Anda di halaman 1dari 27

Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005

KERANGKA ACUAN

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI


DRAINASE ZONA I KOTA BANDA ACEH
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Tim Teknis AMDAL Khusus


Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh Pasca Gempa dan Tsunami
Januari 2007
Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005

KERANGKA ACUAN

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI


DRAINASE ZONA I KOTA BANDA ACEH
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Tim Teknis AMDAL Khusus


Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh Pasca Gempa dan Tsunami
Januari 2007
Tim Teknis AMDAL Khusus :

1. Ir. Mufti Madjid, Dipl. HE (Ketua)


2. Esther Simon, ST (Sekretaris)
3. Drs. Soekarman Moesa (Anggota)
4. Ir. Dirwan, SU (Anggota)
5. Drs. Adnan Abdullah (Anggota)
6. Ir. Taufik AK (Anggota)
KATA PENGANTAR

Setiap kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak besar dan


penting terhadap lingkungan hidup wajib melakukan studi Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), sebagai acuan untuk melaksanakan studi
AMDAL tersebut harus disusun Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan
Hidup (KA-ANDAL) yang memuat arahan dan petunjuk terhadap hal-hal yang harus
dilaksanakan agar pembangunan yang dilaksanakan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
Salah satu kegiatan dalam rangka Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam pasca gempa dan tsunami yang wajib AMDAL adalah
kegiatan memperbaiki sistem drainase Zona I kota Banda Aceh.
Penulisan KA-ANDAL kegiatan Perbaikan Drainase Zona I Kota Banda Aceh
didasarkan pada pedoman Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308
tahun 2005 tentang Pelaksanaan AMDAL, UKL dan UPL untuk Kegiatan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalan dan Kepulauan Nias
Sumatera Utara.
Dokumen KA-ANDAL ini telah dilakukan pembahasan oleh anggota Komisi
Penilai AMDALDA Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 17 Nopember
2006 dan saran-saran perbaikan telah diperbaiki sebagaimana mestinya, oleh
karena itu dokumen KA-ANDAL harus merupakan acuan bagi Pemrakarsa kegiatan
untuk melaksanakan Studi ANDAL, RKL dan RPL.

Banda Aceh, Januari 2007

Tim Teknis AMDAL Khusus

Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi


Drainase Zona I Kota Banda Aceh
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
DAFTAR ISI

Sk Kesepakatan KA-ANDAL
Kata Pengantar .................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii

I. Pendahuluan ................................................................................................... 1

II. Proses AMDAL Khusus ................................................................................... 5

III. Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Perbaikan Drainase Zone I


Kota Banda Aceh .......................................................................................... 6

IV.Isu-isu utama ................................................................................................... 8


Bagian 1. Pertimbangan atas alternatif-alternatif ......................................... 8
Bagian 2. Isu Lingkungan ............................................................................. 9
Bagian 3. Tata Ruang dan Pengembanga Wilayah ..................................... 9
Bagian 4. Sosial ............................................................................................ 10
Bagian 5. Kesehatan Masyarakat ................................................................ 10
Bagian 6. Konsultasi dengan Pihak Terkait dan Masyarakat ....................... 10
Bagian 7. Lain-lain ....................................................................................... 11
Bagian 8. Batas Wilayah Studi ...................................................................... 11

V. Kepakaran yang diperlukan .............................................................................. 12

VI.Daftar Lampiran ................................................................................................ 12


I. Pendahuluan

Kota Banda Aceh yang merupakan ibu kota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
berada di ujung pesisir pulau Sumatera, merupakan Kota dengan topografi relatif
datar, lebih kurang 1-2 meter diatas permukaan laut rerata, bahkan dibeberapa
tempat kurang dari 0,5 meter. sebagaimana diketahui bahwa akibat gempa bumi
dan tsunami tersebut selain berbagai infrastruktur rusak total, sebagian kawasan
pesisir telah berubah menjadi laut, hal ini tentu saja merubah system pengaliran
air (run off) yang ada, sehingga apabila hujan turun akan mengakibatkan terjadi
genangan yang berlangsung lama dan sulit untuk di alirkan secara gravitasi dan
sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.

