Anda di halaman 1dari 2

Benteng San Domingo Tamsui – Kilas Balik Jaman Penjajahan Di Taiwan

Fort San Domingo atau Benteng San Domingo adalah sebuah benteng peninggalan bangsa

Spanyol yang berada di daerah Tamsui. Sebuah distrik yang berjarak sekitar 40km diutara dari

ibukota Taiwan, Taipei. Benteng ini berdiri dengan megahnya diatas bukit dengan pemandangan

indah kearah sungai Tamsui dan Selat Taiwan.

Tamsui sendiri berada di tepi sungai Tamsui yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Selat

Taiwan atau disebut juga Selat Formosa. Sebuah selat selebar 180 km yang membentang dan

memisahkan China dengan pulau Taiwan.

Karena letak geografisnya yang sangat strategis, Tamsui pernah menjadi salah satu perlabuhan

terpenting di Taiwan. Bahkan Tamsui kerap menjadi ajang perebutan antara bangsa Spanyol dan

Perusahaan Hindia Timur Belanda atau VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie) pada

jaman kolonialisme di abad 17.

Sampai akhirnya pada tahun 1644, Belanda yang sudah lebih dahulu menguasai bagian tengah

Taiwan, berhasil mengusir bangsa Spanyol dari Tamsui. Beberapa peninggalan bangsa Spanyol,

Belanda, bahkan Inggris serta Dinasty Qing dari Tiongkok dapat ditemui di benteng ini.

Benteng ini didirikan pada tahun 1628 dan pada awalnya benteng ini terbuat dari kayu. Hanya

saja pada pertempuran melawan VOC di tahun 1642, benteng ini hancur. Perusahaan Hindia

Timur Belanda yang pada waktu itu berpusat di Batavia harus membangun ulang benteng ini

dan menamakannya ‘Fort Antonio’ atau Benteng Antonio.


Bangsa Belanda, dalam hal ini VOC, menamakan Taiwan sebagai “Dutch Formosa” atau

Formosa Belanda. Beberapa bagian Taiwan berada dalam kekuasaan VOC dari tahun 1624 –

1662. VOC menjajah Taiwan demi berdagang dengan Dinasti Ming dan Bangsa Jepang serta

untuk menghalangi perdagangan Portugis dan Spanyol and aktivitas kolonial di Asia Timur.

Saat Dinasti Qing menguasai Taiwan, mereka mengambil alih benteng ini di tahun 1724 dan

membuat tembok yang mengelilingi benteng ini, hanya saja saat ini hanya gerbang utama dari

tembok ini yang tersisa. Beberapa meriam peninggalan Dinasti Qing masih berdiri dengan

kokohnya di luar benteng.

Setelah Perang Candu berkecamuk, bangsa Inggris merebut benteng ini dari Dinasti Qing di abad

ke 19 dan mendirikan konsul perdagangan tidak jauh dari benteng. Bangsa Perancis juga pernah

mencoba merebut benteng ini dari tangan bangsa Inggris, namun kekuatan armada perang

Inggris berhasil memukul mundur pasukan Perancis.

Benteng San Domingo yang berusia hampir 400 tahun ini sekarang menjadi salah satu objek

wisata yang paling banyak dikunjungi oleh turis dari manca negara. Gaya arsitektur kuno khas

Eropa memberikan daya tarik tersendiri selain dari nilai sejarah yang terkandung didalamnya.

Benteng ini cukup mudah di kunjungi karena hanya berjarak kurang dari 2 kilometer dari stasiun

MRT Tamsui. Harga tiket masuk NTD 80 atau sekitar Rp 40.000 untuk umum, namun para

pelajar dapat memasuki benteng ini dengan gratis alias tidak dipungut biaya apapun.

Anda mungkin juga menyukai