Anda di halaman 1dari 5

Adas (Foeniculum vulgare Mill)

Gambar 1. Tanaman Adas (Foeniculum vulgare Mill.) (Depkes RI, 1978)

- Nama Indonesia : Adas


- Nama usada : Adas
- Nama Daerah :
Sumatra : Das pedas (Aceh), adas, adas pedas (Melayu), adeh manih
(Minangkabau). Jawa : Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa), adhas
(Madura). Sulawesi : Paapang, paampas (Menado), popaas (Alfuru), denggu-denggu
(Gorontalo), paapato (Buol), porotomu (Baree), adasa, rempasu (Makasar), adase
(Bugis), kumpasi (Sangir Talaut). Nusa Tenggara : adas (Bali), wala wunga (Sumba)
(Depkes RI, 1978).

- Bagian Tanaman yang Digunakan : buah dan biji


- Klasifikasi :
Kingdom : Spermatophyta
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Umbellates
Famili : Umbelliferae
Genus : Foeniculum
Spesies : Foeniculum vulgare Mill
(Hutapea, 2001)

- Deskripsi
Foeniculum vulgare (F. vulgare) umumnya dikenal sebagai adas adalah
tanaman obat tahunan yang termasuk dalam keluarga Apiaceae (Umbelliferae)
dengan bau aromatik yang khas. Adas adalah salah satu tanaman obat penting yang
tumbuh di wilayah Mediterania, Eropa dan Mesir, digunakan untuk pengobatan dan
konsumsi manusia (Budianto dkk., 2015).
Tanaman adas memiliki tinggi 50 cm sampai 3 m, batang beralur, tumbuh
tegak, bila memar sangat wangi. Daun dari tanaman adas berbagi menyirip,
berseludang dengan warna putih, seludang berselaput dan bagian atasnya berbentuk
topi. Perbungaannya berbentuk paying dengan 6 sampai 40 gagang bunga, panjang
ibu gagang bunga 5 cm sampai 10 cm, panjang gagang bunga 2 mm sampai 5 mm,
mahkota bunga berwarna kuning, tidak terdapat daun pembalut. Buah berusuk-rusuk
sangat nyata dengan panjang 4 mm sampai 6 mm (Depkes RI, 1978).

- Kandungan Kimia
Analisis kandungan kimia tanaman adas menunjukkan kandungan kimia
sebesar 6,3%; protein 9,5%; lemak 10%; mineral 13,4%, serat 18,5%; dan karbohidrat
42,3%. Kandungan minyak pada tanaman adas bervariasi pada setiap bagian tanaman
dengan konsentrasi tertinggi sekitar 2-7% yang ditemukan pada biji adas. Minyak
atsiri dari buah ada mengandung komponen utama yaitu anethole (40-70%), fenchone
(1-20%), dan estragole (2-9%). Komponen lainnya seperti α-pinene, chavicole,
dipentene, α-limenene, camphene, dan lain-lainnya ditemukan pada konsentrasi
kurang dari 1% (BPOM RI. 2004). Anethole yang merupakan komponen utama
minyak sebanyak 20-70% dilaporkan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri
(Caesar dkk., 2014).
- Kegunaan Secara Empiris dalam Usada Netra
Pada Usada Netra, buah adas digunakan untuk mengobati sakit mata biasa
(DepKes Prov Bali, 2008) dan untuk mengobati Netra Lara Muang Buh (mata sakit
dan bengkak) yang masing-masing diakibatkan oleh adanya bakteri (Sukantra, 1992).

- Pengolahan dan Penggunaan dalam Usada Netra


Pada Usada Netra, buah adas digunakan untuk mengobati sakit mata biasa akibat
adanya bakteri dengan ditambahkan tiga lembar daun kayu apit, kemudian diolah
menjadi obat dalam bentuk urap. Ramuan ini diurapkan pada kulit luar/kelopak mata
(DepKes Prov Bali, 2008).
Untuk mengobati mata sakit dan bengkak adas dicampurkan dengan sanga langit,
sekawit dan bawang merah, yang kemudian aplikasikan pada mata yang sakit dan
bengkak (Sukantra, 1992).

