukan, yang didasarkan atas jenis dan
besarnya tenaga mesin.
- Volume ruangan akomodasi yang diperlukan, yang didasarkan atas jumlah ABK
dan penumpang serta standard of accommodations.
- Volume tangki-tangki yang diperlukan, terutama bahan bakar dan air tawar,
yang didasarkan atas jenis dan kapasitas mesin, jenis bahan bakar dan radius
pelayaran.
- Persyaratan subdivision (floodable length) dan pembatasan dari jarak mesin
transverse bulkhead (watertight).
- Ukuran utama kapal dan lines plan.
Jadi layout pertama dari suatu general arrangement untuk menentukan main spaces adalah
didasarkan atas informasi tersebut.
42
Ruang Lingkup Dan Langkah-Langkah Dalam Merencanakan General Arrangement
Suatu Kapal.
General Cargo.
- General cargo ship : memuat dan membngkar komoditi yang bermacam-macam
pada sejumlah pelabuhan, tetapi bukan melayani satu komoditi dari pelabuhan
satu dengan yang lain.
- Metode untuk mengurangi biaya bongkar kapal general cargo, dalam rangka
membuat rencana umum yang baik meliputi :
a. Design of cargo spaces for efficient stowage.
Ruang muat sedapat mungkin bentuk kotak, dengan sedikit penghalang/
gangguan seperti pilar, bracket,yang menonjol, saluran ventilasi, pipa ukuran
gadng dan balok geladak yang sama.
b. Provide for rapid handling of cargo inpart.
Bongkar muat yang cepat tanpa ada penataan kembali (restowing) barang-
barang yang sudah ada dalam ruang muat.
c. Provide for reduced labor for handling cargo in port.
Penggunaan alat-alat mekanis.
d. Provide for a reduced number of handling.
Membongkar muatan dari kapal langsung ke alat angkut berikutnya apakah
ke pedalaman atau kapal lain tanpa restowing.
- Pertimbangan di atas bertujuan untuk penghematan, baik biaya buruh bongkar-
muat atau mengurangi biaya waktu tinggal di pelabuhan (labuh dan sandar).
Breakbulk Cargo.
Aspek yang berkaitan dengan penyusunan ruang muat barang adalah :
a. Cargo Stowage.
43
Keberhasilan penempatan barang apabila memenuhi ketentuan sbb :
1). Safety of ship and crew.
Stabilitas, barang-barang berbahaya dan pergeskan muatan.
2). Safety of cargo from damage.
Kebakaran, kehancuran (tumpukan), kerusakan karena bau dan noda.
3). Orderly and rapid loading and unloading.
Persentase terbesar biaya operasi adalah untuk bongkar-muat.
4). Ship learning capacity should be used to best advantage.
Kapal agar dirancang dengan cubic/deadweight yang tepat, untuk kapal
barang dianjurkan untuk menyediakan volume cadangan.
b. Stowage factor, Deadweight and measurement.
- Stowage factor adalah volume per unit berat.
- Volume ruang muat perlu allowence 10 - 15% dari bulk cubic/Cargo
deadweight.
c. Number of height of tween decks.
- Untuk menghindari kerusakan barang karena tumpukan atau untuk
menghindari restowing, perlu tween decks.
- Bulk cargo disebut sebagai all hold, kapal pengangkut pisang dis : tween
deck, general cargo ship berada antara kedua kondisi ekstrem tersebut.
- Perlu pembagian ruangan diatas dauble bottom, antara hold dan tween deck.
- Kapal breakbulk cargo, dengan panjang 107-183 m, tinggi ruang muat
dibagi :
# Upper tween deck : 2,4 – 3,0 m
# Lower tween deck : 2,7 – 4,6 m
# Hold : 3,0 – 6,1 m
# memenuhinya tinggi hold : + 5,5 m
d. Other desaign considerations
- Tujuan merancang ruang muat general cargo pada breakbulk cargo ship
adalah untuk effisiensi dalam penempatan barang dan cepat penanganannya.
- Pertimbangan dalam perancangan ruang muat :
1. Cubic per hold.
- Jumlah volume muatan untuk sebuah cargo gear tidak lebih dari
1700 M3
- Ukuran lubang palkah untuk 2(dua) set cargo gear yang digunakan
bersamaan, tidak kurang dari 6,1 m x 9,1 m.
2. Hatch size.
- Sebaiknya ukuran standart.
- Untuk menghindari restowing dan singgah dibanyak pelabuhan,
perlu wing dan trunk space, atau merancang multiple opening hatch.
