Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Malang merupakan kota terbesar ke dua yang memiliki program pembangunan kota untuk
memajukan kehidupan sosial masyarakat kota malang. Salah satu perkembangan pembangunan Kota
Malang yang cukup pesat terletak pada sektor pariwisata. Seni musik sendiri adalah salah satu faktor
pendukung pariwisata yang terdiri dari musik tradisional sampai modern.

Pertumbuhan industri musik khususnya musik modern pada saat mengalami kemajuan yang sangat
pesat, ini dapat dilihat dengan banyaknya musisi-musisi bermunculan mulai dari musisi cilik hingga
musisi dewasa. Pertumbuhan musik di Kota Malang yang pesat sayangnya tidak dibarengi dengan
penyediaan fasilitas / wadah untuk melakukan pertunjukan atau pun pagelaran musik. Dimalang
sebenarnya terdapat tempat-tempat pagelaran musik namun kapasitas dan fasilitas sangat terbatas, seperti
Stadion Gajayana, hotel, kampus hingga sekolah. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka keberadaan
sebuah gedung pertunjukan musik menjadi sebuah kebutuhan. Selain itu keberadaan sebuah gedung
pertunjukan musik dapat menjadi sebuah icon baru Kota Malang.

Gedung pertunjukan musik merupakan gedung yang semata-mata memberikan pertunjukan


(hiburan) musik sehingga gedung ini memiliki karakter yang berbeda di mulai dari segi eksterior yang
dapat mencerminkan fungsi bangunan sampai interiornya yang berkaitan dengan kenyamanan menikmati
baik audio maupun visualnya. Dari aspek eksterior gedung pertunjukan musik, penerapan arsitektur
metafora dalam perwujudan bentuk akan memunculkan mengenai gambaran fungsi bangunan sebagai
gedung pertunjukan musik.

Dengan demikian maka gedung pertunjukan musik harus disimbolkan dengan mengangkat fungsi
bangunan sebagai karakter dari perwujudan bangunan agar dapat di kenali dengan mudah dan diharapkan
menjadi icon baru Kota Malang.

1.2 Latar Belakang Tema


Metafor adalah Bahasa Latin “Methapherein” yang terdiri dari 2 buah kata yaitu “Metha”
yang berarti setelah, melewati, dan “Pherein” yang berarti membawa. Secara etimologis diartikan
sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya.

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Metafor)

1.3 Tujuan
Menampilkan bentuk arsitektur yang menarik dan unik sehingga biasa menjadi icon
Kota Malang.
Merencanakan dan merancang sebuah tempat konser yang memiliki karakter dari
pola hidup / pikir modern tanpa tidak mengesampingkan identitas diri dan juga
mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.
Menyediakan suatu wadah tempat latihan dan bertukar informasi tentang musik
yang nyaman dengan melihat potensi lingkungan yang ada sehingga dapat
memanjakan pengunjung yang ada di dalamya.
Merancang sebuah fasilitas yang dikhususkan bagi para pelaku musisi dan seniman
sebagai tempat konser untuk pertunjukan maupun pagelaran musik.

1.4 Sasaran
Perancangan gedung konser ini juga diprioritaskan untuk kalangan musisi dan
seniman baik dari dalam maupun luar negeri.
Memberikan kenyamanan pelayanan terhadap pengunjung dan merancang bentuk
ruang dan bentuk bangunan dengan mencerminkan tema arsitektur post modern.
Menampilkan bentuk serta ruang-ruang yang mampu menampilkan karakter dari
“Gedung Pertunjukan” itu sendiri, yang didukung oleh lingkungan sekitar, serta
berdasarkan prinsip-prinsip arsitektur mrtafora.
Menetapkan lokasi site strategis, yang cocok secara fungsi dari bangunan tersebut,
serta memberikan kenyamanan untuk daerah di sekitar bagunan tersebut.

1.5 Batasan
Gedung pertunjukan musik tersebut di klasifikasi nya adalah pagelaran untuk konser
musik.
Di tujukan untuk kalangan seniman dan musisi.
Untuk semua umur, dari tua maupun muda boleh memakai gedung ini.
Bisa digunakan dalam pameran berbagai alat musik, dan tempat untuk
berkumpulnya para seniman ataupun musisi.
Perancangan bangunan disesuaikan dengan peraturan daerah Kota Madya Malang.
Bentuk bangunan disesuaikan dengan temanya sendiri yaitu bertema arsitektur post
modern.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Judul

“Gedung pertunjukan musik di Kota Malang dengan tema Arsitektur Metafora”

2.1.1 Definisi Gedung Pertunjukan Musik di Malang


A. Definisi Gedung
Gedung adalah suatu bangunan atau (rumah) untuk kantor, rapat, atau tempat pertunjukan.
B. Definisi pertunjukan
 Pertunjukan musik di depan umum.
 Gubahan musik yang diistimewakan untuk satu instrumen solo
(biola,gitar,cello, piano dan lain-lain) diiringi oleh suatu orkestra.
 Pertunjukan musik di depan umum, pertunjukan oleh sekelompok pemain musik
yang terjadi dari beberapa komposisi perseorangan.

(sumber : http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php)

C. Definisi Musik
Musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama,
lagu, dan keharmonisan. Musik merupakan sebuah seni dan pengetahuan terhadap suara
yang terorganisasi. Hal ini memanifest didalam setiap kebudayaan.
(sumber :Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Secara etimologi, berasal dari bahasa yunani ”Mousike” yang berarti sebagai segala jenis
seni ataupun pengetahuan yang diatur oleh muses. Musik dalam bahasa latin “Musica” pada
abad ke V terbagi dalam 3 major, yaitu musica universalis (yang termasuk order dari dunia
dimana Tuhan menciptakannya dalam ukuran, angka, dan berat), musik humana (mendesain
dari pada proporsi tubuh manusia), dan musica instrumentalis (musik sebagai suara yang
dihasilkan dalam keteraturan).
(sumber :www.wikipedia.com)

D. Kota Malang
Kota malang merupakan sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini berada di
dataran tinggi cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Surabaya, dan wilayahnya
dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur
setelah surabaya, dan dikenal dengan julukan kota pelajar.

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Malang)
Gedung Pertunjukan Musik ( Concert Hall ) merupakan teater yang dibangun semata-
mata untuk pertunjukan musik, dan desain akustiknya mempengaruhi bentuk, proporsi, dan
konstruksi ruangan. Persoalan-persoalan yang berhubungan dengan teater juga harus
diperhatikan. Sebuah tempat 3 dimensional menambahkan hubungan visual dan akustik dalam
pertunjukan. Berbagai macam jenis pertunjukan musikal membutuhkan fleksibilitas dari flatform
dan sekelilingnya, seperti instalasi stage lighting, sound, dan video juga dibutuhkan.

Pada umumnya, gedung konser dibangun untuk berfungsi dalam jangka waktu yang lama
dan bersifat monumental untuk menunjang pengembangan dan kemajuan budaya terutama seni
budaya musik (termasuk juga nyanyi dan tari). Karena berfungsi untuk jangka waktu lama, maka
perancangan gedung konser mesti tahan gempa, memenuhi persyaratan arsitektur yang sesuai
denagn lokasi, budaya, kondisi fisik lingkungannya dan mendapat dukungan sosial, materil dan
moril dari masyarakatnya. Hal ini juga disebabkan oleh karakteristiknya sebagai bangunan
monumental yang secara umum akan menjadi lambang perjalanan sejarah budaya dan
karakteristik masyarakat di daerahnya. Bahkan, gedung konser juga dapat menjadi suatu
“landmark” dari suatu daerah atau bangsa misalnya, seperti Sidney opera House. Sementara itu,
karena tuntutan kompleksitas dan ketelitian kondisi akustik di dalamnya, maka bagi para ahli
akustik, gedung konser ini bisa diibaratkan sebagai alat musik raksasa.

Concert Hall merupakan tempat untuk menampilkan pertunjukan pentas seni seperti
teater, opera, dan musik. Pertunjukan yang bisa dinikmati dengan nyaman, atau sebaliknya antara
lain tergantung atas kualitas akustik ruang. Perancangan interior ikut dalam mempengaruhi
sukses tidaknya suatu pertunjukan yaitu dalam menciptakan kualitas karakter akustik. Ketika
mendesain auditorium, perancangan perlu memikirkan faktor-faktor estetika bunyi pada akustik.
Kriteria akustik yang baik dalam suatu auditorium utamanya dipengaruhi oleh bentuk denah dan
dimensi ruang. Pengaturan tata letak dan bahan dari tempat duduk penonton, jalur pandang yang
bebas, dan bentuk serta bentuk dan sifat bahan finishing pada bidang (reflektif atau absorbtif )
yang melingkupi auditorium merupakan elemen penting yang perlu mendapat perhatian.

a) Tempat duduk penonton


Satu bentuk teater yang telah ditentukan, pokok permasalahan selanjutnya adalah jumlah
keperluan tempat duduk. Lebih banyak tempat duduk lebih banyak memberikan pemasukan
dan sehingga kebutuhan untuk aktifitas yang lebih mahal dalam menciptakannya.
b) Jumlah tempat duduk

Tiap jenis dari masing-masing bentuk kesenian mempunyai batas kapasitas tempat duduk
sendiri-sendiri. Small Community atau teater eksperimental 150-200 tempat duduk, teater drama
regional 400-700, teater drama dalam sebuah komunitas besar 800-1000, opera atau dance skala
kecil 500-1500, opera skala besar, balet, dan multipurpose theater 1.800-2.500.
c) Tempat duduk

Gambar 2.1 Sight Line.


Inti dari sebuah layout auditorium manapun adalah tempat duduk itu sendiri, dimensinya, ruang,
dan konstruksi. Kenyaman merupakan prioritas utama. Penonton dimanapun berada, ingin mendapatkan
secara fisik lebih besar, namun arsitek harus berusaha menuju sebuah rancangan yang seimbang. Jika
setiap tempat duduk menjadi sebuah kursi tangan yang luas dengan ruang untuk kaki yang terbatas,
gedung teater akan sangat besar dan gagal.

d) Sight Lines

Sight lines berubah-rubah sesuai dengan tiap bentuk teater, kesulitan untuk meletakkan
orang untuk mengerti bahwa jika setiap tempat duduk memiliki pandangan yang sempurna
menuju panggung, resultan teater akan menjadi tidak sempurna.untuk mencapai hubungan
yang baik dan sukses, beberapa tempat duduk harus diletakkan pada sisi-sisi ruangan.

e) Orchestra Seating (Stalls)

Tempat duduk dilantai utama pada gedung teater adalah yang umum terlihat sebagai yang
sangat populer, dan sesuai dengan proporsi ketinggian tempat duduk yang mungkin
diletakkan pada level ini. Bagaimanapun, jumlah tempat duduk di tingkatkan, balkon harus
didorong lebih jauh dari panggung untuk menghindari terlalu banyak serambi yang
menggantung, yang membuat gedung teater menjadi terlalu besar.

f) Balkon

Balkon membawa penonton lebih dekat dengan panggung, namun perhatian yang luar
biasa diperhatikan dalam desain mereka. Sight lines yang tidak baik akan terjadi pada lantai
atas apabila balkon diletakkan terlalu dekat dengan panggung. Jika panggung terlalu dekat,
akustiknya akan bersifat merugikan.
2.1.2 Tinjauan Musik

Musik merupakan salah satu bentuk seni yang dikelompokan ke dalam seni pendengaran,
beberapa pengertian musik antara lain :

 Musik adalah : seni / ilmu menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan
hubungan temporer untuk menghasilkan komposisi suara yang memiliki kesan
berkisinambungan.
 Komunikasi emosi melalui suara yang dapat mengekspresikan suasana, pikiran, perasaan,
dan emosi seseorang dengan kombinasi suara-suara.