- Efek Farmakologi
1. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah yang Sesuai dengan
Khasiat pada Usada Netra
Minyak atsiri adas memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan mempunyai
kandungan minyak total sebanyak 95,2%dengan metode GC-MS. Anethole yang
merupakan komponen utama minyak sebanyak 20-70% dilaporkan mempunyai
aktivitas sebagai antibakteri. Minyak atsiri adas mempunyai potensi sebagai
antibakteri baik pada bakteri gram positif maupun gram negative (Caesar dkk.,
2014).
Dari hasil penelitian mengenai pengujian daya antibakteri ekstrak buah adas
terhadap pertumbuhan bakteri M. luteus secara in vitro, diperoleh hasil bahwa
ekstrak buah adas memang memiliki daya antibakteri yang mampu membunuh
bakteri.
Zat yang berperan aktif dalam buah adas adalah minyak atsiri dan flavonoid.
Minyak atsiri ekstrak buah adas mengandung senyawa fenol yang terdiri dari
chavacrol dan chavicol. Mekanisme kerja senyawa fenol dalam membunuh sel
bakteri yaitu dengan cara mendenaturasi protein dari sel bakteri. Akibat
terdenaturasinya protein sel bakteri, maka semua aktivitas metabolisme sel
terhenti, sebab semua aktivitas metabolisme sel bakteri dikatalisis oleh enzim
yang merupakan protein (Lawrence dan Block, 1968).
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, dapat disimbulkan bahwa buah
adas dapat digunakan sebagai antibakteri. Namun mengenai cara penggunaannya
sebagai obat mata dengan cara diteteskan belum terdapat penelitian lebih lanjut.

- Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain


1. Antioksidan
Kandungan biji adas adalah d-Pinena, camphene, d-α-phellandrene,
dipentene, anethole, d-fenchone, estragol, foeniculin, aldehid, amilaldehid dan
asam anesat. Senyawa fenol, flavonoid, isoflavon, terpene, glikosinolat dan
senyawa lain yang ada dalam bahan pangan dapat bersifat antioksidan (Suhendra
dan Arnata, 2009).
2. Stimulan produksi ASI
Adas (Foeniculum vulgare) digunakan untuk komposisi pada beberapa
ramuan untuk ibu pasca melahirkan dan menyusui. Tanaman ini mengandung
flavonoid dan coumarins yang merupakan kelompok fitoestrogen yang berpotensi
membantu dalam menyusui. Fitoestrogen merupakan senyawa yang dihasilkan
oleh tanaman yang mempunyai sifat mirip dengan estrogen pada wanita,
meskipun secara struktur kimia berbeda. Senyawa ini dapat bersifat sebagai
stimulan yang bermanfaat untuk produksi ASI (Shanthi dkk., 2014).
3. Antirematik dan antinyeri
Adas digunakan pada pengobatan tradisional Cina untuk rematik, nyeri,
dan zat aromatiknya digunakan untuk pengobatan gangguan pada perut. Hal ini
memanfaatkan kandungan adas yang berupa senyawa fenolik, trans-anethole,
estragole, dan fenchone (He dan Huang, 2011 : Shanthi dkk., 2014).

- Efek Samping Adas


Efek samping belum ditemukan.
- Toksisitas
Belum ditemukan adanya efek toksisitas
BPOM RI. 2004. Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia vol.1: Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan.

Budianto, A. Prajitno, dan A. Yuniarti. 2015. Antibacterial Activity of Fennel (Foeniculum


vulgare Mill) Extract on Vibrio alginolyticus and Vibrio harveyi. Agritech, Vol. 35 (3).

Caesar, R.Y., I. Hapsari, dan B. A. Dhiani. 2014. Formulasi dan Aktivitas Antibakteri Lotion
Minyak Atsiri Buah Adas (Foeniculum vulgare Mill.). Media Farmasi, Vol. 11 (1).

Depkes RI. 1978. Materia Medika Indonesia, Jilid II. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Departemen Kesehatan provinsi Bali. 2008. Himpunan Usadha I. Denpasar: Departemen


Kesehatan Provinsi Bali.

He W & Huang, B. (2011). A Review of Chemistry and Bioactivities of A Medicinal Spice:


Foeniculum vulgare. Journal of Medicinal Plants Research. (5): 16.

Hutapea ,J.R.2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I), Jilid 2. Jakarta : Balitbangkes
Depkes RI.

Lawrence, C. A. dan S. S. Block. 1968. Disinfection, Sterilization and Preservation.


Philadelphia: Lea and Febiger. Pp 401-417.

Shanthi, R.V., Jumari, dan M. Izzati. 2014. Ethnobotanical Study on Traditional Treatment for
Women in The Surakarta Hadiningrat Royal Palace Community. Journal of biology and
biology education, Vol. 6 (2).

Suhendra, L. dan I Wyn. Arnata. 2009. Potensi Aktivitas Antioksidan Biji Adas (Foeniculum
vulgare Mill) sebagai Penangkap Radikal Bebas. Agrotekno, Vol. 15 (2).

Anda mungkin juga menyukai