Anda di halaman 1dari 16

1

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini membahas mengenai MASALAH
KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DAN SDM. Atas
dukungan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka saya mengucapkan terima
kasih.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikin dengan makalah ini. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah saya
selanjutnya.

Kendari, 6 Desember 2017

Penulis
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5

2.1 Masalah kependudukan terhadap pembangunan ekonomi dan SDM ............................ 5

2.2 SDM dalam penyelenggaraan pembangunan ekonomi .................................................. 8

2.3 Peran Pemerintah Pusat dalam Menanggulangi Kepadatan Penduduk dan dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia ................................................................. 12

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 34

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 34


DAFTAR PUSTAKA
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia
setelah China, India, dan Amerika Serikat. Perpadatan penduduk itu dapat dilihat dari hasil
sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dibandingkan dengan Negara-
negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia merupakan Negara yang sedang
membangun dengan mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius disertai dengan
jumlah penduduk yang sangat besar dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi
dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan
modal, tetapi juga akan merupakan beban dalam pembangunan. Penduduk memegang
peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Melalui berbagai aspek seperti besarnya
jumlah penduduk, penyebaran geografis, kepadatan penduduk, komposisi dalam usia, jenis
kelamin, pendidikan dan kesehatan, serta tingkat pertumbuhannya, maka jelaslah bahwa
penduduk dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, baik dalam makna buruk maupun
baik. Masalah kependudukan erat kaitannya dengan pembangunan ekonomi. Hal ini tercermin
dari perubahan atau pergeseran peranan sumbangan sektor- sektor ekonomi dalam produk dan
pendapatan nasional. Masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya
penyebaran dan struktur umur penduduk merupakan masalah utama yang dihadapi Indonesia
dalam bidang kependudukan. Oleh karena itu, untuk mengurangi masalah tersebut pemerintah
harus meningkatkan sumber daya manusia, karena sumber daya manusia merupakan salah
satu factor utama dalam melaksanakan pembangunan. Secara makro, faktor-faktor masukan
pembangunan, seperti sumber daya alam, material dan finansial tidak akan memberi manfaat
secara optimal untuk perbaikan kesejahteraan rakyat bila tidak didukung oleh memadainya
ketersediaan faktor SDM, baik secara kualitas maupun kuantitas. Pelajaran yang dapat
dipetik dari berbagai negara maju adalah, bahwa kemajuan yang dicapai oleh bangsa-bangsa
di negara-negara tersebut didukung oleh SDM yang berkualitas. Jepang, misalnya sebagai
negara pendatang baru (late comer) dalam kemajuan industri dan ekonomi memulai upaya
mengejar ketertinggalannya dari negara-negara yang telah lebih dahulu mencapai kemajuan
ekonomi dan industri (fore runners) seperti Jerman, perancis dan Amerika dengan cara
memacu pengembangan SDM.

Pengembangan SDM pada intinya diarahkan dalam rangka meningkatkan


kualitasnya, yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas. Hasil berbagai
4

studi menunjukkan, bahwa kualitas SDM merupakan faktor penentu produktivitas, baik
secara makro maupun mikro. Sumber daya manusia (SDM) secara makro adalah warga
negara suatu bangsa khususnya yang telah memasuki usia angkatan kerja yg memiliki potensi
untuk berperilaku produktif (dengan atau tanpa pendidikan formal) yg mampu memenuhi
kebutuhan hidup sendiri dan keluarganya yang berpengaruh pada tingkat kesejahteraan
masyarakat di lingkungan bangsa atau negaranya.

Dalam konteks mikro, sumber daya manusia adalah manusia/orang yang bekerja di
lingkungan sebuah organisasi yang disebut pegawai, karyawan, personil, pimpinan / manajer,
pekerja, tenaga kerja, majikan buruh dan lain-lain. Di lingkungan organisasi bidang
pendidikan adalah semua pegawai administratif, pendidik /guru, dosen serta tenaga
kependidikan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana masalah kependudukan indonesia ?


