Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH OBESITAS PADA PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

DAN PENANGANANNYA
DARI PIHAK SEKOLAH DAN KELUARGA

Labib Sajawandi

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Abstract
Obesity is defined abnormality or as a disease characterized by accumulation of excessive body
fat. Obesity is a very common problem at the present time on children, but it did not get a lot
of attention because look like just physical problem and not cognitive problems, whereas the
impact can threatens future of children. Several factors that led children are obese: genetic
factors,diet, lack of physical activity, psychological factors, family factors, social economic
factors, psychosocial factors, and health factors. The impact of obesity is not only physical
problems (such as sickly and easy tired) but also psychic that can affect on child development.
In order to solve the problem of obesity, we can formulate the problem solving patterns of the
two parties, the school and family. Both of sides Should Work together to support each other
to solve the problem of obesity that threatening the Future of Their Kids. Schools and the
Family especially parent Must socialize and Implementing Healthy Eating And Active Life style
for Reduce and prevent obesity so it can save the Future of Children.
Keywords: Obesity, Physical and psychological impact, Healthy Eating, Active Life style

Abstrak
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan
jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Obesitas adalah permasalahan umum yang dialami
anak-anak pada masa sekarang ini, tetapi tidak mendapat banyak perhatian karena dianggap
hanya masalah fisik bukan masalah kognitif, padahal dampaknya dapat mengancam masa
depan anak. Beberapa factor yang menyebabkan anak mengalami obesitas,diantaranya
adalah: Factor genetic, Pola makan, Kurangnya aktifitas fisik, Factor psikologis, Factor
keluarga, Factor social ekonomi, Factor psikososial, dan Factor kesehatan. Dampak Obesitas
bukan hanya masalah fisik (seperti sakit-sakitan dan mudah lelah) tetapi juga psikis yang
dapat mempengaruhi perkembangannya.Dalam memecahkan masalah obesitas ini, kita dapat
merumuskan pola pemecahan masalahnya dari dua pihak, yaitu pihak sekolah dan keluarga.
Kedua pihak ini harus bekerja sama saling mendukung untuk memecahkan masalah obesitas
yang mengancam masa depan anak-anak mereka. Sekolah dan pihak keluarga terutama orang
tua harus bisa mensosialisasikan dan mengimplementasikan pola makan sehat dan gaya hidup
aktif untuk mengurangi dan mencegah obesitas sehingga dapat menyelamatkan masa depan
anak-anak.
Kata kunci: Obesitas, dampak fisik dan psikis, pola makan sehat, gaya hidup aktif

A. Pendahuluan
Obesitas pada anak telah menjadi diatasi, maka akan berdampak pada
masalah yang serius di dunia dan negara terjadinya masalah pada perkembangan
Indonesia akhir-akhir ini. Lebih dari yang lain, begitupun pada obesitas yang
sembilan juta anak di dunia berusia 6 tahun merupakan masalah fisik, jika masalah
ke atas mengalami obesitas, hingga kini perkembangan fisik ini tidak segera
angkanya terus melonjak dua kali lipat pada diselesaikan bisa berdampak pada
anak usia 2-5 tahun dan usia 12-19 tahun, penurunan/perlambatan perkembangan
bahkan meningkat tiga kali lipat pada anak sosial emosional, bahasa maupun
usia 6-12 tahun. Berdasarkan data Riset kognitifnya.
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, RobertSiegel, MD, direktur Center
prevalensi nasional obesitas umum pada for Better Health and Nutrition, sebuah
penduduk berusia ≥15 tahun adalah 10,3%. klinik obesitas anak Rumah Sakit Anak di
Angka ini hampir sama dengan estimasi Cincinnati mengatakan;
WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 "Obesitas mempengaruhi hampir semua
tahun. Obesitas yang terjadi pada anak- sistem organ dalam tubuh, termasuk otak,
anak saat ini telah menjadi momok bagi dan mungkin memiliki efek pada
masyarakat. Diperkirakan pada tahun 2020, perkembangan pikiran. Sampai saat ini,
anak yang menderita obesitas pada usia 7 sebagian besar sekolah lebih memilih untuk
tahun sampai 15 tahun mencapai 65 persen. meningkatkan kinerja akademik di kelas,
(Adinda Rizki. 2009) tanpa melihat gambaran besar. Pendidikan
Masalah obesitas pada anak adalah dan aktivitas fisik memainkan peran yang
masalah yang kompleks. Banyak faktor sangat penting dan akhirnya akan
yang berhubungan dengan kejadian mengarah pada prestasi yang lebih baik
obesitas pada anak.(Jahari. 2004) dalam akademis."
Perubahan gaya hidup, gizi, pola makan,
maupun pola asuh orang tua menjadi Walaupun secara kognitif masih
beberapa hal penyebab kasus obesitas perlu diteliti, hubungan antara obesitas dan
semakin banyak. Memang obesitas lebih perkembangan kognitif maupun prestasi
mengarah kepada masalah fisik pada anak belajar anak, tetapi perilaku bermasalah
sekolah, (kelihatannya) bukan pada anak-anak obesitas dan perlakuan yang
masalah belajar anak, sehingga guru atau tidak wajar dari teman sebayanya sudah
pihak sekolah terkadang kurang bisa teramati.Rendah diri, Kecemasan,
memberikan perhatian serius dibandingkan sering mengantuk, keterampilan sosial
dengan masalah-masalah kesulitan belajar yang kurang berkembang, rentan
lain. Jika hal ini dibiarkan masalah obesitas menjadi sasaran bullying, dan bisa
ini seperti musuh dalam selimut, tidak berakibat depresi merupakan beberapa
terlihat dan tidak disadari tetapi suatu saat keadaan yang menjadi masalah pada
akan menjadi musuh yang akan merusak anak obesitas untuk belajar dan
masa depan anak. Maka tulisan ini berkembang.
