Anda di halaman 1dari 10

Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2017 1

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Clinical Science Session

Tonsilitis
Aziziah, Hasrul Arif, M. Luthfi Yulson

Pendahuluan superior oleh palatum mole, bagian inferior oleh tonsil


Tonsilitis adalah peradangan umum dan lingual. Permukaan lateral tonsil ditutupi oleh jaringan
pembengkakan dari jaringan tonsila yang biasanya disertai alveolar yang tipis dari fasia faringeal dan permukaan bebas
dengan pengumpulan leukosit, sel-sel epitel mati, dan tonsil ditutupi oleh epitel yang meluas ke dalam tonsil
bakteri pathogen dalam kripta. Tonsilitis merupakan membentuk kantong yang dikenal dengan kripta.3, 4
peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari Kripta pada tonsil ini berkisar antara 10-30 buah.
cincin waldeyer. 1 1 Epitel kripta tonsil merupakan lapisan membran tipis
Tonsilitis dibedakan menjadi beberapa klasifikasi, yang bersifat semipermiabel, sehingga epitel ini berfungsi
yaitu tonsilitis akut, tonsilitis membranosa dan tonsilitis sebagai akses antigen baik dari pernafasan maupun
kronis. Tonsilitis akut dibagi lagi menjadi tonsilitis viral dan pencernaan untuk masuk ke dalam tonsil. Pembengkakan
tonsilitis bakteriologis., sedangkan tonsilitis membranosa di tonsil akan mengakibatkan kripta ikut tertarik sehingga
bagi menjadi tonsilitis difteri, tonsilitis septik, Angina plaut semakin panjang. Inflamasi dan epitel kripta yang semakin
vincet dan tonsilitis akibat penyakit darah.1 longgar akibat peradangan kronis dan obstruksi kripta
Manifestasi tonsilitis secara umum adalah adanya mengakibatkan debris dan antigen tertahan di dalam kripta
nyeri sewaktu menelan, disertai gejala anoreksia, demam, tonsil.3,4
malaise, dan gejala klinis sesuai etiologi tonsilitis tersebut.1 Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang
Menegakkan diagnosis tonsilitis dapat diliat dari gejala A.karotis eksterna, melalui cabang-cabangnya, yaitu : A.
klinis, pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan maksilaris eksterna (A. fasialis) dengan cabangnya, A.
laboratorium dan lainnya. Untuk tatalaksana tonsilitis juga tonsilaris dan A. palatina asenden, A. maksilaris interna
disesuaikan dengan etiologi atau penyebab terjadinya dengan cabangnya A. palatina desenden, A. lingualis dengan
tonsilitis tersebut. cabangnya A. lingualis dorsal dan A. faringeal asenden.
Sumber perdarahan daerah kutub bawah tonsil anterior (A.
Anatomi dan Fisiologi Tonsil lingualis dorsal), posterior (A. palatina asenden) dan
Tonsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisi diantara keduanya: A. tonsilaris. Sumber perdarahan daerah
oleh epitel respiratori. Cincin Waldeyer merupakan jaringan kutub atas tonsil A. faringeal asenden dan A. palatina
limfoid yang membentuk lingkaran di faring yang terdiri desenden.3,4
dari tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina (tonsil
faucial), tonsil lingual (tosil pangkal lidah) dan tonsil tuba
eustachius (lateral band dinding faring / gerlach’s tonsil).1,2

Gambar. Sistem perdarahan tonsil palatina4

Arteri tonsilaris berjalan ke atas pada bagian luar


otot konstriktor superior dan memberikan cabang untuk
Gambar. Anatomi Tonsil3
tonsil dan palatum mole. Arteri palatina asenden,
Tonsil dalah massa jaringan limfoid yang terletak mengirimkan cabang-cabangnya melalui otot konstriktor
di fosa tonsil pada kedua sudut orofaring. Tonsil dibatasi faring posterior menuju tonsil. Arteri faringeal asenden juga
dari anterior oleh pilar anterior yang dibentuk otot memberikan cabangnya ke tonsil melalui bagian luar otot
palatoglossus, posterior oleh pilar posterior dibentuk otot konstriktor faring superior. Arteri lingualis dorsal naik ke
palatofaringeus, bagian medial oleh ruang orofaring, bagian pangkal lidah dan mengirim cabangnya ke tonsil, plika
lateral dibatasi oleh otot konstriktor faring superior, bagian anterior dan plika posterior. Arteri palatina desenden atau a.
palatina posterior memberi perdarahan tonsil dan palatum
Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2017 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