2. Bagaimana sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pemerintahan indonesia ?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam menanggulangi kepadatan penduduk dan dalam
meningkatkan sumber daya manusia?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui masalah kependudukan Indonesia


2. Mengetahui sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pemerintahan Indonesia.
3. Mengetahui peran pemerintah dalam menanggulangi kepadatan penduduk dan dalam
meningkatkan sumber daya manusia.
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Masalah Kependudukan Terhadap Pembangunan Ekonomi Dan SDM

Indonesia mempunyai masalah kependudukan yang sudah cukup padat karena tidak
hanya dapat dibatasi dengan Program Keluarga Berencana, tetapi menyangkut masalah tenaga
kerja dan lain-lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk yang sangat
pesat serta kaitannya dengan masalah yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk itu
sendiri. Akan tetapi di lain pihak pertumbuhan penduduk itu sendiri merupakan dorongan
untuk pembangunan di segala bidang. Dari sudut inilah mudah dipahami apabila pertumbuhan
penduduk sering ditelaah sudut pengaruhnya yang buruk kepada pertumbuhan ekonomi.
Lebih-lebih bagi negara-negara yang ekonominya tengah berkembang dan memiliki struktur
ekonomi yang berat sebelah pada pertanian serta kekurangan modal.

Masalah kepadatan penduduk, kecepatan perkembangannya, penyebarannya yang


tidak merata, produktivitas rata-rata yang relatif rendah, pengangguran dan masalah
underitilized dari angkatan kerja tersebut, telah lama menjadi pusat perhatian dan merupakan
bagian dari sasaran perbaikan dalam strategi pembangunan Indonesia. Dengan demikian perlu
disadari, bahwa pemecahan untuk masalah-masalah tersebut meliputi aspek-aspek perluasan
pendidikan dan peningkatan keterampilan, pembinaan dan pengembangan kewiraswastaan
yang memungkinkan tumbuhnya self creating jobs ataupun self employment, di samping
peningkatan dan perluasan investasi yang lebih berorientasi kepada kegiatan-kegiatan yang
padat karya dan program-program konvensional lain seperti keluarga berencana dan
transmigrasi.

Pembangunan suatu bangsa berkaitan erat dengan permasalahan kependudukannya.


Suatu pembangunan dapat berhasil jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk
yang memiliki kualitas dan kuantitas yang memadai.

1. Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia :

 Jumlah penduduk Indonesia : Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat
dari jumlah penduduk yang ada. Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan
keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
 Pertumbuhan Penduduk Indonesia : Peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan
penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia Lebih kecil dibandingkan Laos,
Brunei, dan Filipina.
6

 Kepadatan penduduk Indonesia : Kepadatan penduduk merupakan perbandingan


jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang dihuni. Ukuran yang digunakan
biasanya adalah jumlsh penduduk setiap satu km2 atau setiap 1 mil2. permasalahan
dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Kondisi
demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan,
kriminalitas, pemukiman kumuh dsb.
 Susunan penduduk Indonesia : sejak sensesus penduduk tahun 1961, piramida
penduduk Indonesia berbentuk limas atau ekspansif. Artinya pada periode tersebut,
jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. Susunan
penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi terhadap hal-hal berikut.
a. Penyediaan fasilitas kesehatan.
b. Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah
c. Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja
d. Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk
usia muda.

2. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia


 Tingkat Kesehatan : Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada kemajuan.
Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal jauh. Kondisi
demikian terjadi karena masih rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
yang ada masih belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
 Tingkat pendidikan : Merupakan modal pembangunan yang penting disamping
kesehatan. Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari lama sekolah dan
tingkat melek huruf penduduk.
 Lama Sekolah : lama sekolah seseorang dapat menunjukan tingkat pendidikannya.
Lama sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Artinya, tingkat
pendidikan masyarakat Indonesia rata-rata masih berada pada taraf pendidikan dasar.
 Tingkat melek huruf : seseorang dikatakan melek huruf jika orang tersebut dapat
membaca atau tidak buta huruf. Kemajuan tingkat melek huruf di Indonesia tergolong
pesat.
 Tingkat Pendapatan per Kapita (Percapita Income=PcI): adalah rata-rata pendapatan
penduduk suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum
menggambarkan kemakmuran suatu Negara.

3. Dampak Permasalahan kependudukan Terhadap Pembangunan


7

Permasalahan kependudukan membawa dampak bagi pembangunan di Indonesia.


