Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pembangunan bangsa Indonesia memliki tujuan untuk menjadikan
bangsa yang Maju dan mandiri.Untuk menjadi bangsa yang maju harus
memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi.Hal
ini berkaitan erat dengan derajat kesehatan yang tinggi.Derajat kesehatan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
(depkes, 2005)
Hidup bersih, sehat, bahagia dan sejahtera adalah dambaan setiap
orang.Hidup berkecukupan materi bukan jaminan bagi seseorang untuk bisa
hidup sehat dan bahagia. Pemerintah memiliki program untuk melaksanakan
pembangunan kesehatan salah satunya adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), yang dituangkan dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 2269/Menkes/Per/X/2011 tentang berbagai tatanan PHBS.
Masa sekolah dasar adalah masa keemasan untuk menanamkan nilai-
nilai PHBS dan berpotensi sebagai agen of change untuk mempromosikan
PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat sehingga
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas nantinya.
Data mengenai jumlah anak sekolah pada tahun 2015 di estimasikan
mencapai 65,31 juta jiwa. Porsi jumlah penduduk anak-anak Indonesia dengan
kategori usia 0-14 tahun sekitar 28%-34% terhadap jumlah penduduk
Indonesia. Saluran yang cocok untuk memberikan sosialisasi dan praktik
kesehatan sejak dini pada anak-anak adalah melalui sekolah. Munculnya
berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah, ternyata umumnya
berkaitan dengan PHBS.
Pada tahun 2012, peencapaian rumah tanga ber-PHBS cenderung
meningkat baik untuk rumah tangga yang ber-PHBS. Hal ini terlihat dari
laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 yaitu
sebanyak 426.527 keluarga yang telah ber-PHBS dari total 3.131.600 keluarga
dipantau, jumlah ini lebih baik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai
386.625 keluarga dari total keluarga yang di pantau sebanyak 3.083.233
keluarga.

2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan makalah ini untuk memenuhi persyaratan
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah menambah pengetahuan
mengenai Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat pada Anak Usia
Sekolah di SD Negeri 064025 Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2017, yaitu
:an
a. Untuk mengetahui gambaran perilaku mencuci tangan dengan air
mengalir dan menggunakan sabun
b. Untuk mengetahui gambaran perilaku mengkonsumsi jajanan sehat di
kantin sekolah
c. Untuk mengetahui gambaran perilaku menggunakan jamban yang bersih
dan sehat
d. Untuk mengetahui gambaran perilaku olahraga yang teratur dan terukur
e. Untuk mengetahui gambaran perilaku memberantas jentik nyamuk
f. Untuk mengetahui gambaran perilaku tidak merokok di sekolah
g. Untuk mengetahui gambaran perilaku membuang sampah pada
tempatnya
3. Manfaat Penelitian
a. Bagi Bidang Penelitian :Sebagai data tambahan untuk penelitian
selanjutnya mengenai gambaran perilaku hidup bersih dan sehat
pada anak usia sekolah di SD Negeri 064025 Kecamatan Medan
Tuntungan tahun 2017.
b. Bagi Peneliti: Untuk memperluas wawasan dan menambah
pengetahuan, sekaligus sebagai wadah latihan penerapan hasil
pembelajaran yang diperoleh selama masa perkuliahan.
c. Bagi Bidang Pelayanan Masyarakat: Sebagai sumber informasi yang
terpercaya tentang gambaran perilaku hidup bersih dan sehat pada
anak usia sekolah di SD Negeri 064025 Kecamatan Medan Tuntungan
tahun 2017.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


2.1.1 Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Promkes, 2016).PHBS merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pengalaman pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan,sikap, dan perilaku
melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan
memperdayakan masyarakat (empowerment)
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Sebelas
Maret Fakultas Kedokteran (2013), PHBS adalah wujud pemberdayaan
masyarakat yang sadar, mau, dan mampu mempraktekkan PHBS. Ada lima
program dalam PHBS yaitu, KIA,Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup,
dan Dana Sehat atau Asuransi Kesehatan atau JPKM. (Depkes RI,2011)

2.1.2.PHBS di Rumah Tangga


PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampumelaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di
Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan– kegiatan kesehatan
dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat mencakup
persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif,
menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, pengelolahan air minum dan makan di rumah
tangga, menggunakan jamban sehat, pengelolaan limbah cair di rumah tangga,
membuang sampah di tempat sampah, memberantas jentik nyamuk, makan
buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok
di dalam rumah dan lain-lain

2.1.3 PHBS di Institusi Pendidikan


PHBS dalam tatanan institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan
dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di
tatanan institusi pendidikan.Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan
adalah seluruh anggota keluarga institusi pendidikan dan terbagi dalam sasaran
primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier (Menkes RI, 2011).
PHBS di institusi pendidikan (kampus, sekolah,
pesantren,seminari,pedepokan, dan lain-lain) harus mempraktikkan perilaku
yang dapat menciptakan institusi pendidikan Ber-PHBS. Cakupannya terdiri
atas mencuci tangan menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dan
minuman sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat
sampah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi narkotika, alkohol, psikotropika
dan zat adiktif lainnya (NAPZA), tidak meludah sembarangan tempat,
memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.

