Anda di halaman 1dari 16

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

“Pegadaian”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
serta sebagai bahan presentasi

Disusun Oleh :

1. Yoganita Rahmadani 15803241009


2. Agnes Widyaningrum 15803241011
3. Gitta Permata Widyani 15803241012
4. Solikhah 15803244004

Kelas Pendidikan Akuntansi U 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................4
C. Tujuan ..........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................................6
A. Pengertian Pegadaian ...................................................................................................................6
B. Sejarah Pegadaian ........................................................................................................................6
C. Struktur Pimpinan dalam Pegadaian ............................................................................................7
D. Kegiatan Usaha dalam Pegadaian ................................................................................................7
1. Penghimpunan Dana ................................................................................................................7
2. Penggunaan Dana .....................................................................................................................8
3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian ...........................................................................................8
E. Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai .................................................................................9
F. Manfaat Pegadaian .................................................................................................................... 13
G. Pegadaian Syariah ..................................................................................................................... 14
BAB III PENUTUP............................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSATAKA ........................................................................................................................ 16

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT Yang Maha Ilmu karena telah
memberikan petunjuk kepada penyusun dalam melakukan penyusunan makalah Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya dengan sub tema Pegadaian. Shalawat senantiasa kami lantunkan
untuk beliau nabi Muhammad SAW yang telah membukakan pintu kegelapan menuju cahaya
terang benderang. Berkat perjuangannyalah, kami bisa belajar sampai detik ini.

Makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya ini berisi pembahasan tentang salah satu
lembaga keuangan non bank, yaitu pegadaian. Mulai dari pengertian, sejarah, pimpinan,
kegiatan usaha, proses pinjaman atas dasar hukum gadai, manfaat, dan sedikit tentang
pegadaian syariah kami sajikan dalam makalah ini. Selain berisi teori-teori yang kami peroleh
dari beberapa buku literatur, makalah ini juga berisi praktik nyata dari sebuah kantor pegadaian
yang terletak di Jalan Menteri Supeno yang telah kami survey pada hari Rabu, 9 November
2016 lalu.

Atas terselesaikannya penyusunan makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dengan sub
tema Pegadaian ini, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada

1. Ibu Rr. Indah Mustikawati, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya yang telah membimbing kami;
2. Ibu Lis dari kantor pegadaian yang telah berkenan membagikan ilmunya dalam praktik
pegadaian;
3. Teman-teman satu tim yang sudah bekerjasama dengan baik; dan
4. Seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Kami berharap dengan adanya makalah tentang pegadaian ini mampu memberikan
pengetahuan baru bagi para pembaca, bukan sekedar teori tetapi juga praktik di lapangan.

Apabila dalam penyusunan makalah ini ada kata-kata dan tata penulisan yang kurang tepat,
kami mohon pembaca memberikan saran agar kami bisa memperbaiki di kemudian hari.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Yogyakarta, 14 November 2016

Penyusun
iii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berawal dari adanya mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, kami
terinspirasi untuk menyusun makalah ini dengan sub tema “Pegadaian” sesuai dengan
pembagian dari dosen. Pegadaian yang terkenal dengan tag line nya ‘Mengatasi masalah
tanpa masalah’ merupakan lembaga keuangan non bank yang sudah menjamur di
Indonesia. Lembaga ini juga berperan dalam mengatasi masalah keuangan yang ada di
masyarakat.

Namun, karena sifat kekurangtahuan kami dalam masalah pegadaian, lembaga ini
jarang kami gunakan sebagai referensi masalah keuangan. Mengingat, saat ini bank
sudah banyak berdiri dan perum pegadaian sedikit terlupakan. Oleh sebab itulah, kami
ingin mengulas lebih dalam mengenai pegadaian.

B. Rumusan Masalah
Berikut adalah beberapa rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah Bank
dan Lembaga Keuangan Lainnya ini.

1. Apa pengertian pegadaian ?


2. Bagaimana sejarah atau awal mula adanya pegadaian ?
3. Bagaimana struktur pimpinan yang ada di perum pegadaian ?
4. Apa saja kegiatan usaha yang dilakukan di pegadaian ?
5. Bagaimana proses pinjaman atas dasar hukum gadai ?
6. Apa manfaat dari pegadaian ?
7. Bagaimana dengan pegadaian syariah ?

