discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/260981198
CITATION READS
1 2,026
4 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Khaswar Syamsu on 29 March 2014.
Maret 2013
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Review
Pengelolaan dan Pengembangan Alsintan untuk Mendukung Usahatani Padi di Lahan
Pasang Surut (Management and Development of Tool and Farm Machinery to Support of
Rice Farming on the Tidal Swamp) Sudirman Umar
Penelitian
Pengaruh Konsentrasi Gula dan Starter terhadap Mutu Teh Kombucha (Effects of Sugar
Concentration and Starter on Quality of Kombucha Tea) Marwati, Hudaida
Syahrumsyah, Ratri Handria
Pengaruh CaCl2 dan Gum Guar terhadap Kualitas Bihun Sukun (Effects of CaCl2 and
Guar Gum on the Quality of Breadfruit Bihon-Type Noodle) Sukmiyati Agustin
Pengaruh Bahan Pengikat (Karagenan, Albumen dan Gelatin) dan Lemak terhadap
Komposisi Kimia, Kualitas Fisik dan Karakteristik Sensoris Sosis Sapi (Effect of Binders
(Carrageenan, Albumen and Gelatine) and Fat on Chemical Composition, Physical
Quality, and Sensory Characteristic of Beef Sausage) Arif Ismanto
Bekerjasama dengan
Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) Kalimantan Timur
JTP
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN
PENERBIT
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman
Jl.Tanah Grogot Kampus Gunung Kelua
Samarinda 75119
KETUA EDITOR
Krishna Purnawan Candra (THP-UNMUL Samarinda)
EDITOR
Bernatal Saragih (THP-UNMUL Samarinda)
Dahrulsyah (TPG-IPB Bogor)
Dodik Briawan (GMK-IPB Bogor)
Khaswar Syamsu (TIN-IPB Bogor)
Meika Syahbana Roesli (TIN-IPB Bogor)
V. Prihananto (THP-Unsoed Purwokerto)
EDITOR PELAKSANA
Sulistyo Prabowo
Hadi Suprapto
Miftakhur Rohmah
ALAMAT REDAKSI
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman
Jalan Tanah Grogot Kampus Gunung Kelua
Samarinda 75119
Telp 0541-749159
e-mail: jtpunmul@gmail.com
JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Volume 8 Nomor 2
Review Halaman
Pengelolaan dan Pengembangan Alsintan untuk Mendukung Usahatani Padi di Lahan
Pasang Surut (Management and Development of Tool and Farm Machinery to Support of
Rice Farming on the Tidal Swamp) Sudirman Umar .............................................. 37-48
Penelitian
Pengaruh Konsentrasi Gula dan Starter terhadap Mutu Teh Kombucha (Effects of Sugar
and Starter Concentration on Quality of Kombucha Tea) Marwati, Hudaida
Syahrumsyah, Ratri Handria ................................................................................. 49-53
Pengaruh CaCl2 dan Gum Guar terhadap Kualitas Bihun Sukun (Effects of CaCl2 and
Guar Gum on the Quality of Breadfruit Bihon-Type Noodle) Sukmiyati Agustin .. 54-59
Pengaruh Bahan Pengikat (Karagenan, Albumen dan Gelatin) dan Lemak terhadap
Komposisi Kimia, Kualitas Fisik dan Karakteristik Sensoris Sosis Sapi (Effect of Binders
(Carrageenan, Albumen and Gelatine) and Fat on Chemical Composition, Physical
Quality, and Sensory Characteristic of Beef Sausage) Arif Ismanto ...................... 69-74
Jurnal Teknologi Pertanian 8(2): 60-68 ISSN1858-2419
Production of Microbial Celluose Paper from Nata de Coco and Its Bioconversion
Analysis
Khaswar Syamsu1,*), Han Roliadi2), Krishna Purnawan Candra3), Siti Sartika Hardiyanti1)
1)
Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB, 2) Staf Peneliti Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Departemen Kehutanan, 3) Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, *) corresponding author, khaswars@yahoo.com
ABSTRACT
The use of wood for pulp, paper, and other cellulose-based products reveals several
weaknesses. The favorable alternatives is microbial cellulose synthesized by Acetobacter.