2.1.2.1 Sejarah Perkembangan Musik


Sejarah perkembangan musik sebagai berikut :
1) Musik Purba

Musik purba diciptakan oleh sekelompok manusia guna mengiringi upacara


ritual, penyembahan dewa-dewa. Perkembangan musik dunia berasal dari sumeria
(timur tengah) yang terbagi dua jalur yaitu :

 Melalui Yunani, berkembang menjadi musik barat


 Melalui Mesir, Tiongkok, dan indocina termasuk indonesia, beradaptasi
dan menjadi musik tradisional.
2) Musik abad pertengahan ( 800 AD– 1400 AD )
Perkembangan musik berpusat digereja kristen dengan musik utama dari bangsa
yahudi. Melodi dimaikan sederhana dan senada untu pria, wanita dan anak-anak.
Tetapi kemudian berkembang dan meluas.
3) Musik Renaissence (1400 AD– 1600 AD )
Musik pada saat ini berkembang lebih serius, palestina menyempurnakan komposisi
musik vokal tanpa instrument. Pada abad ke 16 dimulai penulisan musik instrumental
tanpa vokal. Mount Verdi dari italia adalah orang pertama yang menyadari bahwa tiap
instrumen dalam orkes memiliki karakter sendiri dan penyusunannya dalam karya
orkes.
4) Musik Renaissence ( 1600 AD – 1750 AD )
Adalah musik dari orang-orang yang pertama yang menyadari bahwa setiap alat dalam
orkes berbeda dan menyusunnya dalam orkes. Dan mulailah perkembangan opera dan
oratiro ( drama religius ) dengan flute sebagai pengiring pertama.
5) Musik klasik ( 1750 AD– 1820 AD )
Dimulai pada abad 18 dengan jenis musik symponi yang kebanyakan berasal dari
Jerman dan Italia. Tokoh terkenal dalam jenis ini adalah Bach, Handel dan Mozart,
mempunyai kehalusan dan kesempurnaan dalam partiturnya.
6) Musik Romantik ( 1820 AD – 1900 AD )
Pada zaman ini musik berkembang bukan untuk diri sendiri melainkan menampilkan
ide yang tidak selalu berhubungan dengan emosi pribadi atau diciptakan berdasarkan
suatu cerita.

2.1.2.2 Sejarah Perkembangan Musik Di Indonesia


Perkembangan musik di indonesia hanya dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a) Musik tradisional

Musik yang lahir dari budayasetempat seperti musik betawi, musik sunda, musik
jawa dll, yang hanya memiliki 5 tangga nada.

b) Musik non-tradisional

Musik yang timbul dari luar negeri baik bentuk komposisi maupun penyajiannya
dan memiliki 7 tangga nada.

 Sekitar tahun 60an mula-mula musik yang ditampilkan klasik dan musik jazz
kemudian masuk ke indonesia musik rock and roll.
 Sekitar tahun 70an musik klasik dan musik jazz mulai tersisih .
 Pertengahan tahun 70an musik disko masuk dan mulai digemari dan pailng
menonjol, musik akustik mulai terpojok oleh musik elektronis, jenis musik
disko dimainkan dengan alat musik elektrik.
 Pertengahan tahun 80an musik yang paling menonjol adakah musik akustik
dengan aliran klasik dan paduan suara, namun musik pop masih mendominasi.
 Akhir tahun 90an muncul musik memakai susra-suara elektronik seperti suara
mesin dan beet yang cepat.

2.1.2.3 Fungsi musik


Jika dilihat secara mendalam fungsi musik dan dikaitkan dengan sejarah perkembangan
musik maka didapat fungsi musik sebagai berikut :
 Musik sebagai pengiring dan pengisi upacara keagamaan.
 Sebagai sarana untuk mengungkapkan emosi manusia.
 Sebagai pertunjukan dan hiburan.
 Sebagai pengenal kebudayaan.

2.1.2.4 Klasifikasi Pagelaran Musik


1) Orkestra yaitu permainan musik oleh sekelompok pemain musik yang memainkan
berbagai jenis musik.
- Jenis-jenis musik orkestra :
 Shimponi
 Philarmonik Orkestra
 Harmoni Orkestra
 Cosmospolitan Orkestra
2) Band yaitu grup musik yang anggotanya lebih terbatas dari pada orkestra dan
memainkan lagu-lagu populer.
3) Ansambel yaitu grup permainan musik yang terdiri dari beberapa orang dengan
menggunakan alat musik yang sama misalnya gitar ansambel, piano ansambel, dll.
4) Recital yaitu pertunjukan musik dalam skala kecil yang biasa mengiringi seseorang
penyanyi dalam pertunjukan tunggal.

2.1.2.5 Jenis Alat Musik Modern


a) Gitar

Gitar Bass Elektrik (biasa


disebut bass elektrik atau bass
saja) adalah alat musik dawai.

Gambar 2.3 Alat Musik Gitar Bass

Sumber Internet
Yang menggunakan listrik untuk memperbesar suaranya. Penampilannya mirip
dengan gitar listrik tapi ia memiliki tubuh yang cukup besar, leher yang lebih panjang,
dan biasanya memiliki empat senar (dibandingkan dengan gitar yang memiliki enam
senar).