2.1.4 Manajemen PHBS


Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2002) manajemen
PHBS merupakan penerapan keempat proses manajemen pada umumnya ke
dalam model pengkajian dan penindaklanjutan sebagai berikut:

1. Kualitas hidup
Merupakan sasaran utama yang ingin dicapai di bidang pembangunan
dimana membuat kualitas hidup ini sejalan dengan kesejahteraan.Salah
satu yang mempengaruhi kualitas hidup adalah derajat kesehatan,
karena semakin tinggi derajat kesehatan seseorang maka kualitas hidup
juga semakin tinggi.
2. Derajat kesehatan
Merupakan keinginan yang dicapai dalam bidang kesehatan, dimana
dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan
yang sedang dihadapi. Pengaruh paling besar terhadap derajat kesehatan
seseorang adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan terdiri dari faktor fisik,biologis, dan social budaya
yang langsung atau tidak mempengaruhi derajat kesehatan.
4. Faktor perilaku dan gaya hidup
Suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang
terhadap lingkungannya. Faktor perilaku terjadi apabila ada
rangsangan,sedangkan gaya hidup merupakan pola kebiasan seseorang
atau sekelompok orang yang dilakukan karena junis pekerjaan yang
mengikuti trend berlaku dalam kelompok sebayanya ataupun hanya
untuk meniru dari tokoh idolanya

2.1.5 Indikator PHBS


Indikator PHBS kebersihan diri yang diambil sebagai ukuran untuk
menilai PHBS di sekolah diantaranya mencuci tangan, kebersihan kuku,
kebersihan berpakaian, kebersihan gigi dan mulut, kebersihan rambut, dan
membuang sampah pada tempatnya.Selain itu ditambahkan indikatorPHBS
yang menyangkut olahraga di sekolah.

1) Mencuci tangan tidak hanya membasuh telapak tangan saja.


Langkah-langkahmencuci tangan yang baik dan benar (Imelda
Suryaningsih,2014).
Akibat tidak mencuci tangan sendiri yaitu terjadinya penyakit diare,
infeksi saluran pernapasan, pneumonia atau radang paru-paru, dan
infeksi cacing, mata, dan kulit.Pentingnya menjaga kebersihan tangan,
mencuci tangan dengan sabun bermanfaat agar terhindar dari penyakit-
penyakit diatas.
a. Membasahi tangan dengan air mengalir dan teteskan/usapkansabun
secukupnya.
b. Gosok kedua telapak tangan sampai ke ujung jari. Gosokkan juga
telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri (atau sebaliknya),dengan
jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangankanan dan kiri.
Gosok sela-sela jari tersebut. Lakukansebaliknya.
c. Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lain dansaling
mengunci. Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapakkiri dengan
gerakan berputar. Lakukan hal yang sama dengan ibujari tangan kiri.
d. Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunyadengan
gerakan ke depan, ke belakang dan berputar. Lakukansebaliknya.
e. Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri danlakukan
gerakan memutar. Lakukan pula untuk tangan kiri.
f. Setelah minimal 10 detik mencuci tangan, bilas tangan hinggaseluruh
busa sabun hilang.
g. Keringkan tangan dengan tisu bersih atau handuk sekali pakai,atau
pengering udara. Jika memungkinkan, gunakan tisu atauhanduk untuk
mematikan kran
2) Jajan di kantin sekolah yang sehat
Jajan bagi anak merupakan hal yang paling sering dilakukan, dan hal ini
dapat membahayakan apabila jajanan yang mereka konsumsi tidak sehat, hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Bogor dimana telah
ditemukan Salmonella Paratyphi A di 25%-50% sampel minuman yang dijual
di kaki lima. Bakteri ini mungkin berasal dari es batu yang tidak dimasak
terlebih dahulu. Selain cemaran mikrobiologis, cemaran kimiawi yang umum
ditemukan pada makanan jajanan kaki lima adalah penggunaan bahan tambahan
pangan (BTP) ilegal seperti borax (pengawet yang mengandung logam berat
Boron), formalin (pengawet yang digunakan untuk mayat), rhodamin
B (pewarna merah pada tekstil), dan methanil yellow (pewarna kuning pada
tekstil) (Judwarwanto,2008).
Menurut Depkes RI (2001) alasan tidak boleh jajan di sembarang
tempat, harus di kantin sekolah karena:
a. Makanan dan minuman yang dijual cukup bergizi, terjamin
kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya dan terlindung dari
serangga dan tikus.
b. Makanan yang bergizi akan meningkatkan kesehatan dan kecerdasan
siswa, sehingga siswa menjadi lebih berprestasi di sekolah.
c. Tersedianya air bersih yang mengalir dan sabun untuk mencuci tangan
dan peralatan makan.
d. Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan saluran pembuangan air
kotor.
e. Adanya pengawasan secara teratur oleh guru, siswa dan komite sekolah.

3) Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah


Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap
masyarakat.Pentingnya buang air bersih di jamban yang bersih adalah untuk
menghindari dari berbagai jenis penyakit yang timbul karena sanitasi yang
buruk.Oleh karena itu jamban harus mengikuti standar pembuatan jamban yang
sehat dimana harus terletak minimal 10 meter dari sumber air dan mempunyai
saluran pembuangan udara agar tidak mencemari lingkungan sekitar.(Depkes
RI 2001).

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan


kotoran manusia, yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan
leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung), yang dilengkapi dengan unit
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jenis jamban ada dua,
yaitu:
a. Jamban cemplung
Jamban yang penampungannya berupa lubang berfungsi menyimpan
dan meresapkan cairan kotoran/ tinja ke dalam tanah dan mengendapkan
kotoran ke dasar lubang.Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar
tidak berbau.
b. Jamban tangki septik atau leher angsa

Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki


septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses
penguraian atau dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan
resapannya.

Manfaat yang dapat diperoleh jika menggunakan jambanbersih adalah:

a. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau


b. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang
dapat menjadi penular penyakit diare, kolera, disentri,
thypus, kecacingan, penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit
kulit dan keracunan.