Secara makro system pengendalian banjir Kota Banda Aceh dibagi kedalam 7
(tujuh) zona dan salah satu kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa
bumi dan tsunami yang sangat mendesak untuk ditangani adalah perbaikan
system Drainase pada Zona I, yaitu meliputi wilayah Kecamatan Meraxa, Banda
Raya, Jaya Baru, Baiturrahman dan Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh di
bagian hilir dan Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dibagian hulu.

Sungai utama yang masuk dalam kawasan zona I yang akan dilakukan studi
AMDALnya adalah sungai Krueng Neing, sungai ini merupakan anak sungai
Krueng Daroy, dengan panjang sungai mencapai lebih dari 3,50 km, hulunya
berada di daerah Keutapang Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar
dan mengalir ke bagian hilir melewati desa Lamteumen Barat dan bermuara di
Desa Asoe Nanggroe Kecamatan Meraxa Kota Banda Aceh.

Disamping itu, membuat saluran drainase sepanjang 33993,63 meter dengan


lebar bervariasi antara 1,20 m-2,50 m dan luas yang akan dilayani mencapai
lebih dari 750 ha dan untuk menampung limpasan air hujan dan genangan
direncanakan akan membuat kolam Tandon (Polder) dengan daya tampung
323.470 m3 dengan luas total kolam Tandom 8 Ha.

Melihat skala besaran dan luasan daerah yang akan ditangani dan kompleknya
permasalahan yang akan dihadapi, maka kegiatan ini adalah wajib AMDAL
dan dapat dimasukkan ke dalam program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi
NAD sebagaimana ketentuan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
nomor 308 tahun 2005, sehingga dapat dilakukan Pelingkupan Kerangka Acuan
ANDAL oleh Tim Teknis AMDAL Khusus.

Rencana studi AMDAL drainase Zona I Kota Banda Aceh harus mengacu
peraturan perundangan sebagai berikut:

 Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 tahun 1992 tentang


Penataan Ruang;

 Undang-Undang Republik Indonesia No.23 tahun 1997 tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup;

 Undang-Undang Republik Indonesia No 07 tahun 2004 tentang Sumber


Daya Air;

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1999 tentang


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan;

 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 tahun 2006 tentang


Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Dalam rangka percepatan penyusunan Kerangka Acuan ANDAL (KA- ANDAL)


yang terkait dengan pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut telah
dibentuk Tim Teknis AMDAL khusus untuk melaksanakan proses pelingkupan
KA- ANDAL bagi setiap rencana kegiatan yang wajib AMDAL.

Pelingkupan KA-ANDAL oleh Tim Teknis AMDAL Khusus dilakukan pada


tanggal 11-13 Oktober 2006, dengan Surat Perintah Tugas Nomor
090/119/2006, dan anggota tim terdiri dari berbagai ahli yang berasal dari
praktisi, akademisi, ahli dari Kementerian Lingkungan Hidup, dan ahli dari Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Provinsi NAD serta Bapedalda Kota Banda
Aceh. Saat tim ke lapangan, Pemrakarsa kegiatan telah mengumumkan
rencana kegiatan tersebut melalui media massa (Serambi Indonesia) pada
tanggal 3 Oktober 2006.

Tim Teknis AMDAL khusus yang telah dibentuk kemudian mulai melakukan
proses pelingkupan mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengkajian terhadap rencana kegiatan.


