G09dsu2-4 - BAB II Tinjauan Pustaka PDF
G09dsu2-4 - BAB II Tinjauan Pustaka PDF
hasil ternak diantaranya metode KCKT untuk refraksi juga digunakan secara luas, terutama
analisis tetrasiklin dan oksitetrasiklin dalam pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya
susu (Fletouris et al. 1990) dan daging (Moats kurang sensitif jika dibandingkan dengan
& Khan (1995). Analisis residu tetrasiklin detektor UV. Detektor-detektor lain yang
dalam madu (Martel et al. (2006) dan ikan digunakan antara lain detektor fluororesensi,
salmon (Rupp & Anderson (2005). spektroskopi massa, dan berkas fotodioda
(Putra 2004). Detektor berkas fotodioda
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (PDA) UV telah banyak digunakan untuk
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), menganalisis residu antibiotik berdasarkan
merupakan suatu teknik kromatografi dengan serapan pada daerah spektrum ultraviolet
fase gerak cairan dan fase diam cairan atau sampai sinar tampak.
padat. Parameter KCKT yang digunakan
untuk analisis kuantitatif ialah waktu retensi Validasi Metode Analisis
atau volume retensi. Perhitungan kuantitatif Validasi metode analisis ialah suatu
didasarkan pada pengukuran tinggi puncak tindakan penilaian terhadap parameter
atau luas puncak suatu komponen zat. tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium,
Populernya penggunaan KCKT untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
disebabkan teknik ini memiliki beberapa memenuhi persyaratan untuk digunakannya.
keunggulan, yaitu mampu memisahkan Validasi metode analisis merupakan suatu
molekul-molekul dari suatu campuran, proses pembuktian melalui pengujian analisis
kecepatan analisis, kepekaan yang tinggi dan di laboratorium untuk memberikan data
resolusi yang baik. Selain itu, kolom dapat tentang keandalan suatu metode dari suatu
digunakan kembali, dapat menggunakan prosedur yang digunakan.
bermacam-macam detektor, dan dapat Beberapa parameter analisis yang harus
menghindari terjadinya dekomposisi atau dipertimbangkan dalam validasi metode
kerusakan bahan yang dianalisis (Adnan analisis diuraikan dan didefinisikan sesuai
1997). dengan cara penentuannya (Harmita 2004).
Berdasarkan perbedaan fase, KCKT Parameter yang digunakan ialah batas deteksi
terbagi menjadi dua, yaitu fase normal dan dan kuantitasi, presisi, akurasi, dan linearitas.
fase terbalik. Fase normal ialah fase diam Selain itu digunakan pula parameter
yang berupa senyawa polar dan fase gerak keterulangan (repeatability) dan ketangguhan
senyawa nonpolar. Sementara fase terbalik (rudgedness) (CDER 1994).
ialah fase diam yang berupa senyawa Batas deteksi ialah jumlah terkecil analit
nonpolar dan fase gerak senyawa polar dalam sampel yang dapat dideteksi yang
(Adnan 1997). Menurut Gritter et al. (1991), masih memberikan respon signifikan
kromatografi menggunakan fase terbalik dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi
sehingga senyawa polar akan lebih baik merupakan parameter uji batas. Batas
pemisahannya, senyawa ionik dapat kuantitasi merupakan parameter pada analisis
dipisahkan, dan air dapat digunakan sebagai renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil
salah satu komponen pada fase gerak. analit dalam sampel yang masih dapat
Susunan peralatan KCKT tidak banyak memenuhi kriteria cermat dan saksama.
berbeda dengan kromatografi gas-cair. Presisi ialah ukuran yang menunjukkan
Komponen utama pada KCKT antara lain derajat kesesuaian antarhasil uji individual,
reservoir pelarut untuk fase gerak, pompa, diukur melalui penyebaran hasil individual
pencampur gradien, injektor, kolom, detektor, dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara
rekorder, dan integrator. berulang pada sampel-sampel yang diambil
Detektor dibutuhkan untuk mendeteksi dari campuran yang homogen. Menurut
adanya komponen sampel di dalam kolom CDER (1994), presisi dibagi menjadi tiga,
(analisis kualitatif) dan menghitung kadarnya yaitu keterulangan (repeatability), ketertiruan
(analisis kuantitatif). Detektor yang baik (reproducibility), dan presisi antara
memiliki sensitivitas yang tinggi, derau (intermediate precision). Keterulangan ialah
(noise) yang rendah, kisaran respon linear presisi metode jika dilakukan berulang kali
yang luas, dan memberi respons untuk semua oleh analis yang sama pada kondisi sama dan
tipe senyawa. Detektor KCKT yang umum dalam interval waktu yang pendek.
digunakan ialah detektor UV 254 nm. Ketertiruan ialah presisi metode jika
Variabel panjang gelombang dapat digunakan dilakukan berulang kali oleh analis yang
untuk mendeteksi banyak senyawa dengan berbeda pada kondisi berbeda. Presisi antara
kisaran yang lebih luas. Detektor indeks merupakan ukuran ketertiruan pada kondisi
operasi normal antara laboratorium dan klortetrasiklin, oksitetrasiklin, dan tetrasiklin
antaranalis. dalam jaringan hewan.
Akurasi ialah ukuran yang menunjukkan Sebanyak 5,0 gr daging ayam yang telah
kedekatan nilai hasil analisis dengan kadar diseragamkan ukurannya ditempatkan dalam
analit yang sebenarnya (CDER 1994). tabung sentrifus. Setelah itu ditambahkan 2 ml
Kecermatan dinyatakan sebagai persen larutan asam trikloroasetat 20% kemudian
perolehan kembali (recovery) analit yang dikocok menggunakan vorteks. Setelah itu
ditambahkan. Kecermatan ditentukan dengan sampel ditambahkan 18 ml larutan bufer
dua cara yaitu, metode simulasi (spiked- McIlvaine-EDTA kemudian diputar pada
placebo recovery) dan metode penambahan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Larutan
standar (standard addition method). supernatan hasil sentrifus dipisahkan dari
Linearitas ialah kemampuan metode residunya kemudian dimasukkan ke dalam
analisis yang memberikan respons secara kolom. Ekstraksi diulangi kembali dengan
langsung atau dengan bantuan transformasi menambahkan 10 ml larutan bufer McIlvaine-
matematika yang baik dan proporsional EDTA, lalu dikocok menggunakan vorteks.
terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Setelah itu sampel yang telah diekstrak
Linearitas biasanya dinyatakan dalam variansi tersebut diputar pada kecepatan 3000 rpm
sekitar arah garis regresi yang dihitung selama 10 menit. Larutan supernatan hasil
berdasarkan persamaan matematika sentrifus dipisahkan dari residunya kemudian
menggunakan data yang diperoleh dari hasil dimasukkan ke dalam kolom. Proses ekstraksi
uji analit dalam sampel dengan berbagai selesai, selanjutnya dilanjutkan dengan
konsentrasi analit. Persamaan dinyatakan pemurnian sampel menggunakan SPE
dengan rumus y = a + bx, dengan a ialah Cartridge (kolom) C18.
intersep, b ialah kemiringan garis dengan Kolom sebelumnya diaktifkan terlebih
koefisien korelasi 0,9995 (Harmita 2004). dahulu dengan 20 ml metanol dan 20 ml air.
Setelah itu dimasukkan sebanyak 10 ml
sampel, kolom dicuci dengan 20 ml metanol
BAHAN DAN METODE 5% dan didiamkan selama 5 menit. Kemudian
kolom tersebut dielusi dengan 6 ml metanol
Alat dan Bahan oksalat. Setelah itu, filtrat dipindahkan dalam
Alat–alat yang digunakan dalam penelitian aliran gas nitrogen kemudian dilarutkan
ini ialah KCKT Shimadzu LC 20AD, kolom dengan 200 µl metanol oksalat. Sebanyak 40
C18 Bondapak Waters Polaris 5, SPE µl sampel dianalisis dengan KCKT.
Cartdrige Bond Elut C18 Varian, mikropipet
Socorex 10-100 µl dan 100-1000 µl, Larutan Standar Tetrasiklin,
mikropipet syringe 50 µl, kertas saring 0.45 Oksitetrasiklin, dan Klortetrasiklin
µm Waters, dan sentrifus Beckman model Tj- Sebanyak 10 mg standar tetrasiklin,
6. oksitetrasiklin, dan klortetrasiklin dilarutkan
Bahan-bahan yang digunakan dalam masing-masing dengan metanol lalu
penelitian ini ialah daging ayam pedaging, dimasukkan ke dalam labu takar dan
standar tetrasiklin, oksitetrasiklin, dan ditepatkan hingga 5 ml untuk mendapatkan
klortetrasiklin (Vetranal®), SIGMA), dan konsentrasi larutan standar 2000 ppm.
metanol HPLC Grade. Sampel daging ayam Sebanyak 250 µl larutan standar standar
pedaging berasal dari wilayah Jakarta, Bekasi, tetrasiklin, 250 µl larutan standar
dan Depok baik dari pasar tradisional maupun oksitetrasiklin, dan 500 µl larutan standar
swalayan yang diambil secara acak dan tidak klortetrasiklin konsentrasi 2000 ppm
mengikuti kaidah statistik. dimasukkan ke dalam labu takar 5 ml
kemudian ditepatkan dengan metanol
Metode sehingga didapat konsentrasi larutan standar
campuran antibiotik tetrasiklin, oksitetrasiklin,
Ekstraksi dan Pemurnian Sampel dan klortetrasiklin (1:1:2) 100:100:200 ppm.
Metode ekstraksi yang digunakan diadopsi Larutan tersebut dapat diencerkan kembali
dari metode yang dikembangkan oleh untuk pengujian parameter-parameter analisis.
Cinquina et al. (2003). Sementara metode
pemurnian sampel yang digunakan Analisis menggunakan KCKT
dikembangkan dari Castellari dan Reguiro Sebanyak 40 µl alikuot diinjeksikan ke
(2003) berdasarkan referensi dari AOAC dalam KCKT Shimadzu seri LC 20AD.
Official Method 995.09 tentang residu Kondisi KCKT sebagai berikut: