- Deskripsi
Foeniculum vulgare (F. vulgare) umumnya dikenal sebagai adas adalah
tanaman obat tahunan yang termasuk dalam keluarga Apiaceae (Umbelliferae)
dengan bau aromatik yang khas. Adas adalah salah satu tanaman obat penting yang
tumbuh di wilayah Mediterania, Eropa dan Mesir, digunakan untuk pengobatan dan
konsumsi manusia (Budianto dkk., 2015).
Tanaman adas memiliki tinggi 50 cm sampai 3 m, batang beralur, tumbuh
tegak, bila memar sangat wangi. Daun dari tanaman adas berbagi menyirip,
berseludang dengan warna putih, seludang berselaput dan bagian atasnya berbentuk
topi. Perbungaannya berbentuk paying dengan 6 sampai 40 gagang bunga, panjang
ibu gagang bunga 5 cm sampai 10 cm, panjang gagang bunga 2 mm sampai 5 mm,
mahkota bunga berwarna kuning, tidak terdapat daun pembalut. Buah berusuk-rusuk
sangat nyata dengan panjang 4 mm sampai 6 mm (Depkes RI, 1978).
- Kandungan Kimia
Analisis kandungan kimia tanaman adas menunjukkan kandungan kimia
sebesar 6,3%; protein 9,5%; lemak 10%; mineral 13,4%, serat 18,5%; dan karbohidrat
42,3%. Kandungan minyak pada tanaman adas bervariasi pada setiap bagian tanaman
dengan konsentrasi tertinggi sekitar 2-7% yang ditemukan pada biji adas. Minyak
atsiri dari buah ada mengandung komponen utama yaitu anethole (40-70%), fenchone
(1-20%), dan estragole (2-9%). Komponen lainnya seperti α-pinene, chavicole,
dipentene, α-limenene, camphene, dan lain-lainnya ditemukan pada konsentrasi
kurang dari 1% (BPOM RI. 2004). Anethole yang merupakan komponen utama
minyak sebanyak 20-70% dilaporkan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri
(Caesar dkk., 2014).
- Kegunaan Secara Empiris dalam Usada Netra
Pada Usada Netra, buah adas digunakan untuk mengobati sakit mata biasa
(DepKes Prov Bali, 2008) dan untuk mengobati Netra Lara Muang Buh (mata sakit
dan bengkak) yang masing-masing diakibatkan oleh adanya bakteri (Sukantra, 1992).
- Efek Farmakologi
1. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah yang Sesuai dengan
Khasiat pada Usada Netra
Minyak atsiri adas memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan mempunyai
kandungan minyak total sebanyak 95,2%dengan metode GC-MS. Anethole yang
merupakan komponen utama minyak sebanyak 20-70% dilaporkan mempunyai
aktivitas sebagai antibakteri. Minyak atsiri adas mempunyai potensi sebagai
antibakteri baik pada bakteri gram positif maupun gram negative (Caesar dkk.,
2014).
Dari hasil penelitian mengenai pengujian daya antibakteri ekstrak buah adas
terhadap pertumbuhan bakteri M. luteus secara in vitro, diperoleh hasil bahwa
ekstrak buah adas memang memiliki daya antibakteri yang mampu membunuh
bakteri.
Zat yang berperan aktif dalam buah adas adalah minyak atsiri dan flavonoid.
Minyak atsiri ekstrak buah adas mengandung senyawa fenol yang terdiri dari
chavacrol dan chavicol. Mekanisme kerja senyawa fenol dalam membunuh sel
bakteri yaitu dengan cara mendenaturasi protein dari sel bakteri. Akibat
terdenaturasinya protein sel bakteri, maka semua aktivitas metabolisme sel
terhenti, sebab semua aktivitas metabolisme sel bakteri dikatalisis oleh enzim
yang merupakan protein (Lawrence dan Block, 1968).
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, dapat disimbulkan bahwa buah
adas dapat digunakan sebagai antibakteri. Namun mengenai cara penggunaannya
sebagai obat mata dengan cara diteteskan belum terdapat penelitian lebih lanjut.
Caesar, R.Y., I. Hapsari, dan B. A. Dhiani. 2014. Formulasi dan Aktivitas Antibakteri Lotion
Minyak Atsiri Buah Adas (Foeniculum vulgare Mill.). Media Farmasi, Vol. 11 (1).
Depkes RI. 1978. Materia Medika Indonesia, Jilid II. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Hutapea ,J.R.2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I), Jilid 2. Jakarta : Balitbangkes
Depkes RI.
Shanthi, R.V., Jumari, dan M. Izzati. 2014. Ethnobotanical Study on Traditional Treatment for
Women in The Surakarta Hadiningrat Royal Palace Community. Journal of biology and
biology education, Vol. 6 (2).
Suhendra, L. dan I Wyn. Arnata. 2009. Potensi Aktivitas Antioksidan Biji Adas (Foeniculum
vulgare Mill) sebagai Penangkap Radikal Bebas. Agrotekno, Vol. 15 (2).