C. Tujuan
Setelah dilakukan pembahasan dalam makalah ini, kami berharap pembaca mampu
untuk :

1. Memahami pengertian pegadaian


2. Mengetahui sejarah pegadaian
3. Mengetahui struktur pimpinan yang ada di perum pegadaian
4. Menjelaskan kegiatan usaha yang dilakukan pegadaian
5. Memahami proses pinjaman atas dasar hukum gadai
6. Mengetahui manfaat dari pegadaian
7. Memahami proses gadai dalam pegadaian syariah.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pegadaian
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah hak yang
diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang
bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang
mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk
menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila
pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.1

Dengan bahasa mudahnya, gadai merupakan proses meminjam dana oleh seseorang
kepada sebuah lembaga (perum pegadaian) dengan memberikan jaminan berupa barang
bergerak, seperti BPKB sepeda motor, mobil, dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Kashmir dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
(2008 : 262), secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan
barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan
barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah
dengan lembaga gadai. Beliau juga menyimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :

1. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan


2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan
3. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.

B. Sejarah Pegadaian
Perkembangan lembaga pegadaian dimulai dari Eropa, yaitu negara-negara Italia,
Inggris, dan Belanda. Pengenalan usaha pegadaian di Indonesia diawali pada masa awal
masuknya kolonial Belanda, yaitu sekitar akhir abad ke-19, oleh sebuah bank yang
bernama Bank Van Lening.2

Pada zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih usaha Dinas
Pegadaian dan mengubah status pegadaian menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian
berdasarkan Undang-Undang No 19 Prp. 1990. Perkembangan selanjutnya pada tanggal

1
Bank dan Lembaga Keuangan Lain karya Sigit Triandaru dan Totok Budi Santoso, 2006, hal. 212
2
Ibid. Hal 213
6
11 Maret 1969 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 7 Tahun 1969 PN Pegadaian
berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan). Kemudian pada tanggal 10 April 1990
Perjan Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian. (Kasmir,
2008)

C. Struktur Pimpinan dalam Pegadaian


Kegiatan usaha perum pegadaian dipimpin oleh sebuah dewan direksi yang terdiri dari
seorang direktur utama dan beberapa direktur. Masa jabatan dari masing-masing
anggota dewan direksi adalah 5 (lima) tahun, dan setelah masa jabatan tersebut berakhir
yang bersangkutan dapat diangkat kembali. Di samping dewan direksi yang bertugas
menjalankan dan mengelola kegioatan usaha, Perum pegadaian juga mempunyai sebuah
dewan pengawas yang fungsi utamanya adalah untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan
usaha Perum pegadaian agar selalu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat
merealisasikan misinya untuk membantu masyarakat dalam bidang pendanaan atas
dasar hukum gadai. Dewan juga bertanggung jawab untuk mengawasi pengelolaan
keuangan Perum Pegadaian agar badan usaha ini tidak mengalami kerugian yang dapat
memberatkan keuangan negara. Anggota dewan direksi dan dewan pengawas diangkat
dan diberhentikan oleh presiden atas usul Menteri Keuangan. Dalam pelaksanaan tugas
yang berkaitan dengan Perum Pegadaian, Menteri Keuangan dibantu oleh sebuah
Direktorat Jenderal. (Triandaru & Santoso, 2006)

D. Kegiatan Usaha dalam Pegadaian


Kegiatan usaha Perum Pegadaian dapat diklasifikasikan menjadi tiga, antara lain :

1. Penghimpunan Dana
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya
berasal dari :

a. Pinjaman jangka pendek dari perbankan


Dana jangka pendek sebagian besar adalah dalam bentuk ini (sekitar 80% dari
total dana jangka pendek yang dihimpun)
b. Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya (utang kepada rekanan, utang kepada
nasabah, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di
muka, dan lain-lain)
c. Penerbitan obligasi
Sampai dengan tahun 1994, Perum Pegadaian sudah 2 kali menerbitkan obligasi
yang jangka waktunya masing-masing 5 tahun. Penerbitan pertama adalah pada

7
tahun 1993 sebesar Rp 25 miliar dan penerbitanyang kedua kalinya adalah pada
tahun 1994 juga sebesar Rp 25 miliar, sehingga sampai dengan tahun 1994 total
nilai obligasi yang telah diterbitkan adalah Rp 50 miiliar.
d. Modal sendiri
Modal sendiri yang dimiliki Perum Pegadaian terdiri dari :
i) Modal awal ; kekayaan negara di luar APBN sebesar Rp 205 miliar
ii) Penyertaan modal pemerintah
iii) Laba ditahan : laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak
perusahaan pegadaian ini berdiri pada masa Hindia Belanda.

2. Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan
usaha Perum Pegadaian, di antaranya adalah :

a. Uang kas dan dana likuid lain


b. Pembelian dan pengadaan berbagai bentuk aktiva tetap dan inventaris
c. Pendanaan kegiatan operasional
d. Penyaluran dana
e. Investasi lain.

3. Produk dan Jasa Perum Pegadaian


Berikut adalah beberapa produk dan jasa yang disediakan oleh Perum Pegadaian.

a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai


Jumlah atau nilai pinjaman yang diberikan masing-masing peminjam sangat
dipengaruhi opleh nilai barang bergerak yang akan digadaikan. Pinjaman ini
pada dasarnya adalah kredit jangka pendek dengan memberikan pinjaman uang
tunai dari Rp 10.000 hingga Rp 20.000.000 dengan jaminanbenda bergerak
(perhiasan emas, alat rumah tangga, kendaraan, barang elektronik, dan
sebagainya) dengan prosedur mudah dan layanan cepat.
b. Penaksiran nilai barang
Jasa ini diberikan oleh perum pegadaian karena perusahaan ini mempunyai
peralatan penaksir serta petugas-petugas yang sudah berpengalaman dan
terlatih dalam menaksir nilai suatu barang yang akan digadaikan. Atas jasa
penaksiran yang diberikan, perum pegadaian memperoleh penerimaan dari
pemilik barang berupa ongkos penaksiran.
c. Penitipan barang

8
Perum pegadaian dapat menyelenggarakan jasa tersebut karena perusahaan ini
mempunyai
d. Jasa lain
i. Penjualan koin emas ONH, yaitu emas yang berbentuk koin yang bisa
digunakan untuk tujuan persiapan dana pergi haji bagi pembelinya.
ii. Krasida yaitu Kredit Angsuran Sistem Gadai yang diberikan kepada para
pengusaha mikro dan kecil (dalam rangka mengembangkan usaha) atas
dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui
angsuran.
iii. Kreasi yaitu Kredit Angsuran Fidusia, pinjaman kepada para pengusaha
mikro dan kecil (dalam rangka pengembangan usaha) dengan konstruksi
penjaminan secara fidusia dan pengembalian pinjamannya dilakukan
melalui angsuran.
iv. Kresna atau Kredit Serba Guna merupakan pemberian pinjaman kepada
pegawai / karyawan dalam rangka kegiatan produktif/konsumtif dengan
pengembalian secara angsuran..
v. Galeri 24 yaitu toko emas yang khusus merancang desain dan menjual
perhiasan emas dengan sertifikat

E. Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai

1. Macam-macam Barang yang Dapat Digadaikan


Barang-barang yang dapat digadaikan meliputi :
a. Barang perhiasan
Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan batu mulia.
b. Kendaraan
Mobil, sepeda motor, sepedda, dan lain-lain
c. Barang elektronik
Kamera, refrigerator, freezer, radio, tape recorder, video player, televisi, dan
lain-lain.
d. Barang rumah tangga
Perlengkapan dapur, perlengkapan makan, dan lain-lain.
e. Mesin-mesin
f. Tekstil
g. Barang lain yang dianggap bernilai oleh Perum pegadaian.

9
Berikut adalah contoh formulir yang digunakan untuk menggadaikan barang di
Perum Pegadaian.

10
2. Cara Penaksiran
Megingat besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada nilai barnag yang akan
digadaikan, maka barang yang diterima dari calon peminjam terklebvih dulu harus
ditaksir nilainya oleh petugas penaksir. Petugas penaksir adalah orang-orang yang
sudah mendapatkan pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan
penaksiran barang-barang yang akan digadaikan. Pedoman penaksiran yang
dikelompokkan atas dasar jenis barangnya adalah sebagai berikut :
a. Barang kantong
Emas
i) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran
logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk
keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga
yang terjadi
ii) Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat
iii) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran

Permata

11
i) Petugas penaksir melihat standar taksiran permata yang telah ditetapakan
oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan
pasarpermata yang ada
ii) Petugas penaksir melakukan pengujian kualitas dan berat permata
iii) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.
b. Barang Gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain-lain)
i) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang.
Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan
dengan perkembangan harga yang terjadi.
ii) Petugas penaksir menentukan nilai taksiran
3. Pemberian Pinjaman
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya
pinjaman yang diberikan. Setelah nilai taksiran ditentukan, maka petugas
menentukan jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang
pinjaman ini juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran, dan
persentase ini juga telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian berdasarkan golongan
yang besarnya berkisar antara 80-90%.

4. Pelunasan
Nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu tanggal
jatuh tempo. Pelunasan pinjaman besesrta sewa modalnya (bunga) dibayarakan
langsung ke kasir disertai surat gadai.Setelah adanya pelunasan atau penebusan yang
disertai pemenuhan kewajiban nasabah yang lain, nasabah dapat mengambil
kembali barang yang digadaikan.
5. Pelelangan
Pelelangan adalah penjualan barang yang digadai, dilakukan oleh Perum pegadaian
pada saat yang telah ditentukan di muka apabila hal-hal berikut ini terjadi :
a. Pada saat pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa menebus barang
yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya karena berbagai alasan, dan
b. Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak memperpanjang
batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan.

Hasil pelelangan barang akan digunakan untuk melunasi seluruh kewajiban nasabh
berupa :

a. Pokok pinjaman
12
b. Sewa modal atau bunga
c. Biaya lelang.

F. Manfaat Pegadaian
Keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan
lainnya adalah :

1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga. Hal
ini disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit;
2. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk
memenuhinya;
3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa aja,
jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.3

Selain keuntungan tersebut, manfaat yang bisa diperoleh nasabah adalah :

1. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya;
2. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan
kepada nasabahnya adalah :

1. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam
dana;
2. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah pemeroleh
jasa tertentu dari Perum Pegadaian;
3. Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai suatu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat
yang memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
4. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh Perum
Pegadaian digunakan untuk :
a. Dana pembangunan semesta (55%)
b. Cadangan umum (20%)
c. Cadangan tujuan (5%)
d. Dana sosial (20%). (Triandaru & Santoso, 2006)

3
Lihat Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya karya Kasmir, S.E., M.M., 2008, hal 265
13
G. Pegadaian Syariah
Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti :

a. Tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba


b. Menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan
c. Melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi hasil.

Pegadaian syariah atau biasa dikenal dengan istilah rahn, dalam pengoperasiannya
menggunakan metode Fee Based Income (FBI) atau mudharabah (bagi hasil). Sebagai
penerima gadai atau disebut Mutahim, penggadai akan mendapatkan Surat Bukti Rahn
(Gadai) berikut dengan akad pinjam-meminjam yang disebut akad gadai syariah dan
akad sewa tempat (ijarah). Dalam akad gadai syariah disebutkan bila jangka waktu akad
tidak diperpanjang maka penggadai menyetujui agunan (marhun) miliknya dijual oleh
murtahin guna melunasi pinjaman. Sedangkan akad sewa tempat (ijarah) merupakan
kesepakatan antara penggadai dengan penerima gadai untuk menyewa tempat untuk
penyimpanan dan penerima gadai akan mengenakan jasa simpan.

14
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak. Dengan menggadaikan barang-barang beergerak seperti kendaraan, mesin,
peralatan rumah tangga, dll dengan prosedur yang telah ditentukan kita bisa
mendapatkan pinjaman jangka pendek dari perum pegadaian dengan mudah.

Prosedur peminjaman meliputi :

a. Penggadaian barang
b. Penaksiran oleh petugas penaksiran
c. Pemberian pinjaman oleh perum pegadaian
d. Pelunasan oleh nasabah
e. Pelelangan barang yang digadaikan apabila nasabah tidak melakukan pelunasan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, S. M. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada.
Triandaru, S., & Santoso, T. B. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai