Anda di halaman 1dari 22

BAB VI

GENERAL ARRANGEMENT

Definisi : General arrangement dari suatu kapal dapat didefinisikan sebagai penentuan dari
ruangan-ruangan untuk segala kegiatan (fungsi) dan peralatan yang dibutuhkan yang diatur
sesuai dengan letak dan jalan untuk mencapai ruangan-ruangan tersebut.
Sehingga sebagai akibat dari batasan tersebut diatas, maka pada pembuatan suatu general
arrangement selalu ada empat langkah yang harus dikerjakan yakni menetapkan main-
spaces (ruangan-ruangan utama), menetapkan batas-batas dari setiap space (ruangan),
memilih dan menempatkan perlengkapan dan peralatan dalam batas-batas dari space
tersebut dan menyediakan jalan menuju ruangan-ruangan tersebut.
Problem dan approach. Langkah pertama dalam memecahkan problem general arrangement
adalah menetapkan lokasi dari main spaces dan batas-batasnya pada badan kapal dan
bangunan atas, yakni :
- Cargo spaces (ruangan muatan)
- Machinery spaces (ruangan mesin)
- Crew, passenger and associated spaces.
- Ruangan anak buah kapal dan penumpang
- Tangki-tangki
- Lain-lain.

Bersamaan dengan itu harus pula dipenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, terutama


mengenai :
- Watertight subdivision
- Stability
- Konstruksi dan kekuatan
- Penyediaan jalan menuju ruangan (access)

Sebagaimana halnya pada pada problem lain, approach (pendekatan) pertama untuk suatu
pemecahan dari general arrengement harus didasarkan atas sejumlah informasi-informasi,
yang dalam hal ini adalah, informasi mengenai :
- Volume ruang muatan yang diperlukan, yang didasarkan atas jenis dan jumlah
muatan.
- Cara pembungkusan muatan dan system bongkar muat
- Volume ruangan mesin yang diperlukan, yang didasarkan atas jenis dan
besarnya tenaga mesin.
- Volume ruangan akomodasi yang diperlukan, yang didasarkan atas jumlah ABK
dan penumpang serta standard of accommodations.
- Volume tangki-tangki yang diperlukan, terutama bahan bakar dan air tawar,
yang didasarkan atas jenis dan kapasitas mesin, jenis bahan bakar dan radius
pelayaran.
- Persyaratan subdivision (floodable length) dan pembatasan dari jarak mesin
transverse bulkhead (watertight).
- Ukuran utama kapal dan lines plan.

Jadi layout pertama dari suatu general arrangement untuk menentukan main spaces adalah
didasarkan atas informasi tersebut.

42
Ruang Lingkup Dan Langkah-Langkah Dalam Merencanakan General Arrangement
Suatu Kapal.

1. Pembagian ruangan-ruangan utama (main spaces) yakni :


- Ruangan muatan
- Ruangan mesin
- Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang.
- Tangki-tangki
- Lain-lain.

2. Ruangan Muatan : (Cargo Spaces)


 Tipe muatan :
- Tipe muatan diklasifikasikan berdasarkan bagaimana muatan tersebut diangkut
di kapal.
- Ada 2(dua) klasifikasi :
a. Bulk Cargo : terdiri dari material yang homogen baik dalam bentuk cair atau
padat dengan ukuran yang kecil-kecil.
b. General cargo : terdiri dari campuran bermacam-macam produk.

 General Cargo.
- General cargo ship : memuat dan membngkar komoditi yang bermacam-macam
pada sejumlah pelabuhan, tetapi bukan melayani satu komoditi dari pelabuhan
satu dengan yang lain.
- Metode untuk mengurangi biaya bongkar kapal general cargo, dalam rangka
membuat rencana umum yang baik meliputi :
a. Design of cargo spaces for efficient stowage.
Ruang muat sedapat mungkin bentuk kotak, dengan sedikit penghalang/
gangguan seperti pilar, bracket,yang menonjol, saluran ventilasi, pipa ukuran
gadng dan balok geladak yang sama.
b. Provide for rapid handling of cargo inpart.
Bongkar muat yang cepat tanpa ada penataan kembali (restowing) barang-
barang yang sudah ada dalam ruang muat.
c. Provide for reduced labor for handling cargo in port.
Penggunaan alat-alat mekanis.
d. Provide for a reduced number of handling.
Membongkar muatan dari kapal langsung ke alat angkut berikutnya apakah
ke pedalaman atau kapal lain tanpa restowing.
- Pertimbangan di atas bertujuan untuk penghematan, baik biaya buruh bongkar-
muat atau mengurangi biaya waktu tinggal di pelabuhan (labuh dan sandar).

 Breakbulk Cargo.
Aspek yang berkaitan dengan penyusunan ruang muat barang adalah :
a. Cargo Stowage.

43
Keberhasilan penempatan barang apabila memenuhi ketentuan sbb :
1). Safety of ship and crew.
Stabilitas, barang-barang berbahaya dan pergeskan muatan.
2). Safety of cargo from damage.
Kebakaran, kehancuran (tumpukan), kerusakan karena bau dan noda.
3). Orderly and rapid loading and unloading.
Persentase terbesar biaya operasi adalah untuk bongkar-muat.
4). Ship learning capacity should be used to best advantage.
Kapal agar dirancang dengan cubic/deadweight yang tepat, untuk kapal
barang dianjurkan untuk menyediakan volume cadangan.
b. Stowage factor, Deadweight and measurement.
- Stowage factor adalah volume per unit berat.
- Volume ruang muat perlu allowence 10 - 15% dari bulk cubic/Cargo
deadweight.
c. Number of height of tween decks.
- Untuk menghindari kerusakan barang karena tumpukan atau untuk
menghindari restowing, perlu tween decks.
- Bulk cargo disebut sebagai all hold, kapal pengangkut pisang dis : tween
deck, general cargo ship berada antara kedua kondisi ekstrem tersebut.
- Perlu pembagian ruangan diatas dauble bottom, antara hold dan tween deck.
- Kapal breakbulk cargo, dengan panjang 107-183 m, tinggi ruang muat
dibagi :
# Upper tween deck : 2,4 – 3,0 m
# Lower tween deck : 2,7 – 4,6 m
# Hold : 3,0 – 6,1 m
# memenuhinya tinggi hold : + 5,5 m
d. Other desaign considerations
- Tujuan merancang ruang muat general cargo pada breakbulk cargo ship
adalah untuk effisiensi dalam penempatan barang dan cepat penanganannya.
- Pertimbangan dalam perancangan ruang muat :
1. Cubic per hold.
- Jumlah volume muatan untuk sebuah cargo gear tidak lebih dari
1700 M3
- Ukuran lubang palkah untuk 2(dua) set cargo gear yang digunakan
bersamaan, tidak kurang dari 6,1 m x 9,1 m.
2. Hatch size.
- Sebaiknya ukuran standart.
- Untuk menghindari restowing dan singgah dibanyak pelabuhan,
perlu wing dan trunk space, atau merancang multiple opening hatch.