The addition of kaolin of 5.0 %, tapioca 2.5 %, and combination of kaolin (5 %) and tapioca
(2.5 %) on physical characteristics of microbial cellulose are studied. Control prepared by
using no addition of the both additives. This experiment proceeded in stages of microbial
cellulose synthesis, pulping, paper sheet forming, and physical test. Prior sheet forming,
additives added to the microbial cellulose pulp, and alum of 2 % added as retention aid. The
yield of microbial cellulose pulp was 38.125 % in average (dry basis). Physical-test results
on the corresponding paper revealed in the real basis weight (31.2-49.5 g m-2), tensile index
(19.84-53.98 Nm g-1), tear index (14.27-21.41 mN m-2 g-1) and water absorption (52.11-71.97
g m-2 for the upper side, and 55.08-85.48 g m-2 for the lower side). The treatment considered
the most optimum to afford satisfactory basis weight and tensile index was combination of
tapioca starch and kaolin. The additive that affected the physical strength properties of paper
was tapioca starch, while kaolin conversely improved the appearance of paper surface. The
microbial cellulose production on 100 ha area can substitute 1,973,116 trees per year of
Acacia mangium, which is equivalent to conserve 1,183.63 ha of forest area annually (carbon
sequestration equal to 276,236.24 tons of CO2).
Keyword: kaolin, tapioca, pulp, CO2 absorption, Acacia, Acetobacter, nata de coco.
60
Khaswar Syamsu et al. Produksi Kertas Mikrobial Nata de Coco dan Analisis Biokonversinya
samping itu, pada pembuatan kertas tertentu Laporan ini mendeskripsikan tentang
dibutuhkan proses pemutihan pulp yang kajian pemanfaatan selulosa mikrobial berba-
menggunakan bahan kimia pemutih yang bisa sis limbah air kelapa sebagai pengganti
berakibat pencemaran lingkungan (Departe- selulosa kayu dalam proses pembuatan kertas,
men Kehutanan Republik Indonesia, 1976). yaitu mempelajari pengaruh penambahan
Kelemahan lainnya ada pada produktivitas tapioka dan kaolin sebagai bahan aditif
kayu yang rendah dan masa tebang kayu terhadap karakteristik fisik kertas selulosa
membutuhkan waktu lama serta isu-isu yang mikrobial.
terkait masalah lingkungan. Kelemahan atau
masalah yang terjadi ini menuntut sumber
METODE PENELITIAN
selulosa alternatif yang diharapkan dapat
menggantikan selulosa kayu menjadi bahan Bahan dan Alat
baku pembuatan kertas. Bahan-bahan yang digunakan ada-
Salah satu sumber selulosa alternatif lah air kelapa, gula, asam asetat, pupuk
adalah selulosa mikrobial (Halib et al., 2012). ZA (amonium sulfat), tapioka, alum (ta-
Selulosa mikrobial merupakan hasil produksi was), kaolin, NaOH (teknis), asam asetat.
dari beberapa jenis mikroorganisme (bakteri) Starter A. xylinum diperoleh dari sentra
antara lain spesies Acetobacter, seperti A.
pembuatan nata de coco di Darul Falah
xylinum, A. aceti, A. cetianum, dan A. Pasteu-
ranum. Selulosa mikrobial memiliki beberapa Ciampea.
kelebihan yaitu memiliki tingkat kemurnian Alat-alat yang digunakan adalah panci
yang tinggi karena terbebas dari kandungan besi ukuran 15 liter, niagara beater, oven,
lignin, proses isolasi yang mudah, memiliki cetakan kertas (30 cm x 21 cm), paper tensile
kristalinitas dan produktivitas selulosa yang strength tester, tearing tester, bursting tester,
tinggi (White dan Brown, 1983). Aplikasi dan cobb tester (alat pengukur daya serap air).
selulosa mikrobial yang telah banyak diteliti Rancangan Percobaan
adalah sebagai bahan makanan berserat tinggi Studi produksi lembar (kertas) selulosa
(Stephens et al.,1990), sebagai bahan pemba- mikrobial dilakukan sebagai penelitian faktor
lut luka dalam bidang farmasi dan obat-obatan tunggal (penambahan zat aditif kaolin dan
(Czaja et al,. 2006), sebagai bahan pembuatan tapioka) menggunakan Rancangan Acak
electronic paper display (Shah dan Brown, Lengkap dengan 2 kali ulangan. Empat for-
2005) dan sekat pengeras suara (audio mula zat aditif yang digunakan adalah tanpa
speaker diaphragms) (Yamanaka et al., 1988) zat aditif (kontrol), tapioka 2,5 %, kaolin
serta sebagai penambah kekuatan fisik kertas 5,0 %, dan kombinasi tapioka (2,5 %) dan
dalam proses pembuatan kertas (Iguchi et al., kaolin (5,0 %). Kertas selulosa mikrobial yang
2000). dihasilkan diuji karakteristiknya, yaitu kadar
Produktivitas selulosa mikrobial relatif air (BSN, 2005a), gramatur (BSN, 1989c),
lebih tinggi dibandingkan produktivitas selu- ketahanan tarik (BSN, 1998), ketahanan
losa kayu. Hal ini dapat ditunjukkan dari laju sobek (BSN, 1989b), daya serap air (BSN,
pemanenan selulosa mikrobial yang hanya 1989a).
membutuhkan 5-7 hari dibandingkan selulosa
Prosedur Penelitian
kayu yang membutuhkan waktu panen sekitar
4-6 tahun. Produktivitas yang tinggi ini men- Penyiapan starter (modifikasi dari
jadikan selulosa mikrobial sebagai bahan Cienchanska et al., 1998)
potensial untuk dikembangkan dalam proses Satu liter air kelapa (disaring dan
pembuatan kertas. Pengembangan pemanfaat- dimasak selama 2 jam) ditambahkan 40 g gula
an selulosa mikrobial merupakan salah satu pasir, 5,6 g ZA, dan 6 mL asam asetat untuk
alternatif untuk mengatasi kelemahan dalam mendapatkan pH 3-4. Biakan A. xylinum,
penggunaan selulosa kayu untuk produksi diinokulasikan dan dibiarkan selama 4 hari
kertas. Dengan demikian diharapkan dapat pada suhu 25-27ºC.
diperoleh kertas dengan mutu yang sama dan
Produksi selulosa mikrobial (nata de coco)
produktivitas yang lebih baik serta ramah
terhadap lingkungan.
61
Jurnal Teknologi Pertanian 8(2): 60-68 ISSN1858-2419
Media produksi selulosa mikrobial CO2 sebagai dampak dari penghematan hutan
dipersiapkan sama dengan persiapan starter tersebut.
hanya saja asam asetat yang ditambahkan
lebih sedikit (pH media produksi adalah 5).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dibiarkan semalam, media produksi
ditambahkan strater dan difermentasi selama Selulosa mikrobial yang dihasilkan me-
selama 7 hari pada suhu 25–27ºC. Selulosa miliki nilai kadar air yang tinggi yaitu 98 %.
mikrobial yang diperoleh dipurifikasi dengan Pemurnian selulosa mikrobial dalam NaOH
pemasakan dalam NaOH 1 % (b/v) pada suhu 1 % (b/v) menghasilkan lembaran dengan
60ºC selama 20 menit (Krystynowicz dan warna yang relatif putih (tidak membutuhkan
Bielecki, 2005). proses bleaching). Pada selulosa mikrobial
tidak terkandung lignin dan zat-zat ekstraktif
Pembuatan Pulp Selulosa Mikrobial (Casey,
seperti pada kayu. Dengan demikian proses
1980)
pembuatan pulp selulosa mikrobial relatif
Pulp selulosa mikrobial dibuat dengan
sederhana dan ramah lingkungan. Penguraian
menggunakan niagara beater selama 5 menit
serat selulosa mikrobial dilakukan dengan alat
(tanpa beban). Serat yang telah diurai, kemu-
pengurai serat niagara beater cukup dilaku-
dian disaring menggunakan kain. Dilakukan
kan satu tahap, lebih mudah bila dibandingkan
penentuan kadar air dan rendemen pulp yang
dengan penyiapan pulp dari kayu.
diperoleh.