2. Penggalian informasi terkait dengan rencana Perbaikan Drainase Zona I
tersebut dan kaitannya dengan system drainase pada zona II dari Dinas
Sumber Daya Air Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan BRR Aceh-Nias.
3. Identifikasi dampak potensial (desk study) oleh masing-masing anggota Tim.
4. Diskusi evaluasi dampak hipotetik.
5. Pelaksanaan tinjauan lapangan.
6. Verifikasi hasil tinjauan lapangan yang dipadukan dengan hasil evaluasi
dampak hipotetik.
7. Penyusunan laporan pelingkupan menjadi dokumen Kerangka Acuan studi
ANDAL.

Untuk memberikan gambaran, berikut ini adalah ringkasan rencana kegiatan


perbaikan Drainase Zona I Kota Banda Aceh. Peta system Drainase pada Zona I
dapat dilihat pada lampiran 1.

1. Nama Pekerjaan : Perbaikan Drainase Zona I Kota Banda Aceh

2. Pemrakarsa : Satuan Kerja Sementara Pengendalian Banjir dan


Pengamanan Pantai, Sumber Daya Air Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam

3. Wilayah Proyek : Kota Banda Aceh, dan sebagian Aceh Besar

a. Kota Banda Aceh, meliputi:

- Kecamatan Meuraxa

- Kecamatan Banda Raya

- Kecamatan Jaya Baru

- Kecamatan Baiturrahman dan

- Kecamatan Kutaraja

b. Kabupaten Aceh Besar:

: - Kecamatan Darul Imarah


4. Kegiatan Proyek pada Zona I, meliputi:

a. Sungai Krueng Nieng

o Normalisasi sungai Krueng Nieng sepanjang 1.220 m dari


panjang sungai 3.675 m, yaitu pelebaran tampang sungai
dari 5 m menjadi 20 m

o Pada bagian muara sungai dengan lebar existing 80 m


akan dipersempit menjadi 20 m, dengan menggunakan
konstruksi sheet pile W325 A1000.

b. Pemasangan pompa:

o Kapasitas : 0,40 m3/det ( Lampaseh)

o Kapasitas : 1,00 m3/det (Ulee Lheu)

c. Pembuatan saluran drainase induk sebanyak 46 saluran, meliputi:

o Saluran drainase baru sebanyak 36 buah dengan panjang


total 33.993, 63 m dan lebar bervariasi antara 1,20 m s.d
2,50 m, dan direncanakan untuk melayani daerah seluas
(DPS) 759,7 Ha

o Perbaikan saluran existing : 10 buah

o Pembuatan Gorong-gorong sebanyak 28 buah

d. Pembangunan kolam Tandon (Polder/Retarding Basin) dengan


luas total 8 Ha, dengan kapasitas tampung 323.470 m3, dan
dilengkapi dengan pompa dengan kapasitas 2 x 4 m3/det,
direncanakan kolam tandon ditempatkan di bagian hilir sungai
Krueng Neing yaitu pada kiri dan kanan sungai yaitu di desa Ulee
Pata dengan luas 3 Ha pada Kecamatan Jaya Baru dan di desa
Asoe Nanggroe dengan luas 5 Ha, pada Kecamatan Meuraxa.
II. Proses AMDAL khusus

Sebagaimana telah disebutkan di atas, proses AMDAL untuk perbaikan drainase


zona I kota Banda Aceh tersebut menggunakan mekanisme khusus yang hanya
berlaku di Provinsi NAD dan Pulau Nias sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 308 Tahun 2005, disamping itu harus tetap mengacu
pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL.
Secara lebih rinci, tahapan-tahapan proses AMDAL khusus untuk perbaikan
drainase zona I Kota Banda Aceh tersebut sebagai berikut:

Pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan


Telah dilakukan oleh Pemrakarsa untuk mendapat tanggapan
selama 10 hari kerja
tgl 03-10-06

Laporan awal pelingkupan dari Tim


Teknis kepada Komisi

Perintah terhadap pemrakarsa untuk Permintaan informasi tambahan


konsultasi kepada masyarakat dan dari pemrakarsa jika diperlukan
pihak-pihak terkait

