Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel makhluk
hidup dan merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel. Protein memiliki jumlah yang
sangat bervariasi yang mulai dari struktur maupun fungsinya. Peranan protein diantaranya
sebagai katalisator, pendukung, cadangan, sistem imun, alat gerak, sistem transpor, dan respon
kimiawi. Protein-protein tersebut merupakan hasil ekspresi dari informasi genetik masing-
masing suatu organisme tak terkecuali pada bakteri (Campbell et al., 2009; Lehninger et al.,
2004). Protein dan gen memiliki hubungan yang sangat dekat dimana kode genetik berupa
DNA dienkripsi dalam bentuk kromosom yang selanjutnya kode genetik tersebut ditranslasikan
menjadi protein melalui serangkain mekanisme yang melibatkan RNA dan ribosom (Vo-Dinh,
2005).
Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan melalui ikatan
peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang
P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat di alam hanya 20 Asam amino yang yang
biasa dijumpai pada protein. Tidak semua Asam amino terdapat di dalam molekul Protein,
karena memiliki tugas lain. Sama halnya dengan proses metabolisme pada komponen lain, pada
metabolisme Protein dan Asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang juga
membutuhkan peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses metabolisme dari
Protein dan Asam amino. Maka dari itu penulis menyusun makalah ini yang di dalamnya
penulis berusaha memaparkan dan menjelaskan secara rinci, bagaimana proses metabolisme
Protein dan Asam amino. Sehingga para pembaca dapat memahami secara jelas proses
metabolisme Protein dan Asam amino.
1.2. Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai
berikut :
1. Untuk menjelaskan pengertian, sejarah penemuan, struktur molekul, sifat, fungsi, sumber,
dan klasifikasi dari Protein dan Asam amino.
2. Untuk menjelaskan bagaimana proses metabolisme Protein dan Asam amino di dalam
tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian tentang Protein
2.1.1 Pengertian Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer Asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Kebanyakan Protein merupakan enzim atau subunit enzim.
2.1.2 Sejarah Penemuan Protein
Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Namun yang
memperkenalkan istilah protein adalah Mulder, pada tahun 1830. Protein berasal dari bahasa
Yunani yaitu Protos yang berarti “yang paling utama”.
2.1.3 Struktur Molekul Protein
Molekul Protein mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan
kadang kala sulfur (S) serta fosfor (P).
2.1.4 Ciri – Ciri Protein
Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan, karena urutan asam amino
dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang terkandung dalam urutan basa dari bagian
yang bersangkutan dalam DNA yang mengarahkan biosintesis protein.
Tiap jenis protein ditandai ciri-cirinya oleh:
1. Susunan kimia yang khas
Setiap protein individual merupakan senyawa murni.
2. Bobot molekular yang khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot molekular yang sama.
Karena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun
aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi, perubahan-
perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu (Page, D.S. 1997)
2.1.5 Sifat – Sifat Protein
Protein mempunyai sifat-sifat yaitu :
1. Ionisasi
Yaitu apabila protein larut di dalam air akan membentuk ion positif dan ion negatif.
2. Denaturasi
Yaitu perubahan konformasi serta posisi protein sehingga aktivitasnya berkurang atau
kemampuannya menunjang aktivitas organ tertentu dalam tubuh hilang sehingga tubuh
mengalami keracunan.
3. Viskositas
Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul di dalam zat cair yang
mengalir.
4. Kristalisasi
Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan garam ammonium sulfat
atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada titik isoelektriknya.
5. Sistem koloid
Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase yaitu partikel kecil yang terdispersi dari
medium pendispersi atau pelarutnya.
Sifat- sifat suatu protein ditentukan oleh :
1. Macam asam amino yang terdapat dalam molekul protein.
2. Jumlah tiap macam asam amino itu.
3. Susunan asam amino dalam tiap molekul protein (Sediaoetama, 1991).
2.1.6 Fungsi dan Manfaat Protein
Menurut Aminah (2005) yang mengutip dari Marsetyo dan Kartasapoetra fungsi protein
di dalam tubuh yaitu :
B. Struktur Sekunder
Merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh ikatan hidrogen
antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah satu contoh
struktur sekunder adalah α-heliks dan β-pleated. Struktur ini memiliki segmen-segmen dalam
polipeptida yang terlilit atau terlipat secara berulang. (Campbell et al., 2009; Conn, 2008).
Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil pada suatu ikatan
peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada suatu ikatan peptida empat residu
asam amino di sepanjang rantai polipeptida (Murray et al, 2009). Pada struktur sekunder β-
pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida.
C. Struktur Tersier
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola struktur
sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai samping
(gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini merupakan konformasi tiga dimensi yang
mengacu pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur ini distabilkan oleh empat
macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan hidrofobik.
Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam amino yang memiliki
sifat hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak berikatan dengan
air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik secara umum akan berada di sisi permukaan
luar yang berikatan dengan air di sekelilingnya (Murray et al, 2009; Lehninger et al, 2004).
Gambar 4. Bentuk struktur tersier dari protein denitrificans cytochrome C550 pada
bakteri Paracoccus denitrificans (Timkovich and Dickerson, 1976).
D. Struktur Kuartener
Adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam ruang.
Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur tersier yang akan
membentuk protein kompleks yang fungsional. ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah
ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan
struktur kuarterner sering disebut juga dengan protein multimerik. Jika protein yang tersusun
dari dua sub-unit disebut dengan protein dimerik dan jika tersusun dari empat sub-unit disebut
dengan protein tetramerik (Lodish et al., 2003; Murray et al, 2009).
Motil
Protein kontraktil Aktin, Myosin
(mekanik)
No Nama Singkatan
1 Alanin (alanine) Ala
2 Arginin (arginine) Arg
3 Asparagin (asparagine) Asn
4 Asam aspartat (aspartic acid) Asp
5 Sistein (cystine) Cys
6 Glutamin (Glutamine) Gln
7 Asam glutamat (glutamic acid) Glu
8 Glisin (Glycine) Gly
9 Histidin (histidine) His
10 Isoleusin (isoleucine) Ile
11 Leusin (leucine) Leu
12 Lisin (Lysine) Lys
13 Metionin (methionine) Met
14 Fenilalanin (phenilalanine) Phe
15 Prolin (proline) Pro
16 Serin (Serine) Ser
17 Treonin (Threonine) Thr
18 Triptofan (Tryptophan) Trp
19 Tirosin (tyrosine) Tyr
20 Valin (valine) Val
1.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau manusia. Protein
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Fungsi dari protein adalah sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan
asam amino sebagai komponen protein. Proses metabolisme protein dimulai dari proses
pencernaan di mulut sampai di usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino.
Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah asam
amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk
protein (dengan menggunakan enzim). Semua proses tersebut dibantu oleh enzim.
Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam amino, yang
terbagi menjadi dua proses; deaminasi atau transaminasi. Deaminasi; proses pembuangan
gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea. Transaminasi; proses perubahan asam amino
menjadi asam keto. Banyaknya atau keadaan asam amino dalam darah tergantung pada
keseimbangan antara pembentukan asam amino dan pengunaannya. Jika asam amino yang
dibentuk banyak maka asam amino yang terdapat dalam darah juga banyak. Penyakit yang
ditimbulkan karena gangguan metabolisme protein adalah penyakit kurang energi dan protein,
diabetes mellitus dan diabetes insipidus.
DAFTAR PUSTAKA
http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/12/31/perubahan-pada-metabolisme-
protein-515152.html
http://www.diwarta.com/jenis-jenis-protein-serta-ciri-ciri-protein/811/
http://www.g-excess.com/34313/penggolongan-protein-dan-strukturnya/
http://www.psychologymania.com/2012/08/fungsi-protein-bagi-tubuh-manusia.html
http://nawa-shofa.blogspot.com/2012/03/sifat-sifat-protein.html