Anda di halaman 1dari 3

Pada praktikum ini dilakukan untuk mengetahui nilai kebutuhan oksigen biologi

(BOD) pada larutan sampel. Nilai BOD ini menunjukkan banyaknya oksigen yang
diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik pada kondisi aerobik.
Kondisi aerobik atau dengan adanya penambahan oksigen dilakukan untuk memberikan
sumber kehidupan bagi mikroorganisme yang membutuhkan proses oksidasi sehingga
menjadi sumber energi saat memecah bahan organik sebagai sumber makanan. Kadar
BOD pada sampel tersebut perlu untuk diketahui karena nilai BOD digunakan sebagai
parameter untuk mengetahui tingkat pencemaran air sebelum dibuang ke lingkungan.
Pengukuran nilai BOD yang dilakukan ini menggunakan metoda Winkler. Metoda ini
merupakan metoda titrasi yang menggunakan prinsip iodometri.
Dengan menggunakan metoda ini, sampel tersebut diencerkan. Tujuan dari
pengenceran ini adalah menjaga kondisi oksigen tetap terpenuhi dalam sampel, karena jika
konsentrasi terlalu tinggi dapat terjadinya ketidakstabilan kelarutan oksigen dalam sampel,
sebab oksigen memiliki keterbatasan kelarutan dalam air. Kelarutan oksigen dalam air
terbatas dan hanya berkisar +9 ppm pada suhu 20oC.
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran terhadap BOD setelah tujuh hari setelah
inkubasi pada suhu 20oC selama tujuh hari, dengan anggapan bahwa waktu selama itu
presentasi reaksi cukup besar dari total BOD (70-80% dari nilai BOD total). Pengambilan
waktu selama tujuh hari ini juga memungkinkan mengurangi kemungkinan hasil oksidasi
ammonia yang cukup tinggi, yang dapat teroksidasi menjadi nitrit dan nitrat, sehingga
dapat mempengaruhi nilai BOD.
Setelah dimasukkan ke dalam botol BOD, kemudian dilakukan penetapan nilai DO0
dan DO7. DOo diperoleh dari hasil titrasi pada saat pembuatan sampel selesai, dengan
menitrasinya dengan larutan Thiosulfat 1/80 N. Sedangkan penentuan nilai DO7 dilakukan
setelah sampel diinkubasi selama tujuh hari. Dari hasil titrasi tersebut, diperolehniali DO
denganhasil yang menunjukan perbedaan akibat waktu dan konsentrasinya.
Dari data pengamatan diperoleh bahwa nilai oksigen terlarut setelah tujuh hari lebih
kecil dibandingkan dengan nilai oksigen terlarut pada awal pembuatan sampel. Hasil ini
menunjukkan terdapat penurunan nilai oksigen yang menunjukkan penggunaan oksigen
oleh mikroorganisme (aerobik) untuk menguraikan bahan-bahan organik dari sampel
pabrik tekstil tersebut. Hasil diperoleh bahwa nilai BOD rata-rata dari kedua sampel yang
diuji adalah 1,167 mg/l. Hasil ini menunjukkan bahwa kandungan bahan organik pada
sampel cukup rendah dengan diketahui kebutuhan oksigen untuk menguraikan bahan
organik tersebut ada di bawah nilai baku mutu BOD maksimal yaitu sekitar 150 mg/l.

Anda mungkin juga menyukai