Dampak-dampak tersebut dapat dilihat dibawah ini :

a. Ketidak merataan penduduk menyebabkan tidak meratanya pembangunan ekonomi di


seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya daerah tertinggal,
terutama daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota.
b. Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin
tingginya kebutuhan penduduk akan perumahan, bahan pangan, dan kebutuhan tersier
lainnya.
c. Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban ketergantungan menjadi lebih
tinggi. Hal ini disebabkan angka usia non produktif lebih besar daripada usia
produktif.
d. Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup
menimbulkan masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah
kumuh, dan kemiskinan di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat
pembangunan, baik di daerah pedesaan (daerah asal) maupun daerah perkotaan
(tujuan).
e. Timbulnya berbagai masalah kerusakan lingkungan akibat pertambahan penduduk
manusia.
f. Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi arus mobilitas penduduk, barang,
dan jasa yang akan berakibat pada terhambatnya perkembangan ekonomi penduduk.

 Permasalahan Kuantitas Penduduk dan Dampaknya dalam Pembangunan

Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan berupa


tersedianya tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan. Akan
tetapi kuantitas penduduk tersebut juga memicu munculnya permasalahan yang berdampak
terhadap pembangunan. Permasalahan-permasalahan tersebut di antaranya:

a. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan produksi


menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan penyediaan pangan,
sandang, dan papan.
b. Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya terpusat
pada daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini menyebabkan hasil
pembangunan tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga menimbulkan
kesenjangan sosial antara daerah yang padat dan daerah yang jarang penduduknya.
8

c. Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di kota-kota


besar, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan
kelompok miskin kota.
d. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan volume pekerjaan
menyebabkan terjadinya pengangguran yang berdampak pada kerawanan sosial.

2.2 Sumber Daya Manusia dalam Penyelenggaraan Pembangunan Ekonomi

1. SDM dalam Konteks Pembangunan Indonesia

Sebelum kita berbicara mengenai peran sumber daya manusia dalam pembangunan
ekonomi Indonesia, terlebih dahulu mari kita bahas mengenai pembangunan ekonomi. Pada
umumnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang dengan
perubahan ciri-ciri penting suatu masyarakat, yaitu perubahan baik dalam hal teknologi, pola
pikir masyarakat maupun kelembagaan.

Dalam pembangunan ekonomi suatu negara melibatkan faktor-faktor yang berperan


penting, salah satunya adalah sumber daya manusia (SDM). Keadaan SDM suatu negara
sanggat mempengarui pembangunan ekonomi negara tersebut. Untuk dapat mempercepat
tingkat pembangunan ekonomi maka diperlukan SDM yang unggul diberbagai bidang.

2. Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia

Kualitas sumber daya manusia merupakan merupakan komponen penting dalam


setiap gerak pembangunan. Hanya dari sumber daya manusia yang berkualitas tinggilah yang
dapat mempercepat pembangunan bangsa. Jumlah penduduk yang besar, apabila tidak diikuti
dengan kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban pembangunan. Kualitas
penduduk adalah keadaan penduduk baik secara perorangan maupun kelompok berdasarkan
tingkat kemajuan yang telah dicapai.

Agar menjadi sumber daya manusia yang tangguh penduduk harus mempunyai
kualitas yang memadai sehinga dapat menjadi modal pembangunan yang efektif. Tanpa
adanya peningkatan kualitas, jumlah penduduk yang besar akan menimbulkan berbagai
masalah dan menjadi beban pembangunan. Analisis mengenai kualitas sumber daya manusia
sering dibedakan menjadi kualitas fisik dan kualitas non fisik. Indikator yang dapat
menggambarkan kualitas fisik penduduk meliputi tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan
indeks mutu hidup. Kualitas non fisik meliputi kualitas spiritual keagamaan, kekaryaan, etos
9

kerja, kualitas kepribadian bermasyarakat, dan kualitas hubungan selaras dengan


lingkungannya. Sampai saat ini, baik kualitas fisik maupun non fisik sumbar daya manusia
Indonesia masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Karena adanya kesulitan pengukuran
kualitas non fisik, sehingga yang sering di jadikan patokan adalah kualitas fisik.