mole dari atas dan membentuk anastomosis dengan a. bakteri pathogen dalam kripta.5Tonsilitis merupakan
palatina asenden. Vena-vena dari tonsil membentuk pleksus peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
yang bergabung dengan pleksus dari faring.4 cincin waldeyer.1 Fungsi cincin waldeyer adalah sebagai
Aliran getah bening dari daerah tonsil akan benteng bagi saluran makanan maupun saluran napas
menuju rangkaian getah bening servikal profunda (deep terhadap serangan kuman-kuman yang ikut masuk bersama
jugular node) bagian superior di bawah muskulus makanan/ minuman dan udara pernapasan. Selain itu,
sternokleidomastoideus, selanjutnya ke kelenjar toraks dan anggota-anggota cincin waldeyer ini dapat menghasilkan
akhirnya menuju duktus torasikus. Tonsil hanya mempunyai antibodi dan limfosit6.
pembuluh getah bening eferan sedangkan pembuluh getah
bening aferen tidak ada.Tonsil bagian bawah mendapat 1. Tonsilitis Akut
sensasi dari cabang serabut saraf ke IX (nervus a. Etiologi
glosofaringeal) dan juga dari cabang desenden lesser Tonsilitis akut dapat disebabkan oleh
palatine nerves.2 Tonsil tonsil bagian atas mendapat sensasi bakteri dan virus.1Tonsilitis bakterial
dari serabut saraf ke V melalui ganglion sfenopalatina dan supurativa akut paling sering
bagian bawah dari saraf glosofaringeus.4 dihubungkandenganGrup A Streptococcus
Tonsil merupakan organ limfatik sekunder beta hemolitikus.1,5 Lebih kurang 30-40%
yangdiperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit tonsilitis akut disebabkan oleh Streptococcus
yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi utama beta hemolitikus.7 Meskipun
yaitu menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan pneumokokus,stafilokokus dan Haemophilus
efektif dan sebagai organ utama produksi antibodi dan influenzae dan kadang-kadang Streptokokus
sensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.4 non hemolitikus atau Streptokokus viridans,
Limfosit terbanyak ditemukan dalam tonsil adalah juga dapat ditemukan pada biakan, biasanya
limfosit B. Bersama-sama dengan adenoid limfosit B pada kasus-kasus berat1,5. Beberapa virus
berkisar 50-65% dari seluruh limfosit pada kedua organ yang paling banyak dikaitkan dengan
tersebut. Limfosit T berkisar 40% dari seluruh limfosit kejadian tonsilitis eksudatif akut pada anak
tonsil dan adenoid. Tonsil berfungsi mematangkan sel adalah adenovirus, enterovirus (coxsackie
limfosit B dan kemudian menyebarkan sel limfosit A,B, Echo, Nontypable enterovirus), virus
terstimulus menuju mukosa dan kelenjar sekretori di seluruh influenza, Parainfluenza, Herpes simpleks
tubuh. 15 Antigen dari luar, kontak dengan permukaan. 4 tipe I dan Respiratory syncytial virus.1,7
Antigen dari luar, kontak dengan permukaan
tonsil akan diikat dan dibawa sel mukosa ( sel M ), antigen b. Patofisiologi
presenting cells (APCs), sel makrofag dan sel dendrit yang Infeksi bakteri pada lapisan epitel
terdapat pada tonsil ke sel Th di sentrum germinativum. jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi
Kemudian sel Th ini akan melepaskan mediator yang akan radang berupa keluarnya lekosit
merangsang sel B. Sel B membentuk imunoglobulin (Ig)M polimorfonuklear sehingga terbentuk
pentamer diikuti oleh pembentukan IgG dan IgA. Sebagian detritus.1 Detritus ini merupakan kumpulan
sel B menjadi sel memori. Imunoglobulin (Ig)G dan IgA lekosit, bakteri yang mati, dan epitel yang
secara fasif akan berdifusi ke lumen. Bila rangsangan terlepas. Secara klinis detritus ini mengisi
antigen rendah akan dihancurkan oleh makrofag. Bila kripta tonsil dan tampak sebagai bercak
konsentrasi antigen tinggi akan menimbulkan respon kuning.1 Perbedaan strain atau virulensi dari
proliferasi sel B pada sentrum germinativum sehingga penyebab tonsilitis dapat menimbulkan
tersensititasi terhadap antigen, mengakibatkan terjadinya variasi dalam fase patologi peradangan biasa
hiperplasia struktur seluler. Regulasi respon imun pada area tonsil saja, pembentukan eksudat,
merupakan fungsi limfosit T yang akan mengontrol selulitis pada tonsil dan daerah sekitarnya,
proliferasi sel dan pembentukan immunoglobulin.4 pembentukan abses peritonsilar dan nekrosis
Aktivitas tonsil paling maksimal antara umur 4 jaringan.5
sampai 10 tahun. Tonsil mulai mengalami involusi pada saat Bentuk tonsillitis akut dengan detritus
puberitas, sehingga produksi sel B menurun dan rasio sel T yang jelas disebut tonsillitis folikularis, bila
terhadap sel B relatif meningkat. Pada Tonsilitis yang bercak-bercak detritus ini menjadi satu,
berulang dan inflamasi epitel kripta retikuler terjadi membentuk alur alur maka akan terjadi
perubahan epitel squamous stratified yang mengakibatkan tonsillitis lakunaris. Bercak detritus ini juga
rusaknya aktifitas sel imun dan menurunkan fungsi transport dapat melebar sehingga terbentuk membrane
antigen. Perubahan ini menurunkan aktifitas lokal sistem sel semu (pseudomembran) yang menutupi
B, serta menurunkan produksi antibodi. Kepadatan sel B tonsil1,5.
pada sentrum germinativum juga berkurang.4
c. Gejala dan tanda
Gejala dan tanda yang sering ditemukan
Definisi Tonsilitis
pada tonsillitis viral lebih menyerupai
Tonsilitis adalah peradangan umum dan
common cold yang disertai rasa nyeri
pembengkakan dari jaringan tonsila yang biasanya disertai
tenggorok. Pemeriksaan rongga mulut akan
dengan pengumpulan leukosit, sel-sel epitel mati, dan
Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2017 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

