MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Aljabar I
yang dibimbing oleh Dr.Suryo Widodo,M.Pd
Oleh :
KELAS IV-C
Kelompok X
Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunianya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
tauladan dan panutan dalam kehidupan.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini hingga selesai.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang ada namun kami yakin dengan
segala kekurangan dan keterbatasan kami, maka didalamnya masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi penulisan, tata bahasa, dan penyusunan. Oleh karena itu, kritik,
saran dan sumbangan pemikiran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Kami juga
sangat berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita smua, baik kami
sebagai penulis pribadi pada khususnya dan kepada pembaca pada umumnya.
Penulis
Pada Contoh 4 dari Bagian 1.7, kita mendefinisikan relasi "kongruensi modulo 4" pada
himpunan Z dari semua bilangan bulat, dan kami membuktikan hubungan ini sebagai relasi
ekivalen pada Z. Contoh itu merupakan kasus khusus dari kongruensi modulo n seperti yang
akan dibahas selanjutnya.
Bukti :
Kami akan menunjukkan bahwa kongruensi modulo n adalah (1) refleksif, (2) simetris, dan
(3) transitif. Misal n >1, dan x,y dan z sebarang bilangan bulat Z.
1. ketika x – x = (n)(0).
2.
untuk beberapa
dan -
3. dan
dan dimana q,k
dimana q +k
Seperti halnya relasi ekuivalen, kelas kesesuaian modulo n membentuk sebuah partisi
dari Z. artinya mereka memisahkan Z menjadi himpunan bagian yang saling lepas. Subset ini
disebut kelas kongruen atau kelas residu. Mengacu pada diskusi kami mengenai kongruensi
modulo n , dituliskan
Kelas kongruensi ini berhubungan dengan banyak contoh, dan kita akan lihat lebih
banyak lagi nanti.
Meskipun tentu bukan persamaan. Teorema berikutnya menegaskan
hal yang sama bilangan bulat dapat ditambahkan ke kedua anggota dan kedua anggota dapat
dikalikan dengan bilangan bulat yang sama.
Kita punya
Kongruensi modulo n juga memiliki sifat substitusi yang serupa dengan yang dimiliki
persamaan. Misalkan kita ingin menghitung hasil (25)(17)(mod 6). Karena
dan teorema berikut memungkinkan kita untuk menghitung hasil
(25)(17)(mod 6) sebagai (1)(5) dan bukan (25)(17)
.
Bukti:
Maka
Bukti:
Diasumsikan bahwa dan a dan n prima relative.
Kita dapat lihat bahwa sejalan untuk memanipulasi dengan bentuk persamaan. Dari sini
juga merupakan teknik mendapatkan penyelesaian persamaan kongruensi tipe tertentu.
Teknik dasar digunakan teorema 2.23 dan algoritma Euclidean. Penggunaan algoritma
Euclidean dijabarkan pada contoh 2.
Bukti :
Karena a dan n adalah prima relative, ada bilangan bulat s dan t sedemikian hingga
Gunakan sifat simetris dan transitif kongruensi modulo n, kita dapat menyimpulkan
bahwa
Karena (a,n) = 1, kita mengharuskan berdasarkan teorema 2.24. oleh
karena itu, setiap dua penyelesaian bilangan bulat adalah kongruen modulo n.
Strategi
Kami mencatat bagian yang unik dari bukti tersebut mengharuskan bukannya
setiap dua penyelesaian untuk sistem sama melainkan kongruen modulo n. Jenis
bukti yang sama juga digunakan dalam teorema 2.26.
Contoh 2
Ketika (a,n)=1 , algoritma Euclidean dapat digunkan untuk mencari penyelesaian x dari
. Perhatikan kongruensi berikut
Jadi x =7 juga merupakan penyelesaian, salah satu yang berada pada kisaran
.
Contoh sebelumnya menggambarkan teknik dasar untuk mendapatkan penyelesaian
dari dimana a dan n adalah prima relative, namun metode lain juga sangat
berguna. Beberapa diantaranya menggunakan teorema 2.23 dan 2.24. teorema 2.24 digunakan
untuk menghilangan factor c dari kedua sisi kongruensi, asalkan c dan n prima relative.
Artinya, c dapat dikanslasi dari untuk mendapatkan kongruensi ekuivalen
.
Contoh 3
Karena 2 dan 63 prima relative, factor s dari kedua sisi,
Teorema 2.21 memungkinkan kita mengganti bilangan bulat tersebut dengan bilangan
bulat lainnya yang kongruen modulo n. Sekarang , dan hasil
substitusinya
Jadi kita dapat menentukan penyelesaiannya adalah x =7 jauh lebih mudah daripada
metode pada contoh 1. Namun, metode ini kurang sistematis, dan membutuhkan kecerdasan
lebih. Beberapa sistem kongruensi dapat diselesaikan dengan menggunakan teorema
berikutnya.
Karena (m,n) =1, teorema 2.25 menjamin adanya bilangan bulat seperti k dan
memenuhi sistem.
Sekarang misalkan y merupakan penyelesaian lain dari sistem kongruensi, artinya
Dan
Maka
Atau
Jadi x= 5 +7(4) =33merupakan penyelesaian dari sistem dan
memberikan semua penyelesaian terhadap sistem
kongruensi tersebut.
Penjabaran teorema 2.26 teorema Chinese Remainder. Dalam teorema ini, kita
gunakan istilah “Pairwise Relatively Prime” yang berarti setiap pasangan bilangan bulat ni
dan nj untuk semua prima relative.