Kualitas kehidupan fisik penduduk setiap negara berbeda satu dengan yang lainnya.
Perbedaan ini disebabkan oleh lingkungan, letak geografis, dan ras genetiknya. Negara-negara
yang berada disekitar khatulistiwa, kualitas penduduknya tergolong rendah dan negara-negara
tersebut merupakan negara terbelakang di bidang ekonomi dibandingkan dengan negara-
negara yang berada di daerah subtropis. Keadaan ini kemungkinan besar disebabkan karena
daerah-daerah disekitar khatulistiwa tidak mengenal pergantian musim seperti di daerah sub
tropis, sehingga mereka bisa hidup sepanjang tahun tanpa mengalami kesulitan mencari
perlindungan terutama di musim dingin. Hal inilah yang mendidik penduduknya kurang
berfikir untuk menghadapi tantangan alam, dan akhirnya menyebabkan sifat malas.

Dengan keadaan yang demikian, maka penduduk disekitar khatulistiwa hidupnya


tetap miskin walaupun daerah-daerah tersebut kaya akan sumber daya alam. Keadaan ini
sangat berbeda dengan keadaan penduduk di daerah subtropis walaupun daerahnya tidak
tersedia sumber daya alam yang banyak, namun mereka sanggup menguasai teknologi,
sehingga hasil penguasaan teknologi tersebut membuat kualitas kehidupan mereka menjadi
lebih baik. Indonesia yang mengedepankan sektor ekonomi yang selama ini menjadi prioritas
pembangunan, ternyata tidak mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tiga
faktor utama penentu HDI (Human Development Indeks) yang dikembangkan UNDP adalah:

1. Pendidikan

Kualitas penduduk dalam bidang pendidikan sangat penting untuk diketahui, sebab
dapat menggambarkan kemampuan penduduk dalam menguasai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di bidang pendidikan salah satu masalah yang dihadapi
Indonesia adalah tingkat putus sekolah yang tingi. Walaupun putus sekolah itu sudah
terjadi jauh sebelum krisis moneter, namun semakin menjadi-jadi setelah Indonesia
mengalami krisis moneter. Untuk mengukur tingkat pendidikan penduduk, dapat
dilakukan dengan cara memperhatikan data penduduk yang masih buta huruf, tamat
SD, tamat SMP, tamat SMA, dan tamat Universitas. Semakin tinggi presentase
penduduk yang yang masih berarti kualitas penduduk di nagara yang bersangkutan
dilihat dari aspek pendidikan sangat rendah. Dan secara umum bahwa tingkat
pendidikan penduduk Indonesia masih relatif rendah bahkan ada yang masih buta
huruf.
10

2. Kesehatan

Selain pendidikan, kesehatan penduduk merupakan faktor penting yang perlu untuk
ditingkatkan, sebab jika penduduk terus-terusan sakit, akan berpengaruh terhadap
tingkat produktivitas. Artinya, semakin banyak penduduk yang sakit, maka akan
semakin rendah kualitas penduduk berdasarkan tingkat kesehatan.

Kondisi kesehatan dan gizi anak di Indonesia masih memprihatinkan. Selain cakupan
yang masih rendah, program yang diselenggarakan itu masih masih terfragmentasi
sehingga tidak menyentuh kebutuhan tumbuh kembang anak secara holistik.
Rendahnya cakupan dan kualitas penyelenggaraan program pengembangan anak usia
dini mengakibatkan kondisi anak Indonesia masih memprihatinkan yang ditunjukkan
dengan rendahnya derajat kesehatan dan gizi. Masalah kurang gizi pada anak dapat
ditunjukkan dari kurangnya energi dan protein (gizi makro) dan gizi mikro (terutama
kurang vitamin A, anemia, kurang yodium). Sampai dengan tahun 2000, keadaan gizi
masyarakat menunjukkan kemajuan, yaitu terlihat dengan menurunnya penderita
masalah gizi utama (protein, karbohidrat) pada berbagai kelompok umur. Akan tetapi
sejak tahun 2000 sampai saat ini kekurangan gizi pada anak balita meningkat,
diantaranya menderita gizi buruk.

Rendahnya derajat kesehatan dan gizi pada anak usia dini lebih banyak terjadi pada
anak yang berasal dari keluarga tidak mampu dan yang tinggal di wilayah pedesaan,
serta di wilayah dengan penyediaan layanan social dasar yang tidak memadai.