tampak luka- luka kecil pada palatum dan dengan berkumur yang dilakukan secara rutin
tonsil yang sangat nyeri dirasakan pasien.1 menambah rasa nyaman pada penderita dan
Pada tonsilitis bakterialis, gejala yang mungkin mempengaruhi beberapa tingkat
muncul setelah masa inkubasi 2-4 hari.1 perjalanan penyakit.5
Gejala dapat berupa nyeri tenggorokan, nyeri
waktu menelan dan pada kasus berat e. Komplikasi
penderita menolak makan dan minum Pada anak sering menimbulkan
melalui mulut. Biasanya disertai demam komplikasi otitis media akut,sinusitis, abses
dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa nyeri peritonsil (Quincy throat), abses parafaring,
pada sendi-sendi, tidak nafsu makan dan bronchitis,glomerulonephritis akut,
nyeri pada telinga. Rasa nyeri di telinga ini miokarditis, artritis serta septicemia akibat
karena nyeri alih melalui N.Glosofaringeus. infeksi vena jugularis interna (Sindrom
Seringkali disertai adenopati servikalis Lemierre). Akibat hipertofi tonsil akan
disertai nyeri tekan. Pada pemeriksaan menyebabkan pasien bernapas melalui mulut,
tampak tonsil membengkak, hiperemis dan tidur mendengkur (ngorok), gangguan tidur
terdapat detritus berbentuk folikel, lakuna, karena terjadinya sleep apnea yang dikenal
atau tertutup oleh membrane semu. Kelenjar sebagai Obstructive Sleep Apnea Syndroma
submandibula membengkak dan nyeri (OSAS).1
tekan.1,5
2. Tonsilitis Membranosa
d. Penatalaksanaan Tonsillitis membranosa adalah radang
Pada umumnya penderita dengan akut tonsil disertai pembentukan selaput atau
tonsillitis akut serta demam sebaiknya tirah membran pada permukaan tonsil yang dapat
baring, pemberian cairan adekuat serta diet meluas kesekitarnya. Bila eksudat yang menutupi
ringan.5 Analgetik oral efektif untuk permukaan tonsil yang membengkak menyerupai
mengurangi nyeri. Tonsilitis yang disebabkan membran. Membran ini biasanya mudah diangkat
oleh virus tidak dianjurkan untuk diberikan atau dibuang dan berwarna putih kekuning-
antibiotik, karna pada tonsilitis viral kuningan.Penyakit-penyakit yang termasuk ke
antibiotik tidak dapat memperpendek usia dalam tonsilitis membranosa adalah Tonsilitis
infeksi virus tersebut. Terapi antibiotik difteri, Tonsilitis septik (septic sore throat),
diberikan pada tonsilitis bakterialis dan Angina plaut Vincent, Penyakit kelainan darah
dikaitkan dengan biakan dan sensitivitas seperti leukemia akut, anemia pernisiosa,
yang sesuai. neutropenia maligna serta infeksi mono-nukleosis,
Tonsilitis akibat bakteri terutama bila Proses spesifik lues dan tuberculosis, Infeksi
diduga penyebabnya streptococcus group A, jamur moniliasis, aktinomikosis dan
diberikan antibiotik yaitu Penicillin G blastomikosis, Infeksi virus morbili, pertusis dan
Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal skarlatina.1
atauAmoksisilin 50mg/kgBB dosis dibagi
3kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa 3. Tonsilitis Difteri
3x500mgselama 6-10 hari atau eritromisin Frekuensi penyakit ini sudah menurun berkat
4x500mg/hari. Selain antibiotik juga keberhasilan imunisasi bayi dan anak. Penyebab
diberikan kortikosteroidkarena steroid telah penyakit ini adalah kuman Coryne bacterium
menunjukkan perbaikan klinis yang dapat diphteriae, kuman gram positif dan hidup di
menekan reaksi inflamasi. Steroidyang dapat saluran nafas bagian atas (hidung, laring, faring).
diberikan berupa deksametason 3x0,5 mg Seseorang akan terinfeksi tergantung pada
pada dewasa selama 3 hari dan pada anak- keadaan titer anti toksin dalam darah seseorang.
anak 0,01 mg/kgBB/hari dibagi 3 kali Titer anti toksin sebesar 0,03 satuan per cc darah
pemberian selama 3 hari.8 dapat dianggap cukup memberikan dasar imunitas.
Pengobatan sebaiknya diberikan selama Hal inilah yang dipakai dalam tes Schick.Penyakit
lima sampai sepuluh hari. Jika hasil biakan ini sering ditemui pada anak usia < 10 tahun dan
didapatkan streptokokus beta hemolitikus frekuensi antara 2 – 5 tahun walau pun pada orang
terapi yang adekuat dipertahankan selama dewasa masih mungkin menderita penyakit ini1,5.
sepuluh hari untuk menurunkan
kemungkinan komplikasi non supurativa Klinis tonsillitis diftteri dapat dibagi kedalam 3
seperti nefritis dan jantung rematik.1,5 golongan yaitu gejala umum, gejala lokal dan gejala
Efektivitas obat kumur masih akibat eksotoksin:1
dipertanyakan, terutama apakah cairan dapat 1. Gejala umum, sama seperti gejala infeksi
berkontak dengan dinding faring, karena lainnya yaitu kenaikan suhu, nyeri kepala, tidak
dalam beberapa hal cairan ini tidak mengenai nafsu makan, badan lemah, nadi lambat serta
lebih dari tonsila palatina. Akan tetapi keluhan nyeri menelan.
pengalaman klinis menunjukkan bahwa
Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2017 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

2. Gejala lokal, tampak berupa tonsil membengkak higiene mulut yang kurang dan defisiensi vitamin C.
ditutupi bercak putih kotor yang makin lama gejala semam sampai 39C, nyeri kepala, badan lemah
makin meluas dan bersatu membentuk membran dan kadang-kadang terdapat gangguan pencernaan, rasa
semu. Kemudian dapat meluas hingga palatum nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi dan gusi mudah
mole, uvula, nasofaring, laring, trakea dan berdarah.1
bronkus sehingga dapat menghambat saluran Mukosa mulut dan faring hiperemis, tampak
nafas. Membran semu ini melekat pada membran putih keabuan di atas tonsil, uvula, dinding
dasarnya, sehinggabila diangkat akan mudah faring, gusi serta prosesus alveolaris, mulut berbau
berdarah. Bila penyakit ini berkembang terus, (foetor ex ore) dan kelenjar sub mandibula
kelenjar limfe leher akan membengkak dan membesar.Terapi dengan antibiotika spektrum lebar
disebut bull neck (leher sapi) atau selama 1 minggu. Memperbaiki higiene mulut. Vitamin
burgemeester’s hals. C dan vitamin B kompleks.1
3. Gejala akibat eksotoksin yang dikeluarkan oleh
kuman akan menimbulkan kerusakan jaringan 6. Penyakit Kelainan Darah
tubuh yaitu pada jantung dapat terjadi Tidak jarang tanda pertama leukemia akut, angina
miokarditis sampai dekompensasi cordis, agranulositosis dan infeksi mononukleosis timbul di
mengenai saraf kranial menyebabkan faring atau tonsil yang tertutup membran semu.
kelumpuhan otot palatum dan otot-otot Kadang-kadang terdapat perdarahan di selaput lendir
pernafasan dan pada ginjal menimbulkan mulut dan faring serta pembesaran kelenjar
albuminuria. submandibula.1
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran a. Leukemia Akut
klinik dan pemeriksaan preparat langsung kuman yang Gejala utama sering berupa epistaksis,
diambil dari permukaan bawah membran semu dan perdarahan di mukosa mulut, gusi dan di
didapatkan kuman corynebacterium diphteriae.1,5 bawah kulit sehingga kulit tampak bercak
Terapi berupa Anti difteri serum (ADS) diberikan kebiruan. Tonsil membengkak ditutupi
segera tanpa menunggu hasil kultur dengan dosis membran semua tetapi tidak hiperemis dan
20.000 – 100.000 unit tergantung dari umur dan berat rasa nyeri hebat di tenggorok.
penyakit.Antibiotika penilisilin atau eritromisin 25 – 50
mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama 14 b. Angina Agranulosis
hari.1Kortikosteroid 1,2 mg/kgbb/hari. Antipiretik Penyebabnya adalah akibat keracunan
untuk simtomatis. Karena penyakit ini menular, pasien obat golongan amidopirin, sulfa dan arsen.
harus diisolasi. Perawatan pasien harus istirahat (bed Pada pemeriksaan tampak ulkus di mukosa
rest) selama 2 – 3 minggu1. mulut dan faring serta di sekitar ulkus
Komplikasi dapat terjadi laringitis difteri dengan tampak gejala radang. Ulkus ini juga dapat
cepat, membran semu menjalar ke laring dan ditemukan di genitalia dan saluran cerna.
menyebabkan sumbatan. Makin muda usia pasien
makin cepat timbul komplikasi ini. Pasien disarankan c. Infeksi Mononukleosis
untuk trakeostomi, mikokarditis dapat menyebabkan Terjadi tonsilo faringitis ulsero
payah jantung atau dekompensasi cordis, kelumpuhan membranosa bilateral. Membran semu yang
otot palatum mole, otot mata untuk akomodasi, otot menutupi ulkus mudah diangkat tanpa timbul
faring serta otot laring sehingga menimbulkan kesulitan perdarahan. Terdapat pembesaran kelenjar
menelan, suara parau dan kelumpuhan otot-otot limfe leher, ketiak dan regioinguinal.
pernafasan, Albuminuria sebagai akibat komplikasi ke Gambaran darah khas yaitu terdapat leukosit
ginjal. mononukleus dalam jumlah besar. Tanda
khas lain ialah kesanggupan serum pasien
4. Tonsilitis Septik untuk beraglutinasi terhadap sel darah merah
Penyebabnya adalah Streptokokus hemolitikus domba (reaksi paul bunnel).
yang terdapat dalam susu sapi sehingga dapat timbul
epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi dimasak 7. Tonsilitis Kronis
dulu sebelum dikonsumsi dengan cara pasteurisasi
maka penyakit ini jarang ditemukan. Gejala antara lain a. Etiologi
demam tinggi, sakit sendi, malaise, nyeri kepala, mual Tonsilitis kronis adalah peradangan
dan muntah. Tanda klinis : mukosa faring dan tonsil tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi
hiperemis, bercak putih, edema sampai uvula, mulut akut atau subklinis yang berulang. Ukuran
bau. Terapi yaitu berupa pemberian antibiotik dan tonsil membesar akibat hiperplasia parenkim
terapi simptomatik.1 atau degenerasi fibrinoid dengan obstruksi
kripta tonsil, namun dapat juga ditemukan
5. Angina plaut vincent (stomatitis ulsero tonsil yang relatif kecil akibat pembentukan
membranosa) sikatrik yang kronis.7,9
Penyebabnya adalah bakteri spirochaetta atau Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis
triponema yang didapatkan pada penderita dengan kronik ialah rangsangan yang menahun dari
Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2017 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

rokok, beberapa jenis makanan, hygiene melewati ¾ jarak pilar anterior-uvula sampai
mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan uvula atau lebih.
fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang
tidak adekuat. Kuman penyebabnya sama
dengan tonsilitis akut tetapi kadang-kadang
kuman berubah menjadi kuman golongan
Gram negative.1

b. Patologi
Karena proses radang berulang yang
timbul maka selain epitel mukosa juga
jaringan limfoid terkikis, sehingga pada
proses penyembuhan jaringan limfoid diganti
oleh jaringan parut yang akan mengalami
pengerutan sehingga kripti melebar.Secara
klinik kritpi ini tampak diisi oleh detritus.
Proses berjalan terus sehingga menimbulkan
kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan Gambar. Ukuran Tonsil 8
perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa
tonsilaris. Pada anak proses ini disertai 8. Tatalaksana
dengan pemesaran kelenjer limfa Tonsilektomi dilakukan bila terjadi infeksi yang
submandibular.1 berulang atau kronik, gejala sumbatan serta kecurigaan
neoplasma.1
c. Gejala Klinis Indikasi tonsilektomi berdasakan The American
Gejala klinis tonsilitis kronis didahului Academy of Otolaryngology – head and Neck Surgery
gejala tonsilitis akut seperti nyeri tenggorok Clinical indicators Compendium tahun 1995
yang tidak hilang sempurna. Halitosis akibat menetapkan:1
debris yang tertahan di dalam kripta tonsil, 1. Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali
yang kemudian dapat menjadi sumber infeksi pertahun walaupun telah mendapatkan terapi
berikutnya.1,4Pembesaran tonsil dapat yang adekuat.
mengakibatkan terjadinya obstruksi sehingga 2. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan
timbul gangguan menelan, obstruksi sleep maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan
apnue dan gangguan suara. Pada pertumbuhan orofasial.
pemeriksaan fisik dapat ditemukan tonsil 3. Sumbatan jalan napas yang berupa hipertrofi
yang membesar dalam berbagai ukuran, tonsil dengan sumbatan jalan napas, sleep
dengan pembuluh darah yang dilatasi pada apnea, gangguan menelan, gangguan
permukaan tonsil,arsitektur kripta yang berbicara, dan cor pulmonale.
rusak seperti sikatrik, eksudat pada kripta 4. Rinitis dan sinusitis yang kronis,
tonsil dan sikatrik pada pilar.1,4 peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak
Berdasarkan rasio perbandingan tonsil berhasil hilang dengan pengobatan.
dengan orofaring, dengan mengukur jarak 5. Napas bau yang tidak berhasil dengan
antara kedua pilar anterior dibandingkan pengobatan.
dengan jarak permukaan medial kedua tonsil, 6. Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh
maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi bakteri grup A streptococcus β hemolitikus.
menjadi:8 7. Hipertorfi tonsil yang dicurigai dengan
1. T0: tonsil masuk di dalam fossa atau sudah adanya keganasan.
diangkat. 8. Otitis media efusa/otitits media supuratif.
2. T1: <25% volume tonsil dibandingkan dengan
volume orofaring atau batas medial tonsil
melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar Sementara itu berdasarkan Kriteria Paradise
anterior uvula. seseorang dapat dilakukan tonsilektomi jika:10
3. T2: 25-50% volume tonsil dibandingkan 1. Frekuensi minimal pada episode nyeri
dengan volume orofaringatau batas medial tenggorokan 7 kali dalam 1 tahun, 5 kali setiap
tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior-uvula tahun selama 2 tahun, atau 3 kali setiap tahun
sampai ½ jarak pilar anterior-uvula. selama 3 tahun.
4. T3: 50-75% volume tonsil dibandingkan 2. Gejala klinis nyeri tenggorokan disertai dengan
dengan volume orofaring atau batas medial adanya satu atau lebih criteria berikut: demam
tonsil melewati ½ jarak pilar anterior-uvula >38,30C, limfadenopati servikal, nyeri nodus
sampai ¾ jarak pilar anterior-uvula. limfatikus atau ukuran >2cm atau eksudat tonsil
5. T4: > 75% volume tonsil dibandingkan dengan atau kultur positif dari Streptococcus beta
volume orofaring atau batas medial tonsil haemoliticus Grup A)
Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2017 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

3. Telah mendapatkan terapi antibiotik untuk PEMERIKSAAN FISIK


Streptococcus beta haemoliticus Grup A dosis Status Generalis
biasa Keadaan Umum : sedang
4. Tiap episode penyakit dan gejalanya harus tercatat Kesadaran : komposmentis kooperatif
dalam medical record atau jika tidak Tekanan darah : 120/ 70
terdokumentasi dengan baik, berikutnya dilakukan Nadi : 80 x per menit
observasi oleh klinisi selama 2 episode nyeri Napas : 20 x per menit
tenggorokan dengan poladan frekuensi gejala Suhu ` : 36,8 oC
yang= konsisten dengan riwayat sebelumnya. Kepala : normocephal
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
9. Komplikasi ikterik
Radang kronik tonsil dapat menimbulkan Paru : vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
komplikasi ke daerah sekitarnya berupa rhinitis kronik, Jantung : irama teratur, bising tidak ada
sinusitis atau otitits media secara perkontinuitatum. Abdomen : distensi (-), BU(+) normal
Komplikasi jauh terjadi secara hematogen atau Ekstremitas : udem (-) akral hangat, perfusi baik.
limfogen dan dapat timbul endocarditis,artritis,
myositis, nefiritis, uveitis,indoksiklitis, dermatitis, STATUS LOKALIS THT
pruritus, urtikaria, dan furunkulosis.1
Telinga
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Nama : Tn. Dodik Hariyandi Kel. Tidak ada Tidak ada
No. MR : Kongenital
Umur : 33 tahun Trauma Tidak ada Tidak ada
Jenis kelamin : Laki-laki Radang Tidak ada Tidak ada
Daun Telinga
Pekerjaan : Wiraswasta Kel. Tidak ada Tidak ada
Suku bangsa : Melayu Metabolik
Alamat : Kerinci, Jambi Nyeri tarik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
ANAMNESIS Cukup + +
Keluhan Utama : Liang &
lapang (N)
Nyeri menelan hilang timbul sejak 2 bulan SMRS Dinding
Sempit - -
Telinga
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Riwayat Penyakit Sekarang : Edema Tidak ada Tidak ada
- Nyeri menelan semakin meningkat sejak 2 bulan Massa Tidak ada Tidak ada
sebelum masuk Rumah Sakit. Keluhan ini sudah
Bau Tidak ada Tidak ada
dirasakan pasien sejak 4 tahun yang lalu, hilang
Warna Tidak ada Tidak ada
timbul terutama bila pasien demam, batuk dan flu Sekret /
Jumlah Tidak ada Tidak ada
- Demam tidak ada Serumen
Jenis Tidak ada Tidak ada
- Riwayat sukar menelan ada
Membran Timpani
- Riwayat tidur mendengkur ada
Warna Putih Putih
- Riwayat mulut berbau ada
mengkilat mengkilat
- Riwayat sesak nafas tidak ada
- Riwayat bersin-bersin dan hidung tersumbat tidak Refleks + +
ada Utuh cahaya
- Nyeri pada wajah tidak ada Bulging - -
- Riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada Retraksi - -
- Pasien sudah berobat ke RSUD dengan keluhan Atrofi - -
yang sama dan di rujuk ke RSUP DR. M. Djamil Jumlah - -
Padang untuk dilakukannya pengangkatan perforasi
amandel. Perforasi Jenis - -
Kwadran - -
Pinggir - -
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya.
Gambar Membran Timpani
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang
sama seperti pasien
Tanda Tidak ada Tidak ada
Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2017 7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Mastoid radang Krista Ada Tidak ada


Fistel Tidak ada Tidak ada Abses Tidak ada Tidak ada
Sikatrik Tidak ada Tidak ada Perforasi Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Massa Lokasi Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada Bentuk Tidak ada Tidak ada
Rinne + + Ukuran Tidak ada Tidak ada
Schwabach Sama Sama Permukaan Tidak ada Tidak ada
dengan dengan Warna Tidak ada Tidak ada
Tes Garpu
pemeriksa pemeriksa Konsistensi Tidak ada Tidak ada
tala
Weber Tidak ada lateralisasi Mudah digoyang Tidak ada Tidak ada
Kesimpulan Normal Pengaruh Tidak ada Tidak ada
Audiometri Tidak dilakukan vasokonstriktor
Timpanometri Tidak dilakukan
Rinoskopi Posterior
Hidung Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra Cukup lapang + +
Deformitas Tidak ada Tidak ada (N)
Koana
Kelainan Tidak ada Tidak ada Sempit - -
kongenital Lapang - -
Hidung luar
Trauma Tidak ada Tidak ada Warna Merah Merah
Radang Tidak ada Tidak ada muda muda
Massa Tidak ada Tidak ada Mukosa Edema - -
Jaringan - -
Sinus Paranasal granulasi
Pemeriksaan Dextra Sinistra Ukuran Eutrofi Eutrofi
Deformitas Tidak ada Tidak ada Warna Merah Merah
Nyeri Tekan Tidak ada KonkaTidak
inferior
ada muda muda
Nyeri Ketok Tidak ada Tidak ada Permukaan Licin Licin
Edema - -
Adenoid Ada/tidak - -
Rinoskopi Anterior Tertutup
- -
Vestibulum Vibrise Ada Ada Muara tuba secret
Radang Tidak ada Tidak ada eustachius Edema
- -
Kavum nasi Cukup lapang + + mukosa
(N) Lokasi - -
Sempit - - Ukuran - -
Massa
Lapang - - Bentuk - -
Lokasi Tidak ada Tidak ada Permukaan - -
Sekret Post Nasal Ada/tidak - -
Jenis Tidak ada Tidak ada Drip Jenis - -

Jumlah Tidak ada Tidak ada


Orofaring dan Mulut
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Bau Tidak ada Tidak ada
Trismus Tidak Ada
Konka Ukuran Eutrofi Eutrofi
Uvula Di tengah
inferior Warna Merah Merah
Palatum mole Simetris/tidak Simetris
muda muda
+ Arkus Warna Merah muda
Permukaan Licin Licin
faring Edema Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Konka media Ukuran Eutrofi Eutrofi
Bercak/eksudat Tidak ada
Warna Merah Merah
Dinding Warna Merah muda
muda muda
Faring Permukaan Licin
Permukaan Licin Licin
Tonsil Ukuran T3 T3
Edema Tidak ada Tidak ada
Cukup lurus Deviasi ke kanan
Warna Merah Merah
Permukaan Licin Licin
muda muda
Septum Warna Merah Merah
Permukaan Licin Licin
muda muda
Muara kripti Tidak Tidak
Spina Tidak ada Tidak ada
Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2017 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Ada Ada Palpasi