dimaksudkan untuk membahas bagaimana Permasalahan yang dihadapi anak
pengaruh obesitas pada perilaku dan obesitas jika tidak segera diatasi akan
perkembangan serta memberikan alternatif menjadi masalah yang semakin berat
solusinya. dari hari ke hari dan mengancam masa
Sebagaimana sudah diketahui bahwa depannya. (IOTF. 2009). Upaya yang
anak usia sekolah dasar memiliki serius dari guru dikelas dalam
karakteristik yang unik. Perkembangan memberikan motivasi dan perhatian,
fisik atau jasmani, bahasa, intelektual dan mengelola kelas, membuat suasana kelas
emosional berkembang secara holistik dan yang nyaman, aman dari bullying, juga
saling berkaitan, jika salah satu dari pihak sekolah dalam membuat
perkembangan bermasalah dan tidak segera kebijakan pemberian kesempatan dalam
aktifitas fisik dan pengembangan mengatur gaya hidup dan pola makan
sarananya, kerja sama pihak sekolah anak, bisa menjadi
dengan orang tua dalam menjaga dan

B. Pembahasan
1. Pengertian obesitas Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat
Obesitas didefinisikan sebagai suatu mengkonsumsi kalori lebih banyak dari
kelainan atau penyakit yang ditandai yang diperlukan tubuh. Meskipun
dengan penimbunan jaringan lemak tubuh penyebab utamanya belum diketahui,
secara berlebihan. (Kadek Hartini, 2014) namun obesitas pada remajaterlihat
Obesitas adalah permasalahan umum yang cenderung kompleks, multifactorial, dan
dialami anak-anak pada masa sekarang ini. berperan sebagai pencetus terjadinya
Obesitas juga mudah penyebarannya penyakit kronis dan degenerative. (Atikah
(triano, flegal, kuczmarski, Campbell & P. 2010). Beberapa factor yang
Johnson, 1995). Salah satu penyebabnya menyebabkan anak mengalami
adalah perilaku yang menetap itu biasanya obesitas,diantaranya adalah:
berupa menonton televise dan bermain a. Factor genetic
game hingga berjam-jam. Pola hidup Factor ini merupakan factor turunan
keseharian yang kurang aktif tersebut dari orang tua. Factor inilah yang sulit
membuat banyak lemak tertimbun untuk dihindari.apabila ibu dan bapak
dijaringan lemak tubuh. Walaupun mempunyai kelebihan berat badan
penumpukan lemak tubuh ini tidak baik, maka kemungkinan besar ini akan
tetapi sebetulnya lemak tetap diperlukan menurun pada anaknya.(Syarif. 2011).
dalam jumlah tertentu. Biasanya anak yang berasal dari
Setiap orang memerlukan sejumlah keluarga yang juga mengalami
lemak tubuh yang berfungsi sebagai overweight, dia akan lebih beresiko
energy, penyekat panas, penyerap memiliki berat badan berlebih,
goncangan, dan fungsi lainnya. Pada masa terutama berkaitan dengan selalu
anak-anak lemak tubuh meningkat minimal tersedianya makanan tinggi kalori dan
16% pada perempuan dan 13% pada laki- aktivitas fisik tidak terlalu
laki. lemak tubuh pada pubertas terjadi diperhatikan. Keluarga bukan hanya
lebih dahulu pada perempuan dibandingkan masalah berbagi gen tetapi juga gaya
laki-laki 19% pada perempuan dan 14% hidup.penelitian menunjukkan bahwa
pada laki-laki sedangkan saat memasuki rata-rata factor genetic memberikan
usia remaja awal laki-laki memiliki massa kontribusi sebesar 33% terhadap berat
otot yang lebih tinggi dibandingkan badan seseorang.
perempuan (Rahmawati, 2009). Rata-rata b. Pola makan
wanita memiliki lemak tubuh yang lebih Pola makan memberikan kontribusi
banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang cukup besar dalam meningkatkan
normal antara lemak tubuh dengan berat resiko kegemukan pada anak seperti:
badan adalah sekitar 25–30% pada wanita apa yang biasa dimakan dan berapa
dan 18-23% pada pria, dengan lemak tubuh kali dia makan. Makanan cepat saji,
lebih dari 25% dianggap mengalami makanan ringan dalam kemasan, dan
obesitas. Jadi obesitas adalah keadaan minuman ringan merupakan beberapa
dimana seseorang memiliki berat badan makanan yang digemari anak yang
yang lebih berat dibandingkan berat badan dapat meningkatkan resiko
idealnya yang disebabkan terjadinya kegemukan.
penumpukan lemak ditubuhnya Maraknya restoran cepat saji merupakan
(Suandi.2004). salah satu factor penyebabnya. Anak-anak
2. Faktor-faktor penyebab obesitas sebagian besar menyukai makanan cepat
saji padahal makanan seperti itu umumnya seperi biscuit, chips, dan makanan tinggi
mempunyai kadar lemak dan gula kalori lain, hal ini juga berkontribusi pada
tinggiyang dapat menyebabkan obesitas. peningkatan berat badan anak.
Orang tua yang sibuk sering menggunakan Jika orang tua dapat mengontrol akses anak
makanan cepat saji yang mudah ke makanan yang tinggi kalori, mereka
dihidangkan untuk dihidangkan kepada dapat membantu anaknya untuk
anak mereka, walaupun kandungan gizinya menurunkan berat badan.
buruk untuk anak mereka. Makanan cepat f. Factor social ekonomi
saji walaupun rasanya enak namun tidak Anak yang berasal dari latar belakang
mempunyai cukup gizi untuk menunjang keluarga berpendapatan rendah mempunyai
pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu resiko lebih besar untuk mengalami
sebabnya makanan cepat saji sering disebut obesitas. Karena mereka tidak pernah
junk food atau makanan sampah. Selain itu, memperhatikan apakah makanan mereka
kesukaan anak pada makanan ringan dalam sehat atau tidak, yang terpenting bagi
kemasan atau makanan manis menjadi hal keluarga tidak mamapu adalah mereka bisa
yang patut diperhatikan. makan. Memprioritaskan makanan yang
Sama seperti makanan cepat saji, minuman sehat dan olahraga membutuhkan uang dan
ringan (soft drink) terbukti memiliki gula waktu.itulah yang membuat anak-anak
yang tinggi sehingga berat badan akan mereka tumbuh menjadi anak yang
cepat bertambah bila mengkonsumsi berkelebihan berat badan. Tetapi di sisi lain
makanan ini. Rasa yang nikmat dan kadang tidak demikian.
menyegarkan menjadikan anak-anak sangat Beberapa anak dari golongan keluarga
menggemari minuman ini. dengan social ekonomi baik juga
c. Kurangnya aktifitas fisik mengalami kegemukan, hal ini karena pola
Masa kanak-kanak identic dengan masa makan dan gaya hidup keluarga itu yang
bermain. Dulu permainan anak umumnya kurang baik, memberikan akses makanan
adalah permainan fisik yang mengharuskan yang disukai anak tanpa pembatasan dan
anak berlari, melompat, atau gerakan banyak tersedia permaianan game maupun
lainnya. Tetapi, hal itu telah tergantikan internet yang membuat aktivitas fisik
dengan game elektronik, computer, kurang.
internet, atau televise yang cukup dilakukan g. Factor psikososial
dengan hanya duduk di depannya tanpa Apa yang ada dalam pikiran seseorang
harus bergerak. Hal inilah yang dapat mempengaruhi kebiasaan makannya.
menyebabkan anak kurang melakukan Banyak orang yang memberikan reaksinya
gerak badan sehingga menyebabkan dengan makan. Salah satu bentuk gangguan
kelebihan berat badan. emosi adalah persepsi diri yang negative.
d. Factor psikologis Gangguan emosi ini merupakan masalah
Apa yang ada dalam pikiran seseorang serius padawanita muda penderita obesitas,
dapat mempengaruhi kebiasaan makannya. dan dapat menimbulkan kesadaran berlebih
Banyak orang yang memberikan reaksi tentang kegemukannya serta rasa tidak
terhadap emosinya dengan makan. Ketika nyaman dalam pergaulan social.
dalam keadaan tertekan, ia menjadi banyak h. Factor kesehatan
makan, atau sebaliknya. Ketika dalam Ada beberapa penyakit yang dapat
keadaan senang, ia lampiaskan dengan mengakibatkan terjadinya obesitas,
makan-makan. antara lain:
e. Factor keluarga 1) Hipotiroidisme
Factor keluarga ini berkaitan dengan pola 2) Syndrome chusing
makan dan pola hidup yang 3) Sindroma prader-willi, dan
diajarkan/terjadi pada keluarga. Jika orang
tua selalu memberikan makanan ringan,
4) Beberapa kelainan saraf yang merasa ingin makan, bukan pada saat ia
dapat menyebabkan seseorang lapar. Pola makan berlebih akan
menjadi banyak makan. menyebabkan mereka sulit untuk keluar
5) Obat-obatan juga dapat dari kondisi kegemukan atau obesitas, hal
meyebabkan terjadinya obesitas, ini disebabkan mereka tidak memiliki
yaitu obat-obatan tertentu seperti control diri dan motivasi yang kuat untuk
steroid dan beberapa anti- mengurangi berat badan mereka.Selain
depresant. masalah fisik masalah psikis juga terjadi.
3. Dampak Negatif Obesitas Karena masalah fisik di atas, anak-
Obesitas dapat menyebabkan anak obesitas sering menjadi saran bully
berbagai masalah fisik maupun psikis, teman-temannya atau lingkungan sekitar,
masalah fisik seperti ortopedik sering hal ini menjadikan citra diri negative
disebabkan karena obesitas, termasuk nyeri cenderung akan muncul, rasa rendah diri,
punggung bagian bawah, dan merasa berbeda, tidak bisa bersaing karena
memperburuk osteoarthritis (terutama di keterbatasan fisik, dan masalah psikologis
daerah pinggul, lutut, dan pergelangan lain. Anak-anak obesitas juga cenderung
kaki). Seseorang yang menderita obesitas tidak lincah, mudah capek, dan mengantuk.
memiliki permukaan tubuh yang relative Hal ini akan sangat berdampak negative
lebih sempit dibandingkan dengan berat pada diri mereka.
badannya, sehingga panas tubuh tidak 4. Karakteristik Anak Obesitas
dibuang secara efisien dan mengeluarkan Karakteristik anak obesitas dapat
keringat yang lebih banyak. Sering juga dilihat dari segi pertumbuhan fisik.
ditemukan oedema (pembengkakan akibat Pertumbuhan fisik itu bisa dilihat langsung
penimbunan sejumlah cairan) di daerah dari berat badan.berat badan antara usia 0
tungkai dan pergelangan kaki. dan 6 bulan biasanya bertambah 682 gram
Obesitas bukan hanya tidak enak per bulan. Berat badan bayi meningkat dau
dipandang mata, namun merupakan dilema kali lipat setelah usia 5 bulan, yaitu antara
kesehatan yang mengerikan. Obesitas 6-12 bulan. Berat bayi usia ini meningkat
secara langsung membahayakan kesehatan 341 gram perbulan. Berat badan bayi
seseorang. Obesitas meningkatkan resiko meningkat tiga kali lipat, ketikabayi
terjadinya sejumlah penyakit menahun beranjak usia 12 bulan. Berat badan bayi
antara lain sebagai berikut:Diabetes tipe 2 akan meningkat empat kali lipat dari berat
(timbul pada masa remaja), Tekanan darah lahir pada usia 2 tahun. Dan pada masa pra
tinggi, Stroke, Serangan jantung, Gagal sekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg
jantung, Kanker (jenis kanker tertentu, pertahun (Ade Benih Nirwana. 2012)
misalnya kanker prostat dan kanker usus Apabila anak mendapat gizi yang
besar), Batu kandung empedu dan batu baik, maka kenaikan berat badan anak pada
kandung kemih, Gour dan arthritis, tahun pertama kehidupannya dapat kita
Osteoastritis, Tidur apnea (kegagalan lihat sebagai berikut:
bernafas secara normal ketika tidur, a. 700-1000 gram/bulan pada
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen triwulan I
dalam darah), Sindroma pickwiskian b. 500-600 gram/bulan pada
(obesitas disertai wajah kemerahan, triwulan II
underventilasi, dan ngantuk) c. 350-450 gram/bulan pada
Penderita obesitas cenderung lebih triwulan III
responsive bila dibandingkan dengan orang d. 250-350 gram/bulan pada
yang berat badannya normal,terhadap triwulan IV
isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau Dapat pula digunakan rumus yang
makanan, atau waktunya untuk makan. dikutip dari Berhman (1992) untuk
Penderita obesitas cenderung makan bila ia
memperkirakan berat badan anak seperti c. DEXA (Dual Energy X-ray
berikut: Absoptiometry) yang menyerupai
Lahir : scanning tulang. Sinar X digunakan
3,25 kg untuk menentukan jumlah dan lokasi
3-12 bulan : dari lemak tubuh
umur (bulan) + 9 d. Jangka kulit, dimana ketebalan lipatan
kulit di beberapa bagian tubuh diukur
2 dengan menggunakan jangka, yaitu
1-6 tahun : suatu alat yang terbuat dari logam yang
umur (tahun) x 2 + 8 menyerupai forceps.
6-12 tahun : e. Bioelectric impedance analysis, yaitu
umur (tahun) x 7-5 analisa tahanan bioelektrik, dimana
penderita berdiri diatas skala khusus
2 dan sejumlaharus listrik yang tidak
Dapat juga dengan cara: berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh
a. Berat badan ideal (BBI) bayi (umur untuk kemudian dianalisa.
0-12 bulan)
BBI =umur (bulan) + 4 5. Pengaruh Obesitas Pada
2 Perkembangan Anak
b. BBI anak (umur 1-10 tahun)
BBI = (umur(tahun) x 2) + 8 Obesitas merupakan keadaan
c. Remaja dan dewasa BBI = (TB- patologis akibat konsumsi makanan yang
100) – (TB-100) x 10% atau melebihi kebutuhan sehingga terjadi
BBI = (TB- penimbunan lemak yang
100) x 90% berlebihan.1Kejadian obesitas derajat
Untuk menghitung berat badan obesitas, dampak negatif yang dialami oleh
normal anak dengan cara: anak obesitas juga semakin banyak dan
BB normal = - 10% BBI sampai akan berpengaruh pada perkembangannya
dengan 10% BBI (Taras H., Datema WP: 2005). Obesitas
Jadi, BB normal sebenarnya juga menimbulkan stigma di masyarakat,
merupakan range, tidak dapat dikatakan bahwa anak obesitas adalah anak
dipatok pada angka tertentu. yang malas, jelek, dan bodoh (Wardle J:
Walaupun kita dapat melihat berat 2005), walaupun sampai saat ini belum
badan ideal dan kelebihan berat dapat dibuktikan adanya hubungan yang
badan dengan cara di atas, tetapi jelas antara prestasi belajar anak di sekolah
sebetulnya untuk mendiagnosa dengan obesitas(Taras H., Datema WP:
obesitas harus menggunakan 2005 dan Wardle J: 2005), Efek tidak
beberapa alat khusus, yaitu: langsung obesitas terhadap menurunnya
a. Underwater weight, yaitu pengukuran fungsi kognitif diduga akibat dari dampak
berat badan yang dilakukan didalam air penyakit yang diderita oleh anak obesitas
dan kemudian lemak tubuh dihitung (diabetes, obstructive sleep apnea
berdasarkan jumlah air yang tersisa. syndrome(OSAS), masalah respirasi),
b. BOD BOP, yaitu sebuah ruangan yang masalah psikososial (rendah diri,
berbentuk teluryang telah mengisolasi diri, dan depresi)(CDC: 2009
dikomputerisasi. Pada saat seseorang dan Wendt M, Kinsey J: 2009) dan
telah memasuki BOD BOP, maka kematangan sosial (Datar A., Strurm R.,
jumlah udara yang tersisa akan Magnobosco J.: 2004).
digunakan untuk mengukur lemak Penelitian Lilis Heryati dan Budi
tubuh. Setiawan (2014) berkesimpulan bahwa
kegemukan dapat menjadi penyebab
munculnya anemia pada anak. Anemia prestasi anak obesitas pada pelajaran
pada anak sekolah dapat berdampak negatif matematika dan membaca cenderung lebih
pada prestasi belajar. Anemia dapat rendah dibandingkan anak yang tidak
menurunkan konsentrasi belajar karena obesitas. Namun, hal ini diikuti dengan
kurangnya oksigen akibat rendahnya kadar faktor lain seperti faktor sosial ekonomi
hemoglobin, menurunkan oksigenasi pada orang tua dan lingkungan sekitar.
susunan syaraf pusat (Muchtar 2000). Menurunnya prestasi akademik
Anemia defisiensi besi juga dapat dikarenakan adanya pendapat dari
menimbulkan gejala mudah lelah, lesu, dan masayarakat bahwa anak yang obesitas
pusing, menyebabkan gangguan memiliki prestasi yang kurang baik, dan
pertumbuhan, menurunkan daya tahan bukan karena anak tersebut tidak mampu.
tubuh, mengganggu fungsi kognitif dan Penelitian lain juga menemukan
memperlambat perkembangan psikomotor bahwa anak yang obesitas memiliki nilai
(Lubis et al. 2008). Asupan energi dan zat yang lebih rendah pada mata pelajaran
gizi serta status anemia merupakan hal Matematika dan Bahasa (Pyle dkk, 1999).
penting yang harus diperhatikan pada anak Remaja penderita obesitas lebih cepat
sekolah dasar (SD) karena dapat mengantuk, sehingga dapat memengaruhi
memengaruhi performa dan prestasi kemampuan mengingat (National Sleep
akademik. Foundation, 2004, dalam Pyle dkk, 2006).