Sedangkan untuk meningkatkan/meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan


kesehatan yang terjangkau, diwujudkan melalui revitalisasi sistem kesehatan dasar
dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien termasuk posyandu dan
polindes, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan/revitalisasi kader PKK,
pembentukan standar pelayanan kesehatan minimum untuk kinerja sistem kesehatan
yang komprehensif, serta memperbaiki sistem informasi pada semua tingkatan
pemerintah. Upaya surveillance dan monitoring dilakukan melalui peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pelaporan hal-hal penting, pengalokasian budget dan
personil pada saat outbreak investigation, control dan rapid response, peningkatan
early warning system/penunjang kedaruratan, serta pengaplikasian National
Pandemic Preparedness Plan.

Untuk pendanaan kesehatan, Depkes akan meningkatkan anggaran sektor kesehatan


nasional melalui APBN sebesar 5-15%, meningkatkan anggaran kesehatan di daerah
11

melalui APBD sebanyak 15%, melakukan penghapusan wajib setor hasil pelayanan
kesehatan di daerah, meningkatkan transfer dana dari pusat untuk sektor kesehatan
daerah melalui dana alokasi khusus (DAK), dana dekonsentrasi (Dekon),
meningkatkan anggaran untuk prevensi dan promosi serta membentuk sistem jaminan
kesehatan sosial nasional (Askeskin).

Lebih lanjut Menkes menegaskan bahwa untuk melaksanakan pembinaan


pembangunan kesehatan diperlukan dukungan politis dalam upaya penurunan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Selain itu semua desa harus
memiliki tenaga bidan yang berkualitas (capable) yang ditunjang dengan dukungan
operasional yang memadai. Sejauh ini semua desa telah memiliki Pondok Persalinan
Desa yang dilengkapi dengan sarana dan biaya operasional yang memadai.

3. Ekonomi

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor dalam perubahan perekonomian.
Dalam artian bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi. Dalam kaitannya dengan hal
tersebut ada hal yang penting yang menyangkut kondisi sumber daya manusia
Indonesia, yaitu :

Pertama adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.
Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi sekitar 92,73 juta orang,
sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang, dan ada
sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini
meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.

Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan
rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini
mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi.
Sementara di sisi lain, jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus
meningkat. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi
menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Fenomena meningkatnya angka pengangguran sarjana seyogyanya perguruan tinggi
ikut bertanggung jawab. Fenomena pengangguran sarjana merupakan kritik bagi
perguruan tinggi, karena ketidakmampuannya menciptakan iklim pendidikan yang
mendukung kemampuan wirausaha mahasiswa.
12

Masalah sumber daya manusia ini menyebabkan proses pembangunan yang berjalan
selama ini kurang di dukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu
sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumber daya alam
intensif (hutan dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi
langsung. Dengan demikian bukan berasal dari kemampuan produktivitas sumber
daya manusia yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan
hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas
sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi persaingan ekonomi. Kenyataan ini
belum menjadi kesadaran bagi bangsa Indonesia untuk kembali memperbaiki
kesalahan pada masa lalu.

Yang perlu digaris bawahi pada saat ini adalah bangsa Indonesia harus bisa
menumbuhkan sumber daya manusia berkualitas dengan meningkatkan pendidikan,
memperbanyak skill dan membentuk moral yang luhur bagi masyarakatnya. Sebab dengan
kondisi demikian, penduduk sebanyak apapun pertumbuhannya, akan menjadi seimbang
pembangunannya. Dan segala kendala dapat di minimalisir.