44
 Container ships
- kapal pengangkut barang yang diletakkan dalam container.
- Ada yang mempunyai alat bongkar sendiri, ada yang menggantungkan fasilitas
darat untuk bongkar muat.
- Ada 2 (dua) container ship :
a. Vertikal cell type.
b. Horizontal loading type.
a. Vertikal cell container.
- container diletakkan didalam kapal dalam tumpukan vertical, memanjang
kapal, dengan menggunakan angle corner guide.
- Kekurangan system ini adalah bahwa ukuran container harus sama.
- Tumpukan container diatas geladak max 4(empat) buah.
- Clearance antara sudut container dengan angle corner guide adalah 13 mm
untuk masing-masing sudut.
b. Horizontal loading container.
- Container dimuat pada ruangan di 1(satu) atau 2(dua) diatas geladak sekat.
- Container keluar masuk kapal dengan bantuan fork truck atau struddle truck
melalui stern port atau side port.

 Ferry boats
- Kapal yang digunakan untuk mengangkut penumpang atau barang dalam short
trip melintasi sungai, pelabuhan atau dari pantai ke pedalaman (menghubungkan
dua pelabuhan yang tetap).
- Bentuknya kapal single ended, artinya propeller berada apada satu ujung saja
atau double ended ferries lebih murah pembuatannya dan tahan terhadap cuaca
buruk.
- Pemasukan muatan lewat ujung kapal atau sisi kapal, muatan berupa kendaraan
atau penumpang atau keduanya.
- Tinggi car deck berkisar 4,7 – 4,9 m, sehingga dapat melayani kendaraan
highway.

 Bulk Cargo ship - General


 Meliputi kapal tanker dan liquid bulk carrier lain, grain dan bulk carrier lain
serta kombinasi muatan liquid dan dry bulk cargo.
 Muatan adalah homogen dalam bentuk partikel atau liquid dan dapat dipindah
lewat pompa, blowers, conveyor atau grap brackets.
 Ruang muat dapat berupa tangki atau hold, dalam merancangnya perlu
memperhatikan :
- Structural requirement.
- Subdivision requirment
- Pengendalian muatan untuk menghindari momen perpindahan muatan atau
free surface.
- Jumlah dan macam barang yang diangkut secara bersama-sama.
- Kedudukan ballast saat muatan kosong.
 Pertimbangan khusus dalam merancang dan menyusun tangki/ruang muat :

45
- Sedikit halangan atau rintangan di dalam tangki/ruang muat, selain
memudahkan pembongkarannya dan pembersihan ruangan, ideal bila
permukaannya rata atau tepi yang bulat.
- Berbentuk self trimming atau self drawing dalam pemuatan atau
pembongkaran.
- Self loading dengan hand trimming yang minimum.
- Ukuran dan lokasi lubang palkah sesuai dengan tipe muatan.
- Ruang ballast harus didistribusikan dengan tepat saat kapal kosong.
 Kecenderungan yang menonjol pada bulk carrier saat ini :
- Ukuran yang besar pada tanker minyak mentah.
- Dirancang dengan tidak menimbulkan polusi.
- Ukuran yang besar pada LNG.
- Muatan kombinasi dengan kapasitas besar mengurangi biaya transport.

 Tanker
- Dirancang untuk mengangkut produk minyak dengan spesific gravity 0,73 ~
0,97.
- Tanki ruang muat dibagi dalam panjang yang tetap. Dibagi dalam tangki tengah
dan tangki sayap kiri dan kanan. Tujuannya untuk membatasi permukaan bebas
dan keselamatan kalau terjadi tubrukan.

 Dry Bulk Carrier


 Untuk mengangkut muatan curah dengan spesific gravity 0,72 ~ 0,80.
 Ruang muat dibagi dalam panjang yang sama dengan potongan melintang
dengan bentuk self trimming, membatasi gerak muatan arah melintang serta
mudah pemuatan maupun pembongkarannya.
 Lubang palkah besar disediakan untuk bongkar muat dengan bucket grab atau
blower.
 Ore carrier untuk mengangkut muatan curah dengan spesific gravity ≥ 0,69
o Ruang muat terletak ditengah diatas double bottom yang tinggi, sehingga
tinggi metacentre tidak berlebihan.
o Struktur ruang muat dirancang untuk muatan berat.

Tahapan perancangan ruang muat :


- Menentukan kebutuhan volume ruangan muatan berdasarkan jenis, jumlah dan
spesific volume dari muatan yang akan diangkut.
- Menentukan jumlah dan letak dari transverse watertight bulkhead berdasarkan
perhitungan floodable length (watertight subdivision) dengan memperthatikan
rules klasifikasi mengenai hal ini, termasuk ketentuan mengenai collision
bulkhead (Forpeak bulkhead) dan after peak bulkhead (Stuffing box bulkhead).
- Menentukan panjang ruang muatan dan letak ruangan muatan dikapal.
- Menentukan tinggi double bottom berdasarkan peraturan klasifikasi.
- Menentukan frame-spacing berdasarkan peraturan klasifikasi.
- Menentukan jumlah dan tinggi geladak antara (tween deck), dengan
memperhatikan jenis dari muatan yang diangkut kapal.
- Menentukan jumlah dan ukuran serta letak dari hatchways (lubang palkah).

46
- Menentukan jumlah, kapasitas dan letak dari ventilator trunk.

3. Ruangan Mesin : (Machinery Spaces)


1. Umum
 Prinsip-prinsip pemilihan lokasi ruang mesin dan bentuknya :
- Volume seminimum mungkin dengan lorong (access) yang memadai untuk
pemasangan, pengoperasian dan pelayanan terhadap komponen mesin.
- Sedikit gangguan atau pertentangan dengan fungsi komponen mesin
- Adanya kesesuaian antara berat mesin dengan batasan kekedapan dengan
stabilitas dan subdivision standart.
- Menghindari trim yang berlebihan pada berbagai kondisi muatan karena
berat mesin.
- Layout permesinan yang pantas untuk kebutuhan crew yang minimum.
- Panjang poros yang pantas antara mesin penggerak dan propeller.

 Pertimbangan yang tepat dari prinsip-prinsip diatas tergantung beberapa faktor :


- Tipe dan ukuran kapal
- Tipe dan tenaga mesin

 Lokasi tangki bahan bakar dan penempatannya dikapal harus


mempertimbangkan kaitannya dengan permesinan dan tergantung dari tipe
bahan bakar dan rata-rata pemakaian bahan bakar. Hal-hal diatas secara
keseluruhan merupakan elemen penting untuk memilih tipe mesin.

 Kapal komersial umumnya single atau twin screw, tetapi kecenderungan masa
mendatang adalah single screw kecuali untuk kapal-kapal yang membutuhkan
tenaga mesin yang besar atau kemampuan manuver.