Bobot dari bass sendiri idealnya lebih berat dari pada gitar listrik biasa, karena
senarnya yang lebih tebal (untuk menjaga kerendahan nada/bunyi) sehingga
menyebabkan harus memilih kayu yang lebih padat dan keras untuk menyimbangi
tekanan pada neck (leher gitar). Selain itu ukuran fret (kolom pada gitar) yang lebih besar
yang disesuaikan dengan panjang senar (scale). Ada banyak jenis bass yang dipakai
sampai dengan saat ini. Yang paling banyak dipakai berupa contra bass dan cello bass
(yang biasa digunakan untuk pertunjukan opera), bass listrik (biasa digunakan untuk
semua jenis pertunjukan terutama band) serta bass fretless yang sama dengan bass listrik
tapi tidak ada fret (kolom/pembatas pada papan tekan/neck) pada bass tersebut. Prinsip
kerja bass fretless mirip dengan contra/cello bass hanya saja berbentuk gitar listrik.

Dalam suatu instrument musik bass sangat penting kedudukannya. Karena sangat
berpengaruh dalam bagus tidaknya sebuah aransemen musik. Mungkin dalam segi bentuk
dan suara bass tidak memiliki model yang menarik dan suara yang tidak lebih bagus dari
gitar, tetapi dalam alunan musik rock yang populer bass sangat penting, apalagi dengan
efek suara yang ditimbulkannya.

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gitar_Bass)
b) Drum

Drum adalah kelompok alat musik perkusi yang terdiri


ari kulit yang direntangkan dan dipukul dengan tangan
atau sebuah batang. Selain kulit, drum juga
digunakandari bahan lain, misalnya plastik. Drum
terdapat di seluruh dunia dan memiliki banyak jenis,
misalnya kendang, timpani, Badhrán, Ashiko, snare
drum, bassdrum, tom-tom, beduk, dan lain-lain.

Gambar 2.4 Alat Musik Drum

Sumber Internet

Dalam musik pop, rock, dan jazz, drums biasanya mengacu kepada drum kit atau
drum set, yaitu sekelompok drum yang biasanya terdiri dari snare drum, tom-tom, bass
drum, cymbal,hihat, dan kadang ditambah berbagai alat musik drum listrik. Orang yang
memainkan drum set disebut “drummer”.

Bagian-bagian dari sebuah drum set antara lain :

a) Bass Drum
b) Snare Drum
c) Tom-tom, tom-tom ini terbagi menjadi dua yaitu mounted atau rack tom
untuk tom tom yang menggunakan penopang, dan floor tom untuk tom-tom
yang menggunakan kaki.
d) Cymbal, untuk cymbal terbagi lagi ada hi-hat, crash cymbal, ride cymbal,
chinese, cymbal, splash cymbal, effect cymbal.
e) Hardware, antara lain kursi drum, stand cymbal, pedal, stand hi-hat, tom
holder.
f) Doubel pedal, yaitu pedal drum yang jumlahnya ada 2.
Biasanya drum dibagi berdasarkan kelasnya, ini dibagi menurut tingkat
harganya, ada yang disebut entry level atau drum untuk pemula. Ada juga
drum untuk kelas menengah dan ada juga drum untuk kelas atas. Biasanya
drum untuk kelas menengah dan kelas atas, membeli drum tidak disertai
dengan cymbal. Untuk cymbal harus membeli tersendiri.
Shell atau selongsong adalah pembentuk dari sebuah drum. Shell atau
selongsong ini bisa terbuat dari kayu atau dari besi. Karakter dari shell ini
akan mempengaruhi kepada suara yang nantinya dihasilkan oleh drum
tersebut. Biasanya shell yang terbuat dari besi karakter suaranya adalah tajam
dan attack, sementara karakter suara dari drum yang terbuat dari kayu adalah
hangat.

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Drum)
c) Piano

Piano adalah alat musik yang dimainkan dengan


jari-jemari tangan, Pemain piano disebut pianis.
Piano merupakan alat musik dengan mesin
modern yang kompleks bagian kuncinya saja
terdiri dari 9000 bagian. Jika dianalisa material
piano, yaitu kayu kualitas tinggi, besi, baja,
tembaga, plastik, kuningan, kapas, bahan perekat
(lem).

Gambar 2.5 Alat Musik Piano

Sumber Internet

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Piano)

d) Biola

Biola adalah sebuah alat dawai yang dimainkan


dengan cara digesek, biola memiliki empat
senar (G,D,A,E) yang disetel berbeda satu sama
lain dengan interval sempurna kelima. Nada
yang paling rendah adalah G. Diantara keluarga
biola, yaitu dengan biola alto, dan cello.

Gambar 2.6 Alat Musik Biola

Sumber Internet
Double bass atau kontra bass, biola memiliki nada yang tinggi. Alat musik dawai
yang lainnya, bass, secara teknis masuk kedalam keluarga viol. Kertas musik untuk
biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada kunci G. Sebuah nama yang lazim
dipakai untuk biola ialah fiddle,dan biola seringkali disebut fiddle jika digunakan
untuk memainkan lagu-lagu tradisional. Di dalam bahasa indonesia, orang yang
memainkan biola disebut pemain biola atau violinis (bahasa inggris : violinist –
bedakan dengan violis atau pemain biola). Orang yang membuat atau membetulkan
alat musik berdawai disebut luthier.

(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Biola)
e) Saxofon

Cara memainkan alat musik ciptaan


Adolphesax tahun 1846 ini dengan
menggunakan single reed seperti klarinet.
Saxofon biasanya terbuat dari logam.
Walaupun awalnya alat musik ini ditujukan
sebagai instrument orkestra dan miliater tapi
pada akhirnya alat musik ini juga biasa
digunakan pada musik populer, big band, dan
jazz.