2.3 Peran Pemerintah Pusat dalam Menanggulangi Kepadatan Penduduk dan dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

1. Peran Pemerintah Pusat dalam Menanggulangi Kepadatan Penduduk

Pada masa lampau sering ada sikap dan kebijakan pada pemerintah dan para
pemimpin agama. Ada pemerintah yang melihat masalah kependudukan dari sudut kekuatan
militer yaitu untuk menghentikan menurunnya kekuasaan dan pengaruh bangsa mereka
didunia. Akan tetapi pandangan yang demikian itu tidak lama dipertahankan, karena muncul
keprihatinan umum atas dasar pandangan Malthus tentang pertambahan penduduk dalam
hubungannya dengan sumber daya. Ada korelasi negatif yang kuat antara kesehatan anak dan
besarnya keluarga. Pertambahan yang cepat dari jumlah anak juga menghambat perbaikan
pendidikan, beban ketergantungan juga bertambah, sehingga merusak sumberdaya yang dapat
digunakan untuk menaikkan tingkat kehidupan, lebih banyak bantuan yang diperlukan.
Ketimpangan bertambah disebabkan adanya beberapa perkembangan seperti kenaikan harga
dan sewa tanah, serta timbul berbagai masalah perkotaan yang berat.

Dalam masalah ini pemerintah telah mengambil kebijakan yang ditujukan untuk
memperlamat tingkat pertumbuhan penduduk. Diantaranya adalah menganjurkan untuk kawin
pada usia yang lebih tua, lebih sedikit anak dan dengan jarak yang lebih lama. Pemerintah
13

juga mengadakan program keluarga berencana, dengan mendirikan klinik khusus untuk
keperluan itu, dilengkapi dengan dokter dan bidan. Pemerintah harus memusatkan usahanya
untuk memudahkan orang mendapatkan kontrasepsi, barangkali dengan harga yang disubsidi,
melalui jaringan perdagangan sehari-hari seperti warung dan pedagang keliling.

Sebaliknya dapat dikemukakan bahwa satu-satunya kontrasepsi yang aman dan dapat
diandalkan untuk didistribusikan secraa komersial ialah kondom, yang menempatkan
kesuburan secara tegas dalam pengendalian pria. Semua metode yang diterapkan kepada
wanita memerlukan setidak-tidaknya semacam bantuan atau pengawasan professional, selain
itu bila lebih perlu lagi, dilakukan pembedahan sterilisasi baik untuk wanita maupun pria.
Selain itu pemerintah juga membuat kebijakan untuk membatasi kelahiran. Contohnya,
pendidikan kependudukan disekolah-sekolah, ditariknya tunjangan keluarga setelah tiga anak,
meningkatkan usia kawin minimal, menegaskan bahwa bantuan dibarengi adanya
pengendalian penduduk dengan pembentukan badan-badan khusus untuk menangani masalah
kependudukan, dan lebih banyak riset tentang pemilihan jenis kelamin anak, tegnologi
kontrasepsi yang diperbaiki, dan tentang sarana-sarana social untuk mencapai tujuan fertilitas.

Pertumbuhan penduduk juga membuat lebih sulit untuk menaikkan tingkat


kehidupan, dan bahwa mengekang kesuburan umat manusia merupakan kondisi yang penting
bagi perbaikan itu. Masalah lain dari adanya ledakan penduduk ialah pada bidang polusi,
pangan, sumber daya yang tidak dapat diperbarui dan energi.

Akhir-akhir ini produk pertanian dan industri telah menggunakan alat yang
menimbulkan tingkat polusi udara dan air yang tidak dapat dibiarkan lagi. Karbon dioksida
akan menaikkan temperature di seluruh dunia, karena gas ini mempunyai tendensi yang kuat
mengabsorbsi radiasi pada gelombang yang banyak menyalurkan radiasi dari bumi. Oleh
karena itu , lebih banyak karbondioksida di atmosfer berarti lebih banyak radiasi yang
terjebak dan menimbulkan “efek rumah kaca”. Hal tersebut dapat diminimalisir dengan
memperbanyak tumbuhan hijau untuk mengembalikan keseimbangan oksigen dan
karbondioksida. Adapun kebijakan dan usaha pemerintah dalam menanggulangi kepadatan
penduduk yaitu:

1. Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam upaya mengatasi masalah


jumlah penduduk, yaitu:
a. Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, dengan
cara memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur pendidikan,
14

mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis


anggapan yang salah tentang anak. Meski program ini cenderung bersifat persuasif
ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan
penduduk Indonesia.
b. Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta
menetapkan tentang batas usia nikah.
c. Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.

2. Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk


antara lain meliputi hal-hal berikut ini:
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor
Keluarga Berencana.
b. Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga
keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
c. Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi
9 tahun.

Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area
dimana mereka tinggal. Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas
muat juga berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat
menyebabkan katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Pada intinya
Pemerintah telah membuat sebuah kebijakan dan usaha cara penanggulan diantaranya:
mencananngkan KB, menetapkan UU perkawinan, dan membatasi Tunjangan PNS/ ABRI.
Adapun usaha pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk yaitu: meningkatkan
pelayanan kesehatan, mempermudah dan peningkatan dibidang pendidikan, dan
meningkatkan wajib belajar 9 tahun.

2. Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

Untuk menyiapkan generasi emas, pendidikan tetap menjadi jalan utama. Dalam hal
ini, pendidikan untuk semua (education for all) menjadi pekerjaan yang perlu dituntaskan.
Bukan sekadar pemerataan, tetapi juga peningkatan kualitas. Upaya tersebut yaitu seperti
melakukan gerakan pendidikan anak usia dini serta penuntasan dan peningkatan kualitas
pendidikan dasar. Di samping itu perluasan akses ke perguruan tinggi juga disiapkan melalui
pendirian perguruan tinggi negeri di daerah perbatasan dan memberikan akses secara khusus
kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi, tetapi berkemampuan
15

akademik. Periode saat ini sebagai upaya menyiapkan generasi untuk berpuluh-puluh tahun
mendatang. Generasi masa depan harus dipersiapkan sejak sekarang. Pendidikan harus terus
berikhtiar membangun generasi bangsa yang cakap secara intelektual, anggun secara moral,
dan siap menghadapi tantangan zamannya. Pendidikan juga harus mampu melahirkan
generasi bangsa yang memiliki jiwa dan pikiran besar untuk membangun negerinya. Di sisi
lain, yang juga perlu disadari, pendidikan bukan tanggung jawab pemerintah/negara semata.
Pendidikan sebagai jalan kemajuan negeri ini harus menjadi komitmen dan kesadaran
bersama.

Generasi muda Indonesia jangan merasa kalah dengan bangsa asing. Dengan level
kualitas yang dimiliki, generasi muda tanah air memiliki kualitas yang hampir sama dan
mampu bersaing di level internasional. Hanya saja, terkadang generasi muda Indonesia
memiliki kelemahan dalam tiga hal yaitu komunikasi dalam bahasa inggris, inovatif dan jiwa
kewirausahaan, dan terakhir soft skill yang mencakup penilaian terhadap kemampuan diri
sendiri. Permasalahan dunia dan permasalahan nasional yang semakin komplek menuntut kita
untuk senantiasa belajar agar tidak gagap terhadap perubahan. Jumlah penduduk yang
semakin meningkat, cadangan energi yang kian menipis, ragam budaya yang berbeda, konflik
internal dan internasional mengharuskan kita untuk senantiasa belajar. Fakta yang ada
memperlihatkan bahwa pendidikan konvensional pada saat ini kurang memberikan kontribusi
terhadap pemecahan masalah yang ada malah semakin memperlebar kesenjangan yang ada.
Pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan alternatif yang dapat memberikan warna baru
dalam dunia pendidikan. Selain itu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat
juga dilakukan dengan cara yang lain, yaitu :

1. Meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia


2. Menambah lapangan kerja yang memadai
3. Peningkatan perekonomian Indonesia

Arah pembangunan sumber daya manusia di indonesia ditujukan pada pengembangan


kualitas sumber daya manusia secara komprehensif meliputi aspek kepribadian dan sikap
mental, penguasaan ilmu dan teknologi, serta profesionalisme dan kompetensi yang ke
semuanya dijiwai oleh nilai-nilai religius sesuai dengan agamanya. Dengan kata lain,
pengembangan sumber daya manusia di Indonesia meliputi pengembangan kecerdasan akal
(IQ), kecerdasan sosial (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).
16

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal, tetapi juga akan merupakan beban
dalam pembangunan.
2. pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang dengan
perubahan ciri-ciri penting suatu masyarakat, yaitu perubahan baik dalam hal
teknologi, pola pikir masyarakat maupun kelembagaan.
3. Kualitas sumber daya manusia merupakan merupakan komponen penting dalam
setiap gerak pembangunan. Hanya dari sumber daya manusia yang berkualitas
tinggilah yang dapat mempercepat pembangunan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai