Anda di halaman 1dari 13

KONGRUENSI BILANGAN BULAT

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Aljabar I
yang dibimbing oleh Dr.Suryo Widodo,M.Pd

Oleh :
KELAS IV-C
Kelompok X

RIZQA NUR IZZATI NPM.14.1.01.05.0084


LESTARI PUJI RAHAYU NPM. 14.1.01.05.0104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunianya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
tauladan dan panutan dalam kehidupan.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini hingga selesai.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang ada namun kami yakin dengan
segala kekurangan dan keterbatasan kami, maka didalamnya masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi penulisan, tata bahasa, dan penyusunan. Oleh karena itu, kritik,
saran dan sumbangan pemikiran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Kami juga
sangat berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita smua, baik kami
sebagai penulis pribadi pada khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.

Kediri, 1 Oktober 2017

Penulis
Pada Contoh 4 dari Bagian 1.7, kita mendefinisikan relasi "kongruensi modulo 4" pada
himpunan Z dari semua bilangan bulat, dan kami membuktikan hubungan ini sebagai relasi
ekivalen pada Z. Contoh itu merupakan kasus khusus dari kongruensi modulo n seperti yang
akan dibahas selanjutnya.

Definisi 2.20 Kongruensi Modulo n


Misalkan n bilangan bulat positif , n > 1. Untuk bilangan bulat x dan y, x kongruen
dengan y modulo n jika dan hanya jika x – y adalah kelipatan dari n. Dapat dituliskan

Ini menunjukkan x kongruen dengan y modulo n.


Jadi jika dan hanya jika n membagi x – y dan ini setara dengan x – y =
nq atau x = y + nq. Cara lain untuk menyatakan hubungan x dan y adalah diberikan sisa yang
sama saat masing-masing dibagi dengan n. Untuk menyatakan itu benar, misal
x = nq1 +r1 dengan 0
y = nq2 + r2 dengan 0
x – y = n(q1- q2)+( dengan 0
Jadi x- y adalah kelipatan n jika dan hanya jika , jika dan hanya jika
. Pada khususnya, setiap bilangan bulat x kongruen sisanya bila dibagi dengan n. ini berarti
setiap x kongruen dengan salah satu
0, 1, 2, …, n-1
Kongruen modulo n adalah hubungan ekuivalen pada bilangan bulat, fakta ini cukup
penting untuk dinyatakan sebagai sebuah teorema.

Teorema 2.21 hubungan ekuivalen


Relasi kongruensi modulo n adalah relasi ekivalen pada Z.

Bukti :
Kami akan menunjukkan bahwa kongruensi modulo n adalah (1) refleksif, (2) simetris, dan
(3) transitif. Misal n >1, dan x,y dan z sebarang bilangan bulat Z.
1. ketika x – x = (n)(0).
2.
untuk beberapa
dan -
3. dan
dan dimana q,k

dimana q +k

Seperti halnya relasi ekuivalen, kelas kesesuaian modulo n membentuk sebuah partisi
dari Z. artinya mereka memisahkan Z menjadi himpunan bagian yang saling lepas. Subset ini
disebut kelas kongruen atau kelas residu. Mengacu pada diskusi kami mengenai kongruensi
modulo n , dituliskan

Jika n =4, maka

Kelas kongruensi ini berhubungan dengan banyak contoh, dan kita akan lihat lebih
banyak lagi nanti.
Meskipun tentu bukan persamaan. Teorema berikutnya menegaskan
hal yang sama bilangan bulat dapat ditambahkan ke kedua anggota dan kedua anggota dapat
dikalikan dengan bilangan bulat yang sama.

Teorema 2.22 Sifat Penjumlahan dan Perkalian


Jika dan x adalah setiap bilangan bulat, maka
dan a .

Kita punya
Kongruensi modulo n juga memiliki sifat substitusi yang serupa dengan yang dimiliki
persamaan. Misalkan kita ingin menghitung hasil (25)(17)(mod 6). Karena
dan teorema berikut memungkinkan kita untuk menghitung hasil
(25)(17)(mod 6) sebagai (1)(5) dan bukan (25)(17)
.