 Kapal penumpang yang besar membutuhkan 2 (dua) atau lebih ruang mesin,
jumlah dan lokasi tergantung pada tenaga yang dibutuhkan, jumlah propeller
dan pembagian ruangan.
2. Lokasi Ruang Mesin
a. Passenger ship
- Lokasi ruang mesin penggerak kira-kira ditengah kapal.
Kompartemen bentuk kotak adalah yang paling tepat untuk penyusunan
permesinan dan menghasilkan waste yang sedikit.
b. General Cargo Ship
- Ruang mesin umumnya terletak di midship atau bagian belakang midship
kapal.
- Letak ruang mesin di midship menghasilkan panjang ruang mesin minimum
dapat menghindari trim, pemisahan bagian depan dan belakang kedalam 2
(dua) bagian ruang muat yang hampir sama, dan merupakan lokasi yang baik
untuk deck house dan ruang navigasi. Kekurangannya adalah adanya lorong
poros yang panjang dan daerah ruang mesin adalah tempat yang terbaik
untuk ruang muat.

47
- Lokasi ruang mesin yang terletak kira-kira seperempat panjang dibelakang
midship terbukti merupakan penetapan yang efisien untuk kapal barang
modern, besar, cepat. Karena kalau ruang mesin dibelakang akan menjadi
masalah, karena bentuk bagian belakang kapal.

c. Bulk Cargo Ship


- Semua kapal curah (tanker, ore carrier dan collier) ruang mesin
terletak dibagian belakang kapal, hal ini untuk menghindari komplikasi
terowongan poros dan cofferdam bagian belakang.
d. Container Ship
- Ruang mesin umumnya terletak dibelakang dengan tidak lebih dari
1 (satu) ruang muat antara ruang mesin dan stern.
e. Roll-on / Roll-off Ship
- Ruang mesin mempunyai tinggi minimum yang diijinkan dibawah
geladak muatan.

Tahapan perancangan ruang mesin :


- menentukan letak ruangan mesin (ditengah kapal dibelakang kapal atau diantara
tengah dan belakang kapal) dengan mempertimbangkan jenis muatan, volume
ruang muatan ballast dan trim dan lain-lain.
- Menentukan kebutuhan volume ruangan mesin dan panjang ruang mesin dengan
memperhatikan ukuran mesin induk dan layout kamar mesin.
- Menentukan ukuran mesin induk berdasarkan jenis, jumlah tenaga dan putaran
mesin.
- Menentukan secara garis besar layout dari kamar mesin (letak mesin induk,
mesin-mesin Bantu dan lain-lain peralatan utama).
- Menentukan tinggi pondasi mesin induk dengan memperhatikan tinggi double
bottom dan tinggi propeller shaft (sumbu baling-baling).
- Menentukan letak dan ukuran dari engine opening engine room skylight dan
funnel (cerobong), dengan memperhatikan juga means of escape.
- Untuk layout dari kamar mesin perlu juga diperhatikan settling dan service
tanks.

4. Ruangan akomodasi anak buah kapal dan penumpang :


Menentukan letak, jumlah, jenis, kapasitas dan ukuran dari ruangan-ruangan berikut
(termasuk perlengkapan didalamnya) berdasarkan tingkatan dan jumlah anak buah
kapal dan penumpang dengan memperhatikan super structure dan deck house yang
tersedia.
- Sleeping room
- Mess room (dining room)
- Washing accommodation
- Hospital
- Galley dan provision store
- Access (jalan), ladder dan stairs
Dalam hubungannya dengan means of escape sesuai konvensi SOLAS 1960/1974.

48
5. Ruangan Navigasi : Menentukan letak dan luas dari ruangan navigasi yang meliputi:
- Wheel house
- Chart room
- Radio room
- Dalam hubungannya dengan navigasi perlu diperhatikan letak, jenis dan jumlah
dari lampu navigasi yang dibutuhkan.

6. Tangki-tangki : menentukan letak dan volume dari tangki-tangki (yang merupakan


bagian dari badan kapal) berikut :
1. Umum :
- Salah satu ruangan dikapal dialokasikan untuk tangki.
- Pertimbangan utama berkaitan dengan lokasi tangki adalah :
o Tidak ada access kedalam tangki kecuali man hole untuk pembersihan dan
pemeliharaan.
o Lokasi yang rendah cenderung memperbaiki stabilitas.
o Ukuran permukaan bebas cairan harus dibatasi, terutama arah melintang,
karena akan mengurangi stabilitas.
o Tangki diletakkan simetris terhadap center line agar saat bocor momen yang
timbul simetris.
2. Tangki Bahan Bakar
- Tangki bahan bakar umumnya diletakkan di dasar ganda, untuk kapal yang
mempunyai double bottom.
- Dasar ganda dibagi-bagi / subdivision, yang digunakanuntuk mengontrol
permukaan bebas.
- Bila tangki dasar ganda tidak cukup untuk memenuhi kapasitas bahan bakar,
maka dapat dibuatkan deep tank, yang letaknya simetris terhadap center line.
- Pada kapal Ro-Ro atau Ware house Ship, ruang muat diatas geladak sekat,
tangki bahan bakar dapat berupa deep tank.
3. Fresh Water Tank
- ada 3 (tiga) macam air tawar di kapal :
o potable water (untuk masak dan minum)
o untuk mencuci
o untuk permesinan
 cadangan feed water (untuk ketel)
 cooling water
 shielding water untuk nuclear
- air tawar dibawah kapal selama pelayaran dan diletakkan terpisah dengan tangki
lain dan dengan sistem pipa yang terpisah.
- Kapal-kapal modern dilengkapai dengan evaporator untuk memurnikan air,
sehingga mengurangi jumlah volume tangki.
4. Cargo Tank
- Selain kapal tanker digunakan untuk mengangkut produk minyak, ada juga yang
digunakan untuk mengangkut wine.
- Pada kapal barang modern, kapal tersebut dilengkapi dengan tangki khusus
untuk mengangkut muatan cair dalam jumlah terbatas.
5. Tangki Ballast

49
- Ballast dikapal dapat berupa benda padat atau cair. Tujuannya adalah untuk
memperbaiki stabilitas.
- Ballast cair berarti membutuhkan tangki.
Tangki ballast pada kapal barang, lokasinya didistribusi sepanjang kapal, tujuannya
untuk mengatur trim dan stabilitas.