Gambar 2.7 Alat Musik Saxofon

Sumber Internet

2.1.3 Studi Literatur


A. Ruang-Ruang Dalam Pusat Musik
1. Ruang-Ruang Konser / Auditorium
- Bentuk Lantai

Gambar 2.8 Auditorium musik dengan denah lantai segi empat

Sumber Literatur

Lantai persegi empat adalah bentuk lantai yang historis, ruang konser dari abad 19 dan
awal 20 semuanya bentuk lantai menggunakan persegi empat.
Gambar 2.9 Auditorium musik dengan denah berbentuk kipas

Sumber Literatur

Lantai bentuk kipas membawa penonton lebih dekat kesumber bunyi, sehingga
memungkinkan konstruksi balkon. Dinding pada bagian samping yang tidak sejajar dan
dinding belakang yang dilengkungkan tersebut merupakan upaya agar tidak terjadi
pemusatan bunyi.

Lantai bentuk tapal kuda menggambarkan pengaturan tradisional rumah-rumah opera.


Keistimewaanya adalah kotak-kotak ini berperan secara efisien pada penyerapan bunyi,
menyediakan RT.

Yang relatif pendek yang cocok untuk bagian-bagian yang cepat dari opera eropa, tetapi
terlalu pendek untuk pergelaran orkestra.

Gambar 2.10 Auditorium musik dengan denah tapal kuda

Sumber Literatur
Bentuk lantai melengkung biasanya dihubungkan dengan atap kubah yang sangat
tinggi kecuali diatur secara akustik, dinding melengkung dapat menghasilkan gema,
pemantulan dengan waktu tunda yang panjang dan pemusatan bunyi.

Gambar 2.11 Auditorium musik dengan denah tak beraturan

Sumber Literatur
Bentuk lantai tak teratur membawa penonton sangat dekat dengan sumber bunyi. Bentuk
ini dapat menjamin keakraban akustik dan ketegasan karena permukaan yang digunakan
menghasilkan pemantulan dengan waktu tunda singkat dapat dipadukan dengan mudah
kedalam seluruh rancangan arsitektur.

Dalam ruang konser yang baik, penonton dan pemusik berada dalam ruang yang
sama tanpa bangunan pemisah (tembok proscenium) diantara mereka.

Gambar 2.12 ruang fasilitas pertunjukan seni (kanan untuk pertunjukan besar dan kiri untuk
pertunjukan kecil)

Sumber Literatur
Penggunaan balkon dalam ruang konser besar sering mengantungkan karena hal tersebut
membawa penonton lebih dekat ke panggung. Relatif mudah untuk menyediakan pemantulan dengan
waktu tunda singkat bagi tempat duduk yang dimiringkan dengan tajam di balkon-balkon, dan
gelombang bunyi tidak mencapai barisan-barisan dibalkon dengan sudut datang miring seperti yang
terjadi pada daerah tempat duduk utama.

Gambar 2.13 interior royal festifal hall 3000 tempat duduk dan alice tully hall 1096 tempat duduk

Sumber Literatur

Dalam keadaan tertentu seseorang harus sama sekali menghindari lapisan akustik dan bergantung
pada penyerapan penonton. Ini dapat, ini dapat menghasilkan gema yang dipantulkan dari dinding
belakanh selama latihan ketika penyerapan penonton tidak ada. Namun gema biasanya hilang selama
pementasan karena adanya penyerapan penonton terutama bila yang hadir sesuai kapasitas.

Dalam ruang konser dengan volume kurang dari 900.000 ft kubik (25.000 mᶾ) penggunaan sistem
penguat bunyi walaupun dipasang dalam ruang harus dihindari, karena dipecahkan lewat cara akustik
arsitektur. Nilai volum pertempat duduk yang direkomendasikan untuk ruang konser diberiakan dalam
tabel berikut :

a) Luas lantai harus didasarkan pada kebutuhan ruang pemusik, instrumen-instrumen mereka.
Pemusik membutuhkan luas lantai sekitar 12-15 ft persegi (1,1-1,4 m²).
b) Hubungan pemusik/pendengar yang dekat harus diperoleh dengan pandangan horizontal dan
vertikal yang sangat jelas dari bagian tiap daerah penonton, untuk menyediakan kekerasan
keakraban dan ketegasan.
c) Panggung tidak boleh terlalu dalam atau lebar. Kedalaman maksimum 30 ft (9 meter) dan lebar
maksimum sekitar 60 ft (18 meter) disarankan untuk daerah pentas orkestra saja.
d) Dinding batas harus diberi lapisan pemantul agar membantu menguatkan pengarah bunyi
kedaerah penonton dan mereduksi penyerapan bunyi yang tidak diinginkan.
e) Ketinggian panggung harus dinaikkan cukup tinggi dari lantai penonton untuk menyediakan
bunyi langsung yang baik ketiap pendengar.
f) Hubungan letak antara panggung dan instalasi organ harus dekat.
g) Harus mempunyai jalan masuk horizontal dan vertikal ke gudang instrumen yang bagus untuk
menyerahkan instrument secara cepat tanpa dirintangi dari panggung.
h) Persyaratan bangunan, mekanis dan listrik harus dikoordinasiakan dengan persyaratan akustik.
2. Ruang Latihan Pagelaran (rehersal room, ruang bend, kamar latihan, dan
kamar untuk mendengarkan)

Kondisi akustik dalam ruang latihan harus meniru kondisi auditorium. Kondisi akustik
dalam kamar latihan harus menyerupai kondisi akustik ruang keluarga pada umumnya,
dengan RT sekitar 0,4 sampai 0,5 detik.

2.2 Tema
“Arsitektur Metafora”
2.2.1 Pengertian Arsitektur Metafora
A. Definisi Arsitektur
Arsitektur adalah “Arsitek” berasal dari bahasa latin architectur, dan bahasa yunani
architekton (master pembangunan), arkhi (ketua) dan tekton (pembangun,tukang
kayu).
1. Seni dan ilmu merancang serta membuat bangunan.
2. Metode dan gaya rancangan suatu konstruksi arsitektur, arsitektur adalah seni
dan ilmu merancang dan membuat konstruksi bangunan, metode dan gaya
rancangan suatu konstruksi bangunan.

Dalam arti yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun
keseluruhan lingkungan binaan.

(sumber :http//id.wikipedia.org/wiki/bangunan)

B. Definisi Metafor
Metafor adalah bahasa latin “Methapherein” yang terdiri dari 2 buah kata yaitu
“metha” yang berarti : setelah, melewati dan “pherein” yang berarti : membawa,
secara etimologis diartikan sebagai pemakaian kata-kata bukan arti sebenarnya.

(sumber :http//id.wikipedia.org/wiki/Metafor)

C. Kesimpulan
Arsitektur Metafora adalah ungkapan yang menginspirasi perancang dari suatu objek
tertentu atau gabungan yang diwujudkan pada bentuk bangunan, entah terhadap
bentuk keseluruhan atau hanya sebagian dari bentuk tersebut.
2.2.2 Bangunan dengan Tema Metafor
A. Sydney Opera House

Gambar 2.14 Sydney Opera House

Sumber Literatur

Sidney Opera House merupakan bangunan dengan struktur cangkang berbentuk spherical
geometry dengan bentang kurang lebih 185 m dan 120 m yang terdiri dari ruang-ruang sebagai berikut :

Sidney Opera House, dibangun pada tahun 1957 di Benellong Point. Dibuka pertama kali oleh Ratu
Elizabeth II pada tahun 1973. Bangunan ini digunakan untuk pertunjukan teater, musik, opera, tarian
modern, ballet, pameran dan film.

Denah lantai 1 :

 Concert Hall Auditorium


 Platform Orkestra
 Foyer
 Ruang Ducting
 Lounge
 Auditorium Teater Opera
 Ruang orkestra di bawah
 Panggung
 Lift
 Ruang kontrol pencahayaan.

Dibangun dikawasan Benellong Point diatas teluk Sydney yang dulunya difungsikan sebagai gudang
penyimpanan kereta trem. Oleh Jorn Utzon diubah menjadi suatu mahakarya yang indah dan dikenang
sepanjang masa pada tahun 1957 untuk memenuhi ambisi pemerintah setempat.

Pada waktu itu Sydney tidak memiliki gedung pertunjukan memadai. Sydney Opera House terdiri
berdiri diatas tanah seluas 2,2 Ha dan luas bangunan 1,8 Ha dengan bentang bangunan 185 m x 120 m
dan ketinggian atap mencapai 67 meter di atas permukaan laut. Atap terbuat dari 2194 bagian beton
precast yang masing-masing seberat 15,5 ton. Kesemuanya disatukan dengan kabel baja sepanjang 350
km. Berat atap keseluruhan mencapai 27.230 ton yang dilapisi 1.656.056 keramik swedia.
2.1.4 Technical Requirements pada Gedung Pertunjukan Musik

Brodly mengatakan, ruang pada sebuah bagunan performing art di bagi kedalam empat
kategori.

 Front of house : lobby, foyer, sirkulasi, box office, rest room, dan ruang layanan lain
(publik).
 House : Ruang atau bilik penonton.
 Stage : tempat dimana kegiatan pertunjukan terjadi.
 Backstage or back of house : dressing room, green room, performer dan crew loungers,
storage room, toko, dan ruang pendukung lainnya.

a) Front Of House Space

Merupakan ruangan yang dibutuhkan dalam pelayanan sebuah gedung teater sebelum
pertunjukan, selama istirahat, dan setelah pertunjukan.

 Parkir

Parkir harus luas agar dapat menampung semua pengunjung yang datang yang
menggunakan kendaraan.

 Drop Off

Banyak pengunjung yang datang menggunakan taksi atau dengan mobil yang
ingin menuju fasilitas dengan mudah melalui protected car drop off.

 Lobby

Lobby dan foyer menengahi antara ruang luar dan ruang pertunjukan.

 Sirkulasi

Arus lalu lintas publik harus di desain agar pergerakan pengunjung sepanjang
lobby dapat terus bergerak. Lokasi rest room dan konsesi harus mudah di temukan.
Layout harus ditentukan dengan hati-hati agar antrian menuju rest room, elavator, dan
pintu masuk tidak mengganggu lalu lintas normal.

b) Best room

Best room adalah fasilitas lain dari front of house. Bangunan ini pada umumnya memiliki
spesifikasi perlengkapan yang minimum sebagai tempat berkumpulnya publik. Jumlah
perlengkapan yang minimum tidak memperhitungkan muatan rest room yang terdapat pada
bangunan pertunjukan, akibatnya pada jumlah perlengkapan yang tidak begitu baik sesuai yang
dibutuhkan.

 House

Pengalaman pertunjukan merupakan suatu yang mendasar mengenai hubungan


antara pertunjukan dan pengunjung. Pengunjung ingin mendengar dan menyaksikan
pertunjukan tanpa distraksi dan dalam keadaan nyaman dan aman.

c) Stage ( panggung )
Merupakan bagian dari gedung teater dimana pertunjukan dilakukan. Persyaratan
panggung tergantung pada pertunjukan yang direncanakan pada bangunan dan hasil operasional,
visual, dan kriteria akustik yang diasosiasikan dengan tiap jenis pertunjukan.

d) Backstage

Backstage memiliki ruang yang terdiri dari dressing room, ruang kerja, dan ruang
penyimpanan yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan diatas panggung.

 Dressing room

Persyaratan untuk dressing room tidak tentu, tergantung pada sifat pertunjukan
pada gedung teater.

 Green Room

Green room memiliki dua jenis dalam dunia orkestra, green room merupakan
ruang formal yang digunakan oleh para artis untuk menyambut publik setelah
pertunjukan.

 Stage Door

Merupakan kontrol poin untuk akses menuju area backstage dan panggung dari
luar bangunan. Pemain dan kru memasuki ruangan melalui area ini. Keamanan biasanya
berada disini untuk menjaga orang yang tidak memiliki tanda masuk.

 Crew Room

Tergantung pada bagaimana suatu fasilitas digunakan dan jumlah dari pekerja
atau kru, seperti ruangan digunakan untuk locker, shower,lounge, dan kantor.

 Rest Room

Pada penambahan fasilitas disediakan pada area pekerja (kru) atau pada dressing
room, ada suatu kebutuhan agar rest room berada dekat dekat dengan panggung.

 Production Office

Ruang ini disediakan untuk staff yang bertanggung jawab dalam aspek-aspek
spesifik dalam produksi (pencahayaan, suara, dll).

 Music Library

Bila sebuah orkestra merupakan pusat pertunjukan seni, sering diperlukan


perpustakaan musik orkestra yang diletakkan dalam bangunan. Akses fasilitas ini selama
selama pengulangan dan pertunjukan. Ukurannya akan tergantung pada ukuran koleksi
orkestra dan jumlah staff perpustakaan musik.

 Storage Room (ruang penyimpanan)


Jenis-jenisnya akan dibagi sesuai dengan fungsinya, dengan ruang yang terpisah
yang disediakan untuk lighting, audio, instrument musik, dan sebagainya.

 Work Room

Work room dibutuhkan untuk perawatan dan perbaikan peralatan. Sama dengan
ruang penyimpanan, ini akan dipisahkan sesuai dengan fungsiny, seperti lighting dan
audio.

 Loading Dock

Akses bongkar muat merupakan sesuatu yang harus diperhatikan dalam tempat
pertunjukan.

 Freight Elevator (Lift Barang)

Lift barang pada umumnya diperlukan untuk memindahkan peralatan, instrumen,


kostum, dan perlengkapan lain antara loading dock dan backstage. Lift harus berukuran
sama dengan barang yang dibawa.

 Laundry

Banyak tempat pertunjukan memerlukan fasilitas laundry agar kostum dapat


dibersihkan diantara waktu pertunjukan. Ukuran untuk fasilitas ini tergantung pada sifat
rumah produksi pada tempat tersebut.

 Costume Shop

Merupakan fasilitas khusus yang umumnya disediakan hanya pada bangunan


yang ditempati untuk waktu yang lama oleh perusahaan tunggal. Ruang perlengkapan
kostum akan berdampingan dengan costume shop.

2.1.5 Panggung
a) Panggung proscenium

Bentuk dan perletakkan panggung yang disebut proscenium adalah peletakan konvensional, yaitu
penonton hanya melihat tampilan penyanyi dari arah depan saja. Komunikasi antara penyaji dan
penonton pada panggung ini sangat minim. Komunikasi yang di maksud adalah tatapan mata,
perasaan kedekatan antara penyaji dengan penonton, dan keinginan penonton untuk secara fisik
terlibat dengan materi yang di sajikan, misalnya ikut bergoyang, dan lain sebagainya. Panggung
semacam ini cocok digunakan untuk model sajian yaang tidak membutuhkan tingkat komunikasi
yang tinggi, seperti misalnya pertunjukan seni tari klasik atau seni musik klasik.

Gambar 2.13 Panggung Proscenium

Sumber : Time Server hal : 714

b) Panggung terbuaka

Adalah istilah yang dipergunakan orang banyak untuk merujuk pengembangan dari panggung
proscenium yang memiliki sebagian area panggung menghadap kearah penonton, sehingga
memungkinkan penonton bagian depan untuk menyaksikan penyaji dari arah samping, contohnya
catwalk tempat peragaan busana. Komunikasi antara penyaji dan penonton pada panggung semacam
ini lebih baik dan lebih terbangun. Pada panggung terbuaka ini baik penyaji maupun penonton berada
didalam ruangan yang beratap.
Gambar 2.14 Panggung Terbuka

Sumber : Time Server hal : 716

c) Panggung Arena
Adalah panggung yang terletak ditengah-tengah penonton, sehingga penonton dapat berada pada
posisi di depan, di samping, atau bahkan dibelakang penyaji. Panggung semacam ini biasanya
dibuat semipermanen dalam sebuah auditorium multifungsi. Pada panggung semacam ini,
komunikasi antara penyaji dan penonton dapat berlangsung dengan amat baik. Panggung arena
sangat cocok untuk penampilan kelompok musik (group band) beraliran remaja, yang mungkin
menyajikan seni musik sekaligus atraksi panggung yang aktif atau lincah. Panggung arena
seringkali dibuat dapat berputar, sehingga semua penonton pada sisi yang berbeda dapat melihat
penyaji dari semua sudut. Bila panggungnya tidak berputar, penyaji harus berimprovisasi agar ia
secara aktif bergerak dan menghadap ke segala arah sehingga semua penonton mendapat
kesempatan melihat dari sudut pandang yang baik.

Gambar 2.15 Panggung Arena

Sumber : Time Server hal : 715

d) Panggung extended
Bentuk panggung extended adalah pengembangan dari bentuk proscenium yang melebar ke arah
samping kiri dan kanan. Bagian pelebaran atau perluasan ini tidak dibatasi dengan dinding
samping, sehingga penonton dapat menyaksikan penyaji dari arah samping, bentuk panggung
semacam ini sangat cocok digunakan untuk sajian acara dari dari beberapa pertunjukan, seperti
misalnya penganugerahan penghargaan, yang terdiri dari acara penganugerahannya, sajian musik,
dan mungkin pula dilengkapi dengan sajian lawak / komedi. Masing-masing bagian sajian
tersebut dapat menempati sisi panggung yang berbeda, sehingga persiapan set (dekorasi) masing-
masing panggung tidak saling mengganggu.