Teorema 2.23 Sifat Substitusi


Misalkan maka dan

Bukti:

Tapi dan berarti berdasarkan


sifat transitif. Bukti biarkan sebagai latihan.
Contoh 1
Karena eksponensial hanya perkalian berulang , teorema 2.23 dapat digunakan untuk
menafsirkan pangkat modulo n. Pertimbangan 5823(mod 9). Karena maka
berdasarkan teorema 2.23 ,

Maka

Mudah untuk menunjukkan bahwa ada aturan kanslasi untuk kongruensi :


berarti . Ini tidak terjadi, bagaimanapun, dengan perkalian
tidak berarti . Sebagai contoh,
Penting untuk dicatat bahwa a =4 dan n
=30 adalah prima relative. Ketika a dan n cukup pokok diberlakukan, kita dapat
menggunakan aturan kanslasi untuk perkalian.

Teorema 2.24 Aturan Kanslasi


Jika , maka

Bukti:
Diasumsikan bahwa dan a dan n prima relative.

berdasarkan teorema 2.14

Kita dapat lihat bahwa sejalan untuk memanipulasi dengan bentuk persamaan. Dari sini
juga merupakan teknik mendapatkan penyelesaian persamaan kongruensi tipe tertentu.
Teknik dasar digunakan teorema 2.23 dan algoritma Euclidean. Penggunaan algoritma
Euclidean dijabarkan pada contoh 2.

Teorema 2.25 Kongruensi Linear


Jika a dan n bilangan prima relative, kongruensi memiliki penyelesaian
x bilangan bulat dan setiap dua penyelesaian bilangan bulat kongruen modulo n.

Bukti :
Karena a dan n adalah prima relative, ada bilangan bulat s dan t sedemikian hingga

Dengan demikian x= sb adalah penyelesaian dari . Untuk melengkapi


bukti tersebut, misalkan x dan y adalah bilangan bulat yang merupakan penyelesaian dari
. Kemudian kita memilki

Gunakan sifat simetris dan transitif kongruensi modulo n, kita dapat menyimpulkan
bahwa
Karena (a,n) = 1, kita mengharuskan berdasarkan teorema 2.24. oleh
karena itu, setiap dua penyelesaian bilangan bulat adalah kongruen modulo n.

Strategi
Kami mencatat bagian yang unik dari bukti tersebut mengharuskan bukannya
setiap dua penyelesaian untuk sistem sama melainkan kongruen modulo n. Jenis
bukti yang sama juga digunakan dalam teorema 2.26.

Contoh 2
Ketika (a,n)=1 , algoritma Euclidean dapat digunkan untuk mencari penyelesaian x dari
. Perhatikan kongruensi berikut

Kita pertama kali mendapatkan s dan t sedemikian hingga,

Dengan menerapkan Algoritma Euclidean, kita dapatkan

Menyelesaikan sisa yang tak nol,

Substitusi sisa tersebut, kita dapatkan

Kalikan persamaan dengan b =14 , kita dapatkan


Jadi x = -308 adalah penyelesaian. Bagaimanapun, setiap angka bilangan adalah
modulo 63 habis terbagi ketika dibagi dengan 63 dan,

Jadi x =7 juga merupakan penyelesaian, salah satu yang berada pada kisaran
.
Contoh sebelumnya menggambarkan teknik dasar untuk mendapatkan penyelesaian
dari dimana a dan n adalah prima relative, namun metode lain juga sangat
berguna. Beberapa diantaranya menggunakan teorema 2.23 dan 2.24. teorema 2.24 digunakan
untuk menghilangan factor c dari kedua sisi kongruensi, asalkan c dan n prima relative.
Artinya, c dapat dikanslasi dari untuk mendapatkan kongruensi ekuivalen
.
Contoh 3
Karena 2 dan 63 prima relative, factor s dari kedua sisi,

Dapat dikanslasi dari kedua sisi

Teorema 2.21 memungkinkan kita mengganti bilangan bulat tersebut dengan bilangan
bulat lainnya yang kongruen modulo n. Sekarang , dan hasil
substitusinya

Hilangkan factor 10 dari kedua sisi, kita dapatkan

Jadi kita dapat menentukan penyelesaiannya adalah x =7 jauh lebih mudah daripada
metode pada contoh 1. Namun, metode ini kurang sistematis, dan membutuhkan kecerdasan
lebih. Beberapa sistem kongruensi dapat diselesaikan dengan menggunakan teorema
berikutnya.

Teorema 2.26 Sistem Kongruensi


Misalkan m dan n prima relative dan a dan b bilangan bulat. Ada bilangan bulat x yang
memenuhi sistem kongruensi.

Selanjutnya, dua penyelesaian x dan y kongruen modulo mn.


Bukti:
Misalkan (m,n)=1
Misalkan x menjadi penyelesaian perta dalam sistem kongruensi tersebut

Jadi x≡a+mk untuk k bilangan bulat dan k harus sedemikian hingga

Karena (m,n) =1, teorema 2.25 menjamin adanya bilangan bulat seperti k dan
memenuhi sistem.
Sekarang misalkan y merupakan penyelesaian lain dari sistem kongruensi, artinya

Berdasarkan teorema 2.21

Dan

Maka

Berdasarkan latihan 10 pada bagian 2.4. jadi


Contoh 4
Karena (7,5)=1, kita gunakan teorema 2.26 untuk menyelesaikan sistem kongruensi

Atau
Jadi x= 5 +7(4) =33merupakan penyelesaian dari sistem dan
memberikan semua penyelesaian terhadap sistem
kongruensi tersebut.
Penjabaran teorema 2.26 teorema Chinese Remainder. Dalam teorema ini, kita
gunakan istilah “Pairwise Relatively Prime” yang berarti setiap pasangan bilangan bulat ni
dan nj untuk semua prima relative.

Teorema 2.27 Teorema Chinese Remainder


Misalkan n1, n2, …, nm berpasangan prima relative. Dimana ada bilangan bulat x yang
memenuhi sistem kongruensi.

Selanjutnya, setiap dua penyelesaian x dan y adalah kongruen modulo


Bukti teorema Chinese Remainder diminta dalam latihan dan kami gambarkan tekniknya
pada contoh berikut.
Contoh 5
Perhatikan sistem kongruensi berikut

Contoh 4 menunjukkan bahwa merupakan penyelesaian dari 2


kongruensi pertama. Pasangkan kongruensi tersebut dengan yang ketiga
dalam sistem diberikan

Jadi dengan diberikan


Jadi merupakan penyelesaian pertama dari kongruensi sistem
ketiga. Pasangkan dengan yang terakhir diberikan sistem

Jadi untuk beberapa bilangan bulat k dari kongruensi sistem kedua


diberikan

Jadi merupakan penyelesaian dari sitem aslinya


Contoh –contoh Soal:
1. Sederhanakanlah 120 ≡ 168 ( mod 24 )
Jawab :
5.24 ≡ 7.25 ( mod 24 ), karena (24, 24) =24 maka 5 ≡ 7 ( mod 1 )
2. Tunjukkan bahwa 220 dibagi 7 sisanya 4
Jawab :
8 – 1 = kel. 7
8 ≡ 1 ( mod 7)
23 ≡ 1 ( mod 7)
(23)6 ≡ (1)6 ( mod 7)
218 ≡ 1 ( mod 7)
218.22 ≡ 1.22 ( mod 7)
2.20 ≡ 4 ( mod 7) atau 2.20 - 4 = kel. 7 + 4
Jadi 2.20 dibagi 7 sisanya 4
3. Tentukan himpunan penyelesaian dari kongruensi linier 4x ≡ 5 (mod 6)
Jawab :
(4,6) = 2, dimana 2 bukan pembagi 5, maka persamaan kongruensi 4x ≡ 5 (mod 6) tak
mempunyai penyelesaian.
4. Carilah dua sebuah bilangan positif berurutan, yang bukan 3 dan 4, yang hasil baginya 12
lebih dari kelipatan 111.
Jawab : misalkan bilangan I = x , bilangan II = x + 1
x ( x + 1 ) ≡ 12 (mod 111)
x2 + x - 12 ≡ 0 (mod 111)
4x2 + 4x - 48 ≡ (mod 111)
4x2 + 4x + 1 ≡ 49 (mod 111)
( 2x + 1 )2 ≡ 49 (mod 111)
Misalkan y ≡ 2x +1 (mod 111)
y2 ≡ 49 (mod 111)
y ≡ ± 7 (mod 111)
 y ≡ 77 (mod 111) y ≡ -7 (mod 111)
2x + 1 ≡ 77 (mod 111) 2x + 1 ≡ -7 (mod 111)
x ≡ 3 (mod 111) 1 ≡ -4 (mod 111)
Jadi, bilangan I = k.111+3 Jadi, bilangan I = k.111 + 107
bilangan II = k.1111+4 bilangan II = k.111 + 108
Jadi, bilangan-bilangan yang memenuhi adalah 107 dan 108
DAFTAR PURTAKA
Gilbert, J and Linda G. 1984. Elements of Modern Algebra Seventh Edition. Prindle. Weber
&Schmidt: Boston.

Anda mungkin juga menyukai