Rendemen pulp selulosa mikrobial
Pembentukan Lembaran (Modifikasi Casey, yang dihasilkan adalah 38,125 % (basis kering
1980) oven serat). Rendahnya rendemen ini dise-
Lembaran (kertas) selulosa mikrobial babkan oleh karakteristik selulosa mikrobial
yang dibentuk adalah 630 cm2 (30 cm x 21 yang tergolong dalam serat halus, sehingga
cm) dengan gramatur 60 g m-2. Bahan yang banyak serat yang tercuci bersama air dan
diperlukan per lembar kertas adalah 3,78 g lolos dalam saringan. Ukuran serat selulosa
pulp selulosa mikrobial (berat kering oven, mikrobial lebih kecil 0,1 sampai 0,001 dari
BKO) dengan konsistensi serat 1 %, tawas ukuran serat selulosa kayu (Yoshinaga et al.,
2 % BKO, tapioka 0-2,5 % BKO, dan kaolin 1996). Selain itu, perbedaan densitas serat
0-5 % BKO. selulosa mikrobial dan selulosa kayu menen-
tukan berat rendemen akhir pulp. Pada
Analisis Konversi Biomassa
umumnya selulosa terdiri dari selulosa α dan
Analisis konversi biomassa bertujuan
selulosa β. Selulosa kayu dan selulosa
untuk mengetahui peranan atau manfaat peng-
mikrobial terdiri dari kedua selulosa tersebut,
gunaan selulosa mikrobial sebagai selulosa
hanya memiliki perbedaan komposisi. Pada
alternatif dalam pembuatan kertas. Peranan
selulosa kayu, kandungan selulosa α lebih
yang dikaji berdasarkan penghematan jumlah
tinggi yaitu sekitar 70 % dan sisanya 30 %
kayu yang dibutuhkan dalam menghasilkan
adalah selulosa β. Sedangkan pada selulosa
pulp yang disubstitusi dengan menggunakan
bakteri kandungan selulosa β lebih besar yaitu
selulosa mikrobial. Analisis ini dilakukan
sebanyak 60 %. Denstitas selulosa α lebih
dengan melalui tahapan-tahapan yaitu meng-
besar dari densitas selulosa β, maka densitas
hitung jumlah serat selulosa mikrobial yang
selulosa mikrobial lebih kecil dibandingkan
dihasilkan per hektar per tahun. Kemudian
dengan selulosa kayu (Sugiyama et al., 1991).
menentukan jumlah pulp yang dapat diha-
Dengan demikian dapat menjadikan perbeda-
silkan dengan menggunakan rendemen hasil
an berat serat antara selulosa mikrobial dan
penelitian ini. Selanjutnya, dilakukan per-
selulosa kayu yang pada akhirnya menyebab-
hitungan terhadap bobot Acacia mangium
kan perbedaan rendemen.
(tanaman pembanding) yang dibutuhkan
untuk menghasilkan pulp dalam jumlah yang Gramatur Kertas Selulosa Mikrobial
sama dengan pulp yang dihasilkan oleh Gramatur adalah nilai yang
selulosa mikrobial. Setelah itu, menghitung menunjukkan bobot kertas per satuan luas (g
jumlah areal A. mangium dan jumlah pohon A. m-2). Pada pembuatan kertas selulosa
mangium yang dihemat serta total penyerapan mikrobial ini, target gramatur yang ingin
62
Khaswar Syamsu et al. Produksi Kertas Mikrobial Nata de Coco dan Analisis Biokonversinya
dicapai adalah 60 g m-2. Penentuan gramatur 50 g m-2), dan kertas toilet (16–31,5 g m-2)
kertas akan sangat berguna untuk menentukan (Departemen Perindustrian, 1982). Gramatur
kekuatan fisik kertas. Gramatur yang tertinggi dihasilkan dari perlakuan
diperoleh dalam penelitian ini berkisar antara penambahan bahan aditif tapioka 2,5 % dan
31,2–49,5 g m-2. Gramatur kertas selulosa kaolin 5 % sedangkan gramatur terendah
mikrobial yang berkisar antara 31,2–49,5 g m- dihasilkan dari kombinasi perlakuan
2
sesuai untuk jenis kertas tik (28–31,5 g m-2), penambahan aditif tapioka 2,5 %.
