Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan bangsa Indonesia memliki tujuan untuk menjadikan
bangsa yang Maju dan mandiri.Untuk menjadi bangsa yang maju harus
memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi.Hal
ini berkaitan erat dengan derajat kesehatan yang tinggi.Derajat kesehatan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
(depkes, 2005)
Hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera adalah dambaan setiap
orang.Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang untuk bisa
hidup sehat dan bahagia. Pemerintah memiliki program untuk melaksanakan
pembangunan kesehatan salah satunya adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), yang dituangkan dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 2269/Menkes/Per/X/2011 tentang berbagai tatanan PHBS.
Masa sekolah dasar adalah masa keemasan untuk menanamkan nilai-
nilai PHBS dan berpotensi sebagai agen of change untuk mempromosikan
PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat sehingga
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas nantinya.
Data mengenai jumlah anak sekolah pada tahun 2015 di estimasikan
mencapai 65,31 juta jiwa. Porsi jumlah penduduk anak-anak Indonesia dengan
kategori usia 0-14 tahun sekitar 28%-34% terhadap jumlah penduduk
Indonesia. Saluran yang cocok untuk memberikan sosialisasi dan praktik
kesehatan sejak dini pada anak-anak adalah melalui sekolah. Munculnya
berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah, ternyata umumnya
berkaitan dengan PHBS.
Pada tahun 2012, peencapaian rumah tanga ber-PHBS cenderung
meningkat baik untuk rumah tangga yang ber-PHBS. Hal ini terlihat dari
laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 yaitu
sebanyak 426.527 keluarga yang telah ber-PHBS dari total 3.131.600 keluarga
dipantau, jumlah ini lebih baik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai
386.625 keluarga dari total keluarga yang di pantau sebanyak 3.083.233
keluarga.
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini untuk memenuhi persyaratan
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
1. Kualitas hidup
Merupakan sasaran utama yang ingin dicapai di bidang pembangunan
dimana membuat kualitas hidup ini sejalan dengan kesejahteraan.Salah
satu yang mempengaruhi kualitas hidup adalah derajat kesehatan,
karena semakin tinggi derajat kesehatan seseorang maka kualitas hidup
juga semakin tinggi.
2. Derajat kesehatan
Merupakan keinginan yang dicapai dalam bidang kesehatan, dimana
dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan
yang sedang dihadapi. Pengaruh paling besar terhadap derajat kesehatan
seseorang adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan terdiri dari faktor fisik,biologis, dan social budaya
yang langsung atau tidak mempengaruhi derajat kesehatan.
4. Faktor perilaku dan gaya hidup
Suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang
terhadap lingkungannya. Faktor perilaku terjadi apabila ada
rangsangan,sedangkan gaya hidup merupakan pola kebiasan seseorang
atau sekelompok orang yang dilakukan karena junis pekerjaan yang
mengikuti trend berlaku dalam kelompok sebayanya ataupun hanya
untuk meniru dari tokoh idolanya
Tiga (3) M plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN, yaitu:
3.1. KerangkaKonsepPenelitian
Kerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan bahwa Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat (Promkes, 2016).Berdasarkan tujuan penelitian
diatasmakakerangkakonsepdalampenelitianiniadalah:
1. Jenis kelamin
2. Mencuci tangan dengan air mengalir dan
menggunakan sabun
Perilaku Hidup
3. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
Bersih dan Sehat
sekolah
Anak Usia Sekolah
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Menggunakan jamban bersih dan sehat
6. Memberantas jentik nyamuk
7. Tidak merokok di sekolah
8. Membuang sampah pada tempatnya
METODOLOGI PENELITIAN
5.1. Hasil
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah SD negeri 064025 Kecamatan
Medan Tuntungan.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik sampel
Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis
Kelamin Frekuensi
Laki-laki 59
(49,2%)
Perempuan 61
(50,8%)
120
Total (100%)
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi kejadian mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun
Baik Buruk
120 100,0 0 0
Baik Buruk
120 100,0 0 0
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi kejadian menggunakan jamban sehat dan bersih
dengan PHBS
Baik Buruk
120 100,0 0 0
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi kejadian olahraga teratur dan terukur dengan
PHBS
Hasil Frekuensi Persentase(%)
Buruk 3 2,5
Baik 117 97,5
Total 120 100,0
Dari table 5.5 menunjukan persentase tertinggikejadian olahraga teratur dan
terukur dengan PHBS hampi seluruhnya baik dilakukan oleh responden
sebangak 97,5%.
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi kejadian memberantas jentik nyamuk di sekolah
dengan PHBS
Baik Buruk
120 100,0 0 0
Baik Buruk
120 100,0 0 0
Table 5.2 menunjukkan bahwa tindakan mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun seluruhnya dilakukan oleh responden
sebanyak 100%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semua siswa kelas VI
sekolah SD negeri 064025 Kecamatan Medan Tuntungan mempunyai perilaku
baik tentang mencuci tangan.
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan
air dan sabun oleh manusia untuk menjadi pembersih dan memutuskan mata
rantai kuman (Dekpes, RI,2009)
Dari table 5.3 menunjukkan bahwa tindakan mengkonsumsi jajanan sehat di
kantin dengan PHBS seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100%
baik. Artinya siswa-siswi di kelas VI sekolah SD negeri 064025 memiliki
perilaku yang baik.
Dari table 5.4 menggunakan jamban sehat dan bersih dengan PHBS
seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100%. Menurut hasil penelitian
perilaku siswa-siswi dalam menggunakan jamban sehat dan bersih sudah baik
karena fasilitas yang disediakan di sekolah sudah memadai seperti kamar
mandi, sarana air bersih, sabun untuk mencuci tangan. Selain fasilitas yang
memadai ini juga dikarenakan salah satu faktor siswa-siswi kelas VI dimana
mereka sudah memiliki rasa malu jika BAB dan BAK tidak menggunakan
jamban.
Selain itu yang paling penting dilakukan oleh pihak sekolah untuk
mencegah penyebarluasan penyakit menular seperti diare adalah membuang
kotoran dengan menggunakan jamban yang bersih yang telah disediakan di
sekolah dan juga jamban yang disediakan berbeda antara siswa laki-laki dan
siswa perempuan agar kebersihan jamban dapat terjaga.
6.1. KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian pada 120 sampel yang bersedia mengikuti
penelitian dengan jumlah 59 anak laki-laki dan 61 anak perempuan.
Pada variabel tindakan bahwa tindakan mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun seluruhnya dilakukan oleh responden
sebanyak 100%
Pada variabel mengkonsumsi jajanan sehat di kantin dengan PHBS
seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100% baik
Pada variabel olahraga teratur dan terukur dengan PHBS hampi
seluruhnya baik dilakukan oleh responden sebangak 100% baik
Pada variabel memberantas jentik nyamuk di sekolah dengan PHBS
seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100%.
Pada variabel memberantas jentik nyamuk di sekolah menunjukkan
anak-anak sering membuang botol minuman yang telah kosong di tempat yang
disediakan sebanyak 100%.
Pada variabel kejadian tidak merokok di sekolah dengan PHBS hampir
seluruhnya baik dilakukan oleh responden sebanyak 100%.