Syarat jamban sehat yaitu:


a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber airminum
b. dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
c. Tidak berbau
d. Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus
e. Tidak mencemari tanah disekitamya
f. Mudah dibersihkan dan aman digunakan
g. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
h. Penerangan dan ventilasi cukup
i. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai
j. Tersedia air, sabun, dan alat pembersih
Cara memelihara jamban sehat adalah:
a. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air
b. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
bersih
c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
d. Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
e. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
f. Bila ada kerusakan, segera diperbaiki
Cara menggunakan jamban dengan benar, yakni:
a. Ada dua model jamban, yaitu jamban jongkok dan duduk. Bila kita
menggunakan jamban duduk jangan berjongkok, karena kaki kita
akan mengotori jamban apalagi bila kita memakai alas kaki. Perilaku
kita sangat merugikan pengguna jamban berikutnya.
b. Buang air besar dan buang air kecil haruslah di jamban untuk
mencegah penularan penyakit, karena tinja dan urine (air kencing)
banyak mengandung kuman penyakit.
c. Menyiram hingga bersih setelah buang air besar atau buang air kecil.
d. Buanglah sampah pada tempatnya, agar jamban tidak tersumbat dan
penuh dengan sampah.
e. Mengingatkan guru dan penjaga sekolah untuk mengawasi dan
memastikan bahwa jamban yang tersedia selalu
dalam keadaan bersih.
3) Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana
untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan
kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup).Olahraga adalah suatu bentuk
aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh
berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas kehidupan
sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda
sesuai dengan tugas atau profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri dari
komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang
berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan
kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical
Fitness). (Gunarsa, S 2001)
Alasan mengikuti kegiatan olahraga di sekolah adalah untuk
memelihara kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak mudah
sakit.Selain itu juga untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik. Manfaat
olahraga antara lain:
a. Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis,
kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis
b. Berat badan terkendali
c. Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
d. Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional
e. Lebih percaya diri
f. Lebih bertenaga dan bugar
g. Keadaan kesehatan menjadi lebih baik
4) Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin
Sekolah menjadi bebas jentik dan warga sekolah serta masyarakat sekolah
terhindar dari berbagai penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, seperti
demam berdarah, malaria, dan kaki gajah.
Memberantas jentik di sekolah adalah kegiatan memeriksa tempat-tempat
penampungan air bersih yang ada di sekolah (bak mandi, kolam) apakah bebas
dari jentik nyamuk atau tidak. Kegiatan memberantas jentik nyamuk di sekolah
diantaranya (Depkes RI, 2001):

a. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3 M


plus (menguras, menutup, mengubur, plus menghindari gigitan
nyamuk)
b. PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan
kepompong nyamuk penular berbagai penyakit, seperti demam
berdarah, demam dengue, chikungunya, malaria, filariasis (kaki
gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya.

Tiga (3) M plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN, yaitu:

a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak


mandi, kolam, tatakan pot kembang
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti lubang bak
kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air
hujan
c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air, seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan (bekas botol atau gelas air mineral, plastik
kresek)

Plus menghindari gigitan nyamuk, yaitu:


a. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya
memakai obat nyamuk oles atau diusap ke kulit
b. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
c. Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
d. Menaburkan larvasida/Abate (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat
yang sulit dikuras, misalnya di talang air atau di daerah sulit air.
e. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak penampung air,
misalnya ikan cupang, ikan nila
f. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, misalnya zodia, lavender,
rosemary

Manfaat sekolah bebas jentik adalah:


a. Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit
dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi
b. Kemungkinan terhindar dan berbagai penyakit semakin besar seperti
demam berdarah dengue (DBD), malaria, chikungunya, atau kaki gajah.
c. Lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat
Cara pemeriksaan jentik berkala dapat dilakukan secara sederhana dengan
menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik. Jika ditemukan jentik,
warga sekolah dan masyarakat sekolah diminta untuk menyaksikan atau melihat
jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M
plus. Setelah itu mencatat hasil pemeriksaan jentik.
5) Tidak merokok di sekolah
Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen-elemen, dan setidaknya
200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan.Racun utama pada rokok
adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.Oleh karena itu kebiasaan merokok
harus dihindarkan sejak dini mulai dari tingkat sekolah dasar
(Wastuwibowo, 2008).
Alasan tidak boleh merokok di sekolah karena rokok ibarat pabrik
bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar
4.000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang paling berbahaya adalah
nikotin, tar, dan karbon monoksida. Nikotin menyebabkan ketagihan dan
merusak jantung serta aliran darah, tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru
dan kanker, sedangkan karbon monoksida menyebabkan berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Menurut Depkes RI (2003), seorang perokok dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Perokok aktif
Merupakan orang yang merokok secara rutin walaupun itu cuma 1 batang
dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun
atau hanya sekedar coba-coba.
b. Perokok pasif
Merupakan orang yang bukan perokok, tetapi menghirup asap rokok
orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang
yang sedang merokok.
Bahaya merokok (Depkes RI, 2003), antara lain:
a. Menyebabkan kerontokan rambut
b. Gangguan pada mata, seperti katarak
c. Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok
d. Menyebabkan penyakit paru-paru, jantung dan kanker
e. Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap
f. Tulang lebih mudah keropos
Bagi perokok yang ingin berhenti merokok dapat melakukannya dengan
cara:
a. Bulatkan tekat, mantapkan niat yang kuat untuk berhenti merokok
b. Mencari alasan yang kuat untuk berbenti merokok misalnya karena disuruh
keluarga atau ingin meningkatkan kesehatan
c. Tetapkan tanggal berhenti merokok dalam waktu kurang dan dua
minggu
d. Memilih salah satu cara berhenti seperti berhenti seketika, mengurangi
jumlah rokok secara bertahap atau menunda waktu merokok
e. Minta dukungan teman atau keluarga
f. Menghindari segala sesuatu yang menimbulkan keinginan merokok.
(Wastuwibowo, 2008)
PerbelanjaanAda 3 cara untuk berhenti merokok, yaitu berhenti
seketika, menunda dan mengurangi. Hal yang paling utama adalah niat dan
tekat yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut:
a. Seketika
Cara ini merupakan upaya yang paling berhasil.Bagi perokok berat, mungkin
perlu bantuan tenaga kesehatan untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok
mengandung zat adiktif.
b. Menunda
Perokok dapat menunda menghisap rokok pertama 2 jam setiap hari
sebelumnya dan selama 7 hari berturut-turut.
c. Mengurangi
Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan
jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari ke-7 atau yang ditetapkan.
Misalkan dalam sehari-hari seorang perokok menghabiskan 28 batang rokok
maka si perokok dapat merencanakan pengurangan jumlah rokok selama 7 hari
dengan jumlah pengurangan sebanyak 4 batang perhari.
Saat ini pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang penetapan
kawasan tanpa rokok sebagai upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap
resiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok.
Kawasan tanpa rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk
kegiatan produksi, penjualan, perdagangan, promosi, dan penggunaan rokok.
Penetapan kawasan tanpa rokok diselenggarakan di berbagai tempat (Depkes
RI, 2001), yaitu:
a. Tempat umum, seperti terminal, bus way, bandara, stasiun kereta api, pusat,
pasar serba ada, hotel, restoran, tempat rekreasi.
b. Tempat ibadah, seperti masjid, mushola, gereja, kapal, pura,wihara, dan
klenteng.
c. Arena kegiatan anak-anak, seperti tempat penitipan anak, tempat
pengasuhan anak, arena bermain anak-anak.
d. Tempat proses belajar mengajar, seperti sekolah, tempat pelatihan,
termasuk perpustakaan, ruang praktik, atau laboratorium, museum.
e. Tempat pelayanan kesehatan, seperti Posyandu, Puskesmas, dan rumah
sakit.
f. Tempat kerja, seperti perkantoran, pabrik, ruang rapat, ruang
sidang atau seminar.
g. Angkutan umum, seperti bus, bus way, mikrolet, kereta api, kapal laut dan
pesawat udara.
6) Pembuangan sampah
Pembuangan sampah di sekolah sangat penting agar sekolah terlihatbersih
dan rapi.Sekolah harus menyediakan tempat sampah di setiapruangan. Pastikan
bahwa bak sampah utama bebas dari lalat danserangga, dapat menampung
sampah dengan baik, tidak menimbulkanbau, dan jarak minimalnya dari area
sekolah maupun sumber air bersihadalah sepuluh meter (Dewi, 2007).Dengan
berkembangnya dunia usaha maka sampah dapat dikelola melalui pendekatan
3R (Reduce,Reuse dan Recycle) :
a. Reduce : merupakan pengelolaan sampah dengan cara mengurangi
volume sampah itu sendiri
b. Reuse : merupakan pergelolaan sampah dengan cara menggunakan
kembali sampah yang ada untuk keperluan yang sama atau fungsinya
yang sama kembali.
c. Recycle : merupakan pengelolaan sampah dengan cara pemanfaatan
limbah melalui pengelolahan fisik atau kimia untuk menghasilkan
produk yang sama atau produk yang lain.
7) Olahraga
Aktifitas fisik maupun psikis yang berguna untukmenjaga dan
meningkatkan kualitas kesehatan. Berolahraga selainmembuat badan bugar
dan sehat juga dapat membuat sistem kekebalantubuh terhadap bakteri dan
virus penyebab penyakit meningkat,sehingga dengan berolahraga
diharapkan dapat menjaga danmeningkatkan kesehatan bagi siswa.
Olahraga juga meningkatkansuasana hati menjadi lebih nyaman sehingga
menghindari dari stress.
2.1.6 Anak Usia Sekolah
a. Definisi Anak Usia Sekolah
Menurut Hurlock (2000: 83) anak usia sekolah adalah anak yang berada
pada rentang usia 6-12 tahun. Masa usia sekolah dasar disebut juga masa akhir
karena pada masa ini anak diharapkan akan memperoleh pengetahuan dasar
yang sangan penting bagi persiapan dan penyesuaian terhadap kehidupan yang
akan datang. Pada masa ini anak diharapkan dapat mempelajari keterampilan-
keterampilan tertentu, seperti keterampilan membantu diri sendiri, sosial,
keterampilan sekolah dan keterampilan bermain.
b. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
Anak sekolah dasar merupakan anak dengan kategori banyak
mengalami perubahan yang sangat drastis baik mental maupun
fisik.Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki
masa remaja.Kegiatan fisik sangat perlu untuk mengembangkan kestabilan
tubuh dan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai
keterampilan (berlari, memanjat, melompat, berenang, naik sepeda) (Rita Eka
Izzaty, dkk. 2008).
Pada masa sekolah dasar dikatakan sebagai masa intelektual atau masa
keserasian sekolah.Masa keserasian dapat dibagi menjadi dua fase rendah dan
masa-masa kelas tinggi sekolah dasar (Hurlock, 20002). Pertama, masa kelas
rendah sekolah dasar usia 6/7 - 9/10tahun (kelas 1, 2, dan 3) sekolah dasar,
sekitar usia enam sampaisembilan tahun.
Karakteristik anak pada masa ini yaitu terdapatkorelasi yang tinggi
antara jasmani dan prestasi sekolah, sikap tundukterhadap aturan permainan,
suka membandingkan dirinya denganorang lain dan anak menghendaki nilai
rapor yang baik tanpamemperhitungkan apakah prestasinya pantas diberikan
atau tidak.Kedua, masa kelas tinggi sekolah dasar usia 9/10 – 12/13tahun (kelas
4, 5, dan 6) sekolah dasar, sekitar usia sepuluh sampaidua belas atau tiga belas
tahun, dimana anak amat realistic, ingintahu, ingin belajar dan menjelaskan
akhir masa ini telah ada minatpada mata pelajaran khusus.
Pada masa ini anak memandang nilairapor sebagai usaha yang tepat
terhadap prestasi sekolah.Perkembangan moral tidak luput dari hasil prestasi di
sekolah.Perlunya perkembangan moral ditandai dengan kemampuan
anakmemahami aturan, norma dan etika yang berlaku di sekolah (Rita Eka
Izzaty, dkk.2008).
Moral termasuk nilai-nilai agama yangsangat penting dalam membentuk
sikap dan kepribadian anak.Misalnya, mengenal anak pada nilai-nilai agama
dan memberikananak tentang hal-hal yang terpuji dan tercela.
Perkembangan emosi ( menurut Hurlock 2000) menyatakan bahwa
ungkapan emosi yang muncul pada masa inimasih sama dengan sebelumnya,
seperti: amarah, takut, cemburu,ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih
sayang. Emosi memainkan peran penting dalam kehidupan anak.Pergaulan
yangsemakin luas dengan teman sekolah dan teman sebaya
lainnyamengembangkan emosinya.Perkembangan emosi tak dapat dipisahkan
denganperkembangan sosial, yang sering disebut sebagai tingkah laku
sosial.Ciri yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnyaadalah
ciri sosialnya (Rita Eka Izzaty, dkk. 2008).Orang-orangdi sekitarnyalah yang
banyak mempengaruhi perilaku sosialnya.
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. KerangkaKonsepPenelitian
Kerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan bahwa Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat (Promkes, 2016).Berdasarkan tujuan penelitian
diatasmakakerangkakonsepdalampenelitianiniadalah:

1. Jenis kelamin
2. Mencuci tangan dengan air mengalir dan
menggunakan sabun
Perilaku Hidup
3. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
Bersih dan Sehat
sekolah
Anak Usia Sekolah
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Menggunakan jamban bersih dan sehat
6. Memberantas jentik nyamuk
7. Tidak merokok di sekolah
8. Membuang sampah pada tempatnya

Gambar 3.1.Kerangkakonsepgambaran perilaku hidup bersih dan sehat anak


usiasekolah
3.2. DefinisiOperasional
Tabel 3.1.DefinisiOperasional
Jenis Kelamin
Definisi Perbedaan biologis dan fisiologis yang dapat membedakan
laki-laki dan perempuan. Hasil :
Operasional - Laki-laki
- Perempuan

Alat Ukur Observasi dan Kuesioner


Cara Ukur Data Sekunder dan Angket
Skala Ukur Nominal
Hasil Ukur Laki-laki
Perempuan
Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun
Definisi Tindakan yang diperlihatkan siswa-siswi dalam
Operasional kebersihan diri dan kesehatan diri dengan mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan, mencuci tangan
setelah buang air besar dan buang air kecil, dan
mencuci tangan setelah bermain
Alat Ukur Wawancara terpimpin (berpedoman pada kuesiner)
Cara Ukur Pertanyaan dalam bentuk skala sebanyak 4 pernyataan
Skala Ukur Ordinal
Hasil Ukur Baik, jika x ≥ 5
Kurang, jika x < 5
Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Definisi Usaha sadar siswa-siswi dalam mengkonsumsi makanan
Operasional sehat seperti roti, susu, dan lain-lain
Alat Ukur Wawancara terpimpin (berpedoman pada kuesiner)
Cara Ukur Pertanyaan dalam bentuk skala sebanyak 4 pernyataan
Skala Ukur Ordinal
Hasil Ukur Baik, jika x ≥ 5
Kurang, jika x < 5
Olahraga yang teratur dan terukur
Definisi Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin oleh siswa-
Operasional siswi untuk kesehatan badan seperti senam dan berbagai
jenis olahraga lain
Alat Ukur Wawancara terpimpin (berpedoman pada kuesiner)
Cara Ukur Pertanyaan dalam bentuk skala sebanyak 3 pernyataan
Skala Ukur Ordinal
Hasil Ukur Baik, jika x ≥ 4
Kurang, jika x < 4
Menggunakan jamban bersih dan sehat
Definisi Perilaku yang ditunjukkan oleh siswa-siswi dalam
Operasional kebersihan diri dan kesehatan diri dengan menggunakan
jamban pada saat buang air besar dan buang air kecil,
dan membersihkannya agar selalu bersih dan sehat
Alat Ukur Wawancara terpimpin (berpedoman pada kuesiner)
Cara Ukur Pertanyaan dalam bentuk skala sebanyak 3 pernyataan
Skala Ukur Ordinal
Hasil Ukur Baik, jika x ≥ 4
Kurang, jika x < 4
Memberantas jentik nyamuk
Definisi Tindakan yang dilakukan oleh siswa-siswi untuk
Operasional memberantas jentik nyamuk di sekolah dengan cara
menutup tempat penampungan air, menguras bak
mandi, dan membuang botol kosong di tempat yang
telah disediakan, menabur bubuk abate ke dalam bak
mandi dan selokan
Alat Ukur Wawancara terpimpin (berpedoman pada kuesiner)
Cara Ukur Pertanyaan dalam bentuk skala sebanyak 4 pernyataan
Skala Ukur Ordinal
Hasil Ukur Baik, jika x ≥ 5
Kurang, jika x < 5
Tidak merokok di sekolah
Definisi Perilaku yang diperlihatkan oleh siswa-siswi untuk
Operasional menghindari bahaya rokok di lingkungan sekolah
Alat Ukur Wawancara terpimpin (berpedoman pada kuesiner)
Cara Ukur Pertanyaan dalam bentuk skala sebanyak 3 pernyataan
Skala Ukur Ordinal
Hasil Ukur Baik, jika x ≥ 4
Kurang, jika x < 4
Membuang sampah pada tempatnya
Definisi Usaga sadar siswa-siswi dalam menjaga kebersihan
Operasional lingkungan dengan membuang sampah ditempatnya
Alat Ukur Wawancara terpimpin (berpedoman pada kuesiner)
Cara Ukur Pertanyaan dalam bentuk skala sebanyak 4 pernyataan
Skala Ukur Ordinal
Hasil Ukur Baik, jika x ≥ 5
Kurang, jika x < 5
BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui


gambaran perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah SD
negeri 064025 Kecamatan Medan Tuntungan dengan menggunakan
survey deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau
memotret masalah kesehatan serta yang terkait dengan kesehatan
sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam komunitas
tertentu (Notoatmodjo, 2010).
4.2. Populasi dan Sampel
4.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi kelas 6 SD
negeri 064025 kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan tahun 2017.
4.2.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel secara total sampling melalui alat ukur
kuesioner dengan metode wawancara terpimpin.
Kriteria inklusi :
a. Bersedia menjadi subjek penelitian dan telah mengisi lembar
persetujuan setelah mendapat penjelasan
b. Anak yang berada di kelas 6 Sekolah Dasar
Kriteria eksklusi :
a. Tidak kooperatif
b. Tidak memberikan data yang dibutuhkan secara lengkap
4.3. Tempat dan Waktu Penelitian
4.3.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDnegeri 064025 kecamatan Medan
Tuntungan, Kota Medan.
4.3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Juli- 4 Agustus 2017.
4.4. Pengumpulan Data
4.4.1. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
yang terdiri dari 25 soal:
a. Bagian A berupa identitas responden yang terdiri dari kode
responden, jenis kelamin dan tingkatan kelas.
b. Bagian B merupakan alat pengumpul data untuk variable dependen
yaitu perilaku hidup bersih dan sehat yang terdiri dari sub variable
yaitu mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan
sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan
jamban sehat dan bersih, olahraga teratur dan terukur, membenteras
jentik nyamuk di sekolah, tidak merokok di sekolah dan membuang
sampah pada tempatnya. Untuk mengukur perilaku hidup bersih dan
sehat menggunakan skala likert dengan alternative jawaban
pertanyaan diberi skor sering (3), kadang-kadang (2) dan tidak
pernah (1).
4.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terpimpin yang
bertujuan untuk mengukur gambaran perilaku hidup bersih dan sehat
pada anak usia sekolah.
Prosedur pengumpulan data
a. Pengumpulan data dilakukan melalui prosedur administrasi
dengan cara mendapatkan izin dari
b. Tahap melakukan pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari
Kepala Puskesmas.Sebelum pengumpulan data, peneliti
terlebih dahulu menjelaskan kepada enumerator tentang cara
pengumpulan data yang bertujuan agar enumerator memiliki
persepsi ang sama dengan peneliti, memiliki informasi
tentang proses penelitian yang dilakukan dan mengetahui
tugasnya selama penelitian. Selanjutnya peneliti dibantu
dengan enumerator menjumpai calon responden.Peneliti
kemudian memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
penelitian serta meminta kesediaan responden untuk
berpartisipasi dalam penelitian dengan memberikan lembar
permohonan menjadi responden. Jika calon responden
bersedia, maka peneliti meminta responden menandatangani
surat persetujuan menjadi responden menandatangani surat
persetujuan menjadi responden yang telah disediakan.
Selanjutnya peneliti membacakan semua pernyataan
kuesioner sambil mencheck-list pada pilihan jawaban yang
diberikan oleh responden.Setelah selesai semua kuesioner
dikumpulkan untuk deperiksa kembali terhadap kelengkapan
jawaban.Bila terdapat jawaban yang belum lengkap peneliti
meminta langsung kepada responden untuk melengkapi pada
saat itu juga.

4.5. Pengelolahan data


Setelah data diperoleh, maka selanjutnya data tersebut diolah melalui
beberapa tahap sebagai berikut (Budiarto,2002). Untuk mengukur perilaku
hidup bersih dan sehat menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban
pertanyaan diberi skor, yaitu :
Jawaban Positif Negatif
Sering 3 1
Kadang-kadang 2 2
Tidak Pernah 1 3
Pertanyaan positif terdapat pada nomor 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11,12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24 dan pertanyaan negtif terdapat pada nomor
2, 7, 22, 25.
Data penelitian yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan bantuan
program komputer SPSS dengan melalui proses berikut:
a. Editing, yakni data yang telah dikumpulkan diperiksa kembali
ketepatannya.
b. Coding, yakni data yang telah dikumpulkan dan telah diperiksa
kembali ketepatannya akan diberikan kode oleh peneliti sebelum
dimasukkan ke dalam komputer.
c. Entry, yakni data yang telah dikumpulkan, diperiksa
kebenarannya, dan telah diberi kode akan dimasukkan ke
program komputer untuk dilakukan pengolahan.
d. Cleaning, yakni data yang sudah masuk ke dalam program
komputer tadi dilakukan kembali pemeriksaan dan koreksi agar
tidak terjadi kesalahan dalam pemasukan data.
e. Saving, yakni data yang telah diperiksa untuk kedua kalinya tadi
akan disimpan.
f. Analyze data, yakni data yang telah dpastikan kebenarannya dan
telah disimpan akan dilakukan analisis dengan statistic analitik
untuk menguji hipotesis menggunakan chi square.
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah SD negeri 064025 Kecamatan
Medan Tuntungan.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik sampel
Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis
Kelamin Frekuensi
Laki-laki 59
(49,2%)
Perempuan 61
(50,8%)
120
Total (100%)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden lebih


banyak perempuan sebesar 50,8%, selanjutnya laki-laki sebanyak 49,2%.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi kejadian mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun

Baik Buruk

Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase(%)

120 100,0 0 0

Total 120 100,0 0 0

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tindakan mencuci tangan dengan


air yang mengalir dan menggunakan sabun seluruhnya dilakukan oleh
responden sebanyak 100%.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi kejadian mengkomsumsi jajanan sehat di kantin
dengan PHBS

Baik Buruk

Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase(%)

120 100,0 0 0

Total 120 100,0 0 0


Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tindakan mengkonsumsi jajanan
sehat di kantin dengan PHBS seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak
100%.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi kejadian menggunakan jamban sehat dan bersih
dengan PHBS

Baik Buruk

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

120 100,0 0 0

Total 120 100,0 0 0


Berdasarkan tabel diatas menggunakan jamban sehat dan bersih dengan PHBS
seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100%.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi kejadian olahraga teratur dan terukur dengan
PHBS
Hasil Frekuensi Persentase(%)

Buruk 3 2,5
Baik 117 97,5
Total 120 100,0
Dari table 5.5 menunjukan persentase tertinggikejadian olahraga teratur dan
terukur dengan PHBS hampi seluruhnya baik dilakukan oleh responden
sebangak 97,5%.
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi kejadian memberantas jentik nyamuk di sekolah
dengan PHBS

Baik Buruk

Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase(%)

120 100,0 0 0

Total 120 100,0 0 0


Berdasarkan tabel diatas menunjukkan kejadian memberantas jentik nyamuk di
sekolah dengan PHBS seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100%.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi kejadian tidak merokok di sekolah dengan


PHBS
Hasil Frekuensi Persentase
Buruk 2 1,7
Baik 118 98,3
Total 120 100,0
Berdasarkan table 5.7 diatas menunjukkan bahwa kejadian tidak merokok di
sekolah dengan PHBS hampi seluruhnya baik dilakukan oleh responden
sebanyak 98,3% dan 1,7% responden yang berperilaku buruk.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi kejadian membuang sampah pada tempatnya


dengan PHBS

Baik Buruk

Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase(%)

120 100,0 0 0

Total 120 100,0 0 0


Berdasarkan tabel diatas menunjukkan kejadian membuang sampah pada
tempatnya dengan PHBS seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100%.
5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan siswa


sudah baik akan tetapi perlu diberikan tambahan-tambahan pengetahuan secara
menyeluruh bagi siswa yang memang belum tahu sama sekali. Hal tersebut
tentunya tidak lepas dari dukungan pendidikan yang cukup baik.
Dalam hal ini adalah guru merupakan pendidik yang memberikan materi
kesehatan secara berkesinambungan khususnya materi tentang perilaku hidup
bersih sehat di sekolah.
Materi perilaku hidup bersih sehat perlu diberikan kepada siswa sekolah
untuk menciptakan keadaan lingkungan dan diri sendiri yang sehat yang akan
manjadikan kondisi nyaman untuk belajar. Pengetahuan tentang PHBS
sebaiknya diberikan sejak dini, dimulai dari diri sendiri.
Pengetahuan anak pada dasarnya lingkungan keluarga merupakan wahana
pendidikan yang paling dasar di mana dalam lingkungan keluarga itulah
seorang anak banyak belajar tentang berbagai macam hal termasuk belajar
tentang pengetahuan kebersihan dan kesehatan. Perlu ditekankan bahwa
pengetahuan dan hasil observasi di lapangan tidak seimbang (pengetahuan
yang bagus belum tentu dipraktekkan).

Tabel 5.1 merupakan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin


yang lebih banyak responden perempuan sebesar 50,8%, selanjutnya laki-laki
sebanyak 49,2% yang bersedia mengikuti penelitian ini.

Table 5.2 menunjukkan bahwa tindakan mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun seluruhnya dilakukan oleh responden
sebanyak 100%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semua siswa kelas VI
sekolah SD negeri 064025 Kecamatan Medan Tuntungan mempunyai perilaku
baik tentang mencuci tangan.

Tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat memindahkan bakteri dan


virus pathogen dari tubuh, feses atau sumber lain ke makanan. Oleh karena itu
kebersihan tangan dengan mencuci tangan perlu mendapat prioritas yang tinggi,
walaupun hal tersebut sering disepelekan. Pencucian dengan sabun sebagai
pembersih, penggosokan, dan pembilasan dengan air mengalir akan
menghanyutkan partikel kotoran yang banyak mengandungi mikroorganisme
(Ftonah 2005)

Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan
air dan sabun oleh manusia untuk menjadi pembersih dan memutuskan mata
rantai kuman (Dekpes, RI,2009)
Dari table 5.3 menunjukkan bahwa tindakan mengkonsumsi jajanan sehat di
kantin dengan PHBS seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100%
baik. Artinya siswa-siswi di kelas VI sekolah SD negeri 064025 memiliki
perilaku yang baik.

Anak usia sekolah biasanya memiliki aktivitas bermain yang menguras


banyak tenaga, dengan demikian terjadi ketidakseimbangan antara energy
masuk dengan energy yang keluar. Saat ini semua diharuskan untuk sanggup
memahami dan mencermati asupan gizi anak, ditengah terjangan gaya hidup
masa kini yang membuat orang tidak bisa berpikir panjang tentang mana yang
sehat dan aman. Memang dalam umur anak usia sekolah 6-12 tahun sangat aktif
bermain dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun dilingkungan rumah dan
dalam anak kelompok usia ini kadang-kadang nafsu makan menurun, sehingga
komsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan
(Notoatmodjo,2007)

Dari table 5.4 menggunakan jamban sehat dan bersih dengan PHBS
seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100%. Menurut hasil penelitian
perilaku siswa-siswi dalam menggunakan jamban sehat dan bersih sudah baik
karena fasilitas yang disediakan di sekolah sudah memadai seperti kamar
mandi, sarana air bersih, sabun untuk mencuci tangan. Selain fasilitas yang
memadai ini juga dikarenakan salah satu faktor siswa-siswi kelas VI dimana
mereka sudah memiliki rasa malu jika BAB dan BAK tidak menggunakan
jamban.

Selain itu yang paling penting dilakukan oleh pihak sekolah untuk
mencegah penyebarluasan penyakit menular seperti diare adalah membuang
kotoran dengan menggunakan jamban yang bersih yang telah disediakan di
sekolah dan juga jamban yang disediakan berbeda antara siswa laki-laki dan
siswa perempuan agar kebersihan jamban dapat terjaga.

Dari table 5.5 menunjukan persentase tertinggikejadian olahraga teratur


dan terukur dengan PHBS hampi seluruhnya baik dilakukan oleh responden
sebangak 97,5% baik. Berdasar pengkategorian perilaku olahraga teratur dan
terukur yang dapat diartikan dari hasil siswa mengikuti dengan baik olahraga
disekolah maupun dirumah. Para guru harus memupuk dan memberitahukan
tujuan dari olahraga itu sangat berperan penting dalam pendidikan di sekolah
dan memberitahu manfaat olahraga yaitu membuat badan sehat, tidak lemas,
menghilangkan rasa bosan dikelas.

Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas


kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang
berbeda-beda sesuai dengan tugas/profesi masing-masing. Kebugaran jasmani
terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang
berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness)
(Depkes,2006)

Dari table 5.6 menunjukkan kejadian memberantas jentik nyamuk di


sekolah dengan PHBS seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100%.
Pengkategorian tersebut diartikan bahwa perilaku membuang sampah pada
tempatnya siswa sudah mengetahui cara mengelola, dampak sampah itu sendiri
dan manfaatnya membuang sampah pada tempatnya.
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus
(menguras,menutup,mengubur, plus menghindari gigitan nyamuk). PSN
merupakan kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk
menular sebagai penyakit seperti demam berdarah,demam dengue, malaria,
filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat pembiakan (Depkes RI,2007)
Peran guru dalam membiasakan siswa berperilaku dan
bertanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan sekolah harus ditanamkan
sedini mungkin kepada siswa, agar siswa mampu menjaga kebersihan
lingkungan sekolah dengan kesadaran sendiri tanpa perintah dari guru.
Kesadaran dan pengetahuan yang lain tentang sampah juga perlu ditingkatkan
lagi agar siswa dapat berkreasi dengan sampah yang bisa didaur ulang, karena
sampah tidak akan ada habisnya.
Berdasarkan table 5.7 menunjukkan hasil bahwa kejadian tidak merokok
di sekolah dengan PHBS hampir seluruhnya baik dilakukan oleh responden
sebanyak 98,3%.

Usia mulai merokok pada usia anak mengalami peningkatan, demikian


pula umur merokok pada usia remaja dan dewasa muda. Menurut hasil riset
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2010 terjadi kecenderungan
peningkatan usia mulai merokok pada usia yang lebih muda.

Penelitian yang dilakukan para ahli dari Concordia dan universitas


Montreal Kanada menemukan remaja yang sering terpapar asap rokok dari
orangtua,saudara,teman atau orang di sekitarnya lambat laun akan mulai
merokok juga. Anak yang melihat orang lain merokok akan meniru kebiasaan
itu karena tak menggangap rokok sebagai bahaya.

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan hasil kejadian membuang sampah pada


tempatnya dengan PHBS seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100%.

Para ahli masyarakat menyebutkan sampah adalah sesuatu yang tidak


digunakan, tidak dipakai,tidak disenangi ataupun sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Pengelolaan
sampah adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan pemusnahan sampah
yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak mengganggu kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup (Notoatmodjo,2007)

Menurut hasil penelitian perilaku siswa-siswi tentang membuang


sampah pada tempatnya sudah baik, hal ini didukung dengan tempat sampah
yang disediakan di sekolah. Meskipun demikian pihak sekolah mengupayakan
supaya siswa-siswinya untuk selalu membuang sampah pada tempatnya. Selain
itu juga penjaga sekolah dan cleaning servicenya yang ikkut menjaga agar
sekolah tersebut selalu berada dalam keadaan bersih.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian pada 120 sampel yang bersedia mengikuti
penelitian dengan jumlah 59 anak laki-laki dan 61 anak perempuan.
Pada variabel tindakan bahwa tindakan mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun seluruhnya dilakukan oleh responden
sebanyak 100%
Pada variabel mengkonsumsi jajanan sehat di kantin dengan PHBS
seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100% baik
Pada variabel olahraga teratur dan terukur dengan PHBS hampi
seluruhnya baik dilakukan oleh responden sebangak 100% baik
Pada variabel memberantas jentik nyamuk di sekolah dengan PHBS
seluruhnya dilakukan oleh responden sebanyak 100%.
Pada variabel memberantas jentik nyamuk di sekolah menunjukkan
anak-anak sering membuang botol minuman yang telah kosong di tempat yang
disediakan sebanyak 100%.
Pada variabel kejadian tidak merokok di sekolah dengan PHBS hampir
seluruhnya baik dilakukan oleh responden sebanyak 100%.

Pada variabel yang terakhir yaitu kejadian tidak merokok di sekolah


dengan PHBS hampir seluruhnya baik dilakukan oleh responden sebanyak
98,3%.

Dari penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat siswa Sekolah Dasar Negeri 064025 berdasarkan semua variabel
yang telah diteliti oleh peneliti adalah baik.
6.2. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa saran


dari peneliti diantaranya :

1. Mengarahkan siswa – siswi untuk terus melanjutkan berperilaku hidup


bersih dan sehat, dan untuk yang belum melakukannya di berikan
nasehat betapa pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat itu dalam
sehari-hari.
2. Menganjurkansiswa-siswi untuk lebih rajin berolah raga karena jumlah
yang sering berolah raga lebih sedikit dari pada yang jarang berolah
raga. Dan memberitahu kepada sekolah supaya dapat diberikan
perhatian lebih.
3. Untuk penelitian selanjutnya :
a. Bisa melakukan penelitian dengan cara yang lebih tinggi agar
bisa menilai hubungan atau pengaruh karena intervensi yang
diberikan pada variabel yang telah saya jelaskan diatas.
a. Menggunakan populasi yang lebih luas misalnya pada seluruh
kota medan agar bisa menilai tingkat pengetahuan anak Sekolah
Dasar di medan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Anda mungkin juga menyukai