PEMERIKSAAN HBsAg
DISUSUN OLEH :
KELAS : 15 D
KELOMPOK V
NURHILALIYAH : 153145453144
SULPIA : 153145453154
JUMRIANI. S : 153145453135
DEWI ANDRIANI. M : 153145453127
ZULHAM : 153145453160
PENDAHULUAN
menyerang semua umur dan semua suku bangsa, bahkan dapat menimbulkan
menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit hati akut maupun kronis
(WHO, 2008).
Indonesia antara 3-20%. Hal ini berhubungan dengan penularan virus hepatitis
B secara vertikal dari ibu dengan HBsAg positif kepada bayi yang
terinfeksi sebelum usia 5 tahun dengan daya tular tertinggi pada usia 3-5
tahun 66,7%. Keadaan ini menjadi penting, semakin muda usia terinfeksi
negara yang sangat dihimbau oleh WHO untuk segera melaksanakan usaha
yaitu serologi dan Polymerase Chain Reaction (PCR). Uji serologi antara lain
Sedangkan untuk mendeteksi DNA virus dapat digunakan PCR (Lin et al.,
2008).
dengan mata. Tes ini sudah secara luas digunakan dalam mendiagnosis dan
HBsAg menggunakan rapid test ini adalah untuk mendeteksi kadar rendah
antigen target yang ada pada darah dengan pasien asimptomatik. Terdapat
beberapa jenis rapid test yang telah diakui keakuratannya, seperti Determine
HBsAg yang memiliki sensitifitas 98,92% dan spesifisitas 100%, serta DRW-
HBsAg yang memiliki sensitifitas 99,46% dan spesifisitas 99,2% (Lin et al.,
2008).
suatu substansi dalam cairan, biasanya berupa serum darah dengan melihat
reaksi antibodi terhadap antigennya. Metode CMIA merupakan salah satu tes
secara kuantitatif yang sama sensitifnya dengan tes asam nukleat untuk
kromotografi
melewati garis test (T), sehingga terjadi penjenuhan dan akan membentuk
konjugat yang berada pada garis kontrol (C), sehingga akan membentuk
TINJAUAN PUSTAKA
oleh virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus
perkembangan. Saat ini, telah ditemukan jenis-jenis virus hepatitis antara lain
Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari
2.2. Etiologi
hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus
dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah
hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam
cedera oleh fisik atau kimia, pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas
infeksi dan bukan infeksi. Hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi
sirosis (pengerasan hati), kanker hati dan komplikasi lainnya yang dapat
atau sakit kuning ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme,
organ hati (liver). Salah satu gejala penyakit hepatitis (hepatitis symptoms)
adalah timbulnya warna kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata.
bahkan semua bagian dari organ hati (liver). Jika semua bagian organ hati
(liver) telah mengalami kerusakan maka akan terjadi gagal hati (liver) yang
2.3. Patofisiologi
dan terbawa sampai ke hati. di sini agen infeksi menetap dan mengakibatkan
peradangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada
banyak dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada alkoholik.
pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba / palpasi hati.
Nyeri tekan dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak (Hardjoeno
2007 ).
Hepatitis viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan
akut. Klasifikasi hepatitis viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral
yang khas, hepatitis yang tak khas (asimtomatik), hepatitis viral akut yang
tipe B mempunyai masa inkubasi lama atau disebut dengan hepatitis serum
(Hardjoeno 2007 ).
Hepatitis akibat obat dan toksin dapat digolongkan ke dalam empat
(Hardjoeno 2007 ).
1. Obat anastesi.
2. Obat antibiotik.
3. Obat antiinflamasi.
5. Antituberkulosa.
6. Hormon-hormon.
7. Obat psikotropik.
1. Hepatitis kronik.
2. Hepatitis akut.
sickness.
suatu masa prodmoral kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu,
e. Hati dapat di palpasi dengan pinggiran yang lunak dan nyeri tekan
sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri pada otot, dan
lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya
anoreksia dan nausea dan kemudian ada panas badan ringan, ada
lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua,
Virus hepatitis B (VHB) adalah virus DNA, suatu prototif virus yang
berupa untaian tungaal (single stranded DNA) dan DNA polymerase endogen
dsDNA). Virion lengkap VHB terdiri atas suatu struktur berlapis ganda
dengan diameter keseluruhan 42 nm. Bagian inti sebelah dalam (inner core)
mengandung dsDNA dengan berat molekul 1.6X 106. Bagian envelop yang
bagian ini mempunyai sifat antigen berbeda dengan antigen core (HBcAg)
seseorang terhadap infeksi dengan VHB. Selain kedua jenis antigen di atas
antigen lain yang diketahui adalah HBeAg yang merupakan bagian integral
dari kapsid virion VHB. HBeAg dapat beredar bebas dalam darah atau
melalui kontak dalam darah, air mani dan cairan vagina yang terinfeksi atau
secara sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi
dan dapat menjurus. Gejalanya meliputi penyakit kuning, lemah, rasa sakit
transfusi.
2) Hemodialisa
besar.
a. Penyebaran peroral
mengandung HBsAg.
antigen ini dinamakan antigen Australia karena pertama kalinya diisolasi oleh
yang muncul di dalam serum dan mulai terdeteksi antara 1 sampai 12 minggu
6 bulan pasca infeksi sedangkan pada kasus kronis, HBsAg akan tetap
terdeteksi sampai lebih dari 6 bulan dan tidak adanya anti-HBc IgM.
penderita yang memiliki HBsAg positif adalah carrier, dan hasil uji dapat
unit transfusi darah, serta digunakan pada evaluasi terapi hepatitis B kronis.
yang diderita disebabkan oleh virus B atau superinfeksi dengan virus lain
menunjukkan infeksi virus hepatitis B akut. HBsAg positif dengan IgG anti
dengan replikasi aktif. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan anti-HBe
(Hardjoeno 2007 ).
Pemeriksaan HbsAg secara rutin dilakukan pada pendonor darah
transfusi sudah hampir tidak terdapat lagi berkat screening HbsAg pada darah
menurun, angka kejadian hepatitis B tetap tinggi. Hal ini terkait dengan
atau kontak seksual. Orang yang berisiko tinggi terkena infeksi hepatitis B
baru lahir yang tertular dari ibunya yang menderita hepatitis B (Kresno
boediana 2014).
yaitu:
dll).
- Skrining kehamilan
4. Anti HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B): terdiri dari 2
bulan.
2007 ).
2.8.1 Metode : HBsAg Test
a. Prinsip :
hasilnya valid.
b. Interprestasi hasil
dan C
kontrol (C)
a. Prinsip :
b. Interprestasi hasil.
a. Prinsip :
b. Interpretasi Hasil :
(COV).
Value (COV).
BAB III
METODELOGI KERJA
1. Cetrifuge.
2. Tabung reaksi.
3. Tourniquet.
4. Timer.
6. Masker.
1. Sampel serum.
2. Spuit.
1. Preparasi sampel
Keterangan :
2. Cara kerja:
sesingkat 1 menit.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
1.
Jenis Specimen Serum
2.
Kondisi Specimen Baik
3.
Kode Specimen Mr. M
4.
Merek KIT CIK
5.
No. Lot F 02 11KI
6.
Tanggal kadaluarsa 16/02/2016
7.
Metode Pemeriksaan Card
9.
Intrepretasi Hasil
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang dilakukan kali ini, diperoleh hasil negatif pada
garis yaitu pada area kontrol (C). Hal ini dikarenakan, spesimen tidak
mengandung antigen HBs, maka tidak terbentuk kompleks Ag-Ab pada area test
(T) sehingga tidak menghasilkan warna. Sedangkan, pada area kontrol (C)
terbentuk warna dikarenakan antibodi bebas yang akan berikatan dengan antigen
konjugat yang berada pada area kontrol (C) dan akan terbentuk warna yang
mengindikasikan konjugat berfungsi dengan baik atau hasil uji dapat dikeluarkan
(valid).
Terbentuknya garis warna akan terlihat di permukaan pada area test (T), jika
terdapat antigen yang cukup terhadap resiko HBV (Hepatitis B Virus) dalam
sampel. Jika antigen terhadap resiko HBV tidak ada atau ada namun pada tingkat
yang sangat rendah dalam sampel, maka tidak akan ada warna yang muncul dalam
garis test (T). Adanya HBsAg dapat dideteksi karena antigen dari sampel serum
atau plasma akan berikatan dengan antibodi rekombinan virus Hepatitis B yang
menghasilkan garis berwarna pada daerah garis uji apa bila hasilnya positif.
Pada patofisiloginya sendiri, sel hati manusia merupakan target organ bagi
membran sel hepar kemudian mengalami penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar.
Virus melepaskan mantelnya di sitoplasma, sehingga melepaskan nukleokapsid.
Selanjutnya nukleokapsid akan menembus sel dinding hati. Asam nukleat VHB
akan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel pada. DNA hospes dan
memerintahkan sel hati untuk membentuk protein bagi virus baru. Virus Hepatitis
Kurniawaty, 2013).
dan terdeteksi sampai waktu yang tidak terbatas sesudahnya. Karena terdapat
variasi dalam waktu timbulnya anti-HBs, kadang terdapat suatu tenggang waktu
(window period) beberapa minggu, bulan atau tahun lebih yang memisahkan
dapat menjadi bukti serologik pada infeksi virus Hepatitis B. Anti- HBc sendiri
merupakan antibodi terhadap antigen core yang terdapat pada sel hati. Dikenal 2
macam anti-HBc yaitu anti-HBc IgM dan anti-HBc total. Untuk mengetahui
adanya infeksi virus hepatitis B bila HBsAg dan anti-HBs negatif, perlu dilakukan
dideteksi dalam serum manusia sekitar 2 minggu sampai 2 bulan sebelum ada
dimana sampel yang digunakan merupakan sampel serum atau plasma. Specimen
ELISA dengan kemampuan deteksi yang lebih sensitif. Interpretasi hasil dari
nilai konsentrasi <0,05 IU/mL dan reaktif jika spesimen dengan nilai konsentrasi
>0,05 IU/mL. Sampel nonreaktif menandakan negatif untuk HBsAg dan tidak
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada sampel darah dengan metode rapid test
dan prinsip imunokromatografi assay, dapat disimpulkan bahwa hasil yang
diperoleh negatif (-).
DAFTAR PUSTAKA
Ahn SH, Lee JM. 2011. Quantification of HBsAg: Basic virology for clinical
practice. World J Gastroenterol. 17(3):283-89.
Asdie AH, dkk. 2012. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke-
13. Jakarta: EGC.
Hardjoeno UL. 2007. Kapita selekta hepatitis virus dan enterprestasi hasil
laboratorium. Makassar. : Cahaya dinan rucitra. : Hlm 5-14.