Penyusunan Kerangka Acuan (KA ANDAL) oleh


Pelingkupan Tim Teknis berdasarkan hasil tinjauan lapangan
tgl 11-13 Okt 06 dan hasil konsultasi masyarakat

Dilaksanakan Pembahasan KA ANDAL oleh Komisi


& Pemrakarsa
tgl 17 Nop 06

Penyusunan dokumen ANDAL, RKL


dan RPL oleh Pemrakarsa

Penilaian ANDAL, RKL dan RPL oleh Komisi

Gambar 1. Status pelaksanaan proses AMDAL Perbaikan Drainase Zona I Kota Banda
Aceh sampao saat ini
.
III. Dokumen ANDAL, RKL dan RPL Perbaikan Drainase Zona I Kota Banda
Aceh

Dokumen ANDAL, RKL dan RPL yang dihasilkan dari studi ANDAL harus
didasarkan pada dokumen Kerangka Acuan ini dan harus mencakup beberapa
hal utama. Dokumen-dokumen ini harus dilengkapi dengan suatu dokumen
ringkasan yang disusun dengan bahasa yang sederhana, non teknis, dan mudah
dipahami dan dilengkapi dengan peta-peta dengan skala yang memadai dan
jelas, sehingga mudah dimengerti oleh semua kalangan pembaca dan pengguna
dokumen.

Dokumen ANDAL secara mendasar harus mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Pendahuluan yang berisi maksud dan tujuan khusus dilaksanakannya


Perbaikan Drainase Zona I Kota Banda Aceh ;
2. Uraian tentang kesesuaian rencana kegiatan Perbaikan Drainase Zona I
tersebut dengan tata ruang, kebijakan pembangunan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
3. Deskripsi rencana kegiatan Perbaikan Drainase Zona I yang memungkinkan
untuk mencapai maksud dan tujuan yang telah ditetapkan, termasuk rencana
usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan;
4. Kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi;
5. Kajian dampak lingkungan akibat rencana kegiatan tersebut yang mencakup
seluruh isu penting dan dampak hipotetik yang tercantum di dalam Bab IV
dari dokumen KA-ANDAL ini;
6. Arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

Dokumen RKL secara mendasar harus mencakup upaya-upaya dan rencana-


rencana untuk menghindarkan dampak, mengurangi dampak (mitigasi),
mengelola, serta mengendalikan dampak yang mungkin terjadi. Dokumen ini
secara umum harus memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Komponen atau parameter lingkungan hidup yang diprakirakan mengalami
perubahan mendasar menurut hasil analisis dampak lingkungan hidup;
2. Sumber dampak yang telah dikaji pada dokumen ANDAL;
3. Tolok ukur dampak untuk mengukur perubahan komponen lingkungan hidup;
4. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan tolok ukur kinerja
pengelolaan lingkungan dampak lingkungan hidup;
5. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan hidup;
6. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup;
7. Institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup.
8. Biaya yang dialokasikan untuk pengelolaan lingkungan

Dokumen RPL secara medasar harus mencakup hal-hal sebagai berikut:


1. Komponen atau parameter lingkungan hidup yang dipantau;
2. Sumber dampak;
3. Parameter lingkungan hidup yang dipantau;
4. Tujuan pemantauan lingkungan hidup;
5. Metode pemantauan lingkungan hidup;
6. Jangka waktu dan frekwensi pemantauan;
7. Lokasi pemantauan lingkungan hidup;
8. Institusi yang bertanggung jawab dalam pemantauan lingkungan hidup.
9. Biaya yang dialokasikan guna pemantauan lingkungan

Penggunaan sumber-sumber data dan informasi yang sahih di dalam dokumen


ANDAL, RKL dan RPL, baik dari penelitian langsung (data primer) ataupun data
sekunder, literatur, penelitian lain, atau hasil konsultasi dengan instansi terkait
dan dengan masyarakat harus dilakukan sesuai dengan kaidah penulisan
referensi yang benar.