Obesitas, selain dapat berpengaruh Lebih lanjut, tingkat kecerdasan anak
buruk pada kesehatan fisik penderitanya, obesitas cenderung menurun karena
seperti berisiko mengidap diabetes, umumnya aktivitas dan kreativitas anak
penyakit jantung, dan lain-lain.bagi anak akan menurun, hal ini disebabkan karena
dan remaja yang obesitas sering kali kondisi badan anak yang tidak dapat
mendapat stereotipe yang negatif dari orang bergerak leluasa sehingga menjadi malas
lain yang berdampak pada kesehatan yang (Badan Koordinasi Keluarga Berencana
bukan fisik penderitanya, seperti Nasional, 2006). Remaja yang obesitas
menurunnya harga diri, depresi, cemas memiliki peringkat yang lebih rendah
(Pesa, Syre, dan Jones, 2000), adanya dibandingkan remaja yang berberat badan
gangguan citra diri, memiliki masalah normal (Pyle dkk, 2006). Ali dan Asrori
emosional dan tingkah laku lebih sering (2004) menemukan bahwa guru olahraga
merasa sedih dan kesepian, dan memiliki persepsi bahwa remaja obesitas
ketidakpuasan pada tubuh (Pyle dkk, 2006). memiliki kemampuan sosial, fisik dan
Remaja yang obesitas juga diasosiasikan pemikiran yang kurang baik bila
dengan malas, jorok, tidak mampu dibandingkan remaja lain yang memiliki
melakukan kegiatan fisik (menari, berat badan normal.
olahraga), tidak berperasaan, dan sulit Upaya Pemecahan Masalah
memiliki pacar (Pesa, Syre, dan Jones, Obesitas Dari Sekolah Dan
2000). Keluarga
Sejalan dengan penelitian lain, Dalam memecahkan masalah
ditemukan juga anggapan bahwa remaja obesitas ini, kita dapat merumuskan pola
yang obesitas tidak menarik, akan memiliki pemecahan maslahnya dari dua pihak, yaitu
pasangan yang jauh lebih berat (gemuk) pihak sekolah dan keluarga. sebagaimana
dan tidak menarik juga, serta memiliki disarikan dari Centers for Disease Control
harga diri yang lebih rendah (Papalia, Olds, and Prevention (2012).
dan Feldman, 2003). Pada masa kanak- 1. Upaya dari pihak sekolah
kanak akhir sampai remaja, prestasi a. Pihak sekolah harus mensosialisasikan
akademik merupakan salah satu penentu gaya hidup sehat dan aktif dengan
akan kemampuan individu. Datar, Sturm, membuat kebijakan-kebijakan yang
dan Magnabosco (2004) menyatakan mendukung
Sekolah merupakan tempat dimana c. Sediakan program meal plan dan
anak belajar hal baru, bagi anak-anak pastikan meal plan yang diberikan
terutama anak usia dini dan sekolah dasar, sesuai dengan minat pola makan anak
sekolah merupakan tempat belajar pertama
mereka (secara formal), tempat mereka Dalam hal meal plan, sekolah
menemukan nilai-nilai baru, tempat mereka merupakan tempat yang tidak biasa
mencari role model yang akan mereka melakukan, karena biasanya yang mengatur
implementasikan dan anut dalam pola makan adalah keluarga, tetapi untuk
kehidupan mereka sehari-hari, tidak jarang mempromosikan, mensosialisikan, dan
anak tidak percaya orang tuanya tetapi lebih membiasakan pola makan sehat dan gaya
percaya gurunya, sehingga sekolah harus hidup aktif, sekolah bisa menjadi tempat
menjadi tempat belajar mereka dalam yang tepat untuk itu, karena pada
memulai hidup sehat dan aktif dengan cara prinsipnya sekolah merupakan tempat
membuat kebijakan yang terkoordinasi pengembangan potensi siswa yang holistic,
dengan baik untuk mengembangkan, bukan hanya kognitif tetapi juga fisik dan
mengimplementasikan, dan mengevaluasi psikologis, apalagi kondisi fisik dan
pola makan sehat dan gaya hidup aktif psikologis siswa sangat berpengaruh pada
seperti; menjalin kerjasama dengan dinas kemampuan kognitif mereka. Beberapa
kesehatan dan olah raga di lingkungan Negara yang sudah menyadari bahaya
terdekat untuk memberikan penyuluhan, obesitas pada siswa sudah menginisiasi hal
informasi dan dukungan untuk pola makan ini, contoh di amerika, beberapa sekolah
sehat dan gaya hidup aktif, memberikan sudah menyediakan cafeteria (tempat
evaluasi dan penilaian pada semua pihak makan/kantin) yang sudah diatur dalam
baik siswa maupun staf sekolah tentang menyediakan makanan yang sehat,
pola makan sehat dan gaya hidup aktif, dan memberikan layanan meal plan untuk siswa
merumuskan kebijakan untuk maupun staf sekolah untuk mencapai
mempromosikan dan mensosialisasikan kebugaran dan kesehatan optimal, dan
pentingnya pola makan sehat dan gaya bukan hanya ketika mereka di sekolah, para
hidup aktif. siswa dan staff sekolah juga diberikan meal
b. Sediakan lingkungan sekolah yang plan untuk dianjurkan mereka konsumsi
mendukung pola makan sehat dan gaya ketika mereka berada diluar lingkungan
hidup aktif sekolah.
