Anda di halaman 1dari 4

Nama : Munir Mukhlisin

NIM : 1304103010125
Tugas Kimia Polimer (proses pembuatan polimer)
Pembuatan Polimer Polyvinil chlorida (PVC) dan Poly(NIPAm)

A. Proses pembuatan Polivinil klorida

Polivinil klorida (IUPAC: Poli(kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC, adalah polimer


termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan
polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi.
Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat
lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel
umumnya dipakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik.
PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Karena 57%
massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahan baku minyak bumi
terendah di antara polimer lainnya.
Proses produksi yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi suspensi. Pada proses
ini, monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor polimerisasi dan inisiator polimerisasi,
bersama bahan kimia tambahan untuk menginisiasi reaksi. Kandungan pada wadah reaksi terus-
menerus dicampur untuk mempertahankan suspensi dan memastikan keseragaman ukuran
partikel resin PVC. Reaksinya adalah eksotermik, dan membutuhkan mekanisme pendinginan
untuk mempertahankan reaktor pada temperatur yang dibutuhkan. Karena volume berkontraksi
selama reaksi (PVC lebih padat dari pada monomer vinil klorida), air secara kontinu ditambah ke
campuran untuk mempertahankan suspensi. Ketika reaksi sudah selesai, hasilnya, cairan PVC,
harus dipisahkan dari kelebihan monomer vinil klorida yang akan dipakai lagi untuk reaksi
berikutnya. Lalu cairan PVC yang sudah jadi akan disentrifugasi untuk memisahkan kelebihan
air. Cairan lalu dikeringkan dengan udara panas dan dihasilkan butiran PVC. Pada operasi
normal, kelebihan monomer vinil klorida pada PVC hanya sebesar kurang dari 1 PPM.
Proses produksi lainnya, seperti suspensi mikro dan polimerisasi emulsi, menghasilkan PVC
dengan butiran yang berukuran lebih kecil, dengan sedikit perbedaan sifat dan juga perbedaan
aplikasinya. Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC menjadi produk akhir,
biasanya membutuhkan konversi dengan menambahkan heat stabilizer, UV stabilizer, pelumas,
plasticizer, bahan penolong proses, pengatur termal, pengisi, bahan penahan api, biosida, bahan
pengembang, dan pigmen pilihan.

TAHAP-TAHAP PEMBUATAN PVC

Secara garis besar proses produksi PVC dilakukan melalui tiga tahapan reaksi. PVC yang
dihasilkan dalam tahapan-tahapan produksi ini merupakan PVC murni. Tahap-tahap pembuatan
PVC, antara lain:

1. Klor-Alkali

Proses yang pertama yaitu Proses Klor-Alkali, gas klorin (Cl2) merupakan produk utama
yang dihasilkan pada tahapan ini, disamping produk-produk sampingan berupa natrium
hidroksida (NaOH), gas hydrogen (H2) dan natrium hipoklorit (NaOCl).Dalam Proses Klor-
Alkali ini garam natrium klorida (NaCl) dilarutkan dalam air dan dimurnikan serta
dikonsentrasikan. Larutan garam yang murni dan terkonsentrasi ini kemudian dielektrolisa
menghasilkan NaOH, gas klorin dan gas hydrogen.

2NaCl + 2H2O → Cl2 + H2 + 2NaOH

Natrium hipoklorit dan asam klorida merupakan produk turunan yang didapat dengan
mereaksikan natrium hidroksida dan gas klorin.

NaOH + Cl2 → NaOCl + HCl

2. EDC/VCM
Proses yang kedua, yaitu Proses EDC/VCM yang menghasilkan monomer vinil klorida
(vinyl chloride monomer atau disingkat dengan VCM) sebagai produk utama. Proses produksi
VCM dilakukan dengan dua langkah secara bersamaan, yaitu Direct Chlorination (DC)
dan proses Oxy-Chlorination (OC). Dalam Proses Direct Chlorination, gas klorin yang
dihasilkan dari Proses Klor-Alkali direaksikan dengan ethylene untuk menghasilkan ethylene
dichloride (EDC) dimana penggunaan utamanya adalah sebagai bahan baku pembuatan
VCM. Reaksinya adalah:

CH2=CH2 + Cl2 → ClCH2CH2Cl


Dalam Proses Oxy-Chlorination, ethylene direaksikan dengan asam klorida (HCl) dan
oksigen(O2) menghasilkan ethylene dichloride (EDC). Reaksi pada proses ini adalah:

CH2=CH2 + 2 HCl + ½ O2 → ClCH2CH2Cl + H2O

Ethylene dichloride yang dihasilkan melalui kedua langkah diatas kemudian dilakukan proses
cracking menjadi vinil klorida (VCM) sebagai produk utama dan asam klorida (HCl) sebagai
produk sampingan. Sebagian dari asam klorida yang dihasilkan dari proses cracking EDC
kemudian digunakan kembali dalam Proses Oxy-Chlorination untuk menghasilkan EDC.

3. Polimerisasi
Dalam proses yang ketiga, yaitu proses polimerisasi PVC, vinil klorida (VCM)
dipolimerisasi menjadi polivinil klorida (PVC) dalam reactor tank. Reaksi polimerisasi
PVC adalah sebagai berikut:

Mekanisme polimerisasi yang dilakukan adalah dengan metode radikal bebas yang terdiri dari
tiga tahap:
1. Inisiasi
2. Propagasi
3. Termina
B. Pembuatan poly(NIPAm) untuk isolasi enzim protease dalam limbah industri tempe

Polymer NIPAM dengan gugus reaktif dapat digunakan secara langsung untuk afinitas
konjugasi ligan. Dari polymer dan konjugasi ligan ini, maka polymer ini dapat dimanfaatkan
untuk eksplorasi enzim dari limbah cair industri tempe dengan metode afinitas presipitasi.
Berikut prosedur pembuatan polimer NIPAm.

Sintesis Polimer NIPAm Konjugasi Ligand PABA

NIPAm dilarutkan Nanopartikel PolyNIPAm


dalam Etanol dilarutkan dalam Air

Larutan di tambah kan Diinkubasi Diatur pada pH 6,5


MPA dan AIBN pada 60 oC dengan NAOH
selama 20
Jam
Produk di cuci dengan
Ditambahkan EDC secara bertahap
diethyl eter
Dipresipitasi diatas
suhu 38 oC
Presipitat di keringkan
Larutan PABA-konjugat
dalam oven pada 80 oC

Produk dicuci dengan air dan


Uji spektrofotometer UV-Vis buffer 10 mM Tris-HCL

Presipitat di keringkan dalam


Analisa FTIR
oven pada 80 oC selama 5
jam
Analisa SEM Uji spektrofotometer UV-Vis

Nanopartikel PolyNIPAm Analisa FTIR

PABA-polimer NIPAm

Anda mungkin juga menyukai