Ketika penilaian (judgment) atau pendapat para ahli digunakan, hal tersebut
harus disebutkan secara jelas sebagai suatu hasil penilaian ahli. Dasar penilaian
atau pendapat para ahli tersebut harus dikemukakan alasan atau dasar
pembenarannya. Keahlian yang membuat penilaian atau pendapat tersebut,
termasuk kualifikasi dan pengalamannya, harus disampaikan pula. Jika ulasan
terhadap suatu isu dampak memerlukan penelitian dan perhitungan yang bersifat
teknis (misalnya untuk jumlah debit/volume banjir dengan periode ulang yang
dapat dikendalikan, emisi debu, kebisingan, sedimentasi atau sistem operasional
pompa), hal ini diharapkan didampingi dengan pertimbangan profesional untuk
memverifikasi kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan.

IV. Isu-isu utama

Berikut adalah isu-isu utama yang terkait dengan potensi dampak akibat rencana
kegiatan Perbaikan Drainase Zona I Kota Banda Aceh. Pemrakarsa harus
sedapat mungkin memenuhi permintaan dari dokumen Kerangka Acuan ANDAL
dan menjawab isu-isu utama antara lain :
 Kebisingan dan getaran akibat kegiatan Normalisasi sungai dan
penggalian Polder, serta pengoperasian pompa.
 Kemacetan lalulintas akibat hilir mudiknya kenderaan truk pengangkut
material tanah hasil galian normalisasi sungai maupun untuk bahan
timbunan tanggul.
 Terganggunya saluran drainase existing, sehingga menimbulkan
genangan lokal, yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
 Masalah sosial, terutama penggunaan tanah masyarakat yang terkena
kegiatan proyek.
Kajian ANDAL, RKL, dan RPL yang akan dilakukan pemrakarsa adalah
dimaksudkan untuk menjawab isu-isu utama tersebut.

Bagian 1. Pertimbangan atas alternatif-alternatif


1. Kaji alternatif bentuk dan dimensi bagian normalisasi sungai krueng Neing
dengan hanya memanfaatkan lebar existing sungai yang melewati
pemukiman penduduk dengan periode ulang banjir 5 tahun, 10 tahun .dan
15 tahun.
2. Kaji alternatif rencana lokasi Polder sesuai design dengan kondisi yang
hanya memanfaatkan lebar existing dan bandingkan kerugian dan
keuntungannya baik ditinjau dari aspek lingkungan, ekonomi dan teknis
dengan periode ulang banjir 5 tahun, dan 10 tahun.
3. Kaji alternatif penempatan rumah pompa dan pompa terhadap kondisi
lingkungan sekitarnya, sehingga tidak menggangu system pengaliran air
dan drainase yang ada.
4. Kaji alternatif penempatan hasil galian Polder dan normalisasi sungai
Krueng Neing yang tidak menghambat aliran air di daerah pemukiman
penduduk
5. Kaji alternatif jalan masuk dan jalan inspeksi untuk pengangkutan
material timbunan dan material bahan bangunan lainnya

Bagian 2. Isu Lingkungan


1. Kaji potensi sedimentasi yang masuk ke Polder dan kaitkan dengan
rencana operasional Polder dengan konsep “water balance”
2. Kaji geometric sungai (kemiringan sungai, dasar sungai, daya tampung
sungai, material dasar sungai) untuk dapat memperlihatkan pola aliran air
dari hulu tidak terhambat dan kapasitas sungai cukup untuk menampung
air hujan (banjir)
3. Kaji kemungkinan intrusi air laut kedarat didaerah pemukiman penduduk
akibat normalisasi sungai dan pengerukan Polder
4. Disamping mengkaji kondisi cathment area (DAS) Krueng Neng pada
zona I, juga mengkaji DAS Krueng Daroy dan Krueng Doy pada zona 2
dan zona 4, mengingat kedua DAS tersebut merupakan satu kesatuan
system drainase dengan zona I.
5. Kaji kerusakan dan terganggunya flora dan fauna akibat pembuatan
Polder dan Normalisasi sungai Krueng Neing.
6. Kaji pola aliran dan debit air Krueng Daroy dan anak-anak sungainya pada
musim hujan dan kemarau dan kaitkan dengan pengaruh air pasang yang
akan mempengaruhi laju aliran sungai.

Bagian 3. Tata Ruang dan pengembangan wilayah


1. Kaji dan prediksikan perubahan tataruang kota Banda Aceh khususnya
dilokasi proyek dan sekitarnya
2. Kaji perubahan penggunaan lahan yang ada di kiri kanan sungai dari
kondisi sebelum tsunami.
3. Kaji potensi penggunaan polder dan sungai yang dinormalisasi untuk
dijadikan kawasan wisata.
4. Kaji dampak normalisasi kr. Neng dan pembuatan polder terhadap
kegiatan nelayan di muara.
5. Kaji dan kaitkan rencana pembangunan embung di bagian hulu sungai
Krueng Neing (DAS Kr. Daroy).

Bagian 4. Sosial
1. Kaji Potensi dampak sosial dari kegiatan pengerukan dan penempatan
material, karena banyak pemukiman disepanjang sungai
2. Kaji antisipasi pertumbuhan pemukiman disepanjang sungai yang
dinormalisasi dan disekitar rencana Polder
3. Kaji dan prediksikan potensi korban jiwa maupun harta saat terjadi banjir
yang melampui debit banjir rencana
4. Kaji kemungkinan relokasi tempat hunian baru bagi penduduk yang lahan
dan bangunannya terkena pembangunan polder dan normalisasi sungai.
5. Kaji tentang dampak normalisasi sungai dan pembuatan Polder terhadap
budidaya tambak disekitarnya.
6. Dapatkan data jumlah penduduk, bangunan, dan lahan yang dibebaskan
untuk kebutuhan proyek
7. Kaji keterkaitan pendanaan proyek dengan kegiatan ekonomi lokal (kota
Banda Aceh dan sekitarnya)

Bagian 5: Kesehatan Masyarakat


1. Kaji dan prediksi perubahan pola penyakit yang terkait dengan
pembangunan polder dan saluran drainase.
2. kaji dan identifikasikan kecenderungan perkembangan penyakit malaria
endemik.

Bagian 6. Konsultasi Dengan Pihak Terkait dan Masyarakat


Dalam proses penyusunan ANDAL, pemrakarsa diminta untuk melakukan
konsultasi dengan pihak–pihak berikut:
1. Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Banda Aceh.
2. Bappeda Kota Banda Aceh.
3. Dinas Prasarana Jalan dan Sumberdaya Air Kota Banda Aceh.
4. Badan Pertanahan Nasional Kota Banda Aceh.
5. Dinas Prasarana Wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
6. Kabupaten Aceh Besar, khususnya Kecamatan Peukan Bada.
7. Sosialisasikan rencana kegiatan projek dengan masyarakat sekitar.

Bagian 7: Lain- lain


1. Kaji keterkaitan proyek dengan rencana tata ruang Kota Banda Aceh.
2. Kaji keterkaitan proyek dengan rencana peningkatan jalan antara Ulee
Lheue-Simpang Rima
3. Kaji keterkaitan proyek dengan penghijauan pantai dan penanaman
bakau.

Bagian 8. Batas wilayah studi

1. Batas proyek

Batas proyek agar difokuskan di wilayah rencana perbaikan drainase zona I


Kota Banda Aceh yang diprakirakan akan timbul dampak negatif, dan wilayah
di sekitarnya yang akan memperoleh dampak positif.
Disamping itu, batas proyek juga perlu mempertimbangkan area
pembuangan material kerukan dan quarry untuk sumber material
pembangunan polder dan tanggul.

2. Batas ekologis

Penentuan batas ekologis adalah Daerah Aliran Sungai Krueng Daroy


dengan anak-anak sungainya. Dalam hal ini haru mempertimbangkan
keberadaan lokasi pemukiman, tambak, pesisir, dan rawa.

3. Batas administrasi

Batas administrasi agar difokuskan pada Kecamatan Banda Raya, Meuraxa,


Kuta Raja, Jaya Baru, dan Kecamatan Baiturrahman kota Banda Aceh dan
sebagian Kabupaten Aceh Besar yakni; Kecamatan Peukan Bada dan Darul
Imarah
4. Batas sosial

Batas sosial agar difokuskan pada lingkungan pemukiman di sekitar lokasi


projek perbaikan drainase zona I Kota Banda Aceh dan yang bersinggungan
langsung dengan Kabupaten Aceh Besar

V. Kepakaran yang diperlukan

Kepakaran yang diperlukan dalam menyusun studi ANDAL Perbaikan


Drainase Zona I, minimal memiliki tenaga ahli sebagai berikut:

1. Ahli Lingkungan (team leader, AMDAL penyusun dan telah pernah


menyusun ≥ 5 (lima) dokumen AMDAL;

2. Ahli Hidrologi;

3. Ahli Hidrolika;

4. Ahli Sosial;

5. Ahli Biologi;

6. Ahli Kesehatan Masyarakat;

VI. Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Peta Kota Banda Aceh


Lampiran 2 : Scheme system Drainase Zona I Kota Banda Aceh
Lampiran 3 : Foto-foto lapangan
Lampiran 4 : Surat Perintah Tugas (SPT) Tim Teknis AMDAL Khusus
LAMPIRAN
Lampiran 1: Peta Kota Banda Aceh (Citra Satelite)

ZONA I
Lampiran 2. Skema system Drainase Zona I Kota Banda Aceh

SKETSA DRAINASE ZONA 1


Lampiran 3
Foto-foto Lapangan pada lokasi Rencana Perbaikan Drainase Zona I Banda
Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Photo.1: Kondisi existing mulut muara Photo.2: Kondisi existing bagian kanan
sungai Krueng Neing mulut muara sungai Krueng Neing

Photo.4: Kondisi existing muara sungai Krueng


Photo.3: Kondisi existing bagian kiri mulut Neing lebar 80 m yang akan
muara sungai Krueng Neing dipersempit menjadi 20 m

Polder Luas 3 ha
Polder, luas 8 Ha

Photo.5: Kondisi existing rencana Polder Photo.6: Kondisi existing rencana Polder
sebelah kanan sungai Kr. Neing sebelah kiri sungai Krueng Neing
Photo.7: Kondisi jalan dan jembatan yang
akan ditingkatkan dan melintas Photo.8: Dibawa jembatan Asoe Nanggroe
diatas sungai Krueng Neing di desa ini akan dibangun pintu pengatur
Asoe Nanggroe dengan ukuran 2 x 6 meter

Photo.9: Jembatan di desa Lamteumen Photo.10: Kondisi existing sungai Krueng


Barat yang merupakan titik awal Neing yang akan di normalisasi dari
dilakukan normalisasi sungai Kr. lebar 5-10 m menjadi lebar 20 m
Neing dilihat ke arah hulu dilihat ke arah hulu

Photo.11: Kondisi sungai Kr. Doy di desa Photo.12: Kondisi sungai Kr. Doy didesa
Lampaseh, yang terkait dengan Lampaseh yang terkait dengan
system drainase Zona I, dilihat ke system drainase Zona I dilihat
arah hulu kearah hilir.
Lampiran 4

Surat Perintah Tugas (SPT) Tim Teknis AMDAL Khusus

Anda mungkin juga menyukai