d. Terapkan program aktifitas fisik bagi
Fasilitas fisik yang ada dilingkungan anak dengan pendidikan fisik yang
sekolah juga kondisi psikososial sekolah berkualitas
harus diatur sedemikian rupa untuk
mendukung pola makan sehat dan gaya Salah satu program yang paling
hidup aktif. Lingkungan fisik termasuk penting adalah membuat program yang
diantaranya gedung sekolah dan gedung- komprehensif tentang aktifitas fisik pada
gedung lain di sekitarnya, fasilitas yang siswa. Program komprehensif yang
medukung gaya hidup aktif/aktifitas fisik, meliputi perencanaan aktifitas fisik baik
pendidikan jasmani, termasuk juga kondisi sebelum, selama, dan setelah proses
lingkungan sekolah seperti pilihan pembelajaran di sekolah seperti aktifitas
makanan/snak sehat, temperatur, kualitas ketika istirahat, membuat klub olahraga,
udara, kualitas air, kebisingan lingkungan, membuat lomba-lomba olahraga, anjuran
pencahayaan matahari, dan keamanan. berangkat sekolah dengan jalan kaki atau
Kondisi psikososial juga harus diperhatikan sepeda, dan pendidikan fisik yang
seperti perumusan aturan-aturan yang berkualitas. Pendidikan fisik yang
mempengaruhi pola hidup sehat dan gaya berkualtitas seperti; disesuaiak dengan
hidup aktif bagi siswa dan semua staf. kebutuhan masing-masing siswa,
memberikan pengalaman yang
menyenangkan bagi siswa, memberikan pengembangan program kesehatan dan
banyak aktifitas fisik pada saat disekolah kebugaran yang meliputi pola makan
baik dalam pembelajaran maupun diluar sehat, konsultasi nutrisi, kesehatan
pembelajaran, melatih siswa dalam mental dan gaya hidup aktif bagi siswa
mengatur jadwal mereka sendiri yang dan semua staf anggota sekolah.
berkaitan dengan aktifitas dan keterampilan
fisik, memberikan penekanan pengetahuan Buat tim khusus/orang tertentu yang
dan keterampilan fisik yang akan berguna ditugaskan menangani konsultasi dan
bagi siswa sampai pada masa yang akan pengembangan program kesehatan dan
dating. kebugaran yang meliputi pola makan sehat,
e. Buatlah hubungan dan kerja sama konsultasi nutrisi, kesehatan mental dan
yang baik dengan keluarga dalam gaya hidup aktif bagi siswa dan semua staf
mengembangkan dan anggota sekolah. Hal ini akan banyak
mengimplementasikan pola makan manfaatnya, bagi siswa, hal ini dapat
sehat dan gaya hidup aktif. membantu siswa meningkatkan kebugaran
dan kesiapan belajar mereka secara fisik
Keluarga memberikan kontribusi yang akan berpengaruh juga pada psikis
yang besar dalam keberhasilan siswa dan kognitifnya. Bagi staff, hal ini sangat
baik secara akademik maupun diluar membantu dalam memaksimalkan kinerja
akademik, mereka juga menjadi kunci mereka, karena kebugaran dan kesiapan
keberhasilan dalam menginternalisasi fisik dalam bekerja memberikan kontribusi
nilai-nilai yang ingin ditekankan dalam yang besar dalam mengurangi angka absen
pengaturan pola makan sehat dan gaya bekerja karena sakit, meningkatkan daya
hidup aktif. Hubungan baik yang konsentrasi, menyegarkan pikiran dan
terjalin antara sekolah dan keluarga mental, mengurangi stress, sehingga
dapat meningkatkan keberhasilan hasilnya adalah kinerja yang bagus (Kibbe.
proses belajar siswa, membuat 2003).
program pengaturan pola makan sehat 2. Upaya Dari Pihak Keluarga
dan gaya hidup aktif berjalan Keluarga merupakan factor penting
konsisten, meningkatkan pola dalam keberhasilan program mengurangi
pengawasan dan bimbingan, dan obesitas dengan pola makan sehat dan gaya
memotivasi siswa dalam menjalani hidup aktif, setelah dari sekolah, anak akan
gaya hidup sehat. Membina hubungan kembali kepada keluarganya, makan
dengan keluarga pada program ini bisa bersama keluarga, menjalani hari-hari
dilakukan dengan cara; meningkatkan berikutnya bersama keluarga, artinya
komunikasi antara sekolah dan sebagian besar waktu anak dihabiskan
keluarga dengan pemberian sosialisai bersama keluarganya, jadi, untuk
dan informasi tentang pola makan memaksimalkan program ini, maka
sehat dan gaya hidup aktif, melibatkan pelibatan orang tua (keluarga) menjadi
keluarga dalam staf/bagian kesehatan sebuah keharusan (Centers for Disease
dan kebugaran sekolah, Control and Prevention 2011).
memaksimalkan sumber daya dari Sebagaimana disebutkan pada salah
keluarga yang dapat membantu satu poin di atas, bahwa hubungan sekolah
program pola makan sehat dan gaya dengan keluarga menjadi poin penting
hidup aktif (beberapa profesi orang tua dalam keberhasilan program ini, orang
siswa yang dokter, ahli nutrisi, atau tua/keluarga harus secara konsisten
olahragawan), juga sekolah dapat mematuhi dan mengimplementasikan
bersama keluarga membudayakan pola informasi dan anjuran dari pihak sekolah
makan sehat dan gaya hidup aktif. tentang pola makan sehat dan gaya hidup
f. Sediakan tim atau orang khusus yang aktif, orang tua/keluarga harus bisa menjadi
menangani konsultasi dan role model bagi anaknya dalam
mengimplementasikan gaya hidup sehat. fisik sebagai punishment dan
Beberapa penelitan menyebutkan bahwa sebagainya
gaya hidup orang tuanya akan banyak c. Memberikan akses pada anak untuk
mempengaruhi gaya hidup mengikuti klub olahraga
anaknya.(Heird,w.c.2002) Berikan akses yang baik kepada anak
Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam mengikuti kegiatan/klub
orang tua/keluarga dalam memaksimalkan olahraga. Beberapa orang tua yang
program ini diantaranya: tidak memahami pentingnya aktifitas
a. Memberikan akses/pilihan makanan olahraga terkadang malah
dan minuman yang sehat untuk membatasinya bahkan tidak boleh.
dikonsumsi Padahal aktiftas olahraga mempunyai
Orang tua harus memberikan akses dan banyak manfaat, selain menyehatkan,
pilihan makanan dan minuman yang bisa juga sebagai penyaluran hobi yang
sehat kepada anak,contoh mengurangi mungkin adalah bakatnya, mengurangi
manis gula dan perbanyak buah dan stress, dan meningkatkan dunia sosial
sayur. hindari/kurangi menyediakan anak yang tentu akan membahagiakan
makanan dan minuman yang tidak anak.
sehat untuk dikonsumsi anak di rumah d. Menjadi teladan/role model dalam
seperti makanan cepat saji, makanan gaya hidup sehat
berpengawet, pemanis buatan, soft Adanya teladan menjadi penting bagi
drink, dan sebagainya. anak untuk memulai atau menjalankan
b. Memberikan dukungan pada siswa gaya hidup sehat. Dan teladan yang
dalam memulai gaya hidup sehat. paling dekat dengan anak adalah orang
Dukungan kepada siswa dalam tuanya, maka jika orang tua ingin
memulai gaya hidup sehat sangat anaknya melakukan gaya hidup sehat
penting bagi mereka, karena ini maka harus dimulai dari orang tuanya.
menjadi motivasi tersendiri dan Berikan contoh bagaimana orang
membuat gaya hidup sehat nya tuanya melakukan gaya hidup sehat
berjalan konsisten. Hal-hal kecil dapat seperti tidak merokok, makan minum
dilakukan dalam memberikan secukupnya, istirahat cukup, olah raga
dukungan, seperti; memberikan teratur, dan beberapa prinsip gaya
reward/pujian kepada anak yang hidup sehat lain. Jika orang tua sudah
memulai gaya hidup sehat, tidak menjadi teladan dalam menerapkan
memberikan hadiah berupa makanan gaya hidup sehat, membudayakan
yang tidak layak konsumsi, membatasi dalam keluarganya, maka hal ini akan
aktifitas yang tidak aktif (sedentary sangat berpengaruh pada gaya hidup
activity) seperti menonton tv dan main sehat anaknya.
game, tidak menggunakan aktifitas

C. Kesimpulan Dan Rekomendasi


Obesitas didefinisikan sebagai suatu social ekonomi, Factor psikososial, Factor
kelainan atau penyakit yang ditandai kesehatan.
dengan penimbunan jaringan lemak tubuh Dampak Obesitas bukan hanya
secara berlebihan. Obesitas adalah masalah fisik (seperti sakit-sakitan dan
permasalahan umum yang dialami anak- mudah lelah) tetapi juga psikis yang dapat
anak pada masa sekarang ini. Beberapa mempengaruhi perkembangannya Karena
factor yang menyebabkan anak mengalami masalah fisik di atas, anak-anak obesitas
obesitas,diantaranya adalah:Factor genetic, sering menjadi saran bully teman-temannya
Pola makan, Kurangnya aktifitas fisik, atau lingkungan sekitar, hal ini menjadikan
Factor psikologis, Factor keluarga, Factor citra diri negative cenderung akan muncul,
rasa rendah diri, merasa berbeda, tidak bisa 5. membuat hubungan dan kerja sama
bersaing karena keterbatasan fisik, dan yang baik dengan keluarga dalam
masalah psikologis lain. Anak-anak mengembangkan dan
obesitas juga cenderung tidak lincah, mengimplementasikan pola makan
mudah capek, dan mengantuk. Hal ini akan sehat dan gaya hidup aktif.
sangat berdampak negatif pada diri 6. menyediakan tim atau orang khusus
mereka.Karakteristik anak obesitas dapat yang menangani konsultasi dan
dilihat dari kondisi fisik yang kelebihan pengembangan program kesehatan dan
berat badan, tetapi sebetulnya untuk kebugaran yang meliputi pola makan
mendiagnosa obesitas perlu alat khusus sehat, konsultasi nutrisi, kesehatan
yang sudah disetujui dalam dunia mental dan gaya hidup aktif bagi siswa
kesehatanseperti Underwater weight, BOD dan semua staf anggota sekolah.
BOP, DEXA (Dual Energy X-ray Dari pihak keluarga hendaknya:
Absoptiometry), Jangka kulit, dan 1. Memberikan akses/pilihan makanan
Bioelectric impedance analysis.Obesitas dan minuman yang sehat untuk
dapat mempengaruhi perkembangan anak dikonsumsi
dalam banyak segi, dari segi mental, anak 2. Memberikan dukungan pada siswa
obesitas cenderung rendah diri, merasa dalam memulai gaya hidup sehat.
berbeda, dan terbentuk citra diri negative 3. Memberikan akses pada anak untuk
karena sering menjadi sasaran bully. Secara mengikuti klub olahraga
social dia akan menyendiri dan tidak 4. Menjadi teladan/role model dalam
maksimal perkembangan sosialnya karena gaya hidup sehat
citra diri negatif tadi, secara kognitif juga
akan terpengaruh karena perkembangan Dan terakhir, bagi dinas terkait,
pada anak berjalan secara holistic.Dalam seperti dinas pendidikan dan olahraga
memecahkan masalah obesitas ini, kita untuk dapat mendukung program sosialisi
dapat merumuskan pola pemecahan gaya hidup sehat dengan cara memberikan
masalahnya dari dua pihak, yaitu pihak informasi dan pelatihan yang maksimal
sekolah dan keluarga. Kedua pihak ini kepada lembaga sekolah maupun keluarga,
harus bekerja sama saling mendukung karena disadari atau tidak, informasi
untuk memecahkan masalah obesotas. pentingnya gaya hidup sehat belum banyak
Jadi rekomendasi yang diberikan di pahami baik oleh pihak sekolah maupun
dalam tulisan ini adalah kepada kedua keluarga, juga harus disediakan anggaran
pihak, yaitu sekolah dan keluarga untuk tambahan untuk sekolah dalam
dapat merumuskan dan menjalankan memfasilitasi program ini, dan
beberapa hal yang telah dirumuskan dalam menyediakan fasilitator atau ahli nutrisi
tulisan ini yaitu: pihak sekolah hendaknya: yang dapat bekerja dan mensupervisi
1. mensosialisasikan gaya hidup sehat program ini pada tiap sekolah.
dan aktif dengan membuat kebijakan-
kebijakan yang mendukung
2. menyediakan lingkungan sekolah yang
mendukung pola makan sehat dan gaya
hidup aktif
3. memfasilitasi program meal plan dan
pastikan meal plan yang diberikan
sesuai dengan minat pola makan anak
4. menerapkan program aktifitas fisik
bagi anak dengan pendidikan fisik
yang berkualitas
Daftar Pustaka
Adinda Rizkiany Sutjijoso1 Miranda D. Datar, A., Sturm, R., and Magnabosco, J. L.
Zarfiel,(2009).Harga Diri Dan (2004)“Childhood overweight and
Prestasi Belajar Pada Remaja Yang academic performance: National study
Obesitas. Jurnal Psikologi . Desember. of kindergarteners and first- graders”
Volume 3, No. 1, Obesity Research vol 12 no 1.
Ali, M., dan Asrori, M. (2004).Psikologi Heird,w.c (2002). .parental feeding behavior
remaja: Perkembangan peserta didik and children’s fat mass.Am J clinn
Bumi Aksara Jakarta. nutr.
Atikah P. (2010). Obesitas Dan Gangguan IOTF. (2009). The global challenge of
Perilaku Makan Pada Remaja, obesity and the international obesity
Yogyakarta: Numed.. task force. IOTF Secretariat [serial
Ade Benih Nirwana. (2012).Obesitas Anak online] 2009 [Diakses pada 5 Mei
Dan Pencegahannya . Yogyakarta: 2009];[8 screen]. Didapat dari: URL:
Numed. http://www.who.int/nut/obs.htm
Berkmen, G.S., et. al. (1999). Behavioral and Jahari A. (2004). Penilaian Status Gizi
neuroendocrine characteristics of the Berdasarkan Antropometri. Bogor:
night-eatingsyndrome. JAMA 282, Puslitbang Gizi dan Makanan.
Centers for Disease Control and Prevention. Kadek Hartini,dkk, (2014). Korelasi Derajat
(2009).About childhood obesity. Obesitas dengan Prestasi Belajar
Division of nutrition, physical activity Siswa Sekolah Dasar (Sari Pediatri,
and obesity, national center for chronic Vol. 16, No. 1, Juni 2014)
disease prevention and health Kibbe DL. (2003). Opening presentations:
prevention and health promotion. advancing effective prevention and
Childhood Obesity Fact [serial online] treatment. NIHCM Foundation action
2009 [Diakses pada 1 April 2009];[11 brief [serial online]. [Diakses pada 3
screen]. Didapat dari: Juni 2009];[14 screen] Didapat dari:
URL:http://www.cdc.gov/nccdphp/dn URL:http://www.nihcm.org
pa Lilis Heryati, Budi Setiawan.
Centers for Disease Control and Prevention (2014).Kegemukan, Anemia, Dan
MMWR, (2011). School Health Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar
Guidelines to Promote Healthy Eating Di Kota Bogor J. Gizi Pangan,
and Physical Activity, November, 9(3).
Recommendations and Reports / Vol. Lubis B, Saragih RAC, Gunadi D, Rosdiana
60 / No. 5. September 16. N, Andriani E. (2008). Perbedaan
Centers for Disease Control and Prevention. respon hematologi dan perkembangan
(2012). Parent Engagement: Strategies kognitif pada anak anemia defisiensi
for Involving Parents in School Health. besi usia sekolah dasar yang mendapat
Atlanta, GA: U.S. Department of terapi besi satu kali dan tiga kali
Health and Human Services. sehari. Sari Pediatri 10(3).
Datar A, Sturm R, Magnobosco J. Muchtar M. (2000). Status anemia dan
(2004).Chilhood overweight and prestasi belajar siswi SMUN I Kuala
academic performance: national study Kapuas Ka- bupaten Kapuas. Bogor:
of kinder- gartners and first graders. Institut Pertanian Bogor.
Obes Res.
Papalia, D. E., Olds, S. W., and Feldman, R. Sjarif DR. (2011). Obesitas anak dan remaja.
D. (2003)Human development (9th ed.) Dalam: Sjarif DR, Lestari ED,
McGraw-Hill New York. Mexitalia M, Nasar SS, penyunting.
Pesa, J. A., Syre, T. R., and Jones, E. (2000) Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan
“Psychosocial differences associated Penyakit Metabolik. Edisi ke-1.
with body weight among female Jakarta: BP IDAI.
adolescents: The importance of body Taras H, Datema WP. (2005). Obesity and
image” Journal od Adolescence Health student performance at school. J
vol 26 no 5. School Health 2005.
Pyle, S. A., and Poston, W. S. C. Triano, RP.,Flegal, KM. (1998). Overweight
(2006)“Fighting an epidemic: The role children and adolescent: Description,
of schools in reducing childhood epidemiology and demographics.
obesity” Psychology in the Schools vol Pediatric. 101.
43 no 3 pp 361-376. Wardle J. (2005). The impact of obesity on
Suandi IKG. Obesitas pada remaja. (2004). psychological well being.Best Practice
Dalam: Soetjiningsih, penyunting. & Research Clin Endocrinol Metab.
Tumbuh Kembang Remaja dan Wendt M, Kinsey J. (2009). Childhood
Permasalahan- nya. Edisi ke-1. Jakarta: overweight and school outcomes
Sagung Seto. [thesis]. USDA: University of
Minnesota.

Anda mungkin juga menyukai