Q: Terkadang api pada kompor gas tidak hanya biru tapi memiliki beberapa warna kuning
atau oranye di dalamnya. Mengapa ini terjadi?
A: Jika api tidak hanya biru, metana tidak mendapatkan oksigen yang cukup untuk terbakar
sepenuhnya, meninggalkan beberapa karbon yang tidak terbakar. Api juga tidak akan
sepanas api benar-benar biru untuk alasan yang sama.
Reaksi pembakaran sempurna terjadi ketika bahan bakar bereaksi secara cepat dengan
oksigen (O2) dan menghasilkan karbon dioksida (CO 2) dan air (H2O). Persamaan umum
untuk reaksi pembakaran sempurna adalah: Bahan Bakar + O 2 → CO2 + H2O. Bahan bakar
yang membakar dalam reaksi pembakaran biasanya terdiri dari hidrokarbon, yang hanya
berisi karbon (C) dan hidrogen (H). Contoh hidrokarbon adalah metana (CH4), komponen
utama dari gas alam.
II.Jenis polutan
1.CO2
Karbon dioksida berasal dari pembakaran sempurna hidrokarbon di dalamnya termasuk minyak bumi dan
gas alam. Sebenarnya gas karbon dioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan kadar CO2
di udara telah mengakibatkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Fenomena inilah yang disebut efek
rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca adalah suatu peristiwa di alam dimana sinar matahari
dapat menembus atap kaca, tetapi sinar infra merah yang dipantulkan tidak bisa menembusnya. Sinar
matahari yang tidak bisa keluar itu tetap terperangkap di dalam rumah kaca dan mengakibatkan suhu di
dalam rumah kaca meningkat. Seperti itu pula karbon dioksida di udaraa, ia dapat dilewati sinar ultraungu
dan sinar tampak, tetapi menahan sinar inframerah yang dipantulkan dari bumi. Akibatnya suhu
dipermukaan bumi naik jika kadar CO2 di udara naik. Kenaikan suhu global dapat mencairkan sungkup
es di kutub. Akibat selanjutnya adalah kenaikan permukaan laut sehingga dapat membanjiri kota-kota
pantai di seluruh dunia.
a.Sumber: semua sumber pembakaran;
b.Membahayakan kesehatan pada > 5000 ppm lebih dari 2 – 8 jam,
c.Level di atmosfer meningkat dari 280 ppm (sebelum jaman industri) hingga > 350 ppm (1990an),
d.Terjadi percepatan laju.
e.Meskipun diinginkan CO2 merupakan gas rumah kaca. Bersama gas rumah kaca lain seperti metana,
CO2 menyerap radiasi inframerah yang dipantulkan bumi, sehingga meningkatkan energi yang terdeposit
di bumi oleh matahari dan meningkatkan temperatur atmosfer.
f.Oleh karena itu, emisi CO2 menjadi issue global, terutama setelah Kyoto Protocol 1997.
2.CO
Gas karbon monoksida berasal dari pembakaran tak sempurna bahan bakar dalam kendaraan bermotor.
Gas buang hasil pembakaran bensin dari kendaraan bermotor mengandung 10.000 sampai 40.000 ppm
CO. Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau, oleh karena itu, kehadirannya tidak segera diketahui. Gas
itu bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernafasan, dan paru-paru. Bila
masuk ke dalam darah melalui pernafasan, CO bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk
COHb (karboksihemoglobin) dengan reaksi sebagai berikut :
CO + Hb COHb
Seperti kita ketahui, hemoglobin ini seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi O2Hb
(oksihemoglobin) dan membawa oksigen yang diperlukan ke sel-sel jaringan tubuh dengan reaksi
sebagai berikut : O2 + Hb O2Hb.
Ikatan CO dengan Hb lebih kuat dibanding O2 dengan Hb sehingga menghalangi fungsi vital Hb untuk
membawa oksigen bagi tubuh, yang berakibat tubuh kekurangan oksigen sehingga menimbulkan rasa
sakit kepala dan gangguan pernafasan bahkan kematian.
a.Sumber: kendaraan bermotor, proses industri,
b.Membahayakan kesehatan: 9 ppm (10 mg/m3) lebih dari 8 jam, 35 ppm (40 mg/m3) lebih dari 1 jam,
tidak lebih dari sekali setahun (untuk keduanya)
3.NOx
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat telah menimbulkan
sejenis pencemaran udara yang tidak pernah dialami oleh peradaban sebelumnya. Pencemaran ini
ditimbulkan oleh oksida nitrogen. Sumber utama oksida nitrogen adalah pembakaran bahan bakar dalam
industri dan kendaraan bermotor. Nitrogen dan oksigen tidak bereaksi pada suhu rendah, tetapi pada
suhu tinggi, kedua gas itu dimungkinkan bereaksi sebagai berikut :
N2 (g) + O2 (g) 2 NO (g)
Sekitar 10% dari gas NO yang dihasilkan, teroksidasi lebih lanjut membentuk NO2. Campuran NO dan
NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. NOx di udara tidak beracun secara
langsung pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan
fenomena asbut (asap-kabut) atau smog dalam bahasa Inggris. Asbut ini mengakibatkan mata perih,
nafas sesak dan tanaman layu. Asbut adalah campuran rumit yang terdiri dari berbagai gas dan partikel-
partikel zat cair dan zat padat. Asbut dihasilkan dari serentetan reaksi fotokimia (yaitu reaksi kimia di
bawah pengaruh energi sinar matahari).
NO2 (g) + sinar matahari NO (g) dan O (g).
Motor bakar, juga menghasilkan hidrokarbon yang tidak terbakar akibat reaksi pembakaran di dalam
motor kurang sempurna. Hidrokarbon ini dapat bereaksi dengan atom oksigen yang dihasilkan dari
dekomposisi fotokimia NO2. Reaksi ini menghasilkan radikal hidrokarbon bebas yang sangat reaktif.
Radikal ini bereaksi dengan NO dan menghasilkan NO2 lagi, dan serentetan reaksi berulang lagi dan
menghasilkan ozon. Radikal bebas itu juga bereaksi dengan O2 dan N2 dan menghasilkan senyawa
yang disebut peroksiasilnitrat (PAN). PAN juga memberi efek asbut dan menimbulkan rasa perih di mata.
a.Sumber: kendaraan bermotor; pembangkit panas dan listrik; asam nitrat; peledak; pabrik pupuk,
b.Membahayakan kesehatan untuk NO2: 0,053 ppm (100 µg/m3) lebih setahun; bereaksi dengan HC dan
sinar matahari membentuk oksidan fotokimia.
4.SOx
Senyawa-senyawa belerang yang bertindak sebagai zat pencemar yang berbahaya adalah gas-gasa
SO2 dan SO3. Gas SO2 di atmosfer sebagian besar berasal dari hasil pembakaran minyak bumi dan
batubara yang mengandung belerang, di samping ada juga yang berasal dari hasil oksidasi bijih-bijih
sulfida di industri.
Udara yang mengadung SO2 dalam kadar cukup tinggi dapat menyebabkan radang paru-paru dan
tenggorokan pada manusia serta khlorosis (kepucatan) pada daun-daun. Oksidasi SO2 akan
menyebabkan terbentuknya SO3. SO3 bila bereaksi dengan uap air akan menyebabkan hujan asam
(acid rain). pH air hujan yang mengandung oksida belerang akan turun menjadi 3 – 4. Akibatnya timbul
korosi logam-logam, kerusakan bangunan yang terbuat dari batu pualam dan memudarnya cat-cat pada
lukisan. SO2 apabila terisap oleh pernafasan, akan bereaksi dengan air dalam saluran pernafasan dan
membentuk asam sulfit yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Apabila SO3 yang
terisap, maka yang terbentuk adalah asam sulfat, dan asam ini lebih berbahaya.
a.Sumber: Fasilitas pembangkit listrik dan panas yang menggunakan minyak atau batu bara yang
mengandung sulfur; pabrik asam sulfat,
b.Membahayakan kesehatan untuk SO2: 0,03 ppm (80 µg/m3) lebih setahun, 0,14 ppm (365 µg/m3)
selbih 24 jam tidak lebih dari sekali setahun, 0,5 ppm (1300 µg/m3) lebih dari 3 jam.
Sumber pencemaran Sox, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya Sumber
SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum, industri asam sulfat,
industri peleburan baja dan sebagainya. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang
menghasilkan Sox. Hal ini disebabkan adanya elemen penting alami dalam bentuk garam sulfida
misalnya tembaga ( CUFeS2 dan CU2S ), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal (PbS). Kerbanyakan
senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara untuk mengubah sulfida menjadi oksida
yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam
dan biasanya lebih mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya dari
produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai produk samping dalam
industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.
Jenis Polutan
Deskripsi
Efek Kesehatan
Karbon Monoksida
Tidak berwarna
Tidak berbau
Gas beracun
Dihasilkan oleh proses pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar fosil
Kebanyakan dihasilkan oleh kendaran bermotor
Pembentukan formasi karbon hemoglobin
Mengurangi kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah
Mengganggu aktifitas penglihatan
Gangguan stres fisiologis
Nitrogen Dioxide (NOx)
Gas berwarna coklat
Sangat reaktif
Hasil reaksi dari NO dengan Oksigen
Kebanyakan dihasilkan oleh kendaran bermotor
Meningkatkan sensitifitas asthma bronkiale
Iritasi pada saluran pernapasan
Mempengaruhi kapasitas fungsi paru pada pajanan jangka panjang
Sulfur Dioxide (SO2)
Gas yang mudah larut dalam air
Terdapat dalam bahan bakar fosil dan kebanyakan logam.
Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan logam
Kebanyakan dihasilkan oleh bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik
Iritasi saluran pernapasan
Menimbulkan kambuh (ekserbasi) penyakit saluran pernapasan
Meningkatkan prevalensi dari gejala penyakit saluran pernapasan
Partikulat
Padatan yang ditemukan di udara berupa debu, jelaga, asap, atau tetesan cairan (droplet).
Padatan dapat tersuspensi di udara dalam waktu yang cukup lama.
Partikel yang berukuran besar dapat berupa jelaga atau asap.
Partikel yang penting bagi kesehatan masyarakat adalah PM10 & PM2,5
Partikulat juga dapat terbentuk di udara dari perubahan kimia dan fisik gas.
Terbentuk bila gas dari pembakaran bahan bakar bereaksi dengan sinar matahari atau uap air di udara
sehingga ukuran partikelnya bertambah besar
Infeksi saluran pernapasan atas
Ozon
Gas dengan 3 atom oksigen
Terdapat pada lapisan stratosfir
Tidak dilepaskan secara langsung ke udara.
Pada lapisan troposfer, ozon dihasilkan dari reaksi kimia antara NOx dan VOC (senyawa organik yang
mudah menguap)
Gangguan fungsi paru dan meningkatkan kerentanan pada infeksi saluran pernapasan
Iritasi dan inflamasi/ peradangan selaput lendir mata
d) NOx
Dua komponen di atas (HC dan CO) adalah produk yang dihasilkan karena mereka tidak terbakar dengan
sempurna, sehingga mereka tidak menjadi CO2 selama proses pembakaran bensin (reaksi oksidasi). Di
sisi lain, mekanisme pembentukan Nox adalah sangat jauh berbeda dari dua komponen ini. N dan O
dalam NOx berasal dari udara. N2 dan O2 masing-masing bersifat inert di udara , namun, mereka
bereaksi antara satu dengan lainnya dan menghasilkan NOx pada kondisi suhu tinggi ketika pembakaran
bensin. Karena itu, semakin tinggi suhunya, semakin banyak NOx dihasilkan.
• Adalah gas buang yang ditimbulkan oleh nitrogen yang teroksidasi karena tekanan dan panas kompresi
• Berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan karena gas ini adalah racun.
