COOLING TOWER
Dosen Pembimbing : Ayu Permanasari ST,MT.
Tanggal Praktikum :
Tanggal Pengumpulan : Januari 2017
Ekstraksi adalah proses pemisahan komponen zat padat atau cair dengan
menggunakan bantuan pelarut. Ekstraksi terdapat dua macam, yaitu ekstraksi pasat-cair
dan ekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat cair adalah proses ekstraksi suatu konstituen yang
dapat larut (solute) pada suatu campuran solid dengan menggunakan pelarut. Proses ini
sering disebut leaching . Proses ini biasanya digunakan untuk mengolah suatu suatu
larutan pekat dari suatu solute (konstituen) dalam solid (leaching) atau untuk
membersihkan suatu solute inert dari kontaminannya dengan bahan (konstituen) yang
dapat larut (washing).
Operasi ini sering dijumpai di dalam industri metalurgi dan farmasi, misalnya pada
pemisahan biji emas, tembaga dari biji-bijian logam, produk-produk farmasi dari akar atau
daun tumbuhan tertentu.
1.2 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Menentukan fenomena perpindahan massa yang terjadi selama proses ekstraksi
berlangsung.
2. Menentukan efisiensi setiap siklus percobaan dari hasil ekstraksi.
3. Menentukan kalor yang terpakai dari steam yang digunakan selama pemanasan pelarut.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Leaching
Leaching merupakan suatu metode yang tepat untuk memisahkan padatan campuran
yang terkontak dengan pelarut cair. Proses ini dilakukan untuk mengambil / mendapatkan
bagian dari padatan tersebut (lebih berharga dari padatannya) dengan larutan yang hanya larut
pada bagian yang ingin diambil. Teknik operasi yang biasa digunakan untuk proses leaching
adalah spraying atau aliran liquid dan mencelup zat padat seluruhnya kedalam zat cair, atau
dapat pula digunakan beberapa tingkat tabung, solvent dialirkan dari tabung teratas kemudian
mengalir ke tabung dibawahnya. Hal ini dimaksudkan agar luas permukaan bidang kontak
semakin besar, sehingga akan meningkatkan effisiensi leaching. (Agung, 2016).
2.1.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi proses leachning
a. Ukuran partikel
Ukuran partikel mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Semakin kecil ukuran partikel
maka areal terbesar antara padatan terhadap cairan memungkinkan terjadi kontak secara
tepat. Semakin besar partikel, maka cairan yang akan mendifusi akan memerlukan waktu
yang relative lama.
b. Faktor Pengaduk
Semakin cepat laju putaran pengaduk partikel akan semakin terdistribusi dalam
permukaan kontak akan lebih luas terhadap pelarut. Semakin lama waktu pengadukan
berarti difusi dapat berlangsung terus dan lama pengadukan harus dibatasi pada harga
optimum agar dapat optimum agar konsumsi energi tak terlalu besar. Pengaruh faktor
pengadukan ini hanya ada bila laju pelarutan memungkinkan.
c. Temperatur
Pada banyak kasus, kelarutan material akan diekstraksi akan meningkat dengan
temperatur dan akan menambah kecepatan ekstraksi.
d. Pelarut
Pemilihan pelarut yang baik adalah pelarut yang sesuai dengan viskositas yang cukup
rendah agar sirkulasinya bebas. Umumnya pelarut murni akan digunakan meskipun dalam
operasi ekstraksi konsentrasi dari solute akan meningkat dan kecepatan reaksi akan
melambat, karena gradien konsentrasi akan hilang dan cairan akan semakin viskos.
2.2 Proses Leaching pada Alat Soxhletasi
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari
padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena
komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami
perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan
dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan
hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut
karena efektivitasnya.
