Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Klinik Yahya Medical Centre Kota Batam adalah klinik yang diresmikan

oleh Gubernur Kepulauan Riau pada tahun 2005. Klinik Yahya Medical Centre

terletak di jalan Ruko Sagulung Permai Blok B No. 14-15 Batu Aji Batam

Provinsi Kepulauan Riau, Telpon 0778-392748, Fax 0778392749.

Klinik Yahya Medical Cenre dibangun di atas lahan seluas 400 m2

dengan luas bangunan lebih kurang 400 m2 terdiri dari 2 lantai. Kegiatan

pelayanan di pusatkan di lantai 1 seperti poli umum, poli gigi, dan apotik

Zahruni Farma sedangkan lantai 2 difungsikan sebagai ruang pemimpin, staff,

data, dan ruang poli kandungan.

B. Hasil Analisis Univariat

Penelitian ini dilakukan di Klinik Yahya Medical Centre Kota Batam

terhadap 100 responden. Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan

kuesioner kebiasaan merokok dan rekam medik pasien. Setelah dilakukan

penelitian pada pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit Camatha Sahidya

Kota Batam Tahun 2015 diperoleh hasil sebagai berikut:


1. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Merokok

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Merokok

No. Kebiasaan Merokok Jumlah Persentase (%)


(n)
1. Tidak ada Kebiasaan 24 24,0
Merokok
2. Ada Kebiasaan Merokok 76 76,0
Total 100 100
(Sumber: data primer, 2015)

Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa pasien yang tidak mempunyai

kebiasan merokok sebanyak 24 pasien (24,0%) dan yang mempunyai kebiasaan

merokok sebanyak 76 pasien (76,0%).

2. Distribusi Frekuensi Hipertensi

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hipertensi

No Hipertensi Jumlah (n) Persentase (%)


1. Tidak Hipertensi 32 32,0
2. Hipertensi 68 68,0
Total 100 100
(Sumber: data primer, 2015)

Dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa pasien yang tidak mengalami

hipertensi sebanyak 32 pasien (32,0%) dan pasien yang memiliki hipertensi

sebanyak 68 pasien (68,0%).

C. Hasil Analisis Bivariat


Dalam analisis bivariat ini, peneliti menggunakan uji statistik Chi-Square

untuk melihat adanya hubungan kebiasaan merokok dengan hipertensi pada

pasien laki-laki dewasa pada tahun 2015 di Klinik Yahya Medical Centre.

Apabila diperoleh nilai p value ≤ 0.05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak,

artinya ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Sebaliknya, bila p value > 0,05 maka H0 diterima, yang berarti tidak ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Berikut

adalah hasil uji bivariat dari hasil penelitian hubungan kebiasaan merokok

dengan hipertensi di Klinik Yahya Medical Centre kota Batam

Tabel 4.3 Analisa Proporsi Kebiasaan Merokok dengan Hipertensi

Hipertensi Total p Value RR


Kebiasaan Tidak
Hipertensi
merokok Hipertensi F %
F % F % 0,008 3,545
Tidak Merokok 13 40,6 11 16,2 24 24,0
Kebiasaan Merokok 19 59,4 57 83,8 76 76,0
Total 32 100,0 68 100,0 100 100,0
(Sumber: data primer, 2015)

Dari tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa pasien yang tidak memiliki

kebiasaan merokok dan tidak hipertensi sebanyak 13 pasien (40,6%), pasien

yang tidak memiliki kebiasaan merokok dan hipertensi sebanyak 11 pasien

(16,2%). Sedangkan pasien yang memiliki kebiasaan merokok dan tidak

hipertensi sebanyak 19 pasien (59,4%), dan pasien yang memiliki kebiasaan

merokok dan hipertensi sebanyak 57 pasien (83,8%).


Berdasarkan analisis dari hasil chi-square nilai signifikansinya p value

sebesar 0,008. Apabila p value < 0,05 H0 ditolak, maka terdapat hubungan yang

signifikan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi di Klinik Yahya

Medical Centre Kota Batam tahun 2015. Hasil perhitungan Relative Risk

didapat hasil RR = 3,545 yang berarti pasien yang memiliki kebiasaan

merokok 3,545 kali lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan pasien

yang tidak memiliki kebiasaan merokok.

Anda mungkin juga menyukai