2.Oksida Belerang
Unsur belerang terdapat pada batubara dengan kadar bervariasi dari rendah (jauh di bawah 1%) sampai
lebih dari 4%. Unsur ini terdapat dalam batubara dalam 3 bentuk yakni belerang organik, pirit dan sulfat.
Dari ketiga bentuk belerang tersebut, belerang organik dan belerang pirit merupakan sumber utama emisi
oksida belerang. Dalam pembakaran batubara, semua belerang organik dan sebagian belerang pirit
menjadi SO2. Oksida belerang ini selanjutnya dapat teroksidasi menjadi SO3. Sedangkan belerang sulfat
disamping stabil dan sulit menjadi oksida belerang, kadar relatifnya sangat rendah dibanding belerang
bentuk lainnya.
Oksida-oksida belerang yang terbawa gas buang dapat bereaksi dengan lelehan abu yang menempel
dinding tungku maupun pipa boiler sehingga menyebabkan korosi. Sebagian SO2 yang diemisikan ke
udara dapat teroksidasi menjadi SO3 yang apabila bereaksi dengan uap air menjadi kabut asam
sehingga menimbulkan turunnya hujan asam.
Energi batubara merupakan jenis energi yang sarat dengan masalah lingkungan, terutama kandungan
sulfur sebagai polutan utama. Sulfur batubara juga dapat menyebabkan kenaikan suhu global serta
gangguan pernafasan. Oksida belerang merupakan hasil pembakaran batubara juga menyebabkan
perubahan aroma masakan atau minuman yang dimasak atau dibakar dengan batubara (briket),
sehingga menyebabkan menurunnya kualitas makanan atau minuman, serta berbahaya bagi kesehatan
(pernafasan). Cara yang tepat untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mewujudkan gagasan clean
coal combustion melalui desulfurisasi batubara.
3.Oksida Nitrogen
Nitrogen umumnya terikat dengan material organik dalam batubara dan kadarnya kurang dari 2%. Pada
pembakaran, nitrogen akan dirubah menjadi oksida nitrogen dan disebut NOx. Selain nitrogen dari
batubara, NOx juga dapat terbentuk dari nitrogen dalam udara pembakaran.
Zat nitrogen oksida ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi di atmosfer, zat ini
membentuk partikel-partikel nitrat amat halus yang menembus bagian terdalam paru-paru. Partikel-
partikel nitrat ini pula, jika bergabung dengan air baik air di paru-paru atau uap air di awan akan
membentuk asam. Akhirnya zat-zat oksida ini bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dan zat-
zat hidrokarbon lain di sinar matahari dan membentuk ozon rendah atau “smog” kabut berwarna coklat
kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.
4.Karbon Monoksida
Gas karbon monoksida (CO) terbentuk pada pembakaran tidak sempurna. gas ini dihasilkan dari proses
oksidasi bahan bakar yang tidak sempurna. Gas ini bersifat tidak berwarna, tidak berbau, tidak
menyebabkan iritasi. Reaksi yang tidak sempurna antara karbon dan oksigen adalah sebagai berikut:
C + ½ O2 → CO
Selain menghasilkan energi lebih rendah, gas CO merupakan polutan yang dapat mencemari lingkungan
terutama untuk para pekerja di lingkungan tertutup. Untuk pembakaran batubara dalam pembangkit listik
yang modern, pembentukan CO biasanya kecil sehingga tidak perl dikhawatirkan karena jumlah oksigen
(udara) yang dipasok biasanya sudah dihitung dan dipasok berlebih.
6.Karbon Dioksida
Dalam pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, tujuan utamanya adalah semaksimal mungkin
mengkonversikan unsur utama dalam batubara yakni C (karbon) menjadi CO2 sehingga dihasilkan energi
yang tinggi. Dikarenakan batubara mengandung kadar karbon paling tinggi dibanding bahan bakar fosil
lainnya seperti minyak dan gas, maka pembakaran batubara dianggap merupakan sumber emisi CO2
terbesar.