Dalam pelaksanaan proses ekstraksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju
ekstraksi adalah:
Tipe persiapan sampel
Waktu ekstraksi
Kuantitas pelarut
Suhu pelarut
Tipe pelarut
Adapun syarat pelarut untuk ekstraksi:
Beda polaritas antara solvent dan solute kecil
Titik didih rendah (minyak akan rusak pada suhu tinggi)
Mudah menguap
Tidak berbahaya, tidak beracun, tidak mudah meledak/terbakar
Inert: Tidak bereaksi dengan solute
Murah (terutama untuk industri) (Ali, 2012)
2.3 Kopi
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkbunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Kopi yang dibudidayakan
dibudidayakan di Indonesia secara umum ada dua jenis, yaitu kopi robusta dan kopi
arabika.
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
Tinggi timbel hendaknya di bawah pipa samping tetapi di atas sifon. Hal ini
dimaksudkan agar tidak menghalangi uap pelarut yang masuk ke dalam pendingin,
dan mencegah keluarnya serbuk dari timbel.
Bahan yang telah diserbuk halus dimasukkan ke dalam timbel sedemikian rupa
sehingga tidak memungkinkan terjadinya saluran – saluran pada penmabahan pelarut.
Tinggi bahan hendaknya di bawah sifon agar bahan tersebut dapat selalu terendam
dengan pelarut.
Untuk mencegah terjadinya percikan - percikan bahan hendaknya ditutup dengan
kertas saring.
Jumlah pelarut yang ditambahkan adalah sedemikian rupa sehingga labu penampung
terisi cairan minimal sepertiganya.
Untuk membantu proses pendidihan pada labu penmapung ditambahkan beberapa
butir batu didih.
Setelah hal – hal diatas dilaksanakan dan terpenuhi, maka ekstraksi dapat dilaksanakan.
Ekstraksi dihentikan apabila:
Cairan yang tersirkulasi sudah tidak berwarna lagi (bagi suatu bahan yang disekstraksi
mula – mula memberikan cairan yang berwarna ).
Cairan yang tidak memberikan rasa yang sesuai denga rasa substransi yang
diekstraksi.
Memberikan reaksi yang negatif bila dilakukan reaksi identifikasi.
Keuntungan dari metode ini antara lain:
Menggunakan penyari yang sedikit sebab penyari itu jugs yang akan digunakan
kembali untuk mengulang percobaan.
Uap panas tidak melalui simplisia, tetapi melalui pipa samping.
Kerugian dari metode ini:
Tidak dapat menggunakan bahan yang mempunyai tekstur yang keras.
Pengerjaannya rumit dan agak lama, karena harus diuapkan di rotavapor untuk
mmeperoleh ekstrak kental.
Dalam pelaksanaan proses ekstraksi, faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi
adalah:
Tipe persiapan sampel
Waktu ekstraksi
Tipe dan kuantitas pelarut
Suhu pelarut (Gugule ,2005)
Tabel 4.2 Kebutuhan Steam dan Kalor yang terpakai pada masing-masing siklus
T kondensat Kalor yang
Massa Steam Waktu Laju alir Steam
Siklus (oC) terpakai / Q
(kg) (menit) (kg/menit)
(kJ/menit)
1 99.0 0.34 22.00 0.0154 1536.42
2 83.9 0.52 18.50 0.0281 2390.75
3 86.8 0.42 17.20 0.0244 1924.84
4 92.1 0.40 17.00 0.0235 1822.25
Tabel 4.3 Data Pengamatan Pada Massa Ekstrak dan Solut
Kaca Arloji Kaca Arloji Massa Massa Solut
Kaca Arloji +
Kosong Setelah Ekstrak dalam Ekstrak
Siklus Minyak
(gram) Pemanasan (gram) (gram)
(gram)
(gram)
1 57.0912 57.1705 57.1016 3.2863 0.0104
2 43.0572 43.4473 43.0669 3.4176 0.0097
3 87.1737 89.9665 87.1719 2.7928 -0.0018
4 57.0946 60.2165 57.0983 3.1185 0.0037
4.3 Pembahasan
4.3.1 Tantri Prasetyani (151411061)
4.3.2 Wulandari (151411063)
4.3.3 Yaumi Istiqlaliyah (151411064)
BAB V
SIMPULAN
Rahadian, Dimas.t.t..Sifat-sifat Kopi. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Jurusan Ilmu dan
Teknologi Pangan
Tim Dosen. 2012. Jobsheet Praktikum Pilot Plant Ekstrasi Padat-Cair. Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Bandung.