kertas kitab (25–31,5 g m-2), kertas lito (40–
Hasil gramatur yang didapat berada di kertas. Penambahan tapioka cenderung me-
bawah target gramatur yang hendak dicapai ningkatkan gramatur kertas karena mening-
60 g m-2. Hal ini disebabkan faktor tingkat katkan daya ikatan antar serat, sedangkan
penyebaran serat yang kurang merata menye- kaolin sebagai bahan anorganik yang berikat-
babkan jumlah serat pada tiap sisi tidak an pada permukaan serat selulosa mikrobial
seimbang dan mengakibatkan nilai gramatur juga menambah berat lembaran kertas yang
kertas tidak tercapai. Penyebaran serat yang terbentuk.
kurang merata disebabkan oleh proses pem-
Indeks Tarik Kertas Selulosa Mikrobial
bentukan lembaran yang masih manual (hand-
Ketahanan tarik merupakan daya tahan
made). Pencapaian gramatur kertas selulosa
maksimum per satuan lebar jalur uji lembaran
mikrobial yang diinginkan dapat dilakukan
terhadap gaya tarik yang bekerja pada kedua
dengan pencampuran pulp selulosa mikrobial
jalur uji tersebut sampai putus, dinyatakan
dan pulp kayu. Pencapaian gramatur tanpa
dalam satuan gaya per satuan lebar uji. Indeks
pencampuran dengan pulp kayu, dapat dilaku-
tarik adalah ketahanan tarik per gramatur
kan dengan menggunakan alat pembentukan
kertas (BSN, 1998b). Nilai indeks tarik yang
lembaran kertas.
diperoleh berkisar antara 19,84–58,65 Nm g-1.
Berdasarkan analisa ragam pada taraf
Indeks tarik yang dihasilkan berada diatas
5 %, perlakuan penambahan bahan aditif
nilai indeks tarik Acacia mangium dengan
tapioka 2,5 % dan kaolin 5 % sangat ber-
nilai 2,93-25,68 Nm g-1 (Ramadona, 2001),
pengaruh nyata terhadap gramatur kertas yang
jerami dengan nilai 26,88-42,66 Nm g-1 dan
dihasilkan dibandingkan kontrol, penambah-
bagas dengan nilai 36,79 Nm g-1 (Ibnusantosa,
an tapioka 2,5 %, dan penambahan kaolin
1987). Nilai indeks tarik kertas selulosa
5 %. Kombinasi penambahan kedua bahan
mikrobial dengan penambahan aditif meme-
aditif tapioka 2,5 % dan kaolin 5 % menye-
nuhi standar kertas koran dengan indeks tarik
babkan kenaikan nilai gramatur kertas diban-
min 23,46 Nm g-1 dan kertas bungkus dengan
dingkan dengan penambahan salah satu jenis
indeks tarik 27,52 Nm g-1 (BSN, 2008). Nilai
bahan aditif dan tanpa bahan aditif, hal ini
indeks tarik kertas tanpa penambahan aditif
disebabkan oleh akumulasi kedua bahan
berada dibawah nilai SNI indeks tarik kedua
tambahan tersebut yang menambah berat
kertas tersebut.
63
Jurnal Teknologi Pertanian 8(2): 60-68 ISSN1858-2419
Kertas yang terbuat dari serat halus dibandingkan indeks sobek abaka dengan
memiliki kekuatan tarik yang tinggi karena nilai 15,69 mN m2 g-1 (Allia, 2001).
memiliki ikatan antar serat yang lebih tinggi Indeks sobek kertas lebih dipengaruhi
dan lebih kompak yang menyebabkan kekuat- oleh keterpaduan dan kelenturan serat diban-
an tarik kertas menjadi tinggi (Handayani, dingkan dengan besarnya ikatan antar serat
1991; Page, 1985). Dalam hal ini, selulosa (Haygreen dan Bowyer, 1996). Selulosa
mikrobial terdiri dari serat-serat halus yang mikrobial mempunyai beberapa keunggulan
memiliki kristalinitas tinggi dan kekompakan antara lain derajat kristalinitas yang tinggi,
serat. Oleh karena itu nilai indeks tarik yang mempunyai kerapatan antara 300 dan 900 kg
diperoleh relatif tinggi. m-3 dan elastis (Krystynowicz dan Bielecki,
Nilai indeks tarik tertinggi dihasilkan 2001). Keunggulan ini yang menyebabkan
dari perlakuan penambahan zat aditif tapioka indeks sobek kertas dari pulp selulosa
2,5 % dan kaolin 5 %, sedangkan yang teren- mikrobial yang dihasilkan relatif tinggi
dah dihasilkan dari perlakuan tanpa penam- dibandingkan indeks sobek kertas dari pulp
bahan bahan aditif. Analisis ragam pada taraf Acacia mangium, jerami, bagas dan abaca.
5 % menunjukkan bahwa penambahan tapio- Penambahan kaolin cenderung menu-
ka 2,5 % berpengaruh nyata terhadap kekuat- runkan indeks sobek kertas, hal ini dikare-
an tarik kertas dan berbeda nyata dengan nakan kaolin yang melekat pada permukaan
kontrol (perlakuan kode NA) tanpa aditif. serat selulosa mikrobial menambah tingkat
Tapioka digunakan untuk memperbaiki kekakuan serat sehingga sifat kelenturan serat
ikatan antar serat sehingga serat lebih kompak berkurang. Penambahan aditif tidak mem-
dan dapat meningkatkan ketahanan tarik ker- pengaruhi kekompakan dan kelenturan serat
tas, kemampuan cetak dan memperbaiki yang ada sehingga indeks sobek pada tiap
retensi terhadap cairan kecuali air (Casey, perlakuan tidak berbeda nyata satu sama lain.
1980). Pada perlakuan penambahan tapioka
Daya Serap Air
2,5 % dan kaolin 5 %, tapioka yang ditambah-
Daya serap air merupakan kemampuan
kan meningkatkan daya ikatan antar serat dan
kertas untuk menyerap air dalam waktu
kaolin mengisi ruang kosong serat yang tidak
tertentu. Daya serap air pada kertas selulosa
berikatan. Penambahan kaolin dapat mening-
mikrobial berkisar pada nilai 52,11-71,97 g m-
katkan opasitas cetak karena kaolin menam- 2
untuk bagian atas dan untuk bagian bawah
bah luas pantul cahaya, meningkatkan derajat
nilai daya serap berkisar antara 55,08-85,48 g
putih, memperbaiki kehalusan kertas serta
m-2. Daya serap air kertas selulosa mikrobial
memperbaiki sifat cetak karena molekul-
pada kedua sisinya tidak memiliki perbedaan
molekul kaolin mengisi ruang antar serat.