44
Container ships
- kapal pengangkut barang yang diletakkan dalam container.
- Ada yang mempunyai alat bongkar sendiri, ada yang menggantungkan fasilitas
darat untuk bongkar muat.
- Ada 2 (dua) container ship :
a. Vertikal cell type.
b. Horizontal loading type.
a. Vertikal cell container.
- container diletakkan didalam kapal dalam tumpukan vertical, memanjang
kapal, dengan menggunakan angle corner guide.
- Kekurangan system ini adalah bahwa ukuran container harus sama.
- Tumpukan container diatas geladak max 4(empat) buah.
- Clearance antara sudut container dengan angle corner guide adalah 13 mm
untuk masing-masing sudut.
b. Horizontal loading container.
- Container dimuat pada ruangan di 1(satu) atau 2(dua) diatas geladak sekat.
- Container keluar masuk kapal dengan bantuan fork truck atau struddle truck
melalui stern port atau side port.
Ferry boats
- Kapal yang digunakan untuk mengangkut penumpang atau barang dalam short
trip melintasi sungai, pelabuhan atau dari pantai ke pedalaman (menghubungkan
dua pelabuhan yang tetap).
- Bentuknya kapal single ended, artinya propeller berada apada satu ujung saja
atau double ended ferries lebih murah pembuatannya dan tahan terhadap cuaca
buruk.
- Pemasukan muatan lewat ujung kapal atau sisi kapal, muatan berupa kendaraan
atau penumpang atau keduanya.
- Tinggi car deck berkisar 4,7 – 4,9 m, sehingga dapat melayani kendaraan
highway.
45
- Sedikit halangan atau rintangan di dalam tangki/ruang muat, selain
memudahkan pembongkarannya dan pembersihan ruangan, ideal bila
permukaannya rata atau tepi yang bulat.
- Berbentuk self trimming atau self drawing dalam pemuatan atau
pembongkaran.
- Self loading dengan hand trimming yang minimum.
- Ukuran dan lokasi lubang palkah sesuai dengan tipe muatan.
- Ruang ballast harus didistribusikan dengan tepat saat kapal kosong.
Kecenderungan yang menonjol pada bulk carrier saat ini :
- Ukuran yang besar pada tanker minyak mentah.
- Dirancang dengan tidak menimbulkan polusi.
- Ukuran yang besar pada LNG.
- Muatan kombinasi dengan kapasitas besar mengurangi biaya transport.
Tanker
- Dirancang untuk mengangkut produk minyak dengan spesific gravity 0,73 ~
0,97.
- Tanki ruang muat dibagi dalam panjang yang tetap. Dibagi dalam tangki tengah
dan tangki sayap kiri dan kanan. Tujuannya untuk membatasi permukaan bebas
dan keselamatan kalau terjadi tubrukan.
46
- Menentukan jumlah, kapasitas dan letak dari ventilator trunk.
Kapal komersial umumnya single atau twin screw, tetapi kecenderungan masa
mendatang adalah single screw kecuali untuk kapal-kapal yang membutuhkan
tenaga mesin yang besar atau kemampuan manuver.
Kapal penumpang yang besar membutuhkan 2 (dua) atau lebih ruang mesin,
jumlah dan lokasi tergantung pada tenaga yang dibutuhkan, jumlah propeller
dan pembagian ruangan.
2. Lokasi Ruang Mesin
a. Passenger ship
- Lokasi ruang mesin penggerak kira-kira ditengah kapal.
Kompartemen bentuk kotak adalah yang paling tepat untuk penyusunan
permesinan dan menghasilkan waste yang sedikit.
b. General Cargo Ship
- Ruang mesin umumnya terletak di midship atau bagian belakang midship
kapal.
- Letak ruang mesin di midship menghasilkan panjang ruang mesin minimum
dapat menghindari trim, pemisahan bagian depan dan belakang kedalam 2
(dua) bagian ruang muat yang hampir sama, dan merupakan lokasi yang baik
untuk deck house dan ruang navigasi. Kekurangannya adalah adanya lorong
poros yang panjang dan daerah ruang mesin adalah tempat yang terbaik
untuk ruang muat.
47
- Lokasi ruang mesin yang terletak kira-kira seperempat panjang dibelakang
midship terbukti merupakan penetapan yang efisien untuk kapal barang
modern, besar, cepat. Karena kalau ruang mesin dibelakang akan menjadi
masalah, karena bentuk bagian belakang kapal.
48
5. Ruangan Navigasi : Menentukan letak dan luas dari ruangan navigasi yang meliputi:
- Wheel house
- Chart room
- Radio room
- Dalam hubungannya dengan navigasi perlu diperhatikan letak, jenis dan jumlah
dari lampu navigasi yang dibutuhkan.
49
- Ballast dikapal dapat berupa benda padat atau cair. Tujuannya adalah untuk
memperbaiki stabilitas.
- Ballast cair berarti membutuhkan tangki.
Tangki ballast pada kapal barang, lokasinya didistribusi sepanjang kapal, tujuannya
untuk mengatur trim dan stabilitas.
7. Ruangan-ruangan lain :
- Steering gear compartement, menentukan letak dan ukuran ruangan berikut
jenis, kapasitas dan ukuran steering gear yang dipakai yang didasarkan atas momen
torsi dari kemudi (yang tergantung dari luas kemudi displacement dan kecepatan
kapal). Juga dengan memperhatikan persyaratan SOLAS convention 1960/1974.
Note : untuk ruangan akomodasi perlu diperhatikan jenis, jumlah dan ukuran dari side
scuttle (jendela kapal = side light) dan ukuran dari pintu.
Ruangan-ruangan lain (lanjutan)
- Menentukan lokasi dari ruangan untuk Emergency Source of Electrical Power.
- Menentukan lokasi dari CO2 room.
- Menentukan ruangan-ruangan berikut :
Lamp store, paint store, rope store, electrical store, boatswain store etc.
50
Dipasang pada level upper tween deck. Muatan masuk/keluar kapal dengan
menggunakan truck, conveyer dll. turun keruang bawah dengan elevator,
conveyor atau alat angkat lewat bukaan palkah.
e. Stern Port Cargo Doors
Pada kapal Ro-Ro / Ro-trailer ship dan military vehicles carriers, kendaraan
masuk lewat stern loading port, tidak tepat pada center line atau pada center
line lewat sebuah flat pada transom stern.
51
- Hatches dipasang digeladak cuaca, meliputi bosunis store, work space,
steering gear dan ruangan lain, dimana access dari geladak cuaca adalah
merupakan hal yang paling tepat / tidak dapat masuk dengan enak bila dari
geladak bawah.
- Manholes dipasang untuk access ke tangki, cofferdam dan ruang terbuka.
Untuk keselamatan dan untuk fasilitas ventilasi. Minimum 2 (dua) manholes
dipasang pada masing-masing tangki yang diletakkan secara diagonal.
- Bentuk manhole : oval atau bulat. Tergantung konfigurasi ruangan / struktur.
Mudah untuk pemasangannya. Tutup manhole dibaut kebawah diatas
flexible gasket untuk access ke tangki ballast atau ruangan lain dengan
kedap air. Manhole dapat dipasang flush (datar), naik, menggantung atau
turun (recess). Hing manhole digunakan untuk access kegudang dimana
pintu atau bukaan yang besar bukan merupakan pertimbangan dalam
frekuensi penggunannya.
Jenis Terminal :
a. Cowls :
- Digunakan untuk menyalurkan udara secara alami ke dan dari ruang muat
dan gudang yang tidak dilengkapi dengan sistem ventilasi mekanis.
52
- Dengan makin bertambahnya penggunaan sistem mekanis, penggunaan
terminal ini banyak ditinggalkan.
b. Goosenecks :
Dapat digunakan sebagai sistem natural atau mekanis sebagai ventilasi, baik
untuk supply atau exhaust.
c. Mushrooms
Mushroom standart dapat digunakan baik natural maupun supply and exhaust
terminals. Alat ini dilengkapi dengan alat pelindung hujan.
d. Louver
Digunakan untuk men-supply udara masuk untuk semua sistem ventilasi.
2. Deck Fittings
2.1 Bulkwark, Rails and Stanchious.
a. Bulkwark :
- Dipasang pada weather deck untuk perlindungan manusia dan
muatan geladak dari laut.
- Mempunyai konstruksi yang kuat, mampu menahan beban dari
sigging, lashing deck cargo dll.
b. Open Rails :
- Dipasang pada weather deck, kalau bulkwark tidak terlalu
dibutuhkan, umumnya dibuat portable di daerah cargo hatches untuk
bongkar muat.
53
- Pengaturan tegangan tali tambat (fiber dan loire-rope) diatur secara
manual periodik dengan bantuan capstan atau mooring winches.
b. Mooring Bitts, Cleats and Rings
- Mooring bit (bolder) terbuat dari baja cor atau dari fabrikasi pelat.
Ukuran mooring bit tergantung dari ukuran diameter dan kekuatan tali
tambat yang digunakan.
- Cleat : mempunyai fungsi seperti mooring bit, digunakan untuk
penambatan kapal kecil atau tongkang. Cleat dipasang pada bagian atas dari
bulkwark atau ditepi geladak.
c. Chocks, Fixed and Roller
- Chock dipasang pada sisi kapal, tempat lewat tali tambat dari
pengikatan didarat ke pengikat dikapal (untuk menghindari gesekan tali
dengan body kapal, karena talinya bisa rusak). Ada yang fixed dan ada yang
dilengkapi roller.
3. Lifesaving System
3.1 Umum
Livesaving system pada kapal adalah merupakan bagian yang sangat vital dan
merupakan jalan keluar darurat perjalanan kapal, saat kapal mengalami musibah.
3.4 Lifeboats
- Lifeboat ada yang bangunan tertutup dan ada yang terbuka dan
diklasifikasi berdasarkan bahan pembuatan, terbuat dari baja, alumunium atau
reinforced plastic (GRP). Berdasarkan alat penggeraknya, lifeboat dapat
54
diklasifikasikan : dengan dayung, dengan engkol tangan atau dengan motor
penggerak.
3.5 Liferaft :
- Liferaft baik yang inflatable atau rigid harus dirancang sesuai
dengan ketentuan SOLAS dan aturan pemerintah.
- Liferaft berfungsi untuk membantu kemampuan survival craft
untuk orang kerja atau sleeping remote dari lokasi lifeboats atau bila access ke
lifeboat terputus.
- Membantu sebagai survival craft yang siap untuk
mengangkut orang bila tiba-tiba kapal tenggelam.
3.7 Davits
- Davits dirancang untuk memindahkan lifeboat dari posisi
tempatnya keposisi embarkasi dan kemudian turun ke air.
- Gravity Davits : harus mampu mengayun keluar tanpa
menggunakan tangan, listrik, uap atau tenaga lain oleh kapal.
- Mechanical davits : bergerak keluar secara manual dengan
engkol, roda gigi atau alat-alat mekanis yang lain.
55
CARGO HANDLING – DRY CARGO
Umum :
- Metode penanganan muatan kering (dry cargo) adalah sangat penting didalam
operasi kapal. Pemilihan metode ini harus mendapatkan perhatian dalam
perancangan kapal, karena komponen cargo handling, prosentasenya cukup
besar dalam operasi kapal.
- Penanganan barang umumnya dibagi dalam 4 (empat) tahap : terminal storage,
pemindahan dari storage ke apron cargo hook, dari hook ke cargo hold
- Penanganan barang tergantung nature bendanya bisa breakbulk atau unitized
cargo. Breakbulk cargo adalah merupakan muatan yang berdiri sendiri-sendiri,
tidak ada pengikatan antara satu benda dengan benda yang lain. Unitized cargo
dapat diklasifikasikan sebagai palletized, containerized, packaged atau banded
cargo.
Mooring System
- Mooring adalah terminology operasi kapal saat buang jangkar dipelabuhan,
mengikat ke mooring buoy atau mengikat ke dermaga baik dengan rantai atau
tali.
- Mooring line dirancang yang didasarkan pada suatu susunan yang berfungsi
untuk menahan gaya yang bekerja pada kapal saat kapal berlabuh atau sandar.
- Mooring dirancang untuk menahan angina dibawah 35 knot dan arus 2-3 knot.
- Contoh susunan mooring line dapat dilihat pada gambar.
Secara garis besarnya jenis-jenis pekerjaan dari anak buah kapal dapat dikelompokkan
dalam tiga bagian sebagai berikut :
1. Deck Departement
2. Engine Departement
3. Catering Departement
56
Pimpinan tertinggi diatas kapal adalah Master (Nahkoda = Captain). Sedang yang
bertanggung jawab terhadap deck departement adalah Chief deck officer (Chief Officer
= Chief Mate = Mualim I), ia adalah yang bertanggung jawab terhadap navigasi,
peralatan geladak, bongkar muat dari muatan dan muatan selama diatas kapal. Engine
departement dipimpin oleh seorang Chief Engineer (Kepala Kamar Mesin), ia yang
bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya mesin induk, mesin Bantu, ketel dan
seluruh instalasi mesin diatas kapal, Catering departement dipimpin oleh seorang Chief
Steward, ia adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kelencaran pelayanan
makanan, pelayanan kamar dan lain-lain pekerjaan sejenis diatas kapal.
Orang kedua diatas kapal setelah Master adalah Chief Engineer disusul dengan Chief
Officer sebagai orang ketiga. Jenjang ini mempunyai akibat pada luas ruangan dan
fasilitas yang harus disediakan untuk mereka diatas kapal.
Secara garis besarnya susunan dari anak buah kapal dapat digambarkan sebagai berikut:
MASTER
Deck Departement Engine Departement Caterring Departement
Chief Officer Chief Engineer Chief Steward
2nd Officer 2nd Engineer
3rd Officer 3rd Engineer
4th Officer 4th Engineer
radio Officer Electrician
Deck Crews : Engine Crews : Catering Crews :
Purser Oiler Chief Cook
Boatswain Fireman Ass. Cook
Quarter master Wiper Steward
Carpenter Pumpman Boys
Seaman
Mengenai susunan dari anak buah kapal ini, pada umumnya setiap negara mempunyai
dan melaksanakan peraturan yang berbeda dalam menetapkan jumlah anak buah kapal
dan klasifikasi dari setiap jenjang serta jenjang kepangkatan untuk anak buah kapal.
Sebagai contoh dinegara Inggris, dibawah Chief Engineer masih ada 1st Engineer.
Selanjutnya mengenai jumlah anak buah kapal pada umumnya dasar penentuannya
adalah sebagai berikut :
1. Untuk Deck Departement tergantung dari BRT (gross tonnage).
2. Untuk Engine Departement tergantung dari BHP, SHP dari mesin penggeraknya.
(Note : BHP untuk diesel, SHP untuk turbine)
3. Untuk Catering Departement tergantung dari jumlah orang yang harus dilayani
diatas kapal (anak buah kapal dan penumpang).
Jam jaga selama kapal dalam pelayaran pada umumnya adalah antara waktu waktu
berikut : 04 – 08, 08 – 12, 12 –16, 16 – 20, 20 – 24, 00 – 04, dan seterusnya. Pada setiap
waktu jaga tersebut biasanya yang bertugas adalah seorang perwira deck (deck officer =
mualim) juru mudi (quarter master). Pada kapal-kapal besar umumnya master dan chief
engineer tidak ikut jaga.
Status dari master, deck officer, radio officer, engineers, electrician dan chief steward
adalah perwira, sedangkan boatswain purser (clerck), pumpman (dan masih ada
57
beberapa jabatan lain) adalah petty officer atau bintara. Diluar dari jabatan-jabatan
tersebut diatas digolongkan sebagai other ratings (tamtama dan lain-lain).
2. Navigation Spaces
Wheel house (pilot house) dan chart room (ruang peta) selalu ditempat-tempat pada
tingkat yang paling tinggi dari superstructure. Gyro apabila mungkin harus ditempatkan
dekat dengan neutral axis dari kapal dalam ruangan khusus, yang biasanya dikunci.
Sedangkan radio room biasanya ditempatkan pada tingkat yang sama dengan wheel
house dan chart room, dan apabila tidak ditempatkan pada tingkat dibawahnya.
58
Kapal penumpang dan kapal barang dari 1600 BRT dan keatas (kecuali lihat
regulation 5) harus diperlengkapi dengan sebuah radio telegraph station.
Kapal barang antara 300 BRT dan 1600 BRT, kecuali bila dipasang radio telegraph,
harus diperlengkapi dengan radio telephone station.
Watches radio telegraph : kapal yang menggunakan radio telegraph station harus
mempunyai seorang radio officer.
Watches radio telephone : kapal yang menggunakan radio telephone station harus
mempunyai seorang radio telephone operator, yang dalam hal ini dapat juga master,
officer atau ABK yang mempunyai certificate radio telephony.
3 Steering Gear
Kutipan dari peraturan SOLAS 1974 mengenai steering gear :
1. Setiap kapal harus mempunyai sebuah main steering gear dan auxiliary gear.
2. Main steering gearharus mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengarahkan dan
mengemudikan kapal pada kecepatan service maksimum. Main steering gear dan
rudder stock harus cukup kuat sehingga tidak akan rusak apabila kapal mundur pada
kecepatan mundur penuh.
3. Auxiliary steering gear harus cukup kuat untuk mengemudikan kapal pada
navigable speed, dan dapat bekerja dengan cepat pada waktu keadaan darurat
(emergency).
4. Posisi yang tepat dari kemudi harus dapat diketahui pada principal steering station
(navigation bridge).
5. Kemudi kapal penumpang harus dapat berputar dari kedudukan 350 sisi yang satu ke
350 sisi yang lain pada kecepatan kapal maksimum dalam waktu 28 detik.
6. Pada kapal penumpang, auxiliary steering gear harus digerakkan dengan power
apabila rudder stock in way of tiller lebih besar dari 228,6 mm (9 inches) diameter.
Idem untuk kapal barang apabila diameternya lebih besar dari 355,6 mm (14
inches).
59
5 Crew Accomodation
Yang termasuk dalam crew accommodation adalah : Sleeping room, mass room sanitary
accommodation, hospital accommodation dan recreation accommodation. Uraian
berikut didasarkan atas Crew accommodation convention dari International Labour
Organisation tahun 1949 di Geneva, dan tidak berlaku untuk kapal yang lebih kecil dari
500 BRT, kapal ikan, dan kapal tunda.
60
d. Tempat tidur tidak boleh diletakkan memanjang kapal apabila bersusun dua
dimana side light (side scuttle) terletak disitu. Jadi hanya boleh satu tempat
tidur saja.
5.2 Mess-Room
1. Disetiap kapal harus tersedia mess-room accomodation yang cukup.
2. untuk kapal kurang dari 1000 BRT harus tersedia mess-room yang terpisah
untuk :
a. Master dan officers
b. Petty officers dan other ratings
3. Untuk kapal lebih besar atau sama dengan 1000 BRT harus tersedia mess-room
yang terpisah untuk :
a. Master dan officers
b. Deck departement petty officers dan other ratings
c. Engine departement petty officers and other ratings
Boleh juga diambil pilihan lain sebagai berikut :
a. Master dan officers
b. Petty officers
c. Other ratings
Perhatian : untuk catering departement bisa menggunakan mess-room tersebut
dnan untuk kapal lebih besar atau sama dengan 5000 BRT dengan catering
departement lebih dari 5 orang maka dapat dipertimbangkan adanya satu mess-
room terpisah.
4. Mess-room harus diperlengkapi dengan meja kursi dan perlengkapan lain yang
bisa menampung seluruh jumlah pemakai pada saat yang bersamaan.
Catatan : Smooking room, menurut British regulation, kapal-kapal yang berlayar
diluar tempat asalnya (home trade) dengan ukuran 3000 BRT atau lebih harus
dilengkapi dengan sebuah smooking room untuk perwira, yang harus
mempunyai meja-meja dengan permukaan tiap meja seluas 4 ft 2 dan kurs-kursi
(easy chairs).
61
2. Jumlah minimum dari water closet (WC) diatas kapal adalah :
3. 3 (tiga) untuk kapal kurang dari 800 BRT
4. 4 (empat) untuk kapal antara 800 dan 3000 BRT
5. 6 (enam) untuk kapal lebih besar atau sama dengan 3000 BRT
6. untuk kapal dimana radio officer tinggal ditempat yang terpisah
maka fasilitas sanitair harus disediakan disitu
7. Fasilitas sanitair untuk seluruh anggota ABK yang tidak
menggunakan fasilitas private yang berhubungan dengan kamar mereka harus
disediakan dengan perhitungan sebagai berikut :
a. satu tub atau shower bath untuk setiap 8 orang atau kurang
b. satu WC untuk 8 orang atau kurang
c. satu wash basin untuk 6 orang atau kurang
Nota: menurut British regulation, ukuran shower adalah 6 1/4 sqf dimana
panjang minimum 2 ft 6 inches.
8. Untuk kapal penumpang dan ABK lebih dari 100 orang serta
pelayaran tidak lebih dari 4 jam maka, fasilitas sanitair bisa dikurangi dari yang
disebut diatas.
Note : Pada umumnya sanitary fasilities dibedakan untuk officers apprentices,
untuk petty officers dan untuk other ratings.
62
4. untuk kapal dibawah 1000 BRT dapat dikecualikan dengan memakai
domestik refrigerator.
Note : Menurut reference lain ruangan untuk provision stores adalah sekitar 0,80
– 1,0 m2 per ABK, dimana ⅓ sampai ½ nya dipakai untuk cold store room.
6.4 Galley
1. Galley harus diletakkan berdekatan dengan mess-room
2. Galley harus terhindar dari asap, debu batubara, atau bunker hatchways.
3. Tidak boleh ada opening langsung antara galley dengan sleeping room, kecuali
untuk kapal lebih kecil 500 BRT.
63