LAMPIRAN
a. Siklus 1
massa Steam (kg)
Laju Alir Steam =
Waktu (menit)
0.34 kg
=
22,00 menit
= 0.0154 kg/menit
b. Siklus 2
massa Steam (kg)
Laju Alir Steam =
Waktu (menit)
0.52 kg
=
18.50 menit
= 0.0281 kg/menit
c. Siklus 3
massa Steam (kg)
Laju Alir Steam =
Waktu (menit)
0.42 kg
=
17.20menit
= 0.0244 kg/menit
d. Siklus 4
massa Steam (kg)
Laju Alir Steam =
Waktu (menit)
0.40 kg
=
17 menit
= 0.0235 kg/menit
Siklus 1
T = 99º C
Hf = 414.93 KJ/Kg
Hg = 2674.37 KJ/Kg
Hfg = 2259.44 KJ/Kg
Q = L.Alir Massa Kukus . Hg – L.Alir Massa Kukus . Hf + L.Alir Massa Kukus .
Hfg
= (0.34Kg/menit . 2674.37 KJ/Kg) – (0.34 Kg/menit . 414.93 KJ/Kg) + (0.34
Kg/menit . 2259.44 KJ/Kg)
= 1536.42 KJ/menit
Siklus 2
T = 83.9º C
Hf = 351.41 KJ/Kg
Hg = 2650.21 KJ/Kg
Hfg = 2298.8 KJ/Kg
Q = L.Alir Massa Kukus . Hg – L.Alir Massa Kukus . Hf + L.Alir Massa Kukus .
Hfg
= (0.52 Kg/menit . 2650.21 KJ/Kg) – (0.52 Kg/menit . 351.41 KJ/Kg) + (0.52
Kg/menit . 2298.8 KJ/Kg)
= 2390.75 KJ/menit
Siklus 3
T = 86.8º C
Hf = 363.38 KJ/Kg
Hg = 2654.86 KJ/Kg
Hfg = 2291.48 KJ/Kg
Siklus 4
T = 92.1º C
Hf = 385.77 KJ/Kg
Hg = 2663.58 KJ/Kg
Hfg = 2277.81 KJ/Kg
Q = L.Alir Massa Kukus . Hg – L.Alir Massa Kukus . Hf + L.Alir Massa Kukus .
Hfg
= (0.40 Kg/menit . 2663.58 KJ/Kg) – (0.40 Kg/menit . 385.77 KJ/Kg) + (0.40
Kg/menit . 2277.81 KJ/Kg)
= 1822.25 KJ/menit
3. Menghitung % Ekstrak
Siklus 1
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 0.0104
% Ekstrak = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 × 100 % = × 100 % = 0.3165%
3.2863
Siklus 2
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 0.0097
% Ekstrak = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 × 100 % = × 100 % = 0.28%
3.4176
Siklus 3
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡
% Ekstrak = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 × 100 % = −%
Siklus 4
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 0.0037
% Ekstrak = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 × 100 % = × 100 % = 0.1186%
3.1185
Siklus 1
0.0104 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = = 0.00208𝑔𝑟/𝑚𝑙
5 𝑚𝑙
Siklus 2
0.0097 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = = 0.00194 𝑔𝑟/𝑚𝑙
5 𝑚𝑙
Siklus 3
Siklus 4
0.0037 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = = 0.00074𝑔𝑟/𝑚𝑙
5 𝑚𝑙
5. Menghitung Efisiensi
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑚𝑖𝑟𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠
𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100 %
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Siklus 1
0.00208
𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100% = 43.69 %
0.00476
Siklus 2
0.00194
𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100% = 40.76% %
0.00476
Siklus 3
𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = -
Siklus 4
0.00074
𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100% = 15.55%
0.00476