yang nyata. Hal ini disebabkan oleh tingkat
Indeks Sobek Kertas Selulosa Mikrobial kehalusan serat yang tinggi sehingga tidak
Ketahanan sobek adalah gaya dalam terjadi perbedaan bentuk permukaan antara
gram gaya (gf) atau mili Newton (mN) yang kedua sisi kertas. Bentuk permukaan kertas
dibutuhkan untuk menyobek lembaran pulp yang halus cenderung memiliki pori-pori yang
pada kondisi standar. Ketahanan sobek dinya- lebih sedikit dibandingkan bentuk permukaan
takan dalam indeks sobek yaitu ketahanan yang kasar. Karakteristik selulosa mikrobial
sobek per satuan gramatur (g m-2) (BSN, yang tergolong serat halus dapat membentuk
1989b). Pada penelitian ini nilai indeks sobek kertas dengan jalinan serat yang kompak
yang didapat berkisar antara 14,27 sampai dengan pori-pori yang lebih kecil, sehingga
21,41 mN m2 g-1. Indeks sobek yang dihasil- kertas dari selulosa mikrobial ini kedua
kan memiliki nilai yang lebih tinggi diban- sisinya termasuk kedalam bentuk rol.
dingkan indeks sobek Acacia mangium Daya serap kertas selulosa mikrobial
dengan nilai 2,24-4,7 mN m-2 g-1 (Romadona, yang secara keseluruhan berkisar antara
2001) dan jerami 3,94-5,38 mN m2 g-1 serta 52,11-85,48 g m-2 , nilai tersebut lebih rendah
bagas dengan nilai 5,88 mN m2 g-1 (Ibnu- dibandingkan daya serap air kertas bungkus
santosa, 1987). Untuk kontrol (tanpa aditif), standar yaitu sebesar 119,73 g m-2 (BSN,
dengan tapioka 2,5 %, dan dengan kaolin 5 %, 1989a) dan kertas batang pisang ambon
nilai indeks sobek yang dihasilkan lebih tinggi sebesar 105,23 g m-2 (Suwarna, 2005). Hal ini
64
Khaswar Syamsu et al. Produksi Kertas Mikrobial Nata de Coco dan Analisis Biokonversinya
menunjukkan bahwa kertas selulosa mikro- Hal ini dikarenakan sifat kaolin yang
bial memiliki ketahanan terhadap penetrasi air merupakan bahan anorganik bersifat padat
yang tinggi. dan kaku sehingga mengurangi efektivitas
Penambahan zat aditif tidak memberi- ikatan antar serat. Dengan demikian menim-
kan pengaruh yang nyata terhadap daya serap bulkan rongga udara pada bidang kontak
air kertas. Hal ini menunjukkan bahwa pe- antara serat sehingga air dapat masuk lebih
nambahan zat aditif tidak mengubah tingkat mudah.
kehalusan serat. Penambahan tapioka cende-
Analisis Konversi Biomassa
rung menurunkan daya serap air, karena
Asumsi produksi selulosa mikrobial
tapioka yang berfungsi sebagai pengikat
yang dapat dihasilkan per satuan luas lahan
jalinan antar serat meningkatkan jumlah
per tahun serta analisis penghematan tegakan
ikatan antara serat dengan serat sehingga
Acacia yang dapat diperoleh serta jumlah
mengurangi jumlah pori yang dapat menyerap
penyerapan CO2 disajikan pada Tabel 2.
air. Sedangkan kombinasinya dengan penam-
bahan kaolin meningkatkan daya serap air.
65
Jurnal Teknologi Pertanian 8(2): 60-68 ISSN1858-2419
66
Khaswar Syamsu et al. Produksi Kertas Mikrobial Nata de Coco dan Analisis Biokonversinya
67
Jurnal Teknologi Pertanian 8(2): 60-68 ISSN1858-2419
68
PEDOMAN PENULISAN
Jurnal Teknologi Pertanian
Universitas Mulawarman
Pengiriman memberikan penghargaan kepada beberapa
Jurnal Teknologi Pertanian Universitas institusi atau orang yang membantu dalam
Mulawarman menerima naskah berupa artikel pelaksanaan penelitian dan atau penulisan laporan.
hasil penelitian dan ulas balik (review) yang belum Daftar Pustaka. Daftar Pustaka ditulis
pernah dipublikasikan pada majalah/jurnal lain. memakai sistem nama tahun dan disusun secara
Penulis diminta mengirimkan tiga eksemplar abjad. Beberapa contoh penulisan sumber acuan:
naskah asli beserta softcopy dalam disket yang
Jurnal
ditulis dengan program Microsoft Word. Naskah
Wang SS, Chiang WC, Zhao BL, Zheng X, Kim
dan disket dikirimkan kepada:
IH (1991) Experimental analysis and
Editor Jurnal Teknologi Pertanian
computer simulation of starch-water
d. a. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
interaction. J Food Sci 56: 121-129.
Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman Buku
Jalan Tanah Grogot Charley H, Weaver C (1998) Food a Scientific
Samarinda 75119 Approach. Prentice-Hall Inc USA
Format
Umum. Naskah diketik dua spasi pada kertas Bab dalam Buku
A4 dengan tepi atas dan kiri 3 centimeter, kanan Gordon J, Davis E (1998) Water migration and
dan bawah 2 centimeter menggunakan huruf food storage stability. Dalam: Food Storage
Stability. Taub I, Singh R. (eds.), CRC
Times New Roman 12 point, maksimum 12
halaman. Setiap halaman diberi nomor secara Press LLC.
berurutan. Ulas balik (review) ditulis sebagai Abstrak
naskah sinambung tanpa subjudul Bahan dan Rusmana I, Hadioetomo RS (1991) Bacillus
Metode, Hasil dan Pembahasan. Selanjutnya thuringiensis Berl. dari peternakan ulat
susunan naskah dibuat sebagai berikut : sutra dan toksisitasnya. Abstrak Pertemuan
Judul. Pada halaman judul tuliskan judul, Ilmiah Tahunan Perhimpunan
nama setiap penulis, nama dan alamat institusi Mikrobiologi Indonesia. Bogor 2-3 Des
masing-masing penulis, dan catatan kaki yang 1991. p. A-26.
berisi nama, alamat, nomor telepon dan faks serta
alamat E-mail jika ada dari corresponding author. Prosiding
Jika naskah ditulis dalam bahasa Indonesia Prabowo S, Zuheid N, Haryadi (2002) Aroma nasi:
tuliskan judul dalam bahasa Indonesia diikuti judul Perubahan setelah disimpan dalam wadah
dalam bahasa Inggris. dengan suhu terkendali. Dalam: Prosiding
Abstrak. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris Seminar Nasional PATPI. Malang 30-31
dengan judul "ABSTRACT" maksimum 250 kata. Juli 2002. p. A48.
Kata kunci dengan judul "Key word" ditulis dalam Skripsi/Tesis/Disertasi
bahasa Inggris di bawah abstrak. Meliana B (1985) Pengaruh rasio udang dan
Pendahuluan. Berisi latar belakang dan tapioka terhadap sifat-sifat kerupuk udang.
tujuan. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian UGM
Bahan dan Metode. Berisi informasi teknis Yogyakarta.
sehingga percobaan dapat diulangi dengan teknik
yang dikemukakan. Metode diuraikan secara Informasi dari Internet
lengkap jika metode yang digunakan adalah Hansen L (1999) Non-target effects of Bt corn
metode baru. pollen on the Monarch butterfly (Lepidop-
Hasil. Berisi hanya hasil-hasil penelitian baik tera: Danaidae). http://www.ent. iastate.
yang disajikan dalam bentuk tubuh tulisan, tabel, edu/entsoc/ncb99/prog/abs/D81.html [21
maupun gambar. Foto dicetak hitam-putih pada Agu 1999].
kertas licin berukuran setengah kartu pos. Bagi yang naskahnya dimuat, penulis
Pembahasan. Berisi interpretasi dari hasil dikenakan biaya Rp 175.000,00 (seratus tujuh
penelitian yang diperoleh dan dikaitkan dengan puluh lima ribu rupiah).
hasil-hasil penelitian yang pernah dilaporkan Hal lain yang belum termasuk dalam petunjuk
(publikasi). penulisan ini dapat ditanyakan langsung kepada
Ucapan Terima Kasih. Digunakan untuk REDAKSI JTP (jtpunmul@gmail.com;
menyebutkan sumber dana penelitian dan untuk http://jtpunmul.wordpress.com).