Detritus Tidak ada Tidak ada Lokasi : tidak teraba pembesaran KGB
Bentuk : tidak teraba pembesaran KGB
Eksudat Tidak ada Tidak ada Konsistensi : tidak teraba pembesaran KGB
Mobilitas : tidak teraba pembesaran KGB
Peritonsil Warna Merah Merah
muda muda Resume
Edema Tidak ada Tidak ada Seorang laki-laki usia 33 tahun datang ke poliklinik THT-
Abses Tidak ada Tidak ada KL RSUP DR. M. Djamil Padang dengan keluhan :
Tumor Lokasi Tidak ada Tidak ada Anamnesis
Bentuk Tidak ada Tidak ada Nyeri menelan semakin meningkat sejak 2 bulan
Ukuran Tidak ada Tidak ada sebelum masuk Rumah Sakit. Keluhan ini sudah dirasakan
Permukaan Tidak ada Tidak ada pasien sejak 4 tahun yang lalu, hilang timbul terutama bila
Konsistensi Tidak ada Tidak ada pasien demam, batuk dan flu, Riwayat sukar menelan ada,
Karies/radiks Tidak ada Riwayat tidur mendengkur ada, Riwayat mulut berbau ada,
pasien sudah berobat ke RSUD dengan keluhan yang sama
Gigi dan di rujuk ke RSUP DR. M. Djamil Padang untuk
Kesan Higiene oral baik dilakukannya pengangkatan amandel.
Warna Merah muda
Bentuk Normal Pemeriksaan Fisik
Lidah Keadaan Umum : Sedang
Deviasi Tidak ada
Massa Tidak ada Kesadaran : CMC
Suhu tubuh : 36,8
Laringoskopi Indirek (Sulit dilakukan)
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra Status THT
Bentuk Telinga : ADS : LT lapang/lapang, Membran Timpani
utuh +/+, RC +/+
Warna
Edema
Hidung : KNDS : KN lapang/lapang, KI eutrofi/eutrofi,
Epiglotis Pinggir rata /
KM eutrofi/eutrofi, SD + krista/-
tidak
Massa
Tenggorok : Arcus faring simetris, uvula ditengah, tonsil
T3-T3
Warna
Edema Diagnosis Utama : Tonsilitis Kronis
Aritenoid
Massa
Gerakan Pemeriksaan Anjuran :
Warna Laboratorium rutin dan kultur dari sediaan apus tonsil.
Ventrikular
Edema
Band Terapi :
Massa
Warna Cefoperazon 2x 500 mg p.o
Gerakan Dexamethason 3x ½ amp IV
Pinggir Tonsilektomi
Plika Vokalis
medial
Prognosis
Gerakan
- Quo ad Vitam : bonam
- Quo ad Sanam : bonam
Massa
- Qua ad Fungsionam : bonam
Sinus Sekret
piriformis
Massa
Diskusi
Valekulae Seorang laki-laki usia 33 tahun datang ke
Sekret poliklinik THT-KL RSUP DR. M. Djamil Padang dengan
(jenisnya) keluhan Nyeri menelan semakin meningkat sejak 2 bulan
sebelum masuk Rumah Sakit. Berdasarkan lama perjalanan
penyakit dan penyebabnya, tonsilitis terbagi atas
Pemeriksaan KGB leher tonsilitis akut dan tonsillitis kronis. Tonsilitis akut
Inspeksi adalah radang pada tonsil yang timbulnya cepat, atau
Lokasi : tidak tampak pembesaran KGB berlangsung dalam waktu pendek (tidak lama), dalam
Bentuk : tidak tampak pembesaran KGB kurun waktu jam, hari hingga minggu. Tonsilitis kronis
Soliter /multiple : tidak tampak pembesaran KGB adalah tonsilitis yang berlangsung lama (bulan atau
Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2017 9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

tahun) atau dikenal sebagai penyakit menahun. Tonsilitis yaitu penderita dengan infeksi tonsil yang kambuh 3 kali
kronik merupakan peradangan kronik pada tonsil yang atau lebih dalam setahun selama 3 tahun berturut-turut dan
biasanya merupakan kelanjutan dari infeksi akut berulang belum mendapat terapi yang adekuat, pembesaran tonsil
atau infeksi subklinis dari tonsil.1 yang menyebabkan sumbatan jalan nafas atas, disfagia
Pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit menetap, gangguan tidur atau komplikasi kardiopulmunar,
Serawak di Malaysia diperoleh 657 data penderita Tonsilitis abses peritonsil yang tidak respon terhadap pengobatan
Kronis dan didapatkan pada pria 342 dan wanita 315.9 medis, karier Streptococcus yang tidak respon terhadap
Sebaliknya penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit antibiotic berta laktam, dan pembesaran tonsil unilateral
Pravara di India dari 203 penderita tonsilitis Kronis, yang diperkirakan neoplasma. Sedangkan indikasi relatif
sebanyak 98 berjenis kelamin pria dan 105 berjenis kelamin antara lain hipertrofi yang menyebabkan maloklusi gigi dan
wanita.11 bau mulut atau bau nafas yang menetap yang menandakan
Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronik tonsilitis kronik tidak responsif terhadap terapi
ialah rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis medikamentosa. 14 Pada pasien ini adanya disfagia menetap,
makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, yaitu pasien mengeluhkan sulit menelan selama 20 hari dan
kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak gangguan bernafas. Selain itu, obstruksi jalan nafas yang
adekuat. Pada pasien ini ditemukan faktor resiko tonsillitis menyebabkan gangguan tidur menjadi indikasi
kronik yaitu merokok dan pengobatan tonsillitis akut yang dilakukannya tonsilektomi.
tidak adekuat
Pasien datang dengan keluhan nyeri dan sukar Daftar Pustaka
menelan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arsyad, 1. Rusmarjono, Soepardi EA.Faringitis,
gejala klinis yang sering ditemukan pada penyakit tonsilitis TonsilitisdanHipertrofi Adenoid. In Soepardi EA,
kronis adalah rasa tidak enak di tenggorokkan, sakit Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor.
tenggorokkan, sulit menelan sampai sakit saat menelan . Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Biasanya nyeri tenggorok dan nyeri menelan dirasakan lebih Tenggorok Kepala Leher. Jakarta:
dari 4 minggu dan kadang menetap. Obstructive sleep BadanPenerbitFakultasKedokteranUniveritas
ctpneu syndrome adalah suatu sindrom obstruksi total dan Indonesia. 2012:199-202.
parsial jalan nafas yang menyebabkan gangguan fisiologis 2. Kenna MA, Amin M. Anatomy and Physiology of
yang bermakna dengan dampak klinis yang bervariasi. Salah the Oral Cavity. In: Snow JB, Wackym PA, editor.
satu faktor resikonya adalah hipertrofi tonsil yang Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and Neck
menyebabkan gangguan tidur. Pada pasien ini ditemukan Surgery 16th Edition. Chicago : Williams &
adanya riwayat tidur yang mendengkur. 12 Wilkin. 2009:669-774.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran 3. Brodsky L, Poje Ch. Tonsillitis, tonsilectomy and
tonsil menurut kriteria Thane dan Cody sebesar T3-T3 adenoidectomy. In: Bailey BJ, Johnson JT,
yakni telah melewati garis paramedian namun belum sampai Newlands SD editors. Ototlaryngology Head and
melewati garis median 13. Ukuran tonsil membesar akibat Neck Surgery, 4th Ed Vol 1. Philadelphia:
hiperplasia parenkim atau degenerasi fibroid 4. Pada tonsil Lippincott Williams &Wilkins. 2006:1183-98.
ditemukan adanya muara kripti melebar. Dari teori 4. Novialdi N, Pulungan MR.
didapatkan bahwa tonsilitis kronik pada dasarnya terjadi MikrobiologiTonsilitisKronis.FakultasKedokteran
karena proses radang berulang yang timbul, akibatnya epitel Universitas Andalas. 2010:1-10.
mukosa dan jaringan limfoid terkikis sehingga pada proses 5. Adams LG, Boies RL, Higler AP, BOIES
penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut Fundamentals of Otolaryngology. 7th Ed. Edisi
yang akan mengalami pengerutan sehingga kripti melebar1. Bahasa Indonesia, EGC, Jakarta, 2012; 263-368.
Pada pemeriksaan fisik tonsillitis kronik umumnya 6. Shenoy PK.MD, “Acute Tonsillitis” if Left
didapatkan tonsil yang membesar dengan berbagai ukuran, Untreated Could Cause Severe Fatal
dengan pembuluh darah yang dilatasi pada permukaan Complications, Campbellton Regional Hospital,
tonsil. Arsitektur kripta yang rusak seperti sikatrik, eksudat Canada, Journal of Current Clinical Care.
pada kripta tonsil dan sikatrik pada pilar.4 2012:2:27-34.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat 7. Hsieh TH et.al, original article : Are empiric
disimpulkan diagnosa kerja pada pasien ini adalah tonsilitis antibiotics for acute exudative tonsillitis needed in
kronis. Untuk membantu mengkonfirmasi diagnosa kerja children?, Department of Pediatrics, Taichung
bisa dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan Veterans General Hospital, Taichung, Taiwan,
darah dan kultur sediaan apus tonsil. Penatalaksanaaan Journal of Microbiology Immunology and
tonsillitis kronis adalah medikamentosa dan operatif. Infection, 2011 ; 328-332.
Pemberian antibiotik, irigasi tenggorokan dan usaha untuk 8. Menkes. PermenkesNomor 5 tahun 2014
membersihkan kripta tonsilaris dengan alat irigasi gigi tentangPanduan Praktik Klinis bagiDokter di
(oral). FaslitasPelayananKesehatan Primer. 2014;311-16.
Indikasi dilakukan tonsilektomi menurut The 9. Chan KH, Ramakrishnan VR. Diseases of the Oral
American Academy of Otolaryngology, Head and Neck Cavity, Oropharynx and Nasopharynx. In :Snow
Surgery tahun 2011 yaitu terdiri indikasi absolut dan JB, Wackym PA, editor. Ballenger’s
indikasi relatif. Indikasi absolut terdiri dari tonsilitis kronis Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery 16th
Dokter Muda THT-KL Periode Juli-Agustus 2017 10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Edition. Chicago : Williams & Wilkin. 2009:775-


82.
10. Baugh RF, Archer SM, Meetchll RB, Rosenfeld
RM, Amin R, Burn JJ, et al., Clinical Practice
GuidlineTonsilectomy in Children. 2010:58.
11. Awan Z, Hussain A, Bashir H. Statistical Analysis
of Ear, Nose, and Throat (ENT) Diseases in
Paediatric Population at PIMS, Islamabad: 10
Years Experience. Journal Medical Scient. Vol.17,
No.2. p. 92-4. 2009 Diunduh dari :
www.nepjol.info/index.php/JNPS/article/viewFile
/5673/5598 Diakses pada 20 Juli 2017.
12. Nunez-Fernandez D, Garcia-Osornia MA. Snoring
and Obstructive Sleep Apnea, upper aiway
evaluation. Emergency Medicine Textbook, 2008.
(diakses dari wibsite www.medscape.com, pada
tanggal 20 Juli 2017.
13. Cody D. Penyakit Hidung, Telinga, dan
tenggorok. Petrus Adrianto, ed. Jakarta; EGC;
1993: 37-9.
14. Randel, Amber. AAO-HN=--S Guideline for
Tonsilectomy in Children and Adolescents. Am
Fam Physician. 2011 Sep 1; 84(5): 566-573.
Diakses di : www.aafp.org/afp
/2011/0901/p566.html. Diakses pada 20 Juli 2017

Anda mungkin juga menyukai