Ruhyana
SDN Sabagi Kecamatan Sumedang, Kabupaten Sumedang
E-Mail: ruhyana@yahoo.com
Abstract
This article is an analysis of the test results about mathematical problem solving
6th grade elementary school students. The analysis aimed to find out the kinds of
difficulties, causes difficulties, and how the handling of student difficulties in
solving mathematical problems. From the analysis, teachers are expected to be
able to anticipate what factors can make obstacles for students to work on the
problems of mathematical problem solving.
Abstrak
Artikel ini merupakan analisis terhadap hasil test soal pemecahan masalah
matematika siswa kelas 6 sekolah dasar. Analisis yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui jenis-jenis kesulitan, faktor penyebab kesulitan, dan bagaimana
penanganan terhadap kesulitan siswa dalam pemecahan masalah matematika. Dari
hasil analisis tersebut, diharapkan guru mampu mengantisipasi faktor apa saja
yang dapat menjadikan hambatan bagi siswa dalam mengerjakan soal pemecahan
masalah matematika.
106
Ruhyana, 107
Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika
baginya, bila ia ada niat untuk kepada anak dan anak itu
menyelesaikannya. langsung dapat menyelesaikan
masalah tersebut dengan benar,
Lebih spesifik Sumarmo et al., namun soal tersebut tidak dapat
(1994) mengartikan pemecahan dikatakan sebagai masalah.
masalah sebagai kegiatan Untuk dapat memahami suatu
menyelesaikan soal cerita, masalah yang harus dilakukan
menyelesaikan soal yang tidak rutin, adalah pahami bahasa atau istilah
mengaplikasikan matematika dalam yang digunakan dalam masalah
kehidupan sehari-hari atau keadaan tersebut, merumuskan apa yang
lain, dan membuktikan atau diketahui, apa yang ditanyakan,
menciptakan atau menguji konjektur. apakah informasi yang diperoleh
Berdasarkan pengertian yang cukup, kondisi/syarat apa saja
dikemukakan Sumarmo tersebut, yang harus terpenuhi, nyatakan
dalam pemecahan masalah atau tuliskan masalah dalam
matematika tampak adanya kegiatan bentuk yang lebih operasional
pengembangan daya matematika sehingga mempermudah untuk
(mathematical power) terhadap dipecahkan. Kemampuan dalam
siswa. menyelesaikan suatu masalah
dapat diperoleh dengan rutin
Menurut Polya (1985) dalam menyelesaikan masalah.
bukunya yang berjudul how to solve Berdasarkan hasil dari banyak
it, untuk menemukan solusi dari penelitian, anak yang rutin dalam
sebuah masalah, maka diperlukan latihan pemecahan masalah akan
strategi. Strategi itu disebut strategi memiliki nilai tes pemecahan
heuristik. Heuristik adalah suatu masalah yang lebih tinggi
langkah-langkah umum yang dibandingkan dengan anak yang
memandu pemecah masalah dalam jarang berlatih mengerjakan soal-
menemukan solusi masalah. Langkah soal pemecahan masalah. Selain
tersebut terbagi menjadi 4 tahapan itu, ketertarikan dalam
yaitu memahami masalah, menghadapi tantangan dan
perencanaan penyelesaian masalah, kemauan untuk menyelesaikan
melaksanakan perencanaan masalah merupakan modal utama
penyelesaian, dan melihat kembali. dalam pemecahan masalah.
b. Perencanaan Penyelesaian
a. Memahami Masalah Masalah
Pelajar seringkali gagal dalam Memilih rencana pemecahan
menyelesaikan masalah karena masalah yang sesuai bergantung
semata-mata mereka tidak dari seberapa sering pengelaman
memahami masalah yang kita
dihadapinya. Atau mungkin menyelesaikan masalah
ketika suatu masalah diberikan sebelumnya. Semakin sering kita
Ruhyana, 110
Analisis Kesulitan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika
3
yang ada di kehidupan siswa dan b. Banyak kelereng putih = 2
memberikan siswa kebebasan untuk x 126 = 189 kelereng.
berdiskusi mengenai masalah-
Jawaban yang muncul dari siswa:
masalah proporsional dan bukan
proporsional. Dan yang paling
penting adalah menghindari
pembelajaran prosedural dimana
guru menyajikan algoritma
penyelesaian masalah di awal dan
menjelaskan secara verbal contoh
bagaimana cara mengerjakannya
Gambar 9. Contoh kesalahan jawaban
tanpa disertai media apapun. siswa pada nomor 4
Kegiatan ini jelas akan membunuh
semangat siswa dalam berekslporasi
mencari pengetahuannya sendiri.
Membiasakan siswa memecahkan
masalah dengan jalan pintas tanpa
disertai proses berpikir hanya akan Gambar 10. Contoh kesalahan
menyebabkan kemampuan logika jawaban siswa pada nomor 4
proporsional menjadi tidak
berkembang (Walle, 2007).
Soal nomor 4