7. Ruangan-ruangan lain :
- Steering gear compartement, menentukan letak dan ukuran ruangan berikut
jenis, kapasitas dan ukuran steering gear yang dipakai yang didasarkan atas momen
torsi dari kemudi (yang tergantung dari luas kemudi displacement dan kecepatan
kapal). Juga dengan memperhatikan persyaratan SOLAS convention 1960/1974.
Note : untuk ruangan akomodasi perlu diperhatikan jenis, jumlah dan ukuran dari side
scuttle (jendela kapal = side light) dan ukuran dari pintu.
Ruangan-ruangan lain (lanjutan)
- Menentukan lokasi dari ruangan untuk Emergency Source of Electrical Power.
- Menentukan lokasi dari CO2 room.
- Menentukan ruangan-ruangan berikut :
Lamp store, paint store, rope store, electrical store, boatswain store etc.

HULL OUTFIT AND FITTING

1. Penutupan untuk bukaan pada badan kapal.


1.1 Introduksi :
- Penutupan terhadap bukaan di badan kapal, tangki-tangki
subdivision bulkhead dan lainnya mempengaruhi keselamatan atau orang-orang
dikapal.
- Ada 2 (dua) kategori ketentuan tentang penutupan:
a. Penutupan dapat terbuka atau tertutup selama berlayar, contoh : access and
escape door di ruang akomodasi dan ruang kerja.
b. Penutupan yang selalu tertutup selama berlayar, contoh : ruang muat / hatch
cover, side port, sluice gate, conveyor belt cover.

1.2 Watertight Door


- Pintu kedap air yang meliputi ketentuan jalan orang di geladak
cuaca dan watertight bulkhead dan keluar/masuk barang dikapal.
- Deck house access :
a. contoh : hinged watertight metal doors, dipasang pada semua bukaan
luar deck house di weather deck level → sesuai dengan peraturan
pemerintah / klasifikasi.
b. Watertight bulkhead access :
Contoh : hinged sliding watertight door dipasang pada subdivision bulkhead
dibawah bulkhead deck.
c. Side port access, stores and Fueling Doors.
Side port digunakan untuk jalan masuk ke ruang muat, tempat pengisian
bahan bakar, jalan orang dan kendaraan, gudang (dimana overhead access
tidak dipasang secara tepat)
d. Side Port Cargo Doors.

50
Dipasang pada level upper tween deck. Muatan masuk/keluar kapal dengan
menggunakan truck, conveyer dll. turun keruang bawah dengan elevator,
conveyor atau alat angkat lewat bukaan palkah.
e. Stern Port Cargo Doors
Pada kapal Ro-Ro / Ro-trailer ship dan military vehicles carriers, kendaraan
masuk lewat stern loading port, tidak tepat pada center line atau pada center
line lewat sebuah flat pada transom stern.

1.3 Lain-lain tipe pintu :


a. Gastightdoor
Kedap udara, pengetesannya lebih ketat dibanding watertight door.
b. Weathertight door
- Dapat dibuat dari kayu, besi atau alumunium. Dipasang bukaan
deck house, dimana tidak diperlukan watertight.
- Yang terbuat dari baja konstruksinya lebih ringan daripada
watertight door
c. Non – Watertight Steel Door for Stores and Shops
Terbuat dari pelat baja dengan tebal 4,8 – 6,8 mm. Dengan penguatan yang
cukup, dipasang pada gudang dan daerah kerja.
d. Non Watertight Joiner Door for Accomodation.
Metal joiner door digunakan secara luas pada kabin, toilet dan kamar ABK,
kecuali kalau peraturan perlindungan kebakaran melarang penggunaannya.

1.4 Windows, Air Port and Port Light.


a. Windows
- Jendela bentuk kotak dengan kerangka besi cor, kuningan atau
alumunium dengan klip penahan baja, biasanya dipasang sebagai pengganti
dari air port (lubang udara).
- Dua atau lebih dari jendela depan di pilot house umumnya
dipasang wiper.
b. Air Port (side scuttle)
- Merupakan hing air port, lengkap dengan air scoops dan screen dipasang
pada living quarter yang terletak di dinding kapal harus dilengkapi dengan
deadlight cover.
- Untuk yang terletak dibawah bulkhead deck dilengkapi dengan sills dan
dibawah pengawasan dari master dan hanya dapat dibuka oleh petugas
khusus
- Air port dan fixed light (deadlight) umumnya mempunyai kerangka
kuningan atau alumunium yang dipasang dengan pengikat baja.
- Screen terbuat dari kuningan, air scoop terbuat dari galvanized sheet air,
deadlight terbuat dari kuningan cor, alumunium atau baja.

1.5 Access Hatches, Companiouways and Man Holes


- Companiouways merupakan access hatchway di geladak terbuka dengan
tangga menuju kebawah, umumnya untuk ABK, digunakan sebagai
pelindung bila ruangan bawah yang dituju menggunakan tangga miring.

51
- Hatches dipasang digeladak cuaca, meliputi bosunis store, work space,
steering gear dan ruangan lain, dimana access dari geladak cuaca adalah
merupakan hal yang paling tepat / tidak dapat masuk dengan enak bila dari
geladak bawah.
- Manholes dipasang untuk access ke tangki, cofferdam dan ruang terbuka.
Untuk keselamatan dan untuk fasilitas ventilasi. Minimum 2 (dua) manholes
dipasang pada masing-masing tangki yang diletakkan secara diagonal.
- Bentuk manhole : oval atau bulat. Tergantung konfigurasi ruangan / struktur.
Mudah untuk pemasangannya. Tutup manhole dibaut kebawah diatas
flexible gasket untuk access ke tangki ballast atau ruangan lain dengan
kedap air. Manhole dapat dipasang flush (datar), naik, menggantung atau
turun (recess). Hing manhole digunakan untuk access kegudang dimana
pintu atau bukaan yang besar bukan merupakan pertimbangan dalam
frekuensi penggunannya.

1.6 Penutup Bukaan Badan Kapal yang lain.


- Freeing port dipasang pada bullwark untuk mengosongkan geladak dari air.
- Rope scuttle dipasang pada geladak cuaca kapal, dimana store hatch ke
ruang penyimpan dibawah geladak tidak tersedia atau tidak sesuai letaknya
untuk lewatnya heavy mooring.

1.7 Cargo Hatch Cover


 Penutup kayu dan ponton baja yang dikedapkan dengan terpal adalah tipe
yang telah ketinggalan / tidak dipakai lagi.

 Hatch cover kapal modern saat ini :


- Single piece pontoon cover
- Mechanical cover
- Rooling cover
- Hing and Folding cover
- Cover Actuating Mechanism
- Single Pull cover
- Dreem stowing cover
- Watertight, oiltight and special type cover.

1.8 Ventilasi System Terminals


- Peralatan bantu entilasi di geladak cuaca atau terminal digunakan untuk
memasukkan atau mengeluarkan udara dikapal. Terletakdi lokasi yang tepat dan
terlindung dari air laut yang naik ke kapal.
- Semua ventilasi dilengkapi dengan wire mesh screen sebagai perlindungan
terhadap tikus.

Jenis Terminal :
a. Cowls :
- Digunakan untuk menyalurkan udara secara alami ke dan dari ruang muat
dan gudang yang tidak dilengkapi dengan sistem ventilasi mekanis.

52
- Dengan makin bertambahnya penggunaan sistem mekanis, penggunaan
terminal ini banyak ditinggalkan.

b. Goosenecks :
Dapat digunakan sebagai sistem natural atau mekanis sebagai ventilasi, baik
untuk supply atau exhaust.

c. Mushrooms
Mushroom standart dapat digunakan baik natural maupun supply and exhaust
terminals. Alat ini dilengkapi dengan alat pelindung hujan.

d. Louver
Digunakan untuk men-supply udara masuk untuk semua sistem ventilasi.

2. Deck Fittings
2.1 Bulkwark, Rails and Stanchious.
a. Bulkwark :
- Dipasang pada weather deck untuk perlindungan manusia dan
muatan geladak dari laut.
- Mempunyai konstruksi yang kuat, mampu menahan beban dari
sigging, lashing deck cargo dll.
b. Open Rails :
- Dipasang pada weather deck, kalau bulkwark tidak terlalu
dibutuhkan, umumnya dibuat portable di daerah cargo hatches untuk
bongkar muat.

2.2 Ladder and Stairs


a. Fixed Vertical Ladders
- Dipasang di cargo hold, bosun’s store, tangki dll. Dimana tidak
dalam arah horizontal. Pada umumnya dipasang di transverse bulkhead.
b. Spar Ladder
- Dipasang pada masts, knigposts, stacks, dll.
c. Inclined Ladder
- Dipasang digeladak cuaca untuk access dari geladak
yang satu kegeladak yang lain.
d. Accomodation Ladder
- Dirancang mampu menghubungkan weather deck level sampai permukaan
air saat kapal kosong dengan sudut kemiringan 45 o terhadap horizontal.
Panjang ladder dapat diatur sehingga mampu melayani saat kapal dengan
sarat penuh maupun saat kapal kosong, dengan mengatur sudut kemiringan.

2.3 Mooring Fitting


a. Ada 2 (dua) kategori penambatan kapal :
- dengan constant tension winches, dimana pengaturan tegangan tali
tambat diatur secara otomatis sehingga tetap konstan.

53
- Pengaturan tegangan tali tambat (fiber dan loire-rope) diatur secara
manual periodik dengan bantuan capstan atau mooring winches.
b. Mooring Bitts, Cleats and Rings
- Mooring bit (bolder) terbuat dari baja cor atau dari fabrikasi pelat.
Ukuran mooring bit tergantung dari ukuran diameter dan kekuatan tali
tambat yang digunakan.
- Cleat : mempunyai fungsi seperti mooring bit, digunakan untuk
penambatan kapal kecil atau tongkang. Cleat dipasang pada bagian atas dari
bulkwark atau ditepi geladak.
c. Chocks, Fixed and Roller
- Chock dipasang pada sisi kapal, tempat lewat tali tambat dari
pengikatan didarat ke pengikat dikapal (untuk menghindari gesekan tali
dengan body kapal, karena talinya bisa rusak). Ada yang fixed dan ada yang
dilengkapi roller.

3. Lifesaving System
3.1 Umum
Livesaving system pada kapal adalah merupakan bagian yang sangat vital dan
merupakan jalan keluar darurat perjalanan kapal, saat kapal mengalami musibah.

3.2 Lokasi Penempatan Liviboats


a. Longitudinal location :
Secara umum lifeboat tidak boleh terletak dalam daerah seperempat panjang
kapal dan tidak terletak jauh kebelakang karena adanya bahaya propeller. Ujung
belakang lifeboat harus berjarak 1,5 panjang lifeboat didepan posisi propeller
arah memanjang.
b. Vertical Location :
Lokasi vertikal lifeboats dan liferaft harus dideteksi secara hati-hati jangan
sampai rusak karena naiknya air keatas kapal. Pada kapal barang dan tanker,
tempatnya digeladak yang dekat permukaan air tetapi yang tidak
membahayakansaat cuaca jelek.
c. Clearances
Geladak yang digunakan untuk penempatan lifeboat harus kuat menahan beban
lifeboat davit dan winches. Tempat lewat lifeboat saat diturunkan, bukaan yang
ada harus seminimum mungkin dan tidak ada halangan.

3.3 Pemasangan pada kapal penumpang dan barang


- Pada kapal-kapal tersebut lifeboat umumnya terletak didaerah
sepanjang bangunan atas.
- Inflatable lifeboat sampai dengan 25 % dari kebutuhan
lifeboat dapat mengurangi masalah kebutuhan ruang / tempat.

3.4 Lifeboats
- Lifeboat ada yang bangunan tertutup dan ada yang terbuka dan
diklasifikasi berdasarkan bahan pembuatan, terbuat dari baja, alumunium atau
reinforced plastic (GRP). Berdasarkan alat penggeraknya, lifeboat dapat

54
diklasifikasikan : dengan dayung, dengan engkol tangan atau dengan motor
penggerak.

3.5 Liferaft :
- Liferaft baik yang inflatable atau rigid harus dirancang sesuai
dengan ketentuan SOLAS dan aturan pemerintah.
- Liferaft berfungsi untuk membantu kemampuan survival craft
untuk orang kerja atau sleeping remote dari lokasi lifeboats atau bila access ke
lifeboat terputus.
- Membantu sebagai survival craft yang siap untuk
mengangkut orang bila tiba-tiba kapal tenggelam.

3.6 Rescue Boats


- Rescue Boats disediakan bila lifeboat tidak cocok melakukan
pertolongan orang jatuh ke laut dan memimpin tugas pertolongan.

3.7 Davits
- Davits dirancang untuk memindahkan lifeboat dari posisi
tempatnya keposisi embarkasi dan kemudian turun ke air.
- Gravity Davits : harus mampu mengayun keluar tanpa
menggunakan tangan, listrik, uap atau tenaga lain oleh kapal.
- Mechanical davits : bergerak keluar secara manual dengan
engkol, roda gigi atau alat-alat mekanis yang lain.

3.8 Life Boat dan Launching Devices :


- Menentukan jenis, jumlah dan kapasitas dan ukuran life boat serta
penempatannya yang didasarkan atas jumlah anak buah kapal dan penumpang
serta lokasi dari tempat tinggal anak buah kapal dan penumpang diatas kapal.
- Menentukan jenis launching devices (dewi-dewi = davits), ukuran dan
kapasitasnya yang didasarkan atas berat life boat dan cara peluncurannya.

3.9 Peralatan Tambat :


- menentukan jenis, jumlah, kapasita dari peralatan tambat berikut beserta
penempatannya di atas kapal :
o windlass (mesin jangkar = anchor winch)
o warping winch
o mooring capstain
o bollard (bolder)
o port gangway (tangga kapal)
- Menentukan ukuran jangkar, rantai jangkar dan tali temali kapal yang
didasarkan atas equipment number dari peraturan klasifikasi.
- Menentukan ukuran dan letak dari chain locker (kotak rantai).

55
CARGO HANDLING – DRY CARGO

Umum :
- Metode penanganan muatan kering (dry cargo) adalah sangat penting didalam
operasi kapal. Pemilihan metode ini harus mendapatkan perhatian dalam
perancangan kapal, karena komponen cargo handling, prosentasenya cukup
besar dalam operasi kapal.
- Penanganan barang umumnya dibagi dalam 4 (empat) tahap : terminal storage,
pemindahan dari storage ke apron cargo hook, dari hook ke cargo hold
- Penanganan barang tergantung nature bendanya bisa breakbulk atau unitized
cargo. Breakbulk cargo adalah merupakan muatan yang berdiri sendiri-sendiri,
tidak ada pengikatan antara satu benda dengan benda yang lain. Unitized cargo
dapat diklasifikasikan sebagai palletized, containerized, packaged atau banded
cargo.

The Burtoning System


- Burtoning system adalah system alat angkat yang menggerakkan tackle,
menggunakan tali dan 1 (satu) atau 2 (dua) buah block
- Sistem ini banyak digunakan dikapal untuk bongkar muat barang dan sampai
sekarang masih digunakan. Salah satu contohnya : Ebel mechanical guy.

Mooring System
- Mooring adalah terminology operasi kapal saat buang jangkar dipelabuhan,
mengikat ke mooring buoy atau mengikat ke dermaga baik dengan rantai atau
tali.
- Mooring line dirancang yang didasarkan pada suatu susunan yang berfungsi
untuk menahan gaya yang bekerja pada kapal saat kapal berlabuh atau sandar.
- Mooring dirancang untuk menahan angina dibawah 35 knot dan arus 2-3 knot.
- Contoh susunan mooring line dapat dilihat pada gambar.

RUANG AKOMODASI DAN RUANG LAIN

1. Susunan Anak Buah Kapal

Secara garis besarnya jenis-jenis pekerjaan dari anak buah kapal dapat dikelompokkan
dalam tiga bagian sebagai berikut :
1. Deck Departement
2. Engine Departement
3. Catering Departement

56
Pimpinan tertinggi diatas kapal adalah Master (Nahkoda = Captain). Sedang yang
bertanggung jawab terhadap deck departement adalah Chief deck officer (Chief Officer
= Chief Mate = Mualim I), ia adalah yang bertanggung jawab terhadap navigasi,
peralatan geladak, bongkar muat dari muatan dan muatan selama diatas kapal. Engine
departement dipimpin oleh seorang Chief Engineer (Kepala Kamar Mesin), ia yang
bertanggung jawab terhadap kelancaran jalannya mesin induk, mesin Bantu, ketel dan
seluruh instalasi mesin diatas kapal, Catering departement dipimpin oleh seorang Chief
Steward, ia adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kelencaran pelayanan
makanan, pelayanan kamar dan lain-lain pekerjaan sejenis diatas kapal.
Orang kedua diatas kapal setelah Master adalah Chief Engineer disusul dengan Chief
Officer sebagai orang ketiga. Jenjang ini mempunyai akibat pada luas ruangan dan
fasilitas yang harus disediakan untuk mereka diatas kapal.
Secara garis besarnya susunan dari anak buah kapal dapat digambarkan sebagai berikut:

MASTER
Deck Departement Engine Departement Caterring Departement
Chief Officer Chief Engineer Chief Steward
2nd Officer 2nd Engineer
3rd Officer 3rd Engineer
4th Officer 4th Engineer
radio Officer Electrician
Deck Crews : Engine Crews : Catering Crews :
Purser Oiler Chief Cook
Boatswain Fireman Ass. Cook
Quarter master Wiper Steward
Carpenter Pumpman Boys
Seaman

Mengenai susunan dari anak buah kapal ini, pada umumnya setiap negara mempunyai
dan melaksanakan peraturan yang berbeda dalam menetapkan jumlah anak buah kapal
dan klasifikasi dari setiap jenjang serta jenjang kepangkatan untuk anak buah kapal.
Sebagai contoh dinegara Inggris, dibawah Chief Engineer masih ada 1st Engineer.
Selanjutnya mengenai jumlah anak buah kapal pada umumnya dasar penentuannya
adalah sebagai berikut :
1. Untuk Deck Departement tergantung dari BRT (gross tonnage).
2. Untuk Engine Departement tergantung dari BHP, SHP dari mesin penggeraknya.
(Note : BHP untuk diesel, SHP untuk turbine)
3. Untuk Catering Departement tergantung dari jumlah orang yang harus dilayani
diatas kapal (anak buah kapal dan penumpang).

Jam jaga selama kapal dalam pelayaran pada umumnya adalah antara waktu waktu
berikut : 04 – 08, 08 – 12, 12 –16, 16 – 20, 20 – 24, 00 – 04, dan seterusnya. Pada setiap
waktu jaga tersebut biasanya yang bertugas adalah seorang perwira deck (deck officer =
mualim) juru mudi (quarter master). Pada kapal-kapal besar umumnya master dan chief
engineer tidak ikut jaga.
Status dari master, deck officer, radio officer, engineers, electrician dan chief steward
adalah perwira, sedangkan boatswain purser (clerck), pumpman (dan masih ada

57
beberapa jabatan lain) adalah petty officer atau bintara. Diluar dari jabatan-jabatan
tersebut diatas digolongkan sebagai other ratings (tamtama dan lain-lain).

2. Navigation Spaces
Wheel house (pilot house) dan chart room (ruang peta) selalu ditempat-tempat pada
tingkat yang paling tinggi dari superstructure. Gyro apabila mungkin harus ditempatkan
dekat dengan neutral axis dari kapal dalam ruangan khusus, yang biasanya dikunci.
Sedangkan radio room biasanya ditempatkan pada tingkat yang sama dengan wheel
house dan chart room, dan apabila tidak ditempatkan pada tingkat dibawahnya.

2.1 Wheel House


Pandangan dari wheel house kearah depan dan samping tidak boleh terganggu, dan
garis pandangan kearah haluan harus memotong garis air (load water line) tidak
boleh lebih dari 1,25 panjang kapal kedepan untuk kapal barang dan tidak boleh
lebih dari 0,6 panjang kapal untuk kapal penumpang. Panjang dari Wheel House
(dalam arah longitudinal) dibuat secukupnya saja. Sebagai pedoman dapat diambil
jarak dari dinding depan kekompas 900 mm, jarak dari kompas ketempat kemudi
(steering wheel) 500 mm dan jarak dari tempat kemudi ke dinding belakang 600
mm. Pintu samping dari wheel house (ke arah flying bridge) umumnya adalah pintu
geser. Disisi kiri dan kanan (port dan starboard) dari wheel house selalu ada flying
bridge sampai kesisi kapal (apabila mungkin 2 a 3 ft kearah luar) yang dimaksudkan
untuk mempermudah deck crew dan pilot pada waktu merapatkan kapal pada kade
dan pada waktu kapal masuk dok.
Disamping itu flying bridge harus terbuka dan pandangan dari tempat tersebut tidak
terganggu baik kearah depan, samping dan belakang kapal.

2.2 Chart Room


Ruangan peta (chart room) selalu ditempatkan dibelakang wheel house. Ukurannya
tidak boleh kurang dari 8 x 8 ft (2,4 x 2,4 m). Meja peta selalu diletakkan melintang
kapal dan merapat dengan dinding depan. Panjang dari meja peta biasanya sekitar
1,80 x 1,20 meter. Antara chart room dan wheel house harus dihubungkan dengan
pintu atau sliding window (jendela geser). Mengenai ukuran dari gyro room, pada
umumnya tergantung dari peralatannya, ruangan yang diperlukan umumnya sekitar
50 – 100 square feet.

2.3 Radio Room


Luas dari ruangan radio biasanya tidak boleh kurang dari 120 sqft. Mengenai
penempatannya dan persyaratan radio, berikut ini diberikan kutipan dari peraturan
SOLAS 1974 mengenai Safety radio telegraphy and radio telephony.
Ditempatkan setinggi mungkin diatas kapal dan terlindung dari air dengan
memperhatikan agar tidak ada gangguan suara yang masuk kedalam station.
Ruangan radio harus terpisah dari kegiatan lain; ukuran cukup luas dan mempunyai
ventilasi yang baik. Juga ruangan radio harus berhubungan dengan navigating
bridge (wheel house). Disamping itu ruang tidur untuk radio officer harus sedekat
mungkin dengan station (radio room). Untuk kapal baru ruang tidur radio officer
tidak boleh berada didalam ruangan radio telegraph.

58
Kapal penumpang dan kapal barang dari 1600 BRT dan keatas (kecuali lihat
regulation 5) harus diperlengkapi dengan sebuah radio telegraph station.
Kapal barang antara 300 BRT dan 1600 BRT, kecuali bila dipasang radio telegraph,
harus diperlengkapi dengan radio telephone station.
Watches radio telegraph : kapal yang menggunakan radio telegraph station harus
mempunyai seorang radio officer.
Watches radio telephone : kapal yang menggunakan radio telephone station harus
mempunyai seorang radio telephone operator, yang dalam hal ini dapat juga master,
officer atau ABK yang mempunyai certificate radio telephony.

3 Steering Gear
Kutipan dari peraturan SOLAS 1974 mengenai steering gear :
1. Setiap kapal harus mempunyai sebuah main steering gear dan auxiliary gear.
2. Main steering gearharus mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengarahkan dan
mengemudikan kapal pada kecepatan service maksimum. Main steering gear dan
rudder stock harus cukup kuat sehingga tidak akan rusak apabila kapal mundur pada
kecepatan mundur penuh.
3. Auxiliary steering gear harus cukup kuat untuk mengemudikan kapal pada
navigable speed, dan dapat bekerja dengan cepat pada waktu keadaan darurat
(emergency).
4. Posisi yang tepat dari kemudi harus dapat diketahui pada principal steering station
(navigation bridge).
5. Kemudi kapal penumpang harus dapat berputar dari kedudukan 350 sisi yang satu ke
350 sisi yang lain pada kecepatan kapal maksimum dalam waktu 28 detik.
6. Pada kapal penumpang, auxiliary steering gear harus digerakkan dengan power
apabila rudder stock in way of tiller lebih besar dari 228,6 mm (9 inches) diameter.
Idem untuk kapal barang apabila diameternya lebih besar dari 355,6 mm (14
inches).

4 Emergency Source Of Electrical Power.


Kutipan dari peraturan SOLAS 1974 :
1. Untuk kapal dari 5000 BRT dan keatas harus disediakan ESEP yang diletakkan
diatas uppermost continuous deck dan diluar machinery casing, yang dimaksudkan
untuk menjamin adanya tenaga listrik apabila instalasi tenaga listrik utama macet.
2. Tenaga listrik ini harus dapat memberi aliran selama 6 jam pada : lifeboat station
and overside, alleyways, stairways, exit, main generating set space, main machinery
space, navigation bridge, chart room, general alarm, navigation light dan daylight
signaling lamp.
3. Emergency source of electrical power ini dapat berbentuk : battery (accumulator)
atau generator dengan independent fuel supply dan suitable prima mover. Fuel flash
point 430 celcius.
4. Dapat bekerja pada keadaan miring 22 ½ 0 dan trim 100.
5. Untuk kapal kurang dari 5000 BRT, berlaku peraturan yang sama, hanya saja aliran
cukup untuk 3 jam dan diutamakan penerangan untuk launching station dan stowage
position of survival craft, disamping harus pula diperhatikan point 3 dan 4 diatas.

59
5 Crew Accomodation
Yang termasuk dalam crew accommodation adalah : Sleeping room, mass room sanitary
accommodation, hospital accommodation dan recreation accommodation. Uraian
berikut didasarkan atas Crew accommodation convention dari International Labour
Organisation tahun 1949 di Geneva, dan tidak berlaku untuk kapal yang lebih kecil dari
500 BRT, kapal ikan, dan kapal tunda.

5.1 Sleeping Room


1. Tidak boleh ada opening kedalam sleeping room dari ruangan untuk muatan,
ruangan mesin, dapur, communal wash places, WC lamp room, paint room dan
drying room.
2. Sleeping room harus diletakkan diatas loadline ditengah atau dibelakang kapal.
Bila keadaan tidak memungkinkan boleh diletakkan dibagian depan kapal tetapi
tidak boleh di depan collision bulkhead.
3. Dikapal penumpang sleeping room boleh diletakkan dibawah loadline dengan
syarat harus ada penerangan dan aliran udara yang cukup, tetapi sleeping room
tidak boleh terletak dibawah working alleyways.
4. Luas lantai sleeping room per orang tidak boleh kurang dari :
a. 1,85 m2 untuk kapal lebih kecil 800 BRT
b. 2,35 m2 untuk kapal antara 800 dan 3000 BRT
c. 2,78 m2 untuk kapal lebih besar 3000 BRT.
Untuk kapal penumpang bila ada 4 orang ABK tinggal di satu ruangan maka
luas minimumnya adalah 2,22 m2.
5. Tinggi ruangan (dalam keadaan bebas) minimum adalah 190 cm.
Note : Menurut British regulations, untuk kapal lebih kecil dari 1600 BRT
adalah 7 ft dan untuk kapal lebih besar atau sama dengan 1600 BRT adalah 7 ft
6 inches. Diukur dari top of the floor beam to the top of the crownbeam.
6. Jumlah pemakai ruang tidur ditentukan sebagai berikut :
a. Officer in charge of a departement.
Navigating and engineer officer in charge of watch.
Senior radio officer
Masing-masing satu orang satu ruang tidur.
b. Untuk perwira lainnya : satu orang satu ruang tidur, bila tidak mungkin tidak
boleh lebih dari dua orang.
c. Untuk petty officer (bintara) : satu atau dua orang per ruang tidur dan tidak
boleh lebih dari dua.
d. Untuk other ratings : 2 atau 3 orang per ruang tidur dan tidak boleh lebih
dari tiga.
7. Tempat tidur :
a. Ukuran minimum sebelah dalam adalah 190 x 68 cm
b. Tempat tidur tidak boleh diletakkan berjajar sehingga tidak ada jarak yang
cukup diantaranya.
c. Tempat tidur tidak boleh terdiri lebih dari 2 susun, dimana tempat tidur yang
dibawah jaraknya paling sedikit 30 cm dari lantai dan tempat tidur yang
diatas terletak ditengah antara tempat tidur bawah dan langit-langit.

60
d. Tempat tidur tidak boleh diletakkan memanjang kapal apabila bersusun dua
dimana side light (side scuttle) terletak disitu. Jadi hanya boleh satu tempat
tidur saja.

5.2 Mess-Room
1. Disetiap kapal harus tersedia mess-room accomodation yang cukup.
2. untuk kapal kurang dari 1000 BRT harus tersedia mess-room yang terpisah
untuk :
a. Master dan officers
b. Petty officers dan other ratings
3. Untuk kapal lebih besar atau sama dengan 1000 BRT harus tersedia mess-room
yang terpisah untuk :
a. Master dan officers
b. Deck departement petty officers dan other ratings
c. Engine departement petty officers and other ratings
Boleh juga diambil pilihan lain sebagai berikut :
a. Master dan officers
b. Petty officers
c. Other ratings
Perhatian : untuk catering departement bisa menggunakan mess-room tersebut
dnan untuk kapal lebih besar atau sama dengan 5000 BRT dengan catering
departement lebih dari 5 orang maka dapat dipertimbangkan adanya satu mess-
room terpisah.
4. Mess-room harus diperlengkapi dengan meja kursi dan perlengkapan lain yang
bisa menampung seluruh jumlah pemakai pada saat yang bersamaan.
Catatan : Smooking room, menurut British regulation, kapal-kapal yang berlayar
diluar tempat asalnya (home trade) dengan ukuran 3000 BRT atau lebih harus
dilengkapi dengan sebuah smooking room untuk perwira, yang harus
mempunyai meja-meja dengan permukaan tiap meja seluas 4 ft 2 dan kurs-kursi
(easy chairs).

5.3 Sleeping room for radio officer


Menurut British regulation, radio officer harus mempunyai ruang tidur yang letak
dan keadaannya sesuai dengan tugasnya diatas kapal. Apabila ada auto alarm, maka
sleeping room untuk radio officer harus cukup dekat dengan radio room dan dapat
dicapai dalam waktu 30 detik. Disini diperhitungkan bahwa jarak (horisontal) 50
yards sebanding dengan waktu 30 detik, dan bila ada jarak vertikal pada tangga
(ladders) maka jarak harus dikalikan 3.

5.4 Sanitary Accomdation


1. Setiap kapal harus dilengkapi dengan sanitary accomodation
termasuk wash basin, and tub dan shower bath.
Nota : Ukuran panjang bath adalah 4 ft 5 inches.

61
2. Jumlah minimum dari water closet (WC) diatas kapal adalah :
3. 3 (tiga) untuk kapal kurang dari 800 BRT
4. 4 (empat) untuk kapal antara 800 dan 3000 BRT
5. 6 (enam) untuk kapal lebih besar atau sama dengan 3000 BRT
6. untuk kapal dimana radio officer tinggal ditempat yang terpisah
maka fasilitas sanitair harus disediakan disitu
7. Fasilitas sanitair untuk seluruh anggota ABK yang tidak
menggunakan fasilitas private yang berhubungan dengan kamar mereka harus
disediakan dengan perhitungan sebagai berikut :
a. satu tub atau shower bath untuk setiap 8 orang atau kurang
b. satu WC untuk 8 orang atau kurang
c. satu wash basin untuk 6 orang atau kurang
Nota: menurut British regulation, ukuran shower adalah 6 1/4 sqf dimana
panjang minimum 2 ft 6 inches.
8. Untuk kapal penumpang dan ABK lebih dari 100 orang serta
pelayaran tidak lebih dari 4 jam maka, fasilitas sanitair bisa dikurangi dari yang
disebut diatas.
Note : Pada umumnya sanitary fasilities dibedakan untuk officers apprentices,
untuk petty officers dan untuk other ratings.

5.5 Hospital Accomodation


1. Untuk kapal dengan ABK 15 (lima belas) orang lebih dan berlayar lebih dari 3
hari maka kapal tersebut harus dilengkapi dengan hospital accomodation. Untuk
kapal yang berlayar di pelayaran antar pulau (pantai) dapat diambil
kelonggaran-kelonggaran.
2. WC (Water Closet) khusus untuk keperluan ini harus disediakan
Note : menurut sesuatu reference lain, untuk kapal dengan ukuran lebih besar
dari 2500 BRT.

6 SHIP’S OFFICE, PROVISION STORES AND GALLEY


6.1 Ship’s Office
Menurut British regulation untuk kapal lebih besar 3000 BRT harus dilengkapi atau
disediakan :
Satu ruangan kantor untuk deck departement dan
Satu ruangan kantor untuk engine departement.

6.2 Dry provision store room


Dry provision store room (gudang untuk menyimpan bahan makanan kering) harus
diletakkan berdekatan dengan galley (dapur) atau pantry (ruangan untuk
menyiapkan makanan dan peralatan makan) apabila keadaan memungkinkan.

6.3 Cold store room


1. Umumnya terdiri dari meat room (ruangan daging, temperatur max 180 F)
dan vegetable room (ruangan sayur, temperatur max 350 F).
2. ruangan yang digunakan untuk meat room adalah 6 cubic feet/orang/bulan.
3. ruangan yang digunakan untuk vegetable room adalah : 4 cubic
feet/orang/bulan.

62
4. untuk kapal dibawah 1000 BRT dapat dikecualikan dengan memakai
domestik refrigerator.
Note : Menurut reference lain ruangan untuk provision stores adalah sekitar 0,80
– 1,0 m2 per ABK, dimana ⅓ sampai ½ nya dipakai untuk cold store room.

6.4 Galley
1. Galley harus diletakkan berdekatan dengan mess-room
2. Galley harus terhindar dari asap, debu batubara, atau bunker hatchways.
3. Tidak boleh ada opening langsung antara galley dengan sleeping room, kecuali
untuk kapal lebih kecil 500 BRT.

63

Anda mungkin juga menyukai