Gambar 2.16 Panggung Extended

Sumber : Time Server hal : 715

2.1.6 Akustik
Akustik meliputi jangkauan yang luas, menyentuh hampir semua segi kehidupan manusia. Dokter,
psikologi, audiolog, dan bailog, pemusik, pecinta lagu, dan para pengusaha pabrik alat-alat musik,
ilmuan komunikasi, ruang angakasa dan komputer, sarjana kelautan, orang-orang yang bekerja di
industri radio, televisi dan rekaman, arsitek, ahli tata kota, dan insinyur bangunan, mesin, listrik, dan
kimia sedikit atau banyak akan berhubungan dengan akustik.

2.1.6.1 Sumber, Jejak, dan Penerima

Dalam setiap situasi akustik terdapat 3 elemen yang harus diperhatikan :

1) Sumber bunyi, yang diinginkan atau tidak diinginkan


2) jejak, untuk perambatan bunyi
3) penerima, yang ingin atau tidak ingin terdengar bunyi tersebut.

Jika bunyi tersebut diinginkan (pembicara atau musik), kondisi yang menguntungkan
harus disediakan bagi produksi, perambatan dan penerimaan. Sumber bunyi harus kuat dengan
menaikannya dalam jumlah yang cukup terhadap pendengar, dan jejak perambatan harus dibuat
lebih efektif dengan menguatkan pemantulan bunyi dan dengan menempatkan pendengar sedekat
mungkin ke sumber. Sebagai tambahan, pendengar harus di bebaskan dari semua pengalihan
perhatian yang mengganggu, yaitu bising dari dalam maupun luar ruangan. Langkah-langkah ini
berlaku untuk ruang maupun pengendalian bising.
Sebaiknya, bila bunyi tidak diinginkan (bising dari televisi tetangga, atau bising lalu
lintas), kondisi yang tidak menguntungkan harus disediakan untuk produksi, perambatan dan
penerimaan gangguan tersebut. Langkah-langkah yang harus diambil untuk menekan intensitas
bising pada sumbernya. Usaha harus diadakan untuk memindahkan sumber bising sejauh
mungkin dari penerima. Dayaguna jejak perambatan harus dikurangi sebanyak mungkin, dengan
penggunaan penghalang yang tahan bunyi atau tahan getar.

2.1.6.2 Sifat-sifat Bunyi


a) Asal, Perambatan, dan Kecepatan Bunyi
Kata bunyi mempunyai 2 definisi antara lain :
(1) Secara fisis, bunyi adalah penyimpangan tekanan, pergeseran partikel dalam
medium elastik seperti udara, ini adalah bunyi obyektif
(2) Secara fisiologis, bunyi adalah sensasi pendengaran yang disebabkan
penimpangan fisis yang di gambarkan diatas, ini adalah bunyi subyektif.

Rambatan gelombang bunyi disebabkan oleh lapisan perapatan dan pergerakan


partikel-partikel uadara yang bergerak ke arah luar, yaitu karena penyimpangan tekanan.
Ini sama dengan penyebaran gelombang air pada permikaan kolam dari titik dimana batu
dijatuhkan. Partikel-partikel udara yang meneruskan gelombang bunyi tidak berubah
posisi normalnya, mereka hanya sekitar posisi keseimbangannya, yaitu posisi partikel
bila tidak ada gelombang bunyi yang diteruskan . penyimpangan tekanan ditambahkan
pada atmosfir yang kira-kira tunak (steady) dan ditangkap oleh telinga.

Kecepatan rambat gelombang bunyi pada temperatur ruang 68ºF (20ºC) adalah
sekitar 1.130 ft persekon (334 persekon).

BAB III
KAJIAN TAPAK

3.1 Analisis Tapak


3.1.1 Pemilihan tapak
A. Kriteria pemilihan lokasi
 Tinjauan terhadap struktur kota : berada di kawasan strategis yang merupakan daerah
komersil mengingat bangunan yang dirancang memiliki fungsi komersil yang berskala
kota sehingga mendukung fungsi bangunan untuk komersil dan pendidikan.
 Wilayah epngembangan : berada diwilayah pengembangan pembangunan yang sesuai
dan merupakan termasuk dalam wilayah pengembangan Kota Malang.
 Lingungan : berada dilingkungan yang cukup strategis dan memilik fungsi eksisting
yang dapat mendukung bagunan.
 Pencapaian atau aksesbilitasi : dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan
umum dan pribadi.
 Utilitas kota / lingkungan : dekat dengan jaringan utilitas yang memadai sebagai
pendukung dalam lokasi site (listrik.air, drainase dan lain-lain)
 View : adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun dari luar site.
 Harus mencukupi untuk program fungsional dan fasilitas-fasilitas yang direncanakan
(1 Ha).
 Kontur tapak topografi.

B. Kondisi Eksisting

1) Tujuan
Untuk mendapatkan kondisi site yang mendukung pengadaan bangunan Gedung
Pertunjukan Musik (Concert Hall) di Kota Malang.
2) Dasar pertimbangan
 Kondisi eksisting
 Pencapaian dan sirkulasi
 Orientasi matahari
 View
 Penzoningan
 Noise
3) Kriteria
 Rencana umum tata ruang kota
 Dukungan kawasan
 Aksesbilitas
 Utilitas

C. Kondisi Tapak

 Matahari pukul 06.00 mengarah langsung ke tapak.


 Matahari pukul 12.00 dan 18.00 tidak mengarah langsung ke tapak.

- Tanggapan

Letak bangunan harus


menyesuaikan dengan cahaya
matahari guna mengoptimalkan
pencahayaan alami pada bangunan.
Penggunaan vegetasi
dan sunscreen pada Mengurangi penggunaan
bangunan guna kaca belebihan agar tidak
menghindari cahaya terjadi saling pantul
matahari yang masuk cahaya dengan bangunan
kedalam bangunan. sekitar

Anda mungkin juga menyukai