Hati merupakan pengendali perbuatan diri, jika hati berprasangka baik, maka baik pula
perbuatan diri, dan jika hati berprasangka buruk, maka buruk pula perbuatan hati. Oleh karena
itu, menjaga hati dari keburukan yang dapat merusak perbuatan diri adalah wajib. Terlebih lagi
di bulan Ramadan ini, bulan terbaik selayaknya kita berlomba-lomba untuk bersaha yang
terbaik dalam kebaikan.
Ibnul Qayyim RA. Menyebutkan ada lima perkara yang dapat merusak prasangka kebaikan
dari hati kita yaitu: bergaul dengan banyak kalangan (baik dan buruk), angan-angan kosong,
bergantung kepada yang selain Allah serta kekenyangan dan banyak tidur.
Jama’ah Shalat Isya’ dan Tarawih Rahimakumullah.
Dari Abi Hurairah RA. Dari Nabi SAW. bersabda: “seseorang itu (tergantung) atas dien –
agama- temannya. Maka sebaiknya lihatlah salah seorang dari kalian pada siapa yang menjadi
temannya”.(HR.Ahmad)
Maksudnya, kalau kita ingin melihat kualitas dien atau agama seseorang, maka lihatlah teman-
temannya. Jika temannya adalah orang-orang yang rusak, maka diennya pun rusak, sebaliknya
jika teman-temannya adalah orang yang saleh, maka dien-nya pun menjadi baik pula.
“Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar sembahan-sembahan itu
menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka (sembahan-sembahan) itu
akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-
sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka”. (QS. Maryam: 81-82)
4. Makanan
Makanan sebagai perusak hati dibagi dua,yaitu: Pertama, makanan yang merusak karena
materinya. Makanan jenis ini ada dua macam pula: 1) diharamkan karena hak Allah, seperti
bangkai, darah, anjing dan sebagainya. 2) diharamkan karena hak hamba seperti barang curian,
rampasan maupun sesuatu yang diambil tanpa kerelaan dari pemiliknya.
Kedua, makanan yang merusak karena melampaui ukuran dan takarannya. Seperti berlebihan
dalam hal yang halal, kekenyangan yang kelewat batas. Sebab yang demikian itu menyebabkan
malas mengerjakan ketaatan. Kekenyangan membuat seseorang merasa berat sehingga mudah
dikendalikan setan untuk menuruti hawa nafsunya. Setan masuk melalui aliran darah dan lapar
dengan puasa bisa mempersempit aliran darah dan menyumbat jalan setan.
5. Kebanyakan tidur
Tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan. Segera tidur saat malam hari
lebih baik daripada tidur saat larut malam. Tidur di hari lebih baik dari pada tidur di pagi atau
sore hari. Dan di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara salat subuh dan terbitnya
matahari, karena saat itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan dan di bagi-bagikannya
rezeki yang barakah. Kebanyakan tidur dapat mematikan hati, memenatkan badan,
menghabiskan waktu serta membuat lupa dan malas.